1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Industri Pariwisata Dunia Industri pariwisata saat ini sudah diakui sebagai pendorong kunci dalam pertumbuhan sosial ekonomi negara dengan menghasilkan devisa, menciptakan lapangan pekerjaan dan mendorong pembangunan infrastruktur. Banyak negara yang dijadikan industri pariwisata sebagai katalisator bagi pembangunan karena memberikan kontribusi yang signifikan pada perekonomian negara (Morgan, 2004). Secara global industri pariwisata menjadi komoditas perdagangan yang diandalkan sesudah minyak bumi, industri kimia dan makanan (UNWTO, Tourism Highlights, 2012 Edition). Pentingnya peran industri pariwisata dapat dilihat dari banyaknya negara-negara berkembang yang masih mengandalkan industri pariwisata sebagai penghasil devisa utama. Sesudah terjadinya krisis keuangan dunia dan resesi ekonomi dunia pada tahun 2008 dan 2009 industri pariwisata dunia terus mengalami pemulihan yang luar biasa. Pada tahun 2012 mayoritas destinasi wisata (tourism destination) di seluruh dunia melaporkan pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan internasional yang positif, dengan angka pertumbuhan rata-rata seluruh dunia sebesar 4%. Wilayah Asia dan Pasifik meraih angka pertumbuhan rata-rata sebesar 7%, dan merupakan wilayah dengan pertumbuhan kunjungan wisatawan internasional yang paling tinggi. Jumlah angka kunjungan wisatawan internasional di wilayah Asia dan Pasifik mencapai 23% dari pangsa pasar (market share) parisiwisata global (UNWTO Asia-Pacific, 2013). Industri pariwisata dunia akan terus mengalami pertumbuhaan dalam kurun 2010-2030. Diperkirakan pangsa pasar pariwisata global di wilayah Asia Pasifik akan mencapai 30% pada tahun 2030 (UNWTO Tourism Highlights, 2012 Edition). Perkiraan angka pertumbuhan industri pariwisata di wilayah Asia Pasifik ini menunjukkan bahwa industri pariwisata di Indonesia memiliki peluang untuk tumbuh seiring dengan pertumbuhan industri pariwisata dunia. Perkembangan Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesia Industri pariwisata memegang peranan yang penting dalam pergerakan ekonomi di Indonesia. Kontribusi industri pariwisata terhadap perekonomian pada tahun 2011 adalah sebagai penghasil devisa nomor lima sesudah minyak dan gas bumi, batubara, minyak kelapa sawit dan karet olahan (Tabel 1.1). Berdasarkan data yang diterbitkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (2012), nilai kontribusi industri pariwisata sebagai penghasil devisa negara terus meningkat sejak tahun 2007. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tabel 1.2 memperlihatkan
14
Embed
Model kepuasan wisatawan dan loyalitas merek serta ... · menunjukkan bahwa industri pariwisata di Indonesia memiliki peluang untuk tumbuh ... Paris 10 9.78 3.3 Pukhet 15 7 ... hubungan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang Industri Pariwisata Dunia
Industri pariwisata saat ini sudah diakui sebagai pendorong kunci dalam
pertumbuhan sosial ekonomi negara dengan menghasilkan devisa, menciptakan
lapangan pekerjaan dan mendorong pembangunan infrastruktur. Banyak negara
yang dijadikan industri pariwisata sebagai katalisator bagi pembangunan karena
memberikan kontribusi yang signifikan pada perekonomian negara (Morgan,
2004). Secara global industri pariwisata menjadi komoditas perdagangan yang
diandalkan sesudah minyak bumi, industri kimia dan makanan (UNWTO,
Tourism Highlights, 2012 Edition). Pentingnya peran industri pariwisata dapat
dilihat dari banyaknya negara-negara berkembang yang masih mengandalkan
industri pariwisata sebagai penghasil devisa utama.
