MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB XII Analisis Resiko Financial dan Pengamanan Asset A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami konsep dari analisis resiko keuangan beserta cara mengamankan assetnya dari sebuah entitas ekonomi. 2. Khusus : Mahasiswa dapat memahami, menjelaskan, pengertia resiko dan resiko-resiko mana yang bisa di absorb dan harus di transfer berdasarkan data-data laporan keuangan dan menghitung biaya resiko beserta biaya transfer resiko. B. Pokok Bahasan : Analisis Resiko Finansial dan Pengamanan Asset C. Sub Pokok Bahasan : 1. Resiko Kegagalan Financial 2. Definisi Resiko 3. Definisi Hazard 4. Manajemen Resiko 5. Identifikasi Resiko 6. Analisa Risiko 7. Pengelolaan risiko 8. Penanganan risiko 9. Implementasi Manajemen Risiko 10. Monitoring Risiko 11. Pengalihan Risiko Financial 12. Asuransi 13. Resiko yang dapat diasuransikan 14. Prinsip dasar Asuransi 15. Hubungan antara Manajemen Resiko dengan Asuransi 16. Perusahaan Asuransi 17. Jenis-jenis Asuransi 1. Resiko Kegagalan Financial Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan utama yaitu memperoleh laba atau keuntungan. Tujuan ini dapat dicapai oleh perusahaan dengan cara : meningkatkan penjualan,
27
Embed
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB XII · PDF fileMonitoring Risiko 11. ... evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas ... suatu proyek
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
BAB XIIAnalisis Resiko Financial dan Pengamanan Asset
A. Tujuan Instruksional :
1. Umum : Mahasiswa dapat memahami konsep dari analisis resiko
keuangan beserta cara mengamankan assetnya dari sebuah
entitas ekonomi.
2. Khusus : Mahasiswa dapat memahami, menjelaskan, pengertia resiko dan
resiko-resiko mana yang bisa di absorb dan harus di transfer berdasarkan data-data
laporan keuangan dan menghitung biaya resiko beserta biaya transfer resiko.
B. Pokok Bahasan : Analisis Resiko Finansial dan Pengamanan Asset
C. Sub Pokok Bahasan :
1. Resiko Kegagalan Financial
2. Definisi Resiko
3. Definisi Hazard
4. Manajemen Resiko
5. Identifikasi Resiko
6. Analisa Risiko
7. Pengelolaan risiko
8. Penanganan risiko
9. Implementasi Manajemen Risiko
10. Monitoring Risiko
11. Pengalihan Risiko Financial
12. Asuransi
13. Resiko yang dapat diasuransikan
14. Prinsip dasar Asuransi
15. Hubungan antara Manajemen Resiko dengan Asuransi
16. Perusahaan Asuransi
17. Jenis-jenis Asuransi
1. Resiko Kegagalan FinancialPerusahaan pada umumnya memiliki tujuan utama yaitu memperoleh laba atau keuntungan.
Tujuan ini dapat dicapai oleh perusahaan dengan cara : meningkatkan penjualan,
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
mengurangi pengeluaran, mencegah perusahaan dari kegagalan, menaikkan keuntungan
perusahaan. Menekan biaya produksi dan sebagainya.
Namun didalam pelaksanaannya kita banyak menemukan beberapa perusahaan yang
mengalami kegagalan usaha atau kegagalan financial. Secara umum faktor penyebab
kegagalan ini dapat kita bagi menjadi dua bagaian yaitu :
1. Predictable Factor atau Faktor yang dapat diprediksi
Faktor yang dapat diprediksi, adalah faktor-faktor penyebab kegagalan yang berhubungan
langsung dengan usaha atau bisnis yang dijalankan, yang umumnya dapat dianalisa dan
diprediksi. Faktor-faktor ini meliputi :
1.1. Faktor Manajemen
Keputusan manajemen yang dibuat selama periode bisnis dapat menjadi faktor kunci dalam
keberhasilan atau kegagalan dari suatu perusahaan. Menurut sistem kategorisasi kegagalan
yang dikemukakan oleh Dun and Bradstreet, manajemen yang buruk bertanggung jawab
atas 90% dari kegagalan bisnis (Dun & Bradstreet Corporation, 1981).
1.2. Faktor Finansial
Sebuah kesalahan fatal yang umum dalam kegagalan bisnis adalah tidak memiliki dana
operasi yang cukup. Untuk memulai bisnis baru, anda harus menyiapkan dana yang besar,
setidaknya untuk jangka waktu 6 bulan, dihitung tanpa pemasukan. Biasanya, bisnis baru
pada tahun pertama adalah masa yang paling sulit. Jika anda tidak mampu mengatasi
masalah finansial, maka dapat dipastikan bisnis baru anda tidak akan mampu bertahan
pada tahun pertama.
1.3. Faktor Pasar
Ini adalah faktor eksternal yang diluar kendali anda. Tetapi anda dapat mengatur pasar
dengan melakukan pendekatan yang tepat. Pasar sangat menentukan keberhasilan bisnis
anda. Diperlukan riset pasar yang cermat baik sebelum maupaun ketika anda menjalankan
bisnis.
Banyak faktor yang mempengaruhi pasar, antara lain tingkat permintaan, persaingan,
kualitas produk atau jasa, dan lokasi. Kesalahan yang umum yang biasa dilakukan oleh
pebisnis adalah terlalu banyak menarik konsumen baru, tetapi tidak mampu
mempertahankan pelanggan. Biasanya masalah timbul karena terlalu over ekspansi,
sementara bisnis anda tidak mampu menanganinya. Sehingga anda kurang memperhatikan
kualitas standar layanan bisnis anda. Dan pada gilirannya, para pelanggan akan
meninggalkan anda karena pelayanan yang buruk dan atau tidak berkualitas. Ini berkaitan
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
dengan marketing manajemen. Anda harus mempelajari bagaimana cara menarik
pelanggan baru dan juga mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Keduanya harus
berjalan selaras.
1.4. Dan faktor-faktor yang dapat diprediksi lainnya.
2. Unpredictable Factor atau Faktor yang tidak bisa diprediksi
Adalah faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan perusahaan diluar kendali manajemen
dan terjadi secara cepat dan tidak dapat di prediksi.
Unpredictable Factor, sangatlah banyak, sebagai contoh berikut :
- apa yang terjadi jika pabrik dan gudang perusahaan anda terbakar habis?
- Bagaimana jika 10 container barang ekspor anda tenggelam di laut ?
- Bagaimana jika aktivitas perusahaan anda tiba-tiba mengakibatkan polusi
lingkungan seperti kasus Bhopal india atau lumpur lapindo?
- Bagaimana jika karyawan anda melakukan kecurangan dan membobol sejumlah
besar aset lancar perusahaan anda?
- Bagaimana jika konsumen anda meninggal akibat salah memahami instruksi
cara pemakaian yang telah anda jelaskan dalam petunjuk pemakaian barang
anda? Sehingga anda dituntut dengan nilai dua kali asset perusahaan anda?
- Dan lain-lain
Walaupun kinerja perusahaan anda sangat baik dan menguntungkan, namun jika salah satu
kejadian diatas menimpa, maka anda bisa membayangkan berapa besar kerugian
perusahaan yang anda alami, bahkan mungkin perusahaan akan tutup karena bangkrut.
2. Definisi Resiko
Fihak asuransi menyebut unpredictable factor atau faktor yang tidak dapat diprediksi ini
sebagai Risks atau Resiko.
Dimana resiko / risk didefinisikan sebagai ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa
yang dapat menimbulkan kerugian ekonomis. Contoh dari berbagai macam resiko, seperti
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain, resiko terkena banjir di musim hujan, resiko
gempa bumi dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika risiko-
risiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal.
Istilah resiko (risk) juga memiliki berbagai definisi. Vaughan (1978) mengemukakan
beberapa definisi risiko sebagai berikut:
• Risk is the chance of loss (Risiko akan menimbulkan kerugian)
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan
kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas
akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat
perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 100%,
berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.
• Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian)Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu.
Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
• Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian)Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan
penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap
individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi risiko
berikut.
• Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan
penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan)
• Risk is the probability of any outcome different from the one expected (Risiko
adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Menurut
definisi di atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari
beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat
buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Atau dengan kata lain akan
menunjukkan adanya ketidakpastian.
Ada 4 Bentuk-bentuk resiko yang perlu kita ketahui yaitu :
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
a. Resiko Murni, adalah risiko yang akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau break even,
contohnya pencurian, kecelakaan atau kebakaran.
b. Resiko Spekulatif adalah risiko yang akibatnya ada 3 macam: rugi, untung atau break
even, contohnya adalah judi.
c. Resiko Partikular adalah risiko yang berasal dari individu dan dampaknya
lokal, contohnya adalah pesawat jatuh, tabrakan mobil
d. Resiko Fundamental adalah risiko yang bukan berasal dari individu dan dampaknya
luas, contohnya adalah angin topan, gempa bumi, banjir dan Badai
3. Definisi Hazard
Selain Resiko, kita mengenal istilah hazard.
Hazard adalah suatu keadaan yang dapat memperbesar terjadinya resiko , hazard dibagi
dalam dua jenis :
1. Phisical Hazard : adalah keadaan fisik tertentu yang dapat memperbesar terjadinya
resiko. Contoh untuk kasus diatas, adalah apabila mesin pesawat yang tidak terawat dan
struktur pesawat yang tidak terawat dan berkarat akan mengakibatkan tingginya kejatuhan
pesawat.
2. Moral Hazard : adalah moral seseorang yang dapat memperbesar terjadinya resiko
contoh untuk kasus diatas adalah seorang pilot yang kurang hati-hati dapat meningkatkan
jatuhnya pesawat,atau karyawan yang tidak jujur dapat mengakibatkan terjadinya
penggelapan
4. Manajemen Resiko
Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi
dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas
perusahaan.
Penjabaran definisi manajemen resiko dari beberapa ahli :
Menurut Smith, Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran
dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada
perusahaan tersebut.
Menurut Clough and Sears, Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang
komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan kerugian.
Tahapan dalam manajemen resiko adalah :
1. Identifikasi resiko
2. Analisa dan Evaluasi resiko ditinjau dari severity (nilai risiko) dan frekuensinya
3. Pengendalian resiko, dimana dalam Pengendalian resiko ini terbagi menjadi dua :
a. Pengendalian Fisik (Resiko dihilangkan/diminimalisir)
Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya kerugian;
contoh : dalam meminimalisir resiko kebakaran atas gudang dan pabrik, kita perlu
mendesain pabrik dari bahan yang tidak mudah terbakar, pengadaan alat pemadam api
atau hydrant, pengadaan smoke detector, peraturan karyawan dilarang merokok, dan lain-
lain.
b. Pengendalian Finansial (Resiko ditahan, resiko ditransfer)
Menahan resiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari risiko, misalnya
dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk menghadapi kerugian yang
bakal terjadi (retensi sendiri).Sedangkan pengalihan/transfer resiko dapat dilakukan dengan
memindahkan kerugian/resiko yang mungkin terjadi kepada pihak lain, contohnya
mengalihkan resiko kepada perusahaan asuransi.
5. Identifikasi Resiko
Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha.
Identifikasi risiko secara akurat dan lengkap sangatlah vital dalam manajemen risiko. Salah
satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi
sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:
Survei, wawancara, informasi historis, dan lain-lain.
Secara garis besar resiko-resiko yang timbul dalam dunia usaha dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
1. Resiko atas Aktiva Tetap meliputi : Resiko kebakaran, gempa bumi, banjir, topan, badai,
pembongkaran dan lain-lain yang mengakibatkan rusaknya atau hancurnya aktiva tetap
seperti (Rumah, gudang, pabrik, kantor, toko, mesin dan aktiva tetap lainnya). Baik saat
aktiva tetap tersebut diperoleh, didirikan atau dibangun dan saat operasional.
2. Resiko atas Aktiva bergerak, termasuk didalamnya alat-alat berat (Heavy Equipment) dan
kendaraan operasional.
3. Resiko atas Aktiva Lancar atau uang kas, baik saat disimpan didalam brankas atau saat
dalam perjalanan, baik saat diambil dari nasabah, saat dibawa oleh staff operasional
maupun saat dikirim ke bank atau saat di ambil dari bank. Dari resiko pencurian,
penjambretan, perampokan, terbakar dan lain-lain.
4.Resiko atas barang dagangan saat dalam perjalanan, baik saat barang tersebut dijual di
pasar domestic maupun saat barang dijual ke luar negri (ekspor), termasuk bahan baku
yang kita impor dari luar negri. Baik dari kecelakaan kendaraan pengangkut, pencurian,
pembajakan, perang dan lain-lain.
5. Resiko atas kehilangan kesempatan akibat tertahannya cash flow, termasuk didalamnya
saat perusahaan harus menyimpan sejumlah besar uang sebagai jaminan dibank, baik atas
suatu proyek atau tender. i
6. Resiko atas kehilangan piutang, akibat wanprestasi fihak pembeli. Termasuk resiko wan
prestasi pembayaran akibat pembeli mengalami kebangkrutan, adanya masalah politik,
masalah Negara dan lain-lain, yang mempengaruhi pembayaran piutang pembelli kita.
7. Resiko atas kecelakaan kerja yang dialami pegawai, baik saat bekerja maupun saat
berlibur.
8. Resiko atas membengkaknya biaya kesehatan karyawan, baik rawat inap maupun rawat
jalan.
9. Resiko atas tuntutan fihak ketiga, akibat ketidaksengajaan pegawai, operasional maupun
direksi perusahaan. Termasuk diantaranya tuntutan fihak ketiga atas kesalahan data-data
saat IPO. Kesalahan konsumen membaca instruksi pemakaian dan lain-lain.
10. dan lain-lain.
6. Analisa Risiko
Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran risiko
dengan cara melihat potensial terjadinya, seberapa besar severity (kerusakan) dan
probabilitas terjadinya risiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu kejadian
sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa risiko memang
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas suatu kejadian
yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangatlah penting untuk
menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan
baik dalam implementasi perencanaan manajemen risiko. Kesulitan dalam pengukuran
risiko adalah menentukan kemungkinan terjadi suatu risiko karena informasi statistik tidak
selalu tersedia untuk beberapa risiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak severity
(kerusakan) seringkali cukup sulit untuk asset immateriil.
Setelah mengetahui probabilitas dan dampak dari suatu risiko, maka kita dapat mengetahui
potensi suatu risiko. Untuk mengukur bobot risiko kita dapat menggunakan skala dari 1-5
sebagai berikut seperti yang disarankan oleh JISC infoNet:
7. Pengelolaan risikoJenis-jenis cara mengelola risiko:
1. Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali.
Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial
keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2. Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi
kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang
dihasilkan oleh suatu risiko.
3. Risk transfer
Yatu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi)
maupun hedging.
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
4. Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu
proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
5. Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi
maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai
bagian penting dari aktivitas.
8. Penanganan risikoHigh probability, high impact : risiko jenis ini umumnya dihindari ataupun ditransfer.
Low probability, high impact : respon paling tepat untuk tipe risiko ini adalah dihindari.
Dan jika masih terjadi, maka lakukan mitigasi risiko serta kembangkan contingency plan.
High probability, low impact : mitigasi risiko dan kembangkan contingency plan
Low probability, low impact : efek dari risiko ini dapat dikurangi, namun biayanya dapat saja
melebihi dampak yang dihasilkan. Dalam kasus ini mungkin lebih baik untuk menerima efek
dari risiko tersebut.
Contingency plan: Untuk risiko yang mungkin terjadi maka perlu dipersiapkan contingency
plan seandainya benar-benar terjadi. Contingency plan haruslah sesuai dan proporsional
terhadap dampak risiko tersebut. Dalam banyak kasus seringkali lebih efisien untuk
mengalokasikan sejumlah sumber daya untuk mengurangi risiko dibandingkan
mengembangkan contingency plan yang jika diimplementasikan akan lebih mahal. Namun
beberapa scenario memang membutuhkan full contingency plan, tergantung pada
proyeknya. Namun jangan sampai tertukar antara contingency planning dengan re-planning
normal yang memang dibutuhkan karena adanya perubahan dalam proyek yang berjalan.
9. Implementasi Manajemen RisikoSetelah memilih respon yang akan digunakan untuk menangani risiko, maka saatnya untuk
mengimplementasikan metode yang telah direncanakan tersebut.
10. Monitoring RisikoMengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu risiko merupakan bagian penting
dalam perencanaan suatu proyek. Namun, manajemen risiko tidaklah berhenti sampai
disana saja. Praktek, pengalaman dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
perubahan dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu risiko. Sangatlah
penting untuk selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi risiko dan
pengukuran risiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk
mengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu risiko
terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.
11. Pengalihan Risiko FinancialDidalam Praktek, secara umum fihak management memilih untuk melakukan hedging dan
pengaliah/transfer atas resiko-resiko logistics dibandingkan menerima/mengabsorb resiko
tersebut. Hal ini dilakukan mengingat kebijakan hedging dan pengalihan memiliki tingkat
keamanan yang lebih tinggi bagi kelangsungan perusahaan namun biaya yang dikeluarkan
lebih kecil dibandingkan jika perusahaan harus menerima resiko tersebut.
Saat ini, metode Hedging dan Pengalihan tersebut umumnya ditransfer dari fihak
perusahaan kepada fihak lain yang bernama perusahaan Asuransi.
12. AsuransiAsuransi adalah salah satu bentuk pengendalian resiko yang dilakukan dengan cara
mengalihkan/transfer resiko dari satu pihak kepada pihak lain dalam hal ini adalah
perusahaan asuransi.
Berikut ini akan saya jabarkan pengertian asuransi :
Menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa “asuransi atau pertanggungan adalah suatu
perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan dirikepada seorang
tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk penggantian kepadanya karena suatu
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya
karena suatu peristiwa yang tidak tentu”
Menurut Prof. Mehr dan Cammack “Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko
keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai,
untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang dapat
diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung”.
Menurut Prof. Mark R. Green “Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan
mengurangi risiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah
obyek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
diramalkan dalam batas-batas tertentu”.
Menurut C.Arthur William Jr dan Richard M. Heins, mendefinisikan asuransi berdasarkan
dua sudut pandang, yaitu:
a.”Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang dilakukan oleh
seorang penanggung”
b.”Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau
badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial”
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan :
Asuransi artinya transaksi pertanggungan, yang melibatkan dua pihak, tertanggung dan
penanggung. Dimana penanggung menjamin pihak tertanggung, bahwa ia akan
mendapatkan penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin akan dideritanya,
sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula
belum dapat ditentukan saat atau kapan terjadinya. Dimana si tertanggung di wajibkan
membayar sejumlah uang kepada si penanggung, yang biasa disebut sebagai “premi”.
Pada saat seseorang mengalihkan resikonya kepada perusahaan asuransi sebagai penang-
gung, maka pertanyaan selanjutnya adalah, apakah semua resiko dapat
diasuransikan???Jawabannya Tidak semua resiko dapat diasuransikan.
13. Resiko yang dapat diasuransikanResiko yang dapat diasuransikan adalah :
1. Resiko yang dapat diukur dengan uang
2. Resiko homogen (risiko yang sama dan cukup banyak dijamin oleh asuransi)
3. Resiko murni (risiko ini tidak mendatangkan keuntungan)
4. Resiko partikular (risiko dari sumber individu)
5. Resiko yang terjadi secara tiba-tiba (accidental) bukan karena direncanankan,
tetapi murni karena misalnya meninggal karena kecelakaan
6. Insurable interest artinya tertanggung memiliki kepentingan atas obyek pertanggungan
14. Prinsip dasar AsuransiDalam asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi :
A. Insurable interest
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan,
antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
B. Utmost good faith
Tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang
material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun
tidak.
C. Proximate cause
adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari
sumber yang baru dan independen.
D. Indemnity
Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam
upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum
terjadinya kerugian
E. Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.
F. Contribution
Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut
memberikan indemnity
15. Hubungan antara Manajemen Resiko dengan AsuransiDunia asuransi sudah sangat identik dengan manajemen risiko. Maklum, asuransi adalah
salah satu teknik di dalam manajemen risiko. Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang
menerima pengalihan risiko dari tertanggung. Sehingga aktifitas keseharian perusahaan
adalah mengelola risiko pihak lain.
Perusahaan asuransi dalam kegiatan sehari-harinya secara formal mempunyai pedoman,
kebijakan, atau prosedur manajemen risiko. Yang jauh lebih baik dan lebih lengkap dari
perusahaan yang bergerak dibidang lainnya. Sehingga apabila pengajuan aplikasi kita
diterima artinya standar keamanan yang diterapkan oleh perusahaan kita telah baik.
Selain itu hubungan manajemen resiko dengan asuransi yang lebih penting, adalah jika
sebuah resiko yang jika terjadi akan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan bahkan
kebangkrutan bagi perusahaan, maka resiko tersebut tidak mungkin diabsorb oleh
perusahaan dan sebaiknya resiko tersebut di transfer ke fihak asuransi. Selain itu jika kita
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
mempunyai data biaya tahun-tahun sebelumnya atas sebuah resiko yang dapat kita
perbandingkan, dan menurut perhitungan biaya absorb lebih besar dari biaya transfer maka
sebaiknya kita transfer ke perusahaan asuransi.
Namun jika data biaya sebuah resiko menunjukan lebih kecil dari biaya jika kita mentransfer
resiko tersebut kepada perusahaan asuransi, maka apabila kasusnya low severity with high
frequency sebaiknya kita absorb, namun jika sebaliknya lebih baik kita asuransikan.
16. Perusahaan AsuransiPerusahaan Asuransi adalah perusahaan yang kegiatan utama bisnisnya menerima resiko-
resiko suatu perusahaan, dengan imbalan sejumlah pembayaran premi dari perusahaan
yang mentransfer resiko-resiko tersebut.
Metode Kerja sebuah perusahaan asuransi mirip seperti arisan dimana perusahaan asuransi
bertugas sebagai pengumpul premi (Premium Pool) dan akan mendistribusikan premi
tersebut kepada fihak yang mengalami musibah. Tingkat suku premi akan ditetapkan oleh
perusahaan asuransi berdasarkan data statistic, artinya perusahaan asuransi akan
menghitung presentase kerugian untuk setiap resiko, kemudian akan ditetapkan rate
preminya setelah ditambah biaya operasi, dan keuntungan perusahaan.
Jenis-Jenis Jasa perusahaan asuransi yang berhubungan dengan transfer risk dari sebuah
perusahaan adalah sebagai berikut :
Asuransi Harta Benda (Property Insurance)
1) Asuransi Kebakaran (Fire Insurance)
2) Asuransi Paket Rumah Tinggal (Home Insurance)
3) Asuransi Paket Toko (Shophouse Insurance)
4) Asuransi Property All Risks (Industrial All Risks) – PAR
5) Asuransi Gempa Bumi (Earthquake Insurance)
Asuransi Rekayasa (Engineering Insurance)
6) Asuransi Konstruksi (Contractors All Risks) – CAR
7) Asuransi Pemasangan Mesin (Erection All Risks) – EAR
8. Asuransi Alat Berat (Contractors Plant and Equipments) – CPM
9) Asuransi Peralatan Elektronik (Electronic Equipment Insurance) – EEI
10) Asuransi Mesin (Machinery Breakdown) – MB
11) Asuransi Loss of Profit following Machinery Breakdown – LoP MB
12) Asuransi Boiler (Boiler and Pressure Vessel Insurance)
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
13) Asuransi Pekerjaan Sipil (Civil Engineering and Completed Risks)