LAPORAN AKHIR TAHUN PENYEDIAAN BENIH SUMBER VUB MELALUI UPBS DI PROVINSI BENGKULU WAHYU WIBAWA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014 No. Kode : 26/1801.025/011/Lapkir/2014
68
Embed
PENYEDIAAN BENIH SUMBER VUB MELALUI UPBS DI PROVINSI …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/pengkajian/... · laporan akhir tahun penyediaan benih sumber vub melalui
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENYEDIAAN BENIH SUMBER VUBMELALUI UPBS DI PROVINSI BENGKULU
WAHYU WIBAWA
KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU2014
No. Kode : 26/1801.025/011/Lapkir/2014
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat karunia-Nyalah Laporan Akhir Tahun 2014 Kegiatan penyediaan
dan percepatan penyebaran VUB melalui UPBS BPTP Bengkulu dapat
diselesaikan. Laporan ini dibuat sebagai salah satu pertanggungjawaban
terhadap hasil pelaksanaan kegiatan mulai bulan Januari sampai dengan bulan
Desember tahun 2014.
Tujuan kegiatan UPBS pada tahun 2014 meliputi : 1) Menyediakan
benih sumber (logistik) Varietas Unggul Baru (VUB) padi spesifik lokasi untuk
lembaga perbenihan dan petani penangkar di Provinsi Bengkulu dengan target
produksi benih tahun 2014 sebanyak 20 ton benih (kelas FS dan SS),
2) Mempercepat proses penyebaran VUB spesifik lokasi melalui berbagai media
dan metode penyampaian informasi teknologi di Provinsi Bengkulu,
3) Mengevaluasi kinerja UPBS dan produktivitas petani penangkar di Provinsi
Bengkulu, 4) Memetakan penyebaran dan keberlanjutan VUB padi yang
dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Bengkulu
atas arahan-arahannya dalam kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan
BPTP Bengkulu yang telah memberikan sumbangan tenaga dan pemikiran
sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bengkulu, Desember 2014
Penanggung Jawab,
Ir. Wahyu Wibawa, MP. Ph.DNIP. 196904271998031001
2
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RDHP : Penyediaan Benih Sumber VUB MelaluiUPBS di Provinsi Bengkulu.
2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu
3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119
4. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2014
5. Status Kegiatan (L/B) : L (lanjutan)
6. Penanggung Jawab
a. Nama : Ir. Wahyu Wibawa, MP. Ph.D
b. Pangkat/Golongan : Penata Tingkat 1/IIId
c. Jabatan Fungsional : Peneliti Muda
7. Lokasi : Provinsi Bengkulu
8. Agroekosistem : Lahan sawah dan lahan rawa
9. Tahun Mulai : 2011
10. Tahun Selesai : 2015
11. Output Tahunan : 1. Lembaga perbenihan (BBI, BBU) danpetani penangkar mendapatkanbenih sumber padi dari UPBS BPTPBengkulu secara tepat.
2. Varietas yang diproduksi oleh UPBSBPTP Bengkulu digunakan secaramasif oleh petani di ProvinsiBengkulu untuk meningkatkanproduktivitas dan produksi dalammewujudkan swasembada danswasembada berkelanjutan.
3. Informasi kinerja UPBS danproduktivitas petani penangkar diProvinsi Bengkulu.
4. Peta penyebarluasan danperkembangan penggunaan VUBpadi Balitbangtan.
12. Output Akhir : 1. Harmonisasi dan sinergi dari lembagaperbenihan (UPBS, BBI, BBU, UPTDPerbenihan, petani penangkar) dalampenyediaan benih unggul yangberkualitas bagi petani pengguna diProvinsi Bengkulu.
3
2. VUB berkualitas yang spesifik lokasidipahami dan diadopsi secara masifoleh petani dalam upaya peningkatanproduktivitas dan produksi tanaman.
3. Data base yang akurat tentangkebutuhan benih, lembagaperbenihan daerah (BBI, BBU,penangkar), penyebaran benih, danpeta pengembangan VUB spesifiklokasi di Provinsi Bengkulu.
4. UPBS menjadi lembaga penyediabenih sumber (logistik) yang mandiri,profesional dan mampu berkolaborasiaktif serta sinergis dengan lembagaperbenihan daerah.
13. Biaya : Rp. 300.000.000,- (Tiga Ratus JutaRupiah)
14. Biaya setelah revisi : Rp. 238.453.000- (Dua Ratus Tiga PuluhDelapan Juta Empat Ratus Lima PuluhTiga Ribu Rupiah) (Anggaran revisi).
