BAB. I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Modul dengan judul “Memperbaiki/Reparasi Radio” dengan kode ELKA- R.AM.004.A berisi materi dan informasi tentang sistem pesawat penerima dengan sistem Amplitudo Modulasi (AM) dan Frekuensi Modulasi (FM), Mengamati gejala kerusakan, Mengalokasi kerusakan, Melakukan analisa hasil pengukuran, Melakukan perbaikan/reparasi, Menguji hasil perbaikan/reparasi, Membuat laporan perbaikan. Materi diuraikan dengan pendekatan praktis disertai dengan ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan. Setiap akhir materi disampaikan rangkuman yang memuat intisari materi dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus mengerjakan test tersebut sebagai indikator penguasaan materi, jawaban test kemudian diklarifikasikan dengan kunci jawaban. Guna melatih keterampilan dan sikap kerja yang benar, setiap siswa dapat berlatih dengan pedoman lembar kerja yang ada. Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji kompetensi dilakukan secara teoritik dan praktik. Uji teoritis dilakukan siswa dengan menjawab pertanyaan yang ada pada soal evaluasi, sedangkan uji Modul ELKA-MR.AM.004.A) 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB. IPENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Modul dengan judul “Memperbaiki/Reparasi Radio” dengan kode
ELKA- R.AM.004.A berisi materi dan informasi tentang sistem
pesawat penerima dengan sistem Amplitudo Modulasi (AM) dan
peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
4)Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5)Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas,
harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6)Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat
semula.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan,
ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau
bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengacu
kegiatan pemelajaran yang bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Guru
Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan
untuk:
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik
baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai
proses belajar peserta diklat.
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses
sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat
kerja untuk membantu jika diperlukan.
D. TUJUAN AKHIR
Dari kriteria unjuk kerja ketrampilan kognitip maupun dengan
imajinasi psikomotorik seperti unit kompetensi maka peserta diklat
diharapkan:
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 3
1. Dapat menjelaskan prinsip kerja Pesawat Penerima Radio
a. Pesawat Penerima sistem AM/Band MW
b. Pesawat Penerima sistem FM
c. Menyiapkan instrumen/alat ukur keperluan perbaikan.
2. Dapat melakukan teknik mencari gejala kerusakan
a. Pada Tombol power
b. Tombol Pengatur Volume
c. Tombol Pencari Gelombang
3. Trampil Mengalokasi kerusakan
a. Kerusakan pada komponen
b. Masalah koneksitas pada PCB atau kabel
c. Masalah pada bagian mekanik.
4. Melakukan analisa hasil pengukuran
a. Mengacu pada skema rangkaian
b. Berdasarkan diagnosa jenis kerusakan.
5. Trampil Melakukan Perbaikan /reparasi
6. Trampil Menguji hasil perbaikan/reparasi
7. Membuat laporan perbaikan.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 4
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 5
E. KOMPETENSI:
Modul ELKA-MR-AM.004.A membentuk kompetensi “Memperbaiki/Reparasi Radio”. Uraian kompetensi dan subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.
PROGRAM DIKLAT : Memperbaiki/Reparasi Radio KODE : ELKA-MR.AM.004.AALOKASI WAKTU : 100 Jam @ 45 menit
LEVEL KOMPETENSI KUNCIA B C D E F G2 3 3 2 2 3 3
KONDISI KINERJA
1. Unit kompetensi ini berlaku untuk perbaikan radio AM-FM baik yang dilakukan di pusat perbaikan (service center) televisi maupun di bengkel-bengkel service radio.
2. Shcematic diagram/buku service manual yang berlaku sesuai dengan merek tipe masing-masing radio.
3. Peralatan dan bahan yang dipergunakan: Peralatan umum perbaikan elektronika radio meliputi: Toolkit, Multitester dan Osiloskop dll. Bahan: kabel, timah solder, komponen elektronik dan bagian mekanik.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 6
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1.
Mempersiapkan pekerjaan perbaikan/ reparasi
1.1.Spesifikasi dan cara kerja radio dikuasai lebih dulu.
1.2.Kebutuhan peralatan kerja mekanis dan alat ukur listrik serta bahan reparasi dipersiapkan dan diidentifikasi apakah sesuai dengan SOP (Standard Operation Procedure).
1.3.Tempat kerja dipersiapkan dan dibebaskan dari kemungkinan bahaya kecelakaan.
1.4.Perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja digunakan secara benar serta langkah pengamanan dilakukan sesuai dengan prosedur yang diberlaku-kan
Mereparasi Radio Tape Recorder
Teliti dalam Menyiapkan peralatan kerja mekanis dan alat ukur listrik serta bahan reparasi sesuai dengan SOP
Menyiapkan tempat kerja yang bebas dari kemungkinan kecelakaan kerjaMenggunakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja secara benar serta dengan langkah pengamanan sesuai dengan prosedur yang diberlakukan
Sistim Radio AM, FM
Menyiapkan peralatan kerja mekanis dan alat ukur listrik serta bahan reparasi sesuai dengan SOP
Menyiapkan tempat kerja yang bebas dari kemungkinan kecelakaan kerja
Menggunakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja secara benar serta dengan langkah pengamanan sesuai dengan prosedur yang diberlakukan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 7
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
2.
Mengamati gejala kerusakan
2.1. Radio tape recorder dioperasikan untuk diamati gejala kerusakan yang timbul dengan melakukan pengamatan pada bagian-bagian:
Tombol power
Tombol pengatur volume
Tombol pencari gelombang AM/FM.
2.2. Dilakukan identifikasi terhadap gejala yang timbul sesuai dengan fungsinya.
Mereparasi Radio Tape Recorder
Teliti dalam Mengamati gejala kerusakan melalui :Tombol power
Tombol pengatur volume
Tombol pencari gelombang AM/FM
Mengidentifikasi gejala kerusakan yang timbul
Sistim Radio AM, FM
Mengamati gejala kerusakan melalui :Tombol power
Tombol pengatur volume
Tombol pencari gelombang AM/FM
Mengidentifikasi gejala kerusakan yang timbul
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 8
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.
Mengalokasi kerusakan
3.1.Berdasar pada gejala kerusakan yang timbul lalu diklasifikasikan jenis kerusakannya yang dapat berupa :
Kerusakan pada komponen
Masalah koneksitas pada PCB atau kabel
Masalah pada bagian mekanik.
3.2.Dilakukan pengalokasian kerusakan pada rangkaian, blok rangkaian atau bagian mekaniknya
3.3.Urutan pemeriksaan ditetapkan sesuai prosedur buku petunjuk servis (service manual) pada titik-titik pengukuran ditentukan untuk mencari kerusakannya.
3.4.Dilakukan pengukuran dengan mengamati tegangan, bentuk pulsa pada titik-titik pengukuran yang sudah ditetapkan dengan alat ukur misalnya Multitester dan Osiloskop.
Mereparasi Radio Tape Recorder
Teliti dalam Mendiagnosa jenis kerusakan pada komponen, koneksitas pada PCB atau kabel, dan bagian mekanik
Mengalokasikan kerusakan pada rangkaian, blok rangkaian atau bagian mekaniknya
Melakukan pemeriksaan titik-titik pengukuran untuk dapat mencari kerusakan sesuai urutan pada prosedur buku manual.Melakukan pengukuran dan mengamati tegangan, bentuk pulsa pada titik pengukuran yang sudah ditentukan.
Sistim Radio AM, FM
Mendiagnosa jenis kerusakan pada komponen, koneksitas pada PCB atau kabel, dan bagian mekanik
Mengalokasikan kerusakan pada rangkaian, blok rangkaian atau bagian mekaniknya
Melakukan pemeriksaan titik-titik pengukuran untuk dapat mencari kerusakan sesuai urutan pada prosedur buku manual.
Melakukan pengukuran dan mengamati tegangan, bentuk pulsa pada titik pengukuran yang sudah ditentukan.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 9
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
4
Melakukan analisa hasil pengukuran
4.1.Dengan mengacu pada skema rangkaian serta buku service manual hasil-hasil pengukuran dianalisa.
4.2.Dari hasil analisa lalu didiagnosa jenis kerusakan secara benar.
Mereparasi Radio Tape Recorder
Cermat dan teliti dalam
Melakukan analisa hasil-hasil pengukuran sesuai buku service manualMenetapkan jenis kerusakan secara benar
Analisa hasil pengukuran kerusakan
Melakukan analisa hasil-hasil pengukuran sesuai buku service manual
Menetapkan jenis ksecara benar
5.
Melakukan perbaikan/ Reparasi
5.1.Sesuai hasil diagnosa perbaikan dapat dikerjakan dengan pergantian komponen, repair/penggantian bagian mekanik atau dengan perbaikan solder, adjustement/seting ulang.
5.2.Perbaikan dapat pula dikerjakan dengan hanya pembersihan pada jalur-jalur rangkaian, konektro-konektor atau bagian mekanik bila tidak perlu dilakukan penggantian komponen.
Mereparasi Radio Tape Recorder
Teliti dalam Mengerjakan pergantian komponen, repair/ penggantian bagian mekanik atau dengan perbaikan solder, adjustement/seting ulang.Membersihkan jalur-jalur rangkaian, konektor-konektor atau bagian mekanik bila tidak perlu dilakukan penggantian komponen.
Teknik Reparasi Mengerjakan pergantian komponen, repair/ penggantian bagian mekanik atau dengan perbaikan solder, adjustement/seting ulang.
Membersihkan jalur-jalur rangkaian, konektor-konektor atau bagian mekanik bila tidak perlu dilakukan penggantian komponen.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 10
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
6.
Menguji hasil perbaikan/ reparasi
6.1. Hasil perbaikan atau pergantian komponen diuji dengan running test untuk mengamati aktivasi kerja sistemnya.
6.2. Dilakukan tindakan korektif jika pekerjaan running test tidak berjalan dalam kondisi normal.
6.3. Untuk memastikan kerusakan yang ditemukan bukan diakibatkan oleh bagian atau komponen lain sehingga dapat dihindari kerusakan yang sama berulang, maka perlu dilakukan analisa lanjutan.
Mereparasi Radio Tape Recorder
Teliti dan cermat dalam
Menguji hasil perbaikan dengan running test untuk mengamati aktivasi kerja sistemnya.Melakukan tindakan korektif pada saat pekerjaan running test tidak berjalan dalam kondisi normal
Pengujian hasil perbaikan
Menguji hasil perbaikan dengan running test untuk mengamati aktivasi kerja sistemnya.
