MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1 PEKERJAAN PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK) MODUL SSLE – 07 : METODE PEMASANGAN LIFT DAN ESKALATOR 2006
85
Embed
METODE PEMASANGAN LIFT DAN ESKALATOR - …sibima.pu.go.id/pluginfile.php/32477/mod_resource/content/1/2006-07...pemasangan lift dan eskalator sesuai ketentuan dokumen kontrak sebagai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
PEKERJAAN
PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)
MODUL SSLE – 07 : METODE PEMASANGAN LIFT
DAN ESKALATOR
2006
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator i
KATA PENGANTAR
Modul ini membicarakan mengenai Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
yang merupakan salah satu modul dari seluruh modul yang harus dikuasai oleh
Peserta Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan
Instalasi Lift & Eskalator.
Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana
Para Peserta Pelatihan ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal
pekerjaan Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator.
Tentu saja buku ini bukan buku yang sudah sempurna, melainkan masih cukup
banyak kekurangan yang tidak kami sadari namun sebagai panduan seorang
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator
dirasakan telah memenuhi dari cukup.
Masukan-masukan demi penyempurnaan buku ini sangat kami harapkan dan
terima kasih atas koreksi dan masukannya.
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator ii
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator iii
LEMBAR TUJUAN
MODUL PELATIHAN : Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE)
MODEL PELATIHAN : Lokakarya Terstruktur
TUJUAN UMUM PELATIHAN :
Mampu melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan instalasi pesawat lift dan
ekskalator dalam gedung sesuai dengan spesifikasi teknis, gambar perencanaan
dan mutu yang dipersyaratkan sampai diserah terimakan kepada pemilik.
TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menerapkan sistem manajemen K3.
2. Menerapkan peraturan dan standar nasional.
3. Menjelaskan pengenalan sistem transportasi vertikal.
4. Mengawasi pemasangan komponen instalasi dan pengamanan.
5. Menjelaskan Instalasi Daya Kendali dan Proteksi
6. Menjelaskan dasar-dasar teknik kelistrikan dan mekanikal.
7. Menjelaskan metode pemasangan lift dan eskalator.
8. Menjelaskan teknik pemeriksaan dan uji coba lift dan eskalator.
9. Menjelaskan riksa uji lift dan eskalator.
10. Menjelaskan proyek dan karakteristiknya.
11. Mengendalikan proyek (PDCA).
12. Membuat teknik pelaporan.
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator iv
NO. DAN JUDUL MODUL : SSLE - 07 METODE PEMASANGAN LIFT DAN
ESKALATOR
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mempelajari modul, peserta mampu memahami dan menerapkan metode
pemasangan lift dan eskalator sesuai ketentuan dokumen kontrak sebagai acuan
dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan lift dan ekskalator sesuai peraturan
yang berlaku sehingga layak difungsikan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Memahami pekerjaan persiapan lapangan
2. Memahami uraian kerja (job description) dan personil
3. Memahami jadwal urutan kerja (bar chart) dan network planning (NWP)
4. Memahami metode pemasangan rel
5. Memahami perakitan komponen-komponen lift
6. Memahami kereta, rangka dan pintu
7. Memahami pengawatan (Wiring)
8. Memahami percobaan jalan (test run)
9. Memahami keselamatan kerja
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
LEMBAR TUJUAN ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN
MODUL PELATIHAN PENGAWAS
LAPANGAN (SITE SUPERVISOR)
PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN
ESKALATOR (SSLE) .................................................................. v
DAFTAR MODUL ........................................................................................ vi
PANDUAN INSTRUKTUR ........................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1
BAB II PERSIAPAN LAPANGAN ....................................................... 3
BAB III SUSUNAN PELAKSANA ....................................................... 5
BAB IV GAMBAR KERJA (Shop drawing) ................................................ 9
BAB V JADWAL (Time Schedule) ....................................................... 15
BAB VI REL PEMANDU (Guide rails) ....................................................... 18
BAB VII PINTU LANTAI (Landing entrances) ............................................. 27
BAB VIII KERETA DAN BOBOT IMBANG .................................................. 31
BAB IX TALI BAJA (Steel wire rope) ....................................................... 35
BAB X MESIN TRAKSI ............................................................................. 39
BAB XI PENGAWATAN (Field Wiring) ...................................................... 44
BAB XII PERCOBAAN JALAN (Test Run) ............................................ 51
Lampiran 1 Uraian Kerja (Job Description)
5
7
Lampiran 2 Diagram Balok Urutan Kerja (Bar-
c
Modul SSLE-07: Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator vi
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -46-
BAB X
PELETAKAN MESIN TRAKSI
Pemasangan mesin traksi mencakup pemasangan batang profil baja pendukung
mesin, peletakan mesin pada posisinya dan penyetelan posisi roda penyimpang,
jika posisi bobot imbang berubah oleh sebab keadaan lapangan.
