MODUL BLOK XIISISTEM PENCERNAAN II
KOORDINATOR BLOK:Ance M. Siallagan, S.Kep.,Ns
DOSEN PENGAMPU/TUTOR1. Indra Hizkia P.,Ns.,M.Kep (SF)2. Jagentar
P, S.Kep.,Ns (NS)3. Ledy Gresia, S.Kep.,Ns (LG)4. Seri Rayani,
S.Kp/ Rotua, S.Kep.Ns (CS)5. Fr.Fransiskus U, SKM., M.Kes
PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIKSTIKes SANTA ELISABETH MEDAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih-Nya,
Modul XII Sistem Pencernaan II ini dapat diselesaikan dengan baik.
Modul ini merupakan pedoman pembelajaran bagi mahasiswa semester
II, dan staff pengajar yang bertindak sebagai narasumber dan
fasilitator. Strategi pembelajaran yang digunakan pada mata ajar
blok Sistem Pencernaan II ini adalah lecture, Small Group
Discussion (SGD), Project Basic Learning (PBL), Lab Activity, dan
Lab Skill. Modul ini dibuat berdasarkan ilmu dan kompetensi dalam
Sistem Pencernaan II yang meliputi pengkajian pada klien dengan
gangguan sistem pencernaan, pemasangan NGT, pelepasan NGT, Gastric
lavage, jenis dan jumlah kalori dalam diet, wash out/enema,
perawatan colostomy. Modul ini diharapkan bermanfaat bagi
mahasiswa, staff pengajar, serta seluruh komponen yang terkait
dalam proses pendidikan Sarjana Keperawatan STIKes Santa Elisabeth
Medan
Penyusun
Ance M.S., S.Kep.,Ns
BAB IUMUM
1.1. Deskripsi Mata KuliahMata kuliah ini membahas tentang
prinsip prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan
tentang system pencernaan sesuai tingkat usia manusia mulai dari
pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini
meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan proses pencernaan,
kalori, dan pengeluaran sisa metabolisme melalui faeces. Kegiatan
belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep
system pencernaan dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai
dasar penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan
etis. Pembelajaran laboratorium untuk blok sistem pencernaan II
dilakukan dalam kegiatan praktikum di laboratorium dan kegiatan di
klinik untuk mempraktikkan dan mengaplikasikan secara langsung
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
pencernaan.
1.2. Standar KompetensiSetelah mengikuti kegiatan pembelajaran
pada blok system pencernaan II mahasiswa akan mampu
mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan system
pencernaan pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang
berlaku dan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien dan efektif yaitu:1. Melakukan pengkajian
system pencernaan2. Melakukan pemasangan Nasogastric Tube (NGT)3.
Melakukan gastric lavage (bilas lambung)4. Menentukan jenis dan
jumlah kalori dalam diet5. Melakukan wash out (enema)6. Melakukan
perawatan colostomy
1.3. Metoda PembelajaranBerbagai strategi instruksional akan
digunakan dalam proses pembelajaran yaitu laboratorium activity dan
praktek di klinik (Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan). Fokus
pembelajaran adalah berpusat pada mahasiswa, dimana mahasiswa yang
aktif terhadap topic-topik yang akan dipraktikkannya. Diharapkan
metoda ini dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa. Kegiatan lab
actv dilakukan di laboratorium, dengan metode simulasi awal
terhadap semua mahasiswa dengan jumlah mahasiswa 87 orang. Kemudian
dilanjutkan dengan lab skill, yaitu mahasiswa dibagi 5 kelompok
kecil dengan didampingi dosen tutor yang disebut fasilitator. Fokus
di lab skill adalah mempraktikkan materi yang telah disimulasikan,
dan menemukan berbagai masalah dan solusi dalam pelaksanaan
praktikum. Pembelajaran untuk materi system pencernaan II ini
berhubungan dengan keterampilan keperawatan dilaboratorium agar
mahasiswa mampu melatih ketrampilan secara intensif. Selain itu
mahasiswa juga akan praktek di klinik untuk target observasi secara
langsung pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
system pencernaan.
