MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU1. Pembelajaran Terpadu Model
Connected
a. Pengertian
Fogarty (dalam Prabowo, 2000), mengemukakan model integrasi
inter bidang studi. Dengan kata lain, bahwa pembelajaran terpadu
tipe connected adalah pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan
satu pokok bahasan berikutnya, mengaitkan satu konsep dengan konsep
yang lain, mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan yang
lain, dan dapat juga mengaitkan pekerjaan hari itu dengan hari yang
lain atau hari berikutnya dalam satu bidang studi (Hadisubroto:
2000).
Pembelajaran terpadu model connected adalah model pembelajaran
yang meng-hubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik
dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain,
tugas dilakukan pada satu hari dengan tugas yang dilakukan pada
hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester
dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu
bidang studi (Tim Pengembang PGSD, 1997: 14).Model Connected
(terhubung) menekankan pada perlu adanya integrasi inter bidang
studi itu sendiri. Selain itu, model terhubung juga secara nyata
menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan
topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang
dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari
berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan
semester berikutnya. Hal ini terkait dengan upaya menghindari
terjadinya penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai
akibat dari mengejar target kurikulum.Dalam model Pembelajaran
connected, makna terhubung tidak diartikan menghubungkan beberapa
disiplin ilmu yang memiliki karakteristik yang mirip. Tiap-tiap
disiplin ilmu tetap berada pada posisinya masing-masing. Makna
terhubung dimaksudkan untuk menghubungkan materi-materi dalam satu
disiplin ilmu. Dengan menggunakan model connected, dimungkinkan
materi-materi yang memiliki keterkaitan dapat dipadukan menjadi
satu aktivitas pembelajaran sehingga materi dapat mudah dikuasai
siswa dan tidak terpecah-pecah. Dengan model connected,
dimungkinkan siswa akan mampu menuangkan ide-ide, gagasan, dan
keterampilannya sehingga sangat dimungkinkan antar tema, materi,
bab, maupun keterampilan dapat saling terpadu menjadi satu kesatuan
pemahaman yang utuh.Pembelajaran terpadu dengan menggunakan metode
conected menuntut pemahaman dan kreatifitas guru dan siswa dalam
menuangkan ide-ide ke dalam suatu pembelajaran yang efektif. Dalam
hal ini, fokus utama tetap berada pada siswa (student oriented)
sebagai pelaku utama pembelajaran. Guru dapat mengajak siswa
bermusyawarah dalam menentukan materi-materi yang sekiranya
memiliki keterkaitan untuk dipadukan dalam suatu aktifitas belajar
mengajar. Selanjutnya guru membuat rencana pembelajaran yang
mengakomodir materi-materi secara terintegrasi dengan tetap mengacu
pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Gambar 3.3. Diagram peta connected (diadaptasi dari fogarty
(1991:14)b. Keunggulan dan Kelemahan Keunggulan pembelajaran
terpadu tipe connected (fogarty, 1991: 15) antara lain sebagai
berikut:
1) Dengan pengintegrasian ide-ide inter bidang studi,maka siswa
mempunyai gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang
terfokus pada suatu aspek tertentu.2) Siswa dapat mengembangkan
konsep-konsep kunci secara terus-menerus, sehingga terjadilah
proses internalisasi.
3) Mengintegrasikan ide-ide dalam inter bidang studi
memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki,
serta mengasimilasi ide-ide dalam memecahkan masalah.
Kelemahan pembelajaran terpadu tipe connected (fogarty, 1991:
15) antara lain sebagai berikut:
1) Masih kelihatan terpisahnya inter bidang studi.
2) Tidak memdorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi
pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta
ide-ide antar bidang studi.3) Dalam memadukan ide-ide pada satu
bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar
bidang studi menjadi terabaikan.
c. Implementasi pembelajaran terpadu tipe connected dalam proses
belajar mengajarModel connected pada dasarnya menghubungkan
topik-topik dalam satu disiplin ilmu. Konsep-konsep yang saling
terhubung tersebut mengarah pada pengulangan (review),
rekonseptualisasi, dan asimilasi gagasan-gagasan dalam suatu
disiplin ilmu. Dalam model connected, hubungan antar disiplin ilmu
tidak berkaitan, content tetap focus pada satu disiplin ilmu.Dalam
proses belajar mengajar, model connected digunakan untuk
menghubungkan beberapa materi atau kompetensi tertentu yang
memiliki karakteristik yang saling terkait dengan tetap berpedoman
pasa standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun cara
menghubungkan materi-materi yang saling terkait tersebut ialah
dengan membuat jembatan pengetahuan. Jembatan pengetahuan dapat
berupa wacana, berita, diskusi, alat peraga dan lain-lain yang
dianggap mampu mengantarkan pemahaman siswa dari materi satu ke
materi brikutnya. Materi-materi yang tidak memiliki keterkaitan
tidak bisa dipaksakan untuk dihubungkan. Jika dipaksakan,
dimungkinkan siswa akan semakin bingung dalam merekonstruksi
pengetahuan. Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu
tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 14) sebagai
berikut :
1) Tahap Perencanaan :
a) menentukan tujuan pembelajaran umumb) menentukan tujuan
pembelajaran khusus
2) Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
a) menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa
(materi prasyarat)b) menyampaikan konsep-konsep yang hendak
dikuasai oleh siswac) menyampaikan keterampilan proses yang dapat
dikembangkand) menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan /
dibutuhkane) menyampaikan pertanyaan kunci
3) Tahap Pelaksanaan, meliputi :
a) pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa
kelompokb) kegiatan prosesc) kegiatan pencatatan datad) diskusi
secara klasikal
4) Evaluasi, meliputi :
a) evaluasi proses , berupa :
ketepatan hasil pengamatan ketepatan dalam penyusunan alat dan
bahan ketepatan siswa saat menganalisis data
b) evaluasi produk :
Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan
tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
c) evaluasi psikomotor :Kemampuan penguasaan siswa terhadap
penggunaan alat ukur.
2. Pembelajaran Terpadu Model Webbed
a. PengertianPembelajaran terpadu model webbed adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik.
Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema
tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negosiasi antara guru dan
siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesame guru. Setelah
tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan
memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub
tema ini dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan
siswa.
Gambar 3.4. Diagram peta WebbedModel webbed merupakan model
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai dasar
pembelajaran. Model pembelajaran ini memadukan multi disiplin ilmu
atau berbagai mata pelajaran yang diikat oleh satu tema (Robin
F.1991). Pada dasarnya menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan
ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema
yang ditetapkan dapat dipilih antara guru dengan siswa atau sesama
guru atau siswa sendiri. Setelah tema telah disepakati maka
dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan
kaitannya dengan matapelajaran yang lain.Dari sub-sub tema ini
direncanakan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa.
keuntungan dari model pembelajaran terpadu ini bagi siswa adalah
diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari
ilmu-ilmu yang berbeda. Contoh: Siswa dan guru memnentukan tema
misalnya air, maka guru-guru matapelajaran dapat mengajarkan tema
air itu ke dalam sub-sub tema misalnya siklus air, kincir angin,
air waduk, air sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam
matapelajaran matematika, IPS, IPA.Kurikulum Webbed yang mewakili
pendekatan tematik adalah pendekatan subjek. Secara khusus
pendekatan tematik ini untuk pengembangan kurikulum dimulai dengan
satu tema seperti transportasi atau penemuan-penemuan. Satu team
department yang berseberangan telah membuat keputusan ini,
menggunakan tema tersebut sebagai satu lapisan untuk subjek yang
berbeda; penemuan memimpin satu studi mesin yang simple dalam
bidang ilmu pengetahuan, bacaan dan penulisan tentang para penemu
dalam seni bahasa, rancangan dan model bangunan dalam industri
seni, lukisan dan pembelajaran Rube Goldberg kontrapsi dalam
Matematika, pembuatan kartu flow dalam kelas teknologi computer.
Dalam jaringan yang lebih rumit, unit pembelajaran yang
berbelit-belit dapat dikembangkan dalam integrasi yang terjadi
dalam semua daerah yang sesuai.Di situasi yang berhubungan dengan
departmen, pendekatan kurikulum webbed untuk pengintegrasian sering
menerima melalui penggunaan satu generic yang adil tapi tema yang
subur seperti pola atau lingkaran. Konsep tema ini menyediakan
kemungkinan yang kaya untuk dapat melekat dalam penyebaran berbagai
disiplin. Konsep tema yang sama seperti pola atau konflik
menyediakan kesuburan tanah bagi penyeberangan-berbagai disiplin
ilmu, model dasar dapat juga menggunakan satu buku atau satu jenis
buku sebagai topik, untuk secara tematik menggorganisasikan
kurikulum mereka. Sebagai contoh, cerita rakyat atau dog stories
(cerita anjing) dapat menjadi katalisis untuk kurikulum
webbed.Ketika mencari sebuah tema, team guru biasanya memulai
dengan perolehan ide yang seperti interaksi yang sungguh-sungguh,
percakapan, dan dialog dengan seluruh rekan: Bagaimana dengan yang
ini? Bagaimana menurut kamu tentang ini? Mari kita membuat
brainstorm (kerangka) satu daftar panjang. Saya tidak ingin
menggunakan yang pertama kali kita pikirkan harus dilakukan.
Mungkin kita harus bertanya pada anak-anak untuk ide mereka. Saya
mempunyai beberapa daftar dari tema ide-ide dari satu workshop.
Yeah, tapi kita harus melihat daftar tersebut dengan seksama dan
membandingkannya dengan beberapa criteria. Saya mempunyai kriteria
disini. Dan juga berjalan karena mereka menggali kemungkinan dan
merancang arahan untuk pencapaian satu keputusan.Pembelajaran ini
akan terjadi antara lain jika kejadian yang wajar/eksplorasi suatu
topik merupakan inti dalam pengembangan kurikulum. Dengan berperan
aktif dalam eksplorasi tersebut siswa akan mempelajari materi ajar
dan proses melalui bidang studi dalam waktu bersamaan. Dalam model
pembelajaran ini guru memilih tema yang sama atau hampir sama dari
beberapa standar kompetensi dengan lintas mata pelajaran atau pada
bidang studi yang berbeda. Misal PKN dengan IPS, IPA, Matematika,
Seni dan Bahasa Indonesia. Lebih jelasnya silakan memperhatikan
contoh Webbed di bawah ini.
MatematikGaris biliangan
BIMenceritakan pengalaman yg menyenangkan
PKNMengenal makna satu nusa satu bangsa dan bahasa
IPSkerja sama di lingkungan rumah rumah
IPACiri mahluk hidup dan tak hidup
Tema Pengalaman
Bagan model pembelajaran terpadu webbedb. Langkah-langkah dalam
model pembelajaran jaring laba-laba sebagai berikut : Pada model
ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema yang
disepakati dan dihubungkan dengan antar pelajaran. Sehingga siswa
memperoleh pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata
pelajaran yang berbeda-beda. Menurut Tisno (1998) dalam
pembelajaran terpadu model webbed, pelajaran dimulai dari suatu
tema. Tema diramu dari pokok-pokok bahasan dan sub-sub pokok
bahasan dari beberapa mata pelajaran yang dijabarkan dalam konsep,
ketrampilan atau kemampuan yang dikembangkan dan didasarkan atas
situasi dan kondisi kelas/sekolah/guru dan lingkungan.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran jaring
laba-laba sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan tema utama dan tema lain yang telah dipilih
dari beberapa standar kompetensi lintas mata pelajaran/bidang
Studi.
2) Guru menyiapkan tema-tema yang telah terpilih, misalnya tema
matematika, kesenian, bahasa dan IPS yang sesuai dengan tema utama
yang telah ditetapkan.
3) Guru menjelaskan tema-tema yang terkait sehingga materinya
lebih luas.4) Guru memilih konsep atau informasi yang bisa
mendorong belajar siswa dengan pertimbangan lain yang memang sesuai
dengan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu.
Pada dasarnya pembelajaran terpadu model Webbed mengikuti
tahap-tahap yang dilakukan dalam setiap pembelajaran terpadu yang
meliputi 3 tahap yang dapat dilihat dalam tabel berikut:
PerencanaanPelaksanaanKulmulasi
1. Penjajagan tema (curah pendapat)
2. Penetapan tema (analisis+sintesis)
3. Pengembangan sub-tema (analisis+sintesis, pembagian tugas)4.
Penetapan kegiatan/kontrak belajar
a. Pengumpulan informasi (kelompok, individual; membaca sumber,
wawancara dengan nara sumber, pengamatan lapangan,
eksperimentasi)
b. Pengolahan informasi (analisis, komparasi, sintesis)
c. Penyusunan laporan (verbal, grafis, model)
d. Penyajian laporan (tertulis, lisan, unjuk kerja; individual,
kelompok, presentasi, dll)
e. Penilaian (proses, produk)
c. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan dari model jaring
laba-laba (webbed), meliputi:
1) Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak
untuk belajar.
2) Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman.
3) Memudahkan dalam perencanaan.
4) Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa.
5) Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat
kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait. Kekurangan dari
model jarring laba-laba (webbed), meliputi:
1) Sulit dalam menyeleksi tema.
2) Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal.
3) Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada
kegiatan dari pada pengembangan konsep.
d. Kapan model webbed ini bermanfaat?Model webbed untuk
penyatuan kurikulum adalah satu pendekatan team yang memerlukan
waktu untuk berkembang. Waktu penulisan kurikulum adalah satu
kesempatan untuk meniru model ini sehingga para guru dapat
sepenuhnya mengeksplor tema-tema pilihan dan merancang kriteria
sebagai kualitas. Model ini memerlukan perencanaan yang ekstensif
(terus menerus) dan koordinasi dari seluruh berbagai sekolah. model
ini yang sangat bagus untuk digunakan ketika percobaan dua hingga
empat minggu unit percobaan antar cabang ilmu pengetahuan.