Koordinator Program,
Ir. Wahyu Wibawa, MP. Ph.DNIP. 196904271998031001
Penanggung Jawab RDHP,
Ir. Wahyu Wibawa, MP. Ph.DNIP. 196904271998031001
Mengetahui,Kepala BB Pengkajian
Dr. Ir. Abdul Basit, M.SNIP. 196109291986031003
Kepala BPTP Bengkulu,
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MPNIP. 195902061986031002
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................ ......... i
KATA PENGANTAR............................................................................... 1
I PENDAHULUAN ............................................................................. 141.1 Latar Belakang....................................................................... 141.2 Dasar Pertimbangan............................................................... 151.3 Tujuan .................................................................................. 151.4 Keluaran yang Diharapkan ...................................................... 161.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak .............................................. 17
II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 19
III PROSEDUR KERJA ......................................................................... 223.1 Lokasi Kegiatan dan Waktu..................................................... 223.2 Ruang Lingkup Kegiatan......................................................... 223.3 Bahan dan Alat ...................................................................... 223.4 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ............................................... 23
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 284.1 Koordinasi Internal dan Antar Institusi...................................... 284.2 Produksi Benih Sumber .......................................................... 294.3 Percepatan Proses Adopsi VUB Spesifik Lokasi .......................... 404.4 Kinerja UPBS dan Produktivitas Petani Penangkar ...................... 424.5 Pemetaan Kebutuhan Benih, Varietas dan Sebaran
1. Varietas dan jumlah benih padi untuk kegiatan ProduksiBenih/UPBS Tahun 2014 ................................................................ 28
2. Petani kooperator, lokasi, dan sistem kerjasama investasi kegiatanproduksi benih/UPBS BPTP Bengkulu tahun 2014 ............................. 29
3. Produksi benih sumber UPBS BPTP Bengkulu dan lembaga perbenihanTahun 2014 di Provinsi Bengkulu ................................................... 35
4. Rekapitulasi produksi benih kelas benih FS dan SS UPBS BPTP Bengkulu danlembaga perbenihan tahun 2014 .................................................... 36
5. Stok dan distribusi benih padi kegiatan UPBS BPTP Bengkulutahun 2014 .................................................................................. 41
6. Keragaan lembaga perbenihan padi di Provinsi Bengkulu .................. 43
7. Varietas, luas lahan, petani kooperator dan kondisi pertanamankegiatan penangkaran UPBS tahun 2014.......................................... 45
8. Sasaran lembaga dan kebutuhan benih serta sebaran varietas padi diProvinsi Bengkulu tahun 2014 ........................................................ 47
9. Luas dan varietas kawasan pemantapan dan pengembangan padisawah serta luas dan kawasan pertumbuhan lahan kering diProvinsi Bengkulu tahun 2014 ........................................................ 48
10. Dominansi varietas padi di Provinsi Bengkulu tahun 2014 ................. 49
11. VUB padi yang adaptif di Provinsi Bengkulu ..................................... 51
12. Daftar resiko pelaksanaan kegiatan Produksi Benih/UPBStahun 2014 ................................................................................... 55
13. Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan kegiatan ProduksiBenih/UPBS tahun 2014................................................................. 56
14. Jadwal pelaksanaan kegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2014 ............. 57
15. Rencana anggaran belanja kegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2014 ... 58
17. Realisasi anggaran kegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2014............... 59
18. Tenaga pelaksana kegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2014................ 60
6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Foto kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Mukomuko ................ 61
2. Foto kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Bengkulu Tengah....... 62
3. Foto kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Kepahiang................. 63
4. Foto kegiatan penangkaran padi di Kota Bengkulu ........................... 64
5. Foto kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Rejang Lebong........... 65
6. Foto kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Bengkulu Utara .......... 66
7. Foto kegoatan penangkaran padi di Kabupaten Lebong..................... 67
7
RINGKASAN
1 Judul : Penyediaan Benih Sumber VUB Melalui UPBS diProvinsi Bengkulu.
2 Unit kerja : BPTP Bengkulu
3 Tujuan : Tahun 20141. Menyediakan benih sumber (logistik) Varietas
Unggul Baru (VUB) padi spesifik lokasi untuklembaga perbenihan dan petani penangkar diProvinsi Bengkulu dengan target produksibenih tahun 2014 sebanyak 20 ton benih(kelas FS dan SS).
2. Mempercepat proses penyebaran VUB spesifiklokasi melalui berbagai media dan metodepenyampaian informasi teknologi di ProvinsiBengkulu.
3. Mengevaluasi kinerja UPBS dan produktivitaspetani penangkar di Provinsi Bengkulu.
4. Memetakan penyebaran dan keberlanjutanVUB padi yang dikeluarkan oleh BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian(Balitbangtan).
Tahun 2015 :1. Menciptakan harmonisasi dan sinergi dari
lembaga perbenihan (UPBS, Balai Benih Induk(BBI), Balai Benih Utama (BBU), UnitPelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perbenihan,petani penangkar) dalam menyediakan benihunggul yang berkualitas bagi petani penggunadi Provinsi Bengkulu.
2. Petani memahami dan mengadopsipenggunaan VUB berkualitas yang spesifiklokasi dalam upaya peningkatan produktivitasdan produksi padi.
3. Menyusun data base yang akurat tentangkebutuhan benih, lembaga perbenihan daerah(BBI, BBU, penangkar), penyebaran benih,dan peta pengembangan VUB spesifik lokasi diProvinsi Bengkulu.