1. a. Batang profil baja pendukung (machine supporting beams) dapat
dipasang
diatas permukaan lantai kamar mesin, jika beton lantai tersebut telah
terlanjur dicor. Jika lantai beton belum dicor, batang profil dipasang lebih
dulu pada posisi dibagian bawah lantai. Hanya sebagian kecil termasuk
flens atas dari profil (INP) tersebut yang ikut masuk menjadi satu dengan
beton lantai. Lihat gambar .
b. Posisi dan jarak-jarak batang profil baja harus sesuai dengan gambar
tata letak peralatan kamar mesin. Prosedur pemasangan sebagai
berikut:
Pasang lebih dulu satu batang sebagai patokan (king beam) bagi dua
batang (batang-batang) lainnya. Pastikan dengan perhitungan, jarak-
jarak as tengah batang terhadap titik berat kereta, atau garis sumbu rel
kereta, sesuai gambar. Gunakan tali lood (plumbline). Cermatkan
posisinya sampai tali lood tenang (tidak goyang), jatuh tepat digaris as
atau titik pusat berat (central of gravity). Gunakan shim untuk menyetel
kerataan, kemudian matikan (dilas) ke struktur bangunan. Ikuti
pemasangan batang-batang lain merujuk pada posisi batang king beam
tadi.
c. Ujung batang duduk pada balok struktur bangunan dengan dilandasi
oleh plat baja (bed plates). Hal ini untuk mengurangi tekanan terhadap
struktur bangunan sebelum dilakukan pengecoran beton lantai, dipasang
pocket atau pipa-pipa pada posisi lubang-lubang tempat lalu, tali tarik,
tali governor, selector tape dan kabel riser (raceways) yang berasal dari
ruang luncur.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -47-
d. Sebagai patokan tinggi batang baja dari profil INP minimal satu per
sepuluh (1/10) dari jarak bentangannya, untuk mencegah lendutan dan
getaran. Contoh : Jika jarak bentangan balok dari muka ke belakang 2,0
meter, maka gunakan profil INP 20.
Tindakan hati-hati :
Saat penanganan dan penempatan batang-batang baja pendukung,
senantiasa mengandung resiko batang tersebut terjatuh. Oleh karena itu
ruang luncur harus dikosongkan dan hentikan semua kegiatan
sementara waktu.
2. a. Penempatan Mesin (machine setting)
Setelah umur beton lantai mencapai 10 hari, dimulai pelaksanaan
penempatan mesin, didudukan pada posisinya, sesuai gambar tata
letak. Yang dimaksud dengan mesin disini ialah termasuk kesatuan
dengan motor listrik penggerak, tabung rem, dan roda-penyimpang
(deflector sheave), duduk pada satu bed-plate yang kokoh. Alignment
atas poros (shaft) motor mesin sudah di set dipabrik.
b. Posisi roda penyimpangan (deflector sheave) harus disetel dilapangan,
menyesuaikan posisi bobot imbang, agar tepat vertikal plumb (lood)
dengan titik beratnya.
Gunakan tali lood (plumb line) untuk memastikan posisi roda puli, siku
terhadap garis sumbu rel, dan ujung keluar tali baja dan puli tepat
vertikal plumb dengan titik berat kereta. Jika tidak digunakan roda
penyimpang, maka ujung lain dari puli harus tepat vertikal diatas titik
berat bobot imbang (Diameter puli sama dengan jarak antara garis-garis
sumbu kedua pasang rel).
