BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Industri Manusia pembangunan di Indonesia adalah tenaga terdidik, yang dengan segala potensi mampu membawa Negara ini semakin kuat dan tangguh menghadap era globalosasi. Pendidikan menengah yang mencangkup jalur umum dan kejujuran memiliki partisipasi terbesar pada sector tenaga kerja ini. Pendidikan menengah kejuruan yang berfungsi menyiapkan tenaga terampil berdasarkan UUSPN (2003) pasal 15 adalah merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu penjelasan pasal 15 UUSPN tahun 2003 menjabarkan tujuan khusus SMK ialah : 1. menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja , baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industry sebagai tenaga kerja tingkat menengah , sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati. 2. Membekali peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetesi 1
68
Embed
MENGURANGI DEADBAND PADA CONTROL VALVE MENGGUNAKAN DIGITAL VALVE CONTROLLERS.docx
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Industri
Manusia pembangunan di Indonesia adalah tenaga terdidik,
yang dengan segala potensi mampu membawa Negara ini semakin
kuat dan tangguh menghadap era globalosasi. Pendidikan menengah
yang mencangkup jalur umum dan kejujuran memiliki partisipasi
terbesar pada sector tenaga kerja ini. Pendidikan menengah kejuruan
yang berfungsi menyiapkan tenaga terampil berdasarkan UUSPN
(2003) pasal 15 adalah merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu penjelasan pasal 15 UUSPN tahun 2003 menjabarkan tujuan
khusus SMK ialah :
1. menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja , baik secara
mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di
dunia usaha dan dunia industry sebagai tenaga kerja
tingkat menengah , sesuai dengan bidang dan program
keahlian yang diminati.
2. Membekali peserta didik agar mampu memilih karier, ulet
dan gigih dalam berkompetesi dan mampu
mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian
yang diminatinya.
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi agar mampu mengembangkan diri dari jenjang
pendidikan yang lebih tinggi
1
Lapangan pekerjaan yang tersedia di dunia industri
membutuhkan kompetensi yang sesuai dengan bidang garapannya,
sehingga pemenuhan kompetensi menjadi bagian penting dari lulusan
SMK. Perlu kerja sama yang sinergis antara dua harapan sehingga
keberhasilan keduanya dapat menguntungkan putra putri bangsa
Indonesia. Kurikulum tahun 2004 dan dilanjutkan KTSP 2006
menekankan bahwa pembelajaran di SMK nernasis kompetensi sesuai
dengan standar kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Industri yang membutuhkan tenaga kerja dengan produktifitas tinggi
harus memberikan kesempatan belajar menguasai kompetensi secara
langsung yang tidak seluruhnya
Diperoleh atau tersedia di sekolah . kesadaran kedua belah
pihak merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri.
Proses belajar kompetensi dengan proses mastery learning ,
mengharuskan siswa melaksanakan belajar dengan relevan dan tuntas
termasuk kegiatan di industry ,kegiatan belajar yang telah tersusun
pada kurikulum sekolah menengah kejuruan memiliki bagian penting
untuk keberhasilannya , ialah sejumlah kegiatan industry yang tidak
dapat dilakukan disekolah, kompetensi yang sesuai dengan tujuan
pendidikan dapat dilakukan di industry bedasarkan kerja sama yang
telah direncanakan dan disepakati. Berdasarkan uraian diatas maka
kegiatan Praktek Kerja Industri (prakerin) merupakan kegiatan wajib
siswa kelas XIII di SMK Negeri 1 Cimahi sebagai upaya penuntasan
kegiatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan dunia industry.
2
1.2 Landasan Hukum
Kegiatan Praktek kerja industry ( Prakerin ) dilaksanakan oleh
sekolah Menengah Kejuruan untuk memberi pengalaman kepada
siswa siswinya dalam hal penerapan ilmu kejuruan yang telah
diberikan pleh pengajar di sekolah dalam dunia industry.
