Top Banner
MP.2 Komunikasi & Motivasi MATERI PENUNJANG. 2 KOMUNIKASI DAN MOTIVASI I. DESKRIPSI SINGKAT Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki, pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk di antara yang paling penting dan berguna. Melalui komunikasi intrapribadi kita berbicara dengan diri sendiri, mengenal diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri tentang ini dan itu, mempertimbangkan keputusan-keputusan yang akan diambil dan menyiapkan pesan-pesan yang akan kita sampaikan kepada orang lain. Melalui komunikasi antar pribadi kita berinteraksi dengan orang lain, mengenal mereka dan diri kita sendiri, dan mengungkapkan diri sendiri kepada orang lain. Apakah kepada pimpinan, teman sekerja, teman seprofesi, kekasih, atau anggota keluarga, melalui komunikasi antar pribadilah kita membina, memelihara, kadang-kadang merusak (dan ada kalangnya memperbaiki) hubungan pribadi kita. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan pembelajaran umum: Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melaksanakan komunikasi dan motivasi dengan baik. B. Tujuan pembelajaran khusus : Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu: 1. Menjelaskan tentang komunikasi. 2. Menjelaskan tentang teori motivasi III. POKOK BAHASAN dan SUB POKOK BAHASAN Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka modul ini membahas tentang: 1. Komunikasi a. Pengertian, komponen, dan tujuan komunikasi b. Prinsip-prinsip komunikasi c. Persepsi dalam kontek komunikasi 2. Motivasi a. Pengertian b. Teori kepuasaan c. Teori proses d. Kegagalan dalam memotivasi (catatan) DEPARTEMEN KESEHATAN RI BADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN 1
33

Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

Feb 06, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & MotivasiMATERI PENUNJANG. 2

KOMUNIKASI DAN MOTIVASI

I. DESKRIPSI SINGKAT

Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki,pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk diantara yang paling penting dan berguna. Melalui komunikasiintrapribadi kita berbicara dengan diri sendiri, mengenal dirisendiri, mengevaluasi diri sendiri tentang ini dan itu,mempertimbangkan keputusan-keputusan yang akan diambil danmenyiapkan pesan-pesan yang akan kita sampaikan kepada orang lain.Melalui komunikasi antar pribadi kita berinteraksi dengan oranglain, mengenal mereka dan diri kita sendiri, dan mengungkapkan dirisendiri kepada orang lain. Apakah kepada pimpinan, teman sekerja,teman seprofesi, kekasih, atau anggota keluarga, melalui komunikasiantar pribadilah kita membina, memelihara, kadang-kadang merusak(dan ada kalangnya memperbaiki) hubungan pribadi kita.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan pembelajaran umum:Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melaksanakankomunikasi dan motivasi dengan baik.

B. Tujuan pembelajaran khusus : Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu:1. Menjelaskan tentang komunikasi.2. Menjelaskan tentang teori motivasi

III. POKOK BAHASAN dan SUB POKOK BAHASAN

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka modul ini membahas tentang:1. Komunikasi

a. Pengertian, komponen, dan tujuan komunikasib. Prinsip-prinsip komunikasic. Persepsi dalam kontek komunikasi

2. Motivasia. Pengertianb. Teori kepuasaanc. Teori prosesd. Kegagalan dalam memotivasi (catatan)

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

1

Page 2: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasi

IV. BAHAN BELAJAR

1. Larry King, Bill Gilbert, Seni Berbicara: kepada siapasaja, kapan saja, dimana saja (editor Tanti Lesmana), PT GramediaPustaka Utama, Jakarta 2002.

2. R. Wayne Pace, Don F. Faulos, Komunikasi Organisasi:Strategi meningkatkan kinerja perusahaan (editor Deddy Mulyana,MA, Ph.D.), PT Remaja Rosdakarya Bandung 2002.

3. Joseph A. Devito; Komunikasi antar manusia (edisikelima), Profesional Books, Jakarta, 1997.

4. Deborah Tannen, Seni komunikasi Efektif: membangun relasidengan membina gaya percakapan, (alih bahasa dra. Amitya Komara),PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1996.

5. Prof. Dr. Astrid S. Susanto-Sunarto; Globalisasi dankomunikasi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1995.

6. Charles V. Larson; Persuasion: Perception andResponsibility (fourth Edition), Wadsworth Publishing Company,California 1986.

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Langkah 1

Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untukmenerima materi. Ini bisa dilakukan dengan fasilitator mempekenalkandiri dan berusaha untuk mengenali peserta. Selama interaksi awal iniupayakan menangkap sesuatu yang terobservasi dan dikaitkan denganmateri komunikasi dan motivasi, bangkitkan kehadiran yang utuh padasesi ini dan peluang untuk mendapatkan manfaat jika interaksi inibersifat parsipatoris.

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

2

Page 3: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasi

Langkah 2Pokok bahasan 1, sub pokok bahasan a: Pengertian, komponen, dantujuan komunikasi

Kegiatan fasilitator:Apapun yang terjadi pada kegiatan 1, gunakan itu sebagai awal untukmemulai mengantarkan peserta lebih mendalami lagi proses komunikasiantar manusia. 1. Fasilitator membagikan materi yang akan dipelajari/dikaji

bersama. Mulailah dengan menggali komponen-komponen dari proseskomunikasi antar manusia menurut pemahaman peserta. Pesertadiminta untuk mempelajari gambar model komunikasi universal danlakukan curah pendapat dengan melakukan pertanyaan-pertanyaan.

2. Membagi peserta ke dalam beberapa kelompok, masing-masingkelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang. Tugas kelompok: menyusunmodel diagram dari elemen/komponen komunikasi dari salah satusituasi komunikasi

3. Memfasilitasi kegiatan diskusi kelompok.

Kegiatan peserta:1. Peserta mempelajari materi yang akan dipelajari/dikaji bersama

kemudian mempelajari gambar model komunikasi universal danlakukan curah pendapat dengan melakukan pertanyaan-pertanyaan.

2. Melakukan diskusi kelompok untuk menyusun model diagram darielemen/komponen komunikasi dari salah satu situasi komunikasi.

3. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Langkah 3Pokok bahasan 1, sub pokok bahasan b: Prinsip-prinsip

komunikasi

Kegiatan fasilitator:1. Fasilitator memberi kesempatan untuk mempelajari sub pokok

bahasan b.2. Untuk membantu peserta memahami prinsip-prinsip komunikasi antar

manusia secara lebih baik atau pada situasi yang aktual, padakegiatan ini dilakukan bermain peran (role play), bermain peran(role play) dapat dilakukan dengan meminta beberapa pesertamemperagakan interaksi atau situasi komunikasi antara seorangpejabat fungsional yang sedang melaksanakan fungsi pelayanannyapada beberapa konsumen (masyarakat).

3. Peserta yang lain dibagi diri dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3—4 orang untuk memusatkan perhatianpada satu atau dua prinsip komunikasi.

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

3

Page 4: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & MotivasiKegiatan peserta:1. Mempelajari materi sub pokok bahasan b.2. Melakukan kegiatan bermain peran dengan memperagakan interaksi

atau situasi komunikasi antara seorang pejabat fungsional yangsedang melaksanakan fungsi pelayanannya pada beberapa konsumen(masyarakat).

3. Membahas dalam diskusi kelompok untuk memusatkan perhatian padasatu atau dua prinsip komunikasi.

4. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan didiskusikan.

Langkah 4Pokok bahasan 1, sub pokok bahasan c: Persepsi dalam kontekkomunikasi dan pokok bahasan 2: Motivasi

Kegiatan fasilitator:1. Fasilitator memberi kesempatan untuk mempelajari mengenai sub

pokok bahasan c dan pokok bahasan 2.2. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 3—4 orang. Fasilitator memberikan beberapa contohperilaku dan membahas apakah perilaku orang tersebut disebabkanoleh faktor internal atau eksternal serta mengidentifikasikaninformasi yang terkandung dalam uraian perilaku.

3. Meminta peserta memberikan penjelasan menurut teori kepuasandan teori proses.

Kegiatan peserta:1. Mempelajari materi sub pokok bahasan b.2. Membagi diri dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 3—4 orang. Mempelajari beberapa contoh perilaku danmembahas apakah perilaku orang tersebut disebabkan oleh faktorinternal atau eksternal serta mengidentifikasikan informasi yangterkandung dalam uraian perilaku.

3. Meminta peserta memberikan penjelasan menurut teori kepuasandan teori proses.

Langkah 5

Refleksikan kegiatan selama sesi berlangsung. Berikan kesempatanpada peserta untuk mengungkapkan hasil belajarnya dan memberikanrekomendasi kepada fasilitator atau penyelenggara agar sesi yangakan datang dapat lebih memberikan iklim yang kondusif dalam prosespembelajaran.

Akhir kegiatan, fasilitator melakukan umpan balik terhadap hasilbelajar yang dicapai pada akhir sesi. Komentar lisan dicatat.Tayangkan catatan hasil belajar, lakukan klarifikasi dan simpulan

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

4

Page 5: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasiseperlunya. Berikan penghargaan kepada peserta atas partisipasinyaselama sesi berlangsung.