4. Membentuk UPBS sebagai penyedia benihsumber (logistik) yang mandiri, profesionaldan mampu berkolaborasi aktif serta sinergisdengan lembaga perbenihan daerah.
8
4 Keluaran : Tahun 2014 :1. Lembaga perbenihan (BBI, BBU) dan petani
penangkar mendapatkan benih sumber padidari UPBS BPTP Bengkulu secara tepat.
2. Varietas yang diproduksi oleh UPBS BPTPBengkulu digunakan secara masif oleh petanidi Provinsi Bengkulu untuk meningkatkanproduktivitas dan produksi dalam mewujudkanswasembada dan swasembada berkelanjutan.
3. Kinerja UPBS dan produktivitas petanipenangkar di Provinsi Bengkulu.
4. Peta penyebarluasan dan keberlanjutan VUBpadi Balitbangtan.
Tahun 2015 :1. Harmonisasi dan sinergi dari lembaga
perbenihan (UPBS, BBI, BBU, UPTDPerbenihan, petani penangkar) dalammenyediakan benih unggul yang berkualitasbagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu.
2. VUB berkualitas yang spesifik lokasi dipahamidan diadopsi secara masif oleh petani dalamupaya peningkatan produktivitas dan produksitanaman pangan strategis (padi, jagung, dankedelai).
3. Data base yang akurat tentang kebutuhanbenih, lembaga perbenihan daerah (BBI, BBU,penangkar), penyebaran benih, dan petapengembangan VUB spesifik lokasi di ProvinsiBengkulu.
4. UPBS menjadi lembaga penyedia benihsumber (logistik) yang mandiri, profesionaldan mampu berkolaborasi aktif serta sinergisdengan lembaga perbenihan daerah.
5 Prosedur : Kegiatan Produksi Benih/UPBS dilaksanakan di ProvinsiBengkulu melalui penangkaran benih di lahan petanipenangkar dengan pengawalan teknologi sesuaidengan kondisi spesifik lokasi. Kegiatan ProduksiBenih/UPBS meliputi persiapan, pelaksanaan danevaluasi kegiatan. Persiapan kegiatan meliputipenyusunan dan perbaikan rencana kegiatan (RODHPdan juklak). Dan pelaksanaan kegiatan meliputi: (a)koordinasi internal dan antar institusi (dinas/instansiterkait di pusat dan daerah), (b) produksibenih/pelaksanaan penangkaran di lahan petanipenangkar, (c) pengawalan penangkaran, (d)pelaporan kegiatan. Sedangkan evaluasi kegiatandilakukan untuk mengetahui penyebaran varietasunggul kepada pengguna.
9
6 Capaian : 1. Pada tahun 2012 telah tersebar 17.962 kgbenih padi.
2. Pada tahun 2013 telah diproduksi benihvarietas unggul baru padi (Inpari, Inpara danInpago), jagung dan kedelai sebanyak 35,5ton padi (33,15 ton), jagung (1,95 ton) dankedelai (0,40 ton).
3. Dokumen alternatif rekomendasi peningkatankinerja lembaga perbenihan.
4. Peta terintegrasi (overlay) dari lokasipenangkar, lembaga perbenihan danpenyebaran VUB padi, jagung dan kedelai.
7 Manfaat : 1. Lembaga perbenihan di daerah termasuk petanipenangkar dapat dengan mudah mendapatkanbenih sumber dengan cepat dan tepat (jumlah,varietas, mutu, waktu, lokasi dan harga).
2. Petani dan lembaga perbenihan daerahmendapatkan bimbingan teknis budidaya,prosesing benih, dan bahkan dapatmenyaksikan langsung keunggulan varietasyang dikembangkan melalui berbagai kegiatandiseminasi (penangkaran dan temu lapang).
3. Petani mendapatkan varietas adaptif yangsudah teruji dengan potensi hasil tinggi dantoleran terhadap berbagai cekaman lingkunganbiotik dan abiotik, sehingga dapat mengurangiresiko kegagalan dalam usaha tani.
4. Benih yang spesifik agroekosistem (dataranrendah, dataran tinggi, lahan kering, lahanrawa, lahan masam, lahan alkalis, lahan sawahirigasi, tadah hujan) dapat disediakan secaratepat, sehingga para pengguna/petanimempunyai banyak pilihan atau alternatifteknologi spesifik.
5. Lembaga perbenihan di daerah dapatmelakukan pembenahan secara internal dalamrangka menjalankan tugas dan fungsi sebagailembaga penyedia benih berkualitas untukmasyarakat tani di Provinsi Bengkulu.
8 Dampak : 1. Adopsi terhadap benih berkualitas yang spesifiklokasi berdampak pada peningkatan produksidan produktivitas tanaman pangan di ProvinsiBengkulu. Peningkatan tersebut akanmenyebabkan meningkatnya pendapatanpetani. Peningkatan produktivitas dan produksipadi, jagung dan kedelai dapat mendukung danmewujudkan swasembada dan swasembadaberkelanjutan di Provinsi Bengkulu.