Melakukan tindakan korektif pada saat pekerjaan running test tidak berjalan dalam kondisi normal
7.
Membuat laporan perbaikan
7.1. Setiap selesai dilakukan perbaikan atau penggantian komponen, perlu dibuatkan laporan berupa service check list.
7.2. Pada laporan supaya dituliskan komponen, bagian mekanik yang telah dilakukan perbaikan/ penggantian.
7.3. Setiap selesai kegiatan perbaikan dibuatkan riwayat perbaikan pada history card.
Mereparasi Radio Tape Recorder
Teliti dan rapi dalam Membuat laporan perbaikan atau penggantian komponen dalam bentuk check listMembuat riwayat perbaikan pada history card
Laporan hasil perbaikan
Membuat laporan perbaikan atau penggantian komponen dalam bentuk check list
Membuat riwayat perbaikan pada history card
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 11
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 12
F. CEK KEMAMPUAN SISWA
Tabel dibawah ini untuk mengetahui kemampuan awal yang peserta
diklat miliki, maka berilah tanda cek list () dengan sikap jujur dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Kompetensi Pernyataan
Saya dapat
melakukan
pekerjaan ini
dengan kompeten
Tida
k Ya Jika, Ya
1. Dapat
menjelaskan
prinsip kerja
Pesawat Radio
AM/Band MW
Saya dapat menjelaskan dia
gram blok pesawat penerima
AM/band MW
Saya dapat memahami
prinsip kerja pesawat radio
AM/Band MW
Saya dapat menjelaskan cara
kerja setiap bagian.
√
Kerjakan tes formatif 1
2. Dapat
menjelaskan
prinsip kerja
Pesawat Radio FM
Saya dapat menjelaskan
digram blok pesawat
penerima FM
Saya dapat memahami
prinsip kerja pesawat radio FM
Saya dapat menjelaskan
cara kerja setiap bagian.
√
Kerjakan tes formatif 2
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 11
11
3. Dapat melakukan
teknik mencari
gejala kerusakan
Saya dapat menjelaskan
gejala kerusakan pada
tombol power.
Saya dapat menjelaskan
gejala kerusakan pada tombol
pengatur volume.
Saya dapat menjelaskan
tombol pencari gelombang.
√
Kerjakan tes formatif 3
4. Trampil
mengalokasi
kerusakan
Saya dapat menentukan
kerusakan pada komponen.
Saya dapat menentukan
kerusakan koneksitas pada
PCB atau kabel.
√
Kerjakan tes formatif 4
5. Melakukan analisa
hasil pengukuran
Saya dapat menganalisa hasil
pengukuran berdasarkan
gambar rangkaian.
Saya dapat menganalisa
kerusakan berdasarkan jenis
kerusakan.
√
Kerjakan tes formatif 5
6. Trampil
melakukan
Perbaikan
/reparasi
Saya dapat melakukan
perbaikan berdasarkan
analisa pengukuran.
Saya dapat melakukan
perbaikan berdasarkan
pengamatan gejala
kerusakan.
√
Kerjakan tes formatif 6
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 12
12
7. Trampil menguji
hasil perbaikan /
reparasi
Saya dapat menguji hasil
perbaikan berdasarkan
analisa pengukuran.
Saya dapat menguji hasil
perbaikan berdasarkan
pengamatan gejala
kerusakan.
√
Kerjakan tes formatif 7
Apabila anda menjawab TIDAK pada salah satu pernyataan di atas,
maka pelajarilah pada sub kompetensi modul ini yang tidak anda kuasai
sampai anda kompeten.
BAB. IIPEMBELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR SISWA
Rencana belajar siswa diisi oleh siswa dan disetujui oleh guru.
Rencana belajar tersebut adalah sebagai berikut:
NAMA SISWA : ……………………………………….
TINGKAT/KELAS : ……………………………………….
No
.Jenis Kegiatan
Tangga
l
Wakt
u
Tempat
Belajar
Paraf
Guru
1. - Memahami prinsip kerja Pesawat Radio AM/Band MW
- Memahami prinsip kerja Pesawat Radio FM
- Menyiapkan alat ukur untuk
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 13
13
perbaikan/reparasi.
2. - Memahami teknik mencari gejala kerusakan.
3. - Mengalokasi kerusakan
4. - Melakukan analisa hasil pengukuran
5. - Melakukan Perbaikan /reparasi
6. - Menguji hasil perbaikan/reparasi
7. - Membuat Laporan
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1: Persiapan Pekerjaan
Perbaikan/Reparasi
Pada kegiatan belajar 1 ini membahas materi pembelajaran peserta
diklat dipersiapkan untuk memahami dan mengerti prinrip-prinsip
dasar pesawat penerima AM/band MW, pesawat penerima FM dan
menyiapkan alat ukur keperluan perbaikan/reparasi.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1, peserta diklat
diharapkan:
1) Memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat
penerima AM/band MW.
2) Memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat
penerima FM
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 14
14
3) Menjelaskan diagram blok pesawat penerima AM/band MW
dan FM
4) Menyiapkan instrumen/alat ukur keperluan perbaikan.
b. Uraian Materi
1) DASAR-DASAR PESAWAT PENERIMA AM/BAND MW
Semua sistem komunikasi, baik itu dari radio,televise,maupun
yang lainnya terdiri atas dua bagian dasar:pesawat pemancar
dan pesawat penerima. Pesawat pemancar berfungsi
membangkitkan dan meradiasikan suatu informasi melalui
suatu gelombang elektromagnetik.Kecepatan gelombang
elektromagnetik sama dengan kecepatan cahaya yaitu sebesar
300.000 km/detik dan dinamakan gelombang pembawa (carrier
wave) informasi. Pesawat penerima menangkap salah satu
gelombang radio yang spesifik dari sejumlah gelombang yang
ada di udara pada saat itu dan mengolahnya menjadi suatu
informasi yang dapat dimengerti.
Jenis pesawat penerima yang pertama kali ditemukan dikenal
dengan sebutan radio kristal. Penerima jenis ini hanya mampu
menerima satu stasiun pemancar dan dayanya pun sangat
lemah. Pesawat penerima radio, mulai berkembang setelah
diketemukan tabung hampa (vacum tube) yang selanjutnya
dibuat pesawat penerima yang disebut radio langsung (straight
receiver). Straight Receiver ini mempunyai keuntungan dapat
ditala pada beberapa stasiun pemancar, hanya masih
mempunyai kelemahan yaitu harus mempunyai beberapa
rangkaian penguat dan penala sesuai dengan frekuensi stasiun
yang ditala, demikian pula sistem pendeteksiannya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 15
15
Suatu sistem pesawat penerima yang dikembangkan, yaitu
pesawat penerima super heterodyne, dapat dipergunakan baik
dalam sistem penerima radio maupun televisi.
Pesawat penerima super heterodyne prinsip bekerjanya
sebagai berikut:
a) Informasi bersama gelombang pembawanya (RF) yang
datang pada antena, diseleksi oleh rangkaian penala sampai
didapat suatu sinyal RF tertentu yang kemudian dicampur
(dikonversikan) dengan satu sinyal RF yang berasal dari
osilator yang ada pada pesawat penerima sendiri.
b) Pencampuran kedua sinyal RF tersebut akan menghasilkan
suatu sinyal selisih dari kedua sinyal tersebut, yang
biasanya disebut sinyal frekuensi menengah (IF).
c) Pada sistem penerima radio AM besar frekuensi menengah
(IF) umumnya 455 kHz.
d) Oleh karena frekuensi osilator local bervariasi pada waktu
rangkaian penala divariasikan, maka selisih frekuensinya
akan konstan sebesar frekuensi menengah tersebut.
Pencampuran ini mempunyai keuntungan sebagai berikut:
(1) Kekerasan hasil penguatan mempunyai harga yang lebih
tinggi karena IF mempunyai frekuensi yang lebih rendah
dari RF.
(2) Amplifier IF dapat dirancang untuk suatu frekuensi yang
spesifik, misalnya 455 kHz untuk setiap penerima radio
AM.
(3) Hanya ada dua penala yaitu rangkaian penala RF dan
osilator local. Sistem super heterodyne mempunyai
kelemahan, yaitu adanya efek frekuensi bayangan.
Walaupun IF sudah merupakan frekuensi selisih
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 16
16
dari RF dari osilator local, namun jumlah kedua frekuensi
pun muncul pula.
Sistem penerima super heterodyne dapat digambarkan dengan
blok diagram sebagai berikut:
Antena
Gambar 1. Diagram Blok Pesawat Penerima AM
Pesawat penerima radio yang dipelajari sekarang adalah suatu
penerima dengan sistem amplitudo modulasi (AM) yang
mempunyai daerah frekuensi 520 kHz – 1630 kHz (577 – 184
meter) yang disebut daerah gelombang menengah (medium
wave band = MW).
Penalaan untuk mendapatkan frekuensi pada daerah MW
dilaksanakan oleh kerja sama antena, RF amplifier, dan osilator
lokal. Hasil dari penalaan diberikan ke IF amplifier yang pada
alat praktik merupakan bagian terpisah dari penala. Untuk
lebih memahami prinsip kerja radio super heterodyne, coba
perhatikan diagram blok radio super heterodyne pada gambar
blok diagram penerima super heterodyne. Kemudian setelah
memahi secara blok diagram, pelajari dengan teliti fungsi
setiap bagian, seperti gambar 2 rangkaian Penala dibawah ini:
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 17
17
RF AMPMIX
IF AMP DETEKTOR
AUDIOAMP
loudspeker
8
AVC
OSCLOKAL
0ut
0
+V
12V
1uF
L3
1uF
+5pFL2
D1-D2 4148
1mH
1uF
+
01
005
C829
1k
4k7
47
390
39k
RANGK.IF(FREK.MENENGAH)
AVC(automaticvolume contro)
+V
12V
.1
IN60
.1
001
1S
1S1P
1P1P
1S
5k
004
.1
.1
004
+ 220/16002
+
10/16
C829
C829
100
39k5k6
470
15k
390
390
47k
Sinyal radio masuk melalui antena dan masuk ke blok
mixer+oscilator. Oscilator berfungsi membangkitkan sinyal
dengan frekuensi 455 kHz lebih tinggi dari pada frekuensi
sinyal yang masuk melalui antena.
