Top Banner
Metode Titrasi Pengendapan Argentometri PROGRAM STUDI FARMASI FKUB 2013
84

Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Jan 14, 2016

Download

Documents

deliz

Metode Titrasi Pengendapan Argentometri. PROGRAM STUDI FARMASI FKUB 201 3. Titrasi Pengendapan: Argentometri. merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. - PowerPoint PPT Presentation
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

PROGRAM STUDI FARMASI FKUB2013

Page 2: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Titrasi Pengendapan: Argentometri

merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit.

diperlukan pencapaian keseimbangan pembentukan endapan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit,

tidak adanya interferensi yang menggangu titrasi, dan

titik akhir titrasi yang mudah diamati.

Page 3: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Argentometri

melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+.

Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri

yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat AgNO3.

Page 4: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Penggunaan Titrasi Argentometri

Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halida

juga dapat dipakai untuk menentukan : merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion

fosfat PO43- dan ion arsenat AsO4

3-.

Page 5: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Dasar titrasi argentometri

adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analit.

Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah :

titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.

Page 6: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Ag+(aq)  + Cl-(aq) → AgCl(s) (endapan putih)

Ag+(aq)  + CrO42-(aq) → Ag2CrO4(s)

(coklat kemerahan)

Kelebihan AgNO3 bereaksi dengan indikator ion kromat CrO4

2- membentuk endapan berwarna coklat kemerahan Ag2CrO4

sehingga titik akhir titrasi dapat diamati.

Page 7: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Indikator dalam Argentometri

Inikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indicator adsorbsi.

Berdasarkan jenis indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat dibedakan atas Argentometri dengan metode Mohr, Volhard, atau Fajans.

Selain menggunakan jenis indicator diatas maka kita juga dapat menggunakan metode potensiometri untuk menentukan titik ekuivalen.

Page 8: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Argentometri

Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang terbentuk dari reaksi antara analit dan titrant.

Endapan dengan kelarutan yang kecil akan menghasilkan kurva titrasi argentometri yang memiliki kecuraman yang tinggi sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan,

akan tetapi endapan dengan kelarutan rendah akan menghasilkan kurva titrasi yang landai sehingga titik ekuivalen agak sulit ditentukan.

Hal ini analog dengan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa kuat dan anatara asam lemah dengan basa kuat.

Page 9: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Berdasarkan cara pengamatan Titik akahir titrasi (E.P) Argentometri dibagi:

1. Terjadinya kekeruhan (turbidity)2. Terjadinya endapan berwarna3. Terjadinya ion kompleks berwarna4. Dengan indikator adsorpsi

Page 10: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

berdasarkan indikator yang dipakai titrasi Argentometri dibagi 3, yaitu:

Argentometri Metode Mohr Argentometri Metode Volhard Argentometri Metode Fajans

Page 11: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

1. Argentometri Metode Mohr

Page 12: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Konsentrasi ion klorida dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan larutan standart perak nitrat.

Endapan putih perak klorida akan terbentuk selama proses titrasi berlangsung dan digunakan indicator larutan kalium kromat encer.

Setelah semua ion klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan indikator membentuk endapan coklat kemerahan Ag2CrO4 (lihat gambar).

Prosedur ini disebut sebagai titrasi argentometri dengan metode Mohr.

Page 13: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Ag+(aq)  + Cl-(aq) → AgCl(s) (endapan putih)

Ag+(aq)  +  CrO42-(aq) → Ag2CrO4(s) (coklat

kemerahan)

Page 14: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Penggunaan Titrasi Argentometri-Mohr

Penggunaan metode Mohr sangat terbatas jika dibandingkan dengan metode Volhard dan Fajans

metode Mohr hanya dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi ion Cl- , CN-, dan Br-.

Page 15: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Titrasi argentometri dengan metode Mohr

banyak dipakai untuk menentukan kandungan klorida dalam berbagai contoh air,

misalnya air sungai, air laut, air sumur, air hasil pengolahan industri sabun, dan sebgainya.

Page 16: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Yang perlu diperhatikan dalam melakukan titrasi dengan metode Mohr

titrasi dilakukan dengan kondisi larutan pada pH dengan kisaran 6,5-10

disebabkan ion kromat adalah basa konjugasi dari asam kromat.