Jika diameter puli lebih kecil dari pada jarak garis-garis sumbu kedua
pasang rel (rel kereta dan rel bobot imbang), maka terjadi “off set” antara
kedua titik berat beban terhadap garis tarikan tali baja. Lihat gambar
10.2.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -48-
Gambar 10.1.
Pengaturan pendukung mesin dipasang dibawah lantai beton
Gambar 10.2.
Pengaturan baja pendukung mesin dipasang diatas lantai beton
(1. Motor, 2. Bed plate mesin, 3. Kanal penguat bed plate, 4. Karet peredam, 5. Baja
pendukung mesin, 6. Puli penarik, 7. Tali baja, 8. kanal penguat bed plate, 9. Roda
penyimpang, c.g. central of gravity kereta & bobot imbang (2 garis sumbu rel)
dimensi ada di layout)
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -49-
c. Off set diperkenankan maksimal 1 : 20.
Contoh :
Diameter puli 600 mm. Jarak sumbu rel kereta ke rel bobot imbang =
800 mm, selisih 200 mm, atau masing-masing tali off set 100 mm. Saat
kereta berhenti dilantai teratas, panjang tali penggantung antara roda
puli dan soket di sling kereta = 4200 mm, maka off set = 100 : 4200 = 1:
42 lebih kecil dari ketentuan maksimal 1 : 20. Off set sebaiknya
dihindari karena mengurangi efisiensi motor (walaupun kecil) dan
terutama karena mempercepat keausan sepatu luncur dari kereta dan
bobot imbang.
d. Gunakan takel (chain block) atau hoisting beam dengan troli angkat, dan
dongkrak (jack) untuk meringankan pekerjaan, saat mengangkat /
memindahkan mesin.
Gunakan shim pada bagian bawah bantalan karet peredam, agar mesin
duduk horisontal (waterpas). Bantalan karet peredam harus dipasang
minimal berjumlah 4 buah, pada sudut bedplate. Jika digunakan
deflector sheave, maka perlu dipasang satu lagi bantalan karet dengan
kick-plate untuk menahan gaya reaksi horisontal. Lihat gambar
Tindakan hati-hati
Demi keselamatan, periksa alat-alat pengangkat seperti takel (chain
block), hoist, dongkrak (jack) besi kait / beam pada atap dak kamar
mesin, agar yakin berfungsi sebagaimana mestinya.
Jika ragu-ragu atas kekuatan besi kait yang disediakan oleh kontraktor
utama, mintakan nasehat atau konfirmasi tertulis kepada CM, Kenyataan
besi kait dapat patah saat mengangkat mesin, mengakibatkan
kecelakaan.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -50-
Gambar 10.3.
Tidak digunakan roda penyimpang menyebabkan terjadi “off set” terhadap
tali baja terhadap vertical off set maksimal 1 : 20
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -51-
BAB XI
PENGAWATAN (FIELD WIRING)
1. Instalasi kawat / kabel listrik adalah bagian dari instalasi lift keseluruhan.
Istilah “field-wiring” mempunyai arti luas, yaitu seluruh pekerjaan sistem
kelistrikan yang harus dipasang oleh teknisi lapangan termasuk kanal-
saluran kabel (troughing, trunking atau ductwork, konektor, pulboks,
junction boks, braket, sadel, klem, pipa-pipa dan flexible (piable) conduit.
Pekerjaan pemasangan instalasi kawat listrik dibagi menjadi sebagai
berikut :
a. Pengawatan di kamar mesin
b. Pengawatan di ruang luncur (raceways)
c. Instalasi kabel lari (travelling cables)
d. Pemasangan tombol-tombol sinyal dan indikator posisi (fixtures)
e. Kabel tenaga dan MCB
Instalasi pengawatan tersebut bermuara pada controller, interkoneksi
sesuai dengan daftar panduan dari pabrik dan gambar straight wiring
diagram. Pemasangan harus mengikuti peraturan yang berlaku termasuk
PUIL.