Gambar 2. Rangkaian Penala
Pencampur (mixer) pada gambar rangkaian
disamping menjadi satu dengan sinyal
oscilator. Karena
sinyal-sinyal itu
berbeda 455 kHz,
maka akan
membentuk suatu
sinyal 455 kHz
sebagai hasil selisih
dari dua sinyal
tersebut. Sinyal
yang telah diubah
menjadi 455 kHz tersebut (sinyal IF) kemudian diperkuat oleh
penguat IF tingkat pertama (IF1) dan penguat IF tingkat kedua
(IF2). Dengan demikian, penguat IF itu hanya akan menguatkan
sinyal yang berfungsi 455 kHz.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 18
18
RANGK.DETEKTOR
TR3
ke basis TR2
+V
12V
005
.101
5k
IN60
1S1P
5K6
470
Gambar 3. Rangkaian Penguat IF
Gambar 3 dapat ditunjukan bagian/komponen AGC. Automatic
Gain Control (AGC) berfungsi sebagai pengatur penguatan
tegangan (gain) dari penguat IF1 sedemikian rupa, sehingga
penguatan ditambah pada sinyal-sinyal masuk yang lemah
dikurangi pada sinyal-sinyal masuk yang kuat. Dengan
demikian, akan didapatkan suatu penguatan yang konstan
untuk sinyal yang berbeda-beda intensitasnya.
Gambar 4. Rangkaian Detektor
Rangkaian detektor, digambarkan
seperti gambar 4 rangkaian
disamping
dengan detektor dioda. Gulungan
primer transformator IF (T3)
menerima sinyal IF termodulir dari
penguat IF terakhir, dan gulungan
ini merupakan beban impedansi
untuk transistor penguat.
Sinyal IF dalam setiap siklus akan mengalir melalui gulungan
sekunder yang selanjutnya sinyal ini diratakan oleh dioda,
karena prinsip kerja diode sebagai komponen perata.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 19
19
AGC
RANGK.AUDIO AMPLIFIER
1n
0
TP12
TP15
1314
TP16
TP11
+V
12v
8
+
220/16
+
1uF
+220/16
.1uf
1uF
.1uF 220pf
IN4148
5k
C1684
C1684
B698
D734
220
560
1 1
11
2k2
1k
470
150k
1k
470k
33k
Sinyal audio akan diperoleh karena pada rangkaian detector
juga dilengkapi kondenstor filter detector nilainya 0.01-0.05
mfd.
Gambar 5. Rangkaian Audio Amplifier
Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas empat
buah penguat (TR D734) sampai dengan TR B698) dan
berfungsi memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian
detektor. Kekerasan suara dapat diatur dengan mengubah
kedudukan VR 5k yang berfungsi sebagai volume control.
TR C1684 berfungsi sebagai penguat pertama audio amplifier
dengan konfigurasi emitter terbumi (common emitter) dan
melalui R33k mendapat umpan balik negatif dari output power
amplifier. Tujuan umpan balik ini untuk memperlebar band
switch sehingga kualitas suara menjadi lebih baik. TR C1684
merupakan penguat tegangan tingkat kedua yang dapat
disebut pula sebagai driver amplifier dengan konfigurasi yang
sama. Transistor inipun mendapat umpan balik negatif melalui
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 20
20
R150k (lihat gambar). Penguatan kedua transistor inipun sudah
dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengeluarkan
output yang dapat mengemudikan rangkaian power amplifier.
Out-put rangkaian penguat audio amplifier ini diteruskan ke
loudspeaker yang merupakan beban dari rangkaian. Sinyal
informasi melalui pengatur volume maka sinyal informasi ini
dapat diatur besar kecilnya suara.
2) SISTEM PESAWAT PENERIMA RADIO FM
BLOK DIAGRAM Di bawah ini diperlihatkan blok diagram penerima radio FM.
Antena
AGC
Gambar 6. Diagram Blok Pesawat Penerima Radio FM
PENGUAT RF: Penerima AM broadcast dapat bekerja cukup
baik sekalipun tanpa RF amplifier. Hal ini sulit dilakukan untuk
sistem FM bekerja pada frekuensi yang tinggi. Seperti diketahui
sistem FM ada yang bekerja pada 1000 MHz (1GHz). Dengan
adanya penguat RF ini maka sistem FM dapat bekerja pada
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 21
21
RF AMP
Mixer IF AMP Limitter Discriminator
LokalOscilator
DhemmphasisNetwork
AF dan PowerAmplifiers
loudspeker
8
input sinyal yang lebih rendah dari sistem AM atau SSB, sebab
istem AM dan sistem SSB tidak atau jarang menggunakan
penguat RF karena mereka dapat menekan inherent noise.
Dengan kata lain sistem FM dapat bekerja dengan sensitivitas
yang lebih tinggi dari sistem AM dan sistem SSB. Sistem FM
dapat menerima sinyal 1 µV atau kurang jika dibandingkan
dengan sistem AM dan SSB dengan minimum sinyal input 30
uV. Tetapi bila ingin sinyal 1 uV diumpankan langsung ke
mixer, inherent noise yang tinggi yang dihasilkan oleh
komponen aktif mixer akan merusak sinyal input yang 1 uV
tadi. Oleh sebab itu sangat penting untuk menguatkan sinyal 1
µV itu sehingga menjadi 10-20 µV sebelum diberikan ke mixer.
Itu sebabnya dibutuhkan RF amplifier pada sistem FM.
Alasan yang ditemukan diatas sangat penting untuk
diperhatikan untuk sistem FM yang bekerja diatas 1GHz. Pada
frekuensi tersebut, noise internal dari transistor naik ketika
gain diturunkan. Noise ini jauh lebih rendah bila digunakan
dioda sebagai mixer pasif dibandingkan transistor yang aktif.
Sesungguhnya, penggunaan RF amplifier menurunkan
pengaruh frekuensi bayangan dan menurunkan pengaruh efek
radiasi lokal osilator ke antena yang mengakibatkan di
transmitnya interfrensi.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 22
22
OutputInput
0
0
+V12V
1 1cv
1np
1C
1C 1C
1C
2N4393
R1
R2
R3
Gambar 7 disamping
salah satu contoh
gambar rangkaian RF
Amplifier dengan
komponen aktif FET.
FET RF AMPLIFIER:
Impedansi input yang
tinggi dari FET
bukanlah dasar
digunakannya FET
sebagai komponen
aktif pada penguat
RF sistem FM.
Gambar 7. Penguat RF Amplifier dgn FET
Sebab pada frekuensi yang tinggi, impedansi input FET akan
jauh menurun akibat adanya kapasitas junctionnya. Adalah
suatu kenyataan bahwa tidak selalu impedansi input
merupakan pertimbangan bagi RF amplifier karena untuk
frekuensi tinggi impedansi antena hanya beberapa ratus ohm
atau cukup rendah.
Keuntungan utama penggunaan FET karena ia memiliki distorsi
input dan output yang dinyatakan dalam hukum kuadrat
sementara tabung hampa mempunyai hubungan daya 3/2 dan
BJT mempunyai faktor eksponensial. Untuk komponen yang
bekerja dengan hukum kuadrat memiliki sinyal output dengan
frekuensi yang sama dengan input dengan distorsi komponen 2
kali lebih kecil dari frekuensi inputnya, sementara komponen
lainnya memiliki distorsi yang justru lebih besar. Juga dengan
FET dapat ditekan terjadinya intermodulasi distorsi.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 23
23
output
input
optional AGC.1C4
15V
0
0
.1C4 91k
33k
00
1CV1
1000pf
1CV21CV2
1RFC
1L3
1L2
2N3796
0
.1C4
PENGUAT RF DENGAN MOSFET: Sebuah dual gate (gate
ganda) common Source MOSFET RF amplifier adalah seperti
diperlihatkan pada gambar 8 dibawah:
Gambar. 8: Penguat RF Amlpifier dengan MOSFET
Penggunaan MOSFET gate ganda sebagai penguat RF
memberikan keuntungan dapat diisolasinya input dari pengaruh
tegangan AGC. Juga dengan MOSFET diperoleh keunggulan
berupa naiknya daerah dinamis dibandingkan dengan JFET.
Dengan kata lain, MOSFET masih bekerja pada hukum kuadrat
pada lebar band yang lebih besar dibandingkan dengan JFET.
LIMITTER: Sebuah limitter adalah rangkaian yang mempunyai
amplitudo output yang konstant untuk semua input yang
melebihi level tertentu. Dalam sistem penerima FM ini
dibutuhkan untuk menolak ampiltudo modulasi dan variasi
amplitodo yang tidak diingini, yang merupakan noise. Kedua hal
itu menyebabkan pengaruh yang tidak diingini pada
loudspeaker. Di samping itu, fungsi limitter juga mencakup AGC
untuk ketika sinyal input menaik dari nilai atau levelnya dari
yang ditetapkan, untuk memberikan input yang konstant pada
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 24
24
Rangk.LIMITER
output
input
15V
.1C4
00
00
.1C4
.1C4.1C4
R1
R2 R3
R4
1CV11CV1
NPN
1CV1
.1
.1
.1.1
diskriminator. Secara ideal dapat dinyatakan bahwa
diskriminator harus idealnya tidak menanggapi perubahan
amplitudo tetapi hanya perubahan frekuensi.
Gambar 9 di bawah ini memperlihatkan rangkaian limitter
dengan transistor. Ingat bahwa RC membatasi tegangan catu
DC ke kolektor. Secepat input menaik, terjadilah pemotongan
puncak sinyal akibat terbatasnya tegangan kolektor karena
seperti diketahui, output transistor tidak akan dapat melampaui
tegangan VCC. Sedangkan rangkaian tangki pada bagian output
ditala pada frekuensi tengah dari sinyal untuk meningkatkan
selektivitas, dan merubah sinyal input yang belum sinus akibat
pemotongan menjadi sinus.
Gambar. 9: Rangkaian Limitter
Discriminator: berfungsi memungut kembali informasi dari
frekuensi tinggi pembawanya. Discriminator dapat juga disebut
detektor pada sistem AM. Dapat juga di definisikan sebagai
rangkaian yang merubah variasi frekuensi atau variasi fasa
menjadi variasi amplitudo.
