Top Banner
MEMBANGUN KEWASPADAN NASIONAL DALAM MENGHADAPI ANCAMAN PERANG ASIMETRIK Oleh: SUTANTO, SKM, M.AP Matrikulasi Pasca Sarjana Kajian Strategis Ketahanan Nasional Lemhannas RI-Universitas Gadjah Mada A. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Dalam era globalisasi sekarang ini ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak hanya berasal dari aspek mmiliter saja, namun juga dari aspek non militer yang sering disebut sebagai aspek nirmiliter. Aspek nir militer ini juga sering dikenal sebagai aspek asimetrik atau asimetris. Peperangan di era modern ini, tidak selalu diwujudkan dalam perang konvensional bertehnologi tinggi, namun juga dapat dilakukan melalui berbagai cara yang tidak terlihat maupun terasakan oleh kebanyakan Negara di dunia. Pada saat ini dikenal ada perang dengan senjata biologis, sebagai contoh adalah penggunaan media virus, hama, bakteri dan lain sebagainya. Ada pula perang ideology dan 1
31

Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

Jun 12, 2015

Download

Documents

Ancaman bagi bangsa Indonesia pada saat ini tidak hanya berorientasi pada peperangan dalam perspektif militer, namun yang lebih membahayakan keutuhan bangsa dan negara adalah ancaman yang kita sebut sebagai ancaman nir militer ataupun ancaman asimetris. Ancaman ini adalah ancaman yang apabila tidak ditangani secara dini dan sistematis, akan menjadi "bom waktu" yang seawaktu-waktu akan meledak dimana dan kapan saja. Ancaman tersebut meliputi ancaman bidang ideologi, ekonomi, politik, sosial budaya. tehnologi informasi dan lain sebagainya. Persilahkan untuk membaca tulisan saya, apabila ada kritikan dan masukan dalam kerangka perbaikan saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

MEMBANGUN KEWASPADAN NASIONAL

DALAM MENGHADAPI ANCAMAN PERANG ASIMETRIK

Oleh: SUTANTO, SKM, M.AP

Matrikulasi

Pasca Sarjana Kajian Strategis Ketahanan Nasional

Lemhannas RI-Universitas Gadjah Mada

A. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Dalam era globalisasi sekarang ini ancaman terhadap keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia tidak hanya berasal dari aspek mmiliter saja,

namun juga dari aspek non militer yang sering disebut sebagai aspek nirmiliter.

Aspek nir militer ini juga sering dikenal sebagai aspek asimetrik atau asimetris.

Peperangan di era modern ini, tidak selalu diwujudkan dalam perang

konvensional bertehnologi tinggi, namun juga dapat dilakukan melalui berbagai

cara yang tidak terlihat maupun terasakan oleh kebanyakan Negara di dunia.

Pada saat ini dikenal ada perang dengan senjata biologis, sebagai contoh

adalah penggunaan media virus, hama, bakteri dan lain sebagainya. Ada pula

perang ideology dan politik, perang tersebut adalah pemaksaan ideology dan

politik suatu Negara asing terhadap Negara kita, agar kita dapat dikendalikan

dan memberikan keuntungan kepada Negara asing tersebut.

Beberapa fenomena yang akhir-akhir ini dirasakan oleh banyak Negara

berkembang adalah besarnya pengaruh budaya barat yang masuk ke dalam

sendi-sendi kehidupan tanpa dapat dilakukan filterisasi dan pembendungan

lagi. Pengaruh budaya tersebut memang ada sisi positifnya, namun lebih

1

Page 2: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

banyak sisi negativenya dikarenakan kekurangsiapan bangsa Indonesia dalam

meresponnya.

Hal-hal tersebut diatas merupakan sebagian kecil contoh dampak globalisasi

sekarang ini, padahal banyak hal yang harus direspon akibat efek globalisasi

tersebut. Salah satu caranya adalah meningkatkan kewaspadaan secara

nasional sehingga apapun dampak globalisasi yang terjadi, kita dapat

meresponnya demi mendapat benefit positif bagi pembangunan Negara kita

tercinta. Peningkatan kewaspadaan nasional hanya dapat dicapai dengan

adanya pembangunan kewaspadaan secara nasional yang tepat, cepat dan

berkelanjutan.

2. Rumusan permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diketahui bagaimana

seharusnya membangun kewaspadaan nasional dalam menghadapi ancaman

perang asimetrik.

3. Tujuan

a. Tujuan umum

Mengetahui bagaimana seharusnya membangun kewaspadaan ansional

dalam menghadapai ancaman perang asimetrik.

b. Tujuan khusus

1) Mengetahui perihal kewaspadaan nasional

2) Mengetahui perihal berbagai ancaman perang asimetrik yang akan dan

sedang dihadapi bangsa Indonesia

3) Mengetahui bagaimana membangun kewaspadaan nasional mengacu

pada potensial ancaman perang asimetrik.

