Metabolisme Energi di Dalam Tubuh
Running head: [Shortened Title up to 50 Characters]1
27Metabolisme Energi di Dalam TubuhChelsy Irena
AngelaAngelaMahasiswa Kedokteran UKRIDAFakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta
11510No. Telp (021) 5694-2061NIM : 102012143, e-mail:
[email protected] PendahuluanBerolahraga bagi beberapa
orang adalah sebuah rutinitas. Olahraga ada ringan dan ada yang
berat. Apabila seseorang yang sudah terbiasa untuk berolahraga
maka, olahraga adalah sesuatu yang amat mudah untuk dilakukan.
Namun, bagi beberapa orang olahraga sangat lah sulit untuk
dilakukan baik itu terhamabt oleh waktu atau rasa malas yang ada
dan masih banyak lagi. Seringkali kita menemukan seseorang yang
pingsan pada saat melakukan olahraga. Dalam makalah ini saya akan
membahas kenapa bisa seseorang tersebut mengalami pingsan?
Bagaimana cara kerja tubuh dalam menyeimbangkan keadaan seperti
ini?Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saudara yang membaca
dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan pada makalah
ini. Asam LemakAsam lemak, tidak lain adalah asam monokarboksilat,
yang rantai karbonnya tidak bercabang, dan radikal
karboksilnyaberada di ujung rantai karbon tersebut. Asam lemak yang
terdapat pada tannaman, manusia ataupun hewan, mempunyaiu jumlah
atom karbon genap. Asam lemak dapat berupa asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh. Lipid sedehana dan lipid majemuk mempunyai
unit penyusun asam lemak.
Asam lemak jenuh Asam lemak jenuh (saturated fatty acids) tidak
mempunyai ikatan rangkap dalam struktur kimianya. Ada beberapa asam
lemak jenuh, baik yyang terdapat pada tanaman, hewan atupun
manusia. Pada umunya asam lemak jenuh merupakan unit penyusun lemak
hewan atau manusia. Ada beberapa asam lemak jenuh yang larut dan
tidak larut dalam air. Kelarutannya dalam air semakin berkurang
dengan bertambahnya jumlah karbon penyusunnya. Pada umunya, asam
lemak jenuh tidak larut dalam air. Titik didih deret asam lemak
naik secara teratur. Makin panjang rantau karbonnya, makin turun
berat jenisnya. Titik lebur atau titik cair asam lemak (dengan
jumlah atom karbon genap) juga meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah atom karbon, walaupun peningkatannya tidak
terlalu teratur. Asam-asam lemak dengan titik lebur yang tinggi,
yang pada suhu biasa merupakan padatan, tidak larut dalam air1.
Tabel 1. Asam lemak jenuh1
Asam lemak jenuh dapat masuk ke dalam sel untuk mengalami
oksidasi. Di dalam sel, oksidasi asam lemak akan terjadi di dalam
mitokondria. Namun asam lemak yang masuk ke dalam mitokondria
umumnya berukuran kecil. Bila jumlah atom C pada asam lemak lebih
dari 12, maka akan ada molekul pembawa yang disebut sebagai
karnitin yang akan membawa asam lemak jenis ini masuk untuk
mengalami oksidasi di dalam mitokondria. Di dalam mitokondria,
jenis oksidasi asam lemak jenuh ini ialah oksidasi beta. Oksidasi
ini merupakan oksidasi utama yang terjadi di dalam mitokondria.
Senyawa awal dari proses metabolisme ini ialah asil ko-A yang
merupakan bentuk aktivasi dari molekul asam lemak bebas. Pada
proses oksidasi ini memerlukan koenzim NAD dan FAD yang akan
menghasilkan energi melalui rantai pernapasan. Oksidasi asam lemak
jenuh dapat meghasilkan asetil ko-A dan propionil ko-A (bila jumlah
atom C ganjil). Asetil ko-A dapat masuk ke dalam siklus asam
sitrat2.Tabel 2. Tiga besaran fisis beberapa asam lemak jenuh1
Asam lemak tidak jenuhPada reaksi ini jumlah ATP yang dihasilkan
lebih sedikit dibanding asam lemak jenuh. Hal ini dikarenakan akan
dipakai 2 ATP pada reaksi oksidasi beta yang merupakan bagian dari
reaksi yang menghasilkan FADH2. Produk oksidasinya sama dengan
oksidasi asam lemak jenuh, akan tetapi jumlah ATP berbeda.Asam
lemak juga dapat disintesis dengan menggunakan jalur sintesis de
novo maupun pemanjangan gugus asam lemak. Jalus sintesis de novo
merupakan jalur ekstramitokondria yang mengubah asetil ko-A menjadi
asam palmitat. Jalur ini akan berlangsung bila ada kelebihan kalori
makanan. Sumber utama jalur ini ialah karbohidrat. Melalui proses
glikolisis dan oksidasi piruvat akan dihasilkan asetil Ko-A.
Awalnya asetil ko-A akan diubah ke malonil ko-A dengan bantuan
asetil ko-A karboksilase. Selanjutnya malonil ko-A akan masuk ke
kompleks enzim untuk menghasilkan asam palmitat. Kompleks enzim ini
terdiri dari 7 enzim yang akan menambah 2 atom C pada setiap kerja
enzimnya2,3.
Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)Untuk memperoleh energi, asam
lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan oksidasi beta.
Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus
diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan
Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim
asil-KoA sintetase (Tiokinase)4.
Gambar 1. Aktivitas asam lemak menjadi gliserolSumber :
www.google.com
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai
panjang. Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria
dijelaskan sebagai berikut:4 Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan
menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim tiokinase. Setelah
menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin
palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna
mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin,
barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna mitokondria.
Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil
karnitin translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil
karnitin ke dalam dan karnitin keluar. Tiap asilkarnitin yang masuk
akan diimbangi dengan karnitin yang keluar dengan enzim tersebut.
Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi
dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin
palmitoiltransferase II yang ada di membran interna mitokondria
menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan. Asil KoA yang sudah
berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses
oksidasi beta.Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam
rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses dan pada setiap proses,
diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya
asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi
ini, karbon asam lemak dioksidasi menjadi keton. 4
Gambar 2. Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam
sitrat 4
Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika
diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini
membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P)Setelah berada di dalam
mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap perubahan sebagai
berikut: 41. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada
tahap ini terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan energi 2P
(+2P)2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi
L(+)-3-hidroksi-asil-KoA3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi
3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai respirasi dengan
menghasilkan energi 3P (+3P)4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA
yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA yang telah kehilangan 2 atom
C. Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga
total energi satu kali oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya
asam lemak memiliki banyak atom C, maka asil-KoA yang masih ada
akan mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan lagi 2 atom C
karena membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang
terakhir adalah 2 asetil-KoA. Asetil-KoA yang dihasilkan oleh
oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat4.
Sedangkan oksidasi pada asam lemak tidak jenuh terjadi melalui
modifikasi jalur oksidasi beta, di mana terjadi pengurangan 2 ATP
dari oksidasi beta pada asam lemak jenuh untuk setiap ikatan
rangkap yang dimiliki. Hal ini disebabkan karena oksidasi beta asam
lemak tak jenuh tidak menggunakan koenzim FAD+ dalam prosesnya.
Penghitungan energi hasil metabolisme lipidDari uraian di atas
kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh oksidasi beta
suatu asam lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak dengan 10
atom C, maka kita memerlukan energi 2 ATP untuk aktivasi, dan
energi yang di hasilkan oleh oksidasi beta adalah 10 dibagi 2
dikurangi 1, yaitu 4 kali oksidasi beta, berarti hasilnya adalah 4
x 5 = 20 ATP. Karena asam lemak memiliki 10 atom C, maka asetil-KoA
yang terbentuk adalah 5 buah. Setiap asetil-KoA akan masuk ke dalam
siklus Krebs yang masing-masing akan menghasilkan 12 ATP, sehingga
totalnya adalah 5 X 12 ATP = 60 ATP. Dengan demikian sebuah asam
lemak dengan 10 atom C, akan dimetabolisir dengan hasil -2 ATP
(untuk aktivasi) + 20 ATP (hasil oksidasi beta) + 60 ATP (hasil
siklus Krebs) = 78 ATP.Sebagian dari asetil-KoA akan berubah
menjadi asetoasetat, selanjutnya asetoasetat berubah menjadi
hidroksi butirat dan aseton. Aseto asetat, hidroksi butirat dan
aseton dikenal sebagai badan-badan keton. Proses perubahan
asetil-KoA menjadi benda-benda keton dinamakan ketogenesis.
Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya
dinamakan kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan
sebagai bahan untuk disintesis menjadi steroid (prosesnya dinamakan
steroidogenesis)4.Sintesis asam lemakAsam lemak juga dapat
disintesis dengan menggunakan jalur sintesis de novo maupun
pemanjangan gugus asam lemak. Jalus sintesis de novo merupakan
jalur ekstramitokondria yang mengubah asetil ko-A menjadi asam
palmitat. Jalur ini akan berlangsung bila ada kelebihan kalori
makanan. Sumber utama jalur ini ialah karbohidrat. Melalui proses
glikolisis dan oksidasi piruvat akan dihasilkan asetil Ko-A.
Awalnya asetil ko-A akan diubah ke malonil ko-A dengan bantuan
asetil ko-A karboksilase. Selanjutnya malonil ko-A akan masuk ke
kompleks enzim untuk menghasilkan asam palmitat. Kompleks enzim ini
terdiri dari 7 enzim yang akan menambah 2 atom C pada setiap kerja
enzimnya4. EikosanoatMerupakan senyawa yang berasal dari asam lemak
tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh disini bersifat essensial,
yaitu asam linoleat (6), asam alfa linolenat (3) dan asam
arakhidonat (9). Sintesis eikisanoat melalui jalan metabolisme
siklooksigenasi dan lipokigenase. Akan menghasilkan leukotrien,
prostaglandin, prostasiklin, dan tromboksan4
TriasilgliserolSintesis triasilgliserol terjadi di hati, jaringan
adiposa dan mukosa usus. Proses ini terutama terjadi di mikrosom.
Proses di mukosa usus terjadi melalui reaksi
berikut:2-monoasilgliserol + 2 asil ko-A triasilgliserol + 2
koATriasilgliserol diangkut dalam khilomikron ke limfe untuk masuk
ke dalam darah. Proses di hati terjadi melalui reaksi
berikut:Gliserol 3-P + 3 asil-koA triasilgliserol + 3 koA +
PiGliserol 3-P bisa didapat melalui gliserol maupun glukosa melalui
proses glikolisis. Namun gliserol disini tidak dapat dipakai karena
keatifan glikokinase yang rendah. Proses di jaringan adiposa
melalui :Gliserol 3-P + 3 asil-koA triasilgliserol + 3 koA +
PiTidak seperti di hati dan mukosa usus, triasilgliserol yang
terbentuk disini akan disimpan di jaringan adiposa2.Katabolisme
triasilgliserol Triasilgliserol harus dihidrolisis oleh lipase
menjadi unsur pokoknya yaitu asam lemak dan gliserol sebelum dapat
dikatabolisme lebih lanjut, di mana sebagian besar proses ini
terjadi di jaringan adiposa disertai pembebasan asam lemak bebas ke
dalam plasma tempat asam-asam ini berikatan dengan albumin serum,
dan gliserol kembali ke hati untuk diubah menjadi dihidroksiaseton
fosfat dan memasuki jalur glikolisis atau glukoneogenesis.
Lipase-lipase yang terdapat pada jaringan lemak merupakan enzim
kunci yang membebaskan simpanan energi, dan lipase yang
mengatalisis asam lemak yang pertama merupakan suatu enzim yang
terkontrol oleh hormon, hormone-sensitive lipase. Kontrol ini
disesuaikan dengan kecepatan sintesis triasilgliserol untuk
memastikan kecukupan energi dan tidak terjadi obesitas5.
