EVALUASI TINGKAT PENDAPATAN USAHA KECIL SEBELUM DAN SESUDAH MEMPEROLEH PEMBIAYAAN DARI BMT BERINGHARJO, KAUMAN, YOGYAKARTA SKRPISI Oleh: Nama : Evy Meirina Budi Astuti Nomor Mahasiswa : 00312127 Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing Pada tanggal 29 Maret 2007 Dosen Pembimbing ( DR. M. Akhyar Adnan, MBA, Ak )
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EVALUASI TINGKAT PENDAPATAN USAHA KECIL
SEBELUM DAN SESUDAH MEMPEROLEH PEMBIAYAAN
DARI BMT BERINGHARJO, KAUMAN, YOGYAKARTA
SKRPISI
Oleh:
Nama : Evy Meirina Budi Astuti
Nomor Mahasiswa : 00312127
Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing
Pada tanggal 29 Maret 2007
Dosen Pembimbing
( DR. M. Akhyar Adnan, MBA, Ak )
EVALUASI TINGKAT PENDAPATAN USAHA KECIL SEBELUM
DAN SESUDAH MEMPEROLEH PEMBIAYAAN DARI BMT
BERINGHARJO, KAUMAN, YOGYAKARTA
SKRIPSI
Oleh:
Nama : Evy Meirina Budi Astuti
Nomor Mahasiswa : 00312127
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA 2007
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Setiap muslim diatur oleh ketentuan Syari’ah (hukum Islam) yang
bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Hal ini
bertujuan untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan sosial sesuai dengan
perintah Allah SWT. Al-Ghazali menyatakan bahwa tujuan syariah adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menjamin
kepercayaan, kehidupan, kecerdasan, keturunan dan kesejahteraan
(Triyuwono dan As’udi, 2001).
Peningkatan kesejahteraan (sosial dan ekonomi) dan perlindungan
terhadap kepemilikan merupakan tujuan dari syari’ah, yang diharapkan dapat
menembus seluruh interaksi manusia, sosial, ekonomi, politik, serta bukan
sebagai fenomena yang terisolasi. Bahkan dibidang bisnis dan ekonomi
semua harus bergerak kearah keadilan sehingga secara keseluruhan
mendukung, bukan melemahkan sehingga menghilangkan kesejahteraan
sosial dan ekonomi. Dalam ajaran Islam yang terpenting dalam menegakkan
keadilan dan kesejahteraan sosial dan ekonomi serta membatasi eksploitasi
dalam transaksi bisnis adalah pelarangan semua bentuk upaya “memperkaya”
diri secara tidak sah. Al-Qur’an mempertegas dengan memerintahkan kaum
1
2
muslimin untuk tidak saling berebut harta secara bathil atau dengan cara yang
tidak dibenarkan (Al-Baqarah:188, An-Nisa’: 29, dan At-Taubah:34).
Telah disadari sebelumnya bahwa salah satu ciri umum yang melekat
pada masyarakat pedesaan di Indonesia adalah permodalan yang lemah.
Padahal modal merupakan unsur pertama dalam mendukung peningkatan
produksi dan taraf hidup masyarakat pedesaan itu sendiri, lebih-lebih bagi
pengusaha atau pedagang golongan ekonomi lemah (usaha kecil). Usaha
kecil disini antara lain adalah pedagang keliling, pedagang barang-barang
pengusaha-pengusaha pertanian, pengusaha laundry. Golongan ekonomi
lemah umumnya kekurangan modal, sehingga sering mengalami kesulitan
dalam mengembangkan usahanya. Dengan berpedoman pada surat An-Nisa’
ayat 29 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu…” (Departemen Agama RI, 1992).
Untuk menghindari agar pengusaha atau pedagang ekonomi lemah,
khususnya pengusaha kecil, terdesaknya kebutuhan permodalan usaha
sehingga mengambil jalan pragmatis dengan mencari permodalan dari
rentenir. Pola kredit yang dijalankan rentenir sangat praktis dan sederhana.