VI. URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN 1. KOMUNIKASI A. Pengertian komunikasi, komponen dan tujuan komunikasi

1. Pengertian KomunikasiPengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyakorang, jumlahnya sebanyak orang yang mendifinisikannya. Daribanyak pengertian tersebut jika dianalisis pada prinsipnyadapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, olehsatu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yangterdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu kontekstertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untukmelakukan umpan balik.

Gambar berikut menggambarkan apa yang dapat kita namakan modeluniversal komunikasi. Ini mengandung elemen-elemen yang adadalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari apakah itubersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, pidatoterbuka, atau komunikasi masa.

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

5

Page 6: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasi

2. Komponen Komunikasi

a. Lingkungan komunikasiLingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki

tiga dimensi: 1. Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung

yang nyata atau berwujud.2. Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya tata hubungan

status di antara mereka yang terlibat, peran yangdijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di manamereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini jugamencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitasatau informalitas, serius atau senda gurau,

3. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam,hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung.

Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi; masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Sebagaicontoh, terlambat memenuhi janji dengan seseorang (dimensitemporal), dapat mengakibatkan berubahnya suasanapersahabatan-permusuhan (dimensi sosial-psikologis), yangkemudian dapat menyebabkan perubahan kedekatan fisik danpemilihan rumah makan untuk makan malam (dimensi fisik).Perubahan-perubahan tersebut dapat menimbulkan banyakperubahan lain. Proses komunikasi tidak pernah statis.

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

6

Gangguan

PesanUmpan balik

Sumber/enkoder

Penerima/

dekoder

Sumber/enkoder

Penerima/

dekoder

Umpan balik

Pesan

Saluran/ media

Saluran/ media

Konteks (Lingkungan

Page 7: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasi

b. Sumber-PenerimaKita menggunakan istilah sumber-penerima sebagai satu

kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiaporang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (ataupembicara) sekaligus penerima (atau pendengar). Andamengirimkan pesan ketika anda berbicara, menulis, ataumemberikan isyarat tubuh. Anda menerima pesan denganmendengarkan, membaca, membaui, dan sebagainya. Tetapi, ketika anda mengirimkan pesan, anda juga menerimapesan. Anda menerima pesan anda sendiri (anda mendengardiri sendiri, merasakan gerakan anda sendiri, dan melihatbanyak isyarat tubuh anda sendiri) dan anda menerima pesandari orang lain (secara visual, melalui pendengaran, ataubahkan melalui rabaan dan penciuman). Ketika anda berbicaradengan orang lain, anda memandangnya untuk mendapatkantanggapan (untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati,persetujuan, dan sebagainya). Ketika anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal ini, anda menjalankan fungsi penerima.

c. Enkoding-DekodingDalam ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasilkanpesan (misalnya, berbicara atau menulis) sebagai enkoding(encoding). Dengan menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalamgelombang suara atau ke atas selembar kertas, kitamenjelmakan gagasan-gagasan tadi ke dalam kode tertentu.Jadi, kita melakukan enkoding. Kita menamai tindakan menerima pesan (misalnya,mendengarkan atau membaca) sebagai dekoding (decoding).Dengan menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di ataskertas menjadi gagasan, anda menguraikan kode tadi. Jadi,anda melakukan dekoding. Oleh karenanya kita menamai pembicara atau penulis sebagaienkoder (encoder), dan pendengar atau pembaca sebagaidekoder (decoder). Seperti halnya sumber-penerima, kitamenuliskan enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang takterpisahkan untuk menegaskan bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini secara simultan. Ketika anda berbicara(enkoding), anda juga menyerap tanggapan dari pendengar(dekoding).

d. Kompetensi KomunikasiKompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan anda untuk

berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989).Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentangperan lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

7

Page 8: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasi(content) dan bentuk pesan komunikasi (misalnya, pengetahuanbahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepadapendengar tertentu di lingkungan tertentu, tetapi mungkintidak layak bagi pendengar dan lingkungan yang lain).Pengetabuan tentang tatacara perilaku nonverbal (misalnyakepatutan sentuhan, suara yang keras, serta kedekatanfisik) juga merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.Dengan meningkatkan kompetensi anda, anda akan mempunyaibanyak pilihan berperilaku. Makin banyak anda tahu tentangkomunikasi (artinya, makin tinggi kompetensi anda), makinbanyak pilihan, yang anda punyai untuk melakukan komunikasisehari-hari. Proses ini serupa dengan proses mempelajariperbendaharaan kata: Makin banyak kata anda ketahui(artinya, makin tinggi kompetensi perbendaharaan kataanda), makin banyak cara yang anda miliki untukmengungkapkan diri.

e. Pesan Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita

mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu ataukombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanyakita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisanatau tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kitajuga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata). Sebagaicontoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara kitaberjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisirrambut, duduk, dan. tersenyum. Pendeknya, segala hal yangkita ungkapkan dalam melakukan komunikasi.

f. Saluran Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang

sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran,kita menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbedasecara simultan. Sebagai contoh, dalam interaksi tatap mukakita berbicara dan mendengarkan (saluran suara), tetapikita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat inisecara visual (saluran visual). Kita juga memancarkan danmencium bau-bauan (saluran olfaktori). Seringkali kitasaling menyentuh, ini pun komunikasi (saluran taktil).

g. Umpan Balik Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke

sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri ataudari orang lain. Dalam diagram universal komunikasi tandapanah dari satu sumber-penerima ke sumber-penerima yanglain dalam kedua arah adalah umpan balik. Bila anda

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

8

Page 9: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasimenyampaikan pesan misalnya, dengan cara berbicara kepadaorang lain anda juga mendengar diri anda sendiri. Artinya,anda menerima umpan balik dari pesan anda sendiri. Andamendengar apa yang anda katakan, anda merasakan gerakananda, anda melihat apa yang anda tulis.Selain umpan balik sendiri ini, anda menerima umpan balikdari orang lain. Umpan balik ini dapat datang dalamberbagai bentuk: Kerutan dahi atau senyuman, anggukan ataugelengan kepala, tepukan di bahu atau tamparan di pipi,semuanya adalah bentuk umpan balik.

h. GangguanGangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang

mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima dalammenerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan. Gangguandikatakan ada dalam suatu sistem komunikasi bila inimembuat pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan yangditerima. Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik (ada orang lainberbicara), psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepalakita), atau semantik (salah mengartikan makna). Tabeldibawah menyajikan ketiga macam gangguan ini secara lebihrinci.

Macam Definsi ContohFisik Interferensi

dengan transmisi fisik isyarat atau pesan lain

Desingan mobil yang lewat, dengungan komputer, kacamata

Psikollogis

Interferensi kognitif atau mental

Prasangka dan bias pada sumber-penerima, pikiran yang sempit

Semantik Pembicaraan dan pendengar memberiarti yang berlainan

Orang berbicara dengan bahasa yang berbeda, menggunakan jargon atau istilah yang terlalu rumit yang tidak dipahami pendengar

Gangguan dalam komunikasi tidak terhindarkan. Semuakomunikasi mengandung gangguan, dan walaupun kita tidakdapat meniadakannya samasekali, kita dapat mengurangigangguan dan dampaknya. Menggunakan bahasa yang lebihakurat, mempelajari keterampilan mengirim dan menerimapesan nonverbal, serta meningkatkan keterampilan

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

9

Page 10: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasimendengarkan dan menerima serta mengirimkan umpan balikadalah beberapa cara untuk menanggulangi gangguan.

i. Efek KomunikasiKomunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu ataulebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Padasetiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi. Sebagaicontoh, anda mungkin memperoleh pengetahuan atau belajarbagaimana menganalisis, melakukan sintesis, ataumengevaluasi sesuatu; ini adalah efek atau dampakintelektual atau kognitif. Kedua, anda mungkin memperolehsikap baru atau mengubah sikap, keyakinan, emosi, danperasaan anda; ini adalah dampak afektif. Ketiga, andamungkin memperoleh cara-cara atau gerakan baru seperti caramelemparkan bola atau melukis, selain juga perilaku verbaldan noverbal yang patut; ini adalah dampak atau efekpsikomotorik.

j. Etik dan Kebebasan MemilihKarena komunikasi mempunyai dampak, maka ada masalah etik di

sini. Karena komunikasi mengandung konsekuensi, maka adaaspek benar-salah dalam setiap tindak komunikasi. Tidakseperti prinsip-prinsip komunikasi yang efektif, prinsip-prinsip komunikasi yang etis sulit dirumuskan.Seringkali kita dapat mengamati dampak komunikasi, danberdasarkan pengamatan ini, merumuskan prinsip-prinsipkomunikasi yang efektif. Tetapi, kita tidak dapat mengamatikebenaran atau ketidakbenaran suatu tindak komunikasi.Dimensi etik dari komunikasi makin rumit karena etik begituterkaitnya dengan falsafah hidup pribadi seseorang sehinggasukar untuk menyarankan pedoman yang berlaku bagi setiaporang. Meskipun sukar, pertimbangan etik tetaplah merupakanbagian integral dalam setiap tindak komunikasi. Keputusanyang kita ambil dalam hal komunikasi haruslah dipedomanioleh apa yang kita anggap benar di samping juga oleh apayang kita anggap efektif.Apakah komunikasi itu etis atau tidak etis, landasannyaadalah gagasan kebebasan memilih serta asumsi bahwa setiaporang mempunyai hak untuk menentukan pilihannya sendiri.Komunikasi dikatakan etis bila menjamin kebebasan memilihseseorang dengan memberikan kepada orang tersebut dasarpemilihan yang akurat. Komunikasi dikatakan tidak etis bilamengganggu kebebasan memilih seseorang dengan menghalangiorang tersebut untuk mendapatkan informasi yang relevandalam menentukan pilihan. Oleh karenanya, komunikasi yangtidak etis adalah komunikasi yang memaksa seseorang (1)

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

10

Page 11: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasimengambil pilihan yang secara normal tidak akan dipilihnyaatau (2) tidak mengambil pilihan yang secara normal akandipilihnya. Sebagai contoh, seorang pejabat rekrutingperusahaan mungkin saja membesar-besarkan manfaat bekerjadi Perusahaan X dan dengan demikian mendorong anda untukmenentukan pilihan yang secara normal tidak akan anda ambil(jika saja anda mengetahui fakta-fakta sebenarnya). Dalam etik yang didasarkan atas kebebasan memilih ini, adabeberapa persyaratan. Kita mengasumsikan bahwa orang-orangini sudah cukup umur dan berada dalam kondisi mental yangmemungkinkan mereka melaksanakan pilihan secara bebas.Selanjutnya, kita mengasumsikan bahwa kebebasan memilihdalam situasi mereka tidak akan menghalangi kebebasanmemilih orang lain. Sebagai contoh, anak-anak berusia 5atau 6 tahun tidak akan siap untuk menentukan pilihansendiri (memilih menu mereka sendiri, memilih waktu untuktidur, memilih jenis obat), sehingga harus ada orang lainyang melakukannya untuk mereka. Begitu juga, seseorang yangmenderita keterbelakangan mental membutuhkan orang lainuntuk mengambilkan keputusan tertentu bagi mereka. Di samping itu, situasi lingkungan kehidupan seseorangdapat membatasi kebebasan memilih ini. Sebagai contoh,anggota tentara seringkali harus melepaskan kebebasanmemilih dan makan nasi bungkus, bukan roti keju, mengenakanseragam militer, bukan jins, lari pagi, bukan tidur. Denganmenjadi tentara, seseorang setidak-tidaknya harusmelepaskan sebagian hak mereka untuk menentukan pilihansendiri. Akhirnya, kebebasan memilih yang kita miliki tidakboleh menghalangi orang lain untuk menentukan pilihanmereka sendiri. Kita tidak bisa membiarkan seorang pencuri memilikikebebasan untuk mencuri, karena dengan memberikan kebebasanini kita menghalangi korban pencurian untuk menikmatikebebasan memilih mereka—hak untuk memiliki barang dan hakuntuk merasa aman dalam rumah mereka.

3. Tujuan Komunikasi Ada empat tujuan atau motif komunikasi yang perlu dikemukakan di

sini. Motif atau tujuan ini tidak perlu dikemukakan secarasadar, juga tidak perlu mereka yang terlibat menyepakatitujuan komunikasi mereka. Tujuan dapat disadari ataupuntidak, dapat dikenali ataupun tidak. Selanjutnya, meskipun.teknologi komunikasi berubah dengan cepat dan drastis (kitamengirimkan surat elektronika, bekerja dengan komputer,misalnya) tujuan komunikasi pada dasarnya tetap sama,bagaimanapun hebatnya revolusi elektronika dan revolusi-

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

11

Page 12: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasirevolusi lain yang akan datang. (Arnold dan Bowers, 1984;Naisbit.1984).

a. MenemukanSalah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan diri

(personal discovery) Bila anda berkomunikasi dengan orang lain,anda belajar mengenai diri sendiri selain juga tentangorang lain. Kenyataannya, persepsi-diri anda sebagian besardihasilkan dari apa yang telah anda pelajari tentang dirisendiri dari orang lain selama komunikasi, khususnya dalamperjumpaan-perjumpaan antarpribadi.Dengan berbicara tentang diri kita sendiri dengan oranglain kita memperoleh umpan balik yang berharga mengenaiperasaan, pemikiran, dan perilaku kita. Dari perjumpaanseperti ini kita menyadari, misalnya bahwa perasaan kitaternyata tidak jauh berbeda dengan perasaan orang lain.Pengukuhan positif ini membantu kita merasa "normal."Cara lain di mana kita melakukan penemuan diri adalahmelalui proses perbandingan sosial, melalui perbandingankemampuan, prestasi, sikap, pendapat, nilai, dan kegagalankita dengan orang lain. Artinya, kita mengevaluasi dirisendiri sebagian besar dengan cara membanding diri kitadengan orang lain.Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baikdiri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajakbicara. Tetapi, komunikasi juga memungkinkan kita untukmenemukan dunia luar—dunia yang dipenuhi objek, peristiwa,dan manusia lain. Sekarang ini, kita mengandalkan beragammedia komunikasi untuk mendapatkan informasi tentanghiburan, olahraga, perang, pembangunan ekonomi, masalahkesehatan dan gizi, serta produk-produk baru yang dapatdibeli. Banyak yang kita peroleh dari media iniberinteraksi dengan yang kita peroleh dari interaksiantarpribadi kita. Kita mendapatkan banyak informasi darimedia, mendiskusikannya dengan orang lain, dan akhirnyamempelajari atau menyerap bahan-bahan tadi sebagai hasilinteraksi kedua sumber ini.

b. Untuk berhubunganSalah satu motivasi kita yang paling kuat adalahberhubungan dengan orang lain (membina dan memeliharahubungan dengan orang lain). Kita ingin merasa dicintai dandisukai, dan kemudian kita juga ingin mencintai danmenyukai orang lain. Kita menghabiskan banyak waktu danenergi komunikasi kita untuk membina dan memeliharahubungan sosial. Anda berkomunikasi dengan teman dekat di

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

12

Page 13: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasisekolah, di kantor, dan barangkali melalui telepon. Andaberbincang-bincang dengan orangtua, anak-anak, dan saudaraanda. Anda berinteraksi dengan mitra kerja.

c. Untuk meyakinkanMedia masa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar

mengubah sikap dan perilaku kita. Media dapat hidup karenaadanya dana dari iklan, yang diarahkan untuk mendorong kitamembeli berbagai produk. Sekarang ini mungkin anda lebihbanyak bertindak sebagai konsumen ketimbang sebagaipenyampai pesan melalui media, tetapi tidak lama lagibarangkali anda-lah yang akan merancang pesan-pesan itu—bekerja di suatu surat kabar, menjadi editor sebuahmajalah, atau bekerja pada biro iklan, pemancar televisi,atau berbagai bidang lain yang berkaitan dengan komunikasi.Tetapi, kita juga menghabiskan banyak waktu untuk melakukanpersuasi antarpribadi, baik sebagai sumber maupun sebagaipenerima. Dalam perjumpaan antarpribadi sehari-hari kitaberusaha mengubah sikap dan perilaku orang lain. Kitaberusaha mengajak mereka melakukan sesuatu, mencoba caradiit yan baru, membeli produk tertentu, menonton film,membaca buku, rnengambil mata kuliah tertentu, meyakinibahwa sesuatu itu salah atau benar, menyetujui ataumengecam gagasan tertentu, dan sebagainya. Daftar ini bisasangat panjang. Memang, sedikit saja dari komunikasiantarpribadi kita yang tidak berupaya mengubah sikap atauperilaku.

d. Untuk bermainKita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk

bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak,pembicaraan, musik, dan film sebagian besar untuk hiburan.Demikian pula banyak dari perilaku komunikasi kitadirancang untuk menghibur orang lain (menceritakan leluconmengutarakan sesuatu yang baru, dan mengaitkan cerita-cerita yang menarik). Adakalanya hiburan ini merupakantujuan akhir, tetapi adakalanya ini merupakan cara untukmengikat perhatian orang Iain sehingga kita dapat mencapaitujuan-tujuan lain.Tentu saja, tujuan komunikasi bukan hanya ini; masih banyaktujuan komunikasi yang lain. Tetapi keempat tujuan yangdisebutkan di atas tampaknya merupakan tujuan-tujuan yangutama. Selanjutnya tidak ada tindak komunikasi yangdidorong hanya oleh satu faktor; sebab tunggal tampaknyatidak ada dunia ini. Oleh karenanya, setiap komunikasi

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

13

Page 14: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasibarangkali didorong oleh kombinasi beberapa tujuan bukanhanya satu tujuan.

B. Prinsip-prinsip komunikasi

Dalam pembahasan yang lalu kita mendefinisikan komunikasi danmenjelaskan beberapa komponen komunikasi. Selanjutnya kita akanmenggali sifat atau hakikat atau karakteristik komunikasi denganmenyajikan delapan prinsip komunikasi. Memahami prinsip-prinsipini sangat penting untuk memahami komunikasi dalam segala bentukdan fungsinya.

1. Komunikasi Adalah Paket IsyaratPerilaku komunikasi, apakah ini melibatkan pesan verbal, isyarat

tubuh, atau kombinasi dari keduanya, biasanya terjadi dalam"paket". Biasanya, perilaku verbal dan nonverbal salingmemperkuat dan mendukung. Semua bagian dari sistem pesanbiasanya bekerja bersama-sama untuk mengkomunikasikan maknatertentu. Kita tidak mengutarakan rasa takut dengan kata-katasementara seluruh tubuh kita bersikap santai. Kita tidakmengungkapkan rasa marah sambil tersenyum. Seluruh tubuh—baiksecara verbal maupun nonverbal—bekerja bersama-sama untukmengungkapkan pikiran dan perasaan kita.

Dalam segala bentuk komunikasi, apakah antarpribadi, kelompokkecil, pidato di muka umum, atau media masa, kita kurangmemperhatikan sifat paket dari komunikasi. Ia berlalu begitusaja. Tetapi bila ada ketidakwajaran---bila jabatan tangan yanglemah menyertai salam verbal, bila gerak-gerik gugup menyertaipandangan yang tajam, bila kegelisahan menyertai ekspresinyaman dan santai—kita memperhatikannya. Selalu saja kita mulaimempertanyakan ketulusan, dan kejujuran orang yangbersangkutan.

Pesan yang Kontradiktif Bayangkanlah seseorang yang mengatakan "Saya begitu senangbertemu dengan anda," tetapi. berusaha menghindari kontak matalangsung dan melihat kesana-kemari untuk mengetahui siapa lagiyang hadir. Orang ini mengirimkan pesan yang kontradiktif. Kitamenyaksikan pesan yang kontradiktif (juga dinamai "pesanberbaur" oleh beberapa penulis) pada pasangan yang mengatakanbahwa mereka saling mencintai tetapi secara nonverbal melakukanhal-hal yang saling menyakiti, misalnya datang terlambat untuksuatu janji penting, mengenakan pakaian yang tidak disukaipasangannya, menghindari kontak mata, atau tidak salingmenyentuh.

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

14

Page 15: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & MotivasiPesan-pesan tersebut ada juga yang mengatakan sebagai"diskordansi" (discordance) merupakan akibat dari keinginan untukmengkomunikasikan dua emosi atas perasaan yang berbeda. Sebagaicontoh, anda mungkin menyukai seseorang dan inginmengkomunikasikan perasaan positif ini, tetapi anda juga tidakmenyukai orang itu dan ingin mengkomunikasikan perasaan negatifini juga. Hasilnya adalah anda mengkomunikasikan kedua perasaanitu, satu secara verbal dan lainnya secara nonverbal.

2. Komunikasi Adalah Proses Penyesuaian Komunikasi hanya dapat terjadi bila para komunikatornya

menggunakan sistem isyarat yang sama. Ini jelas kelihatan padaorang-orang yang menggunakan bahasa berbeda. Anda tidak akanbisa berkomunikasi dengan orang lain jika sistem bahasa andaberbeda. Tetapi, prinsip ini menjadi sangat relevan bila kitamenyadari bahwa tidak ada dua orang yang menggunakan sistemisyarat yang persis sama. Orang tua dan anak, misalnya, bukanhanya memiliki perbedaan kata yang berbeda, melainkan jugamempunyai arti yang berbeda untuk istilah yang mereka gunakan. Sebagian dari seni komunikasi adalah mengidentifikasikanisyarat orang lain, mengenali bagaimana isyarat-isyarattersebut digunakan, dan memahami apa artinya. Mereka yanghubungannya akrab akan menyadari bahwa mengenali isyarat-isyarat orang lain memerlukan waktu yang sangat lama danseringkali membutuhkan kesabaran. Jika kita ingin benar-benarmemahami apa yang dimaksud seseorang, bukan sekadar mengertiapa yang dikatakan atau dilakukannya, kita harus mengenalsistem isyarat orang itu.

3. Komunikasi Mencakup Dimensi Isi Dan HubunganKomunikasi, setidak-tidaknya sampai batas tertentu, berkaitandengan dunia nyata atau sesuatu yang berada di luar (bersifatekstern bagi) pembicara dan pendengar. Tetapi, sekaligus,komunikasi juga menyangkut hubungan di antara kedua pihak.Sebagai contoh, seorang atasan mungkin berkata kepadabawahannya, "Datanglah ke ruang saya setelah rapat ini." Pesansederhana ini mempunyai aspek isi (kandungan, atau content) danaspek hubungan (relational).Aspek isi mengacu pada tanggapan perilaku yang diharapkan—yaitu, bawahan menemui atasan setelah rapat. Aspek hubunganmenunjukkan bagaimana komunikasi dilakukan. Bahkan penggunaankalimat perintah yang sederhana sudah menunjukkan adanyaperbedaan status di antara kedua pihak Atasan dapat memerintahbawahan. Ini barangkali akan lebih jelas terlihat bila kitamembayangkan seorang bawahan memberi perintah kepada atasannya.

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

15

Page 16: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & MotivasiHal ini akan terasa janggal dan tidak layak karena melanggarhubungan normal antara atasan dan bawahan.Dalam setiap situasi komunikasi, dimensi isi mungkin tetap samatetapi aspek hubungannya dapat berbeda, atau aspek hubungantetap sama sedangkan isinya berbeda. Sebagai contoh, atasandapat mengatakan kepada bawahan "Sebaiknya anda menjumpai sayasetelah rapat ini" atau "Dapatkah kita bertemu setelah rapatini?" Dalam kedua hal, isi pesan pada dasarnya sama—artinya,pesan dikomunikasikan untuk mendapatkan tanggapan perilaku yangsama—tetapi dimensi hubungannya sangat berbeda. Dal kalimatpertama, jelas tampak hubungan atasan-bawahan, bahkan terasakesan merendahkan bawahan. Pada yang kedua, atasanmengisyaratkan hubungan yang lebih setara dan memperlihatkanpenghargaan kepada bawahan.

Ketidakmampuan Membedakan Dimensi Isi dan HubunganBanyak masalah di antara manusia disebabkan oleh ketidakmampuanmereka mengenali perbedaan antara dimensi isi dan hubungandalam komunikasi. Perbedaan/perselisihan yang menyangkutdimensi isi relatif mudah dipecahkan: Relatif mudah untukmemeriksa fakta yang dipertengkarkan. Sebagai contoh, kitadapat memeriksa buku atau bertanya kepada seseorang tentang apayang sesungguhnya terjadi. Tetapi, pertengkaran yang menyangkutdimensi hubungan jauh lebih sulit diselesaikan, sebagian karenakita jarang sekali mau mengakui bahwa per tengkaran itusesungguhnya menyangkut soal hubungan, bukan soal isi.

4. Komunikasi Melibatkan Transaksi Simetris dan Komplementer Hubungan dapat berbentuk simetris atau komplementer. Dalam

hubungan simetris dua orang saling bercermin pada perilakulainnya. Perilaku satu orang tercermin pada perilaku yanglainnya. Jika salah seorang mengangguk, yang lain mengangguk,jika yang satu menampakkan rasa cemburu, yang lainmemperlihatkan rasa cemburu; jika yang satu pasif, yang lainpasif. Hubungan ini bersifat setara (sebanding), denganpenekanan pada meminimalkan perbedaan di antara kedua orangyang bersangkutan.Cara lain melihat hubungan simetris adalah dalam bentukpersaingan dan perebutan pengaruh di antara dua orang. Masing-masing orang dalam hubungan simetris perlu menegaskankesebandingan atau keunggulannya dibanding yang lain. Hubungansimetris bersifat kompetitif; masing-masing pihak berusahamempertahankan kesetaraan atau keunggulannya dari yang lain.Jika, misalnya, salah satu pihak mengatakan bahwa sesuatu ituharus dilakukan dengan cara tertentu, pihak yang lain akanmenangkapnya sebagai pernyataan bahwa ia tidak cukup kompeten

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

16

Page 17: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasiuntuk memutuskan bagaimana sesuatu itu harus dilakukan.Terjadilah perebutan pengaruh. Tentu saja, kericuhan inisebenarnya tidak menyangkut tentang bagaimana sesuatu itu harusdilakukan. Kericuhan lebih menyangkut tentang siapa yang berhakmemutuskan. Kericuhan ini lebih menyangkut siapa pihak yanglebih kompeten. Seperti dapat dengan mudah dipahami, tuntutanpengakuan akan kesetaraan (atau keunggulan) seringkalimenimbulkan pertengkaran dan permusuhan.Dalam hubungan komplementer kedua pihak mempunyai perilaku yangberbeda. Perilaku salah seorang berfungsi sebagai stimulusperilaku komplementer dari yang lain. Dalam hubungankomplementer perbedaan di antara kedua pihak dimaksimumkan.Orang menempati posisi yang berbeda; yang satu atasan, yanglain bawahan; yang satu aktif, yang lain pasif; yang satu kuat,yang lain lemah . Pada masanya, budaya membentuk hubunganseperti ini —misalnya, hubungan antara guru dan murid, atauantara atasan dan bawahan—. Walaupun hubungan komplementerumumnya produktif di mana perilaku salah satu mitra melengkapiatau menguatkan perilaku yang lain, masih ada masalah. Salahsatu masalah dalam hubungan komplementer, yang dikenal baikoleh banyak mahasiswa, adalah yang disebabkan oleh kekakuanyang berlebihan. Sementara hubungan komplementer antara seorangibu yan melindungi dan membimbing dengan anaknya yang sangatbergantung kepadanya pada suatu saat sanglt penting dandiperlukan untuk kehidupan si anak, hubungan yang sama ketikaanak ini beranjak dewasa menjadi penghambat bagi pengembangananak itu selanjutnya. Perubahan yang begitu penting untukpertumbuhan tidak dimungkinkan terjadi.

5. Rangkaian Komunikasi DipunkuasiPeristiwa komunikasi merupakan transaksi yang kontinyu. Tidakada awal dan akhir yang jelas. Sebagai pemeran serta atausebagai pengamat tindak komunikasi, kita membagi proseskontinyu dan berputar ini ke dalam sebab dan akibat, atau kedalam stimulus dan tanggapan. Artinya, kita mensegmentasikanarus kontinyu komunikasi ini ke dalam potongan-potongan yanglebih kecil. Kita menamai beberapa di antaranya sebagai sebabatau stimulus dan lainnya sebagai efek atau tanggapan.Setiap tindakan merangsang tindakan yang lain. Masing-masingtindakan berfungsi sebagai stimulus bagi yang lain. Tetapi,tidak ada stimulus awal. Masing-masing kejadian dapat dianggapsebagai stimulus dan masing-masing kejadian dapat pula dianggapsebagai efek, tetapi tidak bisa ditentukan mana yang stimulusdan mana yang tanggapan. Jika kita menghendaki komunikasiefektif—jika kita ingin memahami maksud orang lain—maka kitaharus melihat rangkaian kejadian seperti yang dipunktuasi orang

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

17

Page 18: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasilain. Selanjutnya, kita harus menyadari bahwa punktuasi kitatidaklah mencerminkan apa yang ada dalam kenyataan, melainkanmerupakan persepsi kita sendiri yang unik dan bisa keliru.

Komunikasi adalah proses transaksionalKomunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwakomunikasi merupakan suatu proses, hahwa komponen-komponennyasaling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi danbereaksi sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan.

Komunikasi adalah ProsesKomunikasi merupakan suatu proses, suatu kegiatan. Walaupunkita mungkin membicarakan komunikasi seakan-akan ini merupakansuatu yang statis, yang diam, komunikasi tidak pernah sepertiitu. Segala hal dalam komunikasi selalu berubah —kita, orangyang kita ajak berkomunikasi, dan lingkungan kita—.

Komponen-komponen Komunikasi Saling TerkaitDalam setiap proses transaksi, setiap komponen berkaitan secaraintegral dengan setiap komponen yang lain. Komponen komunikasisaling bergantung, tidak pernah independen: Masing-masingkomponen dalam kaitannya dengan komponen yang lain. Sebagaicontoh, tidak mungkin ada sumber tanpa penerima, tidak akan adapesan tanpa sumber, dan tidak akan umpan balik tanpa adanyapenerima. Karena sifat saling bergantung ini, perubahan padasembarang komponen proses mengakibatkan perubahan pada komponenyang lain. Misalnya, anda sedang berbincang-bincang dengansekelompok teman, kemudian ibu anda datang masuk ke kelompok.Perubahan "khalayak" ini akan menyebabkan perubahan-perubahanlain. Barangkali anda atau teman-teman anda akan mengubah bahanpembicaraan atau mengubah cara membicarakannya. Ini juga dapatmempengaruhi berapa sering orang tertentu berbicara, danseterusnya. Apa pun perubahan yang pertama, perubahan-perubahanlain akan menyusul sebagai akibatnya.

Komunikator bertindak sebagai satu kesatuanSetiap orang yang terlibat dalam komunikasi beraksi danbereaksi sebagai satu kesatuan yang utuh. Secara biologis kitadirancang untuk bertindak sebagai makhluk yang utuh. Kita tidakdapat bereaksi, misalnya, hanya pada tingkat emosional atauintelektual saja, karena kita tidak demikian terkotak-kotak.Kita pasti akan bereaksi secara emosional dan intelektual,secara fisik dan kognitif. Kita bereaksi dengan tubuh danpikiran. Barangkali akibat terpenting dari karakteristik iniadalah bahwa aksi dan reaksi kita dalam komunikasi ditentukanbukan hanya oleh apa yang dikatakan, melainkan juga oleh cara

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

18

Page 19: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasikita menafsirkan apa yang dikatakan. Reaksi kita terhadapsebuah film, misalnya, tidak hanya bergantung pada kata-katadan gambar dalam film tersebut melainkan pada semua yang adapada kita —pengalaman masa lalu kita, emosi kita saat itu,pengetahuan kita, keadaan kesehatan kita, dan banyak lagifaktor lain. Jadi, dua orang yang mendengarkan sebuah pesanseringkali menerimanya dengan arti yang sangat berbeda.Walaupun kata-kata dan simbol yang digunakan sama, setiap orangmenafsirkannya secara berbeda.

6. Komunikasi Tak Terhindarkan Anda mungkin menganggap bahwa komunikasi berlangsung secara

sengaja, bertujuan, dan termotivasi secara sadar. Dalam banyakhal ini memang demikian. Tetapi, seringkali pula komunikasiterjadi meskipun seseorang tidak merasa berkomunikasi atautidak ingin berkomunikasi. Dalam situasi interaksi, anda tidakbisa tidak berkomunikasi. Tidaklah berarti bahwa semua perilakumerupakan komunikasi; misalnya, jika sang murid melihat ke luarjendela dan guru tidak melihatnya, komunikasi tidak terjadi.Selanjutnya, bila kita dalam situasi interaksi, kita tidak bisatidak menanggapi pesan dari orang lain. misalnya, jika kitamelihat seseorang melirik ke arah kita, kita pasti bereaksidengan cara tertentu. Seandainyapun kita tidak bereaksi secaraaktif atau secara terbuka, ketiadaan reaksi ini sendiri punmerupakan reaksi, dan itu berkomunikasi. Kita tidak bisa tidakbereaksi. Sekali lagi, jika kita tidak menyadari lirikan itu,jelas bahwa komunikasi tidak terjadi.

7. Komunikasi Bersifat Tak Reversibel Anda dapat membalikkan arah proses beberapa sistem tertentu.

Sebagai contoh, anda dapat mengubah air menjadi es dan kemudianmengembalikan es menjadi air, dan anda dapat mengulang-ulangproses dua arah ini berkali-kali sesuka anda. Proses sepertiini dinamakan proses reversibel. Tetapi ada sistem lain yangbersifat tak reversibel (irreversible). Prosesnya hanya bisaberjalan dalam satu arah, tidak bisa dibalik. Anda, misalnya,dapat mengubah buah anggur menjadi minuman anggur (sarianggur), tetapi anda tidak bisa mengembalikan sari anggurmenjadi buah anggur. Komunikasi termasuk proses seperti ini,proses tak reversibel. Sekali anda mengkomunikasikan sesuatu,anda tidak bisa tidak mengkomunikasikannya. Tentu saja, andadapat berusaha mengurangi dampak dari pesan yang sudahterlanjur anda sampaikan; anda dapat saja, misalnya,mengatakan, "Saya sangat marah waktu itu; saya tidak benar-benar bermaksud mengatakan seperti itu." Tetapi apa pun yanganda lakukan untuk mengurangi atau meniadakan dampak dari pesan

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

19

Page 20: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasianda, pesan itu sendiri, sekali telah dikirimkan dan diterima,tidak bisa dibalikkan. (Ada pepatah Indonesia yang mengatakan,nasi telah menjadi bubur.) l

Prinsip ini mempunyai beberapa implikasi penting komunikasi dalamsegala macam bentuknya. Sebagai contoh, dalam interaksiantarpribadi, khususnya dalam situasi konflik, kita perlu hati-hati untuk tidak mengucapkan sesuatu yang mungkin nantinyaingin kita tarik kembali. Pesan yang mengandung komitmen—pesan"aku cinta kepadamu" dengan segala macam variasinya— juga perludiperhatikao , lika tidak, kita mungkin terpaksa mengikatkandiri kita pada suatu posisi yang mungkin nantinya kitt sesali.Dalam situasi komunikasi publik atau komunikasi masa, di manapesan-pesan didengar oleli ratusan, ribuan, bahkan jutaanorang, sangatlah penting kita menyadari bahwa komunikasi kitabersifat tak reversibel.

C. Persepsi dalam konteks komunikasi

Proses Persepsi

Persepsi bersifat kompleks. Tidak ada hubungan satu lawan satuantara pesan yang terjadi di "luar sana" dengan pesan yangakhirnya memasuki otak kita. Apa yang terjadi di dunia luar dapatsangat berbeda dengan apa yang mencapai otak kita Mempelajaribagaimana dan mengapa pesan-pesan ini berbeda sangat pentinguntuk memahami komunikasi.

1. Terjadinya Stimulasi Alat Indra (Sensory Stimulation)Pada tahap pertama alat-alat indra distimulasi (dirangsang):Kita mendengar suara musik. Kita melihat seseorang yang sudahlama tidak kita jumpai. Kita mencium parfum orang yangberdekatan dengan kita, Kita mencicipi sepotong kue. Kitamerasakan telapak tangan yang berkeringat ketika berjabattangan.

2. Stimulasi terhadap Alat Indra DiaturPada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indra diaturberbagai prinsip. (makalah persepsi)

3. Stimulasi Alat Indra Ditafsirkan-DievaluasiTahap ketiga dalam proses perseptual adalah penafsiran-evaluasi. Kita menggabungkan kedua istilah ini ini untukmenegaskan bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan. Langkah ketigaini merupakan proses subyektif yang melibatkan evaluasi dipihak penerima. Penafsiran-evaluasi kita tidak semata-matadidasarkan pada rangsangan luar, melainkan juga sangat

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

20

Page 21: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasidipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan,sistem nilai, keyakinan tentang yang seharusnya, keadaan fisik,dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada kita.

Perbedaan individual ini janganlah sampai membutakan kita akanvaliditas beberapa generalisasi tentang persepsi. Meskipungeneralisasii ini belum tentu berlaku untuk seseorang tertentu,tampaknya ia berlaku untuk sebagian cukup besar orang.

Proses Yang Mempengaruhi Persepsi

Antara kejadian stimulasi dengan evaluasi atau penafsiranterhadap stimulasi, persepsi dipengaruhi oleh berbagai prosespsikologis penting. Diantarannya : teori kepribadianl implisit(implicit personality theory), ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya(self-fulfilling prophecy), aksentuasi perseptual (perceptual accentuation),primasi-resensi (primacy-recency), konsistensi (consistency), danstereotiping (stereotyping). Lihat Gambar dibawah.

a. Teori Kepribadian ImplisitBacalah pernyataan singkat berikut. Tandailah karakteristikdalam tanda kurung yang kelihatannya paling cocok untukmelengkapi kalimat tersebut:Agus bergairah, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan(cerdas, kurang cerdas)Dewi berani, tegar, dan (ekstrovert, introvert)Sitha periang, lincah, dan (langsing, gemuk)Hari ramah, posiif, dan (menarik, tidakm menarik)

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

21

PERSEPSI ORANG

Teorikepribadian

Ramalan yang terpenuhi dengan

Teorikepribadian

Stereotipe

Konsistensi Aksentuasi

perseptual

Page 22: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasi

Kata-kata tertentu tampaknya benar dan lainnya kelihatannyasalah. Yang membuatnya kelihatannya salah dan kelihatan benaradalah teori kepribadian imlisit. Sistem aturan yang mengatakankepada kity mana karakteistik yang sesuai untuk karakteristikyang lain.

Kebanyakan teori orang mengatakan bahwa seseorang yangbergairah dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar pasti jugacerdas. Tentu saja tidak ada alasan logis untuk mengatakanbahwa orang yang tidak cerdas tidak bergairah dan tidakmempunvai rasa ingin tahu yang besar.

"Efek halo" yang banyak dikenal merupakan fungsi dari teorikepribadian implisit kita. Jika kita percaya bahwa seseorangmemiliki sejumlah kualitas positif, kita menyimpulkan bahwa iajuga memiliki kualitas positif yang lain. "Efek halo terhalik"juga ada. Jika kita tahu bahwa seseorang memiliki sejumlahkualitas negatif, kita cenderung menyimpulkan bahwa orang itumemiliki kualitas negatif yang lain.

Hambatan Potensial Mempersepsikan kualitas-kualitaa dalam diri seorang yang

menurut "teori" seharusnya dimilikinya, padahal kenyataannyatidak demikian.

Mengabaikan kualitas atau karakteristik yang tidak sesuaidengan teori ita.

Penggunaan teori kepribadian implisit ini, bersama denganefek halo dan efek halo terbalik seringkali membawa kitapada ramalan yang terpenuhi dengan sendirinnya.

b. Ramalan yang Terpenuhi dengan SendirinyaRamalan yang terpenuhi dengan sendirinya terjadi bila kitamembuat perkiraan atau merumuskan keyakinan yyang menjadikenyataan karena kita meramalkannya dan bertindak seakan-akanitu benar.

Ada empat langkah dasar dalam proses ini:1. Kita membuat prediksi atau merumuskan keyakinan tentang

seseorang atau situasi.2. kita bersikap kepada orang atau situasi tersebut seakan-akan

ramalan atau keyajkinan kita benar.3. karena kita bersikap demikian, ia menadi kenyataan .4. kita mengamati efek diri kita terhadap seseorang atau akibat

terhadap situasi, dan apa yang kita saksikan memperkuatkeyakinan kira.

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

22

Page 23: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasi

Hambatan Potensial Mempengaruhi perilaku orang lain sehingga sesuai dengan

ramalan kita Melihat apa yang diramalkan ketimbang apa yang sebenarnya,

misalnya. ini dapat membuat kita karena ramalan itu kitabuat, bukan karena adanya kegagalan yang aktual, menganggapdiri kita gagal.

c. Aksentuasi Perseptual“Tiada rotan akar pun jadi” adalah pepatah yang banyak kitajumpai dalam komunikasi: Untuk menjadi calon aktor, peransekecil apapun dan seperti apa pun dalam sebuah film adalahlebih baik ketimbang tidak mendapat peran apapun. Bayambarangkali rasanya tidak enak tetapi bila anda lapar rasanyaakan sama lezat dengan ayam panggang.

Proses tersebut yang dinamai aksentuasi perseptual, membuatkita melihat apa yang kita harapkan dan kita inginkan. Kitamelihat orang yang kita sukai sebagai lebih tampan dan lebihpandai ketimbang orang yang tidak kita sukai. Kontra argumenyang jelas adalah bahwa sebenarnya kita lebih menyukai orangpandai dan tampan dan oleh karenanya kita mencari-cari orangseperti ini, bukan karena orang yang kita sukai itu kelihatantampan dan pandai. Proses umum yang sering terjadi setiap hari.Orang yang haus melihat bayangan air (fatamorgana).

Hambatan Potensial Mendistorsi persepsi kita tentang realitas; membuat kita

melihat apa yang kita butuhkan atau inginkan ketimbang apayang nyatanya ada, dan tidak melihat apa yang tidak inginkita lihat Misalnya, anda mungkin tidak merasa akan gagaldalam mata kuliah komunikasi karena anda memusatkanperhatian pada apa yang anda inginkan.

Menyaring atau mendistorsi informasi yang mungkin merusakatau mengancam citra-diri kita dan dengan demikian sangatmernpersulit upaya peningkatan-diri

Memandang orang lain memiliki karakteristik atau kualitasnegatif yang sebenarnya ada pada diri kita.

Melihat dan mengingat kualitas atau karakteristik positiflebih daripada yang negatif, dan dengan demikian mendistorsipersepsi kita tentang orang lain

Merasakan perilaku tertentu dari orang lain sebagaimenunjukkan bahwa ia menyukai kita hanya karena sebenarnyakita ingin disukai. Sebagai contoh, sikap bersahabat danramah dari seorang wiraniaga kita terima sebagai tanda bahwa

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

23

Page 24: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasiyang bersangkutan menyukai kita, padahal sebenarnya ituhanya bagian dari strategi persuasi tertentu.

d. Primasi-ResensiAnggaplah sementara bahvva anda sedang suatu mengambil matakuliah di mana separuh kegiatan kelas sangat membosankan danseparuh lainnya sangat menyenangkan. Pada akhir semester andadiminta mengevaluasi mata kuliah ini dan pengajarnya. Apakahevaluasi anda akan lebih baik jika kegiatan kelas yangmembosankan terjadi selama tengah pertama semester dan kegiatanyang menyenangkan terjadi selama tengah kedua semester itu?Ataukah evaluasi anda akan lebih baik jika urutannya dibalik?Jika yang muncul pertama lebih kuat pengaruhnya, kita mengalamiapa yang dinamakan efek primasi (Primacy Effect). Jika yang munculterakhir (atau paling baru) lebih kuat pengaruhnya kitamengalami efek resensi (Recency Effect)Implikasi praktis dari efek primasi-resensi ini adalah bahwakesan pertama yang tercipta tampaknya paling penting. Melaluikesan pertama ini, orang lain akan menyaring tambahan informasiuntuk merumuskan gambaran tentang seseorang yang merekapersepsikan.

Hambatan Potensial Merumuskan gambaran menyeluruh tentang seseorang berdasarkan

kesan awal yang belum akurat. Mendistorsi persepsi yang datang kemudian untuk tidak

merusak kesan pertama kita.

e. KonsistensiAnda mempunyai kecenderungan yang kuat untuk menjagakeseimbangan atau konsistensi di antara persepsi-persepsi anda.Konsistensi menggambarkan kebutuhan anda untuk memeliharakeseimbangan daintara sikap-sikap anda. Anda memperkirakanbahwa hal-hal tertentu selalu muncul bersama-sama dan hal-hallain akan muncul bersama-sama. Selanjutnya kita berharap seseorang yang kita sukai memilikikarakteristik yang kita sukai atau kita puja, dan kita berharapmmusuh-musuh kita tidak memiliki karakteristik yang kita sukaiatau kita puja. Sebaliknya kita berharap orang yang kita sukaitidak memiliki sifat-sifat yang tidak menyenangkan dan orangyang tidak kita sukai memiliki sifat-sitat yang tidakmenyenangkan.

Hambatan Potensial

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

24

Page 25: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasi Mengabaikan atau mendistorsi persepsi tentang perilaku yang

tidak konsisten dengan gambaran kita mengenai seseorangsecara utuh.

Mempersepsikan perilaku spesifik sebagai terpancar darikualitas positif orang yang kita sukai dan dari kualitasnegatif orang yang tidak kita sukai. Oleh karenanya kitatidak mampu melihat perilaku positif maupun negatif.

Melihat perilaku tertentu sebagai positif jika perilaku yanglain ditafsirkan sebagai positif (efek halo) atau sebaliknya

f. StereotypingJalan pintas yang sering digunakan dalam persepsi adalahstereotiping (stereotyping). Stereotipe spsiologis atau psikologisadalah citra yang melekat atas sekelompok orang. Kita semuamempunyai stereotipe tentang kelompok bangsa. kelompok agama,kelompok ras, atau barangkali tentang kaum penjahat, kaumwaria, atau guru.

Hambatan Potensial Stereotipe dapat menimbulkan dua hambatan utama. Kecenderungankita untuk mengelompokkan orang ke dalam kelas-kelas danbereaksi terhadap seseorang terutama sebagai anggoata kelas-kelas ini dapat membuat kita: Mempersepsikan orang seakan-akan memiliki kualitas-kualitas

tertentu dan, karenanya tidak mampu mengenali sifat multiaspek dari semua orang dan semua kelompok.

Mengabaikan ciri khas yang dimilili seseorang dan karenanyatidak mampu menarik manfaat dari konstruibusi khusus yangdapat diberikan setiap pihak dalam suatu interaksi

Membuat Persepsi Lebih AkuratEfektifitas komunikasi dan hubungan bergantung sebagian besarpada keakuratan kita dalam mempersepsi suatu pesan yang muncul.Kita dapa meningkatkan akurasi kita dengan (1) menerapkanstrategi untuk mengurangi ketidakpastian, dan (2) mengikutibeberapa pedoman atau prinsip yangh diusarankan.

Strategi Untuk Mengurangi KetidakpastianAsumsi umum yang digunakan disini adalah bahwa komunikasimerupakan proses bertahap (gradual) di mana orang salingmengurangi ketida kpastian tentang yang lain. Dengan tiap-tiapinteraksi kita semakin mengenal pihak lain dan secara berangsur-angsur mulai mengenal orang itu pada tingkat yang lebih bermakna.

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

25

Page 26: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & MotivasiAda 3 strategi utama untuk mengurangoiketidakpastian : strategipasif, aktif, dan interaktif.Strategi pasif, Bila kita mengamati orang lain tanpa orang itusadar bahwa dia sedang kita amati. Yang paling bermanfaat dalamobservasi pasif ini adalah mengamati seseorang dalam tugas aktiftertentu, misalnya dalam interaksinya dengan orang lain dalamsituasi informal.

Strategi Aktif, Bila kita secara aktif mencari informasi tentangseseorang dengan cara apapun selain berinteraksi dengan orangitu. Sebagai contoh, anda dapat bertanya kepada orang laintentang orang itu (“Seperti apa rupanya?” “Apakah bekerja diluar?, dan sebagainya). Kita juga dapat memenipulasi lingkungandengan cara tertentu sehingga dapat mengamati seseorang secaralebih spesifik dan jelas.

Strategi interaktif, Bila kita sendiri berinteraksi denganseseorang. Kita juga mendapatkan pengetahuan tentang orang laindengan mengungkapkan informasi tentang diri kita sendiri.Pengungkapan-diri mencipatkan lingkungan yang santai mendorongpengungkapan dari orang lain yang ingin ebih kita kenal.

Ketiga strategi ini bermanfaat untuk mengurangi ketidakpastiananda mengenai orang lain. Sayang nya banyak orag mnerasa bahwamereka sudh cukup mengena; seseorang setelah menerapkan hanyastartegoi pasif. Strategi aktif lebih bersifat megungkapkan, danstartegi interaktif lebih banyak labi mengunkapkannya.Menerapkanketiga macam strategi ini akan membuat persepsi anda seakuratmungkin.

Pedoman Untuk Meningkatkan Akurasi PersepsiDisamping menghindari hambatan-hambatan potensial; dalam beragaiproses persepsi yang dikemukakan sebelumnya dan menerapkan ketigastrategi untuk mengurangi ketidakpastian, berikut ini beberapasaran yang akan membantu meningkatkan akurasi persepsiantarpribafdi anda.1. Carilah berbagai petunjuk yang menunjuk ke arah yang sama. Makin

banyak petunjuk perseptual yang menuju ke arah yag sama, makinbesar kemungkinan kesimpulan anda benar..

2. Berdasarkan pengamatan kita atas perilaku, rumuskan hipotesis.Ujilah hipotesis ini terhadap informasi dan bukti-buktitambahan; jangan menarik kesimpulan yang nantinya akan kitacoba konfirmasikan.

3. Perhatikan khususnya petunjuk-petunjuk yang kontradiktif, petunjuk yang akanmenolak hipotesis awal kita. Akan lebih mudah menerima yang

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

26

Page 27: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasimendukung hipotesis ketimbang menerima petunjuk yangmenentangnya.

4. Jangan menarik kesimpulan sampai kita memiliki kesempatan untukmenproses beragam petunjuk.

5. Hindari membaca pikiran oirang lain. Kita hanya dapat membuat asumsiberdasarkan perilaku yang tampak. Motif, sikap, atau nilaiseseorang tidak terbuka bagi inspeksi pihak luar.

6. Jangan menganggap orang lain seperti diri kita, berpikirseperti cara diri kita, atau bertindak seperti yang koitalakukan. Sadarilah keragaman dan keunikan manusia.

7. Waspadalah terhadap bias diri kita sendiri. Sebagi contoh, hanya menerimahal-hal positif pada diri oarang yang kita sukai dan hanyamenerima hal-hal pelayanan negatif pada diri orang yang tidakkita sukai.

POKOK BAHASAN 2. MOTIVASI

A. Pengertian Motivasi

Motivasi, dapat didefinisikan sebagai proses yang terjadi didalam diri, yang menciptakan tujuan dan memberikan energi bagiperilaku seseorang (Kimble, et al, 1984).

Motif merupakan dorongan bertindak untuk memenuhi suatu kebu-tuhan, dirasakan sebagai kemauan, keinginan, yang kemudian terwu-juddalam bentuk perilaku nyata.Secara garis besar, teori motivasi dapat dikelompokkan menjadidua kategori,yaitu: 1) Teori Kepuasan (Maslow, Herzberg dan MCCelland ); 2) Teori Proses (Vroom) (Gibson,et al, 1982).

B. Teori Kepuasan

1. MaslowTeori Maslow (teori hierarki kebutuhan) sering digunakan untukmeramalkan perilaku orang dalam kelompok atau organisasi, danba-gaimana memanipulasi atau membentuk perilaku tersebut dengancara memenuhi kebutuhannya, meskipun Maslow sendiri tidakpernah ber-maksud untuk meramalkan perilaku. Ia hanya bertolak dari dua asumsi dasar, yaitu: a. Manusia selalu mempunyai kebutuhan untuk berkembang dan

maju; b. Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok

terlebih dahulu sebelum berusaha memenuhi kebutuhan lainnya,artinya kebutuhan yang lebih mendasar harus dipenuhi

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

27

Page 28: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasiterlebih dahulu sebelum kebutuhan tambahan yang lebih tinggimulai mengendalikan perilaku seseorang.

Yang penting dari pemikiran Maslow ini adalah: kebutuhan yangtelah dipenuhi (sebagian atau keseluruhan) akan berhenti dayamotivasinya, kemudian motivasinya berpindah ke upaya untukmemenuhi kebutuhan lainnya yang lebih tinggi. Pemahaman tentang adanya hubungan yang erat antara perilaku dankebutuhan, seperti telah diuraikan dalam teori perilakusebelumnya, adalah penting, paling tidak untuk dapatmenciptakan kepuasan atau mengurangi ketidakpuasan individuanggota kelompok. Melalui pengamatan terhadap perilaku anggotakelompok dan dikaitkan dengan tingkat kebutuhannya, maka dapatdilakukan tindakan tertentu oleh anggota lainnya atau olehpimpinan kelompok dalam rangka membentuk sebuah kelompok yangsolid.

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM - PUSDIKLAT KESEHATAN

28

Page 29: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasi

Hierarki Kebutuhan Maslow

kepuasan kebutuhan *) Benson N.C and Grove S: Psychology for Beginners,1998 (modified)

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM – PUSDIKLAT KESEHATAN

29

kebutuhan biologis/fisiologis

kebutuhan keselamatan & keamanan(safety & security)

kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki(sense of belonging)

kebutuhan penghargaan (esteem)

kebutuhan kognitif

kebutuhan estetis

aktualisasi diri

transcendental

Page 30: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasi2. Herzberg

Teori Hezberg (teori dua faktor tentang motivasi), yaitu: a. Faktor yang membuat orang merasa tidak puas

(dissatisfiers-factor);Serangkaian kondisi ekstrinsik, terkondisi oleh faktoreksternal, yaitu kondisi pekerjaan yang diharapkan, yangapabila kondisi ini tidak tersedia membuat orang merasatidak puas, tapi bila kondisi ini tersedia tidak akanmemotivasi orang untuk bekerja lebih baik. Kondisi yangdianggap “seharusnya tersedia” seperti ini disebut jugafaktor-kesehatan (hygiene-factors), karena faktor tersebutmerupakan persyaratan minimum untuk terbebas dari rasa tidakpuas, seperti: upah minimum, rasa aman dalam bekerja, suasana kerjayang menyenangkan, status yang jelas, prosedur yang jelas, mutu pengawasantehnis yang kontinyu, suasana hubungan antar manusia yang menyenangkan.

b. Faktor yang membuat orang merasa puas (satisfiers-factor).Serangkaian kondisi intrinsik, terkondisi oleh faktor internalseseorang, yaitu suatu kondisi pekerjaan, yang apabilatersedia akan mendorong motivasi kerja, dan selanjutnya akanlebih meningkatkan produktivitas kerja, tapi apabila tidaktersedia, tidak akan menimbulkan rasa ketidak-puasan yangberlebihan atau sampai merusak situasi kerja, seperti:kesempatan untuk mencapai prestasi kerja yang terbaik(achievement), pengakuan atas prestasi yang dicapai(recognition), pemberian tanggung-jawab penuh atas tugas yangdiberikan (responsibility), kesempatan untuk terus mencapaikemajuan dalam pekerjaan (advancement), kesempatan untukterus berkembang dalam karier (growth), kesesuaian jenispekerjaan dengan kemampuan yang dimiliki (work). Skema dua faktor motivasi yang dikemukakan Herzberg, sertadiagram persentase pengaruh faktor hygiene dan motivatorterhadap derajat kepuasan dan motivasi individu, dapatdilihat dalam bagan dibawah ini:

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM – PUSDIKLAT KESEHATAN

30

Page 31: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasi

Hygiene MotivatorsKebijakan Organisasi dan administrasi

Prestasi kerja

Pengawasan/Supervisi Penghargaaan/PengakuanHubungan dengan lingkungan kerja, atasan, selevel dan bawahan

Kesesuaian jenis Pekerjaan

Kondisi Kerja Tanggung-jawabPenghasilan (gaji) Kemajuan (promosi)Kehidupan pribadi, status, keamanan

Pertumbuhan

100% 80% 60% 40% 20% 0% 20% 40% 60% 80%100%

Faktor hygiene menyumbang 69% terhadap ketidakpuasan kerja danfaktor motivator menyumbang 31% terhadap kepuasan kerja,

Faktor motivator menyumbang 81%, faktor hygienemenyumbang 19%.

Implikasi dari hasil penelitian Herzberg ini menunjukkanbahwa upaya pemenuhan terhadap faktor hygiene, sepertikebijakan dan sistem organisasi yang baik, supervisiterus menerus, hubungan personal yang baik, gaji yangmemadai, status dan keamanan kerja, belum sepenuhnyamenjamin tercapainya kepuasan, kalau tidak di-barengidengan pemenuhan faktor motivator, seperti kesempatanberprestasi dan bertumbuh kembang, penghargaan atasprestasi kerja yang dicapai, pemberian tugas yang cocok,pelimpahan tanggung-jawab yang penuh.

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM – PUSDIKLAT KESEHATAN

31

Semua faktor-2 diatasmemberikan kontribusi kepada

Ketidak- Kepuasan kerja

69

31

19

81

Hygiene

Motivator

Page 32: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasi

3. Teori McClelland

Teori McClelland (teori motivasi yang berhubungan erat dengan proses belajar). Ia mengemukakan bahwa kebutuhan individu merupakan sesuatu

yang dipelajari dari lingkungan kebudayaannya. Orang yang tidak pernah melihat dan mendengar tentang

televisi, tidak akan pernah membutuhkan televisi, dan takakan pernah termotivasi untuk memiliki televisi.

Oleh karena itu motivasi, yang bersumber dari adanya upayauntuk memenuhi kebutuhan, merupakan sesuatu yang dapatdipelajari dan diajarkan.

Diantara begitu banyak kebutuhan manusia McClelland membahastiga jenis kebutuhan saja, yaitu: 1) n-Ach (need for achievement), yaitu kebutuhan individu akan

prestasi; 2) n-Aff (need for affiliation), yaitu kebutuhan individu akan afiliasi

(pertemanan); 3) n-Pow (need for power), yaitu kebutuhan individu akan

kekuasaan. Tinggi atau rendahnya tingkat kebutuhan seseorang akan

menentukan kuat atau lemahnya motivasinya untuk mencapaitujuan tersebut.

Mereka yang mempunyai n-Ach tinggi lebih senang menetapkansendiri tujuan hasil kerja yang akan dicapai, denganmengukur batas kemampuannya sendiri, membutuhkan umpan balikyang cepat terlihat, kerja yang efisien sertabertanggung-jawab terhadap pemecahan masalah yang ada.

C. Teori Proses

Teori Proses mengenai motivasi berusaha menjawab pertanyaantentang bagaimana menguatkan (energize), mengarahkan (direct),memelihara (maintain) dan menghentikan (stop) perilaku individu(Gibson et al, 1982).

Vroom (1964) mengemukakan adanya dua tingkatanhasil dalam se-tiap pekerjaan, dimana: hasil tingkat pertama berupa produk dari perilaku,

sedangkan hasil tingkat kedua berupa peristiwa yang ditim bulkan

oleh atau sebagai dampak dari hasil ting kat pertama , misalnyabila seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik(hasil tingkat pertama/produk perilaku), ia akan menerima promosikenaikan pangkat atau tambahan bonus (hasil tingkat ke dua/dampakdari hasil tingkat pertama)

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM – PUSDIKLAT KESEHATAN

32

Page 33: Modul komunikasi dan motivasi-FINAL

MP.2 Komunikasi & Motivasi Menurut Vroom, ada tiga konsep penting

mengenai hubungan antara hasil tingkat pertama dan kedua,yaitu: 1. Pertautan (instrumentality), dimana individu mempersepsikan

bahwa hasil tingkat kedua sangat terkait dengan hasiltingkat pertama, artinya tanpa hasil tingkat pertama tidakmungkin terjadinya hasil tingkat kedua;

2. Valensi (valence), dimana individu dalam memutuskan pilihanmempertimbangkan sekaligus hubungan antara hasil tingkatpertama dan hasil tingkat kedua, misalnya kalau saya memilihbekerja dengan prestasi kerja tinggi, saya akan mendapat promosi kenaikanjabatan atau bonus;

3. Harapan (expectancy), dimana individu dalam memutuskanpilihannya disertai dengan harapan bahwa hasil tingkatpertama akan memberikan dampak yang lebih baik bagi hasiltingkat kedua.

Dengan memahami proses timbulnya motivasi yang terjadi dalam diriindividu, kita dapat memanipulasi perilaku orang untuk mencapaitujuan yang kita inginkan.

VII. REFERENSI

1. Charles V. Larson, 1986, Persuasion: Perception and Responsibility (fourthEdition), Wadsworth Publishing Company, California.

2. Deborah Tannen, 1996, Seni komunikasi Efektif: membangun relasi denganmembina gaya percakapan, (alih bahasa dra. Amitya Komara), PTGramedia Pustaka Utama, Jakarta.

3. Joseph A. Devito,1997, Komunikasi antar manusia (edisi kelima), ProfesionalBooks, Jakarta.

4. Larry King, Bill Gilbert, 2002, Seni Berbicara: kepada siapa saja, kapansaja, dimana saja (editor Tanti Lesmana), PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

5. Prof. Dr. Astrid S. Susanto-Sunarto, 1995, Globalisasi dan komunikasi,Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

6. R. Wayne Pace, Don F. Faulos, 2002, Komunikasi Organisasi: Strategimeningkatkan kinerja perusahaan (editor Deddy Mulyana, MA, Ph.D.), PTRemaja Rosdakarya, Bandung.

DEPARTEMEN KESEHATAN RIBADAN PPSDM – PUSDIKLAT KESEHATAN

33