1. Identifikasi Obat a. Struktur Molekul .Hcl b. Rumus Molekul C 4 H 11 N 5 . Hcl c. Bobot Molekul 165,6 d. Pemerian Serbuk hablur putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, higroskopik 2. Sifat fisiko kimia obat a. Ttitik lebur 225°C b. pKa 12,4 c. Koofisien partisi (oktanol/air) Form A Studi Pustaka Output : Desain Bentuk Sediaan Obat PT KITA, Tbk Padang, Sumatra Barat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1. Identifikasi Obat
a. Struktur Molekul
.Hcl
b. Rumus Molekul
C4H11N5. Hcl
c. Bobot Molekul
165,6
d. Pemerian
Serbuk hablur putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, higroskopik
2. Sifat fisiko kimia obat
a. Ttitik lebur
225°C
b. pKa
12,4
c. Koofisien partisi (oktanol/air)
d. Stabilitas
Metformin HCl bersifat higroskopis, dekomposisi termal terjadi pada suhu
lebih dari 230oC. Jika terpapar alkalin akan membentuk amonia dan
dimetilamin
e. Kelarutan
Form AStudi PustakaOutput : Desain Bentuk Sediaan Obat
PT KITA, TbkPadang, Sumatra Barat
Mudah larut dalam air praktis tidak larut dalam eter dan dalam kloroform,
sukar larut dalam etanol
3. Data farmakokinetik obat
a. Absorbsi
Bioavailabilitas absolute setelah pemberian metformin 500 mg pada kondisi
puasa sekitar 50-60%. Adanya makanan mengurangi tingkat absorbsi dan
sedikit memperlambat absorbs metformin.
b. Distribusi
Cepat didistribusikan ke jaringan tubuh perifer dan cairan, terutama organ
pencernaan (GI tract).
c. Metabolisme
Tidak dimetabolisme dalam hati atau organ pencernaan dan tidak
dieksresikan kedalam empedu.
d. Ekskresi
Ekskresi melalui urin (sekitar 35-52%) dan feses (20-33%). Dieliminasikan
dalam bentuk tidak berubah.
4. Data farmakodinamik obat
a. Indikasi
Diabetes tipe 2 dengan kelebihan berat badan maupun dengan berat badan
normal dan apabila diet tidak berhasil.
b. Mekanisme kerja
Metformin menurunkan produksi glukosa oleh hati, menurunkan penyerapan
glukosa diusus dan memperbaiki sensitivitas insulin.
c. Efek samping
Gejala-gejala saluran pencernaan seperti diare, mual, muntah, perut
kembung dan anoreksia.
d. Kontraindikasi
Gagal ginjal, penyakit hati kronis, hipersensitif.
e. Interaksi
Kemungkinan terjadi hipoglikemia pada penggunaan bersama dengan
sulfonylurea dan insulin, metformin dapat menurunkan penyerapan vitamin
B12, dan pemberian dengan cimetidine dapat menurunkan klirens ginjal
5. Produk inovator
a. Merek
Glucophage
b. Nama pabrik
Merk
c. Bentuk sediaan
Tablet SR
d. Kekuatan sediaan
500 mg
e. Indikasi
Terapi awal untuk pengidap diabetes onset dewasa yang baru didiagnosa
dengan BB berlebih atau normal dan mengalami kegagalan untuk diatasi
melalui diet. Monoterapi pada individu dengan kegagalan terapi primer dan
sekunder sulfonilurea. Terapi tambahan untuk mengurangi kebutuhan insulin
pada IDDM
f. Aturan pakai
3 kali sehari 1 tablet
g. Kemasan
Tablet 500 mg x 10 x 10
h. Golongan
Keras
6. Produk Kompetitor ( sumber buku ISO terbaru)
a. Bentuk sediaan lain yang beredar ( dengan zat yang sama)
Adecco® ( Phapros) 10 x 10 tablet.
Harga terendah yaitu Rp 80.000,- merek Forbetes (pabrik Sanbe farma).
Harga tertinggi yaitu Rp 267.387,/ 120 tablet merek Glucophage XR (pabrik
Merck serono).
7. Bentuk sediaan obat (BSO) yang dirancang berdasarkan data diatas
a. Bentuk sediaan obat
Tablet sustained release
b. Alasan pemilihan Bentuk Sediaan Obat
1. Pertimbangan farmasetik
Sediaan sustained release dirancang untuk melepaskan suatu dosis
terapetik awal obat (dosis muatan) dengan segera untuk memberikan
respon farmakologi yang diinginkan. Kemudian diikuti oleh pelepasan
obat yang lebih lambat sehingga akan mempertahankan konsentrasi
puncak obat dalam darah, sehingga obat yang dieliminasi diganti secara
konstan di dalam tubuh.
2. Pertimbangan farmakokinetik
Metformin merupan obat diabetes tipe II yang digunakan untuk
menurunkan kadar glukosa dalam darah yang bioavailibilitasnya kurang
maksimal sehingga perlu suatu bentuk sediaan obat yang menjamin
ketersediaan obat dalam darah. Dengan bentuk sediaan obat ini, maka
konsentrasi obat dalam darah akan dipertahankan sehingga obat
dieliminasi secara konstan.
3. Pertimbangan farmakodinamik
Metformin hidroklorida yang merupakan obat hipoglikemia oral
golongan biguanida, bekerja dengan memperbaiki sensitivitas hepatik
dan periferal terhadap insulin tanpa menstimulasi sekresi insulin serta
menurunkan absorpsi glukosa dari saluran lambung-usus. Dosis
metformin HCl adalah 500 mg, 850 mg, 1000 mg, dua sampai tiga kali
sehari dengan waktu paruh yang pendek yaitu 2 jam, maka sediaan
dibuat dalam bentuk sediaan salut lepas lambat karena pada umumnya
obat yang paling sesuai untuk diformulasi dalam bentuk sediaan lepas
lambat adalah obat yang memiliki waktu paruh singkat,. Sediaan lepas
lambat banyak disukai karena sediaan lepas lambat efek terapeutik dapat
dipertahankan dalam jangka waktu yang panjang dan efek samping obat
lebih kecil.
c. Kekuatan sediaan
500 mg
d. Kemasan
Blister
e. Rencana nama merek
Merforyuo ®
8. Formula teoritis
a. Formula
No Nama zat Jumlah1. Metformin HCl 500 mg2. HPMC K 15 4%3. PVP K 30 5%4. Magnesium stearat 3%5. Talkum 2%6. MCC Qs
b. Fungsi masing-masing zat tambahan
Nama Zat Tambahan FungsiHPMC K 15 PolimerPVP K 30 PengikatMagnesium stearat LubricantTalkum LubricantMCC Pengisi
9. Pembuatan produk skala lab
Tablet aminofilin 750 mg
Fase dalam : 95% x 750 mg = 712,5 mg
Metformin 500 mg
HPMC 712,5 mg x 4% = 28,5 mg
PVP 712,5 x 5% = 35,625 mg
MCC qs
Fase Luar : 5 % x 750 mg = 37,5 mg
Magnesium stearat 37,5 x 3% =1,125 mg
Talcum 37,5 x 2 % = 0,75 mg
Penimbangan skala Labor 1000 tablet
Metformin 500 mg x 1000 = 500.000 mg = 500 g
HPMC 28,5 mg x 1000 = 28.500 mg = 28,5 g
PVP 35,625 mg x 1000 = 35.635 mg = 35,625 g
Mg stearat 1,125 mg x 1000 = 1.125 g
Talcum 0,75 x 1000 = 750 mg
Cara kerja
Buat polimer HPMC terlebih dahulu. Lalu buat campuran metformin, MCC, dan PVP yang
sudah diayak dengan ayakan berukuran 1150 µm. lalu campuran tersebut digranulasi dengan
menggunakan isopropyl alcohol dan di ayak dengan ayakan berukuran 100µm dan keringkan
pada suhu 50°C selama dua jam hingga didapat kadar air sisanya 2-3% b/b. granulasi kering
yang sudah didapat diayak dengan ayakan berukuran 250µm dan dicampur dengan mg stearat
dan talcum selama 2 menit. semua granul ditimbang untuk menyesuaikan berat akhir dari
masing-masing tablet kemudian tablet di cetak dengan alat.
10. Evaluasi produk skala lab
Evaluasi Granul
a. Kandungan air (Voigt, 1995)
Mengukur kandungan air dilakukan dengan menggunakan alat
infrared moisture balance. Caranya: ditimbang 5 gram granul dan diletakkan
pada piring timbangan sebelah kiri dan posisi lampu diletakkan pada
ketinggian 6 cm sehingga bisa mencapai suhu 105o C. Perhatikan skala kadar
air pada posisi nol, kemudian lampu dihidupkan. Perhatikan jika granul mulai
mengering, skala kesetimbangan akan berubah. Dengan bantuan knop
indikator, skala kesetimbangan dapat digerakkan agar tercapai kesetimbangan
kembali. Bila indikator kesetimbangan sudah kembali, maka granul benar-
benar kering dan skala dapat dibaca. Atau granul kering ditimbang dan
kandungan air dihitung dengan rumus :
Kandungan air = x 100 %
Dimana W1 = Berat granul awal (gram)
W2 = Berat granul yang sudah kering (gram)
b. Kecepatan alir (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Ditimbang 30 gram granul dan masukkan ke dalam corong yang
bagian bawahnya ditutup. Pada saat yang bersamaan tutup dibuka dan
stopwatch dihidupkan. Dicatat waktu yang dibutuhkan granul untuk mengalir
seluruhnya dari corong dan dihitung kecepatan alirnya dengan rumus :
Kecepatan alir =
Hubungan Kecepatan Alir dengan Sifat Aliran Serbuk (Aulton, 1988).
Kecepatan Alir (g/detik) Sifat Aliran
>10 Sangat baik
4-10 Baik
1,6-4 Sukar
<1,6 Sangat sukar
c. Sudut istirahat (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Ditimbang 30 gram granul dan dimasukkan dalam corong yang bagian
bawahnya ditutup. Kemudian tutup dibuka dan dibiarkan granul mengalir
seluruhnya dari corong dimana granul ditampung menggunakan kertas grafik.
Lalu diukur diameter dasar granul dan tinggi kerucut yang terbentuk dengan
penggaris. Kemudian diukur sudut istirahatnya dengan rumus :
Tg α =
Dimana h = tinggi tumpukan granul
r = jari-jari
Hubungan Sudut Istirahat dengan Sifat Aliran (Aulton, 1988)
Sudut istirahat (Tg α) Sifat aliran
<25 Sangat baik
25-30 Baik
30-40 Cukup
>40 Sangat buruk
d. Bobot jenis nyata (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Ditimbang 30 gram granul (Wo), masukkan dalam gelas ukur 100 mL.
dan diamati volumenya (Vo). Bj nyata dihitung dengan rumus :
Bj nyata =
e. Bobot jenis mampat (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Ditimbang 30 gram granul (Wo), masukan ke dalam gelas ukur 100
mL dan diukur volumenya (Vt). Kemudian diletakkan pada alat tap density
tester dengan pengetukan sebanyak 1250 kali dan dicatat volumenya (Vt1).
Jika selisih antara Vt dan Vt1 tidak lebih dari 2 mL, maka dipakai Vt. Bobot
jenis mampat dihitung dengan rumus :
Bj mampat =
f. Bobot jenis benar (Lachman dkk, 1994; Voigt,1995)
Menggunakan piknometer dan pelarut paraffin. Caranya : ditimbang
piknometer kosong (a) dan ditambah paraffin sampai penuh (b), lalu
ditimbang kembali. Piknometer kosong ditambah 2 gram granul, dan
ditimbang (c), kemudian ditambah paraffin sampai penuh dan ditimbang
kembali (d). Bobot jenis benar dihitung dengan rumus :
Bj pelarut ( ) =
Bj benar =
g. Kompresibilitas (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Kompresibilitas =
Hubungan Kompresibilitas dengan Sifat Aliran Serbuk (Aulton, 1988)
Kompresibilitas (%) Sifat Aliran
5-15 Sangat baik
12-17 Baik
18-22 Cukup
23-33 Kurang
34-38 Sangat kurang
>38 Sangat buruk
h. Porositas (Voigt, 1995)
Porositas = 1 -
i. Faktor Hausner (Lachman dkk, 1994)
Faktor Hausner =
Faktor Hausner : < 1,25 Aliran baik
> 1,5 Aliran buruk
j. Persentase fines/sebuk halus (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)
Dilakukan dengan metode pengayakan. Caranya : 30 gram granul
diletakkan di atas ayakan dan diayak. Granul yang masih tertinggal diayakan
ditimbang. Persentase fines dihitung dengan rumus :
Farmakologi:METFORYOU ®mengandung metformin yang merupakan zat antihiperglikemik oral golongan biguanid. Mekanisme kerja Metformin menurunkan kadar gula darah dan tidak meningkatkan sekresi insulin. Metformin tidak mengalami metabolisme di hati, diekskresikan dalam bentuk yang tidak berubah terutama dalam air kemih dan sejumlah kecil dalam tinja.
Indikasi:Diabetes tipe 2 dengan kelebihan berat badan maupun dengan berat badan normal dan apabila diet tidak berhasil.
Buat polimer HPMC terlebih dahulu. Lalu buat campuran metformin, MCC, dan
PVP yang sudah diayak dengan ayakan berukuran 1150 µm. lalu campuran tersebut
digranulasi dengan menggunakan isopropyl alcohol dan di ayak dengan ayakan
berukuran 100µm dan keringkan pada suhu 50°C selama dua jam hingga didapat kadar
air sisanya 2-3% b/b. granulasi kering yang sudah didapat diayak dengan ayakan
berukuran 250µm dan dicampur dengan mg stearat dan talcum selama 2 menit. semua
granul ditimbang untuk menyesuaikan berat akhir dari masing-masing tablet kemudian
tablet di cetak dengan alat dan lakukan evaluasi.
Form HTrial Skala Produksi
Output : Catatan Pengemasan Bets
PT. KITA FARMA, Tbk
Padang,Sumatera Barat
CATATAN PENGEMASAN BETS
Tablet Metformin 500 mg
No :Tanggal Berlaku :
MenggantiNo :
Tanggal Berlaku :
Disusun Oleh : Disetujui Oleh :Bagian
FormulasiManager Produksi Manager QC
Tanggal :Tanggal : Tanggal :
Kode Produk Nama Produk No.Bets Besar Bets Bentuk sediaan
Kemasan Tanggal Mulai Pengemasan Tanggal selesai Pengemasan
Penerimaan bahan pengemas
Kode bahan
Nama Bahan
Pengemas
JumlahNo QC
JumlahParaf
Dibutuhkan Diterima Dipakai Diterima
Catatan : Diperiksa Oleh Manager Produksi Tanggal :
Disetujui OlehManager Pengawasan MutuTanggal :
Prosedur pengemasan primer
Prosedur Pengisian Paraf
1. Pengisian dan Penutupan Blister
2. Pengambilan Contoh
Peosedur pengemasan sekunder
Prosedur Pengemasan sekunder Paraf
1. pencetakan kode bets pada label
Kebersihan mesin cetak diperiksa
Cetak nomor bets dan tanggal
kadaluarsa pada tiap label dengan
memakai mesin pencetak.
Pengawasan selama proses
Periksa cetakan nomor bets dan
tanggal kadaluarsa
Catat jumlah label yang sudah dicetak
dilaporkan pencetakan nomor bets.
2. pencetakan dus lipat
Kebersihan mesin cetak diperiksa
tanggal.... oleh....
Cetak nomor bets pada tiap dus lipat
degan memakai mesin cetak
Pengawasan selama proses
Periksa cetakan nomor bets dan
tanggal kadaluarsa
Catat jumlah dus lipat yang sudah
dicetak dilaporkan pencetakan
nomor bets
3. melipat brosur
Kebersihan mesin cetak diperiksa
tanggal...oleh.....
Cetak nomor bets pada tiap dus lipat
dengan memakai mesin pencetak
Pengawasan selama Proses
Catat jumlah brosur yang sudah dilipat
dilaporkan pencetakan nomor bets
atau pelipatan.
4. pencetakan laber luar
Cetak nomor bets dan tanggal
kadaluarsa diatas tiap label luar
secara manual
Pengawasa Selama proses
Periksa nomor bets dan tanggal
kadaluarsa pada label luar
Catat jumlah label luar yang sudah
dicetak dilaporkan pencetakan
nomor bets.
5. pengemasan akhir
Kemas 10 blister ke dalam dus
bersama dengan sebuah brosur.
Kemas 50 dus ke dalam master box
Tandai master box dengan label luar
Pengawasan selama proses
Catat jumlah blister yang selesai
dikemas
Catat jumlah dus lipat dan label luar
yang sudah dicetak tetapi tidak
terpakai dan dimusnahkan
Dus yang tidak terpakai...buah
Label ang tidak terpaka...buah
6. pengiriman ke gudang
Catat pengiriman nomor .... jumlah...
tanggal.... oleh...
Hasil obat jadi
Hasil Kemasan Jumlah SatuanUntuk dijualContoh pertinggalDitolak
Hasil teoritis .......Hasil Nyata .......Batas 99,5 – 100% dari hasil teoritis .......Jika hasil nyata diluar batas tersebut diatas, lakukan penyidikan terhadap kegagalan dan berikan penjelasan dibawah iniPenjelasan :
Pelulusan oleh pengawasan mutuNo.....Tanggal....Catatan
Pemeriksaan Proses Pengemasan Peninjauan Catatn Pengemasan Bets
Bagian Formulasi Manajer Produksi Manajer QCTanggal Tanggal Tanggal
PengesahanNo Uraian Nama Tanda Tangan1 Disusun Oleh anggota