Top Banner
MODUL PERKULIAHAN Judul METHODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATI Pokok Bahasan UNIVERSITAS : MERCU BUANA TA 2014-2015 FAKULTAS : ILMU KOMUNIKASI JURUSAN ; ILMU HUMAS MATA KULIAH : METODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF KELAS : PKK DOSEN : DRS HASYIM ALI IMRAN , MSi. PER- TEMUAN KE : MATERI AJAR OUT PUT OUTCOMES 1 Pengertian Penelitian Komunikasi Pendekatan Kuantitatif -asumsi filosofis -dari a priori – data kuan titas -penggunaan teori Mahasiswa memahami Inti persoalan komunikasi Kuantittif Mahasiswa bisa membedakan Penelitian Komunikasi Pendekatan Kuantitatif dari Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif 2 Mengenal jargon-jargon dalam penelitian Penelitian Komunikasi Mahasiswa memahami Makna jargon- jargon Penelitian Mahasiswa dapat membedakan Penelitian Komunikasi Pendekatan Kuantitatif dari Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif menurut jargon-jargonnya
18

Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

Mar 28, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

MODUL PERKULIAHAN

Judul METHODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATI

Pokok BahasanUNIVERSITAS : MERCU BUANA TA 2014-2015FAKULTAS : ILMU KOMUNIKASI JURUSAN ; ILMU HUMASMATA KULIAH : METODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIFKELAS : PKK DOSEN : DRS HASYIM ALI IMRAN , MSi.

PER-TEMUANKE :

MATERI AJAR OUT PUT OUTCOMES

1 Pengertian Penelitian Komunikasi Pendekatan Kuantitatif-asumsi filosofis-dari a priori – data kuan titas-penggunaan teori

Mahasiswa memahami IntipersoalankomunikasiKuantittif

Mahasiswa bisa membedakanPenelitian KomunikasiPendekatan Kuantitatif dariPenelitian KomunikasiPendekatan Kualitatif

2 Mengenal jargon-jargon dalam penelitian Penelitian Komunikasi

Mahasiswa memahami Makna jargon-jargon Penelitian

Mahasiswa dapat membedakanPenelitian KomunikasiPendekatan Kuantitatif dariPenelitian KomunikasiPendekatan Kualitatif menurutjargon-jargonnya

Page 2: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

Pendekatan Kuantitatif-konsep-variabel-konstruk-proposisi-hipotesis-level data-kecenderungan pemusatan data-pertanyaan terbuka/tertutup-pretest , dll

Komunikasi Pendekatan Kuantitatif

3Jenis-jenis penelitian Kuantitatif-survai-eksperimen-deskriptif-kuasi eksperimen-observasi

Mahasiswa memahami Jenis-jenispenelitianKuantitatif

Mahasiswa memahami membedakan Penelitian Komunikasi Pendekatan Kuantitatif dari segi jenis-jenis penelitiannya

4 Mengenal konsep-konsep teoritik dalam teori berparadigma Positivistic (Cybernatica) yang cenderung sering digunakan dalampenelitian ilmukomunikasi.

Mahasiswa memahami Dan mengenal konsep-konsep teoritik dalam teori2 komunikasi yang efektif penggunaannya dalam riset komunikasi

Mahasiswa dapat menerapkan konsep-konsep teoritik yang relevan digunakan dalam aplikasi riset komunikasi

5 Mengenalstatistik dalamkaitankepentinganpenelitian ilmukomunikasidenganpendekatankuantitatif

Mahasiswa memahami Persoalan yang membedakan typologi statistik

Mahasiswa dapat menerapkan statistik yang relevan /ideal dalam penelitian komunikasi pendekatan kuantitatif

6 Mengenalstatistik dalamkaitankepentinganpenelitian ilmukomunikasidenganpendekatankuantitatif(Lanjutan...)

Mahasiswa memahami Persoalan yang membedakan typologi statistik

Mahasiswa dapat menerapkan statistik yang relevan /ideal dalam penelitian komunikasi pendekatan kuantitatif

7 Sampling : Mahasis-wa memahamiPersoalan sampling

Mahasiswa dapat menerapkan metode sampling yang pas diterapkan untuk suatu populasipenelitian.

2012

2Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 3: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

8 UTS Bahan : Materi ajarK 1-7

Mahasiswa dapat Menguasai materi yang ditanyakan dalam UTS menurut materi K 1-7

9

Perumusan Masalah Penelitian Dalam Penelitian Pendekatan Kuantitatif : -Latar Belakang-Konseptualiasigejala-Rumusan masalah pokok penelitian

Mahasiswa mengerti merumuskan suatu masalah penelitian komunikasi dgn pendekatan kuantitatif

Mahasiswa dapat merumuskan suatu masalah penelitian komunikasi dengan pendekatan kuantitatif.

101) Kerangka Teori/Kerangka Konsep/ Landasan Konseptual2) Definisi Konsep3) Definisi Operasional 4) Instrument Penelitian

Mahasiswa mengerti dan memahami persoalan :1) KerangkaTeori/Kerangka Konsep/Landasan Konseptual2) DefinisiKonsep3) DefinisiOperasional4) Instrument Penelitian

Mahasiswa dapat membuat suatu rangkaian deskripsi yang diperlukan dalam suatu KerangkaTeori/Kerangka Konsep/ LandasanKonseptualyang dibutuhkan atau relevan dengan kebutuhan suatu penelitian komunikasi dengan pendekatan kuantitatif.

11MetodePenelitian :-Populasi -Sampling-Pretest-teknikanalisis

Mahasiswamengertidanmemahamipersoalan :-Populasi -Sampling-Pretest-teknik analisis

Mahasiswa dapat melakukan proses pengambilan sampel dari suatu populasi dengan cara yangbenar secara metodologis.

12-Pengumpulan Data dan Pengolahan Dataserta Analisa dan Interpretasi Data-Diskusi Hasil Penelitian

Mahasiswa mengerti dan memahami dalam melakukan proses PengumpulanData dan Pengolahan Data serta Analisa danInterpretasi Data-Diskusi Hasil Penelitian

Mahasiswa dapat melakukan proses Pengumpulan Data dan Pengolahan Data serta Analisa dan Interpretasi Data serta -Diskusi Hasil Penelitian

13Praktik Melakukan

Mahasiswa mengerti

Mahasiswa dapat melakukan proses Penelitian Kuantitatif

2012

3Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

Penelitian Kuantitati (Imaginer) : Uji Beda(sumber : Pengantar Filsafat Ilmu Komunikasi, Drs. Hasyim AliImran, MSi, 2014, Jakarta, Grasindo. ) (bab III)

dan memahami dalam melakukan proses Penelitian Kuantitati yang bersifat Uji Beda

yang bersifat Uji Beda

14 Praktik Melakukan Penelitian Kuantitatif(Imaginer) : Uji Asosiasi (sumber : Pengantar Filsafat Ilmu Komunikasi, Drs. Hasyim AliImran, MSi, 2014, Jakarta, Grasindo. )

Mahasiswa mengerti dan memahami dalam melakukan proses Penelitian Kuantitati yang bersifat Uji Asosiasi

Mahasiswa dapat melakukanproses Penelitian Kuantitatifyang bersifat Uji Asosiasi

15 Contoh-Contoh Penelitian Kuantitaif Dalam Realita(Kasus-kasus penelitian Kementerian Kominfo RI)

Mahasiswa mengetahui contoh-contoh realita pelaksanaanpenelitian kuantitatif

Mahasiswa dapat membandingkan masalah dunia riset antara dalam dunia empirik dengan dunia akademis.

