4 MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ulangan Akhir Semester Pada Mata Kuliah Model-model Pembelajaran IPS Dosen : Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd Oleh : Nama : Anggi Saputra NIM : 1305476 No. Absen : 27 Kelas : 3 A PGSD PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
48
Embed
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
4
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ulangan Akhir Semester Pada Mata Kuliah
Model-model Pembelajaran IPS
Dosen : Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd
Oleh :
Nama : Anggi Saputra
NIM : 1305476
No. Absen : 27
Kelas : 3 A PGSD
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2015
5
BAB IIPEMBAHASAN
A. Dasar Pemikiran Perlunya Model Pembelajaran dan Hakikat Model
Pembelajaran
Untuk memperkokoh pemahaman tentang model-model pembelajaran, perlu
dikaji kembali beberapa asumsi tentang belajar :
1. Setiap individu pada setiap tingkatan usia memiliki
potensi untuk belajar, namun dalam prosesnya, keberhasilan antar individu
akan beragam, ada yang cepat dan ada yang lambat bergantung pada motivasi
dan cara yang digunakannya.
2. Tiap individu mengalami proses perubahan dimana situasi belajar yang baru
sangat mungkin menimbulkan keraguan, kebingungan bahkan
ketidaksenangan, tetapi di pihak lain banyak juga yang menyenangkan
(Mangkuprawira, 2008:1) dalam Aunurrahman, (2012:142). Sebelum mengkaji
lebih dalam tentang model-model pembelajaran, ada baiknya kita pahami
kerangka pikir Gagne yang menegaskan lima kemampuan manusia yang
merupakan hasil belajar sehingga memerlukan berbagai model dan strategi
pembelajaran untuk mencapainya, yaitu :
1. Keterampilan intelektual, yakni sejumlah pengetahuan mulai dari
kemampuan baca, tulis, hitung sampai kepada pemikiran yang rumit.
Kemampuan ini sangat tergantung pada kapasitas intelektual, kecerdasan
sosial seseorang dan kesempatan belajar yang tersedia.
2. Strategi kognitif, yaitu kemampuan mengatur cara belajar dan berpikir
seseorang dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan
masalah.
3. Informasi verbal, yakni pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
4. Kemampuan motorik, yakni kemampuan dalam bentuk keterampilan
menggunakan sesuatu, keterampilan gerak.
5. Sikap dan nilai, yakni hasil belajar yang berhubungan dengan sikap,
intensitas emosional (Depdikanas,1998/1999:16)
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya
rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatakan motivasi
6
dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami
pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Ukuran keberhasilan mengajar guru utamanya adalah terletak pada terjadi
tidaknya peningkatan hasil belajar siswa. Karena itu melalui pemilihan model
pembelajaran yang tepat guru dapat memilih atau menyesuaikan jenis pendekatan
dan metode pembelajaran dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan.
Hal penting yang harus selalu diingat bahwa tidak ada satu strategi pembelajaran
yang paling ampuh untuk segala situasi. Oleh sebab itu guru dituntut untuk
memiliki pemahaman yang komprehensip serta mampu mengambil keputusan
yang rasional kapan waktu yang tepat untuk menerapkan salah satu atau beberapa
strategi secara efektif (Killen, 1998). Kecermatan guru di dalam menentukan
model pembelajaran menjadi semakin penting, karena pembelajaran adalah suatu
proses yang kompleks yang di dalamnya melibatkan berbagai unsur yang dinamis.
Lieach & Scott (1995), mengingatkan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
guru dalam memilih dan menentukan model pembelajaran dengan mengkaji
kemana pembelajaran akan dititikberatkan, apakah pada outcome, proses atau
conten. Dalam uraian masing-masing orientasi tersebut terdapat beberapa aspek
kegiatan yang harus dilakukan guru :
a. Bilamana guru memutuskan untuk mengarahkan proses pembelajaran pada
outcome, maka guru harus merumuskan beberapa pertanyaan untuk dirinya
sendiri tentang :
1) Apa yang saya harapkan dari siswa-siswa pada akhir pembelajaran.
2) Jenis pengetahuan dan dorongan seperti apa yang saya harapkan dapat dimiliki
oleh siswa.
3) Jenis keterampilan seperti apa yang saya harapkan dapat didemonstrasikan oleh
para siswa.
4) Sikap dan nilai-nilai apa yang seharusnya dimiliki oleh siswa.
5) Mengapa saya mengharuskan siswa-siswa mempelajari hal ini.
6) Pengetahuan, sikap dan keterampilan apa yang seharusnya penting dimiliki
siswa yang harus saya ajarkan.
7) Bagaimana cara saya mengetahui bahwa siswa dapat mengembangkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang daya harapkan.
