MEMBANGUN KEWASPADAN NASIONAL DALAM MENGHADAPI ANCAMAN PERANG ASIMETRIK Oleh: SUTANTO, SKM, M.AP Matrikulasi Pasca Sarjana Kajian Strategis Ketahanan Nasional Lemhannas RI-Universitas Gadjah Mada A. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Dalam era globalisasi sekarang ini ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak hanya berasal dari aspek mmiliter saja, namun juga dari aspek non militer yang sering disebut sebagai aspek nirmiliter. Aspek nir militer ini juga sering dikenal sebagai aspek asimetrik atau asimetris. Peperangan di era modern ini, tidak selalu diwujudkan dalam perang konvensional bertehnologi tinggi, namun juga dapat dilakukan melalui berbagai cara yang tidak terlihat maupun terasakan oleh kebanyakan Negara di dunia. Pada saat ini dikenal ada perang dengan senjata biologis, sebagai contoh adalah penggunaan media virus, hama, bakteri dan lain sebagainya. Ada pula perang ideology dan 1
31
Embed
Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris
Ancaman bagi bangsa Indonesia pada saat ini tidak hanya berorientasi pada peperangan dalam perspektif militer, namun yang lebih membahayakan keutuhan bangsa dan negara adalah ancaman yang kita sebut sebagai ancaman nir militer ataupun ancaman asimetris. Ancaman ini adalah ancaman yang apabila tidak ditangani secara dini dan sistematis, akan menjadi "bom waktu" yang seawaktu-waktu akan meledak dimana dan kapan saja. Ancaman tersebut meliputi ancaman bidang ideologi, ekonomi, politik, sosial budaya. tehnologi informasi dan lain sebagainya. Persilahkan untuk membaca tulisan saya, apabila ada kritikan dan masukan dalam kerangka perbaikan saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MEMBANGUN KEWASPADAN NASIONAL
DALAM MENGHADAPI ANCAMAN PERANG ASIMETRIK
Oleh: SUTANTO, SKM, M.AP
Matrikulasi
Pasca Sarjana Kajian Strategis Ketahanan Nasional
Lemhannas RI-Universitas Gadjah Mada
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini ancaman terhadap keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia tidak hanya berasal dari aspek mmiliter saja,
namun juga dari aspek non militer yang sering disebut sebagai aspek nirmiliter.
Aspek nir militer ini juga sering dikenal sebagai aspek asimetrik atau asimetris.
Peperangan di era modern ini, tidak selalu diwujudkan dalam perang
konvensional bertehnologi tinggi, namun juga dapat dilakukan melalui berbagai
cara yang tidak terlihat maupun terasakan oleh kebanyakan Negara di dunia.
Pada saat ini dikenal ada perang dengan senjata biologis, sebagai contoh
adalah penggunaan media virus, hama, bakteri dan lain sebagainya. Ada pula
perang ideology dan politik, perang tersebut adalah pemaksaan ideology dan
politik suatu Negara asing terhadap Negara kita, agar kita dapat dikendalikan
dan memberikan keuntungan kepada Negara asing tersebut.
Beberapa fenomena yang akhir-akhir ini dirasakan oleh banyak Negara
berkembang adalah besarnya pengaruh budaya barat yang masuk ke dalam
sendi-sendi kehidupan tanpa dapat dilakukan filterisasi dan pembendungan
lagi. Pengaruh budaya tersebut memang ada sisi positifnya, namun lebih
1
banyak sisi negativenya dikarenakan kekurangsiapan bangsa Indonesia dalam
meresponnya.
Hal-hal tersebut diatas merupakan sebagian kecil contoh dampak globalisasi
sekarang ini, padahal banyak hal yang harus direspon akibat efek globalisasi
tersebut. Salah satu caranya adalah meningkatkan kewaspadaan secara
nasional sehingga apapun dampak globalisasi yang terjadi, kita dapat
meresponnya demi mendapat benefit positif bagi pembangunan Negara kita
tercinta. Peningkatan kewaspadaan nasional hanya dapat dicapai dengan
adanya pembangunan kewaspadaan secara nasional yang tepat, cepat dan
berkelanjutan.
2. Rumusan permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diketahui bagaimana
seharusnya membangun kewaspadaan nasional dalam menghadapi ancaman
perang asimetrik.
3. Tujuan
a. Tujuan umum
Mengetahui bagaimana seharusnya membangun kewaspadaan ansional
dalam menghadapai ancaman perang asimetrik.
b. Tujuan khusus
1) Mengetahui perihal kewaspadaan nasional
2) Mengetahui perihal berbagai ancaman perang asimetrik yang akan dan
sedang dihadapi bangsa Indonesia
3) Mengetahui bagaimana membangun kewaspadaan nasional mengacu
pada potensial ancaman perang asimetrik.