Deemphasis: adalah rangkaian yang dipasangkan setelah
detektor yang berfungsi mengembalikan frekuensi tinggi dari
intelejen frekuensi (informasi) kembali pada level amplitudo
yang setara dengan frekuensi rendahnya. Seperti diketahui,
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 25
25
untuk menekan noise, pada pemancar dilakukan preemphasis
dimana level amplitudo frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi
dinaikkan.
AGC: (Automatic Gain Control) Seperti telah kita pelajari bahwa
pada Pesawat penerima AM kita temui adanya AGC. Kemudian
pada FM Receiver yang menggunakan rangkaian limitter
dibutuhkan juga rangkaian AGC ini. Radio penerima FM model
lama juga dilengkapi dengan AFC (Automatic Frequency
Control). Rangkaian ini berfungsi mengontrol kestabilan
frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan karena ketidak stabilan
frekuensi lokal osilator menyebabkan penyimpangan
penerimaan frekuensi pembawa. Hal itu disebabkan saat itu
belum ditemukannya cara untuk membuat LC osilator yang
bekerja pada daerah sekitar 100 MHz dengan frekuensi yang
cukup stabil dan ekonomis. Mixer, osilator lokal dan penguat IF
pada dasarnya sama dengan yang telah didiskusikan pada AM.
Hanya harus dicatat bahwa pada sistem FM, frekuensi IF nya
adalah 10,7 MHz. Daerah kerja Frekuensi FM sebesar 88 Mhz -
108 Mhz.
3) ALAT UKUR/INSTRUMEN KEPERLUAN
PERBAIKAN/REPARASI
Instrumen ataupun peralatan ukur yang sangat berperan
dalam pekerjaan perbaikan/raparasi dalam semua jenis
pesawat elektronika adalah AVO meter, atau sering juga
disebut multimeter/multitester.
Peralatan lain yang juga tidak kalah pentingnya didalam
pekerjaan perbaikan/reparasi dari segala jenis pesawat
elektronika antara lain: obeng, tang, solder, signal
generator/signal injektror, oskiloskop dan alat Bantu lainnya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 26
26
Dengan demikian ada dua jenis peralatan yang diperlukan
dalam perbaikan/reparasi pesawat elektronik:
A) Peralatan yang dibutuhkan didalam pekerjaan mekanik.
Di bawah ini akan ditunjukan peralatan yang diperlukan
untuk pekerjaan perbaikan/reparasi, disini tidak dijelaskan
secara rinci didalam penggunaan alat ukur, karena peserta
diklat sudah memperoleh kompetensi EKA-MR. UM. 005 .A.
1. Obeng
Tanpa mempunyai obeng, kita tidak akan bisa
mereparasi alat-alat elektronika atau radio dan lain
sebagainya, obeng ini mempunyai peranan yang sangat
penting didalam pekerjaan perbaikan/reparasi pesawat
radio ataupun pesawat elektronik lainnya. Fungsinya
ialah untuk membuka sekerup atau memasang sekerup
(pekerjaan mekanik).
Agar memudahkan anda dalam pekerjaan/reparasi
sebaiknya persiapkan obeng yang berbagai jenis
ukuran dan macam-macamnya. Yaitu dengan membeli
satu set obeng. Jenis obeng ada yang berujung pipih
(-)dan berujung (+) disebut kembang. Gunanya juga
disesuaikan keperluan. Jika kita akan membuka atau
memasang sekerup kembang hendaknya dipakai obeng
(+) kembang. Jika kita memasang sekerup (-)
hendaknya dipakai obeng yang berujung pipih saja.
Dalam membuka sekerup usahakan jangan sampai
sekerup cacat atau rusak. Oleh sebab itu gunakan
obeng yang sesuai dan yang masih baik keadaannya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 27
27
Gambar. 10: Macam-Macam Obeng
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 28
28
Pada gambar 10 adalah gambar macam-macam obeng
untuk keperluan perbaikan/reparasi dalam menangani
pekerjaan mekanik.
2. Obeng pengetrim
Untuk keperluan mengetrim diperlukan obeng yang
khusus untuk itu, biasanya pangkalnya terbuat dari
plastik dan ujungnya dari pelat. Gambar 11 di bawah
adalah salah satu contoh obeng yang dapat digunakan
sebagai pengetrim.
Gambar 11. Obeng Trim
3. Tang
Gambar 12a dan
12b adalah yang
lajim dipergunakan.
Gambar 12a. Tang yang bermoncong panjang.
Selain dari pada obeng, kita juga butuh bermacam-
macam jenis tang. Tang diperlukan dalampekerjaan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 29
29
perbaikan/reparasi pesawat elektronika. Tang ini
bentuknya moncong panjang pada pangkalnya.
Fungsi untuk membengkokan kawat atau memegang
kaki komponen seperti Resisitor, Transistor dan
komponen lainnya.
Tang kombinasi ini ada yang berisolasi dan ada yang
tak berisolasi. Fungsinya banyak, bisa untuk
memotong melipat/membengkokan dan lain
sebagainya.
Gambar 12b. Tang kombinasi
4. Solder
Solder Merupakan peralatan yang diperlukan untuk
melepas dan memasang komponen dari PCB (printed
circuit board). Pekerjaan ini diperlukan solder yang
sesuai dengan daya panas pemasangan maupun
melepas komponen. Solder sangat penting dan harus
anda punyai. Dibawah ini salah satu model Solder
listrik yang dilengkapi kedudukan:
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 30
30
Gambar 13. Solder listrik dengan kedudukan
Daya panas Solder dapat dipilih dan disesuaikan
dengan komponen yang akan disolder. Panas yang
terlalu tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada
komponen, dan sebaliknya solder yang kurang panas
dapat mempengaruhi hasil penyolderan yang
sempurna.
B) Peralatan yang digunakan didalam pekerjaan pengukuran.
1. Multimeter
Konfigurasi multimeter dan perangkat-perangkat yang
terdapat pada sebuah multimeter diperlihatkan pada
gambar 14.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 31
31
Gambar 14. Sebuah Multimeter Analog
Gambar 15. Penyidik (probes)
Gambar 16. Papan Skala Multimeter
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 32
32
KABEL
PENYIDIK (PROBES)
JEPITANMONCONG
BUAYA(ALIGATOR CLIP)
COMMON (-)
PAPAN SKALA
JARUM PENUNJUK
SEKRUP PENGATUR
POSISI JARUM (PRESET)
BATAS UKUR(RANGE)
SAKLAR JANGKAUAN
UKUR
TOMBOLPENGATUR
POSISIJARUM
OUT
(+)
SKALA OHM
SKALA VOLT(ACV-DCV)
SKALA ARUS (DCmA)
a) Papan Skala: digunakan untuk membaca hasil
pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-skala;
tahanan/resistansi (resistance) dalam satuan Ohm
(Ω), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA),
dan skala-skala lainnya. Lihat gambar 16.
b) Saklar Jangkauan Ukur: digunakan untuk
menentukan posisi kerja multimeter, dan batas ukur
(range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan
tahanan (dalam ), saklar ditempatkan pada posisi
, demikian juga jika digunakan untuk mengukur
tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-A). Satu
hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan
listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur
yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur.
Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar
harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV.
Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
c) Sekrup pengatur posisi jarum (preset):
digunakan untuk menera jarum penunjuk pada
angka nol (sebelah kiri papan skala)
d) Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero
Adjustment): digunakan untuk menera jarum
penunjuk pada angka nol sebelum multimeter
digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistansi.
Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes)
dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan
jarum pada angka nol.
e) Lubang Kabel Penyidik: tempat untuk
menghubungkan kabel penyidik dengan multimeter.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 33
33
Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau
common. Pada multimeter yang lebih lengkap
terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor
(penguatan arus searah/DCmA oleh transistor
berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk
mengukur kapasitas kapasitor.
f) Batas Ukur (Range) Kuat Arus: biasanya terdiri dari
angka-angka; 0,25 – 25 – 500 mA. Untuk batas ukur
(range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar
dari 0 – 0,25 mA. Untuk batas ukur (range) 25, kuat
arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 25 mA.
Untuk batas ukur (range) 500, kuat arus yang dapat
diukur berkisar dari 0 – 500 mA.
g) Batas Ukur (range) Tegangan (ACV-DCV): terdiri
dari angka; 10 – 50 – 250 – 500 – 1000 ACV/DCV.
Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal
yang dapat diukur adalah 10 Volt. Batas ukur
(range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat
diukur adalah 50 Volt, demikian seterusnya.
h) Batas Ukur (Range) Ohm: terdiri dari angka; x1,
x10 dan kilo Ohm (k). Untuk batas ukur (range) x1,
semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca
pada papan skala (pada satuan ). Untuk batas
ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca
pada papan skala dan dikali dengan 10 (pada
satuan ). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (k),
semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca
pada papan skala (pada satuan k), Untuk batas
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 34
34
ukur (range) x10k (10k), semua hasil pengukuran
dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10k.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 35
35
2. Oskiloskop
Oskiloskop merupakan salah satu alat yang dominan
dalam melakukan prosedur reparasi, terutama untuk
jenis–jenis pesawat yang terdiri dari susunan sirkuit
dalam bentuk yang kompleks, oskiloskop merupakan
suatu alat yang mampu melihat dan menganalisa gejala
– gejala listrik. Oskiloskop mempunyai kemampuan
dalam hal – hal sebagai berikut:
a) Melihat bentuk tegangan periodik maupun non
perodik.
b) Mengukur tegangan dan arus.
c) Mengukur frekuensi.
d) Mengukur beda fasa.
e) Sebagai penggambar x – y.
Dengan oskiloskop tidak hanya besarnya tegangan
ataupun arus yang dapat kita ketahui tapi bentuk wujud
dari tegangan maupun arus itu dapat dengan jelas. Jadi
secara ringkasnya, bentuk gelombang yang keluar dari
hasil pengukuran pada suatu titik akan mudah dilihat
dengan jelas. Salah satu contoh adalah sebagaimana
pada gambar berikut:
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 36
36Gambar 17a. Sebuah
Osciloskop
Bila sinyal Audio generator atau RF generator ini
digunakan sebagai sinyal input didalam penelusuran
terminal input untuk menuju ke output maka pada layar
oskiloskop akan terlihat dengan jelas karakteristik respon
frekuensi rangkaian yang tengah diamati. Misalnya pada
rangkaian frekuensi menengah (IF), rangkaian Audio
pada pesawat penerima radio.