Metabolisme karbohidratGlikolisisMerupakan proses di mana
glukosa diubah menjadi energi untuk kerja. Dapat berlangsung baik
secara aerob maupun anaerob, namun pada anaerob jumlah energi yang
dihasilkan lebih sedikit dan produk akhirnya berupa laktat. Proses
glikolisis memerlukan serangkaian enzim yang semuanya terletak di
sitosol. Tahapan glikolisis adalah sbb (gambar 3): Glukosa
mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
heksokinase atau glukokinase dengan menggunakan ATP sebagai donor
fosfat. Glukosa 6-fosfat tidak dapat meninggalkan sel.
Glukosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 6-fosfat oleh
fosfoheksosa isomerase, dan diikuti reaksi fosforilasi oleh
fosfofruktokinase untuk membentuk fruktosa 1,6 bifosfat, di mana
proses ini memerlukan ATP lagi. Reaksi fosfofruktokinase secara
fungsional dapat dianggap reversibel dalam kondisi fisiologis dan
dapat diinduksi dan diatur secara alosterik serta memiliki peranan
besar dalam mengatur glikolisis (enzim regulator).
Fruktosa 1,6 bifosfat dipecah menjadi gliseraldehid 3-fosfat dan
dihidroksiaseton fosfat oleh aldolase. Kedua molekul tsb dapat
saling terkonversi oleh enzim fosfotriosa isomerase.
Gliseraldehid 3-fosfat dioksidasi menjadi 1,3-bisfosfogliserat
oleh gliseraldehid 3-fosfat dehidrogenase (dihambat oleh
iodoasetat), dengan juga membentuk NADH+H+
Gambar 3. Glikolisis2
1,3-bisfosfogliserat diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim
fosfogliserat kinase di mana juga menghasilkan ATP. Karena untuk
setiap molekul glukosa yang mengalami glikolisis dihasilkan dua
molekul triosa fosfat, pada tahap ini dihasilkan dua molekul ATP
per molekul glukosa. Pada tahap ini, besar kemungkinannya terbentuk
2,3-bisfosfogliserat (gambar 4) yang merupakan zat antara dalam
reaksi ini.
3-fosfogliserat mengalami isomerasi menjadi 2-fosfogliserat oleh
fosfogliserat mutase
2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim
enolase, dimana enolase dihambat oleh fluorida. Fosfat dari
fosfoenol piruvat akan dipindahkan ke 2 molekul ADP membentuk 2 ATP
oleh piruvat kinase. Enol piruvat yang tersisa akan segera diubah
menjadi piruvat yang jauh lebih stabil. Pada keadaan aerob, piruvat
diserap ke dalam mitokondria.
Gambar 4. Pembentukan 2,3 bifosfogliserat2
Pada keadaan anaerob, NADH tidak dapat direoksidasi melalui
rantai respiratorik menjadi oksigen. Piruvat direduksi oleh NADH
menjadi laktat yang dikatalisis oleh laktat dehidrogenase.
Reoksidasi NADH melalui pembentukan laktat memungkinkan glikolisis
berlangsung tanpa oksigen dengan menghasilkan cukup NAD+ untuk
siklus berikutnya yang dikatalisis oleh gliseraldehid 3-fosfat
dehidrogenase.
Hasil dari proses glikolisis adalah= -2 + (2x3) + (2x2) + (2x2)
= 8 ATP. 2
Oksidasi piruvat menjadi Asetil-KoADalam jalur ini, piruvat
dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA, yang
terjadi di dalam mitokondria sel. Reaksi ini dikatalisir oleh
berbagai enzim yang berbeda yang bekerja secara berurutan di dalam
suatu kompleks multienzim yang berkaitan dengan membran interna
mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks
piruvat dehidrogenase dan analog dengan kompleks alfa-keto glutarat
dehidrogenase pada siklus asam sitrat. (gambar 5)
Piruvat dehidrogenase dihambat oleh produknya, yaitu asetil-koA
dan NADH. Enzim ini juga diatur melalui fosforilasi suatu kinase
kompleks multienzim ini sehingga aktivitasnya menurun, dan akan
meningkat kembali apabila dilakukan defosforilasi oleh suatu
fosfatase. Kinase diaktifkan oleh peningkatan rasio [ATP]/[ADP],
[asetil-koA]/[koA], dan [NADH]/[NAD+]. Piruvat dehidrogenase akan
dihambat aktivitasnya jika tersedia banyak ATP dan bila asam lemak
teroksidasi sehingga karbohidrat terhemat (gambar 6).
Hasil dari tahap ini adalah= (2x3) = 6 ATP. 2Gambar 6.
Pengaturan PDH2Gambar 5. Piruvat menjadi Asetil-koA2
Siklus Asam Sitrat (SAS) / Tricarbocilic Acid (TCA)Fungsi utama
siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk
oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena
glukosa, asam lemak dan banyak asam amino dimetabolisir menjadi
asetil-KoA atau intermediat yang ada dalam siklus tersebut. Proses
ini bersifat aerob yang memerlukan oksigen sebagai oksidan terakhir
dari koenzim-koenzim yang tereduksi. Enzim-enzim pada siklus asam
sitrat terletak di matriks mitokondria.2
Proses siklus asam sitrat adalah sbb (gambar 7):1. Asetil-koA
dan oksaloasetat membentuk sitrat dikatalisis oleh sitrat sintase
yang turut membebaskan koASH
1. Sitrat mengalami isomerasi menjadi isositrat oleh akonitase
(akonitat hidratase). Racun fluoroasetat bersifat toksik karena
fluroasetil-koA berkondensasi dengan oksaloasetat membentuk
fluorositrat yang menghambat akonitase sehingga terjadi penimbunan
sitrat.
1. Isositrat mengalami dehidrogenasi menjadi oksalosuksinat lalu
mengalami dekarboksilasi menjadi alfa-ketoglutarat oleh enzim
isositrat dehidrogenase. Reaksi ini memerlukan NAD+ dan Mg2+ atau
Mn2+ serta membebaskan CO2
1. Alfa-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif oleh
kompleks alfa-ketoglutarat dehidrogenase yang memerlukan kofaktor
tiamin difosfat, lipoat, NAD+, FAD, dan koA serta menyebabkan
terbentuknya suksinil-koA dan pembebasan CO2. Reaksi ini dihambat
oleh arsenit.
1. Suksinil-koA diubah menjadi suksinat oleh suksinat tiokinase
(suksinil koA sintetase), di mana reaksi ini adalah satu-satunya
contoh fosforilasi tingkat substrat di siklus asam sitrat.
1. Suksinat menjadi fumarat dengan enzim suksinat dehidrogenase
yang mengandung FAD dan protein besi-sulfur (Fe-S)
1. Fumarat menjadi malat dengan cara dihidrolisis oleh fumarase
(fumarat hidratase)
1. Malat diubah menjadi oksaloasetat oleh malat dehidrogenase
yang memerlukan NAD+Gambar 7. Siklus asam sitrat2
Hasil dari siklus ini yaitu 3 molekul NADH, 1 FADH2, dan 1 ATP
(atau GTP) sehingga 1 siklus menghasilkan 12 ATP untuk 1 molekul
asetil-koA. 2
Jalur pentosa fosfat (Pentose Hexose Pathway/PPP)Dikenal juga
sebagai Hexose Monophosphate Pathway, merupakan sebuah jalur
metabolik oksidatif yang terletak di sitoplasma dan dimulai dari
glukosa 6-fosfat. Reaksi ini menghasilkan 2 prekursor jalur
anabolik: NADPH+H+ (untuk biosintesis asam lemak) dan ribosa
5-fosfat (biosintesis nukleotida). Meliputi proses: Fase oksidatif
nonreversibelGlukosa 6-fosfat mengalami dehidrogenasi menjadi
6-fosfoglukonat melalui pembentukan 6-fosfoglukonolakton yang
dikatalisis oleh glukosa 6-fosfat dehidrogenase yang memerlukan
NADP+. Kemudian mengalami dekarboksilasi untuk menghasilkan suatu
pentosa, ribulosa 5-fosfat dengan dikatalisis oleh 6-fosfoglukonat
dehidrogenase yang juga memerlukan NADP+.
Fase nonoksidatif reversibelRibulosa 5-fosfat 3-epimerase
mengubah konfigurasi ribulosa 5-fosfat menjadi xilulosa 5-fosfat,
sedangkan apabila menggunakan ribosa 5-fosfat ketoisomerase, akan
menjadi ribosa 5-fosfat. Transketolase (memerlukan Mg2+ dan tiamin
difosfat) memindahkan 2 unit C dari xilulosa 5-fosfat ke ribosa
5-fosfat membentuk sedoheptulosa 7-fosfat dan gliseraldehid
3-fosfat. Kedua produk ini akan mengalami transaldolasi oleh
transaldolase yang memindahkan 3 unit C dari sedoheptulosa ke
gliseraldehid 3-fosfat membentuk glukosa 6-fosfat dan eritrosa
4-fosfat. Dalam suatu reaksi lebih lanjut yang dikatalisis
transketolase, eritrosa 4-fosfat akan menerima 2 unit C dari
xilulosa 5-fosfat sehingga menjadi fruktosa 6-fosfat yang dapat
berisomer menjadi glukosa 6-fosfat serta terbentuk gliseraldehid
3-fosfat yang kemudian dapat menjadi setengah molekul glukosa
6-fosfat menggunakan enzim fruktosa 1,6-bifosfatase melalui
pembentukan fruktosa 6-fosfat.2
GlukoneogenesisMerupakan pembentukan glukosa atau glikogen dari
molekul non-karbohidrat. Substrat utamanya adalah asam-asam amino
glukogenik, laktat, gliserol, dan propionat. Hati dan ginjal adalah
jaringan glukoneogenik utama.
Siklus Cori dan alanin (gambar 8)1. Siklus Cori: laktat yang
dibentuk melalui glikolisis di otot rangka dan eritrosit akan
diangkut ke hati dan ginjal untuk diubah menjadi glukosa. Proses di
hati diawali dengan pengubahan laktat menjadi piruvat oleh laktat
dehidrogenase yang akan menghasilkan NADH. Piruvat tidak bisa
langsung diubah menjadi fosfoenol piruvat, karena itu piruvat akan
membentuk oksaloasetat secara langsung dikatalisis oleh piruvat
karboksilase dan masuk ke siklus asam sitrat sampai menjadi malat.
Malat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat menggunakan fosfoenol
piruvat karboksilase. Fosfoenol piruvat yang terbentuk akan
mengalami reaksi kebalikan dari glikolisis menggunakan enzim yang
sama dengan glikolisis sampai mencapai fruktosa 1,6-bifosfat yang
membutuhkan fruktosa 1,6-bifosfatase untuk kembali menjadi fruktosa
6-fosfat. Fruktosa 6-fosfat akan kembali menjadi glukosa 6-fosfat,
dan glukosa 6-fosfat akan kembali menjadi glukosa oleh glukosa
6-fosfatase. 2
1. Siklus alaninPada keadaan puasa, terjadi pengeluaran alanin
yang cukup banyak dari otot rangka, jauh melebihi konsentrasinya di
protein otot yang sedang dikatabolisme. Alanin dibentuk melalui
transaminasi piruvat yang dihasilkan oleh glikolisis glikogen otot
dan diekspor ke hati tempat zat ini kembali mengalami transaminasi
menjadi piruvat.2Gambar 8. SIklus Cori dan siklus alanin2
Sintesis glukosa dari asam aminoSemua asam amino kecuali leusin
dan lisin dapat menyuplai karbon untuk proses glukoneogenesis
karena keduanya bersifat ketogenik bukan glukogenik, tidak seperti
asam amino lainnya yang menyandang kedua peranan. Jika katabolisme
setidaknya dapat membentuk senyawa intermedia dari siklus asan
sitrat, maka glukosa dapat dibentuk dari asam amino tsb, di mana
katabolisme dari asam amino memasuki siklus asam sitrat pada lebih
dari satu titik.
Sintesis glukosa dari lemakLipid terpecah menjadi komponen
penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak dapat
dioksidasi menjadi asetil-koA. Selanjutnya asetil-koA masuk dalam
siklus asam sitrat, sementara itu gliserol masuk dalam jalur
glikolisis melalui fosforilasi oleh gliserol kinase menjadi
gliserol 3-fosfat yang dikonversikan oleh gliserol 3-fosfat
dehidrogenase menjadi dihidroksiaseton fosfat. Katabolisme asam
emak yang menghasilkan propionil-koA juga dapat membentuk glukosa
dengan menjadi asetil-koA pada siklus asam sitrat. 2 Gambar 9.
Regulasi glikolisis6 Glikogenolisis dan glikogenesisGlikogen otot
berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk
proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen
hati sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa
keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya pada
saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam berpuasa, glikogen
hati hampir seluruhnya terkuras. Meskipun glikogen otot tidak
secara langsung menghasilkan glukosa bebas (karena otot tidak
memiliki glukosa 6-fosfatase), namun piruvat yang dibentuk oleh
glikolisis di otot dapat mengalami transaminase menjadi alanin yang
dapat ditranspor untuk glukoneogenesis hati.Tahapan glikogenesis
adalah sbb (gambar 10):1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi
glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada lintasan
glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase
sedangkan di hati oleh glukokinase.Gambar 10. Glikogenesis2
1. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi
dengan bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Selanjutnya
glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk
membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir
oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
1. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk
ikatan glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal
glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang
sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk
memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk
pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
1. Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1 4
untuk membentuk rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen
sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat
molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul
glikogen yang melebihi jumlah molekul glikogenin.
1. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan
penambahan glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11 residu
glukosa, maka branching enzyme memindahkan bagian dari rantai 1 4
(panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan
untuk membentuk rangkaian 1 6 sehingga membuat titik cabang pada
molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan
lebih lanjut pada ikatan 1 4 dan 1 6 lainnya.
Struktur glikogen yang sangat bercabang menghasilkan banyak
tempat untuk glikogenolisis sehingga glukosa 1-fosfat dapat
dihasilkan untuk digunakan oleh otot. Namun jika glukosa dari diet
tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk
mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan
glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari
glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk
memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan
enzim glikogen fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses
fosforolisis rangkaian 1 4 glikogen untuk menghasilkan glukosa
1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul
glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah
residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 1 6. Enzim lain,
glukan transferase, memindahkan tiga residu glukosil dari empat
residu yang tersisa pada satu cabang. Kemudian, satu residu
glukosil yang tersisa akan dilepaskan menjadi molekul glukosa bebas
oleh debranching enzyme.
Aktivitas glikogen sintase dan glikogen fosforilase dipengaruhi
oleh modifikasi kovalen. Pengikatan fosfor pada enzim akan
menyebabkan glikogen sintase menjadi inaktif sedangkan glikogen
fosforilase menjadi aktif, dan sebaliknya.
1. FruktosaDi hati, fruktosa mengalami glikolisis yang lebih
cepat daripada glukosa karena tidak mengalami katalisis oleh enzim
fosfofruktokinase. Fruktokinase mengkatalisis fosforilasi fruktosa
menjadi fruktosa 1-fosfat dalam hari, ginjal, dan usus. Enzim ini
tidak terpengaruh puasa dan kadar insulin sehingga menyebabkan
normalnya kecepatan penyingkiran fruktosa dalam darah meski
mengidap diabetes mellitus.
Fruktosa 1-fosfat dipecah menjadi D-gliseraldehida dan
dihidroksiaseton fosfat oleh aldolase B yang terdapat di hati dan
juga berfungsi dalam memecah fruktosa 1,6-bifosfat pada glikolisis.
D-gliseraldehida memasuki memasuki proses glikolisis dengan
mengalami fosforilasi menjadi gliseraldehid 3-fosfat oleh
triokinase.
Adanya sorbitol dehidrogenase di hati, termasuk janin,
bertanggung jawab untuk perubahan sorbitol menjadi fruktosa.2
1. GalaktosaSenyawa ini mudah diubah menjadi glukosa di hati.
Galaktokinase mengatalisis fosforilasi galaktosa dengan menggunakan
ATP. Galaktosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin difosfat glukosa
membentuk uridin difosfat galaktosa dan glukosa 1-fosfat oleh
galaktosa 1-fosfat uridil transferase, sedangkan reaksi sebaliknya
dikatalisis oleh uridin difosfat galaktosa 4-epimerase di mana
reaksi ini memerlukan NAD+ sebagai koenzim. Uridin difosfat glukosa
kemudian bergabung dengan glikogen. Akibat uridin difosfat
4-epimerase, glukosa dapat diubah menjadi galaktosa guna membentuk
laktosa pada air susu. (gambar 11)
Gambar 11. Glukoneogenesis dari galaktosa dan pembentukan
laktosa2
1. Asam uronatDi hati, jalur asam uronat mengatalisis perubahan
glukosa menjadi asam glukuronat, asam askorbat (kecuali pada
manusia dan spesien lain yang asam askorbatnya adalah vitamin) dan
pentosa. Jalur ini merupakan jalur alternatif yang tidak
menghasilkan ATP. Glukosa 6-fosfat mengalami isomerasi menjadi
glukosa 1-fosfat yang kemudian bereaksi dengan uridin trifosfat
(UTP) membentuk uridin difosfat glukosa oleh UDP glukosa
pirofosforilase. UDP glukosa dioksidasi di C6 oleh UDP glukosa
dehidrogenase menghasilkan UDP-glukuronat, di mana reaksi ini
memerlukan NAD+. UDP-glukuronat dapat dipakai untuk digabungkan
membentuk hormon steroid, bilirubin, dan sejumlah obat yang
dieksresi melalui urin atau empedu sebagai konjugat
glukuronida.
Glukuronat direduksi menjadi L-gulonat oleh L-gulonolakton
oksidase menjadi 2-keto-L-gulonolakton lalu menjadi askorbat.
Reaksi ini tidak berlaku untuk hewan primata dan marmut.
1. Gula aminGlukosa dapat diubah menjadi glukosamin untuk
membentuk glikosaminoglikan dengan cara mengubah fruktosa 6-fosfat
pada glikolisis menjadi glukosamin 6-fosfat menggunakan
amidotransferase yang mengambil donor amin dari glutamin.
Glukosamin 6-fosfat akan diproses lebih lanjut menjadi
UDP-glukosamin atau UDP-N-asetilglukosamin untuk membentuk
glikosaminoglikan, atau dapat juga menjadi asam sialat dengan
penambahan fosfoenol piruvat. Glukosamin 6-fosfat juga dapat
diperoleh dari pengikatan fosfat pada glukosamin. 2Asupan
GiziKebutuhan gizi seseorang juga meningkat seiring dengan
pertumbuhan yang ia alami. Pada masa pertumbuhan (masa pubertas)
kebutuhan gizi relatif lebih tinggi dibandingkan saat kanak-kanak
untuk menunjang laju kerja hormon pertumbuhan seorang manusia.
Peningkatan kebutuhan gizi juga dapat terjadi pada ibu yang sedang
hamil maupun menyusui. Hal ini adalah normal karena selain memberi
nutrisi bagi dirinya sendiri, ibu hamil dan menyusui juga memberi
nutrisi bagi bayi yang dikandungnya. Selain itu, pada orang yang
sering melakukan aktivitas fisik lebih dari orang normal (seperti
pada atlet), tentu saja memerlukan nutrisi yang lebih besar sebagai
penyeimbang terhadap tingkat kebutuhan gizinya.7Yang terakhir pada
keadaan patologis tertentu, dibutuhkan asupan gizi yang cukup
sehingga tubuh dapat segera kembali ke fungsi homeostasisnya.7
Adapun zat yang diperlukan sebagai komponen pemenuhan gizi
setiap individu ialah: KaloriProteinLemak
KarbohidratVitaminMineralAir Pembahasan dari masing-masing komponen
gizi ini akan lebih didalami pada sub bagian konsumsi karbohidrat,
protein dan lemak. Penilaian tentang menu makanan baik secara
kualitatif dan kuantitatif diperlukan dalam menentukan komposisi
gizi makanan. Oleh karena itu secara rata-rata setiap makanan telah
digolongkan dalam kelompok tertentu dalam hubungannya degan
pemenuhan salah satu atau beberapa unsur zat gizi. Contohnya saja
nasi digolongkan ke dalam makanan berkarbohidrat tinggi, meskipun
di dalamnya juga terdapat kandungan protein (berdasarkan data
didapatkan dalam 100 gram nasi terkandung 78, 9 gram karbohidrat
dan 7, 4 gram protein).7Penggolongan ini perlu untuk menilai
proporsi makanan yang baik dalam menu sehari-hari sesuai dengan
kebutuhan gizi seseorang. Standar utama untuk menilai kualitas
makanan sehari-hari ialah makanan tersebut memenuhi syarat 4 sehat
5 sempurna.
Gambar 12. Piramida MakananSumber : www.google.comGambar diatas
menunjukan tentang piramida makanan. Pada piramida makanan ini
tergambar proporsi dan komposisi dari masing-masing komponen zat
gizi. Yang dimaksud dengan makanan 4 sehat 5 sempurna adalah bahan
makanan yang terdapat di dalam piramida makanan ini ditambah dengan
asupan susu setiap hari.8 Adapun keempat bahan lain selain susu
ialah: Karbohidrat kompleks : yang dimaksud dengan karbohidrat
kompleks ialah makanan yang mengandung oligosakarida dan
polisakarida (lebih dari 2 gugus gula). Bahan makanan yang
mengandung karbohidrat kompleks ialah nasi, roti, mie, kentang,
umbi-umbian ataupun sagu. Vitamin dan Mineral : bahan makanan ini
merupakan jenis bahan makanan kedua terbanyak yang harus diberi.
Fungsinya tentu saja menjaga kestabilan proses dalam tubuh. Adapun
bahan makanan yang mengandung vitamin dan mineral adalah sayur dan
buah-buahan. Protein : bahan makanan yang mengandung protein
berfungsi sebagai zat pembangun tubuh. Protein memiliki fungsi yang
sangat khas dan penting bagi kelanjutan struktural tubuh. Oleh
karena itu asupan protein seperti yang terkandung di dalam daging,
ikan, tahu, tempe, dan kacang-kacangan menjadi hal yang penting
bagi tubuh. Karbohidrat simpleks: yang dimaksud dengan karbohidrat
simpleks ialah bahan makanan yang mengandung monosakarida dan
disakarida yang lebih mudah mengalami oksidasi di dalam tubuh untuk
menghasilkan energi. Frekuensi makan karbohidrat simpleks ialah
yang terkecil dibanding zat gizi yang lain. Bahan makanan seperti
madu mengandung jenis karbohidrat ini.8 Susu sebagai pelengkap yang
berfungsi membantu pertumbuhan tulang dan gigi.Adapun komposisi
yang normal dari ketiga bahan makanan utama yaitu protein 10-15%
total kalori/hari, lemak 20-35% total kalori/hari dan karbohidrat
65-70% total kalori/hari. Komposisi ini bukanlah hal yang mutlak
karena hanya berdasarkan rata-rata kelompok, sedangkan kebutuhan
setiap individu bervariasi tergantung pada berbagai faktor antara
lain aktivitas sehari-hari.8Setelah dikonsumsi, bahan makanan akan
dioksidasi dalam tubuh. Hasil oksidasi tersebut adalah berupa
energi. 1 gram lemak menghasilkan energi sebesar 9 kkal/gram.
Sedangkan 1 gram protein dapat menghasilkan 4 kkal/gram. 1 gram
karbohidrat menghasilkan 4 kkal/gram. Sehingga bila diketahui kadar
karbohidrat, protein dan lemak dari berbagai bahan makanan, kita
dapat mengetahui jumlah kalori suatu bahan makanan dan asupan
kalori perhari seseorang.7,8 Pola makan yang baik bagi pemenuhan
kebutuhan sehari-hari dirumuskan melalui pedoman umum gizi seimbang
(PUGS). Ada 13 poin dalam penjabaran PUGS. 13 langkah ini adalah
penjabaran dari 4 sehat 5 sempurna dalam kehidupan sehari-hari.
Yang dimaksud dengan PUGS ialah:1. Makanlah aneka ragam makanan.2.
Makanlah makanan utk memenuhi kecukupan energi.3. Makanlah makanan
sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.4. Batasi
konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dr kebutuhan energi.5.
Gunakan garam beryodium.6. Makanlah makanan sumber zat besi.7.
Berikan saja pada bayi sampai umur 6 bln dan tambahkan MP-ASI
sesudahnya.8. Biasakan makan pagi.9. Minumlah air bersih yg aman
dan cukup jumlahnya.10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.11.
Hindari minum minuman beralkohol.12. Makanlah makanan yg aman bagi
kesehatan.13. Bacalah label pada makanan yg dikemas.
Berat badan berlebih dapat dilihat dari status gizi seseorang.
Status gizi ialah tetapan tingkatan pemenuhan gizi seseorang
berdasarkan indeks massa tubuhnya. Indeks massa tubuh seseorang
dapat diketahui berdasarkan rumus berikut ini:
IMB =
Berdasarkan indeks massa tubuh, individu dapat diklasifikasikan
kedalam kelompok dengan berat badan kurang, normal dan berlebih.
Klasifikasi dari WHO tidak cukup cocok dengan wilayah asia. Oleh
karena itu dibuat klasifikasi untuk wilayah asia pasifik.
Klasifikasinya adalah sebagai berikut:Berat badan kurang : <
18,5Berat badan normal: 18,5 22,9Berat badan lebih: >23 dengan
resiko: 23 24,9 obesitas kelas I : 25 29,9 obesitas kelas II:
>30Status gizi selain memakai indeks massa tubuh juga dapat
menggunakan indeks Broca. Rumus dari indeks Broca adalah sebagai
berikut: Untuk usia < 40 tahun, berat badan normal = tinggi
badan 100 10%( tinggi badan 100 ) Untuk usia 40 tahun, berat badan
normal = tinggi badan 100Pada indeks Broca, status gizi kurang
ialah bila berat badannya kurang dari berat badan normal dan status
gizi lebih ialah bila berat badan diatas angka normal.7
Pada saat melakukan olahraga kita memerlukan nutrisi yang tepat
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti
pingsan. Nutrisi yang baik bersama latihan yang teratur, kemampuan
alami, keterampilan, dan motivasi merupakan faktor-faktor utama
yang akan mempengaruhi penampilan. Minuman penambah tenaga yang
mengandung kafein harus dihindari jika kita menderita sakit jantung
dan gangguan lambung.Prinsip Nutrisi Makanlah secara teratur dan
jangan melupakan jam makan anda. Tinggalkan makanan/ minuman yang
diiklankan secara berlebihan sebagai suplemen penguat, olahragawan
juga harus menghindari jenis-jenis makanan yang tidak bergizi,
serta pilihlah makanan berdasarkan pedoman empat sehat lima
sempurna. Pilihlah hidratarang kompleks seperti nasi beras tumbuk/
merah, roti bekatul, havernut dengan sayuran dan protein
hewani/nabati (daging tidak berlemak/kacang-kacangan) serta buah.
Makan dalam jumlah cukup untuk mempertahankan berat badan, hindari
perubahan berat bahan yang drastis.Makan sebelum berolahragaSebelum
berolahraga sebaiknya kita menghindari makan berlebihan sebelum
berolahraga, makanlah makanan seperti hidratarang kompleks seperti
nasi, 3-4 jam sebelum berolahraga dan minum air/ cairan isotonis
sebelum dan selama berolahraga.Makn pada olahraga sepanjang
hariSemua olahraga yang memakan waktu lama seperti erenang, tenis
dan senam memerlukan banyak tenaga dan pasokan nutrien yang terus
menerus. Berikut pedoman kapan dan apa yang harus dimakan dalam
saat-saat sebelum dan selama berolahraga. Satu jam atau kurang
sebelum berolahraga : 1. Sari buah dan sayuran seperti jeruk,
jambu, tomat, dll2. Buah segar seperti apel, semangka, peach,
anggur atau jeruk.3. Minum minuman isotonis Dua hingga tiga jam
sebelum berolahraga :1. Sari buah dan buah segar dan/ atau2. Roti
atau kue-kue dengan jumlah mentega atau keju yang terbatas3.
Semangku4. k sereal dengan susu rendah lemak Empat jam atau lebih
sebelum berolahraga :1. Roti sandwich atau hamburger dengan
sepotong daging yang tidak berlemak dan sayuran (ketimun, tomat)2.
Buah segar (rujak) dan sayuran segar (salad, gado-gado)3. Makanan
padat dimakan 2-3 jam sebelum berolahraga, minuman dapat diminum
satu jam atau kurang sebelum berolahraga dan minuman yang isotonis.
Mengendalikan berat badan1. Minum dan makan menurut kebutuhan (diet
yang baik dan seimbang) berdasarkan pedoman empat sehat lima
sempurna2. Diet ketat dapat menurunkan simapan energi3. Pengurangan
komsumsi cairan untuk menurunkan berat badan dapat menimbulkan
dehidrasi yang berat dan penampilan yang buruk.Kebutuhan
energiPerhitungan kebutuhan energi untuk orang tersebut (misalnya
sekitar 1500 kcal untuk BMR) harus ditambah dengan 420 kcal
sehingga jumlah kebutuhan keseluruhannya adalah sekitar 1900 kcal.
Perlu pula diingat bahwa semakin cepat suatu olahraga dilakukan dan
semakin besar berat badan seseorang, maka semakin tinggi pula
kebutuhan kalori bagi kegiatan atau olahraga yang sama.Kebutuhan
cairanCairan merupakan unsur yang paling perlu diperhatikan oleh
seorang olahragawan karena akan menggantkan cairan tubuh yang
hilang lewat pengeluaran keringat. Minuman yang baik sebagai sumber
cairan adalah larutan yang mengandung elektrolit dan dekstrosa
dengan jumlah seimbang seperti larutan oralit serta minuman
olahraga. Minuman semacam ini bersifa isotonis sehingga menghindari
terjadinya gejala kembung yang mungkin dialami oleh seorang atlit
jika meminum air putih dalam jumlah banyak sekaligus. Kekurangan
cairan pada waktu olahraga dapat meimbulkan dehidrasi, heat stroke,
kerusakan organ dan bahkan kematian. Sebaiknya atlit minum 1 sampai
2 gelas (200 samai 300 ml), 5 hingga 15 menit sebelum berolahraga
atau bertanding, dan kemudian sekitar 100 ml lagi setiap 15-20
menit jika melakukan olahraga yang berat.Kebutuhan vitamin/
mineralOrang yang sehat sebenarnya tidak memerlukan suplementasi
vitamin dan mineral jika makannannya bergizi baik dan seimbang.
Namun, seorang atlit yang sangat aktif mungkin memerlukan kebutuhan
kalori yang tinggi sehingga dibutuhkan suplemen vitamin dan
mineral. Beberapa jenis vitamin dan mineral yang mungkin diperlukan
: Vitamin C dengan dosis optimal dapat meningkatkan ketahanan fisik
Kebutuhan kalsium ppada seorang atlit bukan hanya bagi pertumbuhan
tubuhnya saja tetapi juga untuk mempertahankan intergritas tulang
selama melakukan latihan yang berat.atlit dapat mengkomsumsi
kalsium 1000 mg per hari. Seorang atlit tidak boleh terkena anemia
karena dapat menggangu kinerjanya. Pertumbuhan otot yang cepat pada
atlet dengan olahraga beban akan memerlukan zat besi yang tinggi
sehingga diperlukan suplemen zat besi, asam folat dan vitamin C di
samping asam amino essensial. Hilangnya natrium lewat keringat
dapat digantikan dengan kandungan natrium dalam diet yang
normal.10PingsanSeringkali pada saat melakukan aktivitas
sehari-hari kita bisa menemukan teman ato kerabat atau bahkan diri
kita sendiri mengalami ketidak sadaran diri atau pingsan. Pingsan
adalah keadaan di mana seseorang dalam keadaan tidak sadarkan diri
dan biasanya hal ini terjadi hanya beberapa menit atau bahkan detik
karena otak tidak mendapatkan suplay oksigen dan glukosa yang
dialirkan oleh darah. Pingsa dapat dipengaruhi oleh beberapa hal
yaitu,1. HipoglikemiaAnda yang memiliki riwayat hipoglikemia,
sangat disarankan untuk melakukan olahraga yang ringan. Ketika anda
memaksa tubuh anda untuk terus melakukan olahraga, justru akan
berdampak kurang baik bagi kesehatan anda karena pada dasarnya
penderita hipoglikemia memang mudah lelah. Hipoglikemia sendiri
berarti kondisi di mana kadar glukosa dalam darah di bawah dari
normal sehingga wajar jika terjadi kekurangan suplay oksigen
terutama pada otak. Pada kasus ini, sebenarnya olahraga hanya
menjadi pernatara dari terjadinya pingsan tersebut.2. DehidrasiBagi
anda yang lebih senang melakukan olahraga lari, mungkin anda lebih
baik tidak minum untuk beberapa waktu karena jika anda terlalu
banyak minum, kurang merasa nyaman jika untuk lari. Namun, hal ini
justru meberikan dampak yang kurang baik untuk tubuh anda karena
olahraga memicu keluarnya keringat dan hal ini membuat tubuh anda
kekurangan cairan. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka
tubuh anda mengalami dehidrasi dan hal inilah yang menjadi penyebab
pingsan ketika anda melakukan olahraga.3. Perubahan tekanan
darahKetika anda melakukan olahraga, jelas terjadi perubahan
tekanan darah dan ketika hal ini terjadi, tubuh khususnya organ
jantung dan pembuluh darah kurang bereaksi cepat. Akibatnya aliran
darah tidak lancar dan wajar jika anda mengalami
pingsan.9KesimpulanTubuh manusia sudah di bentuk sedemikian rupa
untuk menseimbangkan sendiri keadaan di dalam tubuh atau
homeostatis. Pada saat kita kekurangan glukosa dalam darah maka
akan dihasilkan glukagon dan terjadi proses-proses yang berfungsi
untuk menaikkan gula darah sehingga dapat dipakai oleh organ-organ
yang membutuhkan glukosa dalam metabolismenya, contohnya seperti
otak. Glukosa lebih sering disimpan terdahulu karena terdapat organ
dalam tubuh yang memerlukan glukosa sebagai bahan utama sehingga,
pada saat berolahraga lebih banyak terjadi lipolisis dan
metabolisme protein terjadi didalam tubuh. Namun, bila seseorang
yang melakukan olahraga sudah kekurangan pasokan lemak dan protein
glukosa juga akan terpakai mengakibatkan berkurangnya simpanan
glukosa dalam tubuh. Otak menggunakan glukosa sebagai bahan utama
dalam metabolismenya, sehingga apabila tubuh kekurangan glukosa
maka akan terjadi hipoglikemia yang menyebabkan otak tidak dapat
melakukan metabolismenya dan kekurangan pasokan darah dan makanan
yang menyebabkan keadaan tidak sadarkan diri atau yang biasa kita
sebut sebagai pingsan.
Daftar Pustaka1. Sumarjo D. Pengantar kimia buku panduan kuliah
mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2009.2. Murray RK, Granner DK,
Mayes PA. Biokimia harper edisi 27. Jakarta: EGC 2009.3.
Harjasasmita. Ikhtisat biokimia dasar B. Jakarta: FKUI 2003.4.
Robert KM, Daryl KG, Peter AM, Victor WR. Biokimia harper. Edisi
ke-27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.141-313.5.
Kuchel P, Ralston G.B. Schaums easy outlines. Jakarta: Penerbit
Erlangga; 2002.6. James J, Baker C, Swain H. Prinsip-prinsip sains
untuk keperawatan. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008.7. Barker HM.
Nutrition and Diet Etics for Health Care 10th edition. London:
Churcil Livigstone 2002.h.102-4.8. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk
mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian rakyat: 2008.h.31-49.9.
Penyebab pingsan saat olahraga yang wajib anda ketahui. Diunduh
dari :
http://konsultasisehat.com/penyebab-pingsan-saat-olahraga-yang-wajib-anda-ketahui.html10.
Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Ed 2. Jakarta: EGC;
2006.