2. Aturan Umum
a. Pipa saluran kawat (konduit) sedapat mungkin lurus, minimal sepanjang
4,0 m. Tiap-tiap jarak tersebut dipasang kotak inspeksi.
b. Tekukan konduit sebaiknya dua kali saja, dalam satu batas jarak kotak
inspeksi.
c. Tekukan siku hanya pada ujung kawat keluar, dan/atau masuk kotak
saklar.
d. Saluran lemas (flexible conduit) hanya untuk ujung akhir, dimana kawat
listrik disambung ke alat / aparatus atau lokasinya yang sulit dijangkau
atau selalu bergetar atau perlu penyetelan.
e. Saluran kanal (trunking troughing) lebih baik digunakan untuk sejumlah
kawat atau kabel dari pada menggunakan beberapa saluran pipa atau
konduit. Konduit menghubungkan saluran kanal dengan bagian alat,
dengan sambungan konektor khusus.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -52-
f. Konektor berupa locknut sehingga hubungan konduit dan kanal
kencang.
g. Braket digunakan untuk memasang saluran kanal pada dinding. Sadel
digunakan untuk memasang konduit pada jarak-jarak tertentu.
h. Kapasitas kanal dan konduit harus longgar minimal 40% (60% untuk
menampung luas penampang kabel). Lihat tabel kabel PVC dengan
ukuran konduit yang sesuai.
TABEL 11.1: Kapasitas Pipa saluran listrik (konduit)
Ukuran Kabel Ukuran diameter konduit (cm)
Total Jumlah kawat
2,0 2,5 3,2 3,8 5,1
penampung
(mm2)
diameter (mm)
Jumlah kabel yang diizinkan Instalasi dengan PVC
1,0
1 - 1.13 12 19 33 - -
1,5 1 - 1.38 10 17 31 - -
7 - 0.5 10 16 28 - -
2,5 1 - 1.78
8 13 24 - -
4 7 - 0.85
5 9 16 - -
6 7 - 1.04
4 7 12 - -
10 7 - 1.35
2 4 7 - -
16 7 - 1.70
- 3 5 8 15
25 7 - 2.14
- 2 3 5 10
Tindakan hati - hati
a. Yakinkan kabel-kabel dalam kanal dan konduit lurus tidak gelombang
atau keriting.
b. Gunakan pelumas pada saat kawat menekuk dalam konduit siku atau
elbow.
c. Gulungan kabel panjang (reel) harus dilengkapi rem, pada waktu
menarik kebutuhan kabel. Begitu kabel ditarik dari rel, langsung ditandai
kode.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -53-
d. Sekrup harus menghadap keluar dari kanal, sehingga tidak mengganggu
jalannya penarikan kabel.
3. Persiapan
Sebelum mulai pekerjaan, pelajari gambar yang disediakan oleh produsen,
yaitu :
a. Diagram garis tunggal (straight wiring diagram).
b. Diagram susunan pengkabelan (wiring arrangement drawing).
Pelajari keadaan ruang luncur dan kamar mesin. Buat gambar ke-3 yaitu
perencanaan lokasi larinya kanal sepanjang ruang luncur (raceways), juga
konduit junction box, dan sebagainya. Sebaiknya persiapkan material yang
diperlukan berlebih 10% sebagai cadangan.
Selama pelaksanaan pekerjaan ducting dan konduit, gantungkan kabel
yang diperlukan dari lantai teratas, terurai sampai bawah untuk
membebaskan kabel (juga travelling cable) dari lekukan-lekukan akibat
penyimpanan terlalu lama. Berkas kabel diikat dengan cable ties
dibeberapa tempat (tiap-tiap jarak + 2,5 cm) dan diikatkan agar kabel tidak
tegang. Semua kawat punya nomor kode, memudahkan penyambungan
pada terminal di controller.
4. Penyambungan
Kabel kontrol dari kereta bermuara di junction box (dibawah landas atau
diatas atap kereta) disambung dengan travelling cable dan lari ke junction
box. Kemudian dari junction box disambung ke terminal di kontroler.
Hubungkan kabel antara kontroler dengan motor mesin tarik. Hubungkan
kabel antara kontroler dengan governor. Hubungkan kabel antara kontroler
dengan tombol-tombol, indikator, sinyal dan kontak-kontak pintu (raceway
connection).