7
b. Bilamana guru memutuskan untuk menitikberatkan pada content pembelajaran,
maka guru harus merumuskan beberapa pertanyaan untuk dirinya sendiri
tentang :
1) Apa saja materi esensial yang harus dimengerti oleh siswa untuk mendukung
hasil belajar yang saya diharapkan.
2) Apa yang menjadi sumber-sumber belajar yang dapat dipergunakan untuk
mendukung materi pelajaran.
3) Kemampuan berpikir siswa seperti apa yang perlu dinilai dan bagaimana cara
saya melakukan penilaiannya. Mengapa hal itu penting dilakukan.
4) Kekeliruan pemahaman dan miskonsepsi seperti apa yang umumnya terjadi
dalam penyampaian materi yang dilakukan.
5) Bagaimana saya dapat memninialisasi atau mengurangi kekeliruan pemahaman
dan miskonsepsi pada siswa.
c. Bilamana guru memutuskan untuk menitikberatkan pada proses pembelajaran,
maka guru harus merumuskan beberapa pertanyaan untuk dirinya sendiri
tentang :
1) Bagaimana strategi yang harus dilakukan agar para siswa dapat lebih mudah
memahami melalui pembelajaran yang dilakukan.
2) Bagaimana siswa dapat mengembangkan keterampilan-keterampilannya.
3) Bagaimana siswa dapat mengambangkan sikap dan nilai.
4) Bagaimana struktur pengorganisasisan kelas yang harus dikembangkan untuk
mendukung terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
5) Apa saja jenis atau bentuk strategi pembelajaran yang menjadi penekanan jika
dikaitkan dengan jenis sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
dikembangkan melalui proses pembelajaran yang dilakukan.
6) Bagaimana merancang dan mengorganisasi materi pelajaran agar siswa mudah
mempelajarinya.
7) Apakah siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan
untuk mendukung strategi pembelajaran yang dikembangkan.
8) Seberapa banyak waktu, ruang dan sumber-sumber belajar yang dimiliki
sehingga dapat mendukung strategi pembelajaran yang dipergunkan.
8
9) Apakah strategi pemotivasi dapat dipergunakan untuk mempercepat
tumbuhnya rasa percaya diri para siswa.
10) Bagaiamana cara mengetahui bahwa pembelajaran yang dilaksanakan secara
optimal seperti yang direncanakan.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan
intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran.
Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk
menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar
secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa meraih hasil belajar dan prestasi
yang optimal.
Istilah model dapat diartikan sebagai barang atau benda tiruan/imitasi dari
benda yang sebenarnya contohnya replika rangka manusia. Model pembelajaran
dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran (Aunurrahman, 2012:146). Brady (1985:7) dalam (Aunurarrahman,
2012:146) mengemukakan bahawa model-model pembelajaran dapat diartikan
sebagai blueprint yang dapat dipergunakan untuk membimbing guru di dalam
mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Sejalan dengan hal itu Joyce et
al., 1992:24 dalam Edi Hendri Mulyana (2012:110) mengemukakan bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat dipakai untuk merancang
mekanisme suatu pengajaran yang mencakup sumber belajar, subyek pembelajar,
lingkungan belajar dan kurikulum.
Suatu model pembelajaran harus memenuhi empat karakteristik dasar yaitu
sintaks, sistem sosial, prinsip-prinsip reaksi, dan sistem pendukung. Sintaks
(pemfasean/pentahapan) merupakan pengoperasian model. Sintaks ditunjukan
dengan deretan aktivitas yang disebut fase. Sistem sosial merupakan penjelasan
tentang peranan guru dan pebelajar. Prinsip-prinsip rekasi merupakan bagaimana
sebaiknya guru bersikap dan berespon terhadap aktivitas siswa. Adapun sistem
sosial pendukung menjelaskan hal-hal yang diperlukan sebagai kelengkapan
9
model di luar manusia. Jadi, setiap masing-masing model dalam pembelajaran
memiliki sintaks, orientasi dan penekanan tersendiri.
Untuk selanjutnya, Brady (1985:7) dalam Aunurrahman (2012:146)
mengemukakan premis tentang model pembelajaran, yaitu :
1. Model memberikan arah untuk persiapan dan implementasi kegiatan
pembelajaran. Karena itu model pembelajaran lebih bermuatan praktis
implementatif dari pada bermuatan teori.
2. Meskipun terdapat sejumlah model pembelajaran yang berbeda, namun
pemisahan antara satu model dengan model yang lain tidak bersifat deskrit.
Meskipun terdapat beberapa jenis model yang berbeda, model-model tersebut
memiliki keterkaitan, terlebih lagi di dalam proses implementasinya. Oleh
sebab itu, guru harus menginterprestasikannya ke dalam perilaku mengajar
guna mewujudkan pembelajaran yang bermakna.
3. Tidak ada satupun model pembelajaran yang memiliki kedudukan lebih
penting dan lebih baik dari yang lain. Tidak satupun model tunggal yang dapat
merealisasikan berbagai jenis dan tingkatan tujuan pembelajaran yang berbeda.