Sesudah terjadinya krisis keuangan dunia dan resesi ekonomi dunia pada
tahun 2008 dan 2009 industri pariwisata dunia terus mengalami pemulihan yang
luar biasa. Pada tahun 2012 mayoritas destinasi wisata (tourism destination) di
seluruh dunia melaporkan pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan
internasional yang positif, dengan angka pertumbuhan rata-rata seluruh dunia
sebesar 4%. Wilayah Asia dan Pasifik meraih angka pertumbuhan rata-rata
sebesar 7%, dan merupakan wilayah dengan pertumbuhan kunjungan wisatawan
internasional yang paling tinggi. Jumlah angka kunjungan wisatawan
internasional di wilayah Asia dan Pasifik mencapai 23% dari pangsa pasar
(market share) parisiwisata global (UNWTO Asia-Pacific, 2013). Industri
pariwisata dunia akan terus mengalami pertumbuhaan dalam kurun 2010-2030.
Diperkirakan pangsa pasar pariwisata global di wilayah Asia Pasifik akan
mencapai 30% pada tahun 2030 (UNWTO Tourism Highlights, 2012 Edition).
Perkiraan angka pertumbuhan industri pariwisata di wilayah Asia Pasifik ini
menunjukkan bahwa industri pariwisata di Indonesia memiliki peluang untuk
tumbuh seiring dengan pertumbuhan industri pariwisata dunia.
Perkembangan Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesia
Industri pariwisata memegang peranan yang penting dalam pergerakan
ekonomi di Indonesia. Kontribusi industri pariwisata terhadap perekonomian pada
tahun 2011 adalah sebagai penghasil devisa nomor lima sesudah minyak dan gas
bumi, batubara, minyak kelapa sawit dan karet olahan (Tabel 1.1). Berdasarkan
data yang diterbitkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik
Indonesia (2012), nilai kontribusi industri pariwisata sebagai penghasil devisa
negara terus meningkat sejak tahun 2007.
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tabel 1.2 memperlihatkan
2
pertumbuhan angka kunjungan wisman ke Indonesia dari tahun 2007-2012.
Jumlah wisman yang berkunjung pada tahun 2007 mencapai 5.5 juta pengunjung
dengan rata-rata lama kunjungan selama sembilan hari dan rata-rata uang yang
dibelanjakan setiap wisman mencapai US$ 107 per hari. Pada tahun 2012, jumlah
wisman yang berkunjung mencapai 8.044 juta pengunjung dengan rata-rata lama
kunjungan antara tujuh sampai delapan hari dan rata-rata uang yang dibelanjakan
setiap wisman mencapai US$ 147 per hari. Jumlah total devisa yang diterima
Indonesia dari industri pariwisata pada tahun 2012 mencapai US$ 9,120.89 juta
(Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, 2012).
Tabel 1.1 Ranking devisa pariwisata terhadap komoditas ekspor lainnya
tahun 2008-2011
Tahun
Peringkat Jenis KomoditiNilai (juta
USD)Jenis Komoditi
Nilai (juta
USD)
1 Minyak & gas bumi 29,126.30 Minyak & gas bumi 19,018.30
2 Minyak kelapa sawit 12,375.57 Batubara 13,817.15
3 Batubara 10,485.18 Minyak kelapa sawit 10,367.62
4 Karet olahan 7,579.66 Pariwisata 6,298.02
5 Pariwisata 7,377.00 Pakaian Jadi 5,735.60
6 Pakaian Jadi 6,092.06 Biji Tembaga 5,101.28
7 Alat listrik 5,253.74 Karet olahan 4,870.68
8 Tekstil 4,127.97 Alat listrik 4,580.18
9 Kertas dan barang dari kertas 3,796.91 Tekstil 3,602.78
10 Biji Tembaga 3,344.58 Audio Visual 3,431.98