Oleh sebab itu jika pH dibawah 6,5 maka ion kromat akan terprotonasi sehingga asam kromat akan mendominasi di dalam larutan

akibatnya dalam larutan yang bersifat sagat asam konsentrasi ion kromat akan terlalu kecil untuk

memungkinkan terjadinya endapan Ag2CrO4 sehingga hal ini akan berakibat pada sulitnya

pendeteksian titik akhir titrasi

Page 17: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Pada pH diatas 10 maka endapan AgOH yang berwarna kecoklatan akan terbentuk sehingga hal ini akan menghalangi pengamatan titik akhir titrasi.

Analit yang bersifat asam dapat ditambahkan kalsium karbonat agar pH nya berada pada kisaran pH tersbut atau

dapat juga dilakukan dengan menjenuhkan analit dengan menggunakan padatan natrium hydrogen karbonat.

Page 18: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Karena kelarutan AgCl dan Ag2CrO4 dipengaruhi oleh suhu maka semua titrasi dilakukan pada temperatur yang sama.

Pengadukan/ pengocokan selama larutan standar ditambahkan sangat dianjurkan

Karena : dapat mempermudah pengamatan

pencapaian titik akhir titrasi dan perak kromat yang terbentuk sebelum

titik akhir titrasi dicapai dapat dipecah sehingga terlarut kembali.

Page 19: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Larutan silver nitrat dan endapan perak klorida yang terbentuk harus dilindungi dari sinar matahari

hal ini disebabkan perak klorida dapat terdekomposisi menurut reaksi berikut:

AgCl(s)  → Ag(s)  + ½ Cl2(g)

Page 20: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Konsentrasi ion perak pada saat terjadi titik equivalent titrasi klorida ditentukan dari harga Ksp AgCl yaitu:

[Ag+] = (Ksp AgCl)exp1/2 = 1.35 x 10-5 M

Dan konsentrasi ion kromat yang diperlukan untuk inisiasi terbentukanya endapan perak kromat adalah sebagai berikut

[CrO42-] = Ksp / [Ag+]exp2 = 0,0066 M

Page 21: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

untuk mencapai terbentuknya endapan perak kromat maka konsentrasi ion kromat sejumlah 0,0066 M tersebut harus ditambahkan

namun konsentrasi ion kromat konsentrasi tsb menyebabkan terbentuknya warna kuning yang sangat intensif pada larutan analit

sehingga warna perak kromat akan susah sekali untuk diamati

oleh sebab itu sering digunakan konsentrasi dibawah nilai 0,0066 M tersebut ( yakni 0005 -0,01M).

Page 22: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

1. penurunan nilai konsentrasi ion kromat ini akan menyebebabkan semakin banyaknya ion Ag+ yang dibutuhkan agar terbentuk endapan Ag2CrO4 pada saat terjadinya titik akhir titrasi,

2. tidak mudahnya pengamatan warna Ag2CrO4 diantara warna putih AgCl yang begitu banyak akan mendorong semakin besarnya jumlah Ag2CrO4 yang terbentuk.

2 Hal sumber kesalahan metoda Mohr

Page 23: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Dua hal ini akan mempengaruhi keakuratan dan kepresisian hasil analisis

oleh sebab itu diperlukan blanko untuk mengoreksi hasil ditrasi.

Blanko diperlakukan dengan metode yang sama selama analisis akan tetapi tanpa kehadiran analit.

Page 24: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Indikator kalium kromat K2CrO4

Titrasi argentometri dengan menggunakan indicator ini biasa disebut sebagai argentoetri dengan metode Mohr.

Ini merupakan titrasi langsung titrant dengan menggunakan larutan standar AgNO3.

Titik akhir titrasi diamati dengan terbentuknya endapan Ag2CrO4 yang brwarna kecoklatan.

Page 25: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Perhitungan

Ag(NO3)(aq)  +  NaCl(aq) → AgCl(s)  + NaNO3(aq)

Ksp AgCl = [Ag+] [Cl-] = [Ag+]2

[Ag+] = (Ksp AgCl)1/2

Ksp AgCl = 1,82 . 10-10 mol2.L-2

Page 26: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

AgNO3(lebih) + CrO42-→ Ag2CrO4 (s)

Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [CrO42-]

Ksp Ag2CrO4 = 1,2 . 10-12 mol3.L-3

Page 27: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri
Page 28: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Kepekaan Tittrasi Argentometri –Mohr ditentukan oleh:

1. Konsentrasi kromat Yang optimum adalah 5% 1-2 mL

untuk 1x titrasi dengan volume akhir 100 mL

Dalamlaboratorium pada umumnya digunakan 0.005 s/d 0.01 M untuk meminimalisasi kesalahan titrasi

