Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal Semester 01 Kebutuhan Dasar Manusia I Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Jakarta 2013 Prodi Keperawatan Wayan Dwi Rosmalawati, A. Per. Pen., M. Kes s. Kasiati, S.Kep., M.Kep. http://www.wikihow.com/images/9/9c/Have-a-Discreet-Bowel-Movement-at-Your-New-Boyfriend%27s- House-Step-8.jpg
29
Embed
Modul 5 kb1 asuhan keperawatan pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eleminasi fekal
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
Semester 01
Kebutuhan Dasar Manusia I
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya ManusiaPusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
Prodi Keperawatan
Ni Wayan Dwi Rosmalawati, A. Per. Pen., M. KesNs. Kasiati, S.Kep., M.Kep.
Eliminasi bowel / fekal / Buang Air Basar (BAB) atau disebut juga defekasi merupakan proses normal tubuh yang penting bagi kesehatan untuk mengeluarkan sampah dari tubuh. Sampah yang dikeluarkan ini disebut faeces atau stool.
Makanan yang masuk ke mulut kita di cerna secara mekanik dan kimia, pada lambung dengan bantuan enzim, asam lambung akhirnya berbentuk cbyme didorong ke usus halus.
Usus mengabsorpsi air, nutrient dan elektolit. Usus sendiri mesekresi mucus, potassium, bikarbonat dan enzim, sekresi musin (ion karbonat) yang pengeluarannya dirangsang oleh nervus parasimpatis. Cbyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi feses di usus besar
“Dorongan feses dipengaruhi oleh kontraksi abdomen, tekanan diafragma, dan kontraksi otot elevator.”“Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok.”
Pada bayi sampai 2-3 tahun: lambung kecil, enzim kurang, peristaltic usus cepat, neuromuskuler belum berkembang sehingga mereka belum mampu mengontrol buang air besar (diare/inkontinensia)
Usia lanjut : gigi berkurang, enzim di saliva & lambung berkurang peristaltik dan tonus abdomen berkurang. Hal tersebut menyebabkan lansia beresiko mengalami kontipasi
Seseorang dengan mengkonsumsi narkotik, morfin, kokein menyebabkan konstipasi. Seseorang menggunakan laksatif dan katartik dapat melunakkan feses dan meningkatkan peristaltik
Tanyakan pada pasien tentang : > Kebiasaan atau pola defikasi, seperti frekuensi, waktunya , > Perilaku defikasi , seperti penggunaan laksatif, kapan berakhir BAB, > Karakteristik feses, seperti : warna bau dan tekstur, diet yang biasa
dimakan dan yang dihindari , cairan yang di minum baik jenis maupun jumlah, aktifitas yang dilakukan, penggunaan obat-obatan, stress yang berkepanjangan dan riwayat pembedahan dan penyakit
Periksalah pasien pada abdomen apakah terjadi distensi, simetris , gerakan peristaltik dan adanya massa pada perut, sedangkan pada rectum dan anus meliputi tanda- tanda inflamasi, perubahan warna , lesi fistula, hemorraid dan adanya massa
Lakukan identifikasi feses meliputi :Warna : bayi (kuning), dewasa (coklat), Bau : khas, tergantung dari tipe makanan, Konsistensi : padat, lunak,Frekuensi : biasanya bayi (4-6 kali sehari),
bayi PASI (1-3 kali sehari), dewasa (1-3 kali perminggu),
Jumlah :150 gram sehari (dewasa), Ukuran : tergantung diameter rectum
Endoskopi, protoksigmoidodkopi merupakan prosedur pemeriksaan dengan memasukan alat kedalam cerna bagian bawah untuk mengevaluasi kolon dan sekum terhadap peradangan, perdarahan dan diare
Seorang mengalami perubahan pola defikasi dengan karakteriktik penurunan frekuensi buang air besar dan feses yang keras, Kemungkinan penyebabnya : immobilisasi, aktifitas menurun, ileus, stress, mobilisasi intestinal menurun dan pembatasan diet, Kemungkinan klien mengalami : anemi, hipotiroidisme, dialysis ginjal, pembedaan, paralisis, cedera spinal cord, Kemungkinan tanda-tanda pada klien : bising usus menurun, mual, nyeri abdomen, massa pada abdomen kiri bawah, perubahan konsistensi feses, frekuensi BABTujuan : Pasien kembali ke pola normal dari fungsi bowel dan perubahan pola hidup untuk menurunkan faktor penyebab konstipasi.
Seseorang mengalami perubahan buang air besar dengan karakteristik feses cair. Kemungkinan penyebabnya :inflamasi,iritasi, dan malabsorpsi, pola makan yang salah, dan efek samping pengobatan, Kemungkinan klien mengalami : peradangan usus, pemberdahan, gastritis atau enteritis, Kemungkinan tanda-tanda pada klien :feses cair, nafsu makan menurun, meningkatnya frekuensi BAB dan peristaltik usus. Tujuan Pasien kembali BAB ke pola normal dan keadaan feses berbentuk dan lebih keras