Top Banner
Artikel Mikrobiologi 2014 Ukfa Nur Udin/Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM Page 1 Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan Oleh: Ukfa Nur Udin E-mail: [email protected] Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Abstrak: Mikrobiologi pangan merupakan salah satu disiplin ilmu mikrobiologi terapan yang mengkaji tentang peran mikroorganisme dalam produksi makanan, menimbulkan kerusakan, dan keracunan makanan serta peran mikroorganisme sebagai salah satu sumber makanan manusia. Salah satu jenis bakteri yang sangat bermanfaat yaitu bakteri Streptococcus lactis. Bakteri tersebut dapat berperan dalam proses fermentasi olahan makanan seperti keju, mentega, susu, dan kecap. Dalam tulisan ini akan dibahas tentang: mikrobiologi pangan, keuntungan dan kerugian mikroba, ciri-ciri bakteri Streptococcus lactis, peranan bakteri Streptococcus lactis pada olahan makanan, dan kajian religius mengenai penggunaan bakteri Streptococcus lactis terhadap olahan makanan seperti keju dan mentega dalam membantu proses fermentasinya. Streptococcus lactis adalah salah satu mikroorganisme yang menguntungan. Karena mikroba tersebut mampu membantu pekerjaan manusia dalam membuat olahan makanan. Mikroba Streptococcus lactis mampu membantu dalam proses fermentasi olahan makanan, seperti keju, mentega, kecap, dan susu. Tetapi mikroba Streptococcus lactis dapat merugikan jika dalam penggunaannya tidak sesuai aturan. Misalnya jika dalam pemakaian Streptococcus lactis tidak sesuai aturan atau berlebihan, maka akan terjadi kerugian. Karena produk yang dibuat akan berubah menjadi beracun dan tidak dapat dikonsumsi oleh manusia. Kata kunci: Mikrobiologi Pangan, Keju, Mentega, dan Streptococcus lactis.
14

Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

May 10, 2023

Download

Documents

noor aziz
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

Artikel Mikrobiologi 2014

U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 1

Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan

Makanan

Oleh:

Ukfa Nur Udin

E-mail: [email protected]

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang

Abstrak:

Mikrobiologi pangan merupakan salah satu disiplin ilmu mikrobiologi

terapan yang mengkaji tentang peran mikroorganisme dalam produksi makanan,

menimbulkan kerusakan, dan keracunan makanan serta peran mikroorganisme

sebagai salah satu sumber makanan manusia. Salah satu jenis bakteri yang sangat

bermanfaat yaitu bakteri Streptococcus lactis. Bakteri tersebut dapat berperan

dalam proses fermentasi olahan makanan seperti keju, mentega, susu, dan kecap.

Dalam tulisan ini akan dibahas tentang: mikrobiologi pangan, keuntungan dan

kerugian mikroba, ciri-ciri bakteri Streptococcus lactis, peranan bakteri

Streptococcus lactis pada olahan makanan, dan kajian religius mengenai

penggunaan bakteri Streptococcus lactis terhadap olahan makanan seperti keju

dan mentega dalam membantu proses fermentasinya.

Streptococcus lactis adalah salah satu mikroorganisme yang

menguntungan. Karena mikroba tersebut mampu membantu pekerjaan manusia

dalam membuat olahan makanan. Mikroba Streptococcus lactis mampu

membantu dalam proses fermentasi olahan makanan, seperti keju, mentega, kecap,

dan susu. Tetapi mikroba Streptococcus lactis dapat merugikan jika dalam

penggunaannya tidak sesuai aturan. Misalnya jika dalam pemakaian

Streptococcus lactis tidak sesuai aturan atau berlebihan, maka akan terjadi

kerugian. Karena produk yang dibuat akan berubah menjadi beracun dan tidak

dapat dikonsumsi oleh manusia.

Kata kunci: Mikrobiologi Pangan, Keju, Mentega, dan Streptococcus lactis.

Page 2: Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

Artikel Mikrobiologi 2014

U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 2

A. Pendahuluan

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat

kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme

disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme dapat menjadi bahan

pangan ataupun mengubah bahan pangan menjadi bentuk lain. Proses yang

dibantu oleh mikroorganisme misalnya melalui fermentasi, seperti keju, mentega,

dan berbagai makanan lain termasuk kecap. Pada masa mendatang diharapkan

peranan mikroorganisme dalam penciptaan makanan baru seperti mikroprotein

dan protein sel tunggal. Mengenal sifat dan cara hidup mikroorganisme juga akan

sangat bermanfaat dalam perbaikan teknologi pembuatan makanan.

Mikrobiologi pangan merupakan salah satu disiplin ilmu mikrobiologi

terapan yang mengkaji tentang peran mikroorganisme dalam produksi makanan,

menimbulkan kerusakan, dan keracunan makanan serta peran mikroorganisme

sebagai salah satu sumber makanan manusia. Banyak sekali produk makanan dan

minuman yang diproduksi melibatkan/memanfaatkan aktivitas mikroorganisme,

seperti keju, mentega, kecap, roti, tape, tempe, anggur, bir, dan sebagainya. Di

satu sisi mikroorganisme sangat bermanfaat untuk produksi makanan dan

minuman namun demikian pada sisi lain mikroorganisme juga yang menimbulkan

kerusakan dan keracunan makanan. Makanan tidak hanya bernilai nutrisional bagi

manusia tetapi juga merupakan media kultur yang ideal untuk pertumbuhan

mikroorganisme. Makanan dapat menjadi terawetkan melalui fermentasi atau

mengalami kerusakan bergantung pada kehadiran mikroorganisme dan kondisi

penyimpanan.