Page 29: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Dapat dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau

Menggunakan larutan AgNO3 yang distandarisasi denganlarutan garam klorida yang murni (mis NaCl p.a) dengan kondisi titrasi sama dengan titrasi sampel

Page 30: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Bila [CrO42-] terlalu besar ( > 0,005 M),

maka kelarutan Ag2CrO4, SAg2CrO4 cepat terlampaui sehingga titik titrasi (end point), E.P terlalu awal

Bila [CrO42-] terlalu kecil( < 0,005 M)

maka reaksi memerlukan penambahan [Ag+] berlebih untuk membentuk endapan Ag2CrO4 sehingga dapat menimbulkan kesalahn titrasi

Page 31: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Kepekaan Tittrasi Argentometri –Mohr ditentukan oleh:

2. Temperatur Temperatur tinggi, kelarutan Ag2CrO4

semakin besar, sehingga perlu [Ag+] lebih banyak

3. Adanya elektrolit lain Garam nitrat, sulfat, HCO3

- tidak berpengaruh

Ion arsenat, fosfat, sulfit dan sulfida yang dapat mengendap dengan Ag+ berpengaruh

Page 32: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Kepekaan Tittrasi Argentometri –Mohr ditentukan oleh:

4. pH Titrasi dilakukan pada suasana netral ,

pH 6,5 – 10,5 Bila terlalu asam garam kromat

teroksidasi menjadi bikromat menurut reaksi:

2CrO42- + 2H+ 2HCrO4

- Cr2O72- + H2O

Page 33: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Bila terlalu basa akan terbentuk endapan putih AgOH menurut reaksi:

Ag+ + OH- Ag(OH) (s) SAgOH = 2,3.10-8

Karena S AgOH (8.4 x 10-5 M)>

S Ag2CrO4 (1.35 x 10-5 M) Maka E.P jauh lebih akhir karena perlu

[Ag+] lebih banyak

Page 34: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Metoda Mohr dapat digunakan untuk penentuan ion Br- dan CN- dalam larutan basa lemah,sedangkan

Ion I- dan SCN- tidak dapat dititrasi degan cara Mohr karena AgI dan AgSCN mengabsorpsi kuat CrO4

2- sehingga terbentuk AgI.CrO4

2- ( endapan merah) menimbulkan E.P palsu

Page 35: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

2. Argentometri Metode Volhard

Titrasi Volhard titration merupakan titrasi secara tidak langsung (titrasi balik)

Teknik ini digunakan jika : reaksi terlalu lambat atau Jika tidak ada indikator yang terpilih

untuk menentukan titik ekivalen titrasi

Page 36: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Reaksi yang terjadi dalam titrasi metode volhard

Ag+(aq)  + Cl-(aq) AgCl(s)berlebih (endapan putih)

Setelah reaksi sempurna , endapan disaring,kemudian filtrat dititrasi dengan larutan standar tiosianat

Ag+(aq)  + SCN-(aq) AgSCN(s) (endapan putih)

Indikator Fe(III) bereaksi dengan tiosianat membentuk larutan berwarna merah

Fe3+(aq)  + SCN-(aq) Fe(SCN)2+ (kompleks berwarna merah)

Page 37: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Reaksi memerlukan kondisi asam Karena pada kondis basa larutan ion ferri

membentuk endapan Fe(OH)3

Ksp Fe(OH)3 = 2.10-39mol3L-3

( [Fe3+] = 10-2 M biasa digunakan) Jika kondisi analit adalah basa atau netral

maka sebaiknya titrasi dilakukan dengan metode Mohr atau fajans

Dalam kondisi larutan netral beberapa kation-kation berwarna (Hg2+,Co2+, Ni2+, Cu2+) akan mengendap dan mengganggu reaksi stoichiometri

titrasi metode volhard:

Page 38: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

titrasi metode volhard: Mol analit diperoleh dari

pegurangan mol perak mula-mula yang ditambahkan dengan mol larutan standar tiosianat.  

Karena perbandingan mol dari reaksi adalah 1:1 semua maka semua hasil diatas dapat langsung dikurangi.

Mol analit = mol Ag+ total – mol SCN-

Page 39: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Aplikasi dari argentometri dengan metode Volhard

Metoda Volhard dapat digunakan sebagai titrasi langsung dari Ag+ dengan SCN- seperti halnya titrasi balik penentuan Cl-, Br- and I-.

