-
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SALIN AN
KEPUTUSAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NO MOR 523 / KMK. 01/ 2014
TENT ANG
PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
Menimbang
Mengingat
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas organisasi,
kinerja pelaksanaan tugas, pelayanan kepada sta keho lders, dan
mewujudkan good go vernance, Kementerian Keuangan telah
melaksanakan Program Reformasi Birokrasi dan menetapkan
Transformasi Kelembagaan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
186 / KMK. 01/ 2013 tentang Program Transformasi Kelembagaan
Kementerian Keuangan;
b. bahwa dalam rangka melaksanakan dan melanjutkan Program
Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kernen terian
Keuangan · se bagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk mencapai
organisasi Kementerian Keuangan yang sehat dan berkinerja tinggi,
perlu dilakukan evaluasi dan monitoring atas perkembangan kondisi
kesehatan organisasi Kementerian Keuangan dari waktu ke waktu;
c. bahwa dalam rangka memberikan arah dan panduan pelaksanaan
penilaian kesehatan organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan,
diperlukan suatu pedoman penilaian kesehatan organ1sas1 di
lingkungan Kementerian Keuangan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Menteri
Keuangan tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian
Keuangan;
1. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara, Serta Susunan Organisasi,
Tugas, Dan Fungsi Unit Eselon I Kementerian Negara sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
14 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2014);
2. Keputusan Presiden Nomor 60/ P Tahun 2013;
3 . Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/ PMK. 01/ 2010 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;
-
Menetapkan
PERT AMA
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
KELI MA
KEENAM
MFNTEnl l
-
KETUJUH
KEDELAPAN
KESEMBILAN
MENTER! KEUANGAN REPUBLJK INDONESIA
-3-
Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan se bagaimana
dimaksud dalam Diktum KELI MA menghasilkan indeks kesehatan
organisasi Kementerian Keuangan (Ministry Of · Finance
Organizational Fitness Index), yang selanjutnya disebut dengan
MOFIN menjadi tolok ukur tingkat kesehatan organisasi Kementerian
Keuangan.
Hasil penilaian kesehatan organisasi Kementerian Keuangan yang
telah dilaksanakan, disusun ke dalam laporan penilaian kesehatan
organisasi Kementerian Keuangan yang dikoordinasikan oleh
Sekretariat Jenderal c.q. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dan
dilaporkan kepada Menteri Keuangan.
Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:
1. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi;
2. Sekretaris Jenderal/Para Direktur Jenderal/ Inspektur
Jenderal/Para Kepala Bada:n di lingkungan Kernen terian
Keuangan;
3. Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi
Informasi;
4. Kepala Biro Hukum Sekretariat Jenderal, Kementerian
Keuangan;
5. Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Jenderal,
Kementerian Keuangan;
6. Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Sekretariat
Jenderal, Kementerian Keuangan;dan
7. Tenaga Pengkaji Bidang Perencanaan Strategik, Sekretariat
Jenderal, Kementerian Keuangan
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Oktober 2014
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd.
BAMBANG P. S. BRODJONEGORO
-
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 523 /KMK.01/2014
TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN ORGANISASI KEMENTERIAN
KEUANGAN
Pedoman Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan
.I ·,
-
I. Definisi Umum
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA - 2 -
BAB I PENDAHULUAN
1 . Kinerja organisasi adalah hasil atau output yang diberikan
oleh suatu organisasi kepada para pemangku kepentingan (s ta keho
lders) dan diukur berdasarkan indikator kinerja organisasi yang
ditetapkan untuk periode tertentu.
2 . Kesehatan organ1sas1 adalah kemampuan organisasi untuk
menyelaraskan, mengeksekusi, dan memperbaharui dirinya lebih cepat
dari organisasi lain di bidangnya sehingga dapat mempertahankan
kinerja yang tinggi dalam jangka panjang.
3 . Survei adalah survei kesehatan organisasi Kementerian
Keuangan, yang menghasilkan Indeks Kesehatan Organisasi Kementerian
Keuangan (Ministry of Finance Organiza tiona l Fi tness Index atau
disingkat MOFIN) .
4. Populasi adalah seluruh pegawai Kementerian Keuangan yang
menjadi unit analisis survei.
5. Sampel adalah sebagian pegawai Kementerian Keuangan yang
memiliki karakteristik yang dapat merepresentasikan kondisi
populasi secara keseluruhan.
6. Responden adalah pegawai Kementerian Keuangan yang ikut serta
di dalam proses pelaksanaan survei.
7. Koordinator survei kesehatan organisasi adalah unit
organisasi yang bertanggung jawab mengoordinasikan pelaksanaan
survei kesehatan organisasi di Kementerian Keuangan, dan dalam hal
ini dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal c . . q. Biro Organisasi
dan Ketatalaksanaan.
8 . Unit pelaksana survei kesehatan organisasi adalah unit
organisasl. yang ·l bertanggung jawab mengoordinasikan ·
pelaksanaan survei di masingmasing unit eselon I yang bersangkutan,
dan dalam hal ini dilaksanakan oleh unit organisasi di
masing-masing unit eselon I yang memiliki tugas dan fungsi di
bidang organisasi.
-
II. Latar Belakang
MENTEHI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
Kementerian Keuangan merupakan Kementerian yang memiliki pos1s1
dan peran strategis serta mempunyai tugas mengelola keuangan dan
kekayaan Negara. Secara garis besar tugas Kementerian Keuangan
dalam mel).gelola keuangan dan kekayaan Negara meliputi kegiatan
menghimpun, mengalokasikan, mendistribusikan, mengarahkan, dan
memanfaatkari potensi keuangan serta menyusun Anggaran Pendapatan
dan Belaµja Negara dalam rahgka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.
Tugas dan kegiatan tersebut selanjutnya diterjemahkan ke dalam
sasaran strategis utama Kementerian Keuangan yang antara lain
meliputi: (i) pendapatan negara yang optimal; (ii) pelaksanaan
belanja negara yang optimal; (iii) pembiayaan dalam jumlah yang
cukup, aman, dan efisien bagi kesinambungan fiskal; (iv) utilisasi
kekayaan negara yang optimal; (v) hubungan keuangan pusat-daerah
yang optimal; dan (vi) pengelolaan keuangan negara yang
akuntabel.
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi, serta mencapai
sasaran strategis tersebut di atas, Kementerian Keuangan perlu
didukung oleh organisasi sehat yang berkinerja tinggi,
ketatalaksanaan yang menjaga tata kelola pemerintahan, serta sumber
daya manusia yang profesional dan berintegritas tinggi.
Selanjutnya, guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada masyarakat, dan untuk
mewuj udkan good go vernance, sejak tahun 2007 Kementerian Keuangan
secara formal telah menggulirkan Program Reformasi Birokrasi,
meskipun persiapan ke arah Reformasi Birokrasi terse but sudah
be.rjalan jauh sebelumnya dengan ditandai dibentuknya Large
Taxpayer Office (LTO) sebagai bagian dari modernisasi administrasi
perpajakan pada tahun 2002.
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang dilakukan Kernen terian
Keuangan sampai dengan saat ini telah memberikan dampak positif dan
signifikan baik untuk lingkup internal Kementerian Keuangan maupun
pada masyarakat dan stakeholders. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Kementerian Keuangan bahkan telah mendorong menginspirasi
Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non Kementerian lainnya untuk
melakukan hal yang sama.
Dalam rangka melanjutkan Program Reformasi Birokrasi dan untuk
meningkatkan efektivitas organisasi, kinerja pelaksanaan tugas, dan
pelayanan kepada sta keho lders, serta sebagai upaya perwujudan
good go vernance, Kementerian Keuangan telah menetapkan Program
Transformasi Kelembagaan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1
86/KMK. 0 1 /20 1 3
··.�
-
MENTERIKEUANGAN
REPUBLll< INDONESIA - 4 -
tentang Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan.
Program Transformasi Kelembagaan tidak hanya terbatas pada aspek
struktur, tugas, dan fungsi organisasi di lingkungan Kementerian
Keuangan namun juga pada aspek-aspek lainnya baik internal maupun
eksternal sehingga output yang dihasilkan juga mencakup
inisatif-inisiatif strategis yang perlu dilakukan baik dalam jangka
pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
Program Transformasi Kelembagaan tersebut di atas bertujuan
untuk:
1 . memperkuat sistem manajemen maupun koordinasi antar unit
eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan;
2. menyederhanakan proses bisnis;
3 . mengonsolidasikan fungsi pelayanan bersama dan sistem
manajemen informasi,
4. meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia lebih tepat
sasaran; dan 5. memperkuat sistem tata kelola.
Program Transformasi Kelembagaan pada dasarnya akan mencakup
seluruh Kementerian Keuangan, namun dalam implementasinya lebih
memfokuskan pada 5 (lima) tema utama sebagai berikut.
a. Terna Sentral, yang meliputi SDM, Organisasi, Manaj emen
Kinerja, dan Teknologi Informasi.
b. Terna Perpajakan. c. Terna Kepabeanan dan Cukai. d. Terna
Perbendaharaan. e. Terna Penganggaran.
Kementerian Keuangan melalui Program Transformasi diharapkan
dapat mencapai Destina tion S ta tement pada an tara lain:
Kelembagaan tahun . 2025,
1 . peningkatan ras10 pajak berdasarkan model Organisa tion for
Economic Co-operation and Developmen t (OECD) dari kisaran 1 5%
(lima belas per seratus) menjadi 1 9% (sembilan belas per seratus)
terhadap Prociuk Domestik Bruto;
2. peningkatan rasio penyerapan anggaran menjadi sekitar 95%
(sembilan puluh lima per seratus) ;
3 . Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan
Pemerintah dari Badan Pemeriksa Keuangan; dan
4. peningkatan kepuasan pengguna layanan Kementerian Keuangan
dari 3 , 9 1 (skala 5) menjadi 4,2 (skala 5) .
-
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 5 -III. Tujuan Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian
Keuangan
Dalam rangka mencapa1 organisasi Kementerian Keuangan yang sehat
dan berkinerja tinggi; perlu dilakukan evaluasi sekaligus moni
toring atas perkembangan kondis� kesehatan organisasi Kementerian
Keuangan dari waktu ke waktu.
Survei kesehatan organisasi Kementerian Keuangan merupakan salah
satu alat · ukur yang objektif untuk mengetahui praktik-praktik
kesehatan organisasi yang telah diterapkan di Kementerian Keuangan.
Hasil dari survei tersebut akan menjadi bahan masukan bagi
kebijakan-kebijakan Kementerian Keuangan di bidang organisasi.
·.�
-
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 6 -
BAB II LANDASAN TEORI PENILAIAN KESEHATAN ORGANISASI
I. Teori Kesehatan Organisasi
Dalam rangka menJaga kualitas kinerja yang baik secara
berkesinambungan, Kementerian Keuangan senantiasa melakukan
usaha-usa'ha perbaikan baik dalam aspek penataan organisasi,
pengembangan proses bisnis, pengelolaan sumber daya manusia dan
teknologi informasi. Untuk memastikan bahwa aspirasi masyarakat
terpenuhi dan kinerja organisasi dapat ditingkatkan, diperlukan
suatu pengukuran yang objektif sehingga aspek-aspek orgamsas1 yang
perlu diperbaiki dapat terdeteksi secara akurat.
Pengukuran tingkat kesehatan organisasi di Kementerian Keuangan
didasarkan pada teori kesehatan organ1sas1 Keller dan Price (20 1 1
) . Penelitian kesehatan organisasi oleh Keller dan Price (20 1 1 )
menunjukkan bahwa untuk mencapai kinerja yang tinggi secara
berkesinambungan, sebuah organisasi harus secara aktif mengelola
kinerja dan kesehatannya.
Gambar 1.Tiga Kelompok Utama dan Sembilan Elemen Kesehatan
Organisasi
Sumber: Survei OH! Kemenlceu (2013)
Terbagl dalam 3 Kelompok: Keselarasan Internal: organlsasl
memillki tujuan yang didukung oleh budaya dan lklim, dan berarti
bagi masing2 lndlvldu karyawan.
Kualltas eksekusl: organlsasl memlliki kemampuan, proses :llC\:
· manajemen, dan motlvasl
· · . untuk mengeksekusi dengan keunggulan.
Kapasltas untuk pembaruan: organisasi efektif pada pernaharnan.
berinteraksi, membentuk. dan beradaptasi dengan sil1Jasi dan
lingkungan ekst.ernal'.
Keller dan Price (20 1 1 ) juga menyatakan bahwa kesehatan
organisasi dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kluster, 9
(sembilan) dimensi, dan 37 (tiga puluh tujuh) indikator praktik
kesehatan organisasi.
Adapun indikator praktik kesehatan organisasi adalah sebagai
berikut. A. Keselarasan Interna l.
Organisasi yang sehat memiliki tujuan bersama yang didukung oleh
budaya dan iklim kerjanya serta memiliki arti yang mendalam bagi
para pegawainya.
·.�
-
1. Arahan
MENTERIKEUANGAN REPUBLll< INDONESIA
- 7 -
Arahan adalah kejelasan arah organisasi, bagaimana organisasi
tersebut mencapainya dan bagaimana arah organisasi memiliki makna
bagi para pegawainya. Indikator-indikator dalam dimensi ini adalah:
a) Visi bersama, yaitu penentuan arah atau visi yang jelas_
melalui
penyusunan dan pengkomunikasian tentang gambaran masa depan
organisasi yang menantang dan jelas;
b) · Kejelasan strategi; yaitu artikulasi arahan dan strategi
yang jelas untuk tercapainya visi atau tujuan organisasi, dan
diterjemahkan menjadi tuj uan atau target tertentu; dan
c) Keterlibatan pegawai, yaitu terlibatnya pegawai di dalam
dialog mengenai arah organisasi dan diskusi mengenai peran pegawai
dalam mencapainya.
2. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah sejauh mana pimpinan
organisasi menginspirasi aktivitas pegawai. Indikator-indikator
dalam dimensi ini adalah: a) Kepemimpinan yang otoriter, yaitu
kepemimpinan yang
menekankan pada hierarki dan tekanan manajerial untuk memastikan
terselesaikannya pekerjaan;
b) Kepemimpinan yang konsultatif, yaitu melibatkan dan
memberdayakan pegawai konsultansi, serta pendelegasian
pekerjaan;
kepemimpinan yang melalui komunikasi,
c) Kepemimpinan yang mendukung, yaitu kepemimpinan yang dapat
membangun lingkungan yang positif dengan ciri-ciri tim yang
harmonis, saling mendukung, serta memberikan perhatian pada
kesejahteraan pegawai; dan
d) Kepemimpinan yang menantang, yaitu kepemimpinan yang dapat
mendorong pegawai untuk berani meneritna tugas atau target yang
menantang, atau berani melakukan sesuatu "yang lebih".
3 . Budaya dan iklim kerja Budaya dan iklim kerja adalah
keyakinan bersama dan kualitas interaksi di dalam dan lintas unit
organisasi. Indikator-indikator dalam dimensi ini adalah: a)
Keterbukaan dan kepercayaan, yaitu budaya dan iklim kerja yang
mendorong kejujuran, transparansi, dan dialog terbuka; b)
Kompetisi internal, yaitu budaya dan iklim kerja yang
menekankan
pada hasil dan capaian, diwarnai dengan iklim kompetisi internal
yang sehat;
c) Disiplin operasional, yaitu budaya dan iklim kerja yang
mengutamakan standar perilaku dan kinerja yang jelas, didukurtg
dengan pengawasan yang melekat; dan
d) Kreativitas dan kewirausahaan, yaitu budaya dan iklim kerja
yang mendukung inovasi, kreativitas, dan pengambilan inisiatif.
-
B. Kua li tas Pela ksanaan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 8 -
Organisasi yang sehat memiliki kemampuan, manajemen proses, dan
motivasi yang baik untuk kesempurnaan pelaksanaan programnya.
1. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah sejauh mana individu
memahami apa yang diharapkan darinya, memiliki cukup kewenangan
untuk melaksanakannya, dan mengambil tanggung jawab u;ntuk
memberikan hasil terbaik. Indikator-indikator di dalam dimensi ini
adalah: a) Kejelasan peran, yaitu akuntabilitas yang dilandasi
dengan
struktur, peran, dan tanggung jawab yang jelas; b) Kontrak
kinerja, yaitu akuntabilitas yang dilandasi dengan tujuan
yang jelas serta target kinerja yang diformalkan dan eksplisit;
c) Manajemen konsekuensi, yaitu akuntabilitas yang dilandasi
dengan menghubungkan imbalan dan konsekuensi dengan kinerja
individu; dan
d) Kepemilikan personal, yaitu akuntabilitas yang dilandasi
dengan kuatnya rasa kepemilikan perorangan dan tanggung jawab
pribadi.
2. Koordinasi dan pengendalian Koordinasi dan pengendalian
adalah kemampuan untuk mengevaluasi kinerja dan risiko organisasi,
dan untuk mengatasi isu dan peluang saat keduanyamuncul.
Indikator-indikator di dalam dimensi ini adalah: a) Kajian kinerja
pegawai, yaitu pemanfaatan penilaian, umpan-balik,
dan pengawasan kinerja pegawai yang telah diformalkan untuk
mengoordinasikan dan mengendalikan perpindahan talenta;
b) Manajemen operasional, yaitu koordinasi dan pengendalian yang
memfokuskan pada indikator kinerja utama dan target operasional
untuk memonitor dan mengelola kinerja organisasi;
c) Manajemen keuangan, yaitu koordinasi dan pengendalian yang
memfokuskan pada efektivitas alokasi dan pengendalian sumber ·�
daya keuangan dalam rangka pengawasan dan pengelolaan kinerja;
d) Standar profesional, yaitu penggunaan standar, kebijakan, dan
aturan yang jelas untuk memastikan kepatuhan (compliance); dan
e) Manajemen risiko, yaitu identifikasi dan mitigasi resiko,
serta tindakan cepat terhadap permasalahan yang muncul.
3 . Kapabilitas Kapabilitas adalah adanya keahlian dan talenta
institusi yang dibutuhkan untuk menjalankan strategi serta
menciptakan keunggulan kompetitif.