16 UAS Bahan : Materi ajar: 9-12

Mahasiswa dapat Menguasai materi yang ditanyakan dalam UAS menurut materi K 9-15

2012

4Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 5: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

Fakultas Program Studi

Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Fakultas Ilmu Komunikasi

ProgramStudi Humas

07 Kode MK Nama : Drs. Hasyim Ali Imran, MSi.

Abstract Kompetensi

Membahas tentangsampling dan artipenmtingnya dalampenelitian denganpendekatan kuantitatif.

Diharapkan mahasiswamenjadi tahu danmengerti secara esensialtentang makna samplingbagi kepentingan risetkomunikasi denganpendekatan kuantitatif.

Pembahasan Kuliah 7: SAMPLING

Persoalan sampling memiliki kedudukan yang tak

kalah sangat pentingnya dalam penelitian, terutama

dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Secara

epistemologis, kepentingan sampel dalam proses

penelitian yaitu berhubungan dengan tata cara dalam

memperoleh kebenaran ilmiah itu sendiri. Artinya, secara

epistemologis sampel dalam proses penelitan berfungsi

sebagai jembatan antara dunia empiris ontologis dengan

dunia teoritis.

Kepentingan sampling ini berbeda dengan penelitian

dengan pendekatan kualitatif. Kalau dalam penelitian2012

5Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 6: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

dengan pendekatan kuantitatif menjadi sangat penting

karena penelitian kuantitatif bersifat scanning atas data

dari obyek yang ditelaahnya. Sementara penelitian dengan

pendekatan kualitatif itu, persoalan sampling tidak

menjadi begitu penting karena beranggapan data

kualitatif itu tidak bersifat scanning sehubungan data

dalam pendekatan kualitatif sifatnya tidak bebas konteks

atau terikat atau dipengaruhi oleh faktor nilai-nilai

(value) dan karena itu pula data sifatnya menjadi

‘bertentakel’.

Sampling sendiri memiliki kata dasar sample yang

berarti contoh. Esensi kata sampel yang berarti contoh

itu sebenarnya adalah contoh sebagai wakil yang

merepresentasikan sosok dari yang diwakilinya itu

sendiri. Dengan demikian, sebaik-baiknya sampel itu,

berarti sudah seharusnya ia menggambarkan sosok yang

dicontohkan atau yang diwakilinya itu sendiri. Kalau

tidak, maka berarti peran dan fungsinya sebagai sampel

itu tidak berjalan.

Jika pengertian atau makna sampel tadi

dianalogikan dengan bentuk benda misalnya, maka jika

sampel itu berbentuk segi tiga, berarti sosok yang

diwakilinya itu juga harus berbentuk segi tiga juga.

Sosok yang diwakili sampel ini sendiri secara

terminologis methodologis lazim dikenal dengan konsep

populasi. Asumsi ideal mengenai kaitan sampel dengan

populasi ini akan terjadi jika prosedur penarikan sampel

tadi dilakukan dengan benar secara metodologis. Namun

2012

6Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 7: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

jika terjadi kesalahan secara metodhologi, maka sampel

yang terambil tadi sudah pasti tidak akan

merepresentasikan sosok dari yang diwakilinya itu.

Dalam kaitan ini, maka jika sampel tadi

sebagaimana disebutkan berbentuk segi tiga, maka

populasi yang disampelkan itu sudah pasti bukan dalam

bentuk segi tiga pula, melainkan dalam bentuk lain. Jika

sudah demikian, maka sampel di sini tidak berfungsi

maksimal melainkan minimal. Sampel berfungsi maksimal

berarti sampel itu berfungsi mewakili populasinya. Itu

berarti, hasil studi tentang suatu masalah penelitian

menurut suatu sampel yang diambil dengan benar secara

prosedural dari suatu populasi, hasilnya dapat

digeneralisasikan bagi populasinya. Sampel berfungsi

minimal berarti sampel itu tidak berfungsi mewakili

populasinya. Suatu studi yang dilakukan menurut sampel

yang tidak representatif, itu berarti hasil studinya

tidak dapat diberlakukan bagi populasinya, akan tetapi

hanya berlaku bagi sampel iotu sendiri.