2
4. Manfaat
a. Bagi akademisi
Tulisan ini dapat digunakan sebagai referensi dan bahan masukan dalam
penulisan-penulisan selanjutnya berkaitan dengan kewaspadaan nasional.
b. Masyarakat praktis
Memberikan masukan dan wacana praktis dalam upaya sosialisasi, aplikasi
dan evaluasi program pengembangan, peningkatan, kewaspadaan nasional
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Sistematika
a. Pendahuluan
b. Pembahasan
c. Penutup
3
B. PEMBAHASAN
1. Kewaspadaan nasional
Menurut Dr. Sarlito Wirawan, dan mengacu pada teori psikologi prasangka,
kewaspadaan nasional sebagai prasangka positif adalah sikap kehati-hatian
nasional terhadap suatu bentuk ancaman yang potensial maupun manifest
merugikan kehidupan nasional. Atau dengan kata lain kewaspadaan nasional
atau disingkat padnas adalah suatu sikap dalam hubungannya dengan
nasionalisme yang dibangun dari rasa peduli dan rasa tanggung jawab
seorang warga Negara terhadap kelangsungan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dari suatu ancaman.
Padnas juga bisa dikatakan sebagai kualitas kesiapan dan kesiagaan yang
harus dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk mampu mendeteksi, mengantisipasi
sejak dini dan melakukan aksi pencegahan berbagai bentuk dan sifat potensi
ancaman terhadap Negara kesatuan Republik Indonesia. Bahkan bisa
diartikan sebagai manifestasi kepedulian dan rasa tanggungjawab bangsa
Indonesia terhadap keselamatan dan keutuhan NKRI.
Berbicara kewaspadaan nasional tidak bisa terlepas dengan paradigma
nasional. Paradigma nasional adalah pola nasional yang digunakan dalam
menjalankan system kehidupan nasional. Segala permasalahan nasional harus
didudukan dalam kerangka paradigma nasional sebagai komitmen bangsa dan
Negara dalam menjalankan kehidupan nasionalnya. Dalam paradigma
nasional ditemukan paham kebangsaan, rasa kebangsaan, wawasan
kebangsaan, jiwa dan semangat kebangsaan. Paradigma tersebut meliputi
Pancasila, UUD Negara RI tahun 1945, ketahanan nasional dan wawasan
nusantara.¹
4
Pancasila adalah landasan idiil dalam menjalankan kehidupan nasional.
Pancasila yang diformulasikan dalam pembukaan UUD Negara RI tahun 1945
adalah suatu pandangan hidup atau nilai yang menyeluruh dan mendalam
tentang bagaimana cara sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan
adil, mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai kehidupan nasional.
Kehidupan nasional disini adalah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pancasila sebagai paradigm nasional juga mendasari semua
sumber hukum yang ada di Indonesia atau dikatakan sebagai sumber dari
segala sumber hukum yang ada di Indonesia.
Sedangkan UUD 1945 dalam kehidupan nasional merupakan landasan
konstitusional bangsa dan Negara Indonesia. Merupakan hukum dasar tertulis
serta menjadi pedoman pokok dalam kehidupan nasional. Sebagai hukum
dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum dari seluruh produk hukum atau
kebijaksanaan pemerintah baik pusat meupun daerah.
Paradigm berikutnya adalah wawasan nusantara, wawasan nusantara
merupakan landasan visional bangsa Indonesia yang dikembangkan dan
dirumuskan dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasional, dengan
mempertimbangkan geopolitik Indonesia, sejarah perjuangan dan kondisi
social budaya bangsa. Wawasan nusantara ini mengamanatkan persatuan dan
kesatuan wilayah tanah air sebagai wadah dan ruang hidup bangsa.
Wawasan nusantara juga merupakan pedoman dan pemberi motivasi bagi
setiap penyelenggaran Negara, warga Negara dan komponen bangsa baik
dalam berpikir, bertindak dan bersikap karena wawasan nusantara
memberikan tunutnan seluruh komponen bangsa untuk memiliki visi
kebangsaan atau nasionalisme ke Indonesiaan.
Lain halnya dengan ketahanan nasional, ketahanan nasional merupakan
landasan konsepsional bangsa yang merupakan kondisi dinamis bangsa
5
Indonesia yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional untuk
menghadapi dan mengatasi segala bentuk ancaman, tantangan maupun
hambatan baik datang dari dalam maupun dari luar negeri, langsung maupun
tidak langsung membahayakan identitas, kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara serta tujuan nasional.
Sedangkan hakekat konsepsi ketahanan nasional pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan
selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.
2. Hakikat dan penggolongan ancaman
Persepsi Indonesia tentang ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik
dari luar maupun dari dalam negeri, yang dinilai mengancam atau
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan bangsa. Berdasarkan sifat ancaman, hakikat ancaman
digolongkan ke dalam ancaman militer dan ancaman nirmiliter.
a. Ancaman Militer
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata
dan terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah,