Top Banner
MODUL II: GOLONGAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN KEGIATAN BELAJAR 1: OPT Golongan Binatang (Hama dalam Arti Sempit, Hama Sensu Stricto) I W. Mudita Prodi IHPT Faperta Undana http://iwayanmudita.blogspot.com http://citrusbiosecurity.blogspot.com http://perlintanfapertaundana.blogspot.com
22

Modul2 kb1, binatanghama

Jul 13, 2015

Download

Education

muditateach
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Modul2 kb1, binatanghama

MODUL II:GOLONGAN ORGANISME

PENGGANGGU TUMBUHANKEGIATAN BELAJAR 1:

OPT Golongan Binatang (Hama dalam Arti Sempit, Hama Sensu Stricto)

I W. MuditaProdi IHPT Faperta Undana

http://iwayanmudita.blogspot.comhttp://citrusbiosecurity.blogspot.com

http://perlintanfapertaundana.blogspot.com

Page 2: Modul2 kb1, binatanghama

ALUR URAIAN

• 4.2.1. Cara Organisme Pengganggu Golongan Binatang Menimbulkan Kerusakan dan Kerugian

• 4.2.2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Organisme Pengganggu Golongan Binatang Menjadi Merusak dan Merugikan

• 4.2.3. Pengelompokan dan Identifikasi Organisme Pengganggu Golongan Binatang

Page 3: Modul2 kb1, binatanghama

CARA MENIMBULKAN KERUSAKAN DAN/ATAU KERUGIAN

• Binatang memakan tanaman dan hasil tanaman dengan berbagai cara tergantung pada tipe alat mulutnya

• Binatang mencemari hasil tanaman pada saat panen maupun penyimpanan

• Binatang menjadi penular dan vektor bagi organisme lain yang lebih berbahaya

• Binatang melukai tanaman sehingga menimbulkan gangguan fisiologis dan menjadi jalan masuk bagi organisme golongan lainnya, misalnya bagi patogen

• Binatang menghasilkan kotoran yang dapat mencemari hasil panen dan yang dapat menjadi media bagi perkembangan organisme lain

Page 4: Modul2 kb1, binatanghama

BINATANG MEMAKAN TANAMAN:Tipe Alat Mulut Paling Umum

• Pencucuk dan penghisap (piercing-sucking)

• Pengunyah (chewing mouthparts)

• Penjilat (sponging mouthparts)

Page 5: Modul2 kb1, binatanghama

BINATANG MENCEMARI HASIL TANAMAN

• Pencemaran hasil tanaman oleh binatang dapat terjadi sebelum dan pada saat panen maupun setelah panen (pasca-panen) selama penyimpanan

• Pencemaran hasil tanaman oleh binatang dapat tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut bila hasil panen segera digunakan, tetapi dapat sangat merusak bila hasil panen disimpan

• Kehadiran binatang sendiri sebagai pencemar sudah menyebabkan nilai ekonomis hasil panen menurun (ibu-ibu geli melihat sayur yang ada ulatnya), apalagi bila menimbulkan kerusakan

Page 6: Modul2 kb1, binatanghama

BINATANG MENJADI PENULAR DAN VEKTOR

• Ketika memakan tanaman, binatang dapat ditumpangi atau dimasuki tubuhnya oleh organisme lain.

• Organisme lain dapat sekedar menumpang di luar tubuh atau masuk ke dalam pencernaan tanpa menimbulkan gangguan pada binatang yang bersangkutan.

• Bila binatang dimasuki oleh orgaisme lain yang lebih berbahaya dan kemudian menularkannya kepada tanaman lain maka binatang yang bersangkutan disebut vektor

Page 7: Modul2 kb1, binatanghama

BINATANG MEMBUAT JALAN MASUK BAGI ORGANISME LAIN

• Ketika binatang mekakan tanaman maka pada tanaman akan terjadi luka (injury). Luka yang ditimbulkan seringkali tidak terlalu merusak tanaman karena gangguan fisiologis yang ditimbulkannya ringan, tetapi menjadi merusak karena luka dapat menjadi jalan masuk bagi organisme yang lebih berbahaya, misalnya penyebab penyakit.

Page 8: Modul2 kb1, binatanghama

BINATANG MENGHASILKAN KOTORAN

• Bersamaan dengan memakan tanaman atau hasil tanaman, binatang menghasilkan kotoran.

• Kotoran yang dihasilkan binatang dapat menempeli permukaan tanaman maupun hasilnya atau bercampur dengan hasil pada saat penyimpanan

• Kotoran yang menempel pada permukaan tanaman maupun hasil tanaman dapat menjadi media bagi pertumbuhan organisme lain yang lebih berbahaya

Page 9: Modul2 kb1, binatanghama

PERTANYAAN?

Page 10: Modul2 kb1, binatanghama

BAGAIMANA BINATANG DAPAT BERSATUS SEBAGAI HAMA

• Binatang pengganggu dan perusak tumbuhan terdiri atas berbagai ukuran, dari yang sangat besar seperti gajah sampai yang sangat kecil seperti tungau

• Binatang menjadi hama terutama apabila jumlahnya meningkat menjadi sangat banyak (padat populasi tinggi) dalam waktu singkat karena makanan tersedia berlimpah, tidak ada musuh alami, dan keadaan lingkungansesuai untuk perkembangbiakan

• Populasi binatang berubah (meningkat atau menurun) dalam jangka panjang di sekitar garis imajiner yang disebut garis keseimbangan umum (general equilibrium)

• Perubahan padat populasi yang tiba-tiba melonjak ke atas garis keseimbangan umum disebut ledakan populasi (population outbreak, population explosion)

Page 11: Modul2 kb1, binatanghama

FASE LEDAKAN POPULASI

• Sebelum mengalami fase ledakan, populasi terlebih dahulu memasuki fase peningkatan (building phase) dan setelah fase ledakan akan mengalami fase penurunan (decline phase)

• Binatang berstatus menjadi hama ketika padat populasinya memasuki fase peningkatan sebelum kemudian terjasi ledakan hama

Page 12: Modul2 kb1, binatanghama

FAKTOR PENYEBAB LEDAKAN POPULASI

• Cuaca yang menguntungkan binatang hama

• Budidaya intensif dan monokultur

• Kehancuran musuh alami

• Kehancuran habitat alami

• Introduksi jenis tanaman baru

• Masuknya hama baru

• Penggunaan pestisida secara berlebihan

Page 13: Modul2 kb1, binatanghama

PEMODELAN LEDAKAN POPULASI

• Untuk memahami bagaimana ledakan populasi dapat terjadi, Clark dan Holling (1979) telah membuat model yang didasarkan atas pertumbuhan populasi logistik dan tanggapan fungsional tipe III oleh predator (musuh alami)

• Menurut model ini, ledakan populasi terjadi karena gangguan lingkungan yang didukung dengan meningkatnya laju pertumbuhan intrinsik populasi

0.1

1

10

100

1000

10000

0 10 20 30 40 50 60 70 80

0.1

1

10

100

1000

10000

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Env. Noise=0.05

Env. Noise=1

Page 14: Modul2 kb1, binatanghama

TIPE LEDAKAN POPULASI

• Eruptive populations: the effect of external factors is amplified

by inverse densitydependence (=release effect). Amplifying

mechanisms were discussed in the first section. Outbreaks of

eruptive populations are able to spread (traveling wave). See

the spreading outbreak of the southern pine beetle.

• Sustained eruption: environmental fluctuations may cause the

transition of the population from the low equilibrium to the high

equilibrium. Examples: bark beetles, spruce budworm

• Pulse eruption: environmental fluctuations trigger an outbreak

which collapses immediately (e.g., due to parasites).

Examples: gypsy moth, pine sawflies, etc.

• Cyclical eruption: Both equilibria are unstable and populations

cycles around them. Examples: Zeiraphera

diniana, Cardiospina albitextura.

Page 15: Modul2 kb1, binatanghama

TIPE BINATANG HAMA

• Regular pest: A pest that occurs every crop season and causes yield losses.

• Sporadic/occasional pest: A pest that is irregular but occasionally causes problems. It is a pest that occurs here and there in an irregular or random pattern.

• Potential pest: A pest that could become highly noxious if allowed to establish.

• Major pest: To be designated as pest, an insect must be responsible for an economic yield loss of at least 5% (Misra, 1991). Insects are categorized into major and minor pests based on the percentage economic yield loss they cause. Major pests are those that cause damage over 10%.

• Minor pests: are those that cause damage between 5% to 10%. Damages below 5% are tolerable and often negligible (NOT CATEGORIZED AS PEST).

Page 16: Modul2 kb1, binatanghama

PERTANYAAN?

Page 17: Modul2 kb1, binatanghama

PENGELOMPOKAN BINATANG HAMA• Jumlah jenis binatang sangat banyak dan diantaranya, jumlah

jenis yang dapat berstatus sebagai hama juga sangat banyak

Page 18: Modul2 kb1, binatanghama

TATANAMA BIANATANG

• Binatang mempunyai nama umum dan nama ilmiah. Misalnya belalang dengan nama umum belalang kembara mempunyai nama ilmiah Locusta migratoria

• Tatanama binatang diatur melalui International Code of Zoological Nomenclature (ICZN) http://www.nhm.ac.uk/hosted-sites/iczn/code/

• Nama spesies merupakan nama binomial (dua kata), terdiri atas nama genus diikuti dengan epitet. Misalnya Locusta migratoria

• Nama spesies dapat diikuti dengan Author dan nama peringkat takson di bawahnya. Misalnya Locusta migratoria manilensis

• Nama ilmiah harus dicetak miring dengan huruf awal kapital. Misalnya nama genus Locusta, nama spesies Locusta migratoria. Perhatikan huruf awal migratoria tidak ditulis kapital karena bukan merupakan huruf awal nama

Page 19: Modul2 kb1, binatanghama

KELOMPOK BINATANG YANG UMUM MENJADI HAMA

• Chordata: tikus, burung (tidak terlalu banyak jenis)

• Artropoda: meliputi Insekta (serangga) dan tungau, jumlah jenisnya sangat banyak dan jenis yang menjadi hama juga sangat banyak

• Moluska: jumlah jenis yang menjadi hama tidak banyak

• Nematoda: jumlah jenis yang menjadi hama tidak banyak

Page 20: Modul2 kb1, binatanghama

SERANGGA HAMA

Page 21: Modul2 kb1, binatanghama

IDENTIFIKASI BINATANG HAMA

Page 22: Modul2 kb1, binatanghama

IDENTIFIKASI BINATANG HAMA

• Identifikasi merupakan proses untuk mengenali suatu individu dengan mencocokkan ciri-ciri yang diketahui dalam referensi dengan ciri-ciri individu yang diidentifikasi

• Identifikasi pada mulanya didasarkan hanya pada ciri-ciri mordologi, tetapi kini dilakukan dengan berdasarkan DNA

• Pelaksanaan identifikasi saat ini dilakukan dengan bantuan komputer. Program komputer untuk identifikasi serangga dapat diunduh dari SINI.

• Identifikasi binatang hama secara tepat sangat diperlukan sebagai dasar untuk melakukan tindakan perlindungan tanaman