Konsekuensinya bagi penerapan jenis statistik

untuk kedua jenis sampel tadi itu yaitu :

1) Sampel yang berfungsi maksimal ideal

diaplikasikan dengan statistik inferensial dan

2) Sampel yang tidak berfungsi maksimal ideal

diaplikasikan dengan statistik deskriptif.

Dengan demikian dalam penelitian dengan pendekatan

kuantitatif terkait dengan persoalan sampel itu secara

statistik ada dua jenis. Pertama penelitian pendekatan

2012

7Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 8: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

kuantitatif dengan menggunakan jenis statistik

inferensial dan kedua dengan menggunakan jenis statistik

deskriptif.

Terkait dengan ini, maka yang harus kita sadari

adalah bahwa esensi dari penelitian dengan pendekatan

kuantitatif itu sebenarnya adalah filosofi keberlakuan

hasilnya itu sendiri. Dalam analogi EM Griffin,

penelitian kuantitatif itu ibarat satu mode baju yang

dirancang untuk banyak orang, dan sementara penelitian

kualitatif itu ibarat satu mode baju yang dirancang

hanya untuk satu orang. Terkait dengan analogi

dimaksud, karenanya pula maka penelitian dengan

pendekatan kuantitatif itu hendaknya juga sebisa mungkin

berorientasi pada hasilnya yang generalitatif. Jika

tidak, sepertinya akan sangat merugi baik bagi sang

peneliti sendiri dan apalagi bagi dunia ilmu

pengetahuan.

Guna upaya mencapai kondisi ideal tadi, banyak

pihak di kubu kuantitatif akhirnya mempermasalahkan

sampel ini. Permasalahan ini akhirnya berwujud pada

berbagai kebaikan, yakni dengan melahirkan berbagai

teknik beserta rumus-rumus statistik yang logis dan

benar. Ada yang dihadirkan dengan penghitungan yang

rumit dan ada pula yang sangat sederhana. Di samping

itu, ada juga yang khusus mempermasalahkan jumlah sampel

itu sendiri. Ada sementara pihak yang menyebutkan bahwa

jumla sampel itu minimal 5 %. Ada juga yang berprinsip

bahwa pengambilan sampel itu ukurannya adalah

2012

8Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 9: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

homogenitas. Semakin homogen suatu populasi maka semakin

kecil jumlah sampel dan semakin heterogen jumlah sampel

maka semakin diperlukan banyak sampel.

Jika didiskusikan terkait dua asumsi menyangkut

jumlah sampel tadi, maka untuk asumsi pertama yang

menyebutkan bahwa jumlah itu harus minimal 5 %, maka ini

ada benarnya dan juga salahnya. Benar jika jumlah

populasi itu ideal dan memadai, katakanlah 10 000, maka

5 % dari sini jumlah sampel jadi sebanyak 500. Akan

tetapi menjadi salah jika jumlah populasi itu tidak

ideal dan tidak memadai. Misalnya menyangkut populasi

personal Lurah di satu Kecamatan di Wilayah Kota Jakarta

yang jumlahnya tidak mencapai 100 personal. Apakah untuk

kasus yang demikian prinsip minimal 5 % tadi harus

dipertahankan ? Tentu saja hal ini tidak mungkin karena

kalau dipaksakan pasti tidak akan representatif

hasilnya. Jika dipaksakan, maka jumlahnya hanya 5 lurah

saja tentunya. Dengan demikian asumsi para pihak tadi

yang menyebutkan bahwa jumlah sampel itu minimal 5 %

itu, tentunya tidak bisa dipedomani secara kaku. Akan

tetapi prinsip itu sifatnya relatif, itu tergantung

seberapa besar populasi yang akan disampling.

Menyangkut asumsi kedua bahwa patokannya adalah

homogenitas populasi, ini tampak lebih masuk akal.