Hubungan baik dan kepercayaanlah yang mendasari pemberian kredit dari
rentenir kepada pengusaha kecil. Namun di balik pelayanan yang diberikan
3
oleh rentenir---kapan saja pengusaha kecil dapat meminjam modal untuk
usahanya, realisasi kreditnya tidak memerlukan kantor khusus bisa melalui
berjualan atau pertemuan RT,arisan—pengusaha kecil harus menanggung
suku bunga yang sangat tinggi bahkan banyak yang lebih tinggi dari tingkat
profitabilitas usaha yang dibiayai. Banyak pengusaha kecil yang tidak
memperhitungkan dengan kondisi tersebut sehingga terjebak hutang yang
lama kelamaan akan mematikan usahanya.
Pemberian pinjaman modal usaha sifatnya sementara dan sebagai
rangsangan untuk mendorong produksi sehingga dapat meningkatkan
pendapatan usaha kecil. Dengan meningkatnya pendapatan maka
kesejahteraan dan keadilan masyarakat dapat terwujud. Kepedulian umat
Islam turut campur tangan membantu mengatasi masalah ini dengan
mendirikan BMT (Baitul Maal Wat Tamwil). Dengan berdirinya BMT akan
memberikan kemudahan pelayanan jasa semi perbankan, terutama bagi
pengusaha atau pedagang golongan ekonomi lemah sehingga akan mampu
menggali potensi, meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan
serta mengembangkan perekonomian di pedesaan.
Jika dilihat saat ini, banyak dijumpai lembaga pembiayaan di pedesaan.
Hanya hasil kerja lembaga pembiayaan desa dengan berbagai pelayanan yang
ditawarkan belum begitu mencapai sasaran seperti yang diharapkan.
Mengingat begitu pentingnya permodalan bagi masyarakat pedesaan dan kota
4
kecil sementara lembaga pembiayaan yang ada belum begitu sukses
mengatasinya maka sangat perlu dipikirkan lembaga dan pola pembiayaan
yang mampu menyentuh golongan ekonomi lemah di pedesaan dan kota kecil
yang benar-benar membutuhkan tambahan modal untuk meningkatkan usaha
dan pendapatan mereka.
Dengan demikian keberadaan BMT diharapkan mampu mempunyai
efek yang sangat kuat dalam menjalankan misinya dan dapat mengurangi
ketergantungan pengusaha kecil dari lembaga-lembaga keuangan informal
yang bunganya relatif terlalu tinggi. Pemberian pembiyaaan sedapat mungkin
dapat memandirikan ekonomi pengusaha kecil. Di daerah Yogyakarta,
khususnya daerah Ngasem dan sekitarnya terdapat usaha kecil yang
berprospek bagus. Namun ada juga pengusaha kecil yang sangat
membutuhkan pembiayaan untuk meningkatkan usaha dan taraf hidup
mereka karena keterbatasan modal. Melalui BMT Beringharjo Kauman
diharapkan pembiayaan yang diberikan dapat membantu meningkatkan
pendapatan usaha kecil dan memandirikan ekonomi usaha kecil.
Dari uraian diatas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian ilmiah
dengan judul : EVALUASI TINGKAT PENDAPATAN USAHA KECIL
SEBELUM DAN SESUDAH MEMPEROLEH PEMBIAYAAN DARI BMT
BERINGHARJO KAUMAN, YOGYAKARTA.
5
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, penulis akan
mengidentifikasi masalah yang ada yaitu : “Sejauh mana pembiayaan
musyarakah yang diberikan BMT Beringharjo mempunyai pengaruh terhadap
pendapatan pengusaha kecil di Yogyakarta ?”.
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pembiayaan yang diberikan BMT Beringharjo terhadap
pendapatan usaha kecil di Yogyakarta.
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan keilmuan dan
dapat digunakan sebagai masukan dan referensi bagi pihak-pihak yang
melakukan penelitian serupa.
2. Memberikan masukan kepada pengusaha kecil dalam mengambil
keputusan untuk memperoleh modal.
3. Dapat dijadikan pertimbangan BMT dalam mengambil keputusan untuk
pemberian pembiayaan.
6
1.4. Sistematika Penyusunan Skripsi
BAB PERTAMA : PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB KEDUA : KAJIAN PUSTAKA
Menerangkan tentang teori-teori yang menjelaskan
mengenai permasalahan yang akan diteliti secara
ringkas dan merumuskan hipotesis penelitian.
BAB KETIGA : METODE PENELITIAN
Menjelaskan tentang sampel, data, teknik analisa data
dan pengujian hipotesis yang digunakan dalam
penelitian.
BAB KEEMPAT : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil analisa data dan
pembahasannya.
BAB KELIMA : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini menguraikan tentang kesimpulan,
keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian
mendatang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.0. Pendahuluan
Salah satu ciri umum yang melekat pada masyarakat di Indonesia
adalah permodalan yang lemah. Padahal modal merupakan unsur pertama
dalam mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat. Di
daerah pedesaan banyak dijumpai pengusaha kecil yang berprospek bagus
tetapi terhambat oleh modal sehingga kesulitan dalam mengembangan
usahanya.
Untuk menghindari agar pengusaha atau pedagang ekonomi lemah,
khususnya pengusaha kecil di daerah akan terdesaknya kebutuhan
permodalan usaha masih banyak dijumpai dengan mengambil jalan
pragmatis yaitu mencari permodalan dari rentenir. Maka dibutuhkan suatu
lembaga keuangan semi perbankan tetapi berlandaskan syari’ah. Beberapa
tahun ini banyak dijumpai keberadaan BMT (Baitul Maal Wat Tamwil).
Dengan berdirinya BMT akan memberikan kemudahan pelayanan jasa semi
perbankan, terutama bagi pengusaha atau pedagang golongan ekonomi
lemah sehingga akan mampu menggali potensi, meningkatkan produktivitas,
meningkatkan pendapatan serta mengembangkan perekonomian di pedesaan.
7
8
Pemberian pinjaman modal usaha sifatnya sementara dan sebagai
rangsangan untuk mendorong produksi sehingga dapat meningkatkan
pendapatan usaha kecil. Dengan meningkatnya pendapatan maka
kesejahteraan dan keadilan masyarakat dapat terwujud.
Bab ini merupakan pengantar untuk memahami pengaruh pembiayaan
terhadap pendapatan. Sistematika bab ini adalah bagian pertama dimulai
dengan pendahuluan. Kedua merupakan pengertian pendapatan. Bagian
ketiga menguraikan tentang pembiayaan. Bagian keempat meguraikan
tentang prinsip-prinsip pembiayaan. Bagian kelima menguraikan tentang
keberadaan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Bagian keenam menjelaskan
tentang persiapan analisis pemberian pembiayaan. Bagian ketujuh
menjelaskan tentang prosedur dan proses pembiayaan. Bagian kedelapan
menguraikan pengaruh pembiayaan terhadap pendapatan. Bagian kesembilan
menjelaskan tentang pengusaha kecil dan perusahaan kecil. Bagian kesepuluh
menjelaskan pembiayaan di BMT Beringharjo.
2.1. Pendapatan
Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam aset atau penurunan dalam
liabilitas atau gabungan dari keduanya selama periode yang berakibat dari
investasi yang halal, perdagangan, memberikan jasa, atau aktivitas lain yang
bertujuan meraih keuntungan (Antonio, 2001). Dalam akuntansi, pendapatan
9
merepresentasi capaian atau hasil dan biaya merepresentasi upaya. Dengan
demikian, konsep upaya dan hasil mempunyai implikasi bahwa pendapatan
dihasilkan oleh biaya. Artinya hanya dengan biaya, pendapatan dapat
tercipta. Pendapatan timbul karena peristiwa atau transaksi pada saat tertentu
dan bukan karena proses selama satu periode (Suwardjono, 2005).
Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesai diproduksi
dan penjualan benar-benar terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang.
Pendapatan belum dapat dinyatakan ada dan diakui sebelum terjadinya
penjualan yang nyata.
Sumber pendapatan dapat terjadi dari transaksi modal atau pendanaan
(financing); laba dari penjualan aktiva seperti aktiva tetap, surat-surat
berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan; revaluasi aktiva;
hadiah, sumbangan atau penemuan dan penyerahan produk perusahaan (hasil
penjualan produk). Dari kelima hal yang disebutkan yang merupakan sumber
utama pendapatan adalah hasil penjualan produk (Suwardjono, 2005).
Pendapatan suatu usaha tergantung dari modal yang dimiliki, jika
modal besar maka hasil produksi tinggi sehingga pendapatan yang didapat
juga tinggi. Namun jika modal kecil maka hasil produksi rendah sehingga
pendapatan yang diperoleh rendah. Untuk menambah modal usaha guna
meningkatkan pendapatan maka dibutuhkan suatu pembiayaan.
10
2.2. Pembiayaan
Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian atau
perkembangan suatu kegiatan usaha, maka akan dirasakan perlu adanya
sumber-sumber untuk penyediaan dana untuk membiayai kegiatan usaha
yang semakin berkembang. Dana yang diperlukan untuk kegiatan usaha
merupakan salah satu faktor produksi selain sumber tenaga kerja, bahan
baku/bahan penolong, kemampuan teknologi, dan manajemen. Modal yang
diperlukan dalam kegiatan usaha dapat membantu meningkatkan pendapatan
usaha.
Pengertian pembiayaan berdasar prinsip Syari’ah menurut UU No.10
tahun 1998, tentang perbankan pasal 1 ayat 12 adalah :
“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebutsetelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau pembagian hasil keuntungan.”
(www.depkeu.go.id)
Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank Islam kepada
masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah
dikumpulkan oleh bank Islam dari masyarakat yang surplus dana
Jumlah - 246,346,000,000 Sumber : Data Primer yang diolah
55
4.2 Pembiayaan yang Diberikan BMT Beringharjo Kauman Kepada
Pengusaha Kecil
Dalam usaha membantu pengusaha kecil atau pedagang kecil untuk
meningkatkan pendapatannya, cara yang ditempuh BMT Beringharjo yaitu
dengan memberikan pembiayaan sebagai modal yang bebas dari unsur riba.
Usaha kecil yang banyak mendapat bantuan berupa pembiayaan dari
BMT Beringharjo Kauman adalah pedagang sayur, pedagang sembako,
pedagang kebutuhan dapur, dan pedagang buah.
BMT Beringharjo sebelum memberikan pembiayaan kepada usaha
kecil terlebih dahulu melakukan survei mengenai usaha yang dijalankan.
Setelah itu baru ditentukan besarnya pembiayaan yang akan diberikan.
4.3. Analisis Uji-t dan Pembahasan
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan yang
diberikan oleh BMT Beringharjo Kauman bagi pengusaha kecil. Untuk lebih
jelasnya hasil analisis terebut dapat dilihat pada lampiran
Langkah-langkah pembuktiannya adalah sebagai berikut :
56
1. Level of significant (df)
(α ) = 0,05 dengan tingkat keyakinan 95% dan resiko sebesar 5% didapat
dari t-tabel sebesar (α /2 ); (n-1) yaitu 2,064.
2. Kriteria Pengujian
Ho diterima apabila : -2,064 ≤ t-hitung ≤ 2,064.
Ho ditolak apabila : t-hitung > 2,064 atau t-hitung < -2,064.
3. Rumus uji-t
t = nSD
D/
___
Keterangan :
t = t hitung
D___
= Hasil perbedaan XX 21−
S D = Standar Deviasi
n = Jumlah sampel
Berdasarkan kertas kerja tersebut di atas, untuk menentukan nilai t
terlebih dahulu harus diperhitungkan beda rata-rata dan standart deviasi.
Dapat dilihat pada perhitungan sebagai berikut :
= D__
nD∑
57
= 25
3135000
= 125400
S D=
1
__2
−
⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜
⎝
⎛−∑
n
D D
= 24
000.000.346.246
= 01026441667
= 20680,52
Dengan diketahuinya beda rata-rata dan standard deviasi di atas maka
t-hitung dapat dihitung sebagai berikut :
t = nS
D
D /
__
= 5/52,20680
125400
= 104,4136
125400
= 30,3184
58
4. Kesimpulan
Dengan t-tabel (0,025;25) = 2,064
0 064,2− 064,2
Daerah Terima
Daerah Tolak Daerah Tolak
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh t-hitung sebesar 30,3814.
Ternyata t-hitung terletak di daerah penolakan Ho, yaitu t-hitung > t- table
atau 30,3814 > 2.064.
Berarti dapat dikatakan bahwa dengan adanya pemberian pembiayaan
dari BMT Beringharjo Kauman, pendapatan pengusaha kecil mengalami
peningkatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data pada bab IV, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Keberadaan BMT Beringharjo Kauman sangat membantu usaha
kecil yang kekurangan modal dengan pembiayaan yang diberikan.