-
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 9 -Indikator-indikator di dalam dimensi ini adalah: a)
Perolehan talenta, yaitu penempatan talenta pada posisi yang tepat;
b) Pengembangan talenta, yaitu pengembangan pengetahuan dan
keahlian pegawai; c) Keahlian berbasis proses bisnis, yaitu
penyatuan kapasitas dan
pengetahuan melalui kodifikasi metode dan prosedur (seperti
manual pelatihan dan standar prosedur kegiatan) ; dan
d) Penggunaan keahlian dari pihak luar, yaitu penggunaan sumber
daya dari pihak luar (seperti vendor, mitra kerja, dan konsultan)
untuk mengisi kekosongan kemampuan yang dimiliki organisasi.
4 . Motivasi Motivasi adalah adanya antusiasme yang mendorong
pegawai untuk memberikan usaha lebih untuk memberikan hasil
terbaik. Indikator-indikator dalam dimensi ini adalah: a)
Nilai-nilai yang bermakna, yaitu nilai-nilai yang menarik dan
memiliki makna serta dapat memotivasi pegawai; b) Pimpinan yang
inspiratif, yaitu jajarari pimpinan yang dapat
menginspirasi pegawai melalui dorongan, bimbingan, dan
pengakuan;
c) Kesempatan karir, yaitu pengembangan karir yang memberikan
motivasi kepada pegawai;
d) Insentif keuangan, yaitu penggunaan insentif keuangan
berdasarkan capaian kinerja untuk memotivasi pegawai; dan
e) Penghargaan dan pengakuan, yaitu pemberian pengakuan dan
penghargaan non-finansial untuk mendorong kinerja yang tinggi.
C. Kapasi tas pembaruan.
Organisasi yang sehat secara efektif memahami, berinteraksi
dengan, membentuk, dan beradaptasi dengan situasi dan lingkungan
eksternalnya.
1 . Orientasi eksternal Orientasi eksternal adalah kualitas
kedekatan denganpengguna layanan, pemasok, mitra kerja, dan s ta
keho lder eksternal lainnya. ·.� Indikator-indikator di dalam
dimensi ini adalah:
a) Fokus pada pengguna layanan, yaitu usaha untuk memahami dan
merespon kebutuhan pengguna layanan;
b) Wawasan kompetitif, yaitu usaha untuk memperoleh dan
menggunakan informasi mengenai institusi atau lembaga lain yang
berpotensi menghambat kinerja organisasi untuk mendukung
pengambilan keputusan;
c) Kemitraan kerja, yaitu usaha untuk membangun dan menjaga
jejaringkemitraandengan institusi atau lembaga lain; dan
d) Hubungan kelembagaan dan masyarakat, yaituusaha untuk
membangun hubungan yang kuat dengan publik, masyarakat setempat,
serta lembaga pemerintah lain.
-
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 0 -2. Inovasi dan pembelajaran
Inovasi dan pembelajaran adalah kualitas dan arus ide-ide baru
dan kemampuan o:rganisasi untuk beradaptasi dan membetuk dirinya
sendiri saat dibutuhkan. Indikator-indikator di dalam dimensi ini
adalah:
a)
b)
c)
d)
Inovasi top-down, yaitu dorongan inovasi dan pembelajaran
melalu:i inisiatif pimpinan tingkat tinggi; Inovasi bottom-up,
yaitu dorongan dan penghargaan atas partisipasi 'pegawai di dalam
memberikan pengembangan ide dan inisiatif perbaikan yang baru;
Berbagi pengetahuan, yaitu adanya kerjasama antarunit untuk saling
berbagai pengetahuan; dan Menangkap ide-ide dari luar organisasi,
yaitu usaha untuk mengambil ide-ide dan praktek terbaik dari luar
organisasi.
Selanjutnya, Keller dan Price (20 1 1 ) menyatakan bahwa 3 7
(tiga puluh tujuh) indikator tersebut harus berada di atas batas
nilai tertentu untuk menunjang kesembilan dimensi di atas. Namun
demikian, untuk dapat berkinerja tinggi dalam jangka panJang,
beberapa indikator perlu diprioritaskan. Penelitian m1 menemukan
bahwa beberapa indikator berkorelasi secara positif, dengan
memprioritaskan capaian yang tinggi pada indikator-indikator yang
berkorelasi tersebut dapat secara signifikan menunjang kinerja
organisasi dalam jangka panjang.
Indikator-indikator yang saling terkait tersebut dikelompokkan
menjadi 4 (empat) tipe utama. Organisasi yang bercirikan salah satu
tipe tersebut harus memiliki nilai yang baik paling sedikit 6
(enam) indikator tertentu agar dapat mempertahankan kinerja tinggi
dalam jangka panjang. Tipe-tipe utama organisasi tersebut adalah: 1
. Organisasi yang didorong oleh kepemimpinan yang kuat di tiap
lini.
Indikator-indikator yang harus diprioritaskan bagi organisasi
yang bercirikan tipe ini adalah peluang karir, keterbukaan dan
kepercayaan, kontrak kinerja, pimpinan yang inspiratif, kejelasan
strategi, kajian kinerja pegawai, manaj emen operasional, disiplin
operasional, kepemimpinan yang konsultatif, dan manajemen
konsekuensi.
2. Organisasi yang unggul di dalam eksekusi atau pelaksanaan.
Indikator-indikator yang harus diprioritaskan bagi organisasi yang
bercirikan tipe m1 adalah berbagi pengetahuan, kreativitas dan
kewirausahaan, keterlibatan pegawai, pengembangan talenta,
kompetisi internal, kepemilikan pribadi, inovasi bottom-up, inovasi
top-down, nilainilai yang bermakna, dan manajemen konsekuensi.
. {
-
MENTER! KEUANGAN REPUBLll< INDONESIA
- 11 -3 . Organisasi yang fokus pada kebutuhan pasar atau
pengguna layanan.
±ndikator-indikator yang harus diprioritaskan bagi organisasi
yang bercirikan tipe ini · ::;i.dalah kemitraan kerja, fokus pada
pengguna layanan, wawasan kompetitif, hubungan kelembagaan dan
masyarakat, manajemen keuangan, menangkap ide-ide dari luar
organisasi, keahlian berbasis proses bisnis, visi bersama,
penggunaan keahlian dari pihak luar, dan kejelasan strategi.
4. Organisasi yang berbasis pada pengetahuan ( know ledge). ·
Indikator-indikator yang harus diprioritaskan bagi organisasi yang
bercirikan tipe ini adalah perolehan talenta, kejelasan peran,
manajemen konsekuensi, imbalan dan konsekuensi, kepemilikan
pribadi, kajian kinerja pegawai, peluang karir, kontrak kinerja,
standar profesional, dan manajemen keuangan.
II. Alat Ukur Kesehatan Organisasi
Salah satu alat ukur untuk menilai tingkat kesehatan suatu
organisasi adalah survei kesehatan organisasi. Survei ini digunakan
sebagai diagnosis awal tingkat kesehatan organisasi dan bertujuan
untuk:
a. mengetahui kemampuan organisasi untuk menyelaraskan,
mengeksekusi/melaksanakan, dan mzemperbarui diri lebih cepat
sehingga dapat mempertahankan kinerja tinggi dari waktu ke
waktu;
b. memberikan umpan balik bagi peningkatan kinerja organisasi;
dan
c. memberikan pemahaman mengenai kondisi elemen-elemen penting
yang mempengaruhi kesehatan organisasi.
Alat ukur yang digunakan di dalam survei kesehatan organisasi
adalah kuesioner mengena1 persepsi dan pra kti k kesehatan
organ1sas1. Kuesioner persepsi berisi pertanyaan mengenai persepsi
atas tingkat kesehatan organisasi serta sejauh mana karyawan
menganggap organisasi tersebut "unggul" pada kesembilan dimensi
(atau ou tcome) kesehatan l organisasi. Kuesioner praktik berisi
pertanyaan mengenai praktik manajemen apa saja yang telah
dilaksanakan serta frekuensi dilakukannya praktik-praktik manajemen
tersebut.
Survei kesehatan organisasi perlu dilaksanakan secara rutin
untuk memonitor elemen-elemen kesehatan organisasi dari waktu ke
waktu, sehingga dapat diketahui strategi-strategi aktual yang harus
dilaksanakan untuk mendorong perbaikan-perbaikan pada elemen yang
nilainya perlu ditingkatkan. Kesehatan organisasi menjadi sangat
penting karena organisasi yang sehat akan mendukung kinerja yang
baik, yang pada akhirnya akan mendorong suatu organisasi sukses
mencapai tujuannya.
-
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INOONESIA
- 1 2 -Pada tahun 20 1 3, Kementerian Keuangan bersama McKinsey,
konsultan
bertaraf internasional, telah melaksanakan survei untuk mengukur
indeks kesehatan organisasi (organiza tiona l hea lth index, a tau
disingkat OHi) . Survei ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner
secara on line kepada lebih dari 24. 000 pegawai Kementerian
Keuangan untuk mengukur skor persepsi dan praktik kesehatan
organisasi Kementerian Keuangan pada saat itu. Hasil dari survei
ini telah digunakan untuk menyusun b lueprint Transformasi
Kelembagaan Kementerian Keuangan hingga tahun 2025.
' .
Pada survei MOFIN, kuesioner praktik kesehatan organisasi
diutamakan agar survei tersebut dapat menangkap perubahan
praktik-praktik kesehatan organisasi di Kementerian Keuangan,
mengingat praktik tersebut dapat berubah dalam waktu yang relatif
singkat apabila kebijakan Kementerian Keuangan mengalami perubahan.
Di sisi lain, persepsi pegawai secara umum terhadap dimensi (atau
outcome) kesehatan organisasi dianggap tidak mengalami perubahan
yang signifikan dalam jangka pendek mengingat dampak perubahan
kebijakan dirasakan dalam jangka panjang.
·.I . �
-
I. Peridahuluan
MENTEHIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 3 -
BAB III METODE PENILAIAN KESEHATAN ORGANISASI
KEMENTERIAN KEUANGAN
Metode penilaian kes.ehatan orgamsas1 Kementerian Keuangan, yang
menghasilkan indeks kesehatan organisasi Kementerian Keuangan
(Minis try of Finance Organiza tiona l H ea lth Index atau MOFIN) ,
adalah pengembangan dari metode penilaian kesehatan organisasi yang
dilaksanakan pada tahun 20 1 3 . Metode ini didasarkan pada teori
kesehatan organisasi dari Keller dan Price (20 1 3) dan disesuaikan
dengan kondisi Kementerian Keuangan sebagai sebuah institusi sektor
publik.
Hak Kekayaan Intelektual (Hak Cipta) dari metode pengukuran
MOFIN tersebut akan didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia untuk disahkan metode pengukurannya.
II. Koordinasi Pelaksanaan Survei
Pelaksanaan surve1 kesehatan organisasi. Kementerian Keuangan
dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal c. q. Biro Organisasi dan
Ketatalaksanaan. Unit pelaksana survei kesehatan organisasi
bertanggung jawab untuk melaksanakan survei kesehatan organisasi di
masing-masing unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.
Adapun tugas dari unit pelaksana survei kesehatan organisasi
adalah:
a. mensosialisasikan pedoman penilaian kesehatan organisasi
Kementerian Keuangan kepada seluruh pegawai di unit eselon I yang
bersangkutan;
b. mengoordinasikan seluruh tahapan pelaksanaan survei, yaitu
sosialisasi, pengisian kuesioner, focus group discussion,dan
penyusunan laporan, di unit eselon I yang bersangkutan; · �
c. membantu koordinator surve1 kesehatan organisasi dalam rangka
pencapaian target minimum sampel yang dibutuhkan dari unit eselon I
yang bersangkutan;
d. menyediakan data pendukung untuk penilaian kesehatan
organisasi di unit eselon I yang bersangkutan jika diperlukan;
e. memberikan analisis terhadap hasil survei kesehatan
organ1sas1 di unit eselon I yang bersangkutan jika diperlukan;
dan
f. melakukan koordinasi secara terus menerus selama proses
pelaksanaan survei dengan koordinator survei kesehatan organisasi
dalam rangka kelancaran pelaksanaan survei.
-
MENTER! l
-
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 5 -Tabel l.Contoh Penghitungan Jumlah Sampel untuk
Sekretariat Jenderal
UNIT ESELON II
Sekretaris Jenderal
Biro Perencanaan dan Keuangan
Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan
Biro Sumber Daya Manusia
Biro Hukum
Biro Bantuan Hukum
Biro Kornunikasi dan Layanan lnformasi
Biro Perlengkapan
Biro Umum
Pusat Sistem lnformasi dan Teknologi Keuangan
Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai
Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan
Pusat lnvestasi Pemerintah
Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Sekretariat Pengadilan Pajak
Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan
Tenaga Pengkaji Bidang Perencanaan Strategik
Tenaga Pengkaji Bidang Sumber Daya Aparatur
Total Sampel Sekretariat Jenderal
Sumber: Diolah dari data Biro SDM Kemenkeu (2013)
V. Instrumen Survei
Jumlah Sampel
1
109
61
305
85
73
99
74
164
180
83
63
46
83
185
34
1
1
1,647
Instrumen survei MOFIN terdiri dari kuesioner yang berisi 1 1 1
(seratus sebelas) butir pernyataan praktik kesehatan organisasi
dengan 5 (lima) skala pilihan, serta 3 (tiga) pertanyaan terbuka.
Selanjutnya, untuk melakukan pendalaman atas hasil survei, focus
group discussion akan dilakukan pada beberapa unit eselon I di
Kementerian Keuangan yang diprioritaskan untuk dijadikan fokus
analisis lanjutan.
Kuesioner dapat dijawab dalam waktu 40 hingga 45 menit. Pada
bagian pertama, responden diminta untuk memberikan pilihan terhadap
pernyataan-pernyataan dengan 5 (lima) pilihan jawaban, yaitu: -� a.
tidak pernah; b. Jarang; c. senng; d. selalu; dan e. tidak
Tahu.
Pada bagian kedua, responden diminta memberikan pendapat untuk
beberapa pertanyaan terbuka terkait kekuatan dan kelemahan
organisasi Kementerian Keuangan serta saran atas metode penilaian
kesehatan organisasi.
-
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 6 -Penyusunan kuesioner telah melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut: i .
1 . Uji validitas, dilakukan untuk yang telah disusu:h dalam
kesehatan organisasi.
menilai kesesuaian butir-butir pernyataan rangka mengukur
kesembilan dimensi
2 . Uji reliabilitas, dilakukan untuk mengetahui
konsistensihasil dari butir-butir pernyataan di dalam kuesioner
apabila survei kesehata11. organisasi diulang pada kelompok
responden dan waktu yang berbeda.
3 . Uji readability, dilakukan untuk mengetahui tingkat
pemahaman pegawai atas isi kuesioner dan kejelasan bahasa yang
digunakan pada tiap butir pernyataan.
4 . Analisis validitas konten, dilakukan untuk meminta pendapat
beberapa pakar (profesor) atas kejelasan bahasa yang digunakan pada
tiap butir pernyataan yang telah disusun serta kesesuaiannya untuk
mengukur kesembilan dimensi kesehatan organisasi.
Data kuesioner dikumpulkan secaraonlinemenggunakan aplikasi yang
dikembangkan oleh Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan
(Pusintek) . Setiap responden perlu memiliki NIP dan kata kunci
(password) yang sesuai dengan data pada aplikasi e-performance
Kementerian Keuangan untuk dapat masuk ke dalam aplikasi survei
MOFIN.
VI. Analisis dan Pelaporan
A. Penilaian Konsistensi Jawaban Responden
Untuk menjaga kualitas hasil penelitian, konsistensi para
respondenresponden dalam memberikan jawaban dinilai. Penilaian
konsistensi responden dilakukan dengan menggunakan metode statistik
berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden terhadap
1 1 1 (seratus sebelas) butir pernyataan di bagian pertama
kuesioner. Responden yang tidak konsisten dalam memberikan jawaban
akan dikeluarkan dari daftar responden akhir dan tidak disertakan
pada penghitungan skor MOFIN.
B. Penghitungan Skor MOFIN
Skor MOFIN untuk level Kementerian Keuangan dihitung untuk:
1 ) keseluruhan dimensi kesehatan organisasi; 2 ) masing-masing
dimensi kesehatan organisasi; dan 3) masing-masing praktik
kesehatan organisasi, se bagaimana yang dij elaskan pada Bab
II.
Skor MOFIN yang diperoleh untuk ketiga kategori skor di at9-S
dilakukan untuk setiap kelompok responden-seperti unit asal,
lokasi, umur, masa jabatan, tingkat pendidikan, dan level
jabatan.
-
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 7 -C. Focus Group Discussion (FGD)
Focus group discussion dilakukan setelah skor MOFIN diperoleh
untuk mendalami hasil survei. Kegiatan ini dilakukan pada beberapa
unit eselon I yang memiliki hasil survei yang dapat dijadikan fokus
analisis lanjutan, khususnya apabila terdapat unit-unit yang
memiliki skor praktik kesehatan organisasi yang rendah. Adapun
pelaksanaan FGD yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal c.
q. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan didukung oleh unit pelaksana
survei kesehatan organisasi pada unit eselon I yang berpartisipasi
di dalamnya. Kegiatan ini dihadiri paling sedikit oleh tenaga ahli,
perwakilan dari Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, serta
perwakilan dari unit eselon I yang bersangkutan.
D. La po ran Survei
Hasil survei dan FGD penilaian kesehatan organisasi yang telah
dilaksanakan dirangkum ke dalam laporan penilaian kesehatan
organisasi Kementerian Keuangan yang dikoordinasikan oleh
Sekretariat Jenderal c. q. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan.
Adapun isi dari laporan survei paling kurang mencakup:
1 ) hasil analisis yang berupa Indeks Kesehatan Organisasi
Kementerian Keuangan;dan
2) skor rincian dari indikator-indikator kesehatan organisasi
untuk masing-masing unit eselon I di lingkungan Kementerian
Keuangan.
-
I. Pendahuluan
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INOONESIA
- 1 8 -
BAB IV TATA CARA PENGISIAN KUESIONER
Bab ini menjelaskan mengenai tata cara peng1s1an kuesioner pada
survei MOFIN, yang membutuhkan waktu pengisian 40 hingga AS menit.
Dalam mengisi kuesioner, seluruh responden diminta untuk serius
dalam mengisi kuesioner yang berdampak pada hasil akhir survei.
Dengan demikian, konsistensi jawaban responden akan dievaluasi saat
proses penghitungan skor MOFIN dengan tujuan menjaga kualitas hasil
survei.
Gambar 2 berikut menunjukkan alur proses peng1sian survei secara
umum. Penjelasan mengenai masing-masing tahapan pengisian survei
akan dijelaskan lebih lanjut di beberapa subbab berikutnya. Pada
akhir bab ini akan dijelaskan pula beberapa pertanyaan yang sering
muncul berikut solusinya.
���t
-
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 1 9 -Gambar 3. Tampilan Halaman Login
· .Se lamat data ng d i
S u rvey Keseh atan O rg a n isas i
K e m e nteri a n Keua n g a n .
Dlsclalrnef' 1nfonr:l!:i ap��)un vang Bap��/11.Ju/S.::uaMJ/i
s:impe.ikan t1 i d.3l'1m k\Je!:ioner ini T !OAK MF.MN;Nl;/,RUHI
pt>nil,1i,m kiniUJiJ Pl'\PWili. Ai1alrsi�, at.t� hM1l SlifVt?)'
r;k;,;n bm1pa d.\ta st.am.tik. ser.ir a ,:;gregdt. :;eh:nqga
rnfcrmas1 mdr'i'idu t1�1::ik ._1J:2n mun(wl dt .Jal�ni ha�il
;meli�is d;rn li;p:.)f rm. fr:fcrni:;�i pril'Mdi re�ponw.=n
ti.ti)y,, dimm�ikJtl w1wi< nwnihantu
Log i n
�·roses anatl!iis d:3n dij.amin f..er;,h-��.e!::!e �
l(��.!!ft':!.;-.;;'n�>'i ciifT"i#.-1! \l:rt-..�.t�l.>
l-:!:!��h!!�"rs e-!°'::ii!p� U>':t'.:% pt!�1f>'l'1
't!l:'>�•"t!!t'..>jMttt�1t:��-t! -��lli!t /�i�
l f'�!�i.:.r.an �rf1$·iHo::'. d�lt �11je :ttVi; h•·i..:::
�:l:-1l"-;•..:.1 Q,!i-; f�!)"i't:l"t:.�ii8:; l'{.� •. m·.��n �i
o�t!!::e. :i��:n1
�. K�".�.�J.!!t-:::!l:?h f-.i=m:r��:-:!J:'! �¢v.US;!!" di
tn!!!:lf d��:·i1
;). Mr;r.\'!r.: �tl>;nr. lv.._��.Y.!I� ;,·u-i; t:-1!�,.-:
.et.�s P"!'•!��t!r:.,�;-i tl.:
-
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 20 -C. r-1engisi Kuesioner dengan 5 (lima) Skala Pilihan
Gambar 5 adalah tampilan halaman kuesioner dengan 5 (lima) skala
pilihan. Kuesioner · dengan pernyataan-pernyataan mengenai praktik
kesehatan organisasi terdiri dari 1 1 1 (seratus sebelas) butir
pernyataan.
Urutan dari keseluruhan pernyataan ini telah diacak sehingga
tidak mengikuti dimensi-dimensi maupun indikator-indikator
kesehatan organisasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Pastikan bahwa responden telah meneka:n tombol Lanjut agar
seluruh jawaban tersimpan di dalam aplikasi survei.
Pada kuesioner ini, responden diminta untuk memilih 1 (satu)
dari kelima pilihan jawaban: a) Tidak Pernah; b) Jarang; c) Sering;
d) Selalu; atau
e) Tidak Tahu.
Responden harus memberikan pilihan untuk seluruh pernyataan
untuk dapat menyelesaikan survei. Setelah selesai memberikan j
awaban, tekan tombol Selanjutnya untuk ke halaman berikutnya.
Responden akan diarahkan ke halaman pertanyaan terbuka setelah
selesai mengisi seluruh pertanyaan pada bagian ini.
Gambar 5 . Tampilan Halaman Kuesioner dengan 5 (Lima) Skala
Pilihan
Motion berikan peni laian Anda atas sebera pa sering Ke menteria
n Keuangan melakukan kegiatan- kegiatan berikut in i .
0 • 0 0 • • • • • • • • •
.................................................................................................................................................................................
�:m;;i\t•1 K1.,1r.,··il',;1·;•11= :fal: �! :tl!\!."!�;·U,;i.t:1'
H t-� i;�·g1t- !�t�i � t'':'!Cl'\it;.i
'-· :-:.:.11�:"\i..:;.;i:�t.l41e:.1 ttP'•.1 �h-':t;�
�; ,(i0ll!!��li«i�¥'-!��;1n��;:.t1i�; ' . . ' 1,.'
lli1�1ll.ef,i.>1t_0llidi.1•fii�·1�J:' dhi�M· ; �
J'ti1\•1J;.l��M,1ij�ili� 1:�ltNt:J�\ �:�1:; >' -� ' ' · ' .,� �
{
%.'� 1•�'" /., , .,':>''< , • �
":jft::jf�1n0'it«imtof��fi�mm�mi1,y1• 1j)�J1;, : ';"lt
-
MENTER! KEUANGAN REPUBLll< INDONESIA
- 2 1 -D. Mengisi Pertanyaan Terbuka
l
Setelah selesai mengisi kuesioner dengan 5 (lima) skala pilihan,
responden akan diarahkan ke halaman yang berisi 3 (tiga) pertanyaan
terbuka. Pada halaman ini, responden diminta untuk memberikan
kritik, saran, dan masukan mengenai:
1 . Kekuatan apa saj a yang harus dibangun oleh Kementerian
Keuangan di masa depan?
2 . Ke'lemahan apa saja yang harus diperbaiki oleh Kementerian
Keuangan di masa depan?
3. Mahon berikan komentar atau saran atas pelaksanaan survei
ini.
Setelah selesai mengisi seluruh pertanyaan , pastikan bahwa
tombol Simpan dan Selesai telah ditekan agar seluruh jawaban dapat
terkirim.
Responden tidak diwaj ibkan untuk meng1s1 ketiga pertanyaan
tersebut, namun partisipasi seluruh responden di dalam mengisi
sangat diharapkan sebagai masukan untuk kebijakan-kebijakan di
bidang organisasi.
Gambar 6 . Tampilan Halaman Pertanyaan Terbuka
Mahon berikan pendapat Anda mengenai pertanyaan-pertanyaan
berikut ini.
lr:!f;i;��,,. :i;;.' tej.1 rz'"IS r.n:• dit� -l�'.lr. .,Ji"i
K!11e·:rttrit=' �:ei.:l'l;·n (! : m:a dt,::.11P:? r"'"'· ·� ·
........... ,,,,.,.� .. , ,..,, . ,,,,, ... -. .
.,...,...,,_,,,,,,,,�..,. ..... ,, . . '·"�" .-. -.�, .. ,_
,..,.,_,_,""'-· �'···"'""' '=' """''''l j tcrt
�·=.:�.��'.:�.� :!'f' �'i.�X�.:� �mu.� tiptk·�;Vi e ieh �l!
-
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INOONESIA
- 22 -Setelah selesai mengisi ketiga pertanyaan ini, tindak
lanjut atas ;
jawaban yang diberikan, responden dapat melakukan:
a. menyimpan jawaban sementara, dengan menekan tombol Simpan
Sementara; atau
b. menyelesaikan survey, dengan menekan tombol Simpan dan
Selesai.
Perlu diingat bahwa responden tidak dapat kembali . ke dalam
survei untuk . melihat jawaban-jawaban sebelumnya setelah · menekan
tombol Simpan dan Selesai, sehingga pastikan bahwa seluruh jawaban
yang telah diberikan adalah jawaban yang sesungguhnya sebelum
menekan tombol tersebut. Apabila masih akan mengganti jawaban,
responden disarankan untuk memilih Simpan Sementara.
III. Pertanyaan Umum (Frequently As ked Questions)
Dalam penggunaan aplikasi survei MOFIN, berikut beberapa
pertanyaan yang sering diajukan oleh responden.
Q : Setelah saya selesai mengisi kuesioner dan menekan tombol
S}mpan dan Selesai, apakah Saya masih dapat kembali ke dalam survei
dan mengganti jawaban?
A : Anda tidak dapat kembali ke isi survei dan mengganti seluruh
jawaban apabila telah menekan tombol Simpan dan Selesai.
Q : Saya tidak dapat masuk ke dalam aplikasi Survei MOFIN. A :
Periksa kembali koneksi internet Anda dan periksa kembali apakah
NIP
dan password yang Anda masukkan sudah benar.
Q : Saya lupa NIP dan/ atau pass word aplikasi e-performance .
Apa yang harus saya lakukan?
A: Silakan hubungi manajer kinerja atau unit yang menangani
aplikasi e-performance di unit kerja Anda agar data Anda dapat
diperbarui.
Q : Koneksi internet saya terputus di tengah-tengah pengisian
survei. Apakah informasi yang sudah saya masukkan tersimpan?
A : Seluruh informasi yang telah Anda berikan . tetap tersimpan
apabila Anda telah menekan tombol Selanjutnya atau Simpan
Sementara. Sangat disarankan agar Anda menekan tombol Simpan
Sementara sebelum mengerjakan aktivitas lain agar informasi yang
Anda berikan tidak hilang apabila koneksi internet Anda
terputus.
Q : Saya tidak dapat melanjutkan ke halaman berikutnya. A :
Periksa kembali apakah Anda telah mengisi jawaban untuk seluruh
pertanyaan di halaman tersebut. Pada kuesioner dengan 5 (lima)
pilihan jawaban, Anda diwajibkan untuk mengisi keseluruhan
pertanyaan untuk dapat melanjutkan ke halaman berikutnya.
-
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 23 -
Q : Siapa contact person yang dapat saya hubungi apabila saya
memiliki pertanyaan terkait pengisian kuesioner MOFIN?
A: Anda dapat menyampaikan pertanyaan dengan: 1 . mengirimkan
e-mai l ke sur veimofi,n@}cemenkeu. go . id ; a tau 2 . berbicara
langsung dengan kami pada jam kantor melalui telepon
(02 1 ) 3846995 Extension 6429; atau 3 . datang ke Bagian
Organisasi II, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan,
Gedung Djuanda I Lantai 1 6, JI. Dr. Wahidin Raya No. 1 ,
Jakarta Pusat 1 07 1 0.
-
M ENTE R I KEUAN GAN
REPUBLI K !NDON ESIA
- 24 -
BAB V PENUTUP
Kementerian Keuangan senantiasa menj aga kinerj a tinggi yang
berkesinambungan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
serta senantiasa melakukan usaha-usaha perbaikan dalam aspek
penataan organisasi, pengembangan proses bisnis, serta pengelolaan
Sumber Daya Manusia dan infrastruktur informasi dan teknologi.
Untuk melaksanakan hal-hal tersebut, diperlukan suatu pengukuran
tingkat kesehatan organisasi yang objektif, sehingga aspek-aspek
organisasi yang perlu diperbaiki dapat terdeteksi secara cepat dan
akurat . Survei MOFIN dapat menjadi alat diagnostik awal mengenai
tingkat kesehatan organisasi Kementerian Keuangan secara
keseluruhan. Survei ini akan
· menjadi bahan masukan di dalam pengambilan keputusan di bidang
organisasi untuk Kementerian Keuangan.
Dalam rangka mengevaluasi kesehatan organisasi yang dapat
mendukung peningkatan kinerja, Survei MOFIN perlu dilaksanakan
secara rutin. Oleh karena itu, seluruh pegawai Kementerian Keuangan
diharapkan secara aktif berpartisipasi dalam mengisi survei
dimaksud. Selanjutnya, seluruh unit eselon I diharapkan untuk
senantiasa mendorong upaya-upaya peningkatan kesehatan organisasi
dan meningkatkan skor praktik kesehatan organisasi yang dirasakan
masih kurang optimal dengan menyusun program-program baru sehingga
target nilai survei kesehatan organisasi dapat terpenuhi .
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK I N D O NESIA , ttd .
BAMBAN G P . S . BRODJONEGORO