Dengan asumsi ini dimaksudkan bahwa populasi yang

bersifat sangat homogen cenderung akan memiliki

karakteristik yang homogen juga.

2012

9Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 10: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

Suatu populasi yang homogenitasnya sangat tinggi,

misalnya populasi itu terdiri dari orang-orang bersuku

Batak Toba, maka karakteristik populasi ini cenderung

akan seragam berwatakkan orang suku Batak Toba, dan oleh

karena itu jumlah pengambilan sampelnya memang tidak

perlu banyak-banyak. Hal ini karena dengan asumsi bahwa

pengambilan jumlah sampel sedikit atau banyak cenderung

akan menghasilkan hasil riset yang sama.

Sebaliknya, jika suatu populasi itu sifatnya

sangat beragam, maka diperlukan jumlah sampel yang lebih

besar. Hal ini tentunya dimaksudkan agar terhindar dari

kekeliruan dalam mengambil sampel yang sifat

representatif. Dengan begitu, diharapkan setiap sel-sel

dalam populasi dapat terwakili.

Masih terkait dengan jumlah ukuran sampel ini,

secara literatur sebenarnya masih dapat dijumpai cara-

cara pengambilan sampel yang mudah secara prosedural.

Walaupun mudah, secara statistik tingkat akurasi sangat

tinggi, yakni mencapai tingkat kepercayaan 95 %. Dengan

demikian, tingkat kepercayaan ini memenuhi standard

tingkat kesalahan yang ditoleransi dalam ilmu sosial

dalam taraf dunia, yakni 5 %.

Adapun kedua cara-cara pengambilan sampel yang

mudah secara prosedural dimaksud tadi yaitu terkait

dengan tabel Kricje dan monogram Harry King. Untuk tabel

Kricje, maka ini berlaku bagi suatu populasi yang

jumlahnya maksimal sebanyak 100.000. Sementara bagi

monogram Harry King, keberlakuannya hanya untuk suatu

2012

10Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 11: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

populasi yang maksimal berjumlah 2000 saja. Jadi faktor

jumlah populasi ini harus sangat diperhatikan agar tidak

keliru dalam menggunakannya dalam proses sampling.

Untuk menggunakan kedua tabel dimaksud, caranya

sangat mudah. Sebagai contoh, kita mengetahui populasi

sasaran kita itu misalnya maksimal berjumlah 100.000.

Itu berarti penggunaan tabel Kricje ini masih cocok

tentunya diterapkan dalam proses pengambilan sampel

dalam penelitian kita. Karena itu, selanjutnya langkah

yang ditempuh adalah menemukan jumlah ukuran sampel yang

sesuai dengan jumlah populasi yang ada. Misalnya jumlah

populasi (N) itu adalah sebesar 10.000. Jika diliohat di

tabel Kricje maka besaran sampel (S) yang diperlukan itu

secara statistik dengan tingkat kepercayaan 95 %

jumlahnya sebanyak 370. Jadi tidak perlu mencapai 5 %

seperti sebagaimana dikatakan oleh sejumlah pihak

sebelumnya. Namun secara statistik cukup hanya 370 saja.

Tabel Kricje

2012

11Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 12: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

2012

12Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 13: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

Dalam pendistribusian sampel, jumlah sampel

sebanyak 370 ini selanjutnya disesuaikan dengan kondisi

di lapangan. Penyesuaian ini misalnya harus disesuaikan

dengan karakteristik populasi itu sendiri. Kalau

populasi itu misalnya masih sangat heterogen, maka sifat

ini harus diminimalisir dengan cara meng-homogenisasi

karakteristik populasi itu sendiri. Ini misalnya

heterogenitas tadi berhubungan dengan jenis pekerjaan

atau tingkat pendidikan dari unit-unit elementer dalam

populasi. Katakanlah misalnya menyangkut jenis

pekerjaan, maka langkah yang harus diambil yaitu

mengelompokkan unit-unit elementer dalam populasi tadi

ke dalam masing-masing kelompoknya. Proses pengelompokan

ini sendiri dinamakan proses pen-stratum-an. Hasil

proses ini kemudian disajikan dengan sistematis,

misalnya seperti berikut ini :