Dikarenakan kehebatan perencanaan memerlukan untuk melakukan model
ini dengan baik, disarankan untuk memulai dengan satu kurikulum
yang dapat diatur.e. Implementasi model pembelajaran terpadu model
webbed pada mata pelajaran IPS, PKN, Bahasa Indonesia dan
Matematika di kelas I Sekolah Dasar dengan tema Diri Sendiri
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu tergantung pada
rencana yang dibuat dengan memperhatikan kondisi potensi yang
dimiliki siswa. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam
mengimplementasikan pembelajaran terpadu model webbed adalah
sebagai berikut:
Tahap Perencanaan PembelajaranBeberapa langkah perencanaan
pembelajaran terpadu model webbed yang perlu diperhatikan adalah:
(1) Pemetaan Kompetensi Dasar, (2) Penetuan tema, (3) Penjabaran
kompetensi dasar ke dalam indikator sesuai dengan tema, (4)
Pengembangan Silabus, (5) Penyusunan Rencana Pelaksanaan
pembelajaran. Berdasarkan langkah-langkah tersebut diatas, maka
implementasi terhadap perencanaan pembelajaran terpadu model webbed
pada mata pelajaran IPS, PKn, Bahasa Indonesia dan Matematika kelas
I SD sebagai berikut:(1) Pemetaan Kompetensi Dasar Pada langkah
pertama ini, kegiatan yang perlu dilakukan antara lain:
a) Mengidentifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada
mata pelajaran IPS, PKN, Bahasa Indonesia dan Matematika yang dapat
dipadukan pada tingkat kelas yang sama. Kegiatan ini dilakukan
untukmemperoleh ganbaran yang utuh dan menyeluruh dari mata
pelajaran yang akan dipadukanb) Menentukan tema pengikat antara
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Tabel 1 : Penjabaran Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kelas I semester 1 Sekolah Dasar
Mata PelajaranStandar KompetensiKompetensi Dasar
Matematika1. Bilangan
Melakukan Penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 201.1
Membilang banyak benda
1. Geometri dan pengukuran
Menggunakan pengukuran waktu dan panjang2.1 Menentukan waktu
(pagi, siang, malam),(hari, jam)
2.2 Mengelompokkan berbagai bangun ruang sederhana (balok,
prisma, tabung, bola dan kerucut)
IPS1. Memahami identitas diri dan keluarga, serta sikap saling
menghormati dalam kemajemukan keluarga1.1 Mengidentifikasi
identitas diri, keluarga dan kerabat
PKn1. Mengenal diri sendiri, agama dan suku bangsa1.1
Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama dan suku bangsa
Bahasa
Indonesia1. Mendengarkan
Memahami bunyi bahasa, perintah dogeng yang dilisankan1.1
Membedakan bunyi bahasa
1. Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara lisan
dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan benda dan fungsi
anggota tubuh2.1 Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat
sederhana dan berbahasa yang santun.
1. Membaca
Memahami teks pendek dengan membaca nyaring3.1 Membaca nyaring
suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
1. Menulis
Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh,
melengkapi, dan menyalin 4.1 Menjiplak berbagai bentuk gambar,
lingkaran dan bentuk huruf
Berdasarkan pemetaan kompetensi mata pelajaran diatas, maka
kompetensi dasar yang akan dipadukan pada mata pelajaran PKn, IPS,
Matematika dan Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:Tabel 2 :
Pemetaan Kompetensi Dasar yang dipadukan pada mata pelajaran PKn,
IPS, Matematika dan Bahasa Indonesia
MatematikaIPSPKnBahasa Indonesia
1.1 Membilang banyak benda1.1 Mengidentifikasi identitas diri,
keluarga dan kerabat1.1 Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama
dan suku bangsa2.1 Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat
sederhana dan bahasa yang santun.
(2) Penentuan TemaSetelah pemetaan Kompetensi Dasar, langkag
berikutnya adalah pemetaan tema. Dalam menentukan tema harus
relevan dengan kompetensi dasar yang telah dipetakan. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tema:
a) Tema merupakan perekat antar Kompetensi Dasar.
b) Tema selain relevan dengan Kompetensi Dasar, sebaiknya juga
relevan dengan pengalaman pribadi siswa dalam arti sesuai dengan
keadaan lingkungan setempat.
c) Dalam menentukan tema isu sentral yang sedang berkembang saat
ini dapat menjadi prioritas yang dipilih dengan tidak menngabaikan
keterkaitan antar Kompetensi Dasar yang dipetakan.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dan memperhatikan Kompetensi
Dasar pada mata pelajaran IPS, PKn, Matematika dan Bahasa Indonesia
maka tema yang akan digunakan dalam pembelajaran bertemakan Diri
Sendiri dengan sub tema Identitas Diri karena menjadi perekat antar
Kompetensi Dasar.
(3) Penjabaran Kompetensi Dasar dalam Indikator Mata
PelajaranStandar KompetensiKompetensi DasarIndikator
Matematika1. Bilangan
Melakukan Penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 201.1
Membilang banyak benda1.1.1 Membilang atau menghitung secara
urut
1.1.2 Menyebutkan banyak benda
1.1.3 Membandingkan dua kumpulan benda melalui istilah lebih
banyak, lebih sedikit atau sama banyak
IPS1. Memahami identitas diri dan keluarga, serta sikap saling
menghormati dalam kemajemukan keluarga1.1Mengidentifikasi identitas
diri, keluarga dan kerabat1.1.1 Menyebutkan nama lengkap dan nama
panggilan
1.1.2 Menyebutkan alamat tempat tinggal
1.1.3 Menyebutkan nama ayah, ibu dan saudara dan wali
Bahasa Indonesia1. Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara lisan
dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan benda dan fungsi
anggota tubuh
2.1 Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan
bahasa yang santun.2.1.1 Menyebutkan data diri (nama, kelas,
sekolah, dan tempat tinggal) dengan kalimat sederhana
PKn1. Mengenal diri sendiri, agama dan suku bangsa 1.1
Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama dan suku bangsa 1.1.1
Menyebutkan berdasarkan jenis kelamin anggota keluarga
G. GAMBAR MODEL PEMBELAJARAN TERPADU MODEL WEBBED UNTUK KELAS I
SD TEMA DIRI SENDIRI Dengan diagram sebagai berikut: Matematika-
Membilang atau Menghitung secara urut.
- Menyebutkan banyak benda.
PKN-Menyebutkan jenis kelamin anggota keluarga
- Menyebutkan jenis kelamin teman sebangku
Bahasa Indonesia-Berbicara:
-Menyebutkan identitas diri dengan kalimat sederhana dengan
bahasa yang santun.
- Menanyakan data diri, orang tua,saudara dan teman sekelas.
IPS- Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan.
- Menyebutkan alamat tempat tinggal.
- Menyebutkan nama ibu, ayah dan saudara
Tema:Diri sendiri
KeteranganDiagram yang menggambarkan pembelajaran terpadu model
webbed dijelaskan antar bidang studi matematika, IPS, PKN dan
Bahasa Indonesia dengan tema Diri Sendiri sub tema Identitas
Diri
3. Pembelajaran Terpadu Tipe Integreted
a. PengertianModel ini merupakan pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan antar bidang studi. Pembelajaran terpadu
tipe integrated (keterpaduan) adalah tipe pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan antar bidang studi, menggabungkan bidang
studi dengan cara menetapkan prioritas kurikulum dan menemukan
keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam
beberapa bidang studi (fogarty, 1991: 76).
Perencanaan pebelajaran pada hakikatnya adalah rangkaian isi dan
kebutuhan pembelajaran yang bersipat menyeluruh dan sistematis yang
digunakan sebagai pedoman dari guru dalam mengelola proses
pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran terpadu sangat ditentukan
oleh seberapa jauh pembelajaran terpadu itu direncanakan dan
dikemas sesuai dengan kondisi peserta didik seperti minat, bakat,
kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan antar bidang studi, Model ini diusahakan dengan cara
menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas
kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling
tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi. Pada model ini tema
yang berkaitan dan tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin
dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program.
Pertama kali guru menyeleksi konsep-konsep, keterampilan dan sikap
yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa bidang studi,
selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang
memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara
berbagai bidang studi.Pembelajaran terpadu tipe integrated
(keterpaduan) adalah tipe pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan antarbidang studi, menggabungkan bidang studi dengan
cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan,
konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang
studi (Fogarty, 1991: 76), Pada tipe ini tema yang berkaitan dan
saling tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan
dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program.Pada tahap awal
guru hendaknya membentuk tim antar bidang studi untuk menyeleksi
konsep-konsep, keterampiian-keterarnpilan, dan sikap-sikap yang
akan dibelajarkan dalam satu semester tertentu untuk beberapa
bidang studi, Langkah berikutnya dipilih beberapa konsep,
keterampilan, dan sikap yang mernpunyai keterhubungan yang erat dan
tumpang tindih di antara beberapa bidang studi. Bidang studi yang
diintegrasikan misal matematika, sains (fisika), seni dan bahasa,
dan pelajaran sosial.Fokus pengintegrasian pada sejumlah
keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada
siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi
pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan belajar itu menurut
Fogarty (1991: 77), meliputi keterampilan berpikir (thinking
skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan
mengorganisir (organizing skill).
b. Langkah-langkah pembelajaran terpadu Memberi tanda PB/SPB
yang dipadukan dan menghubungkannyaMenentukan jenis mata pelajaran
yang akan dipadukanMenyusun daftar PB/SPB mata pelajaran yang
dipaduklan
Membaca dan mengkaji uraian PB/SPB Menentukan tema pemersatu
Penguraian lanjut PB/SPB yang dipadukan
Membuat satuan pembelajaran/rencana masing-masing mata
pelajaran
c. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Model IntegretedUntuk model
keterpaduan maka proses pembelajaran terpadunya dapat dikemukakan
dalam tabel berikut: Perencanaan Pelaksanaan Kulminasi Peta konsep
berbagai bidang studi Konsep-konsep berhubungan Rancangan aktivitas
belajar Pelaksanaan tugas Analisis hasil Penyusunan laporan
Penyajian laporan Evaluasi
Adapun langkah dan tahapan dalam pembelajaran terpadu model
integreted yaitu:a) Langkah guru merancang program rencana
pembelajaran dengan mengadakan penjajakan tema dengan cara curah
pendapat (brain stroming).b) Tahap pelaksanaan melakukan
kegiatan:(1) Proses prengumpulan informasi.(2) Pengelolaan
informasi dengan cara analisis komparasi dan sintesis.(3)
Penyusunan laporan, dapat dilakukan dengan cara verbal, gravisi,
victorial, audio, gerak dan model.c) Tahap kulmunasi dilakukan
dengan:(1) Penyajian laporan (tertulius, oral, unjuk kerja,
produk).
(2) Penilaian meliputi proses dan produk dengan menggunakan
prosedur formal dan informal dengan tekanan pada penilaian
produk.Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan antar bidang studi, yaitu dengan cara menggabungakan
bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan
menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih
didalam beberapa bidang studi. d. Kelebihan dan KelemahanTipe
integrated (keterpaduan) memiiiki kelebihan, yaitu (1) adanya
kemungkinan pemahaman antar bidang studi, karena dengan memfokuskan
pada isi pelajaran, strategi berpikir, keterampilan sosial dan
ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup banyak
dimensi, sehingga siswa, pembelajaran menjadi semakin diperkaya dan
berkembang, (2) memotivasi siswa dalam belajar;(3) tipe
terintegrasi juga memberikan perhatian pada berbagai bidang yang
penting dalarn satu saat, tipe ini tidak memerlukan penambahan
waktu untuk bekerja dengan guru lain. Dalam tipe ini, guru tidak
perlu megulang kembali materi yang turnpang tindih, sehingga
tercapailah efisiensi dan efektivitas pembelajaran.Kekurangan tipe
integrated antara lain; (1) terletak pada guru, yaitu guru harus
menguasai konsep, sikap, dan keterampilan yang diperioritaskan, (2)
penerapannya, yaitu sulitnya menerapkan tipe ini secara penuh, (3)
tipe ini memeriukan tim antar bidang studi, baik dalam
perencanaannya maupun pelaksanaannya, (4) pengintegrasian
kurikulurn dengan konsep-konsep dari masing-masing bidang studi
menuntut adanya sumber belajar yang beraneka ragam
Skenario Pembelajaran Terpadu Model IntegratedMateri :
Kenampakan AlamMata pelajaran : IPA, IPS, Bahasa Indonesia,
SBKKelas : IVSemester : Waktu : Kegiatan pembelajaran1. Persiapana.
Pada awal pembelajaran diawali dengan kegiatan curah pendapat
(brain storming) antara siswa dengan guru mengenai topik/tema yang
akan dibahas, misalnya tentang kenampakan alam.
b. Mengadakan kesepakatan dengan siswa untuk membahas
topik/tema
c. Mendorong siswa/murid untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran melalui hal-hal yang berhubungan dengan kenampakan
alam
2. Pelaksanaana. Curah pendapat mengenai kenampakan alam yang
ada di lingkungan siswa.
b. Siswa menyebutkan contoh-contoh kenampakan alam yang ada
disekitar siswa/lingkungan siswa.
c. Siswa mengamati dilingkungan sekitar, kemudian siswa
mencatat/membuat laporan kecil mengenai kenampakan alam yang ada di
lingkungan sekitar yang dijumpai siswa.
d. Siswa membuat laporan/tulisan mengenai kenampakan alam yang
diamatinya.
e. Siswa menggambarkan berbagai kenampakan alam yang mereka
amati.
3. Tahap kulmunasi /penilaiana. Penyajian laporan secara
tertulius, oral, unjuk kerja maupun produk.b. Penilaian meliputi
proses dan produk dengan menggunakan prosedur formal
d. Kelebihan dan Kekurangan
Tipe integrated (keterpaduan) memiliki kelebihan yaitu:
1) Adanya kemungkinan pemahaman anatar bidang studi, karena
dengan memfokuskan pada sisi pelajaran, strategi berpikir,
keterampilan social dan ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat
mencakup banyak dimensi, sehingga siswa dalam pembelajaran menjadi
semakin diperkaya dan berkembang.2) Memotivasi siswa dalam
belajar.3) Tipe terintegrasi juga memberikan perhatian pada
berbagai bidang yang penting dalam satu saat, tipe ini tidak
memerlukan penambahan waktu untuk bekerja dengan guru lain. Dalam
tipe ini, guru tidak perlu mengulang kembali materi yang tumpang
tindih, sehingga tercapailah efisiensi dan efektifitas
pembelajaran. Tipe integrated (keterpaduan) memiliki kekurangan
yaitu:
1) Terletak pada guru, yaitu guru harus menguasai konsep, sikap,
dan keterampilan yang diperioritaskan.2) Penerapannya, yaitu
sulitnya menerapkan tipe ini secara penuh.
3) Tipe ini memerlukan tim antar bidang studi, baik dalam
perencanaannya maupun pelaksanaannya.
4) Pengintegrasian kurikulum dengan konsep-konsep dari
asing-masing bidang studi menuntut adanya sumber belajar yang
beraneka ragam.
4. Pembelajaran Terpadu Model Nested
a. Pengertian
Pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) merupakan
pengitegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu secara khusus
meletakkan fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar
yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu
unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content).
Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan
berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan
keterampilan mengorganisir (organizing skill) (fogarty 1991:
23).Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested
(tersarang) mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap
pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal
ini.seperti contoh diberikan oleh fogarty (1991: 28) untuk jenis
mata pelajaran social dan bahasa dapat dipadukan keterampilan
berpikir (thinking skill) dengan keterampilan social (social
skill). Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat
dipadukan keterampilan berpikir (thinking skill) dan keterampilan
mengorganisir (organizing skill).Pembelajaran terpadu menekankan
keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental,
intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar yang
optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa
sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar. Dengan
pembelajaran ini siswa dapat berfikir lebih kreatif, karena guru
hanya sebagai fasilitator maka murid dituntut untuk lebih aktif
dalam kegiatan pembelajarannya.b. Karakteristik Pembelajaran
Terpadu Tipe Nested (Tersarang)Menurut Depdikbud (1996:3)
pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa
karakteristik atau cirri-ciri, yaitu:
(1) HolisticPembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk
memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti,
hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijaksana di
dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan
mereka.(2) BermaknaPengkajian suatu fenomena dari berbagai macam
aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya
semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut
skemata. Hal ini akan berdampak kepada kebermaknaan dari materi
yang dipelajari. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya.(3)
OtentikPembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa memahami secara
langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui
kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil
belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan
pengetauhuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik.
Misalnya, hokum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan
eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan
katalisator, sedang siswa bertindak sebagai actor pencari informasi
dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui
dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan
tersebut.(4) AktifPembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa
dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun
emosianal guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka
termotivasi untuk terus menerus belajar.Disamping itu pembelajaran
terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses
pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu
memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak.c. Landasan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Tipe
Nested (Tersarang)Pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang)
dikembangkan dengan landasan sebagai berikut (Depdikbud, 1996:
5):
(1) ProgresivismeAliran progresivisme menyatakan bahwa
pembelajaran seharusnya berlangsung secara alami, tidak
artificial.pembelajaran di sekolah tidak seperti dalam keadaan
dunia nyata sehingga tidak memberikan makna kepada kebanyakan
siswa.(2) KonstruktivismePada dasarnya aliran konstruktivisme
menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan
pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Belajar
bermakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau
membaca buku tentang pengalaman orang lain. Belajar menurut
pandangan konstruktivisme merupakan hasil konstruksi kognitif
melalui kegiatan seseorang. Pandangan ini member penekanan bahwa
pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri (Suparno, 1997:18)(3)
Developmentally Appropriate PracticePrinsip dalam developmentally
appropriate practice ini menyatakan bahwa pembelajaran harus
disesuaikan dengan perkembangan usia, dan individu yang meliputi
perkembangan kognisi, emosi, minat dan bakat siswa. Misalnya untuk
siswa SLTP yang berusia rata-rata 11 sampai 15 tahun (tahap operasi
formal) sesuai perkembangan kognitif Piaget, telah memiliki
kemampuan pemikiran abstrak sehingga dapat dirancang pembelajaran
yang memberikan siswa dapa memecahkan masalah melalui kegiatan
eksperimen.Teori Piaget merupakan teori perkembangan kognitif yang
sangat terkenal. Piaget membagi perkembangan kognitif anak dan
remaja ke dalam empat tahap: sensorimotor, pra operasional, operasi
kongkrit, dan operasi formal. Kecepatan perkembangan tiap individu
melalui urutan tiap tahap ini berbeda dan tidak ada individu yang
melompati salah satu dari tahap tersebut.TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
KOGNITIF PIAGET
TahapPerkiraan UsiaKemampuan-kemampuan Utama
SensorimotorLahir sampai 2 tahunTerbentuknya konsep kepermanenan
obyek dan kemajuan gradual dari prilaku refleksif ke perilaku yang
mengarah kepada tujuan.
Pra Operasional2 sampai 7 tahunPerkembangan kemampuan
menggunakan symbol-simbol untuk menyatakan obyek-obyek dunia.
Pemikiran masih egosentris dan sentrasi
Operasi Kongkrit7 sampai 11 tahunPerbaikan di dalam kemampuan
untuk berpikir secara logis. Kemampuan-kemampuan baru termasuk
penggunaan operasi-operasi yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi
sentrasi tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidakbegitu
dibatasi oleh keegosentrisan.
Operasi Formal11 tahun sampai dewasaPemikiran abstrrak dan murni
simbolis mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan
melalui penggunaan eksperimentasi sistematis.
Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi
lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Selain
itu, ia juga berkeyakinan bahwa interaksi social dengan teman
sebaya, khususnya berargumentasi, berdiskusi, membantu memperjelas
pemikiran, yang pada akhirnya, membuat pemikiran itu menjadi lebih
logis (Nur, 1998:9)
Dari implikasi teori Piaget di atas, jelaslah guru harus mampu
menciptakan keadaan pembelajaran yang mampu untuk belajar sendiri.
Artinya guru tidak sepenuhnya mengajarkan suatu bahan ajar kepada
siswa, tetapi guru dapat membangun siswa atau pelajar yang mampu
belajar dan terlibat aktif dalam belajard. LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN TERPADU TIPE NESTED (TERSARANG)Pada dasarnya
langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang)
mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran
terpadu yang meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
(1) Tahap perencanaan Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis
keterampilan yang dipadukan. Karakteristik mata pelajaran menjadi
pijaklan untuk kegiatan awal. Seperti ycontoh yang diberikan Fogary
(1991:28) untuk jenis mata pelajaran social dan bahasa dapt
dipadukan keterampilan berpikir (thingking skill) dengan
keterampilan social (social skill). Sedangkan untuk matapelajaran
sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir
(thingking skill) dan keterampilan mengorganisir (organizing
skill). Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indicator. Langkah ini akan mengarahkan guru untuk
menentukan sub keterampilan dari masing-masing keterampilan yang
dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran. Menentukan sub
keterampilan yang dipadukan. Sub keterampilan-sub keterampilan yang
dapat dipadukan diperlihatkan pada tabel 2.2 di bawah ini:TABEL
2.2
UNSURE-UNSUR KETERAMPILAN BERPIKIR, KETERAMPILAN SOCIAL, DAN
KETERAMPILAN MENGORGANISIR
Thingking skillSocial skillOrganizers
PredictionInference
Hypothesize
Compare/contrast
Classify
Generalize
Prioritize
evaluateAttentive listeningClarifying
Paraphrasing
Encouraging
Accepting ideas
Disagreeting
Consensus seeking
SummarizingWebVenn diagram
Flow chart
Cause- effect circle
Agree/disagree chart
Grid/matrix
Concept map
fishbone
(sumber; Fogarty, 1991, hal. 25) Merumuskan tujuan pembelajaran
khusus (indikator). Berdasarkan kompetensi dasar dan sub
kterampilan yang telah dipilih dirumuskan tujuan pembelajaran
khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah
penulisan tujuan pembelajaran khusus (indicator) yang meliputi;
audience, baehaviour, condition dan degree. Menentukan
langkah-langkah pembelajaran. Langkah ini diperlukan sebagai
strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang
telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
(2) Tahap PelaksanaanDalam Depdiknas (1996:6), prinsip-prinsip
pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi:
1. Guru hendaknya tidak menjadi sigle actor yang mendominasi
dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pelajar mandiri
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas
dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok
3. Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama
sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.
Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario
langkah-langkah pembelajaran, menurut Muchlas (2002:7), tidak ada
model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topic dalam
pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan
beberapa model pembelajaran.(3) Tahap EvaluasiTahap evaluasi dapat
berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaaluasi hasil
pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Depdiknas (1996:6) hendaknya
memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri
di samping bentuk evaluasi lainnya
2. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan
belajar yang telah dicapai berdasarkan criteria keberhasilan
pencapaian tujuan yang akan dicapai.
e. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan tipe nested (tersarang) adalah guru dapat memadukan
beberapa keterampilan sekaligus dalam suatu pembelajaran di dalam
satu mata pelajaran. Dengan memfokuskan pada isi pelajaran,
strategi berpikir, keterampilan social dan ide-ide penemuan lain,
satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi. Dalam tipe ini, satu
guru dapat memadukan kurikulum secra meluas. Kekurangan tipe nested
terletak pada guru ketika tanpa perencanaan yang matang memadukan
beberapa keterampilan yang menjadi target dalam suatu
pembelajaran.
Gambar 3.6 Contoh model nested (tersarang) mata pelajaran Sains
Fisika
Gambar 3.7 Contoh model nested (tersarang) mata pelajaran
Sains-Biologi
Gambar 3.8 contoh model nested (tersarang) mata pelajaran
matematika
21
34
K
F
B
F
K
B
Change as it relates to algebraic equations:
Rations
Graphs
statistics
Change as it relates fine art arcas:
Art forms
Music
Dance
technology
Fine arts
Mathematics
Change as it relates to the industrial industrial revolution
Inventions
Working
Condition
populations
Change in USA industrial revolution literature:
Novels
Short stories
poetry
Social studies
Language arts
CHANGE
Change in value through the age:
Moral
Family
School
business
Change as it relates to animals adapting to their anviroment
over a periode of time:
Habitats
Eating pattern
science
Health
Penemuan-penemuan
Analisis
Riset:
Pencatatan
Koreksi
Hasul percobaan
Analisis:
Tema, cirri-ciri khusus, pengaturan rencana, perselisihan
Ilmu Sosial
Bahasa san Seni
Penemu:
Bell
Edison
Pengaruh kuatTelepon
Perusahaan bebas perampokan baron
Kreativitas: keahlian menemukan sesuatu yang baru (masyarakat
& hasil-hasil) melalui penelitian dan data
Penemuan-penemuan:
Bols lsmpu, tetepon phonogrsph, morse
listrik, pengungkit
katrol, Derek,
menciptakan hal baru / asli, kerja
menabung rencana
Perusahaan
Keuntungan/kerugian
Surat isian pajak
Pengupahan
Pasar modal
Permintaan & penawaran
riset
Sains
Matematika
Peta Konsep (Organizing skill)
Perambatan cahaya (content)
Prediksi (thinking skill)
Charts (organizing skill)
Analisis (thingking skill
DNA (content)
Logical deductive thinking(thinking skill)
Statistics (content)
Grafik (organizing skill