Top Banner

of 29

Metode Sensus Tidak Langsung

Jul 15, 2015

Download

Documents

Emsa Takaderita
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Metode Sensus Tidak Langsung a.Metode Menangkap dan Penangkapan Kembali (Capture and Recapture Method)

melibatkan penangkapan satwaliar, penandaan, pelepasan dan penangkapan kembali pertama kali dikemukakan oleh C.G.J. Petersen Besarannya sering disebut Lincoln Index tidak tepat karena metode ini menghasilkan suatu pendugaan bukan indeks

Bisa digunakan dalam penelitian (1) perpindahan satwaliar, (2) kecepatan pertumbuhan (biomassa), dan (3) kecepatan pertumbuhan populasi

Kelemahan seringkali nilai yang dihasilkan kurang sesuai dengan kenyataannya mahal memerlukan jangka waktu pengamatan yang relative lebih lama

Sumber kesalahan1.

2.

3.

4.

penangkapan yang tidak tepat, baik disebabkan karena waktu, musim atau alat. adanya sifat individu satwaliar yang cenderung menyesuaikan dirinya dengan kondisi lingkungannya. adanya proses belajar sehingga satwaliar menjadi kenal dengan sistem percobaan atau segan untuk berbuat sesuatu yang wajar. desain tata letak jerat yang tidak tepat

Metode pelaksanaannya sejumlah satwa ditangkap, ditandai dan dilepaskan (M) setelah periode waktu tertentu jumlah satwaliar yang tertangkap kembali (n) termasuk didalamnya yang telah ditandai sebelumnya (m) pendugaan populasi (N)

N = M.n m

Contoh : Penelitian terhadap fox squirrel (Sciurus niger) di areal penelitian seluas 100 ha. Ditempatkan live trap sebanyak 200 buah secara random. 52 fox squirrel berhasil ditangkap, ditandai kemudian dilepaskan lagi. Satu minggu kemudian dilakukan penangkapan lagi dan berhasil menangkap 49 fox squirrel dan 24 diantaranya memiliki tanda yang dipasang sebelumnya. Berapa estimasi populasinya?

Jumlah Simbol Jumlah yang ditangkap, ditandai dan dilepaskan saat penangkapan pertama Jumlah total yang ditangkap selama penangkapan kedua 52 49 M n

Jumlah satwa bertanda yang ditangkap pada penangkapan kedua Estimasi populasiM = N 52 = N N = 106 m n 24 49

24?

mN

Metode ini akan menghasilkan hasil yang cukup valid bila

peluang tertangkapnya setiap individu di dalam populasi adalah sama tidak ada kelahiran atau individu yang masuk dari luar populasi diantara waktu penangkapan pertama dan penangkapan berikutnya. jumlah individu yang mati atau keluar dari populasi mempunyai kecepatan yang sama, baik untuk yang ditandai maupun yang tidak ditandai tidak ada tanda atau cat yang hilang selama pengamatan.

b. Berdasarkan jejak satwaliar salah satu metode paling tua yang digunakan dalam teknik inventarisasi satwaliar identifikasi satwaliar, pergerakan satwaliar, habitat kesukaan dan kondisi kepadatan populasinya identifikasi di lapangan hasil cetakan jejak pada keadaan dan ukuran yang normal

Jejak (tracks) adalah segala sesuatu yang ditinggalkan satwaliar yang menjadi penanda kehadiran satwaliar tersebut pada habitat tertentu dapat berupa jejak kaki (foot-print), bekasbekas makan (feeding signs), bekas cakaran, tempat berkubang, rambut dan bulu, sarang, bau yang ditinggalkan dsb. Jejak yang ditemukan harus direcord untuki keperluan membantu memperkuat identifikasi

Perlu mengenali posisi kaki depan dan kaki belakang jejak kaki digambarkan pada kertas millimeter atau dicetak dengan menggunakan gips Lokasi terbaik tanah berpasir, tanah liat disekitar sungai, tepi danau Berdasarkan struktur kakinya

jejak yang dibuat oleh satwaliar yang kakinya mempunyai cakar dan kuku jejak yang dibuat ungulata

berbagai cara merecord jejak satwa Bekas-bekas makan

Berupa buah, bekas renggutan, potongan sebaiknya di bawa dan dipreservasi untuk koleksi dibuat awetan basah dengan merendam dalam alkohol 70% Sebelumnya diambil fotonya terlebih dahulu dg menggunakan pembanding diambil fotonya dengan menggunakan pembanding

Bekas cakaran dan bekas kubangan

Bekas rambut, bulu, sarang, dan bau

Bekas rambut, bulu, dan sarang ditaruh pada kantong plastik bening atau toples kedap udara diambil fotonya dengan menggunakan pembanding Bekas bau bisa ditanyakan kepada pemandu lapang apabila belum dikenali

pelaksanaan inventarisasi dengan menggunakan jejak kaki

menentukan lokasi dan penyebaran petakpetak contoh. mempelajari arah jejak, ukuran jejak, bentuk jejak dan umur jejak Penyebaran jejak-jejak kaki tersebut digambarkan pada peta kerja berdasarkan keterangan tsbdiperkirakan/diduga besarnya populasi satwaliar

kelemahan metode ini

sangat tergantung pada jenis atau kondisi permukaan tanah (pasir, liat atau batu karang) jejak tersebut berubah baik bentuk maupun ukurannya ataupun tercuci sama sekali oleh hujan yang besar ada kesulitan untuk melakukan identifikasi dari suatu kumpulan jejak yang ditinggalkan oleh suatu rombongan satwaliar

penyebaran jejak lebih erat hubungannya dengan kondisi sebaran, kurang erat hubungannya dengan ukuran populasi. ada resiko penghitungan ulang dari jejak-jejak tersebut desain sensus harus didasarkan atas kondisi wilayah jelajah pada rumput ataupun lantai hutan yang mempunyai serasah tebal sangat sulit untuk mencetak jejak

C. Berdasarkan kotoran (Pellet count) menghitung kepadatan populasi berdasarkan akumulasi feses Sejumlah feses satwa yang dikeluarkan dapat digunakan sebagai indeks kelimpahannya tahu rata-rata tingkat defekasi/hari dan jenis-jenis feses yang ditemukan

penggunaan metode : sejumlah plot sample (a) ditempatkan secara random atau sistematis dalam suatu wilayah pengamatan (A) dalam plot-plot tersebut seluruh feses yang ada di bersihkan atau ditandai Setelah beberapa hari tertentu (t), dilakukan penghitungan terhadap fesefeses baru yang ada di dalam plot (p)

Dengan bantuan rata-rata pengeluaran feses setiap hari (d) maka penaksiran populasi

P = A.pt.d.a

kondisi yang perlu diperhatikan

feses harus bisa dikenali dengan baik angka defekasi per hari harus diketahui tidak ada feses yang hilang selama waktu penelitian populasi tidak bertambah atau berkurang selama waktu penelitian

Contoh : 200 sampel plot yang luasnya tiap plot 10 m2 ditempatkan secara random pada suatu wilayah penelitian seluas 100 ha. Peneliti membersihkan seluruh pellet/feses lama yang ada dalam seluruh plot. 60 hari kemudian dilakukan pengamatan dan menemukan total 33 pellet group dalam 200 plot tersebut. Berapa estimasi kepadatannya?

Pellet group density =

33 = x 2000 m2 1000.000 m2 x = 16.500 pellet groups/km2 pellet group per rusa selama 60 hari = 13 x 60 = 780 kepadatan rusa = 16.500 = 21,2 780 = 21 rusa/km2

d. Berdasarkan suara (Call count) tujuan membuat perkiraan tentang kepadatan suatu spesies Penggunan metode

Transek diletakkan pada wilayah yang akan disensus atau lokasi-lokasi tertentu Panjang transek bervariasi tergantung kondisi lapangan Tempat-tempat untuk mendengarkan di tentukan untuk setiap interval tertentu

dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan jumlah suara maksimum Waktu yang digunakan untuk mendengarkan 5-10 menit Data yg dicatat meliputi jumlah suara yang terdengar, arah suara, jarak

digunakan untuk menghitung kepadatan jenis Phasianidae (merak, ayam hutan) Pernah juga terhadap primata dan singa

Contoh Rodgers (1974) menggunakan metode call count unrtuk menghitung populasi singa di Tanzania. Luas wilayah penelitian 1900 km2. Rata-rata jumlah singa di setiap pride adalah 3,2. Selama 23 malam berjalan sepanjang 13 km setiap malamnya pada lokasi yang berbeda untuk mendengarkan suara singa. Asumsi yang dipakai suara singa masih dapat didengar sampai radius 4 km (area 50,2 km2) dan suara yang berasal dari satu lokasi dihasilkan oleh satu dan pride yang sama. Berapa estimasi populasinya?

Jumlah rata-rata individu dalam pride = 3,2 Area penelitian = 1900 km2 Luas plot = 50,2 km2 Jumlah malam yang digunakan = 23 malam Jumlah malam suara terdengar = 18 malam Estimasi populasi = 1900 x 18 x 3,2 = 97 50,2 23

Kondisi yang harus diperhatikan

mengenali jenis suara yang dikeluarkan satwa, mengetahui puncak calling dari satwa lemah kerasnya suara aktivitas suara

C. Monitoring populasi menilai perubahan (change) atau kecenderungan (trend) suatu populasi satwaliar dilakukan secara berulang menurut periode waktu tertentu Monitoring dapat dilakukan secara selektif dan membatasi pada beberapa spesies indikator

Pemantauan biasanya mencatat tiga ciri berbeda

kecenderungan jumlah populasi spesies satwa utama dari waktu ke waktu produktifitas spesies kualitas atau kondisi spesies memeriksa kondisi populasi mengidentifikasikan apabila terjadi kecenderungan atau perubahan mengukur keefektifan pengelolaannya dan strategi pengelolaan

Manfaat Monitoring

Waktu Pelaksanaan Monitoring

Pengumpulan data dapat dilakukan selama satu tahun dasar dalam penetapan suatu metode pengulangan untuk mendapatkan perbandingan data yang valid setiap tahunnya.

Keberhasilan monitoring

penggunaan metode survey yang dapat diandalkan dipersamakan antara tahun atau dalam musim

ditentukan pada objektifitas/tujuan dari program monitoring survai deteksi/non deteksi peta distribusi melewati suatu wilayah line transek kelimpahan relatif radio tracking mengetahui home range satwa camera trap satwa yang sulit dijumpai secara langsung dan memiliki kepadatan yang rendah

Beberapa metode untuk memonitor satwa