MODUL PERKULIAHAN ETIK UMB Mengenali Potensi Diri Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 02 900004 Islahulben, SE., MM Abstract Kompetensi Mengenal potensi diri agar dapat menjalankan hidup bermakna Mahasiswa mampu mengidentifikasi potensi diri
14
Embed
MODUL PERKULIAHAN ETIK UMB - modul.mercubuana.ac.id-+Etik...MODUL PERKULIAHAN ETIK UMB Mengenali Potensi Diri Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MODUL PERKULIAHAN
ETIK UMB
Mengenali Potensi Diri
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis Manajemen
02 900004 Islahulben, SE., MM
Abstract Kompetensi
Mengenal potensi diri agar dapat menjalankan hidup bermakna
Mahasiswa mampu mengidentifikasi potensi diri
2015 2 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id
Mengenali Potensi Diri
2.1 Pendahuluan
Kesuksesan tidak akan datang melalui angan-angan. Kita harus menentukan tujuan dan
menusliskannya agar waktu dan energi yang kita miliki dapat diarahkan untuk mencapai apa
yang diinginkan dalam hidup. Dengan cara ini, kiat akan dapat bangun pagi setiap hari
dengan tujuan yang sma dan dapat bekerja keras untuk meralisasikan tujuan tersebut.
Tujuan tersebut harus terukur agar memungkinkan bagi kita untuk mengetahui sudah
seberapa jauh kita melangkah mendekati tujuan tersebut.Penilaian tersebut sangat penting
dalam menetapkan tujuan selanjutnya yang lebih tinggi.
Sukses adalah mengetahui potensi apa yang tersedia dan menggunakannya sebaik
mungkin. Bayangkan kebesaran yang dapat dimiliki jika kita dapat mengeksplorasi dan
menemukan potensi yang kita miliki secara penuh.
Bagaimana cara mengeluarkan potensi yang dimiliki ?
Cari dalam hati dan buatlah daftar apa yang kamu suka dan tidak kamu suka, ketrampilan,
bakat, keinginan, bahkan keunikan anda. Informasi ini akan membantu anda mempersempit
cakupan pilihan pekerjaan anda.
2.2 Karir, Passion(hasrat) dan Pekerjaan
2.2.1 Karir
Menurut Gibson (1995:305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku
yang berkaitan dengan pengalaman dan akt ivitas kerja selama rentang
waktu kehidupan seseorang dan rangkaian akt ivitas kerja yang terus
berkelanjutan
2.2.2 Passion(hasrat )
adalah segala hal yang kita sukai atau minati sedemikian rupa sehingga tidak
terpikir untuk tidak melakukannya. Passion adalah segala macam wujud keunikan,
keistimewaan yang kita miliki dan rasakan (Suhardono, 2012)
2.2.3 Pekerjaan
2.2.4 Adalah sekumpulan kedudukan (posisi) yang memilik i persamaan
kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan,
satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang atau beberapa orang
yang tersebar di berbagai tempat
2.3 Mengapa Kita Harus Mengenal Diri?
Dalam pergaulan kerap ditemui orang yang persepsi tentang dirinya sendiri tidak klop
dengan kenyataan. Tapi umumnya orang mengatakan, saya paham betul siapa
2015 3 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id
dirinya. Semakin tua orang diharapkan semakin matang. Bisa diibaratkan seperti bawang,
yang terkelupas kulitnya satu per satu, sehingga tidak perlu membentengi dirinya dengan
segala macam kebohongan atau kepura-puraan. Ia tak perlu topeng, sehingga hidupnya
lebih enak, lebih ringan, karena menjadi diri sendiri.
Tapi tidak demikian dengan Bu Intan. Ia tak pernah menampilkan diri apa adanya. Wanita
pintar berambut lebat ini lebih suka menarik diri dari pergaulan karena tidak bisa berbahasa
Inggris. “Dibanding teman-teman, saya bukan apa-apa,” katanya. Ia minder, merasa dirinya
tidak pantas diperhitungkan dan tempatnya di belakang, karena tidak pernah bisa
berkomunikasi jika ada tamu bule. Maka Bu Intan selalu menyingkir atau pura-pura sakit jika
harus bertemu orang dari negara lain.