3. Signal Injector
Alat ini digunakan untuk melakukan pengetesan terhadap
rangkaian–rangkaian transistor (bahkan pada komponen
transistornya) untuk mengetahui keadaan komponen
tersebut.
Sebagai contoh alat signal injektor adalah ditunjukan
pada gambar 18 di bawah ini;
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 37
37
Gambar 17b. Panel Oskiloskop
Gambar 18. Signal injektor
Signal injektor ini sebenarnya merupakan osilator audio
yang sangat dominan untuk melacak rangkaian –
rangkaian transistor
yang rusak. Karena pada rangkaian yang rusak bila
diinjeksi dengan alat ini akan memberikan reaksi suara.
Biasanya signal injektor ini digunakan untuk mencari
gangguan pada rangkaian–rangkaian audio seperti
pesawat radio transistor, tape recorder ataupun pada
pesawat televisi pada rangkaian sesudah penguat video.
c. Rangkuman.
1. Pesawat Penerima Radio sistem AM adalah pesawat penerima
radio dengan penerimaan gelombang medium wave (MW).Band
MW pada sistem AM yang mempunyai daerah frekuensi 520khz-
1630kHz dengan panjang gelombang 577 meter–184 meter.
Pesawat penerima radio sistem AM atau band MW ini menerima
frekuensi sebesar 455 Khz frekuensi ini disebut Intermediate
frekuensi (IF).
2. Pesawat Penerima Radio sistem FM adalah pesawat penerima
radio dengan frekuensi kerja lebih tinggi dari pesawat penerima
AM. Pesawat penerima radio sistem FM ini dengan frekuensi
menengah (IF) sebesar 10,7 Mhz. Perbedaan antara Sistem AM
dengan Sistem FM antara lain:
a. Pada Sistem FM frekuensi kerja lebih tinggi
b. Membutuhkan limiter dan deempasis
c. Berbeda dalam demodulasi
d. Perbedaan methoda dalam mendapatkan AGC.
3. Alat/instrumen yang dibutuhkan untuk pekerjaan
perbaikan/reparasi ada dua bagian yaitu:
1) Alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 38
38
2) Alat yang digunakan keperluan pekerjaan pengukuran
(elektrik).
d. Tugas
1. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem AM/band MW
dengan dilengkapi bentuk sinyal tiap-tiap bagian.
2. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem FM dan
dilengkapi bentuk sinyal setiap bagian.
3. Sebutkan alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik,
dan alat ukur /instrumen yang sangat pokok didalam pekerjaan
perbaikan/reparasi.
e. Test formatif
Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan
yang Anda anggap benar.
1. Pesawat Radio sistem AM adalah:
a. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 445Khz.
b. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 455Khz.
c. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 465Khz.
d. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 10,7Khz.
2. Selisih kedua Frekuensi yang diperoleh dari Mixer dan Oscilator
merupakan frekuensi menengah disebut:
a. frekuensi Intermediate frekuensi
b. frekuensi hasil pengurangan
c. frekuensi penala
d. frekuensi modulasi.
3. Panjang gelombang untuk frekuensi Pesawat Radio sistem AM
adalah:
a. 577 meter - 184 meter dengan frekuensi 520 Khz -
1630 Khz
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 39
39
b. 488 meter - 194 meter dengan frekuensi 530 kHz -
1640 kHz
c. 588 meter - 198 meter dengan frekuensi 510 Khz -
1620 Khz
d. 577 meter - 184 meter dengan frekuensi 530 Khz - 1640 Khz.
4. Jika Pesawat penerima radio menerima frekuensi dari pemancar
sebesar 1000kHz, Frekuensi oscillator lokal lebih tinggi dari
frekuensi RF, bila frekuensi IF 455kHz maka frekuensi oscilator
lokal:
a. 1455 Khz
b. 1460 Khz
c. 1475 Khz
d. 1555 Khz
5. Pada Soal No 4 Berlaku rumus untuk oscillator local adalah;
a. Fo = IF - RF
b. Fo = IF + RF
c. Ro = Fo + RF
d. Ro = IF – Fo
6. Suatu rangkaian yang dapat mengatur secara otomatis akibat
turun naiknya sinyal input yang diperoleh dari antena disebut.
a. Amplifier c. Filter
b. Dektektor d. AGC ( Automatic Gain Control )
7. Oscilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan
sinyal:
a. Sinyal AC dengan sumber tegangan DC
b. Sinyall AC dengan sumber tegangan AC
c. Sinyal DC dengan sumber tegangan DC
d. Sinyal DC dengan sumber tegangan AC
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 40
40
8. Rangkaian Penala dari sebuah pesawat radio AM/band MW terdiri
dari tiga bagian yaitu:
a. Oscilator, Mixer dan Tuner
b. Oscilator, IF dan MIxer
c. Oscilator, Mixer dan RF
d. RF, mixer dan IF
9. Dioda detektor berfungsi sebagai pemisah antara sinyal
pembawa dengan sinyal:
a. Sinyal informasi
b. Sinyal Oscilator
c. Sinyal Intermediate frekuensi
d. Sinyal RF
10. Sinyal yang masuk ke penguat Audio adalah:
a. Sinyal suara yang diteruskan ke Loadspeaker
b. Sinyal suara yang diperoleh dari penguat IF
c. Sinyal suara yang diperkuat dari Mixer
d. Sinyal sinus mengandung audio
11. Yang membedakan sistem AM terhadap sistem FM adalah:
a. Frekuensi kerja lebih tinggi
b. Membutuhkan limitter dan deempasis
c. Berbeda dalam demodulasi
d. a,b dan c benar
12. Daerah kerja frekuensi sistem FM sebesar:
a. 77 Mhz s/d 107 Mhz
b. 87 Mhz s/d 107 Mhz
c. 88 Mhz s/d 108 Mhz
d. 89 Mhz s/d 108 Mhz
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 41
41
13. Untuk frekuensi menengah sistem radio FM adalah;
a. 88 Mhz
b. 10,7 Mhz
c. 88,7 Mhz
d. 108 Mhz
14. Penguat RF amplifier diperlukan pada sistem FM dalam hal ini
diperlukan untuk;
a. Menguatkan sinyal dengan frekuensi yang tinggi
b. Sebagai pelengkap sistem FM
c. Mencegah terjadinya distorsi
d. Agar tidak terjadi cacat sinyal RF
15. Limitter pada sistem FM digunakan untuk:
a. Menghasilkan ouput yang konstan
b. Memotong sinyal yang tinggi
c. Menghitung sinyal yang datang dari Penguat IF
d. Mengurangi terjadinya distorsi
16. Obeng termasuk alat yang digunakan untuk pekerjaan perbaikan
pesawat elektronika/penerima Radio sebagai;
a. Pekerjaan mekanik
b. Membengkokan komponen
c. Memotong kaki komponen
d. Pemegang komponen sedang disolder
17. Tang kombinasi dalam pekerjaan perbaikan pesawat elektronika,
dapat digunakan sebagai:
a. Pemotong kaki komponen
b. Penjepit bok pesawat
c. Membuka baut
d. Membengkokan mata solder
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 42
42
18. Multitester/Multimeter dapat dipergunakan menentukan
kerusakan komponen dalam;
a. Rangkaian dengan sumber tegangan
b. Rangkaian tanpa tegangan
c. Jalur PCB (printed circuit board)
d. a, b dan c benar
19. Oskiloskop suatu alat yang dapat digunakan melakukan
pengukuran;
A. Tegangan dan sinyal
B. Frekuensi dan tegangan
C. Arus yang besar
D. a, b benar
20. Signal injektor digunakan untuk melacak bagian yang rusak
dengan ouput signal adalah:
a. Sinyal audio
b. Sinyal Sinus AC
c. Sinyal Sinus DC
d. Sinyal Sinus RF
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g.Lembar kerja
Persiapan Pekerjaan Perbaikan/Reparasi
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana
memahami dasar-dasar pesawat radio sistem AM maupun
sistem FM serta peralatan yang akan digunakan untuk
pekerjaan perbaikan/reparasi. Jika Anda dapat melakukan
langkah-langkah kerja dengan benar, itu berarti Anda sudah
memiliki kemampuan dari hasil pembelajaran persiapan awal
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 43
43
untuk kompetensi memperbaiki pesawat penerima radio tape
recorder.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda
dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada
pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa
yang belum Anda fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
1. Macam-macam alat ukur dan alat tools.
2. Buku – buku penunjang untuk pembahasan pesawat radio
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 44
44
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam
satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami
cara kerja radio Tape Reocrder).
2. Catatlah Alat-alat yang diperlukan untuk keperluan
pekerjaan perbaikan/reparasi.
3. Buat ringkasan pemahaman tentang prinsip-prinsip dari
pesawat penerima radio AM/FM.
4. Buat penjelasan singkat dari tatacara menggunakan
peralatan baik untuk pekerjaan mekanik maupun pekerjaan
elektrik.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D.Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar
lembar kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan
dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan
petunjuk dari lembar kerja.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 45
45
Kegiatan Belajar 2 : Mengamati Gejala Kerusakan
Pada kegiatan belajar 2 ini materi pembelajaran tentang mengamati
gejala kerusakan pada pesawat radio tape recorder. Pesawat radio
diopersikan untuk diamati gejala kerusakan yang timbul dengan
melakukan pengamatan pada bagian-bagian tombol power, tombol
pengatur volume, tombol pengatur pencari gelombang AM/FM.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, peserta diklat
diharapkan:
1. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol power.
2. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur
volume.
3. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur
pencari gelombang AM/FM.
b. Uraian materi
Seperti pada kegiatan belajar 1 telah dijelaskan bahwa pesawat
Radio sistem AM maupun sistem FM yang dijelaskan satu persatu.
Pada pembelajaran berikuti peserta diklat diharapkan dapat
memahami gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh tombol power,
tombol pengatur volume, dan tombol pengatur pencarian
gelombang. Tentu saja dalam perkembangan elektronika pesawat
radio sistem AM maupun sistem FM diperoleh dalam satu
kemasan yang kita temukan yaitu “Pesawat Radio Tape
Recorder”. Untuk memahami dan mengatahui kerusakan, maka
ada bebrapa langkah yang harus dilakukan oleh peserta diklat;
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 46
46
Mengamati kerusakan pada tombol power
Gambar 19. Tombol Power
1. Ambillah Pesawat Radio Tape Recorder!
2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3. Hidupkan pesawat penerima radio Tape Recorder dengan
menekan tombol power on/off maka pesawat radio.