Adapun landasan –landasan hukumnya adalah :
1. keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
080/U/1999 tentang program pendidikan dan Lapangan
kerja.
2. Undangan-undangan Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 tentang system Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
4. Permendiknas RI no. 23 Tahun 2006 tentang isi Untuk
Santuan Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Permendiknas RI No. 23 Tahun 2006 tentang standar
kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar
menengah.
6. Permendiknas RI No. 24 Tahun2006 tentang pelaksanaan
permendiknas RI No. 22 dan 23 Tahun 2006.
7. SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan
sebagaimana ditugaskan dalam penjelasan pasal (15) UU
Sisdiknas, Merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja
dalam bidang tertentu
3
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dan sadar akan saling
ketergantungan yang tak dapat dihindari anatara pendidikan Menengah
Kejuruan dia satu pihak dan dunia kerja di lain pihak, maka kegiatan praktek
kerja industry (prakerin) di dunia kerja wajib diikuti oleh seluruh siswa
tingkat IV SMK Negeri 1 Cimahi.
1.3 Tujuan Pelaksanaan Praktek kerja Industri (Prakerin)
Berdasarkan pada ketentuan – ketentuan yang telah disebutkan pada
dasar pelaksanaan, tujuan-tujuan yang hendak dicapai dengan adanya
praktek kerja Industri adalah :
1. Meningkatkan, memperluas dan menetapkan keterampilan yang
membentuk kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki
lapangan kerja sesuai dengan Program studi yang dipilihnya
2. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap
profesionalisme yang diperlukan siswa untuk memasuki lapangan
kerja sesuai dengan bidangnya
3. Meningkatkan pengenalan siswa pada aspek-aspek usaha yang
potensial dalam lapangan kerja diantara lain struktur Organisasi
Usaha , Asosiasi Usaha,Jenjang Karir dan Manajemen Usaha.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memasyarakatkan
diri pada suasana/ iklim lingkungan kerja yang sebenarnya, baik
sebagai penerima upah (employe) maupun sebagai pekerja
mandiri (entrepreneur) terutama yang berkenan dengan disiplin
kerja.
5. Meningkatkan, memperluas dan menetapkan proses penyerapan
teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya.
6. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan kesesuaian pendidikan kejuruan
7. Memberiakn peluang masuk, penempatan lulusan dan bentuk
kerjasama yang lain antara dunia pendidikan dan dunia kerja
4
1.4 Tujuan Penulisan karya tulis praktek kerja industry
Adapun tujuan penulisan karya tulis adalah sebagai berikut :
1. Siswa mampu memahami, memantpakan dan mengembangkan
pelajaran yang didapat disekolah dan penerapannya di dunia
industry.
2. Sebagai bukti pertanggung jawaban siswa atas kegiatan Praktek
kerja industry yang telah dilaksanakan.
3. Siswa mampu mencari penyelesaian sampai tuntas masalah yang
terjadi didunia industry sesuai dengan program study yang
dipilihnya.
4. Memberikan masukan ke pihak sekolah untuk lebih mengenal
dunia kerja,sehingga sekolah dapat mengambil langkah-langkah
untuk mengembangkan kesesuaian pendidikan kejuruan dan ilmu
pengetahuan yang diperlukan oleh dunia usaha dari para lulusan
sekolah menengah kejuruan SMK Negeri 1 Cimahi sesuai dengan
program studinya masing-masing
1.5 Waktu dan Tempat pelaksanaan Prakerin
Praktek Kerja Industri (Prakerin) dilaksanakan dari tanggal 3
september 2012 sampai dengan 01 january 2013 yang bertempat di
PT. Control System yang berlokasi di :
Beltway Office Park Building A, 2nd floor
Jl. Ampera Raya No 9-10 Ragunan, Pasar Minggu Jakarta
Phone : 021 - 7807881
Fax : 021 - 7807879
Indonesia
1.6 Ruang Lingkup
Sejumlah Unsur pokok ruang lingkup yang menjadi perhatian adalah :
5
1.6.1 Jenis Kegiatan
Kegiatan Praktek kerja industry dapat dilakukan secara utuh dengan
menerapkan sejumlah kompetensi kejuruan dalam bentuk sebagai
berikut :
1. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan produksi atau
usaha (jasa)
2. Perbaikan peralatan industry, peralatan pendukung atau
konsumen.