Ion Br- dan I- tidak diganggu oleh SCN- karena kelarutan AgBr kelarutanAgCNS,

Sementara kelarutan AgI < kelarutan AgCNS.

Page 40: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

titrasi metode volhard:

Kesalahan titrasi pada penentuan ion Cl- jka AgCl bereaksi dengan SCN- :

AgCl(s) + CNS- AgCNS + Cl-

Kelarutan AgCNS < kelarutan AgCl, Sehingga reaksi diatas akan bergeser ke kiri, Akibatnya hasil analisis penentuan Cl- akan lebih

rendah Hal ini dapat dicegah dengan penyaringan endapan

AgCl atau ditambahkan nitrobenzen (racun !) yang ditambahkan sebelum titrasi dengan SCN-.

Nitrobenzen membentuk lapisan lemak diantara endapan AgCl dengan larutan SCN-

Page 41: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

3. Argentometri Metode Fajans

Adalah titrasi argentometri yang menggunakan Indicator adsorbsi, senyawa organik yang diadsorpsi ke dalampermukaan endapan koloidal selama proses titrasi berlangsung

Sebagai contoh: titrasi ion klorida dengan larutan standart Ag+.

Dimana hasil reaksi dari kedua zat tersebut adalah:

Page 42: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Argentometri Metode Fajans Ag+(aq)  + Cl-(aq) → AgCl(s)  (endapan putih) koloid

Endapan perak klorida membentuk endapan yang bersifat koloid.

Sebelum titik ekuivalen dicapai maka endapat akan bermuatan negative disebakkan teradsorbsinya Cl- di seluruh permukaan endapan.

terdapat counter ion bermuatan positif dari Ag+ yang teradsorbsi dengan gaya elektrostatis pada endapan.

Setelah titik ekuivalen dicapai maka tidak terdapat lagi ion Cl- yang teradsorbsi pada endapan sehingga endapat sekarang bersifat netral.

Page 43: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Argentometri Metode Fajans

Kelebihan ion Ag+ yang ditambahkan untuk mencapai titik akhir titrasi menyebabkan ion-ion Ag+ ini teradsorbsi pada endapan

sehingga endapan bermuatan positif dan beberapa ion negative teradsorbsi dengan gaya elektrostatis sebagai counter ion.

Page 44: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri
Page 45: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Indikator Adsorpsi :

Page 46: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Indikator Adsorpsi :

Misal : Fluorescein adalah asam organik lemah, bentuk anion fluorescenate(yellowish green)

Yang tidak diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama kelebihan Cl-

Nmun jika larutan kelebihan Ag+, maka bereaksi dengan ion Ag+ membentuk endapan berwarna merah intensif yang diadsorpsi pada permukaan endapan AgCl karena interaksi pasangan ion (gaya elektrostatik).

Page 47: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Indikator Adsorpsi Fluoresein :

Akhir titrasi : Ag+FL-

Awal titrasi

Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapak menginduksi gaya intramolekuler elektrostatik, menyebabkan larutan berwarna

(AgCl)Cl-  + FL- → tidak ada adsorbsi

Page 48: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Indikator Adsorpsi

Endapan yang terbentuk cenderung mudah mengadsorpsi ion-ion yang membentuk garam tidak larut dengan ion-ion lattice endapan.

Selanjutnya , Ag+ atau Cl- lebih mudah diadsorpsi olehendapan AgCl

Dibandingkan oleh Na+ or NO3

Anion- anion ini akan ditarik oleh endapan membentuk lapisan ionik sekunder.

Page 49: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

This phenomenon is usually used for end titration detection of silver salt precipitation.

(AgCl)Ag+  + FL- → (AgCl)(AgFL) ada reaksi dan indikator teradsorbsi

Page 50: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Indikator Adsorpsi

Semua indikator adsorbsi bersifat ionik sehingga dapat teradsorbsi pada permukaan endapan.

Indikator adsorbsi yang dipakai untuk titrasi sulfat dengan ion barium dalam pelarut aseton biasa dipergunakan thorin atau alizarin.

Page 51: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Indikator adsorbsi memiliki keunggulan

memiliki eror dalam penentuan titik akhir titrasi yang kecil, dan

perubahan warna pada saat teradsorbsi umumnya dapat terlihat dengan jelas.

Indikator adsorbsi baik dipergunakan untuk titrasi pengendapan dimana endapan yang dihasilkan memiliki luas permukaan yang besar dengan demikian indikator dapat teradsorbsi dengan baik.