4. Pengetahuan guru tentang berbagai model pembelajaran memiliki arti penting
di dalam mewujudkan efesiensi dan efektivitas pembelajaran. Keunggulan
model pembelajaran dapat dihasilkan bilamana guru mampu mengadaptasikan
atau mengkombinasikan beberapa model sehingga menjadi lebih serasi dalam
mencapai hasil belajar siswa yang lebih baik.
B. Ciri Model Pembelajaran
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pendekatan,
strategi, metode, dan teknik. Karena itu, suatu rancangan pembelajaran atau
rencana pembelajaran disebut menggunakan model pembelajaran apabila
mempunyai empat ciri khusus, yaitu :
1. Rasional teoretik yang logis yang disusun oleh penciptanya atau
pengembangnya
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
10
3. Tingkah laku yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
secara berhasil, dan
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai (Kardi dan Nur dalam Trianto 2007).
Suatu model pembelajaran akan memuat antara lain: (a) deskripsi
lingkungan belajar, (b) pendekatan, metode, teknik, dan strategi, (c) manfaat
pembelajaran, (d) materi pembelajaran (kurikulum), (e) media, dan (f) desain
pembelajaran.
Menurut Jioyce dan Weil (1986) memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
a. Sintaks (Syntax) yaitu urutan langkah pengajaran yang menunjuk pada
fase-fase /tahap-tahap yang harus dilakukan oleh guru bila ia
menggunakan model pembelajaran tertentu. Misalnya model eduktif
akan menggunakan sintak yang berbeda dengan model induktif
b. Prinsip reaksi (Principles of Reaction) berkaitan dengan pola kegiatan
yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan
memperlakukan para siswa, termasuk bagaimana seharusnya guru
memberikan respon terhadap siswa. Prinsip ini memberi petunjuk
bagaimana seharusnya guru menggunakan aturan permainan yang
berlaku pada setiap model.
c. Sistem sosial (The Social System) adalah pola hubungan guru dengan
siswa pada saat terjadinya proses pembelajaran (situasi atau suasana dan
norma yang berlaku dalam penggunaan model pembelajaran tertentu)
d. Sistem Pendukung (Support System) yaitu segala sarana, bahan dan alat
yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran
secara optimal.
e. Dampak Instruksional (Instructional Effect) dan Dampak Pengiring
(Nurturant Effects). Dampak instruksional adalah hasil belajar yang
dicapai atau yang berkaitan langsung dengan materi pembelajaran,
sementara dampak pengiring adalah hasil belajar samapingan (iringan)
yang dicapai sebagai akibat dari penggunaan model pembelajaran
tertentu.
11
C. Faktor yang Mempengaruhi Model Pembelajaran
Adapun faktor-faktor yang mempengaruih suatu model pembelajaran
yakni :
1. Sifat dari materi yang akan diajarkan
2. Tujuan akan dicapai dalam pengajaran,
3. Tingkat kemampuan peserta didik,
4. Jam pelajaran (waktu pelajaran),
5. Lingkungan belajar,
6. Fasilitas penunjang yang tersedia.
D. Kualitas Model Pembelajaran
Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan
produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi
belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif
belajar dan berpikir kreatif. Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu
mencapai tujuan (kompetensi), yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai
dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini
sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan
berlangsung baik. Karena itu, setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang berbeda. Setiap model memberikan peran yang berbeda
kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari
sistem saraf (penerimaan/proses berpikir) banyak konsep dan informasi-informasi
dari teks buku bacaan materi ajar siswa, di samping banyak kegiatan pengamatan
gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan
proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa (Trianto
2007: 5-6)
E. Kelompok dan Jenis—jenis Model Pembelajaran
Ada sejumlah pandangan atau pendapat berkenaan dengan model
pembelajaran yang perlu kita kaji untuk memperluas pemahaman dan wawasan
kita sehingga kita dapat fleksibel dalam menentukan salah satu atau beberapa
model pembelajaran yang tepat. Beberapa model pembelajaran tersebut antara lain
12
dikemukakan bahwa oleh Lapp, Bender, Ellenwood, & John (1975) dalam
(Aunurrahman, 2012: 147) yang berpendapat bahwa berbagai aktivitas belajar
mengajar dapat dijabarkan dar 4 model utama, yaitu :
1. The Classical Model, dimana guru lebih menitikberatkan peranannya dalam
pemberian informasi melalui mata pelajaran dan materi pelajaran yang
disajikannya.
2. The Technological Model, yang lebih menitikberatkan peranan pendidik
sebagai transmisi informasi, lebih dititikberatkan untuk mencapai kompetensi
individual siswa.
3. The Personalised Model, dimana proses pembelajaran dikembangkan dengan
memperhatikan minat, pengalaman dan perkembangan siswa untuk