3. Melakukan perbaikan alat yang mencangkup kegiatan
produksi.
4. Melakukan kegiatan pemeliharaan peralatan industry
1.6.2 Sifat kegiatan
Praktek Kerja industry (prakerin) merupakan bagian penting dalam
system ujian akhir kelulusan, sehingga bersifat wajib mengikat kepada
seluruh siswa SMK Negeri 1 Cimahi. Kegiatan Praktek Kerja Industri
(Prakerin) telah tercantum pada struktur program belajar sebagai bagian
dari ketuntasan belajar.
1.6.3 Waktu
1. Berkaitan dengan kerjasama sekolah dan industry maka waktu
pelaksanaan prakerin dapat dikelompokan sebagai berikut ;
a. Sporadis, hubungan dilakukan setiap saat terutama
menjelang pelaksanaan kunjungan serta praktek kerja
b. Jangka pendek, kerjasama dilakukan setiap saat untuk
mngirim siswa menyelesaikan kompetensi sesuai
kebutuhan industry
c. Jangka panjang, kerjasama yang telah berjalan selama ini
untuk kegiatan praktek kerja industry
6
2. pelaksanaan praktek kerja industry dilaksanakan pada semester 7
dengan beban belajar minimal 1200 jam setara dengan 3 s/d 4
bulan di dalam dunia indstri berdasarkan program dari setiap
jurusan yang diikuti.
1.7 Batasan Masalah
Agar penulisan karya tulis ini tidak terlalu luas, mengingat
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki sangat lah terbatas,
maka pembahasan dalam karya tulis penulis batasi sesuai dengan
tema karya tulis yang penulis ajukan .
Adapun judul karya tulis yang penulis ajukan sebagai karya
tulis pelaksanaan praktek kerja industry (prakerin) adalah :
MENGURANGI DEADBAND PADA CONTROL VALVE
MENGGUNAKAN DIGITAL VALVE CONTROLLERS ,Sehingga
pembahasan karya tulis ini mengenai praktek ilmu istrumentasi yang
kami lakukan selama kerja praktek . Mengenai langkah kerja dan
pembuatan programnya penulisan akan uraikan pada bab
selanjutnya:
1.8 Metode Pengambilan Data
Metode yang dilakukan dalam pengambilan data dapat dikelompokan
atas :
1. studi Literatur, Yaitu dengan mengambil data data dari buku
ataupun dari sumber lain yang me unjang pada laporan ini.
2. Analisi, Yaitu dengan megambil data dari hasil pengamatan atau
eksperimen di lapangan
7
1.9 Sistematika Penulisan
Laporan praktek kerja industry (prakerin) ini terdiri dari VI (enam)
Bab, dimana tiap tiap Bab tersebut terpisah namun saling berhubungan erat
satu sama lain, sehingga menjadi sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Berisikan Pendahuluan laporan yang berisi latar belakang kerja
praktek tujuan,waktu dan tempat pelaksanaan, ruang lingkup, pembatasan
masalah,metode pengambilan data, dan sistematika penulisan.
BAB II Uraian umum
Merupakan tinjauan umum PT .Control System berisi sejarah
PT.Control System, visi dan misi perusahaan,serta informasi penting lainnya
mengenai PT.Control System.
BAB III Teori Penunjang
Berisikan penjelasan mengenai teori teori yang menunjang dan
berhubungan dengan “ MENGURANGI DEADBAND PADA CONTROL VALVE
MENGGUNAKAN DIGITAL VALVE CONTROLLERS ”
BAB IV Uraian Khusus
Merupakan penjelasan mengenai cara kerja “MENGURANGI
DEADBAND PADA CONTROL VALVE MENGGUNAKAN DIGITAL VALVE
CONTROLLERS” Dan segala penjelasan yang berhubungan dengan judul
yang ditulis oleh penulis
BAB V Penutup, Kesimpulan dan Saran
Berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan bahan yang penulis
membahas pada uraian khusus
8
BAB IITINJAUAN PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT Control System berdiri tanggal 29 februari 1980. PT Control
System merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penjualan
maupun pemeliharaan peralatan proses, alat-alat instrumentasi, matering,
ataupun berbagai produk yang berhubungan dengan oil dan gas atau
industry-industri umum yang ada di Indonesia.
PT Control System mempunyai visi untuk menjadi prusahaan
terbaik di Indonesia dalam bidang instrumentasi control proses yang
bermanfaat bagi pelanggan, pemegang saham untuk meningkatkan kinerja
bisnis mereka.
2.2 Visi dan Misi PT Control System
2.2.1 Visi
Visi PT Control System adalah menjadi perusahaan terbaik di
Indonesia dalam bidang instrumentasi control proses yang bermanfaat bagi
pelanggan, pemegang saham untuk meningkatkan kinerja mereka.
2.2.2 Misi
Misi PT Control System yaitu didedikasikan untuk pertumbuhan
dan kepuasan pelanggan, pemegang saham, principal dan pengembangan
karyawan.
Adapun spesifikasi kemampuan PT Control System dalam system
engineering adalah sebagai berikut :
1. Concept dan design
2. Engineering application
3. Project management
4. Produst and system integration
5. Star-up and commissioning
9
6. Loop checking
7. Training
8. Maintenance contract
9. Asset management and predictive maintenance
2.3 Product PT Control System
Secara garis besar PT Control System adalah distributor resmi dari
Emerson Proses Management yang menjual produk sebagai berikut :
1. FISHER FINAL CONTROL
Merupakan produsen alat-alat instrumentasi seperti control valve,
steam conditioners/desuperheaters, pneumatic field instrument, positioners
dll.
2. FISHER ROSEMOUNT SYSTEMS
Merupakan prosusen distributor control system seperti delta V
scalable process system, provox fisher, rosemount system 3.
3. MICROMOTION
Merupakan produsen coriolis mass/volume flow meter dan net oil
computer.
4. ROSEMOUNT ANALYTICAL
Sebagai produsen liquid analyzer dan gas analyzer.
5. DANIEL MEASUREMENT AND CONTROL
Merupakan produsen orifice fitting dan plat, ultrasonic meter, positive
displacement meter, turbine flow meter, compact prover, gas kromatograf,
flow computer, multiphase flow meter, dan system matering.
10
6. ROSEMOUNT MEASUREMENT
Merupakan produsen pressure transmitter, level transmitter,
temperature transmitter, magnetic flow meter, kalibrator, radar gauge, dan
asset management solutions.
7. REGULATORS AND FIELD AUTOMATION SYSTEMS
Merupakan manufaktur operasi regulator da remote control.
Untuk lebih jelasnya daftar produk yang dijual di PT Control System dapat
dilihat di bawah ini :
2.4 Pengalaman Project PT Control System
Semenjak berdiri hingga sekarang PT Control System telah memiliki
banyak pengalaman kerja hingga saat ini, baik di prusahaan asing maupun
prusahaan domestic. Pengalaman kerja PT Control System selain mengerjakan
projek industry biasa, juga mengerjakan projek di industry oil dan gas.
Pengalaman projek PT Control System dapat di lihat di bawah ini :
DCS DAN SCADA PROJECT EXSPERIENCE :
Balam & Bangko Water Injection DCS & SCADA (CPI)
DSF Area 10 & 11 Steam Quality Monitoring & Control (CPI)
DCS for CO2 Removal Plant (Pertamina DOH JBB)
Duri Area 11 Automatic Well Test (CPI)
DCS for Gas Plant (ConocoPhillips South Jambi)
DCS for Refinery (TPPI)
11
DCS Migration at Papa Platform (BP)
Control Room Relocation (COPHI WNTS)
Batch Plant Automation (Monagro)
DCS for Gas Plant (COPHI)
PLC Upgrade for Rohm&Haas
DCS Migration for Titan Petrochemical
DCS Migration for Bayer Material Science
DCS Migration and Expansion for Cabot Indonesia
Batch Plant Automation (Monagro)
Fatty Acid Plant Automation (Ecogreen) and DCS Replacement
(Yokogawa)
DSM Kaltim Melamine DCS Migration
Degussa (Evonik) DCS Replacement (Honeywell)
DCS and Terminal Automation System for Oil Tanking
SYSTEM INTEGRATION EXSPERIENCE PROJECT :
CEMS (EMOI)
CEMS including installation at 5 location (COPI)
Filling Shed meter & control, 12 set (Pertamina Cikampek)
Filling Shed meter & control, 46 set (Pertamina UPMS Palembang)
Radar Tank Gauging Upgrade, 23 tanks (Pertamina Balikpapan)
RTU for water Injection Control (CPI)
RTU for Steam Injection Control (CPI)
12
Flow Computer Upgrade (BP)
Flow Computer Upgrade (Total)
Flow Computer Upgrade (COPI)
Meter Recalibration & Installation (COPI)
Meter Regulating Skid, 16 set (PGN)
DCS For PLN Indralaya 60 MW Power Plant
DCS Migration for PLN Pesanggaran Bali 2 x 40 MW
Radar Tank Gauging System (Shell Gresik)
Radar Tank Gauging System (Oil Tanking Indonesia)
Radar Tank Gauging System (Pertamina Plaju)
Offshore Well head flow line Monitoring using Wireless Tx (Hess)
MATERING SYSTEM PROJECT EXPERIENCE :
Pertamina UP III Plaju Liquid Meter (Turbine)
Unocal West Seno Gas & Crude Meter & Bidi Prover (USM & PD)
Pertamina UP II Dumai LPG meter & Bidi Prover (Turbine)
ExxonMobil Pase B Gas & Condensate Meter (orifice & turbine)
Petrochina Gas Meter (USM)
Pertamina UP VII Kasim Crude & White Product Meter & BCP (PD)
PGN-RAPP Gas Meter (USM)
Petrochina Salawati Liquid Metering System at FPSO
TAC Pertamina – Pertalahan Crude Metering System & BCP at FSO
Pertamina DOH Sumbagsel Crude Metering System & BCP (PD)
13
Pertamina UPIV Cilacap Gasoline Metering System & BCP (Turbine)
Pertamina UPIV Cilacap Paraxylene Ship Loading System (MMI)
Pertamina DOH Sumbagsel Gas Metering System (orifice)
Pertamina UPMS IV Semarang Mobile Proving System (BCP)
Pertamina UP II Dumai Gasoline Metering System (Turbine)
Pertamina UP II Dumai Diesel Oil Metering System (Turbine)
DELTA VINSTELLED BASE AROUND JAKARTA PROJECT
EXPERIENCE :
Titan Petrochemical (Cilegon)
Cabot Indonesia (Cilegon Plant)
Cabot Indonesia (Merak Plant)
Bayer Material Science (Cilegon)
Polypet (Cilegon)
Oil Tanking Indonesia (Merak)
Evonik Degussa Peroxide (Jababeka)
Polifin Canggih (Bandung)
West Natuna Transportation System (Jakarta)
Monagro Kimia (Tangerang)
GT Petrochem (Karawang)
Cognis (Bekasi)
Rohm&Haas (Cilegon)
14
BAB III
TEORI PENUNJANG
3.1. Pengertian Instrumentasi industri.
Secara bahasa, instrument yang berarti alat dan instrumentasi yaitu
peralatan. Sementara instrumentasi yaitu peralatan yang berada di industri.
Namun, secara definisi ada yang memberikan pernyataan mengenai
pengertian dari instrumentasi, yang berbunyi : “instrumentation is a technology of
using instrument device to measure and to control physical and chemical
properties material”, yang artinya instrumentasi adalah suatu teknologi dalam
menggunakan alat/instrument untuk mengukur dan mengendalikan sifat-sifat fisis
dan kimia dari suatu bahan.
Dari definisi tersebut jelas bahwa dalam instrumentasi terdapat dua kegiatan
yang merupakan prinsip dasar instrumentasi yaitu mengukur dan mengendalikan.
Dimana kualitas hasil pengukuran akan sangat menentukan hasil dari
pengendalian.
Manusia memerlukan bantuan instrument untuk melakukan pengukuran dan
pengendalian sifat-sifat fisika dan kimia di dalam suatu proses industri. Ini
dikarenakan keterbatasan manusia dalam menggunakan alat inderanya untuk
mengukur dan mengendalikan proses-proses di industri.
3.2. Dasar pengukuran
Pengukuran merupakan salah satu dari empat langkah pengendalian proses,
yang letaknya berada di paling awal serta merupakan bagian yang paling utama
dari suatu sistem pengendalian. Oleh karena itu, sebagaimana telah disebutkan
diatas, kualitas hasil pengukuran akan hasil dari sangat menentukan hasil dari
pengendaliannya. Apabila pada pengukurannya saja menunjukan hasil yang tidak
sesuai dengan nilai sesungguhnya dari besaran yang kita kendalikan, bagaimana
kelak sistem tersebut akan mencapai keadaan yang kita inginkan.
15
Adapun pengertian pengukuran adalah suatu tindakan untuk menentukan
besarnya nilai dari suatu keadaan, sebelum melakukan pengukuran proses-proses
di industri, diperlukan perhitungan yang tepat untuk memilih instrument yang
tepat yang dapat melakukan pengukuran.
Sebelum melakukan pengukuran ada hal-hal yang harus diperhatikan
sebelumnya yang akan dibahas di bawah ini :
3.2.1. Pemilihan Alat Ukur
Pemilihan alat ukur merupakan langkah pertama sebelum melakukan
pengukuran proses balik yang berbentuk besaran fisis maupun kimia, bermaksud
untuk menghasilkan keluaran yang hampir mendekati bahkan sama dengan
keadaan yang sesungguhnya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalm
melakukan pemilihan alat ukur antara lain :
1. Jenis besaran proses yang harus diukur
2. Daerah kerja dari besaran proses
3. Fungsi tambahan dari alat ukur
4. Ketelitian dan ketepatan dari pengukuran
5. Kepekaan dari alat ukur
6. Kecepatan tanggap
7. Kemungkinan bahaya dari proses
8. Keandalan dan pemeliharaan dari alat ukur
9. Masalah instalasi, pemipaan dan perangkaian
10. Biaya, lamanya pemesanan dan sebagainya
16
3.2.2. Karakteristik Alat Ukur
Dalam pemilihan alat ukur, perlu juga diperhatikan mengenai karakteristik
dari alat ukur itu sendiri. Karakteristik alat ukur terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Karakteristik statis
Hal-hal yang diperhatikan bila alat ukur dipergunakan untuk mengukur suatu
keadaan yang tidak bergantung pada waktu, diantaranya :
Ketelitian (accuracy) pengukuran adalah suatu derajat dekat tidaknya hasil
yang ditunjukan terhadap harga sebenarnya.
Ketepatan (precision) pengukuran adalah suatu derajat dekat tidaknya hasil
pengukuran satu terhadap yang lain.
Kepekaan (sensitivitas) menyatakan berapa besarnya harga pengukuran
untuk setiap satuan harga sinyal input.
Span adalah selisih range maksimum dan minimum dari suatu alat ukur.
Linierity adalah peniyimpangan pada hubungan input dan output dari suatu
pengukuran.
Repeatability adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mendapatkan hasil
baca yang sama pada beberapa kali pengukuran proses yang sama.
2. Karakteristik Dinamis
Karakteristik yang menyatakan bagaimana kecepatan alat ukur dalam
melakukan perubahan dari suatu kedudukan ke kedudukan yang baru.
Kecepatan respon (responsivness) kecepatan dari suatu alat untuk mengikuti
perubahan-perubahan harga dari besaran yang diukur.
Fidelity dari suatu alat ukur adalah kecepatan alat tersebut menunjukan
harga baru yang tepat pada saat terjadi perubahan.
17
3.2.3. Fungsi Alat Ukur
Berdasarkan fungsinya, alat ukur dapat digolongkan menjadi lima macam,
antara lain yaitu sebagai pemancar, pemberi tanda/sinyal, pencatat, penunjuk dan
perekam.
3.2.4. Bagian Alat Ukur
Alat ukur memiliki bentuk yang berbeda-beda, adapun bagian-bagian dari
alat ukur yaitu diantaranya :
1. Elemen primer (perasa)
Disebut juga sensor/sensing element yang berfungsi sebagai tranducer
yaitu mengubah energi yang diukur untuk menghasilkan keadaan yang
menunjukan harga yang diukur.
2. Elemen Sekunder (penghubung)
Bagian yang mengubah keadaan yang dihasilkan oleh elemen perasa ke
keadaan yang berguna bagi alat ukur di tempat terpisah.
3. Elemen Manipulasi (pengukur)
Bagian yang mengubah keadaan yang dihasilkan oleh elemen
penghubung, sehingga memungkinkan hasilnya diamati.
4. Elemen penunjuk
Bagian alat ukur untuk keperluan pemancar, penunjuk, pencatat, atau
perekam.
3.2.5 Sinyal Instrument
18
Di dalam ilmu instrumentasi industri dikenal istilah sinyal. Sinyal yaitu
besaran yang saling menghubungkan suatu instrument dengan instrument yang
lainnya. Sinyal tersebut bisa berupa sinyal keluaran maupun masukan dari
instrument-instrument pengukuran, intrument pengendali, maupun instument
pengendali akhir. Sistem transmisi sinyal peneumatik dan sinyal elektrik. Adapun
sinyal-sinyal tersebut memiliki standar yang digunakan di internasional.
Sinyal peneumatik standar instrumentasi yaitu 3-15 psi atau 0,2-1 kg/cm2.
Sementara sinyal elektrik standar instrumentasi yaitu 1-5 VDC atau 4-20 mA.
Sinyal inilah yang biasanya dipergunakan dalam suatu instrument, baik sebagai
masukan dari instrument maupun sebagai keluaran dari instrument.
Di dalam instrumentasi juga, dikenal istilah konversi sinyal. Konversi sinyal
yaitu mengubah suatu sinyal ke sinyal yang lain yang dapat dimengerti oleh alat
istrument itu sendiri, alat yang dapat mengubah sinyal disebut converter, namun
dalam instrument dikenal dengan sebutan Tranducer. Alat ini bisa berupa sinyal
peneumatik ke elektrik atau biasa disebut P to I Tranducer (P/I Tranducer). Atau
juga sebaliknya, alat tersebut mengubah sinyal elektrik ke sinyal pneumatik dan
biasa disebut I to P Tranducer (I/P Tranducer).
Dengan semakin pesatnya perkemangan teknologi, termasuk teknologi