Top Banner

of 17

Mengenal Ahmadiyah

Apr 06, 2018

Download

Documents

Wong Cilik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    1/17

    http://www.insistnet.com 1

    MMMMMMMMEEEEEEEENNNNNNNNGGGGGGGGEEEEEEEENNNNNNNNAAAAAAAALLLLLLLL

    AAAAAAAAHHHHHHHHMMMMMMMMAAAAAAAADDDDDDDDIIIIIIIIYYYYYYYYAAAAAAAAHHHHHHHH

    Editor: Dr. Adian Husaini

    Penerbit:PUSAT STUDI AGAMA-AGAMAINDONESIAEmail: [email protected]

    1432H/2011M

    Daftar Isi:

    I. Antara Islam dan Ahmadiyah, Oleh: K.H.A. Cholil Ridwan (KetuaMUI)

    II. Pelarangan Aliran Sesat Tidak Melanggar HAM,Oleh: Dr.Saharuddin Daming (Anggota Komnas HAM)

    III. Persepsi Ahmadiyah terhadap Islam, Oleh: Dr. Adian Husaini(Dosen Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor)

    IV. Rasulullah saw dan Nabi Palsu, Oleh: Ahmad Rofiqi, Lc., M.Pd.I.(Dosen STID Mohammad Natsir)

    V. Menteri Agama dan Ahmadiyah, Oleh: Dr. Adian Husaini

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    2/17

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    3/17

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    4/17

    http://www.insistnet.com 4

    Konferensi Islam (OKI), yang diputuskan tahun 1985. Oleh sebab

    itu, Menteri Agama Maftuh Basyuni pernah menyarankan agar

    Ahmadiyah membuat agama baru, di luar Islam.

    Umat Islam Indonesia sudah lama dibuat resah dengan

    statemen Kholifah Ahmadiyah yang ke-4, yang datang ke Indonesia,

    pada bulan Juli 2000, yang membuat pernyataan bahwa,

    ''Indonesia pada akhir abad baru ini akan menjadi negara

    Ahmadiyah terbesar di dunia.'' Kalau MUI memfatwakan sesat

    terhadap Ahmadiyah, sebenarnya MUI sekadar menjalankan tugasdalam melindungi umat dari ajaran luar Islam yang akan merusak

    Islam.

    Tidak ada hubungannya dengan hak asasi manusia (HAM),

    MUI sama sekali tidak memasung siapapun untuk memeluk agama

    apapun, kebebasan beragama adalah hak asasi setiap manusia.

    '''Laa ikrooha fiddin,''tidak ada paksaan dalam urusan agama.

    ''Lakum diinukum waliyadin,''bagimu agamamu dan bagiku

    agamaku. Jangan menanam alang-alang di kebun keluarga,tanamlah di lahan kosong yang masih sangat luas. Kebebasan

    memeluk agama bukan kebebasan merusak agama orang lain.

    Ikhtisar

    -Masalah utama penunjuk kesesatan Ahmadiyah adalah keyakinan

    akan kenabian Mirza Ghulam Ahmad.

    -Ahmadiyah menafsirkan Alquran dan hadits sesuai keyakinan

    mereka.-Ahmadiyah menganggap sesat orang yang tak mengimani Mirza

    dan tak mengizinkannya sebagai imam shalat.

    -Umat Islam dan dunia Islam dari dulu bersikap tegas terhadap

    kesesatan semacam ini.

    -Pemerintah harus bertindak tegas terhadap kelompok yang

    merusak agama orang lain.(Artikel di Harian Republika, Senin, 07 Januari 2008)

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    5/17

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    6/17

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    7/17

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    8/17

    http://www.insistnet.com 8

    perusakan agama, karena mereka berkewajiban menjaga agamanya

    dan berkewajiban menjalankan dakwah. Sebaliknya, masyarakat

    sekular-liberal tidak memiliki kewajiban seperti itu, sebab bagi

    mereka, agama bukan hal yang penting. (***)

    III. PERSEPSI AHMADIYAH TERHADAP ISLAMOleh: Dr. Adian Husaini

    (Dosen Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor)

    Dalam berbagai artikel dan dialog di media massa Indonesia,

    para tokoh Ahmadiyah dan pendukungnya yang biasanya

    mengaku bukan pengikut Ahmadiyah sering mengangkat logika

    persamaan. Bahwa, Ahmadiyah adalah bagian dari Islam, karenabanyak persamaannya. Al-Quran-nya sama, syahadatnya sama,

    shalatnya sama, dan hal-hal yang sama lainnya. Maka, kata mereka,

    demi keharmonisan hidup dan kerukunan masyarakat, mengapa

    Ahmadiyah tidak diakui saja sebagai bagian dari Islam.

    Benarkah logika semacam ini?

    Penyair dan cendekiawan Muslim terkenal asal Pakistan, Dr.

    Muhammad Iqbal (1873-1938), pernah menulis sebuah buku

    berjudul Islam and Ahmadism(Tahun 1991 di-Indonesiakan olehMakhnun Husein dengan judul Islam dan Ahmadiyah. Terhadap

    klaim Mirza Ghulam Ahmad bahwa dia adalah nabi dan penerima

    wahyu, Iqbal mencatat: Orang yang mengakui mendapatkan

    wahyu seperti itu adalah orang yang tidak patuh kepada Islam.

    Karena kelompok Qadiani mempercayai pendiri gerakan

    Ahmadiyah sebagai penerima wahyu semacam itu, berarti mereka

    menyatakan bahwa seluruh dunia Islam adalah kafir.

    Lebih jauh Iqbal menyatakan: Setiap kelompok masyarakat

    keagamaan yang secara historik timbul dari Islam, yang mengakui

    kenabian baru sebagai landasannya dan menyatakan semua ummat

    Muslim yang tidak mengakui kebenaran wahyunya itu sebagai

    orang-orang kafir, sudah semestinya dianggap oleh setiap Muslim

    sebagai bahaya besar terhadap solidaritas Islam. Hal itu memang

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    9/17

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    10/17

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    11/17

    http://www.insistnet.com 11

    Umat Islam sangat cinta damai. Tetapi, umat Islam lebih

    cinta kepada kebenaran. Demi cintanya kepada kebenaran dan juga

    pada ayahnya, maka Nabi Ibrahim a.s. berkata kepada ayahnya,

    Aku melihatmu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata! (***)

    IV.

    RASULULLAH SAW dan NABI PALSU

    Oleh: Ahmad Rofiqi, Lc., M.Pd.I.

    (Dosen STID Muhammad Natsir)

    Dominasi peradaban Barat telah menyebabkan banyak

    cendekiawan berusaha mengubah ajaran-ajaran Islam, agar sesuai

    dengan konsep HAM sekular Barat. Salah satu konsep Islam yang

    mendapat serangan adalah konsep tentang murtad (orang yangkeluar dari agama Islam). Sesuai dengan Deklarasi Universal Hak

    Asasi Manusia, maka manusia dijamin haknya untuk memeluk

    agama apa saja, termasuk keluar masuk suatu agama. Bagi mereka,

    agama dianggap seperti baju. Kapan saja boleh ditukar-tukar,

    sesuai dengan seleranya.

    Salah satu cara yang dilakukan para cendekiawan adalah

    berusaha mengubah sejarah, dengan menulis bahwa seolah-olah,

    Nabi Muhammad saw berdiam diri saja terhadap tindakankemurtadan. Bahkan, perang melawan kaum murtad yang

    dilakukan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. dikatakan sebagai perang

    melawan pemberontak yang semata-mata bermotifkan politik,

    bukan perang atas dasar agama.

    Sebuah buku sejarah Nabi Muhammad SAW yang ditulis

    oleh Dr. Muhammad Husein Haekal, misalnya, juga menulis, bahwa

    nabi palsu yang muncul pada masa Rasulullah SAW tidaklah terlalu

    mempengaruhi beliau untuk melakukan tindakan-tindakan militer.

    "Itulah sebabnya, tatkala ada tiga orang yang mendakwakan diri

    sebagai nabi, oleh Muhammad tidak banyak dihiraukan." (Haekal,

    Sejarah Hidup Muhammad, (terj). 1990:559). Di Indonesia,

    disertasi, tesis, skripsi, dan buku-buku yang mendukung hak

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    12/17

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    13/17

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    14/17

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    15/17

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    16/17

  • 8/3/2019 Mengenal Ahmadiyah

    17/17

    http://www.insistnet.com 17

    Sebagai seorang Muslim, di era hegemoni paham

    relativisme kebenaran dan keimanan, Menteri Agama MaftuhBasyuni telah menunjukkan teladan dan keberanian menyatakan

    pikiran dan keimanannya dalam menyikapi suatu bentuk kebatilan.

    Seyogyanya, jika konsisten dengan pikirannya, kaum sekular-liberal

    juga harus menghormati keimanan dan keyakinan Menteri Agama.

    Wallahu alam. (Bahrain, 17 Februari 2006, diedit dari tulisan

    Catatan Akhir Pekan ke-135, Radio Dakta 107 FM dan

    www.hidayatullah.com).