4. Mati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu
menyala maka tombol power berpungsi dengan baik, jika
lampu indikator tidak menyala maka tombol power tidak
berpungsi sebagaimana mestinya.
5. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian
diskusikan sehingga memperoleh pemahaman tentang
tombol power pada pesawat radio tape recorder.
Catatan:
Pemahaman tentang tombol power akan didapat kepada peserta
diklat, bahwa tombol power merupakan bagian utama untuk
pesawat radio mendapatkan sumber tegangan. Karena pada
tombol power ini adalah salah satu komponen yang bekerja
sebagi penghubung dan pemutus arus yang masuk ke bagian catu
daya DC. Dengan sumber tegangan DC ini maka peswat radio
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 47
47
dapat bekerja dengan baik dan dapat menerima siaran yang
dipancarkan oleh pemancar radio.
Mengamati kerusakan pada pengatur volume
Gambar 20. Menunjukan Tombol Volume
1. Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder!
2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3. Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan
tombol power
4. Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu
menyala maka tombol power berpungsi dengan baik.
5. Opersikan Tombol Pengatur volume dan pesawat radio
akan menerima siaran radio yang dipancarkan dari
pemancar radio.
6. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian
diskusikan sehingga memperoleh pemahaman tentang
tombol pengatur volume.
Catatan:
Pemahaman tentang tombol pengatur volume akan didapat
kepada peserta diklat, bahwa tombol pengatur volume merupakan
komponen yang dapat mengatur besar kecilnya sinyal yang akan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 48
48
diproses menjadi suara. Karena pada tombol pengatur volume ini
adalah salah satu komponen yang bekerja sebagai pengatur sinyal
yang akan diteruskan kebagian penguat audio seperti yang
dijelaskan pada pembelajaran 1. Dengan tombol pengatur volume
maka pesawat penerima radio dapat menghasilkan besar kecilnya
suara yang kita inginkan.
Mengamati kerusakan pada Pengatur pencari gelombang
Gambar 21. Tombol pencari gelombang
1. Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder!
2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3. Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan
tombol power
4. Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu
menyala maka tombol power berpungsi dengan baik.
5. Operasikan Tombol Pengatur volume pesawat radio akan
menerima siaran radio yang dipancarkan dari pemancar
radio.
6. Lakukan pengaturan tombol gelombang maka pesawat
radio akan menyeleksi siaran yang akan diterima dengan
indikator pada jarum penunjuk pencarian gelombang.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 49
49
7. Jika pada tombol ini tidak bekerja maka kemungkinan
kerusakan pada pengaturan tali gelombang.
8. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian
diskusikan sehingga memperoleh pemahaman tentang
tombol pengatur pencari gelombang.
Catatan:
Pemahaman tentang tombol pengatur pencari gelombang akan
didapat kepada peserta diklat, bahwa tombol pengatur pencari
gelombang merupakan bagian yang dapat merubah nilai
komponen penala umumnya komponen ini adalah condenstor
variabel. Karena pada tombol pengatur pencari gelombang ini
adalah bagian yang bekerja dapat merubah frekuensi oscilator lokal
dari pesawat radio tape recorder.
c. Rangkuman
Untuk mengamati gejala kerusakan yang diakibatkan oleh tombol
power, tombol pengatur volume dan pengatur pencarian
gelombang diperlukan pesawat Radio Tape Recorder yang dapat
bekerja dengan baik.
Kegiatan pembelajaran kedua ini peserta diklat harus dapat
mengembangkan pengamatannya yang didapat, agar lebih
meningkatkan kompetensi yang diperoleh dari hasil belajarnya.
1. Pesawat penerima radio tape recorder tidak dapat menerima
siaran akibat tombol power yang rusak atau tidak bekerja
sebagaimana mestinya.
2. Pesawat radio tape recorder tidak menghasilkan suara akibat
kerusakan tombol pengatur volume tidak berfungsi sebagai
pengatur sinyal yang masuk.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 50
50
3. Pesawat radio tape recorder tidak dapat menyeleksi/memilih
siaran dari pemancar akibat kerusakan pada bagian pengatur
tombol pencari gelombang.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 51
51
d. Tugas
1. Datangi bengkel-bengkel reparasi disekitar kota anda,
mintakan infomasi kepada teknisi jenis-jenis kerusakan pada
radio tape recorder.
2. Buatlah tabel jenis-jenis kerusakan serta hubungannya
terhadap rangkaian/bagian terhadap jenis kerusakan tersebut.
e. Test formatif
Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan
yang Anda anggap benar!
1. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran, jika;
a. Tombol power baik
b. Tombol power sebagai penghubung
c. Tombol power sebagai pemutus arus
d. Tombol power berfungsi on/off
2. Kerusakan Pada pesawat Radio tape recorder yang disebabkan
tombol power adalah:
a. Pesawat radio bunyi
b. Pesawat radio tidak baik
c. Pesawat radio tidak menerima siaran
d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya.
3. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan
kerusakan tombol power ?
a. Karena Tombol power untuk menghubungkan sumber arus
b. Karena tombol power sebagai saklar
c. Karena tombol power pemutus arus
d. Tombol power berfungsi on/off suber arus
4. Kemungkinan lain yang mengakibatkan tidak bekerjanya tape
recorder adalah:
a. Sumber tegangan dc rusak
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 52
52
b. Trafo rusak
c. Diada penyearah terbakar
d. a,b dan c benar
5. Pesawat RadioTape Recorder tidak bunyi disebabkan oleh:
a. Tombol volume rusak
b. Tombol volume maksimum
c. Potensio Volume minimum
d. a,c benar
6. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran dan
bunyi jika;
a. Tombol volume dapat dioperasikan
b. Tombol volume tidak rusak
c. Tombol volume maksimum
d. Tombol volume dapat meneruskan sinyal ke penguat audio
7. Kerusakan Pada pengatur volume pesawat Radio tape recorder
berakibat;
a. Pesawat radio tidak bunyi
b. Pesawat radio tidak dapat menerima siaran dari pemancar
c. Pesawat radio suaranya kecil
d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya.
8. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan
kerusakan tombol volume?
a. Karena pengatuir volume untuk meneruskan sinyal ke
penguat audio
b. Karena tombol volume sebuah potensio
c. Karena tombol volume sebagai saklar
d. Tombol volume berfungsi penerus suber arus
9. Kemungkinan lain yang mengakibatkan suara kurang jelas:
a. Potensio volume sudah haus arangnya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 53
53
b. Penguat audio rusak
c. Speaker rusak
d. a,b dan c benar
10. Pesawat RadioTape Recorder hanya dapat menerima satu
gelombang AM/FM kerusakan pada:
a. Tombol pencari gelombang
b. Tombol Volume
c. Tombol Power
d. Detektor
f. Kunci Jawabab (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Mengamati Gejala Kerusakan
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana
mengetahui gejala kerusakan dengan mengoperasikan tombol
kontrol pada pesawat radio Tape Recorder. Jika Anda dapat
melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, serta
mengamati dengan teliti maka Anda akan memiliki
kemampuan untuk menyimpulkan jenis-jenis kerusakan
dengan bantuan mengopersikan tombol kontrol dari tape
recorder.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda
dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada
pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa
yang belum Anda fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo)
2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 54
54
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam
satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami
tombol kontrol volume, tombol power, dan tombol pengatur
pencari gelombang).
2. Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan yang terdapat dari
setiap tombol kontrol.
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada
pesawat radio tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol
terhadap rangkaian yng menjadi bagiannya.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D.Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan
berdasar lembar kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan
dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan
petunjuk dari lembar kerja.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 55
55
Kegiatan Belajar 3: Mengalokasi Kerusakan
Berdasarkan pengamatan gejala kerusakan Pada kegiatan belajar 2,
maka materi pembelajaran 3 membahas tentang mengalokasikan
kerusakan mengacu pada skema rangkaian yaitui; kerusakan pada
komponen, kerusakan pada koneksitas PCB (printed ciruit board)
atau kabel, dan masalah bagian mekanik.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, peserta diklat
diharapkan mampu menentukan gangguan/kerusakan yang
terdapat pada radio tape recorder antara lain:
1. Mengerti secara persis
keadaan gangguan.
2. Menyimpulkan bagian-bagian
yang rusak dengan metode pengukuran
3. Membatasi daerah yang rusak
dengan metoda mengusik rangkaian jalur PCB
4. Menemukan bagian yang
rusak pada bagian mekanik.
b. Uraian materi
Pesawat Radio Tape Recorder pada dasarnya komponen-
komponen elektronika yang di rangkai menjadi satu di atas
papan yang di sebut papan rangkaian tercetak/PRT atau printed
circuit board (PCB).
Dalam perjalanan waktu komponen-komponen ini mengalami
gangguan atau kerusakan.
Rangkaian elektronika adalah suatu sistem yang terbagi-bagi,
misal: pada penerima radio ada bagian Penala, IF, Detektor,dan
penguat audio karenanya dalam melacak gangguan perlu
penetapan alokasi pada bagian mana gangguan atau kerusakan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 56
56
terjadi.Biasanya, prosedur pencarian kerusakan yang umum
dilakukan dan juga merupakan cara yang efisien adalah sebagai
berikut:
1. Mengerti secara persis keadaan gangguan
Dalam banyak hal, anda harus mendengarkan secara rinci
penjelasan dari orang yang meminta tolong untuk mereparasi
pesawatnya. Jadi anda harus mendengarkan dengan seksama
gangguan–gangguan macam apa saja yang tengah terjadi
pada pesawat bersangkutan. Kemudian untuk meyakinkan
kaeadaan gangguan tersebut, putarlah tombol–tombol
pengatur yang ada pada pesawat.
2. Penyimpulan blok–blok yang rusak
Bila gejala gangguan telah diketahui secara pasti, buatlah
suatu kesimpulan sementara bahwa gangguan tersebut terjadi
karena adanya kerusakan pada bagian inti atau bagian itu dan
sebagainya. Sebab seperti yang diketahui bahwa sebuah
pesawat terdiri dari beberapa blok sirkuit yang terangkum
dalam satu sirkuit lengkap. Sebuah pesawat radio transistor,
ini pada konstruksinya terdiri dari bagian penala, mixer dan
detektor serta penguat akhir. Kalau gangguannya telah
diketahui maka dapat disimpulkan bahwa kerusakan mungkin
terjadi pada bagian penala, atau mixer atau penguatnya, dan
lain sebagainya.