Padahal teman-temannya tidak pernah menganggapnya remeh. Bu Intan bahkan sangat
disukai dan dihormati, karena ia orang yang paling teliti dalam pekerjaan. Ia juga pendengar
yang baik, sehingga menjadi tempat curhat teman-temannya.
Sayangnya hal-hal positif itu tidak dianggapnya penting, dan dia lebih menampilkan dirinya
sebagai orang yang nilainya lebih rendah. Padahal, banyak orang lain yang tidak bisa
bahasa Inggris tetap sukses dalam pekerjaan dan pergaulan.
Ini berkebalikan dengan Pak Badu, sebutlah begitu. Anak muda yang belum lama masuk
dunia politik ini, menilai dirinya terlalu besar. Dengan posisi politik dan kedudukannya
sebagai anggota DPR, ia mengira bisa mengatur negara dan menentukan ini itu seperti
yang diinginkannya. Di hadapan rekan-rekannya dalam suatu acara reuni misalnya, dia bisa
berkata, “Oh, gampang itu. Saya akan atur nanti supaya si Itu dilepaskan dari kabinet dan
diganti dengan si Ini.”
Dalam acara dengar pendapat dengan seorang penegak hukum yang reputasi, integritas,
dan moralnya sangat bagus dia berkata, “Saya ingin menguji Saudara….,” atau bahkan,
“Saya ingin menasihati Saudara….”
Mendengar itu semua, teman yang mengenal Pak Badu terheran-heran. “Dia itu siapa, kok,
berani-beraninya bicara begitu kepada orang tua yang sangat disegani itu.” Temannya yang
lain berkomentar, “Kasihan betul Badu ini, dia sudah tidak kenal lagi siapa dirinya.”
2.4 Kenyataan dan Asumsi
Mengapa orang bisa seperti itu? Mengapa harus membohong terus? Mungkin mereka dan
bahkan kita sendiri mencoba tampil seperti yang kita kira bagus, tapi sebetulnya tidak sesuai
dengan kenyataan diri kita.
Lalu, siapa diri kita sebenarnya? Apa yang kita tahu betul tentang diri kita? Apakah kita tahu
tentang kelemahan dan kekuatan kita? Dan apa yang kita kira kita tahu tentang diri sendiri
itu lantas terbukti atau sesuai dengan kenyataan? Kalau itu kelebihan, apakah orang lain
2015 4 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id
juga mengakuinya? Dan kalau itu kita kira sebagai kekurangan, apakah orang lain juga
mengakui itu kekurangan kita?
Semakin mendekati jarak antara kenyataan dengan apa yang kita asumsikan tentang diri
kita, itu berarti baik karena kita mengenal diri sendiri. Begitu pula sebaliknya. Semakin jauh
jarak antara kenyatan dengan apa yang kita perkirakan tentang diri sendiri, artinya buruk
sekali pengenalan diri kita.
Apa akibatnya jika orang tidak kenal dirinya, sehingga jarak antara asumsi dan kenyataan
tentang diri sendiri begitu jauh? Tak bisa lain, orang itu harus terus berusaha mengingkari
kenyataan tentang dirinya. Barangkali dalam kenyataan sehari-hari muncul dan sering kita
temui dalam bentuk over compensation, membual, melebih-lebihkan, atau bahkan
mengecilkan orang lain untuk meninggikan diri sendiri, berbohong dan seterusnya jika
merasa dirinya paling hebat. Ia tidak berpijak pada kenyataan, sehingga dalam bekerja
biasanya hanya omong doang.
Begitu pula sebaliknya orang yang mengira diri sendiri negatif, akan sangat minder, menarik
diri dari pergaulan, mengurung diri, tidak mau melakukan apa pun. “Apalah artinya saya,
siapa yang mau mendengarkan saya,” adalah contoh ungkapan yang sering diucapkan
orang dengan persepsi diri negatif. Orang ini sebetulnya sangat tertekan pada kelemahan
dirinya.
