“MITOSIFIKASI KEJAWEN” SEBAGAI STRATEGI ALTERNATIF PENGEMBANGAN PARIWISATA DIY BAGI TURIS MANCANEGARA Wahyu Budi Nugroho “There’s a place where I can go, when I feel low, when I feel blue…” (The Beatles, There’s A Place) Pintu masuk Utara menuju Puri Cepuri, Parangkusumo [Foto: Wahyu BN, 19/12/12] Pendahuluan: Demitologi ver susMitosifikasi Demitologi atau “ penggerusan mitos”, itulah yang terjadi kala rasionalisasi menyergap setiap sendi kehidupan manusia modern. Sebagaimana ungkap Weber(1864-1920) (dalam Wrong [Ed.], 2003: 7; Clegg, 1996: 37), kehidupan modern kemudian sekedar menemui bentuknya sebagai perihal yang gersang, “kering- kerontang”, dan tak ubahnya seperti “sangkar besi besar-kehidupan”. Kesemua syarat ditakar melalui logika, hukum sebab-akibat, dan tak membuka kemungkinan bagi menyeruanya penjelasan-penjelasan kreatif di luar rasio. Hal ini pulalah yang segera menghantarkan manusia pada era “ posmodern”, era di mana manusia mengalami kehampaan spiritual berikut ketidakbermaknaan hidup akibat terlampau mengagungkan ilmu pengetahuan dan teknologi guna mengatasi segala persoalan hidup (Robinson, 2002: 44; Giddens, 2009: 64). Seolah, harapan tak terhingga umat manusia akan
14
Embed
'Mitosifikasi Kejawen' Sebagai Strategi Alternatif Pengembangan Pariwisata DIY Bagi Turis Mancanegara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7/30/2019 'Mitosifikasi Kejawen' Sebagai Strategi Alternatif Pengembangan Pariwisata DIY Bagi Turis Mancanegara