1.4. Rancangan Evaluasi1.4.1. Ujian 60 %1) Ujian Teori
(Kognitif) 20%2) Ujian Praktek 40%1.4.2. Proses Pembelajaran 40 %1)
Laporan pendahuluan 20 %2) Lab skill 20%
1.5. WaktuProses pembelajaran sistem pencernaan II dilaksanakan
selama 1 minggu, dimulai pada tanggal 21 April 2014 s/d 29 April
2014 (praktikum dan Ujian) . Proses praktikum dilaksanakan setiap
hari (Senin, Selasa, Rabu, Kamis) dengan waktu yang dipergunakan
sebanyak 25 jam perminggu. Dengan penghitungan waktu sebagai
berikut: 2 SKS (1P, 1K) = 2 jam/minggu x 16 = 32 jam / 6 hari = 5,3
jam/hari selama 1 minggu.1.5.1. Pukul 07.30 09.10 simulasi (lab
actv)1.5.2. 09.20 11.20 step 6 (mandiri)1.5.3. 12.30 14.10 Lanjutan
lab skill
1.6. Resource PersonKoordinator mata ajar : Ance, S.Kep.Ns
1.7. Buku SumberBrunner & Suddarth, (2002), Buku Ajar
Keperawatan Medikal-Bedah, EGC,JakartaDoenges,M.E, (1992), Rencana
Keperawatan: Panduan Penulisan Rencana Keperawatan: (terjemahan),
EGC, JakartaEllis, et all, (1996), Moduls for Basic Nursing Skills,
Lippincot, Philadelphia, New YorkPerry, Potter, (1999), Ketrampilan
dan Prosedur dasar Keperawatan, EGC, Jakarta.Reeves, C. J., Roux, G
& Lockhart, R, (1999), Keperawatan Medikal Bedah, Buku Saku,
Salemba Medika, Jakarta.Soeparman, (1994), Ilmu Penyakit Dalam,
Edisi II, FKUI, JakartaWalley and Wong, (2000), Pediatric Variation
of Nursing Interventions, Lippincot, Philadelphia, New York
MATERI PEMBELAJARANI. Pengkajian pada klien dengan gangguan
system pencernaana) Keluhan utamaKeluhan utama didapat dengan
menanyakan tentang gangguan terpenting yang dirasakan klien sampai
perlu pertolongan. Keluhan utama pada klien dengan gangguan system
pencernaan antara lain: NyeriKeluhan nyeri dari pasien sering
menjadi keluhan utama dari pasien untuk meminta pertolongan
kesehatan yang bersumber dari masalah saluran gastrointestinal.
Dalam mengkaji nyeri, perawat dapat melakukan pendekatan PQRTS.
Kondisi nyeri biasanya bergantung pada penyebab dasar yang juga
mempengaruhi lokasi dan distribusi penyebaran nyeri. Mual dan
muntahKeluhan mua dan muntah merupakan kondisi yang sering
dikeluhkan berhubungan dengan kerja involunter dari
gastrointestinal. Mual (nausea) adalah sensasi subjektif yang tidak
menyenangkan dan sering mendahului muntah. Mual disebabkan oleh
distensi atau iritasi dari saluran gastrointestinal. Muntah
merupakan salah satu cara traktus gastrointestinal membersihkan
dari isinya. Kembung dan sendawa (flatulens)Akumulasi gas didalam
saluran gastrointestinal dapat mengakibatkan sendawa yaitu
pengeluaran gas dari lambung melalui mulut. Flatulens adalah
pengeluaran gas dari rectum. Sendawa terjadi jika menelan udara
dimana cepat dikeluarkan bila mencapai lambung. Pasien sering
mengeluh kembung, distensi, atau merasa penuh dengan gas.
DiareDiare adalah peningkatan keenceran dan frekuensi BAB. Penyebab
tersering iritasi adalah infeksi virus atau bakteri diusus halus
distal atau usus besar. KonstipasiKonstipasi adalah defekasi yang
sulit atau jarang. Defekasi dapat menjadi sulit apabila faeses
mengeras, hal ini terjadi apabila individu mengalami dehidrasi atau
apabila tindakan BAB ditunda sehingga memungkinkan lebih banyak air
yang terserap keluar sewaktu faeses berada di usus besar. Diet
berserat tinggi mempertahankan kelembaban feses dengan cara menarik
air secara osmosis ke dalam feses dan dengan merangsang peristaltic
kolon melalui peregangan. b) Riwayat kesehatanPengkajian riwayat
kesehatan dilakukan dengan anamnesis atau wawancara untuk menggali
masalah keperawatan lainnya sesuai dengan keluhan utama dari klien.
Yang perlu dikaji dalam system gastrointestinal: Pengkajian rongga
mulut Pengkajian esophagus Pengkajian lambung Pengkajian intestinal
Pengkajian anus dan feses Pengkajian organ aksesori Riwayat
kesehatan sekarang Riwayat kesehatan dahulu Riwayat penyakit dan
riwayat masuk rumah sakitc) Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik pada
system gastrointestinal dimulai dari survey umum terhadap kelainan
yang terlihat atau mengklarifikasi dari hasil pengkajian anamnesis.
IkterusIkterus atau jaundice merupakan suatu kondisi yang sering
ditemukan perawat di klinik dimana konsentrasi bilirubin dalam
darah mengalami peningkatan abnormal sehingga semua jaringan tubuh
yang mencakup sclera dan kulit akan berubah warna menjadi kuning.
Ikterus akan tampak sebagai gejala klinis yang nyata ila kadar
bilirubin serum melampaui 2-2,5 mg/dl. Peningkatan kadar bilirubin
serum dan gejala ikterus dapat terjadi akibat gangguan hepatic,
konjugasi bilirubin, atau ekskresi bilier. Kaheksia dan
atrofiKegagalan saluran gastrointestinal menyerap makanan secara
fisiologis dapat menyebabkan kehilangan berat badan dan kaheksia
(kondisi tubuh terlihat kurus dan lemah). Keadaaan ini dapat
diakibatkan karena keganasan gastrointestinal. Pigmen kulitPigmen
kulit secara umum dapat disebabkan oleh gangguan fungsi hati,
hemokromatosis (akibat stimulus hemosiderin pada melanosit sehingga
memproduksi melanin). Malabsorbsi dapat menimbulkan pigmentasi tipe
Addison (pigmentasi solaris) pada putting susu, lipatan Palmaris,
daerah-daerah yang tertekan, dan mulut. II. Pemasangan NGT1)
DefinisiSelang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang
dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk
memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak
mampu untuk mengkonsumsi makanan, cairan, dan obat-obatan secara
oral. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi dari lambung
dengan cara dihisap.Naso Gastrik Tube merupakan suatu alat bantu
medis yang digunakan untuk mengatasi masalah pemberian nutrisi pada
pasien yang mengalami kesulitan menelan ataupun menolak untuk
makan. Penempatan selan NGT ini dapat dilakukan secara sementara
(pada kondisi akut) ataupun permanen (pada kondisi kronis)2) Tujuan
dan manfaat NGTNaso Gastric Tube digunakan untuk: Mempertahankan
status nutrisi kilen Decompresi/mengosongkan udara, cairan, darah,
dan racun yang ada didalam lambung Untuk membantu memudahkan
diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung Pemberian obat
3) Indikasi Aspirasi cairan lambung Untuk memasukkan nutrisi atau
makanan bagi pasien yang sulit menelan. Untuk mendiagnosis suatu
penyakit Bilas lambung pada keracunan4) Kontra indikasi Pasien
dengan trauma cervical Pasien dengan fraktur facialis Pasien dengan
varises oesophagus5) Ukuran NGT Selang berdiameter kecil ( 8 Fr
sampai 12 Fr ), lunak, fleksible, sering digunakan untuk pasien
yang membutuhkan enteral feeding untuk kurang dari 6 minggu NGT
berdiameter besar, kurang flexible, lebih kaku, digunakan untuk
pemberian obat, dekompresi/pengurangan tekanan udara di lambung,
dan untuk feeding jangka pendek (biasanya kurang dari 1 minggu)
Penggunaan NGT ukuran kecil sebagai tindakan propilaksis untuk
pencegahan gastro-oesofageal reflux dan micro-aspiration isi
lambung, ke dalam jalan napas bagian bawah meskipun masih
kontroversial sebagaimana yang lain menunjukkan tak ada hubungan
antara ukuran NGT dan komplikasi-komplikasi ini6) Prosedur
pemasangan a. Pengkajian Pengkajian pada pasien yang akan dilakukan
pemasangan NGT meliputi: Biodata klien: Nama, jenis kelamin, usia,
pekerjaan,tingkat pendidikan, Diagnosa medis Riwayat kesehatan:
Riwayat Masa lalu klien, Riwayat kesehatan keluarga dan Riwayat
kesehatan klien saat ini Pemeriksaan fisik: Kesadaran umum:
Allert/letargic, Pulse rate, Blood pressure Tanda-tanda Vital:
Respiration, Respiration rate, Pulse rate, Blood pressure Head to
too; Apakah terdapat trauma di bagian kepala; nasophageal trauma,
disphagia, atresia oesophagus, hemipharesis,Apakah terdapat alat
bantu pernafasan; pemasangan mask oksigen,nasal canula,
endotracheal tube, ventilator, distensi abnominal, muntah (cairan,
darah; warna, konsistensi)b. Diagnose KeperawatanDiagnosa
keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan pemasangan NGT
adalah sebagai berikut: Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari
kebutuhan Gangguan Rasa Nyaman: mual muntahc. Persiapan alat Slang
nasogastrik (ukuran tergantung pada kebutuhan pasien) Pelumas/
jelly Spuit berujung kateter 50 ml Stetoskop Lampu senter/ pen
light Klem Handuk kecil/ perlak Tissue Spatel lidah Sarung tangan
dispossible Plester Nierbekend. Prosedur tindakan Cuci tangan dan
atur peralatan Jelaskan prosedur kepada klien dan keluarga
Identifikasi kebutuhan ukuran NGT klien Bantu klien untuk posisi
semifowler Posisi untuk memudahkan memasukan NGT adalah semi
sitting position atau high-fowler jika tidak ada kontra indikasi
(misalnya pasien dengan patah tulang belakang) Berdirilah disisi
kanan tempat tidur klien bila anda bertangan dominant kanan(atau
sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri) Periksa dan perbaiki
kepatenan nasal: Minta klien untuk bernafas melalui satu lubang
hidung saat lubang yang lain ditutup, ulangi pada lubang hidung
yang lain. Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue
lembab atau lidi kapas Tempatkan handuk mandi diatas dada klien.
Pertahankan tissue wajah dalam jangkauan klien Gunakan sarung
tangan Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai
dengan plester. Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga,
dengan menempatkan ujung melingkar slang pada daun telinga.
Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum, tandai
lokasi tonjolan sternum di sepanjang slang dengan plester kecil
Minta klien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang
hidung yang paling bersih Pada saat memasukkan slang lebih dalam ke
hidung, minta klien menahan kepala dan leher lurus dan membuka
mulut Ketika slang terlihat dan klien bisa merasakan slang dalam
faring, instruksikan klien untuk menekuk kepala ke depan dan
menelan Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan
tekanan lembut tanpa memaksa saat klien menelan (jika klien batuk
atau slang menggulung di tenggorokan, tarik slang ke faring dan
ulangi langkah-langkahnya), diantara upaya tersebut dorong klien
untuk bernafas dalam Ketika tanda plester pada selang mencapai
jalan masuk ke lubang hidung, hentikan insersi selang dan periksa
penempatannya, minta klien membuka mulut untuk melihat slang,
aspirasi dengan spuit dan pantau drainase lambung, tarik udara ke
dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke selang dan dorong udara
sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop jika terdengar
gemuruh, fiksasi slang. Untuk mengamankan slang: gunting bagian
tengah plester sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inci tetap utuh,
tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan salah satu
ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari
slang Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah klien.
Pita karet dapat digunakan untuk memfiksasi slang. Kurangi
manipulasi atau merubah posisi klien sewaktu memasukan NGT,
termasuk juga batuk atau tersedak karena bisa menyebabkan cervical
injury karena manual stabilization of the head sangat diperlukan
sewaktu melaksanakan prosedur Stabilisasikan posisi
kepalahttp://nursing.flinders.edu.au/students/studyaids/III.
Persiapan pasien Gastrostomia) DefinisiGastrostomi adalah prosedur
pembedahan yang dilakukan untuk membuat lubang kedalam lambung
untuk tujuan pemberian makanan dan cairan. Pada beberapa kejadian
gastrostomi digunakan untuk nutrisi jangka panjang, seperti pada
lansia atau pasien yang lemah. Gastrostomi dilakukan untuk
pemberian makan nasogastrik pada pasien koma karena sfingter
gastroesofagus tetap utuh. Regurgitasi jarang terjadi pada
gastrostomi dibanding pemberian makan secara nasogastrik (Brunner
& Suddarth, 2002; 1046) Gastrostomi adalah Suatu tindakan
pembedahan dengan membuat stoma pada lambung dengan tujuan untuk
pemberian nutrisi (Wong, 2003)b) Jenis-jenis Gastrostomi Open
Gastrostomi; Stamm, Witzel, JaneWay PEG (Percutaneus Endoscopic
Gastrostomy) PFGG (Percutaneus Fluoroscopically Guided gastrostomy)
Laparaskopi Gastrostomi
Sumber: Brunner & Suddarth, Buku Ajar keperawatan Medikal
Bedah, 2008. Prosedur Gastrostomi
c) Indikasi Beberapa indikasi dari gastrostomi yaitu: Karsinoma
Trauma Atresiaesophaguse Disfagia Terapi paliatif pada lesi
oropharing-esophagusd) Kontraindikasi Koagulopati Neoplasma lambung
Obesitas e) Komplikasi Infeksi Perdarahan Tube terlepas dari
lambung Lambung terlepas dari dinding abdomen Kebocoran,
peritonitis, sepsis Mortalitas, tergantung kondisi pasien dan
penyakit yang mendasari dilakukannya gastrostomif) Persiapan
Operasi Antibiotik profilaksis Posisi: Supine Aseptic dan
antiseptic bagian seluruh abdomen dan dada bagian bawah, kemudian
dipersempit dengan linen steril
g) Perawatan post operasi Setiap kali memberikan nutrisi jangan
lupa membilas dengan air Jika mengganti kateter yang baru, jangan
lupa mengempiskan balon kateter lama dan jangan lupa mengisi balon
kateter baru Perlu fiksasi keteter baru dengan plester Kateter
foley dapat diganti tiap 3-4 minggu
IV. Gastric Lavage (Bilas Lambung)a) DefinisiLavage
lambung/irigasi lambung adalah proses pembersihan dan pengeluaran
isi dari dalam lambungb) Tujuan tindakan Untuk mengeliminasi racun
yang masuk kedalam lambung Untuk mengambil sample cairan dan
bahan-bahan yang ada dalam lambung untuk menentukan diagnose
medisc) Indikasi Keracunan Over dosis obat-obatan Depresi status
mental Gagal dengan terapi emesis Pasien dengan tidak ada reflex
muntahd) Kontraindikasi Resiko cedera jalan napas Pendarahan
gastrointestinal Kejang yang tidak terkontrol Keracunan bahan
korosif Adanya gangguan elektrolite) Persiapan alat Pipa sonde 40
FG berdiameter 1 cm Cairan NaCl 0,9% Jelly pelumas Stetoskop Corong
besar Air dan emberf) Prosedur tindakan Baringkan klien dalam
posisi yang dianjurkan Lumasi pipa sonde lambung dengan ukuran 40
FG berdiameter 1 cm Masukkan sonde peroral ke dalam lambung dengan
tekanan perlahan lahan Pada klien yang tidak kooperatif; gunakan
pelindung mulut untuk menghindari klien menggigit jari tangan
petugas kesehatan atau sonde itu sendiri Kofirmasi posisi sonde
sudah tepat dilambung atau tidak dengan cara auskultasi tepat
diatas lambung Sambung corong besar ke ujung proksimal sonde
melalui pipa penghubung dengan panjang yang tepat dan tarik isi
lambung sebelum memulai pembilasan lambung ini Isi corong dengan
200-500 ml NaCl atau air biasa dan massukkan ke dalam lambung
dengan mengangkat corong lebih tinggi dari pasien Klem selang pada
ujungnya untuk beberapa saat, kemudian dilepas Masukkan spuit unutk
irigasi pada slang dan masukkan normal saline perlahan-lahan
Setelah slang masuk, aspirasi cairan yang ada di lambung
perlahan-lahan dan ukur jumlahnya Hubungkan slang dengan penampung
Ulangi proses ini hingga cairan yang keluar bersih/jernih Lepaskan
sonde dengan hati-hati Pada klien dengan keracunan, perika cairan
yang keluar untuk mengenali obat yang diminum dan ambil darah vena
untuk toksikologi Cuci tanganV. Jenis dan Jumlah Kalori dalam
dietVI. Wash Out/ Enemaa) DefinisiWash out/enema adalah suatu
tindakan memasukkan cairan ke dalam rectum dan kolon melalui
anus.Enema adalah pemberian cairan kedalam rectum dan kolon dengan
menggunakan selang. Enema diberikan untuk merangsang peristaltic
dan segera mengeluarkan faeces. Enema digunakan untuk mengeluarkan
sisa-sisa pencernaan yang terutama dilakukan untuk pemeriksaan
dengan sinar-x (rontgen) atau bila abdomen distensi karena tidak
dapat flatus b) Tujuan tidakan Mengurangi rasa tidak nyaman akibat
distensi abdomen Merangsang peristaltic usus untuk kembali normal
Mengembalikan pola eliminasi yang normal Membersihkan dan
mengosongkan isi kolon untuk pemeriksaan diagnostic atau untuk
Persiapan prosedur pembedahanc) Kontraindikasi Haemoroid yang mudah
berdarah Keganasan kolon/rectum d) Persiapan alat Wadah
enema/irrigator Cairan yang dianjurkan untuk enema (air hangat
40,5-43C) atau sesuai program medis Selang rectal sesuai ukuran
Konektor Klem pipa Pelumas/jelly Perlak/alas Selimut mandi K/P
tissue toilet Pispot Sarung tangan disposable e) Prosedur Mencuci
tangan Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian enema Menutup
scerem/tirai Mengatur posisi klien: miring kiri dan kaki kanan
fleksi Memasang perlak dibawah bokong klien Memasang selimut mandi
hanya dengan memperlihatkan daerah anus Mempersiapkan alat untuk
enema: memasang konektor, selang rectal, dan klem Menutup klem
Memasukkan cairan enema hangat kedalam wadah, memeriksa suhu cairan
sebelum digunakan Meninggikan wadah, melepaskan klem dan
mengalirkan cairan kedalam selang Menutup klem kembali Meletakkan
pispot didekat tempat tidur Mencuci tangan Memasang sarung tangan
Memberikan pelumas pada pipa rectal sepanjang 7,5-10cm Membuka
bokong klien dengan cermat sampai anus terlihat, menganjurkan klien
untuk tarik napas dalam Memasukkan ujung selang rectal sepanjang
7,5-10 cm (dewasa); 5-7,5 cm (anak-anak); 2,5-3,25 cm (bayi) lalu
mencabut selang segera bila ada hambatan Memegang selang rectal
sampai cairan habis Membuka klem pengatur dan mengalirkan cairan,
memegang wadah setinggi paha klien Meninggikan wadah perlahan
sampai setinggi 30-45 cm diatas anus. Merendahkan wadah atau
menutup klem bila klien mengeluh kram perut atau caian mengalir
dari sekitar selang Menutup klem setelah semua cairan dialirkan
masuk Meletakkan tissue toilet disekitar anus dan mencabut selang
dengan hati-hati Memberitahu klien bahwa perasaan kembung yang
timbul, merupakan hal yang biasa. Menganjurkan klien untuk menahan
cairan selama mungkin sambil berbaring di tempat tidur. Jika pada
anak-anak, dan bayi dianjurkan memegang bokong anak selama beberapa
menit Merapihkan wadah enema Membuka sarung tangan Membawa klien ke
toilet atau bantu klien di tempat tidur Mengamati karakteristik
faeces yang keluar Membantu klien untuk membersihkan daerah anus
dengan air dan sabun Mencuci tangan Mendokumentasikan prosedur
enema dan respon klien pada catatan keperawatan VII. Colostomya)
DefinisiColostomy adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh
dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan faeces
(M. Bouwhuizen, 1991).Colostomy merupakan pembuatan lubang
sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk
mengeluarkan faeces (Randy, 1987).Colostomy adalah lubang yang
dibuat melalui dinding abdomen ke dalam colon illiaka untuk
mengeluarkan faeces (Evelyn, 1991). b) Jenis-jenis colostomy
Colostomy dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga
jenisnya ada beberapa macam, tergantung dari kebutuhan pasien.
Colostomy dapat dibuat secara permanen dan sementara. Colostomy
temporerPembuatan colostomy biasanya untuk tujuan dekompresi kolon
atau untuk mengalirkan faeces sementara dan kemudian kolon akan
dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Colostomy
temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui
abdomen yang disebut kolostomi double barrel. Colostomy
permanenPembuatan colostomy permanen biasanya dilakukan apabila
pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena
adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan colon sigmoid
atau rectum sehingga tidak memungkinkan faeces melalui anus.
Colostomy permanenbiasanya berupa colostomy single barrel (satu
ujung).c) Komplikasi colostomy Obstruksi/penyumbatanPenyumbatan
dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya
pengerasan faeces yang sulit dikeluarkan. Infeksi Kontaminasi
faeses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab
terjadinya infeksi pada sekitar luka stoma. Retraksi stoma/
mengkerutStoma mengalami pengikatan karena kantong colostomy yang
terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk
diskeitar stoma yang mengalami pengkerutan Prolaps pada
stomaTerjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi
struktur penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan
StenosisPenyempitan dari lumen stoma Perdarahan d) Perawatan
colostomyPerawatan kolostomi adalah suatu tindakan untuk merawat
pasien dengan anus buatan setelah tindakan colostomy. Perawatan
colostomy adalah membersihkan stoma colostomy, kulit sekitar stoma,
dan mengganti kantong colostomy secara berkala sesuai kebutuhane)
Tujuan Mencegah iritasi jaringan sekitar luka post colostomy
Mencegah infeksi nosokomial Memberi rasa nyaman Mengobservasi
outputf) Hal yang perlu diperhatikan Bila kondisi klien
memungkinkan, libatkan klien dan keluarga dalam melakukan tindakan
Perawatan dilakukan dengan memperhatikan prinsip aseptic dan
antisepticg) Persiapan pasien dan keluarga Menjelaskan maksud dan
tujuan tindakan Menjelaskan prosedur tindakan Posisi klien diatur
sesuai dengan kebutuhanh) Persiapan alat Colostomy bag Kapas
sublimat Gunting dan plester Nierbeken dan kantong plastic
Handscoen dan pinset Perlak/alas Kassa steril dan kapas lidi
NaCl0,9%i) Prosedur Mencuci tangan Menilai keadaan umum klien
Mengukur tanda-tanda vital Kemampuan mobilisasi Buka pakaian bagian
atas sebagian Pasang perlak pengalas di bagian bawah anus buatan
Dekatkan nierbeken dan kantong plastic Siapkan colostomy bag dengan
lubang sesuai dengan ukuran stoma colostomy Pakai handscoen bersih
Buka plester pada colostomy bag Masukkan colostomy bag yang bekas
kedalam kantong plastic Buka barier dari kassa dengan menggunakan
pinset, masukkan ke nierbeken Bersihkan daerah colostomy dengan
menggunakan NaCl 0,9% dan kapas lidi Setelah bersih sekitar
colostomy dikeringkan, lalu diolesi zink Lilitkan kassa kering
sekitar stoma Rekatkan colostomy bag bila perlu dapat diperkuat
dengan plester Lepaskan perlak dan pengalas Kenakan pakaian,
rapikan tempat tidur Lepaskan handscoen dan mencuci tangan
Dokumentasikan dalam catatan keperawatan: tindakan, hasil tindakan,
respon klien, kondisi luka colostomy, hasil observasi faeces