3. Membatasi daerah yang rusak
Meskipun daerah yang dicurigai telah ditemukan berdasarkan
keadaan gangguan, tetapi umumnya daerah tersebut memiliki
konstruksi yang rumit, sehingga yang harus diperiksa bukan
hanya satu titik tertentu saja, tetapi dapat dikatakan cukup
luas. Misalnya, walaupun telah diperkirakan bahwa kerusakan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 57
57
A B
terjadi pada sirkuit bagian penguat, tapi pada sirkuit bagian
penguat itupun terdiri dari penguat awal dan penguat akhir.
Karena itu bagian yang rusak akan lebih mudah ditemukan
dan diperiksa apabila daerah tersebut semakin dipersempit
pada waktu melakukan pemeriksaan. Banyak cara untuk
dapat melakukan hal tersebut salah satu contoh dapat
melakukan seperti diagram dibawah:
Daerah circuit yang dicurigai
Apakah A normal? Tidak
ya
Ini merupakan cara pembagian satu blok menjadi dua bagian
dan selidiki bagian mana yang rusak. Misalnya pada blok
penguat dari sebuah radio transistor. Periksa dulu pada
bagian penguat depannya, kalau berfungsi normal berarti
kerusakan terjadi pada penguat akhir. Begitu juga dengan
yang lain.
4. Mengalokasi kerusakan dengan metode pengukuran
Pengetesan tegangan ini dimaksudkan untuk mencari bagian
komponen yang rusak, terutama pada transistor–transistor
dan IC berdasarkan tegangan yang keluar dari elektroda–
elektrodanya. Umumnya pengetesan tersebut
mempergunakan AVO meter (multimeter atau multitester)
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 58
58
B. Rusak
A. Rusak
+V5V
1uF
1k 1k
1k
DC VN
1uF
1k
NPN
+V5V
1uF
1k 1k
1k
DC~VNO DATA
1uF
1k
NPN
pada daerah pengukuran DC. Normal atau tidaknya tegangan
yang keluar dapat dimengerti dengan membuat
perbandingan antara besaran yang diukur dengan AVO meter
dengan diagram rangkaian yang ada. Dalam hal ini juga perlu
diperhatikan bahwa pada beberapa bagian menunjukan harga
yang berbeda sampai pada batas tertentu yang disebabkan
oleh adanya resistansi dalam AVO meter bersangkutan.
Langkah-langkah Mengukur tegangan yang harus dilakukan;
1. Hidupkan pesawat penerima radio dan datalah pemancar-
pemancar yang ada dilokasi daerah anda untuk mand MW!
2. Matikan pesawat penerima, kemudian sambungkan antena
dengan ground pesawat menggunakan kabel penghubung
yang tersedia untuk menghindari adanya sinyal yang
masuk kedalam pesawat anda.
3. Hidupkan kembali pesawat penerima.
4. Mengukur tegangan, gunakan Multimeter untuk mengukur
tegangan kaki-kaki semua komponen aktip seperti
transistor, catat hasil pengulkuran dan buat tabel hasil
pengukuran.
Dibawah ini contoh mencari kerusakan dengan cara pengukuran.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 59
59
Gambar 22. Pengukuran tegangan pada komponen
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 60
60
Mengukur tahanan:
1. Matikan sumber dari pesawat penerima!
2. Gunakan multimeter untuk mengukur tahanan dari elemen
(kaki) semua penguat dan catat hasilnya pada lembar kerja!
3. Lepaskan jumper (penghubuing) antena dan ground,
kemudian simpan peralatan pada tempat semula, buat
kesimpulan dari hasil pengamatan.
5. Mengalokasi kerusakan dengan melacak jalur
rangkaian
Dalam menganalisis gangguan pesawat penerima radio,
setelah diyakini bahwa pesawat bekerja normal, maka dapat
dilakukan metode mengusik rangkaian sebagai langkah lanjut
untuk melokalisasi gangguan pesawat tersebut. Metode ini
menggunakan alat test yang sangat sederhana, yaitu obeng
logam yang diisolasi pada sebagian batangnya. Metoda ini
berlaku bagi pesawat yang bekerja pada tegangan rendah
dan arus rendah saja. Perlu diingat, janganlah metode ini
digunakan untuk pesawat yang dapat menimbulkan kejutan
listrik.
Dengan menggunakan metode obeng yng disentuh dengan
telunjuk pada satu titik tertentu, akan diketahui lokasi
gangguan yang terjadi pada pesawat penerima radio.
Prosedur percobaan ini dapat dilakukan secara berurutan,
mulai loudspeaker sampai ke depan rangkaian yaitu terminal
antena. Bila obeng disentu pada titik input rangkaian
loudspeaker, akan didengar suatu bunyi tertentu yang
menyatakan bahwa loudspeaker bekerja secara normal.
Bila saat pengetesan loudspeaker tidakl mengeluarkan suara
maka rangkaian dibelakang test poin tersebut mendapat
gangguan.makin kedepan titik pengetesan maka suara harus
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 61
61
semakin kuat.khusus pengetesan loudspeaker, kalau tidak
berhasil dengan obeng maka gantilah pengetesan dengan
multimeter.
Selanjutnya gambar 23 dapat diperhatikan contoh
pengetesan jalur. Pengetesan kondusi dilakukan untuk
menguji atau untuk mengetahui bahwa mungkin terjadi
hubungan kawat yang terputus atau terjadinya hubungan
singkat dalam rangkaian dari komponen – komponen
bersangkutan. Pengetesan ini juga dilakukan dengan
menggunakan multimeter pada posisi pengukuran resistansi.
Tentu saja pada waktu melakukan pengetesan resistansi
/hubungan antar jalur pada papan rangkaian tercetak, perlu
diingat pesawat dalam keadaan mati.
Gambar 23. Pengukuran jalur dengan AVO meter
c. Rangkuman
Didalam menentukan kerusakan dengan cara pengukuran
tegangan maupun pengukuran hambatan jalur rangkaian peserta
diklat dapat lebih cepat menemukan bagian/komponen yang
dianggap rusak.
Jika sudah ditemukan bagian atau komponen yang rusak maka
kita dapat mengganti komponen yang baru.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 62
62
OHMSNO DATA
Oleh karenanya penguasaan metoda pengukuran didalam
menentukan bagian yang rusak adalah merupakan kompetensi
yang penting dikuasai oleh peserta diklat.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 63
63
d. Tugas
1. Buatlah kemungkinan kerusakan yang terjadi dari setiap
bagian/komponen pada pesawat tape recorder.
2. Buatlah diagram pengalokasian kerusakan, serta kembangkan
pemahaman dengan mencari sumber lain diluar modul ini.
e. Test formatif
Bacalah pertanyaan berikut, jawab pertanyaan dengan ringkas
teratur dan jelas.
Dengan menggunakan multimeter analog:
1. Uraikan langkah-langkah untuk pengukuran komponen
didalam rangkaian.
2. Uraikan langkah kerja dalam mengukur jalur PCB pada
rangkaian.
3. Uraikan langkah kerja dalam mengukur transistor di luar
rangkaian.
4. Uraikan langkah kerja dalam mengukur tahanan.
5. Apakah ada kaitan yang erat antara kemampuan (kompetensi)
mengukur komponen di luar rangkaian dengan kemampuan
memperbaiki sebuah pesawat radio? Jika ada jelaskan, jika
tidak ada sebutkan alasannya.
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Mengalokasi kerusakan
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana
untuk menentukan kerusakan dengan mengoperasikan tombol
kontrol pada pesawat radio Tape Recorder. Jika Anda dapat
melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, serta
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 64
64
menentukan dengan teliti kerusakan maka Anda akan
memiliki kemampuan untuk melokalisai
bagian-bagian/komponen yang terdapat pada pesawat radio
tape recorder.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda
dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada
pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa
yang belum Anda fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
a. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo).
b. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika
c. Gambar rangkaian Radio AM/FM
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam
satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk menjelaskan
gejala kerusakan).
2. Buatlah tabel, Catatlah jenis kerusakan yang terdapat dari
setiap bagian atau komponen.
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada
pesawat radio tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol
terhadap rangkaian yng menjadi bagiannya.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D. Kesimpulan.
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan
berdasar lembar kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan
dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 65
65
petunjuk dari lembar kerja
Kegiatan Belajar 4: Menganalisa hasil pengukuran
Berdasarkan skema rangkaian yang telah dijelaskan pada
pembelajaran 1, maka dianalisa setiap bagian/rangkaian untuk dapat
diitentukan jenis
kerusakan.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 4, peserta diklat
diharapkan Trampil menentukan kerusakan:
Mengacu pada skema rangkaian
Berdasarkan hasil pengukuran untuk menentukan kerusakan
dengan benar.
b. Uraian materi
Perhatikan Gambar 24, ditunjukan gambar rangkaian pesawat
radio AM/MW secara lengkap. Titik yang diberi test poin
menunjukan bagian/ komponen untuk dapat dilakukan
pengukuran sehingga data hasil pengukuran dapat dipergunakan
analisa kerusakan. Pada pembelajaran ini dijelaskan ada dua
contoh jenis kerusakan untuk dianalisa dan diindentifikasi
kerusakannya.
Jenis kerusakan yang dimaksud adalah:
1) Suara radio lemah.
2) Pesawat Radio tidak ada sinyal.
1) SUARA RADIO LEMAH
No.
Bagian Yang Rusak
Analisa pengukuran Penyelesaian
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 66
66
1. Detektor
(transistor)
Tegangan bias yg
salah pada transistor
- Betulkan
tegangan bias
- Ganti dengan
transistor yg
baru
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 67
67
0ut
0
+V
12V
TP17
TP4
TP3
TP1
1uF
L3
1uF
+5pFL2
TP2
D1-D2 4148
1mH
1uF
+
01
005
C829
1k
4k7
47
390
39k
RANGK.IF(FREK.MENENGAH)
+V
12V
TP6
TP5TP10TP9
TP8
TP7
.1
IN60
.1
001
1S
1S1P
1P1P
1S
5k
004
.1
.1
004
+ 220/16002
+
10/16
C829
C829
100
39k5k6
470
15k
390
390
47k
RANGK.DETEKTOR
TR3
ke basis TR2
+V
12V
TP10
TP8
005
.101
5k
IN60
1S1P
5K6
470
RANGK.AUDIO AMPLIFIER
00
0
0
TP12
TP15
1314
TP11
+V
12v
8
+
1uF
+220/16
.1uF 220pf
IN4148
C1684
B698
D734
220
560
1 1
11
470
150k
33k
Gambar 24 Rangkaian Pesawat Radio AM/MW
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 68
No.