Baik yang menilai dirinya terlalu tinggi maupun terlalu rendah, keduanya tidak sesuai
kenyataan dan itu berarti jelek. Hal ini secara mental atau psikologis tidak sehat. Orang yang
selalu pakai kedok akan capek, lalu memberikan stres yang besar pada diri sendiri.
2.5 Solusi
Dalam psikologi ada konsep yang disebut Johari Window atau Jendela Johari, yang
menggambarkan pengenalan diri kita. Ada empat jendela dalam Jendela Johari.
1. Jendela terbuka. Hal-hal yang kita tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain pun tahu.
Misalnya keadaan fisik, profesi, asal daerah, dan lain-lain.
2. Jendela tertutup. Hal-hal mengenai diri kita yang kita tahu tapi orang lain tidak tahu.
Misalnya isi perasaan, pendapat, kebiasaan tidur, dan sebagainya.
3. Jendela buta. Hal-hal yang kita tidak tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain tahu.
Misalnya hal-hal yang bernilai positif dan negatif pada kepribadian kita.
2015 5 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Islahulben, SE., MM http://www.mercubuana.ac.id
4. Jendela gelap. Hal-hal mengenai diri kita, tapi kita sendiri maupun orang lain tidak
tahu. Ini adalah wilayah misteri dalam kehidupan.
Semakin besar daerah/jendela terbuka kita akan semakin baik, karena berarti kita mengenal
diri secara baik. Orang yang memiliki daerah tertutup lebih besar akan mengalami kesulitan
dalam pergaulan. Adapun mereka yang memiliki daerah buta sangat besar, bisanya akan
membuat orang lain merasa kasihan.
Kepada orang yang kita kenal dekat, jendela itu harus dibuka semakin besar, juga bila kita
ingin bekerjasama dengan orang lain.
Mengenal diri dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dan waktu yang kita luangkan
untuk melakukannya. Untuk mengenal orang lain, kita mungkin terpisahkan oleh jarak,
namun untuk mengenal diri jarak tidak menjadi hambatan. Kita hakikatnya selalu bersama
dengan diri kita. Meskipun begitu kenapa tidak sedikit orang yang merasa asing dengan
dirinya sendiri sehingga mulai bertanya-tanya siapa saya? dan mengalami krisis identitas.
2.6 Tips-Tips untuk dapat mengenal diri kita:
1. Luangkan waktu untuk diri kita sendiri
Kompleksitas yang kita hadapi pada era modern ini telah banyak sekali menyita
waktu kita karena semakin kompleks sebuah permasalahan semakin banyak waktu
dan tenaga yang harus kita curahkan. Jangankan waktu untuk diri sendiri, waktu
untuk keluarga pun tersita. Namun bukan berarti kita tidak memiliki waktu untuk diri
kita sendiri, yang ada adalah kita tidak cukup memiliki keinginan untuk mengenal
diri kita. Manfaatkan waktu kesendirian kita untuk merenung dan memikirkan siapa
kita, apa yang telah kita lakukan, mengapa kita melakukannya, bagaimana
dampaknya terhadap orang lain dan lingkungan. Lakukan saat-saat luang kita seperti
setelah sholat, pada saat istirahat makan siang, sore hari atau waktu-waktu luang
lainnya. Jadi jangan semua waktu kita dihabiskan untuk berinteraksi dengan dunia
luar. Akrablah dengan diri kita sendiri, cobalah berkomunikasi dengan diri kita sendiri
sehingga kita tidak menjadi orang asing di tubuh dan jiwa kita sendiri.
2. Tanyakan pada orang lain (keluarga, teman, guru dan orang-orang di sekitar
kita)
Selain merenung dan berkomunikasi dengan diri sendiri kita dapat bertanya dengan
orang-orang di sekitar kita. Tanyakan mengenai sifat-sifat kita, perilaku kita,
pendapat mereka tentang kita dan sebagainya. Karena sangat mungkin orang lain