10
2. Produksi benih tidak hanya untuk memenuhikebutuhan di Provinsi Bengkulu, bahkan dapatdipasarkan di luar daerah sehingga perbenihanmenjadi kegiatan agribisnis yangmenguntungkan bagi petani dan masyarakatluas.
9 Jangka Waktu : 5 tahun (2011 -2015).
10
11
Biaya
Biaya setelah revisi
:
:
Rp. 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah )(Anggaran sebelum revisi).
Rp. 238.453.000,- (Dua Ratus Tiga Puluh DelapanJuta Empat Ratus Lima Puluh Tiga Rupiah)(Anggaran setelah revisi).
11
SUMMARY
1. Title : Breeding Seed Supplay Of New Inproved Varietiesby Management Unit For Breeding Seed inBengkulu Province
2. Institute : Bengkulu Assessment Institute For AgriculturalTechnology (AIAT)
3. Objectives : In 2014 :1. To supply breeding seed of new improvedvarieties of rice having good adaptation (location
specific) for breeding with productin target in2014 up to 20 tons of breeding seed(Fondation Seed and Stock Seed).
2. To accelerate adaption and spreading newimproved varieties in Bengkulu.
3. To evaluate Management Unit for BreedingSeed (UPBS) and productivity of rice breedersin Bengkulu Province.
4. To mapp spreading rice new improved varietyreleased by Agency for Agricultural Researchand Development (AARD).
In 2015 :1. To increase harmony and synergy among
breeding institution in supplying improved seedhaving high quality for farmers in BengkuluProvince.
2. Farmer understand and adap in using highquality of new improved varieties as an effortto increase rice productivity and production.
3. To compile accurate data base coneted withdemand of seed, seed production, spreadingnew improved varieties (map) in BengkuluProvince.
4. To build Managemnt Unit for Breeding Seed(UPBS). As profesional and self-supplier ofbreeding seed able to colaborate with regionalbreeding seed.
4. Output : In 2014 :1. Breeding institution and rice breeders get rice
breeding seed form UPBS exactly.2. Varieties produced by UPBS will be usel
broadly by farmers in Bengkulu Province toincrease rice productivity and production torealized rice self suficient.
12
3. Information conneeting with UPBSperformance and productivity of breeders inBengkulu Province.
4. Map of spreading and developing in using newimproved varieties of rice released by AARD.
In 2015 :1. Harmony and synergy among breeding
institution in supplying supperior seed havinghigh quality for farmers in Bengkulu Province.
2. New improved varieties have been understoodand adopted by farmers broadly in increasingrice productivity and production.
3. Accurate data base of seed demand, regionalbreeding institution, spreading seed, and mapof developing of site-specific of new improvedvarieties in Provinsi Bengkulu.
4. UPBS to be institution as professional and selfbreeding seed suplier and able to colaborateactively with regional breeding institution.
5 Methodology : UPBS will be conducted in Bengkulu Province byseed production on farmers filed with controlingquality from AIAT and certification institute. UPBSactivities consist of preparation, execation andevaluation. The preparation incluted activities ofarrangment of proposal (RODHP and Juklak) theexcetion activities consists of a). Coordinationamong internal and external institution. b). Seedproduction. c). Assistance for breeders.d). Reporting and evaluation.
6 Achievements : 1. In 2012, UPBS have distributed 17 962 kg ofseed rice produced by UPBS.
2. In 2013, UPBS have produced rice improvedvarieties og rice (Inpara, Inpari, Inpago),corn and soy bean.
3. Alternative recommandation to increaseperformance of breeding institution.
4. Map about address and location of breedersand breedingistitution in Bengkulu Province.
7. Benefits : 1. Regional breeding institutions includedbreeders can get breeding seed case easelyin exacely volume, variety, time, site, priceand quality.
2. Farmers and regional breeding institution getguidance in cultivation, and seed proccessingand they can see supperiorty of developed
13
varieties directly on the field through variousdisemination activities.
3. Farmers get adaptive varieties untuk highpotencial yield and tolerant for manykinds ofextreem environment.
4. Specific agroecosystem of seeds/varieties canbe supplied fastly and axactly.
5. Regional breeding institution can do internalimprovement as an efort to do duty andfanction as high quality of breeding institutionin Bengkulu Province.
8. Impact : 1. Adoption for supperior seed has impact increasing rice productivity and production inBengkulu Province. The increasing ofproductivity will cause increasing of farmersincome. This condition will support rice selfsuficient.
2. Seed production can be improved asagribusiness activity with profit oriented forfarmers and commonities.
4.4. Kinerja UPBS dan Produktivitas Petani Penangkar
Pada tahun 2014 UPBS bekerjasama dengan petani penangkar dan
lembaga perbenihan (BBI/BBU) mampu memproduksi benih padi sebanyak 34,56
ton benih, yang dikelola oleh UPBS BPTP Bengkulu sebanyak 6,33 ton,
sedangkan yang lainnya sebanyak 28,23 ton dikelola oleh petani penangkar dan
lembaga perbenihan (BBI/BBU) yang tersebar di seluruh Provinsi Bengkulu.