Page 52: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Contoh Indikator Adsorpsi :

Page 53: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Faktor yang digunakan pertimbangan dalam pemilihan indikator adsorpsi

1. Pada titik ekivalen : Harus dicegah pertumbuhan

endapan AgCl yang terlalu cepat membentuk koagulan berukuran besar karena dapat menurunkan daya adsorptivitas permukaan endapan terhadap molekul indikator

Page 54: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Bila hal ini terjadi, dapat diatasi dengan penambahan molekul dextrin (sebagai koloid pelindung) ke dalam larutan,

Untuk meningkatkan dispersi partikel Sehingga perubahan warna akan

reversibel dan Setelah titik ekivalen tercapai dapat

dilakukan titrasi balik menggunakan larutan baku klorida (larutan Cl-)

Page 55: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Faktor yang digunakan pertimbangan dalam pemilihan indikator adsorpsi

2. Adsorpsi indikator harus terjadi didekat atau lebih cepat dari titik ekivalen

Performan indikator yang jelek menyebabkan adsorpsi terlalu kuat

Hal ini akan menyebabkan penggantian ion yang diadsorpsi sebelum titik ekivalen tercapai

Page 56: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

3) pH harus di kontrol untuk menjaga konsentrasi konsentrasi ion-ion asam, dalam larutan basa atau asam

Contoh, fluorescein (Ka =10-7) Dalamlarutan dengan pH > 7 akan

melepaskan sejumlah kecil ion fluoreseinate

Menyebabkan tidak teramatinya perubahan warna indikator

Fluorescein dapat digunakan sebagai indikator dalam larutan dengan pH7-10, difluorescein (Ka=10-4) pada pH 4-10.

Page 57: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri
Page 58: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri
Page 59: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengendapan

Keberhasilan proses pengendapan sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya temperatur, sifat alami pelarut, pengaruh ion lain, pH, hidrolisis,dan pembentukan kompleks.

Pengaruh ini dapat kita jadikan sebagai dasar untuk memahami titrasi argentometri dan gravimetri.

Page 60: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Kelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu,

jadi dengan meningkatnya suhu maka pembentukan endapan akan berkurang

disebabkan banyak endapan yang berada pada larutannya.

Temperatur

Page 61: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri
Page 62: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Sifat alami pelarut

Garam anorganik mudah larut dalam air dibandingkan dengan pelarut organik seperti alkohol atau asam asetat.

Perbedaan kelarutan suatu zat dalam pelarut organik dapat dipergunakan untuk memisahkan campuran antara dua zat.

Setiap pelarut memiliki kapasitas yang berbeda dalam melarutkan suatau zat,

begitu juga dengan zat yang berbeda memiliki kelarutan yang berbeda pada pelarut tertentu.

Page 63: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Pengaruh ion sejenis Kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan

dalam larutan yang mengandung ion sejenis dibandingkan dalam air saja.

Sebagai contoh kelarutan Fe(OH)3 akan menjadi kecil jika kita larutkan dalam larutan NH4OH dibanding dengan kita melarutkannya dalam air,

Fe(OH)3 Fe3+ + 3OH-

NH4OH NH4+ + OH-

hal ini disebabkan dalam larutan NH4OH sudah terdapat ion sejenis yaitu OH-

sehingga akan mengurangi konsentrasi Fe(OH)3 yang akan terlarut.

Efek ini biasanya dipakai untuk mencuci endapan dalam metode gravimetri.

Page 64: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri
Page 65: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Pengaruh pH Kelarutan endapan garam yang

mengandung anion dari asam lemah dipengaruhi oleh pH,

hal ini disebabkan karena penggabungan proton dengan anion endapannya.

Misalnya endapan AgI akan semakin larut dengan adanya kenaikan pH disebabkan H+ akan bergabung dengan I-

membentuk HI. AgI Ag+ + I-

H3O+ H+ + H2O

Page 66: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri
Page 67: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Pengaruh hidrolisis

Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air maka akan dihasilkan perubahan konsentrasi H+

dimana hal ini akan menyebabkan kation garam tersebut mengalami hidrolisis dan

hal ini akan meningkatkan kelarutan garam tersebut.

Page 68: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri
Page 69: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Pengaruh ion kompleks

Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan adanya pembentukan kompleks antara ligan dengan kation garam tersebut.

Sebagai contoh AgCl akan naik kelarutannya jika ditambahkan larutan NH3, hal ini disebabkan karena terbentuknya kompleks Ag(NH3)2Cl.