2. Rata-rata pendapatan nasabah sebelum adanya pembiayaan yang
diberikan BMT Beringharjo Kauman adalah Rp 190.600,00 dan
sesudah pembiayaan dari BMT Beringharjo Kauman sebesar Rp
316.000,00. Dari hasil analisis uji-t diperoleh t-hitung sebesar
30,3184 dan t-tabel sebesar 2,064, jika dibandingkan antara t-hitung
dan t-tabel maka diperoleh t-hitung > t-tabel. Ini berarti Hi diterima
dan Ho ditolak, yaitu sesudah pembiayaan yang diberikan oleh
BMT Beringharjo Kauman, pendapatan pengusaha kecil mengalami
peningkatan.
5.2. Saran
Adapun keterbatasan-keterbatasan dan saran yang dapat diajukan
penulis dari penelitian yang telah dilakukan antara lain sebagai berikut :
59
60
1. Dalam menyusun skripsi ini penulis menghadapi kendala yaitu
terbatasnya sampel, karena responden yang termasuk pengusaha
kecil ada yang tidak mau dilibatkan dalam penelitian dengan alasan
tidak mau diketahui besarnya pendapatan yang mereka peroleh.
Maka dari itu penulis mencoba memberi saran bagi penelitian-
penelitian berikutnya untuk mengambil sampel di lingkup pasar
yang lebih besar.
2. Penelitian ini hanya menggunakan pendapatan bersih penjualan
rata-rata perbulan, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya
disarankan untuk menggunakan pendapatan rata-rata per minggu.
3. Hasil penelitian ini sekiranya dapat dijadikan sebagai acuan bagi
peneliti lain untuk mengembangkan maupun mengoreksi dan
melakukan perbaikan seperlunya.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Moh. Syafi’i, 2001, Bank Syari’ah dari Teori Kepraktek, Gema Insani
Press, Jakarta. Arifin, Zainul, 2005, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah, Pustaka Alvabet,
Jakarta. Arikunto, Suharsimi, 1993, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Yogyakarta.
Cahyono, Bambang Tri dan Adi, Sugiyo, 1994, Manjemen Industri Kecil, Liberty, Yogyakarta.
Departemen Agama RI, 1992, Al Qur’an dan Terjemahannya, Yayasan
Penyelenggara dan Penerjemah Kitab Suci, Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia,2002, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.59,
Salemba Empat, Jakarta. Mardalis,1990, Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal, Melton Putra,
Jakarta. Mardiasmo, 1995, Akuntansi Keuangan Dasar 2, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.
Mulyono, Teguh Pudjo, 1996, Manajemen Perkreditan bagi Bank Komersil, BPFE, Yogyakarta.
Online, http:/www.depkop.go.id, 2006 Online, http:/www.depkeu.go.id, 2006 Ridwan, Muhammad, 2004, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), UII
Press,Yogyakarta. Sekaran, Uma, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Salemba Empat, Jakarta. Subiyakto, Haryono, 2001, Statistik Inferen Untuk Bisnis, STIE YKPN, Yogyakarta.
Konsultan Manajemen : Drs. M. Akhyar Adnan, MBA, Ak.,Ph.D.
Struktur organisasi BMT Beringharjo digambarkan dibawah ini :
RAT
Direktur
GM
1. Kadiv CRD 2. Kadiv Keuangan 3. Kadiv Umum & Personalia 4. Kadiv IT 1. Pengawasan Syari’ah
2. Pengawasan Manajemen
Kabag Operasional
Kabag Operasional
Kabag Operasional
Manajer Area 1 Manajer Area 2 Manajer Area 3
Kabag Marketing
Kabag Marketing
1.Jasmit 2.Teller 3.Akunting 4.Staf Adm
1. Staf AO
2. Staf LO
3. Staf FO
4. Staf Adm
1. Staf AO 2. Staf Adm 3. Adm
Pembiaya-an
1.Jasmit 2.Teller 3.Akunting 4.Staf Adm
1. Staf AO
2. Staf FO
3. Staf Adm
Kabag Marketing
1.Jasmit 2.Teller 3.Akunting 4. Staf Adm
Gambar: Struktur Organisasi BMT Beringharjo
BMT Beringharjo merupakan lembaga keuangan syari’ah yang
berbadan hukum koperasi. Sehingga kekuasaan tertinggi adalah RAT.
Direktur bertugas dan bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen
organisasi. Di bawah direktur ada GM atau manajer umum yang merupakan
penanggung jawab atas operasional BMT Beringharjo secara keseluruhan
yaitu kantor 1, kantor 2, dan kantor 3. Dalam menjalankan tugasnya, seorang
GM dibantu oleh Kadiv (Kepala Divisi). Kadiv CRD atau Ceremedial
bertugas menangani kredit bermasalah. Kadiv Keuangan bertugas
mensirkulasi arus kas (keuangan) semua BMT. Kadiv Umum dan Personalia
bertugas melengkapi kebutuhan bMT baik internal maupun eksternal. Tugas
dari Kadiv IT adalah mengatur semua masalah teknologi. GM membawahi
manajer area 1, manajer area 2, dan manajer area 3 yang semuanya dibantu
oleh Kabag (Kepala Bagian) Marketing dan Kabag Operasional dan
karyawan yang ada dibawahnya.
Dalam BMT Beringharjo terdapat pengawasan syari’ah atau Dewan
Pengawasan Syari’ah yang bertugas mengawasi jalannya operasional BMT
Beringharjo sehari-hari agar selalu sesuai denagn ketentuan syari’ah.
I.4. Produk-Produk BMT Beringharjo
Produk-produk yang ditawarkan oleh BMT Beringharjo digolongkan
menjadi dua yaitu produk simpanan (Funding) dan produk pembiayaan
(Financing-Lending).
Produk-produk simpanan dari BMT Beringharjo adalah:
1. Wadi’ah Yad Dhamanah
Adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu atau
badan hukum yang harus dan ditarik kapan saja sesuai keinginan penyimpan.
Prinsipnya antara lain adalah titipan dari satu pihak ke pihak lain baik
individu atau badan hukum harus dijaga dan dikembalikan sesuai keinginan
penyimpan; penerima titipan diberi izin untuk menggunakan dan mengambil
manfaat dari titipan tersebut; penyimpan mempunyai kewajiban terhadap
kehilangan atau kerusakan; dan imbalan yang diberikan berupa insentif
(bonus) yang tidak disyaratkan sebelumnya.
2. Mudharabah Biasa
Yang termasuk dalam golongan mudharabah biasa adalah :
1) Akad Qurban
Sama dengan mudharabah tetapi penarikannya diakadkan untuk qurban.
Nisbah bagi hasil sebesar 25% dari pendapatan, dengan setoran awal
minimal Rp 10.000,- selanjutnya minimal Rp 5.000,- .
2) Akad Haji
Sama dengan mudharabah tetapi penarikannya diakadkan untuk
menunaikan ibadah haji. Nisbah bagi hasil sebesar 25% dari pendapatan,
dengan setoran awal minimal Rp 100.000,- selanjutnya minimal Rp
5.000,- .
3) Akad Pendidikan
Sama dengan mudharabah tetapi penarikannya diakadkan untuk
pendidikan. Nisbah bagi hasil sebesar 25% dari pendapatan, dengan
setoran awal minimal Rp 10.000,- selanjutnya minimal Rp 5.000,- .
4) Akad Walimahan
Sama dengan mudharabah tetapi penarikannya diakadkan untuk
pernikahan. Nisbah bagi hasil sebesar 25% dari pendapatan, dengan
setoran awal minimal Rp 10.000,- selanjutnya minimal Rp 5.000,- .
5) Simpanan Tamasya Mitra (SIMTARA)
Adalah simpanan untuk tamasya yang diadakan oleh pihak BMT. Setoran
awal minimal Rp 10.000,- selanjutnya minimal Rp 5.000,- .
3. Simpanan Mudharabah Berjangka
Adalah suatu kesepakatan antara dua pihak atau lebih dalam suatu
proyek dimana masing-masing pihak berhak atas segala keuntungan dan
bertanggung jawab akan segala kerugian yang terjadi sesuai dengan
penyertaanya masing-masing. Terdapat tiga pilihan jangka waktu yaitu 3
bulan, 6 bulan, dan 12 bulan dengan saldo minimum Rp 1.000.000,- dan
nisbah bagi hasilnya sebesar 30% : 70% untuk 3 bulan, 35% : 65% untuk 6
bulan, dan 40% : 60% untuk 12 bulan.
Produk-produk pembiayaan dari BMT Beringharjo adalah :
1. Musyarakah
Adalah kerjasama antara pihak I (BMT) sebagai pemodal dengan pihak II
(Nasabah) sebagai pengelola, dimana pihak pertama menyertakan
modalnya kepada usaha milik pihak kedua. Pembagian hasilnya
ditentukan berdasar kesepakatan bersama. Grace periode paling lama dua
tahun dengan pengembalian modal setiap bulan..
2. Murabahah
Adalah akad jual beli antara BMT dengan nasabah. BMT menyediakan
barang kebutuhan anggota yaitu barang-barang investasi, usaha elektronik
atau kebutuhan lain dengan pembayaran angsuran harian, mingguan, atau
bulanan.
3. Bai’ Tahsiri atau Ijarah Muntahia Bittamlik
Adalah akad sewa beli disertai perpindahan kepemilikan barang yang
disewa pada akhir pembayaran---atau istilah asingnya Leasing— antara
BMT denagn nasabah, pembayaran sewa secara tempo/ angsuran. Selama
belum lunas status barang masih milik BMT.
4. Ijarah
Adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti kepemilikan atas barang tersebut.
Ijarah yang ditawarkan BMT Beringharjo terdapat dua macam, yaitu :
1) Ijarah Manfaat adalah ijarah tanpa perpindahan kepemilikan dengan
pembiayaan angsuran atau jatuh tempo. Contohnya membiayai kontrak/
sewa rumah.
2) Ijarah Jasa yaitu seperti jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa event
organizer atau jasa lainnya yang berbentuk layanan non material,
misalnya biaya SPP sekolah dan biaya rumah sakit.
5. Qardhul Hasan
Adalah akad pembiayaan yang bersifat social, artinya jika realisasi
pembiayaan Rp 100.000,- maka pengembaliannya juga sebesar Rp
100.000,- dengan jumlah angsuran sesuai kemampuan.
6. ZIS atau Zakat, Infak, Shadaqah
Membantu masyarakat lewat program beasiswa dan kesehatan. Selain itu
BMT Beringharjo juga menghimpun dana zakat, infak, dan shadaqah dari
para aghniya (orang berkecukupan) untuk disalurkan kepada yang
membutuhkan melalui program :
1) GAPERA (Gerakan Pemberdayaan Masyarakat).
2) Beasiswa Pendidikan (SD, SLTP, dan SMU).
3) Layanan Kesehatan.
4) Kegiatan Sosial Keagamaan.
7. Sektor Riil
BMT Beringharjo juga melakukan pembiayaan dalam sector rill, pada
tahun 2004-2005 BMT Beringharjo telah mengembangkan bisnis properti
dengan membangun perumahan muslim dan bisnis pakan ternak alternatif.
Tahun 2006 ini telah membangun toko oleh-oleh khas Yogyakarta.
QUESTIONANAIRE
Kepada Yth,
Nasabah (Mudharib)
BMT Beringharjo
Di Tempat
Assalamu’alaikum Wr.Wb,
Di tengah kesulitan ekonomi yang sedang dihadapi di Indonesia serta
kenaikan harga-harga pokok mengakibatkan kesulitan dalam pengembangan usaha
kecil karena permodalan yang lemah. Kami, Evy Meirina Budi Astuti, mahasiswa
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, mencoba
untuk menganalisis pengaruh pembiayaan pada pendapatan usaha kecil dari BMT
Beringharjo, Yogyakarta dalam skrpisi berjudul “Pengaruh Pendapatan Usaha
Kecil Sebelum dan Sesudah Memperoleh Pembiayaan dari BMT Beringharjo,
Yogyakarta”. Angket ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan yang
diberikan BMT Beringharjo terhadap pendapatan usaha kecil. Hasil yang didapat
dari kuisioner ini hanya untuk kebutuhan untuk penelitian semata, bukan untuk
dipublikasikan, dan kami jaga kerahasiannya.
Agar hasil penelitian ini dapat optimal, kami mengharap Anda dapat mengisi
daftar pertanyaan yang diajukan secara sunguh-sungguh dan sesuai dengan kondisi
sebenarnya. Demikian atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, Mei 2006
(Evy Meirina Budi Astuti)
QUESTIONNAIRE
I. Nama Anda : (boleh tidak diisi)
II. Umur Anda :
III. Jenis kelamin Anda : Perempuan Laki - laki
IV. Pendidikan terakhir Anda :
a. Sekolah Dasar (SD) b. SLTP c. SMA d. Akademi e. Sarjana
V. Pekerjaan Anda :
a. PNS atau TNI b. Karyawan Swasta c. Pensiunan PNS/ TNI d. Wiraswasta e. Karyawan f. Lainnya,sebutkan……………
VI. Sudah berapa lama menjadi nasabah atau anggota BMT “Beringharjo” ?
a. ≤ 6 bulan b. 1- 2 tahun c. 3 -4 tahun d. 5 tahun e. ≥ 6 tahun f. Lainnya, sebutkan…………
VII. Usaha yang Anda jalani saat ini :
a. Pedagang konveksi b. Pedagang barang konsumsi c. Pedagang sayur d. Warung kebutuhan dapur e. Warung makan f. Pengusaha pertanian g. Lainnya, sebutkan………………….
82
VIII. Sudah berapa lama Anda menjalani usaha ini ?
a. ≤ 6 bulan b. 1-2 tahun c. 3-4 tahun d. 5 tahun e. ≥ 6 tahun f. Lainnya, sebutkan…………
IX. Modal awal yang Anda keluarkan untuk usaha ini ?
a. ≤ Rp 500.000,- b. Rp 501.000,- s/d Rp 1.499.000,- c. Rp 1.500.000,- s/d Rp 2.000.000,- d. Rp 2.500.000,- s/d Rp 3.000.000,- e. ≥ Rp 3.001.000,- f. Lainnya,sebutkan………………
X. Modal awal yang dikeluarkan berasal dari ?
a. Modal Sendiri b. Meminjam kepada BMT “Beringharjo” c. Lainnya, sebutkan…………………….
XI. Pembiayaan yang ditawarkan BMT “Beringharjo” yang Anda pilih untuk
usaha ini :
a. Pembiayaan Mudharabah b. Pembiayaan Musyarakah c. Pembiayaan Murabahah d. Pembiayaan Bai’bi Tsaman ‘Ajil e. Pembiayaan Qardhul Hasan
XII. Jangka waktu pembiayaan Anda adalah :
a. 1 tahun b. 2 tahun c. 3 tahun d. 4 tahun e. 5 tahun f. ≥ 5tahun g. Lainnya, sebutkan…………
XIII. Pembiayaan yang Anda dapatkan sesuai dengan akad kerjasama :
Rp (sebutkan).
83
XIV. Porsi bagi hasil yang disepakati antara Anda dengan BMT
“Beringharjo” sebesar (dalam %) :
a. 20 : 80 b. 25 : 75 c. 30 : 70 d. 40 : 60 e. 50 : 50 f. Lainnya, sebutkan…………
XV. Jaminan yang Anda berikan untuk pembiayaan kepada BMT
“Beringharjo” adalah:
a. Tabungan b. Surat BPKB kendaraan roda 2 c. Surat BPKB kendaraan roda 4 d. Sertifikat tanah e. Lainnya, sebutkan…………..
XVI. Pembayaran kembali atas pembiayaan (angsuran) kepada BMT
“Beringharjo” sebesar Rp
(sebutkan).
XVII. Pendapatan yang Anda peroleh SEBELUM melakukan akad pembiayaan
dengan BMT “Beingharjo” :
a. ≤ Rp 200.000,- b. Rp 201.000,- s/d Rp 449.000,- c. Rp 450.000,- s/d Rp 700.000,- d. Rp 701.000,- s/d Rp 949.000,- e. Rp 950.000,- s/d Rp 1.200.000,- f. ≥ Rp 1.201.000,- g. Lainnya, sebutkan……………
XVIII. Pendapatan yang Anda peroleh SETELAH melakukan akad pembiayaan
dengan BMT “Beringharjo” :
a. ≤ Rp 200.000,- b. Rp 201.000,- s/d Rp 449.000,- c. Rp 450.000,- s/d Rp 700.000,- d. Rp 701.000,- s/d Rp 949.000,- e. Rp 950.000,- s/d Rp 1.200.000,- f. ≥ Rp 1.201.000,-