UPBS BPTP Bengkulu juga telah melakukan pembinaan terhadap 9
kelompok tani petani penangkar yang beranggotakan 550 orang di 7 kabupaten
(Kepahiang, Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Rejang Lebong,
Lebong dan Kota Bengkulu) dengan .
Selanjutnya UPBS BPTP Bengkulu juga telah melakukan suvey terhadap
lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu. Survey ini dilakukan untuk mengetahui
aktivitas, sapras, dan permasalahan peran dari lembaga perbenihan (BPSB, BBI,
BBU, penangkar). Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa di Provinsi Bengkulu
ada 6 Kabupaten/kota yang memiliki Balai Benih Padi, keragaaan lembaga
perbenihan di Provinsi Bengkulu disajikan pada Tabel 6.
Empat kabupaten yang tidak memiliki lembaga perbenihan adalah
Kabupaten Seluma, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah dan Kepahiang. Bengkulu
Utara dan Seluma merupakan sentra produksi padi di Provinsi Bengkulu tetapi
tidak memiliki lembaga perbenihan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan
perbenihan belum fokus, walaupun telah disadari bahwa benih merupakan salah
satu komponen teknologi yang mampu mengungkit produktivitas dan produksi
beras. Kondisi ini mungkin juga berkaitan dengan kebijakan ataupun regulasi
pemerintah pusat, terutama dalam pengadaan benih unggul berbantuan seperti
BLBU maupun benih bersubsidi. Regulasi penyaluran BLBU dan benih bersubsidi
membuat penangkar maupun lembaga perbenihan di daerah tidak bergairah,
dikaitkan dengan harga dan sasaran pasar yang kurang menguntungkan.
43
Tabel 6. Keragaan lembaga perbenihan padi di Provinsi Bengkulu
Lembaga Perbenihan KABUPATEN DAN ORDINAT SAWAH(HA)
PRODUKSI/TAHUN(TON)
SDM KELEMBAGAAN PERMASALAHAN
Balai Benih Induk (DinasPertanian Provinsi)
KepahiangS.03.37.284E.102.33.395Elevasi 574 m
2,00 4,00 13 Eselon III - Bangunan banyak yang sudah rusak- Peralatan prosesing terbatas- Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan
tidak optimalBalai Benih Induk Mukomuko 2,00 4,00 1 Masih di bawah
Kabid. Pertanian- SDM sangat terbatas- Peralatan prosesing dan laboratorium minim- Sistem pengganggaran belum jelas- Kelembagaan masih di bawah Kabid. Produksi
Balai Benih Padi dan Palawija LebongS. 03.08.280E. 102.14.578Elevation 360 m
5,54 5,00 7 Eselon IV - SDM sangat terbatas- Perlu peningkatan kompetensi SDM, pelatihan sangat
terbatas- Peralatan prosesing dan laboratorium minim- Anggaran terbatas
Balai Benih Padi dan Palawija Rejang LebongS.03.27.112E.102.29.803Elevation 628 m
3,00 3,00 6 & 1 Eselon IV - Peralatan prosesing terbatas- Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan
tidak optimal- Anggaran dan SDM terbatas
Balai Benih Pembantu Kota BengkuluS.03.27.111E.102.29.804Elevation 42 m
8,00 0,00 9 Masih di bawahKabid. Pertanian
- Peralatan prosesing dan laboratorium minim- Sistem pengganggaran belum jelas- Kelembagaan masih di bawah Kabid. Produksi- Anggaran tidak tersedia
Balai Benih Pembantu Bengkulu SelatanS.03.09.593E.102.10.131Elevation 36 m
5,00 5,00 3 Eselon IV - Peralatan prosesing terbatas- Perlu peningkatan kompetensi SDM, pelatihan sangat
terbatas- Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan
tidak optimal- Anggaran dan SDM terbatas- SDM Terb
Balai Benih Utama Padi KaurS.04. 26.734E 102.54.305Elevation 14 m
1,5 1,50 3 Masih di bawahKabid. Pertanian
- Peralatan prosesing terbatas- Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan
tidak optimal- Anggaran dan SDM terbatas
44
Tabel 6 menunjukkan bahwa lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu
masih belum tangguh dan sehat. Hal ini dikaitkan dengan produktifitas, efisiensi,
daya saing, dan berkelanjutan produksi belum tergambar secara jelas. Kondisi ini
juga memberikan gambaran bahwa lembaga perbenihan belum mendapatkan
perhatian yang cukup serius.
Jika dicermati dari segi agroekosistemnya, terutama ketinggian tempat
dari lokasi lembaga perbenihan posisinya berada pada kategori dataran rendah
hingga dataran menengah (14-628 m di atas permukaan laut, dpl). Varietas
spesifik lokasi yang adaptif juga perlu diketahui oleh pengelola lembaga
perbenihan agar dapat memilih varietas yang adaptif, tepat dan sesuai dengan
preferensi petaninya. Hal ini dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik
dan toleran terhadap cekaman lingkungan biotik dan abiotik sehingga dapat
mengurangi resiko kegagalan dan produktivitasnya tinggi. Ke depan lembaga
perbenihan daerah hendaknya tidak hanya berperan sebagai penyedia benih,
tetapi juga bersinergi dengan para penyuluh berupaya untuk mendiseminasikan
varietas-varietas yang dihasilkan agar ada akselerasi adopsi dan difusi antar
petani.
Dilihat dari aspek kelembagaannya, penamaan lembaga perbenihan di
tiap kabupaten berbeda-beda. Masing-masing lembaga perbenihan di Kabupaten
dan provinsi belum terjalin networking yang baik. Hal ini ditunjukkan dari asal
benih sumber dan promosinya yang juga belum berjalan dengan baik. Tiap
lembaga terkesan melaksanakan tupoksinya masing-masing tanpa atau dengan
kadar koordinasi dan integrasi yang minim.
Dari Tabel 6 juga terlihat dari aspek dari aspek luas lahan sawah yang
dimiliki oleh lembaga perbenihan juga vareatif mulai dari 1 sampai dengan 8 ha,
padahal ada ketentuan luas minimal yang dipersyaratkan untuk dapat mencapai
output dan kinerja lembaga perbenihan. Dengan luas lahan yang hanya 1 ha,
mungkin tidak efisien jika dibandingkan dengan jumlah ataupun investasi
infrastruktur, bangunan dan SDM. Sementara lembaga perbenihan dengan lahan
yang cukup luas, 8 ha misalnya, tidak mempunyai anggaran yang memadai
untuk operasional.
Peran lembaga perbenihan sebagai penyediaan benih padi dan
pengungkit peningkatan produksi beras secara regional maupun nasional perlu
dibangun dengan komitmen yang baik dari berbagai pihak.
45
Produktivitas petani penangkar pada pelaksanaan kegiatan UPBS berkisar
antara 4,3-7,8 ton ha (Tabel 7).
Tabel 7. Varietas, luas lahan, petani kooperator dan produktivitas kegiatanpenangkaran UPBS tahun 2014.
No Varietas KelasBenih
LuasLahan(ha)
PetaniKooperator
Lokasi Produktivitas(ton/ha)
1 Inpara 2 FS 1 Mulyansyah Desa Dusun Baru Kec.Pondok Kubang Kab.Bengkulu Tengah
5,5
2 Inpara 2 FS 1 Burhan Desa Dusun Baru Kec.Pondok Kubang Kab.Bengkulu Tengah
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu Tahun 2014.
48
Dari Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu juga diketahui bahwa untuk
mendukung peningkatan swasembada pangan Provinsi Bengkulu dilakukan
melalui pencapaian target kawasan pada tahun 2014 seluas 56.000 Ha untuk
kawasan pemantapan padi sawah yang tersebar di 10 kabupaten/kota, 9.000 Ha
untuk kawasan pertumbuhan padi lahan kering yang tersebar di 8 kabupaten,
6.000 Ha untuk kawasan pengembangan padi sawah yang tersebar di 6
kabupaten, dan 3.000 Ha untuk kawasan pengembangan jagung yang tersebar
di 3 kabupaten (Tabel 9). Dari data ini menunjukkan bahwa 2014, sekitar
60-70% dari luas areal tanam sudah mendapatkan program SL-PTT, dengan
benih bersubsidi.
Tabel 9. Luas dan varietas kawasan pemantapan dan pengembangan padi sawahserta luas dan kawasan pertumbuhan lahan kering di Provinsi Bengkulutahun 2014.
10 Kota Bengkulu Mekongga, Cigeulis, Ciherang, IR-64, Bastari
Situbagendit, Inpago
Secara berangsur varietas Inpari 7, 13, 15, 20; Inpago 8; Inpara 2 dan
Banyuasin dapat diterima oleh petani di Provinsi Bengkulu melalui kegiatan
promosi/sosialisasi, pembinaan petani penangkar dan distribusi benih sumber
yang telah dilakukan.
50
V. KESIMPULAN
1. UPBS mampu menghasilkan benih sebanyak 34,56 ton dengan kelas benih
FS sebanyak 15,05 ton dan SS sebanyak 19,51 ton.
2. Varietas yang diproduksi oleh UPBS (Inpari 7, 13, 15, 20; Inpago 8; Inpara 2
dan Banyuasin) dikembangkan secara masif dan mampu memenuhi
kebutuhan benih sumber di Provinsi Bengkulu.
3. UPBS sudah bersinergi dengan stakeholders, petani penangkar, lembaga
perbenihan pemerintah dalam memproduksi dan menyebarluaskan VUB
sebanyak 34,56 ton dan produktivitas petani penangkar meningkat sebanyak
44,44 persen.
4. Varietas padi yang dominan di Provinsi Bengkulu adalah Mekongga, Cigeulis
dan Ciherang dan secara berangsur Inpari 7, 13, 15, 20; Inpago 8; Inpara 2
dan Banyuasin dapat diterima oleh petani di Provinsi Bengkulu.
51
VI. KINERJA HASIL DISEMINASI
Peningkatan produktivitas dan produksi padi di Provinsi Bengkulu perlu
didukung dengan penggunaan VUB yang bermutu. Untuk memenuhi dukungan
tersebut dapat dilakukan melalui kinerja hasil dari kegiatan diseminasi
penyediaan dan percepatan penyebaran VUB melalui UPBS sebagai pendukung
logistik benih sumber padi bagi lembaga perbenihan (BBI, BBU) dan petani
penangkar di Provinsi Bengkulu. Selanjutnya untuk mewujudkan swasembada
dan swasembada berkelanjutan juga perlu penggunaan VUB secara masif oleh
petani dalam skala yang luas.
Melalui kegiatan UPBS juga diketahui bahwa VUB padi yang direlease
Badan Litbang Pertanian adaptif di Provinsi Bengkulu. Komoditas padi yang
adaptif antara lain varietas Inpari 6, Inpari 10, Inpari 13, Inpago 8, Inpari 20,
Inpara 2 dan Banyuasin. Secara rinci varietas adaptif VUB spesifik lokasi di
Provinsi Bengkulu disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. VUB padi yang adaptif di Provinsi Bengkulu
Komoditas Varietas Lokasi/Kabupaten
Padi Inpari 6 Lebong, Rejang Lebong danBengkulu Utara
Inpari 10 Lebong, Bengkulu Tengah,Kepahiang dan Bengkulu Utara
Inpari 13 Lebong, Rejang Lebong danKepahiang
Inpari 20 Lebong, Kepahiang dan RejangLebong
Inpago 8 Rejang lebong
Inpara 2 Seluma, Bengkulu Tengah dan KotaBengkulu
Banyuasin Seluma dan Kota Bengkulu
Pada tahun 2010 sampai dengan 2011 UPBS masih pada tahap
memperkenalkan dan sosialisai. Pada tahun 2012 UPBS telah mampu
menyebarluaskan atau mendistribusikan benih padi sebanyak 17.962 kg. Pada
tahun 2013 UPBS telah mampu mendukung penyediaan benih sumber VUB baru
dengan produksi benih sebanyak 35,5 ton padi (33,15 ton), jagung (1,95 ton)
dan kedelai (0,40 ton) untuk mewujudkan 6 tepat (waktu, varietas, jumlah,
52
mutu, lokasi dan harga) perbenihan. Pada tahun 2013 juga UPBS mampu
menyediakan dokumen alternatif rekomendasi peningkatan kinerja lembaga
perbenihan dan peta terintegrasi (overlay) dari lokasi penangkar, lembaga
perbenihan dan penyebaran VUB padi, jagung dan kedelai.
Pada tahun 2014 UPBS berperan dalam upaya penyediaan dan
percepatan VUB yang direlease Badan Litbang, VUB padi (Inpari 7, 13, 15, 20;
Inpago 8; Inpara 2 dan Banyuasin). Selanjutnya UPBS bekerjasama dengan
petani penangkar dan lembaga perbernihan (BBI/BBU) telah menghasilkan benih
sebanyak 34,56 ton serta meningkatkan kapasitas SDM petani penangkar
terhadap 9 kelompok petani dari 7 kabupaten dengan luasan penangkaran 25 ha.
Dalam rangka percepatan adopsi VUB padi spesifik lokasi UPBS
bekerjasama dengan petani penangkar dan lembaga perbernihan (BBI/BBU)
telah terdistribusi benih sebanyak 6,09 ton dengan stok benih yang tersedia pada
UPBS BPTP Bengkulu dan petani penangkar serta lembaga perbenihan (BBI/BBU)
sebanyak 22,41 ton.
Dari hasil survey dan monitoring yang telah dilakukan secara desk study
pada lembaga perbenihan diketahui kebutuhan benih padi di Provinsi Bengkulu
mencapai 3.442 ton dan masih didominasi oleh varietas Mekongga, Cigeulis dan
Ciherang.
53
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian. 2011. Keputusan Kepala Badan Litbang PertanianNomor 142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tentang Unit Pengelola Benih Sumber.Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2013a. PetunjukTeknis UPBS. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan TeknologiPertanian. Bogor.
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2013b. PetunjukTeknis Produksi Benih. Balai Besar Pengkajian dan PengembanganTeknologi Pertanian. Bogor.
BPS. 2011. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi SeluruhProvinsi. http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php?eng=0.
BPS Provinsi Bengkulu. 2011. Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Bengkulu Nomor43/11/17/Th. V, 1 November 2011. BPS Provinsi Bengkulu.
Daradjat, A.A., Agus S., A.K. Makarim, A. Hasanuddin. 2008. Padi – InovasiTeknologi Produksi. Buku 2. LIPI Press. Jakarta.
Hanizar, M. dan Barianto. 2011. Persyaratan dan Tatacara Sertifikasi Benih BinaTanaman Pangan. Makalah disampaikan dalam Temu LapangPenangkaran Padi di Kota Bengkulu tanggal 12 Desember 2011. BPSB-TPH Provinsi Bengkulu.
Harini, R. 2003. Tingkat Efisiensi Perubahan Usahatani Padi di KecamatanSeyegan. Majalah Geografi Indonesia 17(2): 81-94.
Irawan, B. 2011. Prosedur Penangkaran Benih Padi. Makalah disampaikan dalamSosialisasi Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Kegiatan Unit Pengelola BenihSumber (UPBS) di Kabupaten Bengkulu Utara tanggal 13 Desember 2011.BPSB-TPH Provinsi Bengkulu.
Ishak, A., Afrizon, Yahumri, Yesmawati, Y. Oktavia, dan T. Hidayat. 2011.Laporan Akhir Tahun Kegiatan, Balai Pengkajian Teknologi PertanianBengkulu. Bengkulu: Kementerian Pertanian..
Kementerian Pertanian. 2010. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun2010-2014. Jakarta: Kementerian Pertanian.
Manuwoto. 1992. Sinkronisasi Kebijakan dalam Perencanaan dan PelaksanaanPembangunan, Suatu Upaya Pencegahan Alih Fungsi Lahan. Dalam:Utomo, M., E. Rivai, dan A. Thahar (Ed.). Pembangunan danPengendalian Alih Fungsi Lahan. Bandar Lampung: Universitas Lampung.p. 45-57.
54
Nugraha, U.S, Sri Wahyuni, M.Y. Samaullah, dan A. Ruskandar. 2007. Perbenihandi Indonesia. Prosiding Hasil Penelitian Padi Tahun 2007. Balai BesarPenelitian Tanaman Padi. Subang – Jawa Barat.
Ruskandar, A. 2012. Varietas Unggul Baru Padi yang Banyak Ditunggu Petani.http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/st260706-1.pdf
Saryoko, A. 2009. Kajian Pendekatan Penanda Padi (Rice Check) di ProvinsiBanten. Widyariset 12(2):43-52.
Suprihatno, B., A.A. Daradjat, Satoto, Baehaki SE, Suprihanto, A. Setyono, S.D.Indrasari, IP Wardana, dan H. Sembiring. 2010. Deskripsi Varietas Padi.Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang – Jawa Barat.
Wahyuni, S. 2011. Teknik Produksi Benih Sumber Padi. Makalah disampaikandalam Workshop Evaluasi Kegiatan Pendampingan SL-PTT 2001 danKoordinasi UPBS 2012 tanggal 28-29 November 2011. Balai BesarPenelitian Tanaman Padi.
55
ANALISIS RESIKO
Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang
mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan.
Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun
strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun
responsif (Tabel 12 dan 13).
Tabel 12. Daftar resiko pelaksanaan kegiatan Produksi Benih/UPBS tahun 2014.No Resiko Penyebab Dampak1 Kegagalan usaha
4 Produksi benih di lapangan x X x X X X x X- Distribusi Benih x X- Penyemaian x X- Penanaman x X- Pemupukan X x x x- Pengairan x X X x- Penyiangan & Pengendalian OPT x X x X x x X- Rouging x x- Panen X X
5 Prosesing benih x X X X6 Sertifikasi x X X X7 Penyimpanan & Pengemasan x X X X8 Penempatan benih dlm gudang X X9 Promosi & Sosialisasi/Open House x X X10 Evaluasi kinerja UPBS &
produktivitas petani penangkarX X
11 Evaluasi penyebaran benih X X12 Penyampaian hasil/Pelaporan x x x X
58
PEMBIAYAAN
A. RENCANA ANGGARAN BELANJA (RAB)
Kegiatan Penyediaan Benih Sumber VUB melalui UPBS di Provinsi
Bengkulu tahun 2014 awalnya dibiayai dengan anggaran sebesar
Rp. 300.000.000,-. Namun karena ada kebijakan revisi anggaran maka anggaran
pembiayaan pelaksanaan kegiatan menjadi Rp. 238.453.000,- dengan rincian
pembiayaan seperti yang disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Rencana anggaran belanja kegiatan UPBS/Perbenihan tahun 2014.
No Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan(Rp.000)
Biaya(Rp.000)
1 Belanja Bahan 92.393 Benih, saprodi, dan bahan pendukung
kegiatan1 tahun 88.220 88.220
ATK, komputer suply dan pelaporan 1 tahun 2.237 2.237 Pencetakan bahan informasi 1 tahun 1.936 1.936
2 Honor yang terkait dengan Output Kegiatan 47.670 UHL Petani 1.140 OH 35 39.900 Honor prosesing benih 222 OH 35 7.770
3 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 7.400 Pengiriman benih 1 paket 1.400 1.400 Analisa tanah - - - Biaya sertifikasi benih 1 keg 6.000 6.000