11 Besi/Baja 3,334.58 Kertas dan barang dari kertas 3,405.01
Tahun
Peringkat Jenis KomoditiNilai (juta
USD)Jenis Komoditi
Nilai (juta
USD)
1 Minyak & gas bumi 28,039.60 Minyak & gas bumi 41,477.10
2 Batubara 18,499.39 Batubara 27,221.80
3 Minyak kelapa sawit 13,468.97 Minyak kelapa sawit 17,261.30
4 Karet olahan 9,314.97 Karet olahan 14,258.20
5 Pariwisata 7,603.45 Pariwisata 8,554.40
6 Biji Tembaga 6,882.17 Pakaian Jadi 7,801.50
7 Pakaian Jadi 6,598.11 Alat listrik 7,364.30
8 Alat listrik 6,337.50 Tekstil 5,563.30
9 Tekstil 4,721.77 Makanan olahan 4,802.10
10 Kertas dan barang dari kertas 4,241.79 Bahan kimia 4,630.00
11 Audio Visual 4,241.79 Kertas dan barang dari kertas 4,214.40
2008 2009
2010 2011
Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
3
Tabel 1.2 Perkembangan wisatawan mancanegara tahun 2007-2012
Sumber: Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
Kota-kota Tujuan Wisata Internasional di Dunia
Berdasarkan data yang diterbitkan Euromonitor International, Singapura
merupakan kota kedua di dunia yang paling banyak dikunjungi wisatawan
internasional pada 2012 dengan jumlah kunjungan sebesar 21.35 juta pengunjung.
Jumlah ini meningkat sebesar 7.7 persen dari tahun 2011 (Euromonitor, 2014).
Didalam daftar 100 kota di dunia yang paling banyak dikunjungi wisman pada
tahun 2012, terdapat sejumlah ibu kota beberapa negara ASEAN lainnya, antara
lain Bangkok, Kuala Lumpur, Jakarta, Hanoi dan Manila (Euromonitor
International’s Top 100 City Destinations Ranking, 2014). Bangkok berada di
peringkat ke tiga dengan jumlah wisman mencapai hampir 16 juta pengunjung.
Kuala Lumpur berada di peringkat ke enam dengan jumlah wisman mencapai 13.3
juta pengunjung. Bangkok dan Kuala Lumpur mengalami peningkatan jumlah
wisman pada tahun 2012 sebesar 14.6 persen dan 6.7 persen dari jumlah wisman
pada tahun 2011. Jakarta menduduki peringkat ke 75 di dunia sebagai kota tujuan
wisata internasional. Angka kunjungan wisman ke Jakarta pada tahun 2012
mencapai 2.1 juta pengunjung, meningkat sebesar 5.0 persen dari tahun 2011.
Hanoi dan Manila berada di peringkat ke 77 dan 79 dengan jumlah wisman
masing-masing mencapai 2.0 juta pengunjung. Peningkatan jumlah wisman pada
tahun 2012 sebesar 10.0 persen dan 15.6 persen dari jumlah wisman pada tahun
2011. Angka kunjungan wisman ke Jakarta pada tahun 2012 jauh lebih kecil
dibandingkan Bangkok dan Kuala Lumpur, dan sedikit lebih tinggi dibandingkan
dengan Hanoi dan Manila. Angka pertumbuhan kunjungan wisman ke Jakarta
pada tahun 2011-2012 lebih kecil dibandingkan Singapore, Bangkok, Kuala
Lumpur, Hanoi dan Manila. Tabel 1.3 memperlihatkan sepuluh kota dengan
jumlah kunjungan wisatawan asing paling tinggi di dunia dan delapan kota lain di
Asia yang termasuk dalam peringkat 100 kota di dunia yang paling banyak
dikunjungi wisatawan asing.
Persaingan dalam usaha menarik wisatawan internasional di wilayah Asia
Tenggara cukup ketat. Beberapa negara di wilayah ini sudah menyadari
pentingnya menciptakan nilai baru yang unik secara berkesinambungan untuk
menarik pengunjung internasional, baik pengunjung bisnis maupun pengunjung