AgCl (s) + NH3 (g) Ag(NH3)2Cl (l)

Page 70: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri
Page 71: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Kurva Titrasi Argentometri

Kurva titrasi argentometri dibuat dengan mengeplotkan antara perubahan konsentrasi analit pada sumbu ordinat dan volume titran pada sumbu aksis.

Pada umumnya konsentrasi analit dinyatakan dalam fungsi (p) yaitu pX = -log[X]

sedangkan volume titran dalam satuan milliliter. Kurva titrasi dapat dibagi menjadi 3 bagian

wilayah yaitu : sebelum titik ekuivalen, pada saat titik ekuivalen dan setelah titik ekuivalen. Untuk menggambar kurva

titrasi argentometri

Page 72: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

contoh :

50 mL larutan NaCl 0,1 M dititrasi dengan 0,1 M larutan perak nitrat AgNO3,

maka hitunglah konsentrasi Cl- pada saat awal dan pada saat penambahan perak nitrat sebanyak 10 mL, 49,9 mL, 50 mL, dan 60 mL dan diketahui KsP AgCl 1,56.10-10

Page 73: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Pada saat awal titrasi

belum terdapat AgNO3 yang ditambahkan

sehingga konsentrasi ion klorida adalah sebagai berikut:

[Cl-] = 0,1 M pCl = -log [Cl-] = -log 0,1 = 1

Page 74: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Reaksi yang terjadi adalah:

Ag+(aq)  + Cl-(aq) -> AgCl(s)

dari reaksi diatas diketahui bahwa perbandingan mol antara Ag+ dan Cl- adalah 1:1

sehingga perbandingan ini dapat dipakai untuk menentukan perubahan konsentrasi ion klorida.

Page 75: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Saat penambahan 10 mL AgNO3 0,1 M

[Cl-] = (50×0,1)-(10×0,1) / (50+10) = 0,067 M pCl = -log [Cl-] = -log 0,067 = 1,17

Page 76: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Saat penambahan 49,9 mL AgNO3 0,1 M

[Cl-] = (50×0,1)-(49,9×0,1)/(50+49,9) = 1.10-4 pCl = -log [Cl-] = -log 1.10-4 = 4

Page 77: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Saat penambahan 50 mL AgNO3 0,1 M

pada saat penabahan sejumlah ini maka titrasi akan berada pada titik ekuivalen

dimana AgNO3 dan NaCl habis bereaksi membentuk AgCl.

Pada saat ini maka tidak ada ion Ag+ maupun ion Cl- dalam larutan

sehingga konsentrasi Cl ditentukan dengan menggunakan nilai Ksp.

Page 78: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Saat penambahan 50 mL AgNO3 0,1 M

AgCl(s) <-> Ag+(aq) + Cl-(aq)

Ksp=[Ag+][Cl-] Ksp = sxs Ksp = s2

s = Ksp1/2

s = (1,56.10-10)1/2

s = 1,25.10-5

Page 79: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Saat penambahan 50 mL AgNO3 0,1 M

pCl = -log[Cl-] = -log 1,25.10-5

= 4,9

Page 80: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Saat penambahan 60 mL AgNO3 0,1 M

pada saat ini maka terdapat kelebihan Ag+ sebanyak 10 mL

sehingga sekarang kita menghitung jumlah konsentrasi Ag+ yang berlebih

Page 81: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Saat penambahan 60 mL AgNO3 0,1 M [Ag+] = 10x 0,1/(50+60) = 9,1.10-3

pAg = -log[Ag+] = -log 9,1.10-3

= 2,04 karena pCl + pAg adalah 10

(dari harga Ksp) maka pCl = 10-2,04 = 7,96

Page 82: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Kurva Titrasi Argentometri

Page 83: Metode Titrasi Pengendapan Argentometri

Kurva Titrasi Argentometri

Pengaruh kurva nilai Ksp terhadap kurva titrasi dapat dilihat dari gambar diatas

Gambar diatas ini menunjukkan kurva titrasi 25 mL larutan MX (dengan X adalah Cl-, I-, dan Br-) dengan 0,05 M AgNO3.

Dapat dilihat bahwa semakin kecil harga Ksp untuk AgI maka kurvanya akan semakin curam sedangkan semakin besar harga Ksp untuk AgCl maka kurvanya semakin landai.

Satu hal lagi manfaat dari kurva titrasi adalah selain dapat dipakai untuk mencari titik ekuivalen

maka kurva titrasi juga dapat dipakai untuk mencari konsentrasi kation dan anion disetiap titik dimana titrasi berlangsung.