Pasang kabel tenaga antara kontroler dengan panel distribusi MCB. Lihat
daftar besaran arus (ampere) saat beban penuh sebagai patokan ukuran
penampung kawat.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -54-
Catatan : Kanal saluran kawat dikamar mesin sebaiknya ditanam dibawah permukaan lantai, sehingga tutup kanal sama rata dengan permukaan lantai. Cara lain, jika lantai telah dicor, maka kanal dipasang diatas permukaan, yaitu sepanjang tepi-tepi dinding, untuk menghindari orang tersandung. Trunking arah vertikal dimulai dekat dengan aparatus sampai terminal box setinggi + 2,0 m, dan dilanjutkan dengan flexible conduit.
Daftar Besaran Sekering dan Transformotor untuk satu unit lift
Power Output
Motor Lift (kW)
Arus Listrik
beban penuh
keatas (A)
Sekering
Pemutus Arus (A)
Kapasitas Trafo
(kVA)
3.7
4.5
5.5
7.5
9.5
11.0
13.0
15.0
18.5
22.0
13
16
20
25
33
37
44
50
54
59
30
30
30
30
50
50
50
75
75
75
7.5
9.1
11.0
13.7
15.5
17.3
21.7
22.4
23.3
27.5
Catatan : Jika jumlah unit lift lebih dari satu dalam group operation, maka
besaran Ampere sekering dikalikan dengan jumlah lift kemudian
dikalikan dengan angka probability berkisar 0.8 (2 unit) s/d 0.65
(8 unit).
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -55-
Gambar 11.1.
Menarik Kabel keatas, kabel keluar dari bagian bawah gulungan cara lain,
kabel diulur dari kamar mesin
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -56-
Gambar 11.2.
Roda pengantung pintu (hanger roller) satu unit dengan roda excentric
dibawah rel sebagai safety retainer, penahan pintu kemungkinan loncat ke
atas. Celah excentric roller dengan rel penggantung 0,1 mm.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -57-
Gambar 11.3.
Door operator (motor penggerak pintu) satu daun pintu dilengkapi dengan
tuas pengungkit (door vane atau cam) berfungsi membuka kunci kait
(interlock)
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -58-
BAB XII
PERCOBAAN JALAN (TEST RUN)
1. Pendahuluan
Sebelum melaksanakan langkah-langkah percobaan untuk menjalankan
lift, setelah lift tersebut selesai terpasang, perlu diperiksa secara fisik oleh
supervisor agar yakin bagian-bagian komponen telah terpasang dengan
benar. Pemeriksaan harus dilakukan bersama kepala regu pemasang dan
pertanyaan-pertanyaan yang timbul harus dijawab kepala regu secara jujur.
Umumnya kebersihan pada bagian-bagian yang bergerak sangat dituntut
diantaranya alur pada ambang pintu (door sill) dimana sepatu pintu
bergerak, sepatu pemandu rel, teromol (tabung) rem dan motor perlu
disemprot dengan blower. Lift digerakkan dengan engkol, setelah rem
dibuka, untuk meyakinkan rotor bergerak bebas tanpa suara. Pada saat itu
terasa perbedaan tenaga mengengkol keatas dengan mengengkol ke
bawah.
Sebaiknya kereta kosong dan bobot imbang kira-kira sama berat, sehingga
tidak terasa beda mengengkol keatas maupun kebawah.
Dalam praktek mula-mula pada bobot imbang tidak diisi penuh dengan
“filler weight” sehingga diperoleh keseimbangan kereta kosong dengan
bobot imbang.
Hendaknya alat komunikasi atau interphone telah terpasang dan berfungsi
dengan baik selama melakukan testing.
2. Prosedur Mekanis
a. Static balance. Setel keseimbangan dudukan kereta diatas platform
frame dengan memasang counter balance weight. Jika pekerjaan ini
telah dilaksanakan pada saat memasang atau merakit bangunan kereta
dan motor penggerak pintu, maka tinggal mengencangkan steadying
braket dengan roller-rollernya.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -59-
Kemudian setel sliding guide shoe atau roller guide. Yakinkan roller
guide tidak harus menekan pada rel pada saat kereta dalam keadaan
kosong (dan telah balance). Check dengan menyuruh seorang masuk
kereta berdiri diujung belakang, maka roller depan-atas akan menekan
rel, begitu pula pada roller belakang-bawah. Suruh dia berdiri ditengah-
tengah kereta, maka semua roller akan bebas dapat diputar (dengan
tenaga ringan).
b. Periksa semua pintu-pintu lantai, yaitu gerakan bebas buka tutup tidak
bergetar. Periksa kunci kait (door interlock) dimana kaitnya akan masuk
dengan sendirinya karena tekanan pegas, tanpa didorong (pada saat
posisi pintu 5 cm mau merapat). Jika pintu bergetar, periksa dan setel
excentric roller, dan door hanger roller serta bersihkan dan lumasi. Jika
cacat harus diganti dengan yang baru. Toleransi excentric roller dengan
bagian bawah rail penggantung tidak boleh lebih dari 0,1 mm. Gunakan
feetergauge.
c. Periksa pesawat penggerak pintu pada kereta (door closer linkages)
lumasi pen-pennya, setel posisi motor penggerak. Setel pengungkit
(retiring cam) posisi vertikal-nya dan juga horizontalnya.
d. Periksa pesawat-pesawat pengaman (kiri dan kanan) posisi harus
center. Baji-baji (pasak) dapat bergerak bebas dalam rumahnya dan
bergerak serempak pada kiri dan kanan bersama-sama.
e. Setel tegangan tali baja semua lembar harus seragam, yaitu pada sisi
kereta dan pada sisi CWT, kemudian kencangkan mur kedua (counter
nut) dan pasang cotter pin atau splitpen. Ulangi penyetelan tegangan
sekali lagi setelah kereta dijalankan beberapa kali naik turun, karena
kemungkinan sekali tegangan tali-tali berubah.
f. Periksa jarak luang lari (runby) dari kereta sebesar 23 cm. Periksa luang
lari CWT sebesar 23 cm ditambah kemuluran tali baja minimal 0.5%.
Jika jarak lintas lift (rise) sebesar 40 m panjang tali baja + 50 m, maka
dapat diperkirakan tali tersebut akan mulur sepanjang 3 cm. Maka luang
lari CWT sebaiknya disetel 26 cm atau lebih sedikit.
Modul SSLE-07 : Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator -60-
g. Lumasi rel pemandu (guide rails) kecuali jika digunakan roller guide
dengan ban karet, maka rel harus bersih dan kering dari minyak.
h. Pasang label pada cross head channel. Contoh label tersebut seperti
terlampir. Pasang label instruksi dan peringatan penumpang didalam
kereta.
i. Setel tegangan tali pengaman (governoor rope) dengan menambah
bobot dibawahnya roda penegang (tension sheave) di pit. Lumasi poros
dari roda tersebut.
3. Prosedur Urutan Uji Coba
a. Periksa sambungan-sambungan kabel listrik sumber tenaga 3 Phase
(R,S,T) pada panel utama, dan yakinkan tegangan line to line seimbang
380 V. Periksa besaran nilai breaker MCB/NFB atau sekering (fuses)
sesuai dengan ketentuan.
Catatan : toleransi voltage maksimal hanya + 5%.
b. Periksa pemasangan arde (earthing) pada motor lift, panel utama,
governor dan pada kereta lift.
c. Uji tahanan isolasi dari kumparan 3 Phase motor lift, dengan megger,
minimal 0.5 mega ohm.
d. Isi atau tuangkan minyak pelumas untuk gear box mesin dan minyaki
rumah bantalan (bearing) mesin dengan minyak pelumas yang sesuai.
e. Buka dan lumasi mekanis rem mesin bersihkan sedapat mungkin dan
kemudian disetel. Rem dicoba dengan tenaga listrik, yakinkan dapat
membuka dan menutup.
f. Coba putaran motor, tanpa beban, untuk memastikan arah putaran,
sesuaikan dengan relay, untuk arah naik dan turun. Bobot CWT kira-kira
seimbang dengan kereta kosong.
g. Periksa rangkaian kontak pengaman listrik seutuhnya yang terdapat
dalam R/L, yaitu final limit switch, stopping switch, rope tension sheave
switch, dsb. Kemudian pengaman kontak pada kereta, seperti