N =

10.000

S =

370

SD = Stratum

1 (n1) = 3000

SLTP = Stratum 2

(n2) = 2500

SLTA = Stratum 3

(n3) = 4000

PT =

Stratum 4 (n4) = 500 +

2012

13Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 14: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

10000

Rumus distribusi sampel = n x S N

Dengan melihat distribusi stratum dalam populasi

di atas, maka distribusi jumlah sampel tadi menjadi sbb.

:

SD = Stratum 1 (n1) = 3000 ---- Jml sampel =

3000/10.000 x 370 = 111

SLTP = Stratum 2 (n2) = 2500 ---- Jml sampel =

2500/10.000 x 370 = 92

SLTA = Stratum 3 (n3) = 4000 ---- Jml sampel =

4000/10.000 x 370 = 148

PT = Stratum 4 (n4) = 500 + -- Jml sampel =

500/10.000 x 370 = 19 +

N 10000

n 370

Selanjutnya adalah praktik menggunakan monogram

Harry King. monogram Harry King seperti tampak dalam

gambar berikut ini. Dari gambar monogram itu diketahui

bahwa monogram dimaksud diperuntukkan bagi penentuan

jumlah ukuran sampel dari suatu populasi berjumlah

maksimal sebanyak 2000 saja. Jadi tidak berlaku bagi

populasinya yang lebih dari 2000 tentunya.

Cara menentukannya yaitu kita harus menyesuaikan

tingkat kepercayaan yang seduai dengan keinginan kita.

Tingkat kepercayaan yang sesuai dengan keinginan kita

itu, menurut Harry King merentang dari tingkat2012

14Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 15: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

kepercayaan 0,3 -10. Artinya, tingkat kepercayaan sampel

yang akan diambil itu merentang dari 99,7 % hingga 90 %.

Jadi tingkat kesalahannya sampel hanya 0,3 hingga 10 %.

Dengan demikian peneliti bebas menentukan tingkat

kepercayaan sampel yang diinginkannya dalam skala Harry

King tentunya.

Untuk sekedar contoh, Harry King telah memberikan

contoh guna mempraktikkan monogramnya itu, Dari

contohnya Harry King menentuka dua contoh ukuran

populasi, yaitu populasi sebesar 800 dan 200.

Pada contoh ukuran populasi 800 Harry King

mencontohkan tingkat kesalahan 10 %. Dengan begitu

prosentase sampel yang diambil dari populasi menjadi

sebanyak sekitar 8 %. Ini berarti jumlah ukuran sampel

dengan tingkat kepercayaan 90 % ( atau kesalahan 10 %)

menjadi sebesar 8/100 x 800 = 64.

Mengenai contoh kedua, yaitu ukuran populasi 200,

tingkat kepercayaan yang ditentukan adalah 95 % atau

tingkat kesalahan 5 %. Dengan penetapan ini tampak

persentase populasi yang diambil sebagai sampel yaitu

sebesar 58 %, atau 58/100 x 200 = 116. Demikianlah

seterusnya tergantung pada pilihan kita dan itu dalam

prakteknya kita harus menggunakan bantuan alat penggaris

agar kurva yang dimunculkannya tampil secara jelas dan

presisi.

2012

15Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 16: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

monogram Harry King

2012

16Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 17: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

oooDaftar Pustaka

2012

17Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 18: Modul 7 Metode Penelitian KUantitatif

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung,Affabeta, CV. , 2005.

Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survai, cetakan keempat,Jakarta, LP3ES, 2009.

Hasyim Ali Imran, Pengantar Filsafat Ilmu Komunikasi, Jakarta,Grasindo, 2014.

2012

18Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif –Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. Pusat Bahan Ajar dan eLearningDosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id