2

Page 3: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

4. Manfaat

a. Bagi akademisi

Tulisan ini dapat digunakan sebagai referensi dan bahan masukan dalam

penulisan-penulisan selanjutnya berkaitan dengan kewaspadaan nasional.

b. Masyarakat praktis

Memberikan masukan dan wacana praktis dalam upaya sosialisasi, aplikasi

dan evaluasi program pengembangan, peningkatan, kewaspadaan nasional

dalam kehidupan sehari-hari.

5. Sistematika

a. Pendahuluan

b. Pembahasan

c. Penutup

3

Page 4: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

B. PEMBAHASAN

1. Kewaspadaan nasional

Menurut Dr. Sarlito Wirawan, dan mengacu pada teori psikologi prasangka,

kewaspadaan nasional sebagai prasangka positif adalah sikap kehati-hatian

nasional terhadap suatu bentuk ancaman yang potensial maupun manifest

merugikan kehidupan nasional. Atau dengan kata lain kewaspadaan nasional

atau disingkat padnas adalah suatu sikap dalam hubungannya dengan

nasionalisme yang dibangun dari rasa peduli dan rasa tanggung jawab

seorang warga Negara terhadap kelangsungan kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara dari suatu ancaman.

Padnas juga bisa dikatakan sebagai kualitas kesiapan dan kesiagaan yang

harus dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk mampu mendeteksi, mengantisipasi

sejak dini dan melakukan aksi pencegahan berbagai bentuk dan sifat potensi

ancaman terhadap Negara kesatuan Republik Indonesia. Bahkan bisa

diartikan sebagai manifestasi kepedulian dan rasa tanggungjawab bangsa

Indonesia terhadap keselamatan dan keutuhan NKRI.

Berbicara kewaspadaan nasional tidak bisa terlepas dengan paradigma

nasional. Paradigma nasional adalah pola nasional yang digunakan dalam

menjalankan system kehidupan nasional. Segala permasalahan nasional harus

didudukan dalam kerangka paradigma nasional sebagai komitmen bangsa dan

Negara dalam menjalankan kehidupan nasionalnya. Dalam paradigma

nasional ditemukan paham kebangsaan, rasa kebangsaan, wawasan

kebangsaan, jiwa dan semangat kebangsaan. Paradigma tersebut meliputi

Pancasila, UUD Negara RI tahun 1945, ketahanan nasional dan wawasan

nusantara.¹

4

Page 5: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

Pancasila adalah landasan idiil dalam menjalankan kehidupan nasional.

Pancasila yang diformulasikan dalam pembukaan UUD Negara RI tahun 1945

adalah suatu pandangan hidup atau nilai yang menyeluruh dan mendalam

tentang bagaimana cara sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan

adil, mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai kehidupan nasional.

Kehidupan nasional disini adalah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Pancasila sebagai paradigm nasional juga mendasari semua

sumber hukum yang ada di Indonesia atau dikatakan sebagai sumber dari

segala sumber hukum yang ada di Indonesia.

Sedangkan UUD 1945 dalam kehidupan nasional merupakan landasan

konstitusional bangsa dan Negara Indonesia. Merupakan hukum dasar tertulis

serta menjadi pedoman pokok dalam kehidupan nasional. Sebagai hukum

dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum dari seluruh produk hukum atau

kebijaksanaan pemerintah baik pusat meupun daerah.

Paradigm berikutnya adalah wawasan nusantara, wawasan nusantara

merupakan landasan visional bangsa Indonesia yang dikembangkan dan

dirumuskan dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasional, dengan

mempertimbangkan geopolitik Indonesia, sejarah perjuangan dan kondisi

social budaya bangsa. Wawasan nusantara ini mengamanatkan persatuan dan

kesatuan wilayah tanah air sebagai wadah dan ruang hidup bangsa.

Wawasan nusantara juga merupakan pedoman dan pemberi motivasi bagi

setiap penyelenggaran Negara, warga Negara dan komponen bangsa baik

dalam berpikir, bertindak dan bersikap karena wawasan nusantara

memberikan tunutnan seluruh komponen bangsa untuk memiliki visi

kebangsaan atau nasionalisme ke Indonesiaan.

Lain halnya dengan ketahanan nasional, ketahanan nasional merupakan

landasan konsepsional bangsa yang merupakan kondisi dinamis bangsa

5

Page 6: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

Indonesia yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang

mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional untuk

menghadapi dan mengatasi segala bentuk ancaman, tantangan maupun

hambatan baik datang dari dalam maupun dari luar negeri, langsung maupun

tidak langsung membahayakan identitas, kelangsungan hidup berbangsa dan

bernegara serta tujuan nasional.

Sedangkan hakekat konsepsi ketahanan nasional pengaturan dan

penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan

selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

2. Hakikat dan penggolongan ancaman

Persepsi Indonesia tentang ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik

dari luar maupun dari dalam negeri, yang dinilai mengancam atau

membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan

keselamatan bangsa. Berdasarkan sifat ancaman, hakikat ancaman

digolongkan ke dalam ancaman militer dan ancaman nirmiliter.

a. Ancaman Militer

Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata

dan terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan

kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap

bangsa. Ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah,

pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata,

ancaman keamanan laut dan udara, serta konflik komunal. Contoh dari

ancaman militer adalah sebagai berikut:

1) Agresi militer dari luar negeri

2) Pemberontakan bersenjata dalam negeri

3) Sabotase

6

Page 7: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

4) Spionase

5) Terorisme

6) Gangguan keamanan di laut dan udara merupakan bentuk

ancaman militer yang mengganggu stabilitas keamanan wilayah

yurisdiksi nasional Indonesia.

7) Konflik komunal pada dasarnya merupakan gangguan keamanan

dalam negeri yang terjadi antarkelompok masyarakat.

b. Ancaman Nirmiliter

Ancaman nirmiliter pada hakikatnya ancaman yang menggunakan faktor-

faktor nirmiliter yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan

kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap

bangsa. Ancaman nirmiliter dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi,

sosial budaya, teknologi dan informasi, serta keselamatan umum. Adapun

secara terperinci adalah sebagai berikut:

1) Ancaman Berdimensi Ideologi

Meskipun sistem politik internasional telah mengalami perubahan,

terutama setelah keruntuhan Uni Soviet sehingga paham komunis

semakin tidak populer lagi, bagi Indonesia yang pernah menjadi basis

perjuangan kekuatan komunis, ancaman ideologi komunis masih tetap

merupakan bahaya laten yang harus diperhitungkan. Di masa lalu,

Indonesia menjadi salah satu basis komunis yang beberapa kali

melakukan kudeta untuk menumbangkan pemerintahan dan berusaha

mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Walaupun

ideologi komunis secara global tidak populer lagi, potensi ancaman

berbasis ideologi masih tetap diperhitungkan. Bentuk-bentuk baru dari

ancaman ideologi yang bersumber dari dalam maupun dari luar negeri,

yakni metamorfosis dari penganut paham komunis yang telah melebur

ke dalam elemen-elemen masyarakat, sewaktu-waktu dapat

7

Page 8: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

mengancam Indonesia. Usaha pihak-pihak tertentu melalui penulisan

buku-buku sejarah dengan tidak mencantumkan peristiwa G-30-S/PKI

dengan Dewan Revolusi, atau gerakan radikalisme yang brutal dan

anarkis, memberikan indikasi bahwa ancaman ideologi masih potensial.

Dalam Buku Putih pertahanan Indonesia tahun 2003 mengangkat

gerakan kelompok radikal sebagai salah satu ancaman nyata. Motif

yang melatarbelakangi gerakan-gerakan tersebut dapat berupa dalih

agama, etnik, atau kepentingan rakyat. Pada saat ini masih terdapat

anasir-anasir radikalisme yang menggunakan atribut keagamaan

berusaha mendirikan negara dengan ideologi lain, seperti yang

dilakukan oleh kelompok NII (Negara Islam Indonesia). Bagi Indonesia

keberadaan kelompok tersebut merupakan ancaman terhadap

eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengancam

kewibawaan pemerintah sehingga harus ditumpas.

2) Ancaman Berdimensi Politik

Ancaman berdimensi politik dapat bersumber dari luar negeri maupun

dari dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman berdimensi politik

dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik

terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik

merupakan bentuk-bentuk ancaman nirmiliter berdimensi politik yang

sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain.

Ke depan, bentuk-bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri

diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan

peran dari fungsi pertahanan nirmiliter untuk menghadapinya.

Dalam perspektif pertahanan Indonesia, politik merupakan instrumen

utama yang dapat menjadi penentu damai atau perang, yakni bahwa

perang merupakan kelanjutan dari politik dengan cara lain. Ini

membuktikan bahwa ancaman politik dapat menumbangkan suatu rezim

pemerintahan, bahkan dapat menghancurkan suatu negara secara total.

8

Page 9: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

Ancaman berdimensi politik dapat menggunakan berbagai macam

aspek sebagai kendaraan untuk menyerang suatu negara, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Ancaman berdimensi politik dapat

bersumber dari luar dan dapat pula bersumber dari dalam negeri.

3) Ancaman Berdimensi Ekonomi

Ekonomi tidak saja menjadi alat stabilitas dalam negeri, tetapi juga

merupakan salah satu alat penentu posisi tawar setiap negara dalam

hubungan antar negara atau pergaulan internasional. Negara-negara

dengan kondisi perekonomian yang lemah sering menghadapi kesulitan

dalam berhubungan dengan negara lain yang posisi ekonominya lebih

kuat. Ekonomi yang kuat biasanya diikuti pula dengan politik dan militer

yang kuat.

Ancaman berdimensi ekonomi berpotensi menghancurkan pertahanan

sebuah negara. Pada dasarnya ancaman berdimensi ekonomi dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Dalam konteks

Indonesia, ancaman dari internal dapat berupa inflasi dan

pengangguran yang tinggi, infrastruktur yang tidak memadai, penetapan

sistem ekonomi yang belum jelas, ketimpangan distribusi pendapatan

dan ekonomi biaya tinggi, sedangkan secara eksternal, dapat berbentuk

indikator kinerja ekonomi yang buruk, daya saing rendah, ketidaksiapan

menghadapi era globalisasi, dan tingkat dependensi yang cukup tinggi

terhadap asing.

4) Ancaman Berdimensi Sosial Budaya

Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat didorong oleh terjadinya

isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu

tersebut menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan, seperti

separatisme, terorisme, kekerasan yang melekat-berurat berakar, dan

bencana akibat perbuatan manusia. Isu tersebut lama kelamaan

9

Page 10: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

menjadi “kuman penyakit” yang mengancam persatuan dan kesatuan

bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.

Watak kekerasan yang melekat dan berurat berakar berkembang,

seperti api dalam sekam di kalangan masyarakat yang menjadi

pendorong konflik-konflik antar masyarakat atau konflik vertikal antara

pemerintah pusat, dan daerah. Konflik horizontal yang berdimensi suku,

agama, ras, dan antargolongan (SARA) pada dasarnya timbul akibat

watak kekerasan yang sudah melekat. Watak kekerasan itu pula yang

mendorong tindakan kejahatan termasuk perusakan lingkungan dan

bencana buatan manusia.

Faktor-faktor tersebut berproses secara meluas serta menghasilkan

efek domino sehingga dapat melemahkan kualitas bangsa Indonesia.

Pertumbuhan penduduk yang terus berlangsung telah mengakibatkan

daya dukung dan kondisi lingkungan hidup yang terus menurun.

Bersamaan dengan itu merebaknya wabah penyakit pandemi, seperti flu

burung, demam berdarah, HIV/AIDS, dan malaria merupakan tantangan

serius yang dihadapi di masa datang.

5) Ancaman Berdimensi Teknologi dan Informasi

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada dasarnya

membawa manfaat yang besar bagi umat manusia. Seiring dengan

kemajuan Iptek tersebut berkembang pula kejahatan yang

memanfaatkan kemajuan Iptek tersebut, antara lain kejahatan siber, dan

kejahatan perbankan.

Kondisi lain yang berimplikasi menjadi ancaman adalah lambatnya

perkembangan kemajuan Iptek di Indonesia sehingga menyebabkan

ketergantungan teknologi terhadap negara-negara maju semakin tinggi.

10

Page 11: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

Kondisi ketergantungan terhadap negara lain tidak saja menyebabkan

Indonesia menjadi pasar produk-produk negara lain, tetapi lebih dari itu,

sulit bagi Indonesia untuk mengendalikan ancaman berpotensi teknologi

yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk melemahkan Indonesia.

Tantangan yang dihadapi tidak saja berupa ancaman teknologi dari luar

negeri, tetapi juga pola sikap masyarakat dalam negeri dalam

menghargai karya-karya teknologi anak bangsa. Pada dasarnya,

Indonesia memiliki SDM yang kualitasnya berdaya saing tinggi

dibandingkan dengan SDM negara-negara maju. Setiap tahun

Indonesia mencetak juara-juara olimpiade sains (Matematika, Fisika,

Kimia, dan Biologi), Indonesia juga memiliki tenaga-tenaga terampil di

bidang teknologi tinggi, seperti eks PT DI (Dirgantara Indonesia) dan PT

PAL (Peralatan Angkatan Laut), PT PINDAD (Perindustrian Angkatan

Darat) dan-lain-lain, tetapi belum ada wadah yang menjamin kegairahan

untuk membangun kemampuan bangsa di bidang teknologi, yang

berakibat terjadinya arus “eksodus” tenaga ahli Indonesia ke luar yang

menawarkan kehidupan yang lebih baik.

6) Ancaman Berdimensi Keselamatan Umum

Secara geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia berada

dikawasan rawan bencana, baik bencana alam, keselamatan

transportasi, maupun bencana kelaparan. Bencana yang dapat terjadi di

Indonesia dan merupakan ancaman bagi keselamatan umum dapat

terjadi murni bencana alam, misalnya gempa bumi, meletusnya gunung

berapi, dan tsunami. Bencana yang disebabkan oleh ulah manusia,

antara lain tidak terkontrolnya penggunaan obat-obatan dan bahan

kimia lain yang dapat meracuni masyarakat, baik secara langsung

maupun kronis (menahun), misalnya pembuangan limbah industri atau

limbah pertambangan lainnya. Sebaliknya, bencana alam yang

11

Page 12: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

disebabkan oleh faktor alam yang dipicu oleh ulah manusia, antara lain

bencana banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan, dan

bencana lainnya.

Bencana alam berakibat baik langsung maupun tidak langsung

mengancam keselamatan masyarakat. Selain itu, keamanan

transportasi merupakan salah satu dimensi keselamatan umum yang

cukup serius di Indonesia. Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan

sarana transportasi semakin tinggi sehingga terjadi persaingan usaha

yang tidak sehat, antara lain berupa penurunan tarif penumpang yang

berdampak terhadap keselamatan. Keselamatan transportasi juga

disebabkan oleh rendahnya pemahaman masyarakat untuk mematuhi

peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta masih lemahnya

kepatuhan aparat dalam penegakan hukum dan aturan.

3. Analisa pelaksanaan pembangunan kewaspadaan nasional dalam

menghadapi ancaman perang asimetrik

Pembangunan kewaspadaan nasional bagi bangsa Indonesia harus dimulai

dari sejak dini dan dari wilayah terkecil dalam sendi kehidupan bermasyarakat

dan bermegara. Hal ini bisa diartikan bahwa pembangunan kewaspadaan

nasional harus dilaksanakan secara komprehensif, integral, sistemik, sinergis,

obyektif dan positif. Pembangunan keawaspadan tentu saja haruslah berdasar

pada potensi ancaman yang sekiranya muncul baik saat ini maupun prediksi di

masa yang akan datang. Di dalam menganalisa pembangunan kewaspadaan

nasional disini, penulis akan mengacu pada ancaman perang asimetrik yang

mungkin timbul, antara lain:

12

Page 13: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

a. Pembangunan kewaspadaan nasional pada sudut pandang/dimensi

ideology

Berdasarkan apa yang sudah diuraikan diatas, perihal ancaman asimetrik

ditinjau dari sudut pandang ideology, pembangunan kewaspadaan nasional

dapat difokuskan dan digerakkan pada aspek pendidikan, perilaku, budi

pekerti dan penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini dilekatkan dan senafas melalui pendidikan formal dan non formal

keseharian, tidak hanya terhadap sasaran anak didik saja namun juga

kepada seluruh warga Negara tanpa pandang umur, ras, suku bangsa,

agama bahkan tingkat pendidikan.

Keyakinan akan kebenaran Pancasila sebagai satu-satunya asas,

pandangan hidup dan falsafah Negara menjadi harga mati terhadap akan

berpalingnya pemikiran rakyat terhadap paham ideology lain. Pengalaman

menunjukan, paham komunisme dan usaha pendirian Negara berbasis

keagamaan tidak mampu mengakomodasi kemajemukan, keragaman serta

kebhinekaan bangsa Indonesia yang telah menjadi kenyataan tidak bisa

terbantahkan.

Pada akhirnya, hanya kerugian jiwa, raga, waktu, sejarah kelam serta

kehilangan potensi-potensi pembangunan saja yang kita dapatkan. Kita

telah kehilangan momentum pembangunan dikarenakan hanya untuk

mengurus perbedaan-perbedaan dan pemaksaan-pemaksaan ideology

oleh sekelompok tertentu. Hanya saja, dalam pembangunan dan

pengembangan kewaspadaan nasional bidang ideology seharusnya

memperhatikan metode dan cara yang tepat. Artinya aplikasinya tidak boleh

monoton, tidak membosankan, harus variatif dan yang jelas diterima

banyak pihak dengan mudah dan ikhlas. Niscaya ancaman dari dimensi ini

dapat dieliminasi bahkan dihilangkan sama sekali.

13

Page 14: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

b. Pembangunan kewaspadaan nasional dari sudut pandang ancaman

berdimensi Politik

Seperti telah diuraikan di depan bahwa ancaman berdimensi politik dapat

bersumber dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Dari luar negeri,

ancaman berdimensi politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan

tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade

politik merupakan bentuk-bentuk ancaman nirmiliter berdimensi politik yang

sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain.

Oleh karena itu, yang terpenting bagi bangsa Indonesia adalah

membangun kewaspadaan nasional yang dapat membendung ancaman –

ancaman tersebut, bagaimana caranya? Adalah mengkondisikan bangsa

Indonesia untuk tidak bisa ditekan oleh Negara lain dalam semua aspek

kehidupan, terutama adalah di bidang kesejahteraan dan pertahanan

keamanan.

Perekonomian terkait dengan kesejahteraan. Dengan tingkat kesejahteraan

yang tinggi, Negara kita tidak perlu hutang pada luar negeri. Negara kita

tidak akan terjebak dalam hutang yang pada akhirnya kita terpaksa

menjerat diri dalam kendali Negara penghutang. Negara penghutang

menjadi seenaknya sendiri mengatur, mendikte dan mengendalikan segala

macam bentuk kehidupan bernegara kita, termasuk di bidang perpolitikan.

Ancaman berdimensi politik yang berasal dari luar dapat dilakukan oleh

aktor negara dan aktor yang bukan negara dengan menggunakan isu-isu

global sebagai kendaraan untuk menyerang atau menekan Indonesia.

Pelaksanaan penegakan HAM, demokratisasi, penanganan lingkungan

hidup, serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel

selalu menjadi komoditas politik bagi masyarakat internasional untuk

mengintervensi suatu negara; hal ini dirasakan pula oleh Indonesia.

14

Page 15: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

Dari dalam negeri, pertumbuhan instrumen politik mencerminkan kadar

pertumbuhan demokrasi suatu negara. Iklim politik yang berkembang

secara sehat menggambarkan suksesnya proses demokrasi. Bagi

Indonesia, faktor politik menjadi penentu kelanjutan sistem pemerintahan.

Dalam sejarah Indonesia, pemerintahan negara sering mengalami pasang

surut yang diakibatkan oleh gejolak politik yang sulit dikendalikan. Ancaman

yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa

penggunaan kekuatan berupa mobilisasi massa untuk menumbangkan

suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik

untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.

Ancaman separatisme merupakan bentuk ancaman politik yang timbul di

dalam negeri. Sebagai bentuk ancaman politik, separatisme dapat

menempuh pola perjuangan politik (tanpa senjata) dan perjuangan

bersenjata. Pola perjuangan tidak bersenjata sering ditempuh untuk

menarik simpati masyarakat internasional. Oleh karena itu, sparatisme sulit

dihadapi dengan menggunakan instrumen militer. Sebaliknya, ancaman

separatisme dengan bersenjata tidak jarang mengalami kesulitan sebagai

akibat dari politisasi; penanganan yang dilakukan oleh pemerintah dengan

menggunakan pendekatan operasi militer. Hal ini membuktikan bahwa

ancaman berdimensi politik memiliki tingkat risiko yang besar yang

mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa. Bagaimana

cara mengantisipasinya?

Sebagai alternative mengatasi ancaman tersebut antara lain adalah

dengan:

1) Meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat Indoensia berbasiskan pada

pemerataan dan keadilan dalam pembangunan sehingga tidak mudah

dipengaruhi secara ekonomi untuk kepentingan politik oleh pihak asing.

2) Meningkatkan kehidupan berdemokrasi yang tepat dan sesuai dengan

kondisi situasional bangsa Indonesia sehingga tidak ada alasan pihak

asing ikut campur tangan dalam system perpolitikan Negara kita.

15

Page 16: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

3) Peningkatan kemampuan pertahanan dan keamanan Negara sehingga

secara politis tidak dipandang sebelah mata oleh Negara lain.

c. Pembangunan keawpadaan nasional berdimensi dari ancman sector

ekonomi

Dikarenakan ekonomi merupakan salah satu penentu posisi tawar dalam

pergaulan internasional maka pembangunan di bidang perekonomian selalu

menjadi prioritas utama setiap bangsa di dunia ini. Apabila Negara kita

terkondisi dalam perekonomian yang sedang lemah maka akan

menghadapi kesulitan dalam berhubungan dengan negara lain yang

mempunyai posisi ekonomi lebih kuat. Tidak perlu terlalu jauh berkaca,

Negara tetangga kita baik Malaysia maupun Singapura, apalagi Thailand

psosisi tawar kita pada saat ini relative di bawah mereka semua. Hal ini

akibat kekurangtanggapan kita dalam merespon krisis ekonomi beberapa

waktu yang lalu.

Telah kita ketahui bahwa ancaman berdimensi ekonomi berpotensi

menghancurkan pertahanan Negara kita. Pada dasarnya ancaman ini

dikelompokkan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Oleh karena itu

pembangunan ekonomi harus mampu mengatasi beberapa permasalahan

mendasar di bidang ekonomi antara lain adalah inflasi dan pengangguran

yang tinggi, infrastruktur yang tidak memadai, penetapan sistem ekonomi

yang belum jelas, ketimpangan distribusi pendapatan dan ekonomi biaya

tinggi dan lain sebagainya.

Disamping itu diharapkan pembangunan ekonomi yang tepat program,

tepat guna dan tepat sasaran mampu meningkatkan daya saing,

peningkatan indicator kinerja tim ekonomi, kesiapan kita dalam menghadapi

era globalisasi serta mengurangi tingkat ketergantungan kita kepada

Negara lain.

16

Page 17: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

Hal yang tidak kalah pentingnya dalam pembangunan bidang ini adalah

asas keadilan dan pemerataan. Dua kata kunci inilah yang selama ini selalu

menjadi isu timbulnya berbagai masalah bidang pembangunan. Isu

keadilan dan pemerataan pembangunan menjadi agenda pokok yang

sering dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk meraih keuntungan sesaat.

Hal ini dapat dipecahkan dengan melaksanakan pelibatan dan memberi

kesempatan rakyat untuk ikut serta dalam prosesi pembangunan nasional.

Keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan,

pengelolaan sumber-sumber kekayaan alam yang tepat serta kemampuan

membaca dan memanfaatkan peluang pasar di dunia pasti akan membawa

dampak terjadinya peningkatan status perekonomian Negara kita. Dengan

demikian secara otomatis terjadi peningkatan kesejahteraan di seluruh

komponen kehidupan bangsa.

d. Ancaman Berdimensi Sosial Budaya

Bentuk-bentuk ancaman sosial budaya seperti telah diuraikan diatas,

apabila tidak dapat ditangani secara cepat dan tepat dapat membahayakan

sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Oleh karena itu

pembangunan di segala bidang baik ekonomi, politik bahkan

pembangunan bidang pertahanan dan keamanan harus memperhatikan

aspek kearifan local. Artinya pembangunan yang memperhatikan

kebutuhan masyarakat local pengguna hasil pembangunan, memperhatikan

nilai-nilai yang ada dan pelibatan masyarakat local secara aktif dalam

pembangunan di daerahnya.

Disamping hal tersebut diatas, pembangunan di bidang pendidikan juga

menjadi kunci utama menghadapi permasalahan berdimensi social budaya.

Dengan tingkat pendidikan yang lebih baik, pengetahuan yang lebih luas,

kematangan jiwa dan religi yang lebih mendalam niscaya sedikit banyak

akan mampu meng-counter dampak pengaruh globalisasi di bidang budaya

ini.

17

Page 18: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

Adalah berita gembira bagi kita semua, bahwa anggaran pendidikan

sebesar 20% dari total anggaran belanja Negara telah terealisasi dalam

waktu-waktu ini. Namun tidak kalah pentingnya adalah kita harus

melakukan auditasi pelaksanaan anggaran tersebut apakah sampai

menyentuh rakyat terkecil atau tidak. Apakah wajib belajar sembilan tahun

sudah terlaksana? Dan apakah dampaknya terhadap kondisi social budaya

kita? Apa tanggapan masyarakat terhadap kemajuan tehnologi informasi

yang mampu membuka informasi tanpa ada batas-batas? Dan lain

sebagainya ini, adalah merupakan pertanyaan klasik namun sulit untuk

merealisasikan jawaban dengan memuaskan.

Hanya dengan pendidikan, baik formal maupun non formal akan mampu

membentuk perwatakan nasional yang positif untuk meninggalkan

temperamen keras yang selama ini banyak mengilhami para pemuda kita.

Factor-faktor yang mungkin akan menimbulkan efek domino sehingga

melemahkan kualitas bangsa dapat dipangkas di tengah perjalanan.

Ancaman dari luar timbul bersamaan dengan dinamika yang terjadi dalam

format globalisasi dengan penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negeri sulit

dibendung yang mempengaruhi nilai-nilai di Indonesia. Kemajuan teknologi

informasi mengakibatkan dunia menjadi kampung global yang interaksi

antar masyarakat berlangsung dalam waktu yang aktual. Yang terjadi tidak

hanya transfer informasi, tetapi juga transformasi dan sublimasi nilai-nilai

luar secara serta merta dan sulit dikontrol. Sebagai akibatnya, terjadi

benturan peradaban, lambat-laun nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa

semakin terdesak oleh nilai-nilai individualisme. Fenomena lain yang juga

terjadi adalah konflik berdimensi vertikal antara pemerintah pusat dan

daerah, di samping konflik horizontal yang berdimensi etnoreligius masih

menunjukkan potensi yang patut diperhitungkan. Hal ini semua harus

selalu diwaspadai dalam prosesi pembangunan nasional.

18

Page 19: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

e. Ancaman Berdimensi Teknologi dan Informasi

Kita telah sepakat bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) pada dasarnya membawa manfaat yang besar bagi umat manusia.

Seiring dengan kemajuan Iptek tersebut berkembang pula kejahatan yang

memanfaatkan kemajuan Iptek tersebut, antara lain kejahatan siber, dan

kejahatan perbankan. Kondisi lain yang berimplikasi menjadi ancaman

adalah lambatnya perkembangan kemajuan Iptek di Indonesia sehingga

menyebabkan ketergantungan teknologi terhadap negara-negara maju

semakin tinggi. Hal ini telah diuraikan di atas, namun yang menjadi penting

dalam hal ini adalah bagaimanakah cara kita merespon kemajuan di bidang

ini?

Salah satu jalan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia baik

secara mental maupun kemampuan profesionalisme sesuai bidangnya.

Menjadi pasar bagi produk kita sendiri, tidak menjadi konsumer utama

produk-produk luar negeri, belajar mencintai produksi dalam negeri dan lain

sebagainya. Dengan memiliki sumber daya manusia yang menguasahi

tehnologi tinggi, pihak asing tidak akan mudah mengendalikan kita apalagi

sampai melakukan perlemahan terhadap kondisi bangsa ini. Dan yang

terpenting adalah penghargaan setinggi-tingginya terhadap para tecnokrat-

tehnokrat kita dalam berpartisipasi aktif membangun Negara. Reward

setimpal kepada mereka niscaya tidak akan membuat tergoda untuk

berpaling ke Negara lain walaupun diming-imingin penghasilan yang jauh

lebih besar.

f. Ancaman Berdimensi Keselamatan Umum

Agenda penting di bidang keselamatan umum di Negara kita akhir-akhir ini

adalah bencana alam, transportasi, pengelolaan lingkungan yang salah.

Seperti telah diuraikan diatas, permasalahan bencana alam seperti gempa

bumi, tsunami, banjir, tanah longsor dan lain sebagainya merupakan

19

Page 20: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

musibah yang tidak bisa dilakukan penolakan. Hal yang bisa dilakukan

adalah mencegah terjadinya dan melakukan usaha penyelamatan sedini

mungkin sehingga mengurangi dampak kerugian akibat yang ditimbulkan.

Pelatihan-pelatihan kewaspadaan menghadapi bencana harus menjadi

agenda utama di setiap daerah.

Demikian juga dengan permasalahan transportasi baik darat, laut maupun

udara yang dewasa ini sering terjadi kecelakaan dan menimbulkan banyak

korban. Pembangunan peralatan trasnportasi yang memenuhi standar

kelayakan pakai, system standar operasi prosedur yang memenuhi

persyaratan serta kemampuan sumber daya manusia pengawak alat yang

mumpuni tercapai, niscaya kecelakaan-kecelakaan yang akan terjadi

mampu diminimalisir atau bahkan dihilangkan sama sekali.

.

20

Page 21: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Kewasdaaan nasional merupakan salah satu upaya pencegahan dan

penangkalan bahaya terdini terhadap keutuhan NKRI

b. Hakekat ancaman bagi NKRI dapat berasal dari luar dan dari dalam negeri,

ancaman militer maupun ancaman nirmiliter, ancaman simetrik maupun

ancaman asimetrik yang dapat ditinjau dari beberapa dimensi ancaman.

c. Dimensi ancaman tersebut antara lain adalah dimensi ideology, dimensi

politik, ekonomi, social budaya, dimensi kemajuan ilmu dan tehnologi serta

dimensi keselamatan umum.

d. Pembangunan kewaspadaan nasional secara menyeluruh didasarkan pada

dimensi-dimensi yang memberikan akan ancaman terhadap keutuhan

NKRI.

2. Saran

a. Pemahaman kewaspadaan nasional harus disosialisasi secara formal

maupun non formal kepada seluruh lapisan masyarakat.

b. Dalam kerangka sosialisasi, aplikasi dan evaluasi pelaksanaan

kewaspadaan nasional, diupayakan melalui metode-metode interaktif yang

tidak monoton, menarik, mengesan dan memberikan nilai tinggal ndi hati

dan pikiran seluruh bangsa Indonesia.

c. Pembangunan kewaspadaan nasional harus berpedoman pada asas

pelibatan masyarakat, terarah, terpadu dan komprenhensif di seluruh

komponen bangsa.

21

Page 22: Membangun Kewaspadan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Perang Asimetris

DAFTAR PUSTAKA

1. UU RI no 25 tahun 2004 tentang system perencanaan pembangunan nasional.

2. Peraturan Presiden RI no 7 tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangka

menengah nasional

3. Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala Bappenas dan Mendagri nomor:

0259/M.PPN/I/2005-No.050/M.PPN/I/2005 perihal Petunjuk Tehnis

Penyelenggaraan Musrenbang tahun 2005.

22