Bagian Yang Rusak
Analisa pengukuran Penyelesaian
2. Detektro (dioda) Tegangan bias yg
salah
Pada dioda
- Betulkan tegangan
bias
- Ganti dengan dioda
yg baru
3. Filter AGC Kondensator filter AGC
putus
1. Periksa sirkuit
/komponen sekitar
rangkaian detektor
Dari tabel diatas dijelaskan lebih rinci seperti dibawah ini:
Tingkat detektor dan AGC radio penerima dapat mengakibatkan
suara radio menjadi lemah, apabila pada tingkat-tingkat itu
terdapat kerusakan-kerusakan antara lain seperti dibawah.
1. Jika detektornya dari transistor, dari hasil pengukuran terjadi
kesalahan tegangan bias pada transistornya.
2. Jika detektornya dari diode, mungkin diode itu diberi tegangan
bias yang salah.
a. Periksalah tegangan bias laju detektor (diode atau
transistor). Kesalahan tegangan ini jangan sampai melebihi
10-20 %. Jika ada kesalahan tegangan bias ini maka suara
radio dapat lemah dan mungkin disertai dengan distorsi.
b. Coba gantilah dengan detektor yang baru dan
perhatikanlah perobahannya.
c. Periksalah sirkuit detektor (komponen-komponen detektor
lainnya) seperti tahanan dari kondensator filter. Lepaslah
detektor itu dari sirkuitnya pada waktu pengukuran
komponen-komponen sirkuit tersebut.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 61 61
3. Filter AGC rusak.
a. Jika kondensator filter AGC diduga putus (habis nilainya)
periksalah dengan menghubungkan paralel kondensator
yang baru.
b. Kondensator filter AGC yang putus dapat mengakibatkan
radio kurang sensitive, dan sering kali disertai dengan
regeneration. Dalam menghubungkan kondensator filter ini
jangan sampai terbalik polaritasnya. Kondesnsator filter
AGC radio transistor biasanya dari elektrolit, jadi berbeda
dengan kondensator filter AVC untuk radio tabung.
4. Ada kerusakan pada diode-overload atau diode pembantu, jika
radio yang bersangkutan menggunakannya.
a. Coba periksalah diode-overload itu jika mungkin hubungan–
pendek. Telitilah hubungan diode itu kalau terbalik
pemasangannya dalam sirkuit.
b. Diode-overload yang terbalik memasangnya atau hubungan
pendek dapat mengakibatkan radio kurang peka (kurang
sensitive).
Selain hubungan yang telah diterangkan, kadang-kadang
diode-overload dipasang antara sisi bawah gulungan
transformator I-F kedua bagian primernya dengan gulungan
primer sisi atas transformator I-F pertama. Jika hubungan yang
sedemikian itu diode-overload.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 62 62
2) TiDAK ADA SINYALNo.
Bagian Yang Rusak
Analisa pengukuran Penyelesaian
1. Gulungan
transformator IF
Hambatan kumparan
sekunder trafo putus
- Ganti trafo IF
2. Detektor
(dioda)/
(transistor)
Tegangan bias yg
salah
Pada dioda
- Betulkan
tegangan bias
- Ganti dengan
dioda yg baru
3. Oscilator lokal
pada rangkaian
penala
Transistor penguat RF
tegangan bias yg salah
- Priksa sirkuit
/komponen
- Sekitar rangkaian
penala
Dari tabel diatas dijelaskan lebih rinci seperti dibawah ini:
1. Gulungan Transformator putus.
Trafo yang rusak dapat mengakibatkan tidak dapat
diteruskan sinyal dari tingkat ketingkat lainnya.
Setelah dilakukan pengukuran pada gulungan primer dan
sekunder transformator IF dengan ohm meter, dan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 63 63
menunjukan nilai yang tidak sesuai dengan data teknis,
maka dapat disimpulkan sinyal berhenti disatu titik yang
pada akhirnya radio tidak bunyi.
2. Transistor detektornya rusak.
Hal ini jika detektor menggunakan transistor, coba lepaslah
transistor itu dan periksalah dengan ohm-meter, atau
gantilah dengan transistor yang baru. Jika transistornya
dalam keadaan baik, coba ukurlah komponen-komponen
detektor transistor itu.
3. Diode germanium rusak (jika menggunakan detektor diode
germanium).
a. Ukurlah tahanan balik dan tahanan laju diode. Jika
tahanan baliknya dibawah 20 k-ohm (20.000 ohm),
sebaiknya gantilah kristal germanium itu. Kristal diode
germanium yang masih baik mempunyai tahanan balik
antara 100.000-500.000 ohm dan tahanan lajunya
kurang dari 100 ohm. Makin besar ketetapan arus diode
kristal itu makin rendah pula tahanan lajunya.
b. Mengukur tahanan laju dan tahanan balik diode cukup
hanya dengan membalik kabel pengukur ohm-meter.
c. Gantilah diode yang sudah rusak, dan perhatikanlah
polaritasnya ketika memasang, jangan sampai keliru.
Pada waktu memasang kristal diode, gunakanlah
penyalur panas dengan hati-hati dan secepat mungkin
mengerjakannya, agar supaya diode itu tidak rusak
karena panas yang berlebihan. (Panas ketika menyolder).
4. Tegangan elektrode-elektrode detektor.
a. Jika detektornya dari diode-germanium (kristal diode),
ukurlah tegangan bias laju antara anode dan katodenya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 64 64
Tegangan bias laju ini kecil sekali, antara 0,025 volt-0,1
volt.
b. Jika detektornya dari transistor, ukurlah bias laju antara
basis dan emittor, dan tegangan bias ini juga kecil seperti
tegangan bias pada diode germanium.
c. Dalam pengukuran ini gunakanlah voltmeter d-c dengan
batas ukur yang cukup rendah, sehingga penunjukan
jarum voltmeter mudah dibaca.
5. Osilator lokal pada rangkaian penala dapat menyebakan
pesawat radio tidak ada sinyali, sinyal dari osilator dan sinyal
RF yang datang dari luar (antena) agar menghasilkan sinyal
IF dengan frekuensi 455 kHz. Jika bagian ini tidak bekerja
maka pada pesawat tidak akan ada sinyal.
c.Rangkuman
Didalam menentukan/menganalisa hasil pengukuran pesawat
penerima radio, setelah diyakini bahwa pesawat radio bekerja
dengan normal, maka dapat dilakukan beberapa cara yaitu
dengan cara menyocokan data hasil pengukuran dengan data
besaran tegangan dengan kondisi pesawat bekerja dengan
normal.
Tujuan akhir dari anlisa hasil pengukuran adalah ditemukannya
bagian/komponen yang rusak. Oleh karenanya setiap peserta
diklat harus mampu menganalisa suatu data untuk mendapatkan
informasi baru yang akan digunakan sebagai penyelesaian
langkah-langkah perbaikan/reparasi.
d.Tugas
Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai uraian materi 4 pada
modul ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut:
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 65 65
1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok
maksimum 4 orang.
2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar
tempat tinggal anda.
3. Menggunakan contoh format diatas, catatlah tipe dan jenis
kerusakan pesawat radio yang diperoleh dari bengkel yang
anda kunjungi.
4. Setelah memperoleh jenis-jenis kerusakan dapat digunakan
sebagai kajian pembahasan /diskusi kepada kelompok belajar
anda atau dengan guru.
e. Test formatif
Bacalah pertanyaan berikut, jawab pertanyaan dengan ringkas
teratur dan jelas.
Dengan mengacu pada sekema rangkaian:
1. Uraikan langkah-langkah untuk menganalisa hasil pengukuran!
2. Dengan cara bagaimanakah anda, memperoleh data
pengukuran dengan kondisi radio tidak normal?
3. Mungkinkah data pengukuran dijadikan bahan untuk
menentukan jenis-jenis kerusakan?
4. Bagaimanakah dapat diketahui oscilator lokal dikatakan tidak
bekerja?
5. Kesalahan Tegangan bias setiap transistor akan
mengakibatkan radio menjadi tidak bekerja, jelaskan?
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Menganalisa hasil pengukuran
A. Pengantar
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 66 66
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana
untuk melakukan analisa data hasil pengukuran untuk
memperoleh informasi jenis-jenis kerusakan. Jika Anda dapat
melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, serta
menganalisa dengan teliti maka Anda akan memiliki
kemampuan untuk menganalisa kerusakan bagian maupun
komponen yang terdapat pada pesawat radio.
Satu hal yang perlu diingat, perbanyak data pengukuran untuk
mendapatkan hasil analisa yang benar. Baca kembali
persiapan awal yang ada pada modul ini. Konsultasikan selalu
dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo).
2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika
3. Gambar rangkaian Radio AM/FM
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 67 67
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam
satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk menjelaskan
gejala kerusakan).
2. Buatlah tabel, Catatlah jenis kerusakan yang terdapat dari
setiap bagian atau komponen.
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada
pesawat radio tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol
terhadap rangkaian yang menjadi bagiannya.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D.Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar
lembar kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan
dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan
petunjuk dari lembar kerja.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 68 68
Kegiatan Belajar 5: Melaksanakan
Perbaikan/Reparasi
Pada kegiatan belajar 4 telah diindentifikasi jenis-jenis kerusakan dan
sebabkan dari komponen yang rusak. Pembelajaran selanjutnya
peserta dikalat melaksanakan perbaikan/reparasi.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Peserta diklat trampil melakukan perbaikan/reparasi dari segala
jenis kerusakan pada pesawat penerima radio.
b. Uraian Materi
Langkah-langkah perbaikan/reparasi pesawat tape recorder.
Dalam pekerjaan perbaikan/reparasi dianjurkan mengikuti
langkah-langkah perbaikan /reparasi sebagai berikut: