PUSLITBANG PERUM PERHUTANI - CEPU 2015 MENGENAL SUMBER BENIH JATI : KEBUN BENIH KLONAL (CLONAL SEED ORCHARD) CORRYANTI dan TRISWAHYUDI
PUSLITBANG PERUM PERHUTANI - CEPU
2015
MENGENAL SUMBER BENIH JATI :
KEBUN BENIH KLONAL
(CLONAL SEED ORCHARD)
CORRYANTI
dan
TRISWAHYUDI
MENGENAL SUMBER BENIH JATI :
KEBUN BENIH KLONAL
(CLONAL SEED ORCHARD)
CORRYANTIdan
TRISWAHYUDI
PUSLITBANG PERUM PERHUTANI - CEPU
2015
Mengenal Sumber Benih Jati : Kebun Benih Klonal (Clonal Seed Orchard)
Penulis :
Corryanti dan Triswahyudi
ISBN : 978-602-0853-00-0
Desain Sampul dan Tata letak :
Corryanti dan Edi Purwanto
Penerbit :
Puslitbang Perum Perhutani Cepu
Redaksi :
Jl. Wonosari Batokan Tromol Pos 6
Cepu 58302 Jawa Tengah
Telp : 0296 - 421233
Fax : 0296 - 422439
Web : www.puslitbangperhutani.com
Email : [email protected]
puslitbang.dokinfo@ gmail.com
Cetakan Kedua : April 2015Cetakan Pertama : Desember 2014
Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini, tanpa seijin Puslitbang Perhutani.
PENGANTAR KAPUSLITBANG
Kebun Benih Klon Jati dibangun sejak tahun 1983, dan produksi benihnya hingga hari ini masih
digunakan sebagai materi bibit dalam membangun hutan tanaman jati di wilayah Perhutani.
Pemahaman tentang seluk beluk dalam mengelola sumber benih semacam Kebun Benih Klon Jati
amat diperlukan guna menyediakan informasi tentang kondisi sumber benih jati di Perhutani dan
langkah-langkah yang dimungkinkan untuk mengembangkannya di kemudian hari.
Buku 'Mengenal Sumber Benih Jati: Kebun Benih Klon (Clonal Seed Orchard)' diterbitkan untuk
memberikan informasi yang berguna, tidak saja kepada para peneliti, mahasiswa, tetapi juga
manajemen dan pihak pemerhati sumber benih.
Semoga bermanfaat.
Cepu, April 2015
SUWARNO
i
PENGANTAR PENYUSUN
Banyak hal menarik yang bisa disampaikan, ketika kami menjalani pekerjaan sebagai
pengelola di Kebun Benih Klon Jati. Mulai dari keinginan mempelajari karakter individu
tanaman jati dalam membentuk bunga dan buah, hingga harapan kemungkinan
mengembangkan individu pohon per pohon, agar pohon jati di Kebun Benih Klon berbuah
produktif.
Sebagai sumber benih, KBK dituntut menghasilkan buah jati yang kontinyu. Karakter pohon per
pohon sengaja kami amati dalam tahun-tahun terakhir ini.
Data dan informasi kami bagikan kepada pembaca, berharap dapat menjadi acuan
pengelolaan sumber benih jati – KBK lebih baik di masa yang akan datang.
Dalam cetakan kedua ini kami sempurnakan isi buku untuk menambah lengkap informasi
tentang Kebun Benih Klon Jati dari cetakan sebelumnya.
Salam
Corryanti
ii
DAFTAR ISI
PENGANTAR KAPUSLITBANG ................................................................................................................ i
PENGANTAR PENYUSUN ...................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL..... .................................................................................................................................. v
01. PENGERTIAN SUMBER BENIH ....................................................................................................... 1
02. MENGELOLA SUMBER BENIH JATI ............................................................................................... 3
03. MENCERMATI POTENSI BUNGA DAN BUAH JATI DI KBK ..... ......................................................10
04. MEMPROSES UNDUHAN BUAH JATI KBK .....................................................................................14
05. ANCAMAN TANAMAN JATI DI KBK ..................................................................................................18
06. BIAYA PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN KBK JATI................................................................20
07. ARAH PENGELOLAAN SUMBER BENIH KBK JATI DI MASA YANG AKAN DATANG.....................22
DAFTAR BACAAN....................................................................................................................................24
DAFTAR LAMPIRAN :
- LAMPIRAN 01. BLOK TANAM KBK PADANGAN
- LAMPIRAN 02. BLOK TANAM KBK CEPU
- LAMPIRAN 03. BLOK TANAM KBK RANDUBLATUNG
Halaman
iii
Halaman
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 01. Contoh Sumber Benih ............................................................................................ 2
Gambar 02. Mengokulasi jati ...................................................................................................... 3
Gambar 03. Salah satu blok pertanaman di KBK Jati Padangan, umur 20 tahun ...................... 3
Gambar 04. Tanaman jati di KBK di musim kering dan musim penghujan.................................. 4
Gambar 05. Tata letak blok pertanaman di masing-masing KBK :
05a. KBK Padangan ............................................................................................... 5
05b. KBK Cepu ...................................................................................................... 5
05c. KBK Randublatung ........................................................................................ 6
Gambar 06. Beberapa kegiatan di dalam KBK Jati ................................................................... 8
Gambar 07. Susunan organisasi pengelola Kebun Benih Klonal .............................................. 9
Gambar 08. Variasi curah hujan lima tahun terakhir (2009-2013)............................................. 11
Gambar 09. Tampakan tajuk pohon jati berbunga .................................................................... 12
Gambar 10. Klon penghasil buah dalam 6 tahun pengamatan................................................. 13
Gambar 11. Kegiatan memproses benih unduhan .................................................................... 15
Gambar 12. Produksi buah Jati KBK ........................................................................................ 16
Gambar 13. Tingkat serangan benalu....................................................................................... 18
Gambar 14. Upaya mekanik memberantas benalu pada tanaman jati di KBK ......................... 19
Halaman
v
DAFTAR TABEL
Tabel 01. Pertanaman jati di Masing-masing KBK .................................................................... 6
Tabel 04. Peringkat 10 klon terbesar produksi benih di masing-masing KBK setiap tahun ...... 12
Tabel 02. Tata waktu kegiatan pengelolaan di KBK jati ............................................................. 8
Tabel 03. Masa berbunga pohon jati di 3 (Tiga) KBK ............................................................... 10
Tabel 05. Kisaran taksasi dan realisasi produksi benih jati KBK .............................................. 14
Tabel 06. Rendemen buah jati KBK menjadi benih .................................................................. 17
Tabel 07. Kehilangan pohon jati KBK Tahun 2012 - 2014 ........................................................ 18
Tabel 08. Pohon jati di KBK yang terserang benalu ................................................................ 19
Tabel 09. Pembiayaan mengelola KBK Jati ............................................................................. 20
Pengertian sumber benih
01. PENGERTIAN SUMBER BENIH
Sumber benih dalam pengertian umum adalah tegakan (kumpulan tanaman) yang sengaja dibangun
di dalam maupun di luar kawasan hutan, dikelola sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk menghasilkan
benih.
Sumber benih dapat diklasifikasikan dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi
tingkatannya, berturut-turut sebagai berikut:
a. Tegakan Benih Teridentifikasi (TBT), tegakan alam atau kumpulan tanaman yang teridentifikasi
lokasinya, dan produksi kualitas benih yang memadai, digunakan untuk menghasilkan benih.
b. Tegakan Benih Terseleksi (TBI), tegakan alam atau kumpulan tanaman yang memiliki pohon-
pohon dengan fenotipe bagus, seperti batang lurus, percabangan ringan, tidak cacat, digunakan
untuk menghasilkan benih.
c. Areal Produksi Benih (APB), areal tegakan yang telah terseleksi dan dilakukan
perawatan untuk meningkatkan kualitas tanaman, dimanfaatkan untuk menghasilkan benih.
d. Tegakan Benih Provenansi (TBP), tegakan berupa tanaman pohon-pohon yang provenansi
(asal-usul) nya diketahui dan teruji keunggulannya.
e. Kebun Benih semai (KBS), sebuah areal tegakan sumber benih yang dibangun penanamannya
dari materi benih asal indukan yang dinyatakan sebagai pohon plus.
f. Kebun Benih Klon (KBK), sebuah areal tegakan, yang penanamannya dibangun dari materi
asal perbanyakan vegetatif, seperti setek ranting/ cabang/batang, setek tunas/ pucuk,
sambungan/ bud graft/ okulasi, dan sebagainya).
g. Kebun Pangkas (KP), sebuah areal pertanaman yang sengaja dibangun dari materi tanaman
yang telah ditentukan, dirawat dengan intensif untuk menghasilkan pucuk-pucuk sebagai materi
setek.
Dewasa ini sumber benih di Perhutani, untuk empat tingkatan pertama, sudah mulai berangsur-
angsur ditiadakan, karena alasan faktor kualitas. Sementara tiga lainnya, masih menjadi andalan
sumber benih dan bibit tanaman operasional. Pada tanaman jati di Perhutani, hingga saat ini sumber
benih dan bibit jati berasal dari dua sumber benih, yaitu dari Kebun Benih Klon (KBK) dan Kebun
Pangkas (KP).
1
Pengertian sumber benih
Gambar 01.Contoh sumber benih
Dari atas ke bawah : Sumber benih - Areal Produksi Benih (a) ; sumber benih-Kebun Benih Klonal (b) ; dan Sumber benih - Kebun Pangkas (c)
Me
ng
en
al S
um
be
r Be
nih
Jati : K
eb
un
Ben
ih K
lon
al (C
lon
al S
eed
Orc
hard
)
2
(a)
(b)
(c)
Mengelola sumber benih jati
02. MENGELOLA SUMBER BENIH JATI
Mengenalkan sumber benih jati berklasifikasi kebun benih klon, penyusun menyiapkan kronologi
sejarah membangun KBK ini.
KBK dibangun pada tahun 1983, yaitu inisiasi kerjasama Perhutani dengan Universitas Gajah Mada
(UGM). Secara bertahap, tanaman KBK jati diselesaikan sampai tahun 1996. Dalam realisasi
pekerjaannya, dibangun lebih lanjut KBK jati terseleksi kurun waktu tahun 2003 sampai 2005. KBK
terseleksi dibangun dari klon-klon pilihan yang mengacu pada hasil evaluasi tanaman uji keturunan.
Tercatat terdapat 25 klon yang dinyatakan unggul dari hasil tanaman uji keturunan sebelumnya.
Materi pembangun tanaman KBK adalah hasil perbanyakan vegetatif dengan cara okulasi/ sambungan/
bud graft. Materi bagian atas disebut scion, berasal dari indukan pohon-pohon plus, sementara bagian
bawah, disebut root stock, disiapkan dari sembarangan jati sebagai penumbuhan akar bud grafting
kemudian.
Karena fungsinya sebagai sumber benih, penanaman pohon-pohon di KBK diatur dengan acak
(random) antar klon, dengan jarak tanam 10m x 10m, dan diulang dalam blok tanaman.
(a)
(b) (c)(d)
Gambar 02.Mengokulasi jati, scion pada bagian atas (a) dan root stock (b) pada bagian bawahnya, bila scion dan
rootstock sudah bersatu, sekitar 3-4 minggu (c), muncul tunas baru disebut bud grafting ( d)
Gambar 03.Salah satu blok pertanaman di KBK Jati Padangan, umur 20 tahun
3
Mengelola sumber benih jati
Kebun Benih Klon Jati dibangun di tiga lokasi, yaitu di wilayah KPH Padangan, KPH Cepu, dan KPH
Randublatung.
Kebun Benih Klon berlokasi di Padangan, masuk wilayah RPH Tinggang, BKPH Tegaron, KPH
Padangan.
KBK Padangan berbatasan dengan wilayah hutan atau perdesaan, dengan penjelasan berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ngeper dan Desa Purworejo, Kecamatan Padangan.
Sebelah barat berbatasan dengan Desa Prangi dan Desa Tebon, Kecamatan Padangan, dan Desa
Payaman, Kecamatan Ngraho.
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bancer dan Desa Klempun, Kecamatan Ngraho serta Desa
Pengkol, Kecamatan Tambakrejo.
Sebelah timur berbatasan dengan wilayah hutan RPH Tinggang, BKPH Tegaron, KPH Padangan.
Perbatasan dengan banyak desa tersebut di atas, berupa tegalan atau ladang milik masyarakat.
KBK Padangan berluasan 650,3 ha, berisi 14 tahun penanaman (1983 sampai 1996). KBK ini dibagi atas 8
petak, 132 blok dengan berisi sebanyak 144 klon. Inventarisasi hingga pertengahan tahun 2014 masih
terdapat pohon hidup sebanyak 59.944 pohon.
Gambar 04.Tanaman jati di KBK di musim kering (kiri) dan di musim penghujan (kanan)
4
Penanaman secara random dilakukan untuk menyiapkan tanaman yang ditanam berdekatan tidak
mengalami perkawinan inbreeding, atau perkawinan kerabat. Perkawinan antar kerabat dekat
menghasilkan generasi yang memunculkan sifat-sifat negatif (kelemahan), sebaliknya perkawinan antar
kerabat yang jauh diharapkan akan menghasilkan generasi yang lebih baik dari tetuanya.
Me
ng
en
al S
um
be
r Be
nih
Jati : K
eb
un
Ben
ih K
lon
al (C
lon
al S
eed
Orc
ha
rd)
Mengelola sumber benih jati
Kebun Benih Klon berlokasi di Randublatung masuk wilayah RPH Jati Kusumo, BKPH Kedung Jambu,
KPH Randublatung.
KBK Randublatung berbatasan dengan wilayah hutan atau perdesaan, dengan penjelasan berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Dukuh Loji ijo Desa Kalisari, Kecamatan Randublatung.
Sebelah barat berbatasan dengan sawah masyarakat Dukuh Taman Etan, Desa Wulung.
Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya Randublatung – Blora.
Sebelah timur berbatasan dengan Dukuh Pilang Bangau Desa Wulung.
KBK Randublatung berluasan 172 ha, berisi 5 tahun penanaman (1991 sampai 1995). KBK ini dibagi atas 21
anak petak, 39 blok dengan berisi sebanyak 124 klon. Inventarisasi hingga pertengahan tahun 2014 masih
terdapat pohon hidup sebanyak 15.386 pohon.
5
Gambar 05b.Tata letak blok pertanaman di masing-masing KBK Jati Cepu
Gambar 05a.Tata letak blok pertanaman di masing-masing KBK Jati Padangan
Tabel 01.Pertanaman jati di masing-masing KBK
Mengelola sumber benih jati
Gambar 05c.Tata letak blok pertanaman di masing-masing KBK JatiRandublatung
Sumber : Data inventarisasi KBK Padangan, Cepu dan Randublatung
Kebun Benih Klon berlokasi di Cepu, masuk wilayah RPH Kasiman dan RPH Sekaran, BKPH Sekaran,
KPH Cepu.
KBK Cepu ini berbatasan dengan wilayah hutan atau perdesaan, dengan penjelasan berikut:
Sebelah utara dan barat berbatasan langsung dengan petak-petak yang dikelola BKPH Sekaran KPH
Cepu.
Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya Cepu – Malo.
Sebelah timur berbatasan dengan sawah dan tegalan/ladang milik masyarakat Desa Tambak Merak,
Dukuh Klepo dan Desa Mundu, Kecamatan Kasiman, Kabupaten Bojonegoro.
KBK Cepu berluasan 600,6 ha, berisi 12 tahun penanaman (1983 sampai 1991 dan 2003 sampai 2005).
KBK ini dibagi atas 16 petak, 95 blok dengan berisi sebanyak 122 klon. Inventarisasi hingga pertengahan
tahun 2014 masih terdapat pohon hidup sebanyak 51.621 pohon.
No Lokasi KBK dan luas (ha) Seri tahuntanaman
Jumlah Petak
Jumlah Blok
Jumlah Klon
Jumlah Pohon
Padangan 1983-1996 8 132 144 59.944 Klon yang ditanam tidak mesti sama di masing-masing KBK
Cepu :- KBK Non-Seleksi(480,7 Ha)- KBK Seleksi(119,9 Ha)
Randublatung (172 Ha)
1983-1991
1991-2005
1991-1995
133
21
45
95
39
266
-
122
25
124
-
42.923
8.698
15.386
126.951Jumlah
6
Me
ng
en
al S
um
be
r Be
nih
Jati : K
eb
un
Ben
ih K
lon
al (C
lon
al S
eed
Orc
hard
)
Dalam setahun, terdapat kegiatan rutin yang dilakukan di KBK jati, yaitu:
a.Sensus pohon berbunga dan berbuah, kegiatan menginventarisasi dan mengidentifikasi individu
pohon di dalam KBK jati, yang berbunga dan berbuah. Biasa dilaksanakan dalam bulan Januari-Maret
mengetahui pohon berbunga, dilanjutkan sensus pohon berbuah sepanjang bulan Juni-Juli.
b.Taksasi produksi buah, kegiatan memprediksi produksi buah jati KBK dengan membuat plot contoh atau
sampling plot pada masing-masing blok, mengacu pada pohon berbuah (hasil sensus). Kegiatan taksasi
dilaksanakan bulan Juli hingga Agustus.
c. Babat jalur tumbuhan bawah, kegiatan membersihkan semak belukar/ tumbuhan bawah di sepanjang
jalur tanaman indukan KBK, bertujuan untuk memberi ruang tumbuh yang cukup pada pohon. Biasa
dikerjakan dalam kurun triwulan II-III.
d. Pembuatan ilaran api, yaitu jalur ilaran api pada lokasi-lokasi yang terdapat banyak seresah dan dapat
memicu terjadinya kebakaran. Biasa dikerjakan dalam bulan-bulan kering, Juni-Juli.
e. Babat tumbuhan bawah pohon berbuah, membabat dan membersihkan tumbuhan bawah serta semak
belukar yang berada di bawah pohon yang sedang berbuah. Dengan pekerjaan babat ini, kemudian akan
memudahkan pengunduhan benih saat memungut buah masak. Biasa dikerjakan dalam bulan Juli
hingga Agustus.
f. Pengunduhan, yaitu kegiatan memanen buah KBK jati, dikerjakan lajimnya dalam kurun waktu, Agustus
hingga Oktober, atau menyesuaikan saat buah masak.
g. Pendangiran. Kegiatan ini berupa upaya menggemburkan tanah di bawah pohon indukan, agar aerasi
tanah menjadi lebih baik, dan penyerapan hara pada akar-akar pohon berlangsung dengan normal.
Kegiatan ini sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, biasanya dalam bulan November-Desember.
h. Pemupukan adalah memupuk pohon-pohon di KBK, biasa digunakan pupuk kandang dengan dosis
tertentu sesuai umur tanaman, yaitu pada tanaman berumur 4 - 9 tahun. Dosis pupuk kandang yang
diberikan 12 kg per pohon, sedang pada tanaman berumur di atas10 tahun diberikan 24 kg/ per pohon.
Kegiatan pemupukan dilaksanakan pada awal musim penghujan, November hingga Desember.
i. Pembaruan batas blok, yaitu membuat tanda gelangan dengan mengecat bagian batang pohon
selebar 10 cm. Biasa diberi cat berwarna biru pada ketinggian 150 cm dari muka tanah. Cat batas blok
dikerjakan pada pohon-pohon pinggir yang berada di bagian paling luar tanaman. Batas blok lajim
diperbarui setiap 2 tahun kemudian.
j. Pembaruan nomor pohon, yaitu memperbarui identitas pohon dengan menuliskan nomor pohon pada
batang pohon, berisi nomor klon dan nomor pohon atau acir. Pembaruan ini diulangi atau diperbarui
dalam dua tahun.
k. Pengamanan tegakan. Kegiatan pengamanan KBK dilakukan melalui patrol (pengawasan) rutin
sepanjang hari. Kegiatan pegamanan ini berkoordinasi dengan jajaran unit kerja terkait, yaitu KPH,
kepolisian setempat, perangkat desa terkait, serta pembinaan masyarakat sekitar wilayah KBK.
l. Perlindungan hama dan penyakit, yaitu segala bentuk kegiatan yang dilakukan manajemen untuk
memberantas munculnya hama dan penyakit yang muncul sepanjang tahun.
Mengelola sumber benih jati
7
Gambar 06.Beberapa kegiatan di dalam Kebun Benih Klonal Jati
Mengelola sumber benih jati
8
Tabel 02.Tata waktu kegiatan pengelolaan di KBK jati
8
Feb
Babat tumbuhan bawah pohon
thp Hama & Penyakit
Me
ng
en
al S
um
be
r Be
nih
Jati : K
eb
un
Ben
ih K
lon
al (C
lon
al S
eed
Orc
ha
rd)
Mengelola sumber benih jati
9
9
Sampai dengan saat ini, dalam mengelola KBK Jati, kegiatan praktis di lapangan, dikoordinasikan oleh petugas
lapangan, setara Kepala Regu yang memimpin mandor-mandor kerja di lapangan dan berkoordinasi dengan
lembaga-lembaga terkait di dalam dan ke luar. Dengan tiga KBK Jati yang ada, maka para Kepala Regu itu
bertanggungjawab kepada seorang petugas, disebut Petugas pelaksana Kelola Kebun Jati setara Kepala Sub
Seksi Petugas Sub Seksi Kelola Kebun ini bertanggungjawab kepada Kepala Biro Kelola SDH.
Gambar 07.Susunan organisasi pengelola Kebun Benih Klon Jati
Kepala Biro Kelola SDH
Kapuslitbang
Petugas PelaksanaKelola kebun Jati
Mandor
KBK Padangan
Mandor
KBK Cepu
Mandor
KBK Randublatung
Petugas PelaksanaKelola kebun Jati
Padangan
Petugas PelaksanaKelola kebun Jati
Cepu
Petugas PelaksanaKelola kebun Jati
Randublatung
Mencermati potensi bunga dan buah jati di KBK
03. MENCERMATI POTENSI BUNGA DAN BUAH JATI DI KBK
Memahami saat masa berbunga dan masa berbuah pohon jati di sumber benih seperti KBK Jati adalah
kegiatan yang penting, karena menyangkut kesiapan KBK dalam menyediakan benih dengan
mengetahui potensinya dalam berproduksi bunga dan menghasilkan buah.
Jati dapat dipungut buahnya sekali dalam setahun. Dari tiga lokasi KBK Jati, pengamatan menunjukkan,
masa berbunga pohon jati adalah dalam bulan Januari sampai dengan Maret, dilanjutkan dengan masa
berbuah dalam waktu bulan Maret hingga Mei. Bulan selanjutnya adalah masa pemasakan buah, yaitu
bulan Juni hingga September.
Masa berbunga pohon jati tidak serempak, antar satu pohon dengan lainnya. Oleh karena itu, mengamati
pohon berbunga seyogyanya dilakukan dua kali dalam satu tahun, dan mengamati pohon berbuah cukup
sekali dalam setahun, yaitu saat pohon sudah dipastikan menghasilkan buah. Pengalaman petugas di
lapangan, pengamatan terbaik untuk pohon berbunga dilakukan dalam bulan Februari Maret, dan
pengamatan pohon berbuah dapat dilakukan dalam bulan Juni.
Hasil pengamatan pohon berbuah ini selanjutnya dapat dijadikan acuan untuk menaksasi (taksasi)
produksi buah dalam tahun berjalan. Kegiatan taksasi buah dalam tahun berjalan biasa dikerjakan dalam
bulan Juni-Juli.
Tabel 03.Masa berbunga pohon jati di 3 (Tiga) KBK
Petak Petak Petak
10
Me
ng
en
al S
um
be
r Be
nih
Jati : K
eb
un
Ben
ih K
lon
al (C
lon
al S
eed
Orc
hard
)
Keterangan : Pengamatan dalam tahun 2014
Dalam beberapa literatur, telah banyak dikemukakan pohon-pohon jati sumber benih semacam KBK
menunjukkan pohon berbunga dan berbuah hanya mencapai 30 per sen.
Pada kenyataannya, kemampuan berbunga dan berbuah tanaman jati di KBK dipengaruhi oleh faktor-faktor
luar yang memicu berkembang tumbuhnya bunga dan berhasil-tidaknya bunga menjadi buah. Curah hujan
yang tinggi sering memicu terjadinya kegagalan bunga menjadi buah. Dari pengamatan curah hujan tahun ke
tahun, tercatat curah hujan bervariasi antar tahun dan antar lokasi, yaitu rata-rata 2.408 mm per tahun, atau
secara terinci berturut-turut 2.262,9 mm/tahun (wilayah KBK Padangan), 2.636,1 mm/tahun (wilayah KBK
Cepu), dan 2.326,0 mm/ tahun (wilayah KBK Randublatung).
Di samping itu produktivitas bunga dan buah jati ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan lainnya, seperti
angin, hewan penyerbuk, ancaman kesehatan tanaman, serta tata kelola yang dipraktikkan.
Masa berbunga suatu pohon diikuti dengan masa bunga menjadi buah pada waktunya, karena dipengaruhi
oleh besar-kecilnya curah hujan pada waktu itu. Bila waktu berbunga disertai curah hujan yang tinggi dan
angin yang kencang, kemungkinan besar kegagalan bunga menjadi buah akan terjadi.
Pertanaman jati dalam KBK yang dibangun dari beragam klon, menunjukkan tidak semua klon memiliki
masa berbunga dan berbuah yang serempak, di sisi lain individu pohon dalam klon yang sama pun
menunjukkan potensi berbunga dan berbuah yang bervariasi. Setiap tahun, terdapat peringkat klon yang
terbanyak buahnya, yang tidak sama dibanding tahun lainnya. Dengan demikian, setiap masa
pengunduhan, individu pohon per pohon memiliki ragam produktivitas dari tahun ke tahun (inkonsistensi
berbuah).
Mencermati potensi bunga dan buah jati di KBK
Gambar 08.Variasi curah hujan lima tahun terakhir (2009-2013)
Sumber: Data Curah Hujan di masing-masing KBK Padangan, Cepu dan Randublatung
Curah hujan(mm/thn)
11
Mencermati potensi bunga dan buah jati di KBK
13
Tabel 04.Peringkat 10 klon terbesar produksi benih di masing-masing KBK setiap tahun
Gambar 09.Dari kiri ke kanan :
Tampakan tajuk pohon jati berbunga rendah dengan jumlah malai kurang dari 10 per pohon; berbunga sedang dengan jumlah malai 10-25 per pohon ; berbunga lebat dengan jumlah malai lebih dari 25 per pohon
Sumber : Data Produksi Buah KBK Padangan Tahun 2003, 2004, 2005, 2007, 2009,dan 2011
Keterangan: Produksi buah rata-rata 500 butir atau 0,5 kg per pohon
12
Me
ng
en
al S
um
be
r Be
nih
Jati : K
eb
un
Ben
ih K
lon
al (C
lon
al S
eed
Orc
hard
)
Peringkat
2003 2004 2005 2007 2009 2011
Klon
Prod (kg)
Prod (kg)
Prod (kg)
Prod (kg)
Prod (kg)
KlonProd (kg)
KBK PADANGAN
1
51
540,79
51
265,93
51
349,75
51
182,00
12
181,60 17 123,70
2
43
472,06
9
169,03
52
198,95
9
180,15
9
178,50 38 115,40
3
15
389,03
52
143,17
31
149,65
1
176,85
51
173,70 14 114,40
4
1
279,73
19
117,74
9
146,40
43
135,10
15
165,70 51 112,30
5
12
270,82
12
115,17
104
145,11
15
131,45
1
150,10 22 98,00
6
33
262,88
1
104,85
1
144,30
8
125,50
8
146,20 15 93,50
7
21
244,20
45
95,91
15
135,00
28
109,25
52
141,20 31 71,90
8
19
242,14
104
94,73
33
129,68
102
105,60
4
132,90 52 71,70
9
18
238,69
101
93,61
102
117,91
59
105,50
17
131,70 26 59,60
10
9
228,42
4
91,86
12
116,10
2
102,25
22
113,40 43 56,30
KBK CEPU
1
17
176,90
17
173,30
17
117,30
11
542,60
17
249,30 17 436,10
2
15
167,30
11
128,80
12
112,60
1
434,60
21
241,30 11 413,00
3
21
142,67
9
108,15
72
96,30
10
396,00
11
230,70 18 390,90
4
43
141,20
41
103,60
11
93,70
9
361,70
15
187,40 1 375,80
5
47
139,50
10
100,30
51
91,70
12
355,90
26
172,40 22 355,70
6
1
133,23
5
100,10
15
89,40
24
315,20
1
172,00 21 339,80
7
11
132,31
64
99,65
4
88,60
19
308,90
12
166,60 15 331,90
8
51
132,17
4
97,75
48
86,90
7
299,20
22
157,30 14 330,80
9
59
130,90
31
92,55
1
86,60
54
284,20
7
155,60 3 327,40
10
28
130,58
19
92,30
64
86,40
20
276,80
10
153,50 2 320,50
KBK RANDUBLATUNG
1
102
47,20
102
53,24
100
73,19
73
64,70
86
17,04 86 47,02
2
86
43,06
100
52,86
102
57,99
93
50,78
75
16,75 76 40,90
3 84 36,70 86 52,73 67 56,81 100 47,65 77 14,30 102 40,02
4 123 33,04 75 49,61 101 44,63 94 47,55 72 13,51 83 39,56
5 85 31,89 123 44,68 4 41,58 86 47,08 73 12,69 78 39,37
6 100 30,63 73 41,91 75 39,54 102 46,83 81 12,37 72 38,57
7 89 29,27 99 41,37 76 39,18 74 45,35 80 11,76 80 34,64
8 76 28,85 84 40,07 80 37,83 96 44,10 88 11,42 81 33,93
9 92 28,74 78 37,40 93 34,32 72 40,03 67 10,88 94 33,82
10 77 28,23 79 36,69 77 33,11 82 39,19 102 10,80 77 33,24
NoKlonNo
KlonNo
KlonNo
KlonNo
Hasil pengamatan pohon berbuah bervariasi dari tahun ke tahun, menunjukkan terdapat klon-klon tertentu
di suatu lokasi KBK yang selalu menghasilkan buah setiap tahun (pengamatan), tetapi terdapat klon yang
tidak selalu berbuah setiap tahun (pengamatan), berbuah tetapi tidak banyak, atau sesekali berbuah dalam
kurun jangka tahun (pengamatan). Sebuah pengamatan produksi buah yang kami lakukan selama enam
tahun berturut-turut, menunjukkan terdapat klon-klon yang selalu berbuah selama enam kali panen, atau
enam tahun pengamatan, dan ada yang hanya satu kali, dua kali, tiga kali, empat kali atau lima kali dalam
enam tahun pengamatan.
Mencermati potensi bunga dan buah jati di KBK
13
Gambar 10. Klon penghasil buah dalam 6 tahun pengamatan
Keterangan : Pengamatan dilakukan selama 2003-2011
0 5 10 15 20
6 thn
5 thn
4 thn
3 thn
2 thn
1 thn
KBK Padangan
KBK Cepu
KBK Randublatung
51, 52, 01
17, 104, 19, 22, 33, 18, 24
43, 31, 08, 102, 04, 59, 11, 73
11, 01 88, 75, 102
12, 09, 15
17, 04, 12 73, 76, 94, 80, 77
15, 21, 07, 51, 14, 10
83, 78, 100, 84, 92, 67
18, 72, 25, 05, 09, 19, 24
93, 81, 79, 72
14, 28, 101, 94, 32, 115, 107, 56, 47, 60, 23 28, 26, 64, 59, 02, 03, 53, 45, 23, 42, 50, 52, 44, 08, 22, 31
123, 87, 90, 85, 31, 82, 99, 97, 24, 04, 101, 88
38, 21, 45, 26, 02, 75, 58, 37, 49, 44, 48, 61, 117 43, 47, 48, 54, 20, 49, 63, 70, 58, 68, 41, 37, 57, 56, 30, 29
32, 03, 89, 74, 96, 91, 103, 15, 21, 14, 05, 65, 98, 59, 17, 29
No klon berbuahdalam pengamatan
04. MEMPROSES UNDUHAN BUAH JATI KBK
a. Pengunduhan buah, sekali pun kegiatan pengunduhan benih dan menghasilkan benih di KBK
telah biasa dilakukan dari tahun ke tahun, namun kegiatan taksasi produksi buah jati di KBK perlu
dilakukan sebelum kegiatan pengunduhan buah dilaksanakan.
b. Memprediksi Produksi benih, taksasi produksi adalah kegiatan menduga atau memprediksi
produksi benih pada sebelum masa pengunduhan, yang didasari pada pengamatan pohon
berbunga dan pendugaan keberhasilan pohon berbuah. Nilai prediksi biasa dinyatakan dalam
jumlah buah atau berat (kg/pohon) dan kemudian dijumlahkan untuk keseluruhan pohon.
Kegiatan taksasi biasa dikerjakan oleh petugas di lapangan yang telah bekerja menggeluti pengelolaan
kebun benih bertahun-tahun, sehingga ketepatan taksasi terhadap realisasi dapat mencapai 90-100
per sen. Pernyataan ini terbukti, ketika melakukan taksasi di tahun 2014, capaian realisasi melewati
taksasi hingga 109,4%.
Setelah benih diunduh atau dipanen, sebelum benih siap dimanfaatkan, benih unduhan menjalani
tahapan proses benih, dikenal dengan istilah seed processing, atau dalam bahasa lapangan disebut
prosesing.
Ada beberapa tahapan proses benih, diurutkan sebagai berikut:
a. Pengeringan dan pembersihan, yaitu kegiatan menjemur benih di atas lantai jemur dengan alas
plastik jemur (terpal). Benih dijemur, dan dikelompokkan sesuai nomor klon dan tahun tanam.
Penjemuran dikerjakan sampai kulit buah tampak mengering dengan kadar air sekitar 10-12 per
sen.
b. Seleksi benih, yaitu kegiatan menyeleksi benih di atas meja seleksi. Benih diseleksi secara okuler,
mengelompokkan benih-benih yang baik, sehat (biasa ditunjukkan dengan bentuknya yang bulat
dan berwarna coklat), dan menyisihkan benih yang cacat atau rusak.
c. Sortasi benih, yaitu mengayak benih benih yang sudah dipilih tadi melalui meja sortasi,
bertujuan memisahkan benih berdasarkan ukuran diameternya. Diameter benih jati biasa
dibedakan atas tiga ukuran diameter, yaitu berturut-turut 10-12 mm; 12-14 mm,dan ukuran diatas
14 mm.
Memproses unduhan buah jati KBK
15
Tabel 05.Kisaran taksasi danrealisasi produksi benih jati KBK
No KBK Taksasi Produksi Realisasi Produksi
1. Padangan 3.125,55 3.177,30
2. Cepu 7.466,94 8.778,70
3. Randublatung 1.050,15 787,71
Jumlah 11.642,64 12.739,71
Sumber : Data taksasi dan realisasi produksi buah jati KBK tahun 2014
14
Me
ng
en
al S
um
be
r Be
nih
Jati : K
eb
un
Ben
ih K
lon
al (C
lon
al S
eed
Orc
hard
)
d. Pengemasan benih, dilakukan dengan menggunakan kantong plastik yang dirancang sedemikian rupa,
sehingga tidak terjadi kerusakan. Dalam kemasan benih berisi paling tidak sekitar 6 kg, dan dipisahkan
antara benih besar, sedang, dan kecil. Etiket keterangan produksi benih dicantumkan pada plastik
kemasan bagian depan dan label di dalamnya, yang memuat keterangan asal benih, ukuran benih,
tanggal panen, tanggal pengolahan, tanggal penyimpanan, kemurnian benih, kadar air, daya kecambah
dan berat benih.
Memproses unduhan buah jati KBK
Gambar 11.Kegiatan memproses benih unduhan
a. Penerimaan buah dari KBK jati b. Memisahkan buah berdasarkan nomor klon
15
c. Teknik melepaskan kulit buah d. Menjemur buah
e. Pembersihan buah dari kotoran f. Seleksi buah untuk kategori benih
g. Pengemasan benih h. Sortasi benih
Umumnya benih jati asal KBK yang diproduksi, hingga saat ini masih mengutamakan peruntukan benih
pertanaman di wilayah Perum Perhutani, walau dalam jumlah tertentu benih jati KBK diperjualkan kepada
pihak luar Perhutani.
Pengamatan catatan produksi sepanjang KBK Jati dibangun, menunjukkan produksi buah KBK berfluktuasi
antar tahun ke tahun. Terjadi produksi terbesar sepanjang KBK dibangun, pada tahun 2008, sebanyak
55.504,47 kg. Dari pengamatan produksi, menunjukkan produksi buah KBK tahunan adalah 25 ton per tahun,
atau secara wilayah berturut-turut 8 ton/ tahun (KBK Padangan), 14 ton/tahun (KBK Cepu), dan 2 ton/ tahun
(Randublatung). Perbedaan produksi antar lokasi ini dapat disebabkan karena luasan, jumlah klon yang
ditanam, serta kesuburan tanah di lokasi KBK.
Memproses unduhan buah jati KBK
17
Gambar 12.
Produksi buah jati KBK
Sumber : Data produksi KBK tahun 1998-2013
16
Me
ng
en
al S
um
be
r Be
nih
Jati : K
eb
un
Ben
ih K
lon
al (C
lon
al S
eed
Orc
ha
rd)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Padangan 7,97 9,23 17,33 6,92 15,46 7,43 2,13 3,30 - 0,113
Cepu 10,04 12,84 31,71 22,04 35,29 10,86 9,19 18,44 - 1,02
Randublatung 2,80 2,52 4,44 3,07 4,75 0,66 0,68 2,17 - 1,20
2013
0,113
1,02
1,20
thn
Prod buah ( x1.000 kg )
Dari perhitungan rendemen proses benih jati, menunjukkan masing-masing KBK memiliki rendemen yang
bervariasi, yaitu berbeda antar tahun panen dalam satu lokasi, dan berbeda rendemen antar lokasi. Pada Tabel
06 terlihat berturut-turut rendemen benih rata-rata adalah 77,23 per sen (Padangan), 75,89 per sen (Cepu), dan
76,65 per sen (Randublatung), sehingga tampak pula bahwa rendemen benih jati di KBK berada pada nilai
kisaran 75 per sen.
Penyimpanan benih jati dalam kurun waktu yang relatif lama (selama ini disimpan paling lama 2-3 tahun)
menunjukkan tidak menurunkan kualitas kemampuan berkecambah. Pengamatan daya kecambah pada
benih yang disimpan masih dalam jangka waktu 2-3 tahun masih dalam batas toleransi prosentasi susut, yaitu
18 – 28,93 per sen (surat dari Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa dan Madura no : S258/BPTH.JM-3/2014
perihal toleransi prosentasi susut benih jati KBK).
Memproses unduhan buah jati KBK
Tabel 06.Rendemen buah jati KBK menjadi benih
17
Sumber : Data produksi buah jati KBK tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014
Padangan Cepu Randublatung
Produksi Produksi
Produksi Produksi
Produksi Produksi
No Thn Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah
Prosesing Prosesing Prosesing Prosesing Prosesing Prosesing
(Kg)
(Kg)
(%)
(Kg)
(Kg)
(%)
(Kg)
(Kg)
(%)
1
2
5
4
5
6
7
8
9
10
11
1
2004
7.977,20
6.498,84
81,47
10.042,43
7.599,94
75,68
2.805,51
2.309,86
82,33
2
2005
9.231,95
7.597,60
82,30
12.848,90
10.062,05
78,31
2.521,97
1.955,11
77,52
3
2006
17.328,08
12.491,26
72,09
31.710,52
25.501,00
80,42
4.441,01
3.340,10
75,21
4
2007
6.924,10
5.557,05
80,26
22.043,45
17.512,20
79,44
3.071,40
2.536,31
82,58
5
2008
15.458,76
12.147,80
78,58
35.291,16
26.599,85
75,37
4.754,55
3.755,30
78,98
6
2009
7.430,10
5.917,70
79,64
10.865,70
8.423,30
77,52
661,20
454,30
68,71
7
2010
2.129,50
1.535,50
72,11
9.190,60
6.572,10
71,51
679,00
497,50
73,27
8 2011 3.296,00 2.546,63 77,26 18.442,20 13.722,84 74,41 2.172,05 1.773,68 81,66
2013
113,50
94,90
83,61
1.017,70
817,69
80,35
1.202,00
1.014,49
84,40
2014
3.173,30
2.538,75
80,00
8.778,70
6.759,70
77,00
787,71
606,55
77,00
JUMLAH
73.062,49
56.926,03
160.231,36
123.570,67
23.096,40
18.243,20
RERATA
4.566,41
3.557,88
10.014,46
7.723,17
1.443,53
1.140,20
Rendemen Rendemen Rendemen
9
10
Ancaman tanaman jati KBK
05. ANCAMAN TANAMAN JATI DI KBK
Jati tetap menjadi perhatian bagi masyarakat sekitar, sehingga keberadaan tanaman jati KBK tetap
rawan terhadap pencurian. Pencurian kayu tanaman jati KBK tetap menjadi perhatian yang penting,
karena menyangkut materi genetik sebagai pohon sumber penghasil benih.
Pengamatan tiga tahun terakhir, tercatat ancaman pencurian kayu jati terjadi di semua KBK, Padangan,
Cepu, maupun Randublatung. Dalam tiga tahun terakhir saja, sudah tercatat sebanyak lebih dari 556
pohon tercuri. Koordinasi dengan semua pihak terkait untuk masalah ini merupakan upaya yang terus
menerus harus dilakukan petugas.
Ancaman terhadap tanaman jati KBK juga disebabkan oleh serangan hama dan penyakit. Serangan
benalu, dewasa ini merupakan ancaman yang tidak hanya terjadi di KBK, tetapi juga tanaman masal
di wilayah pertanaman di KPH. Ancaman benalu pada tanaman jati hampir terjadi di semua petak
dengan tingkat serangan yang beragam. Serangan benalu pada pohon jati berdampak pada
produktivitas pohon, termasuk produksi benih. Pada pengamatan serangan benalu di tahun 2013,
tercatat sekitar 23 per sen dari total pohon , dengan tingkat serangan yang beragam.
19
Gambar 13.Dari kiri ke kanan : Kategori tingkat serangan benalu sebesar 75% ; 50% ; dan dibawah 50%
18
Me
ng
en
al S
um
be
r Be
nih
Jati : K
eb
un
Ben
ih K
lon
al (C
lon
al S
eed
Orc
hard
)
7.
Jumlah 171 340 45
Sumber : Laporan huruf A kehilangan pohon di KBK jati
Saat ini, upaya yang dilakukan adalah tindakan pemberantasan, yaitu dengan cara mekanik, memotongi
atau memangkasi bagian pohon yang terserang benalu secara total.
Kejadian kebakaran merupakan ancaman lain yang tidak kalah penting, dan kerap terjadi pada masa-
masa rawan, seperti musim kemarau dan akibat gangguan sosial lainnya. Catatan petugas di lapangan,
kejadian kebakaran dalam tahun ini (2014) terjadi 2 kali, di KBK Padangan. Hal ini kerap terjadi karena
lokasi KBK dekat dengan jalan besar yang ramai lalu lintasnya.
Upaya yang yang dilakukan dalam mencegah kebakaran adalah dengan membangun ilaran api, sehingga
memudahkan pemadaman api saat terjadi kebakaran. Upaya mengendalikan api saat terjadi kebakaran
adalah dengan pemadaman konvensional, memanfaatkan daun-daun ilaran api, seperti ploso, kesambi,
sono (sonokeling dan sonobrit). Tanaman ini ditanam pada batas blok dan sebagai tanaman tepi.
Ancaman tanaman jati KBK
Gambar 15.Kejadian kebakaran KBK Padangan pada tahun 2014, saat musim kemarau (kiri);
Upaya pemadaman secara konvensional (kanan)
Gambar 14.Upaya mekanik memberantas benalu pada tanaman jati di KBK
Dari kiri ke kanan, petugas sedang memotongi cabang dan ranting yang diserang benalu; Ranting yang sudah dipotong dibuang ke bawah;
Bagian potongan benalu dibiarkan kering dan mati; biasa pemberantasan ini dilakukan pada musim kemarau akan sangat efektif.
Tabel 08.
Jumlah 126.951 30.554 23,92%
Sumber : Hasil sensus pohon KBK yang terserang benalu tahun
19
No Keterangan
Biaya penyelenggaraan pengelolaan KBK Jati
06.BIAYA PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN KBK JATI
Pembiayaan untuk mendukung pengelolaan kebun benih KBK Jati menjadi andalan, agar produksi benih
sesuai dengan harapan. Pemeliharaan dan penyediaan sarana dan prasarana serta menjaga
keamanannya menjadi fokus dalam mengelola KBK.
Biaya yang dikeluarkan untuk mengelola KBK Jati dapat dibagi atas klasifikasi biaya pemeliharaan; biaya
penyediaan sarana; dan biaya pengamanan materi genetik (pohon).
21
Tabel 09.Pembiayaan mengelola KBK jati
Sumber : Data jumlah pohon dari tarip upah KBK jati tahun 2014
Catatan : * Berat = Tumbuhan bawah berupa semak berkayu, berduri atau alang-alang dengan kerapatan ≥ 60%
* Ringan = tumbuhan bawah, berupa alang-alang dengan kerapatan < 60%
20
No Jenis Kegiatan Sat Tarif /satuan
(Rp) Keterangan
1 Babat jalur tumbuhan bawah *Berat Hm 29.050 Dilakukan 1 kali dalam setahun
*Ringan Hm 21.330
2 Pendangiran Phn 5.600 Dilakukan 1 kali dalam setahun
3 Pemupukan Phn 815 Dilakukan 1 kali dalam setahun
4 Babat tumb. bawah phn berbuah *Berat Phn 5.400
Dilakukan 1 kali dalam setahun
*Ringan Phn 4.070
5 Pengunduhan buah Kg 6.930 Dilakukan 1 kali dalam setahun
6 Pembaharuan batas blok Phn 610 Dilakukan 2 tahun sekali
7 Pembaharuan nomor pohon Phn 310 Dilakukan 2 tahun sekali
8 Pembuatan ilaran api Hm 54.130 Dilakukan 1 kali dalam setahun
9 Pemberantasan benalu *Berat Phn 5.500 Dilakukan 1 kali dalam setahun
*Ringan Phn 4.000
10 Langsir pupuk ke lokasi Kg 47 Dilakukan 1 kali dalam setahun
11 Pengadaan pupuk kandang Kg 200
12 Alat dan bahan untuk pengunduhan buah Pkt PM Kantong plastik, karung, label,
alat tulis, spidol, tali rafia
13 Alat dan bahan untuk pengamanan Pkt PM Cat, terpentin, kuas, senter, batu
baterai, jas hujan, sepatu boot
Me
ng
en
al S
um
be
r Be
nih
Jati : K
eb
un
Ben
ih K
lon
al (C
lon
al S
eed
Orc
hard
)
Bila memperhatikan biaya per satuan sesuai dengan tarif di Perhutani, maka seyogyanya pengelolaan KBK
Jati, tinggal menghitung sesuai luas KBK dan jumlah pohon. Bila dihitung berdasarkan luasan total dan
jumlah pohon yang dikelola pada sumber benih-KBK saat ini, maka biaya yang dibutuhkan adalah Rp.
2.375.000.000 per tahun. Biaya tersebut belum termasuk biaya operasional pengamanan dan biaya
karyawan. Pada luasan 1.422,9 Ha, paling tidak dibutuhkan petugas lapangan sebanyak 24 orang termasuk
3 orang petugas setara Kepala Regu. Biaya pengamanan dan biaya karyawan untuk 3 KBK jati dibutuhkan
sekitar Rp 500.000.000,- per tahun.
Biaya yang besar ini tentu memiliki perhatian dan konsekuensi dari manajemen sepanjang KBK masih
menjadi sumber benih, diperlukan perhitungan yang matang dan keseriusan dalam mengelola KBK.
21
Biaya penyelenggaraan pengelolaan KBK Jati
Arah Pengelolaan Sumber Benih KBK di Masa Yang Akan Datang
07. ARAH PENGELOLAAN SUMBER BENIH KBK DI MASA YANG AKAN DATANG
Pengelolaan sumber benih di KBK selama 30 tahun masih bersifat konvensional dan mengandalkan
sepenuhnya pada kemampuan sumberdaya tanaman, belum menyentuh pada upaya perbaikan
meningkatkan produksi.
Pada kenyataannya, setelah dilakukan pencermatan yang baik antar pohon, petak, blok dan antar
lokasi KBK, terdapat variasi dalam hal masa berbunga, masa berbuah, jumlah buah antar individu dan
antar klon. Hal ini tentu menjadi modal penting bagi pengelola kebun benih di masa yang akan datang
untuk pengelolaan yang lebih baik.
Ketika KBK masih diandalkan benihnya sebagai materi tanaman di lapangan, sudah seyogyanya
pengelola melakukan pantauan dan evaluasi tentang produksi benih dan pengelolaan selama ini.
Beberapa permasalahan yang perlu menjadi perhatian adalah sebagai berikut:
a. pembungaan dan pembuahan jati di KBK masih sangat rendah, ada kecenderungan bila
mengandalkan pola pengelolaan yang ada saat ini produksi benih akan semakin menurun (rendah)
dari tahun ke tahun.
b. produksi benih tahunan tidak dapat konsisten, sehingga setiap tahun harus dilakukan taksasi
untuk mendapatkan angka yang mendekati realisasi.
c perbedaan produksi antar klon membuktikan ada klon-klon yang produktif menghasilkan benih,
di sisi lain ada klon yang kurang produktif.
Bila asumsi satu pohon mampu menghasilkan paling tidak 0,5 kg benih, maka sebutlah dengan
126.000 pohon yang ada di KBK, seharusnya menghasilkan benih hasil proses 63.000 Kg (63 ton)
setiap tahunnya, dengan catatan semua pohon berbunga dan berbuah.
Produksi yang tidak konsisten dan dewasa ini terdapat banyak ancaman keberadaan KBK,
menyiratkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh pengelola kebun benih,
sebelum merencanakannya untuk menghasilkan sumber benih dengan kualitas yang lebih baik.
Beberapa pengamatan utama yang perlu dilakukan dan dapat dikembangkan lanjut adalah sebagai
berikut:
a. Verifikasi ketepatan klon
b. Pengamatan viabilitas masing-masing klon produktif, moderat, dan kurang produktif.
c. Pengamatan kemungkinan mengayakan jenis tanaman 'pencampur antara' untuk
meningkatkan keanekaragaman jenis tumbuhan, untuk mendatangkan polinator.
Bila informasi ini diperoleh, langkah berikutnya adalah melakukan manajemen yang lebih
efektif dan efisien. Tidak semua pohon di dalam KBK harus dikelola secara intensif, dipelihara dan
dipungut benihnya, tetapi manajemen harus berfokus pada pohon-pohon yang memang
menghasilkan benih berkualitas dan produktif hasilnya.
22
Me
ng
en
al S
um
be
r Be
nih
Jati : K
eb
un
Ben
ih K
lon
al (C
lon
al S
eed
Orc
hard
)
Arah Pengelolaan Sumber Benih KBK di Masa Yang Akan Datang
Pemberantasan benalu merupakan bagian dari pemeliharaan tanaman sumber benih, oleh karena itu
peniadaan benalu harus diagendakan secara rutin sebagai bagian dari pengelolaan. Penanaman tanaman
pengayaan menjadi alternatif solusi agar benalu tidak merusak tanaman jati.
Tanaman jati sangat peka terhadap kebecekan, oleh karenanya menjaga keberadaan saluran air harus
menjadi perhatian penting, terutama di saat musim penghujan. Di sisi lain, jalur ilaran api merupakan
kegiatan yang tidak boleh diabaikan. Penanaman tanaman yang selalu hijau pada jalur pagar harus
dihidupkan kembali, yaitu menanam secang sepanjang batas KBK dengan jalan raya, untuk mencegah
terjadinya kebakaran.
Pelibatan masyarakat sekitar menjadi bagian dari pengelola sumber benih adalah salah satu cara
mendekatkan masyarakat dan memberi penyadaran pentingnya sumber benih. Kemananan hutan jati
tetap menjadi prioritas, sehingga kerjasama lintas pihak terkait tetap harus dijaga dengan pendekatan-
pendekatan yang membumi bagi kepentingan bersama.
Semoga sumber benih jati kita, KBK ini, menjadi bayangan (ikon) yang baik bagi perusahaan dan pihak luar
yang memiliki lokasi sumber benih.
23
23
DAFTAR BACAAN
Anonimous, 2009. Laporan Pengelolaan Kebun Benih Klonal. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perum Perhutani. Cepu.
Anonimous, 2010. Laporan Pengelolaan Kebun Benih Klonal. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perum Perhutani. Cepu.
Anonimous, 2011. Laporan Pengelolaan Kebun Benih Klonal. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perum Perhutani. Cepu.
Anonimous, 2012. Laporan Pengelolaan Kebun Benih Klonal. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perum Perhutani. Cepu.
Anonimous, 2013. Laporan Pengelolaan Kebun Benih Klonal. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perum Perhutani. Cepu.
Anonimous, 2013. Kumpulan Peraturan Perundangan Perbenihan Tanaman Hutan. Balai
Perbenihan Tanaman Hutan. Kementrian Kehutanan. Jakarta
24
Me
ng
en
al S
um
be
r Be
nih
Jati : K
eb
un
Ben
ih K
lon
al (C
lon
al S
eed
Orc
hard
)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 01. BLOK TANAM KBK PADANGAN
LAMPIRAN 02. BLOK TANAM KBK CEPU
PETA LOKASIKEBUN BENIH KLONAL CEPU
TAHUN TANAM 1983-1991
LAMPIRAN 03. BLOK TANAM KBK RANDUBLATUNG
PETA LOKASIKEBUN BENIH KLONAL RANDUBLATUNG
TAHUN TANAM 1991-1995
SEKILAS TENTANG PENYUSUN
CORRYANTI
Waktuku adalah karyaku..!', itulah salah satu moto Corry, panggilan akrabnya, dalam setiap hari-hari kerjanya. Mendokumentasikan sebuah perjalanan kerja adalah satu obsesi dari banyak impiannya, agar setiiap perjalanan meninggalkan jejak yang bisa diteruskan penggantinya kemudian. Di tahun-tahun terakhir mengabdi di Perhutani, bersama rekan petugas di lapangan KBK ia bertekad meninggalkan manajemen terbaik tentang kebun benih klon jati.
TRISWAHYUDI
Lahir 42 tahun yang lalu, pada 5 Juni 1972, di Bojonegoro.
Sejak awal bekerja di Perhutani, yaitu tahun 1995, ia sudah akrab
dengan kegiatan pengelolaan benih dan bibit. Karirnya dimulai
dari mandor di kebun benih jati, berlanjut meningkat 6 tahun
setelahnya (2011), menjadi Kepala Regu di Kebun Pangkas Jati.
Kemudian bergeser menjadi Kepala Regu di Kebun Benih Klon di
Padangan selama 3 tahun.
Kini ia menjabat mengoordinasi pelaksana di lapangan ketiga
KBK di Perhutani, yaitu di Padangan, Cepu, dan Randublatung.
Laki-laki yang berpenampilan tenang ini selalu punya moto dalam
kerjanya, 'terus belajar dan memperbaiki diri'.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPERUM PERHUTANI
Jl. Wonosari Batokan Tromol Pos 6 Cepu 58302 Jawa TengahTlp : 0296-421233/ Fax : 0296-422439
Web : www.puslitbangperhutani.comEmail : [email protected]
i
ISBN 978-602-0853-00-0