Mikroorganisme dapat digunakan untuk mengubah bahan baku makanan

menjadi produk-produk yang bermanfaat, seperti anggur, mentega, keju, saus,

kecap, dan bir. Makanan juga dapat berperan sebagai media penularan penyakit,

deteksi dan kontrol patogen. Mikrorganisme yang menimbulkan kerusakan

makanan merupakan bagian yang penting dari mikrobiologi makanan.

Mikroorganisme mempengaruhi makanan mulai dari pengolahan dari produsen

hingga ke konsumen akhir.

Streptococcus lactis adalah salah satu mikroorganisme yang

menguntungkan, karena sangat bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan,

Page 3: Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

Artikel Mikrobiologi 2014

U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 3

seperti pada bidang pangan. Streptococcus lactis dapat bermanfaat dalam

fermentasi makanan seperti keju dan mentega. Ternyata sejenis olahan makanan

yang terkenal seperti keju dan mentega, proses fermentasinya harus dibantu

dengan bakteri seperti Streptococcus lactis.

Pada artikel ini akan dibahas tentang mikrobiologi pangan, keuntungan

dan kerugian mikroba, ciri-ciri bakteri Streptococcus lactis, peranan bakteri

Streptococcus lactis pada olahan makanan, dan kajian religius mengenai

penggunaan bakteri Streptococcus lactis terhadap olahan makanan seperti keju

dan mentega dalam membantu proses fermentasinya.

B. Pembahasan

1. Mikrobiologi Pangan

Bahan makanan terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan

mineral. Bahan makanan merupakan medium pertumbuhan yang baik bagi

berbagai macam mikrobe. Mikrobe juga dapat membusukkan protein,

memfermentasikan karbohidrat, dan menjadikan lemak atai minya yang berbau

tengik. Keberadaan mikrobe pada makanan ada yang tidak berbahaya bagi

manusia, beberapa mikrobe mengakibatkan kerusakan pangan, menimbulkan

penyakit, dan menghasilkan racun. Mikrobe dapat juga menguntungkan, misalnya

menghasilkan produk-produk makanan khusus (Waluyo, 2004).

Menurut Waluyo (2004), ada beberapa alasan mengapa mikrobe penting

dalam bahan makanan, adalah adanya mikrobe, terutama jumlah dan macamnya

dapat menentukan tingkat mutu bahan makanan; mikrobe dapat mebgakibatkan

kerusakan pangan; beberapa mikrobe digunakan untuk membuat produk-produk

pangan khusus; mikrobe dapat digunakan sebagai makanan atau makanan

tambahan bagi manusia dan hewan; dan beberapa penyakit dapat berasal dari

makanan.

Kandungan mikroba pada suatu spesimen pangan dapat memberikan

keterangan yang mencerminkan mutu bahan mentahnya, keadaan sanitasi pada

pengolahan pangan tersebut, serta keefektifan metode pengawetan (Waluyo,

2004). Mikrobiologi pangan merupakan salah satu disiplin ilmu mikrobiologi

terapan yang mengkaji tentang peran mikroorganisme dalam produksi makanan,

Page 4: Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

Artikel Mikrobiologi 2014

U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 4

menimbulkan kerusakan dan keracunan makanan serta peran mikroorganisme

sebagai salah satu sumber makanan manusia.

Banyak sekali produk makanan dan minuman yang diproduksi melibatkan

atau memanfaatkan aktivitas mikroorganisme, seperti roti, tape, tempe, anggur, bir

dan sebagainya. Di satu sisi mikroorganisme sangat bermanfaat untuk produksi

makanan dan minuman namun demikian pada sisi lain mikroorganisme juga yang

menimbulkan kerusakan dan keracunan makanan. Makanan dapat menjadi media

untuk membantu penyebaran berbagai jenis penyakit. Makanan tidak hanya

bernilai nutrisional bagi manusia tetapi juga merupakan media kultur yang ideal

untuk pertumbuhan mikroorganisme. Makanan dapat menjadi terawetkan melalui

fermentasi atau mengalami kerusakan bergantung pada kehadiran mikroorganisme

dan kondisi penyimpanan (Fardiaz, 1992).

Mikroorganisme dapat digunakan untuk mengubah bahan baku makanan

menjadi produk-produk yang bermanfaat, seperti anggur, keju, saus dan bir.

Makanan juga dapat berperan sebagai media penularan penyakit, deteksi dan

kontrol patogen. Mikrorganisme yang menimbulkan kerusakan makanan

merupakan bagian yang penting dari mikrobiologi makanan. Mikroorganisme

mempengaruhi makanan mulai dari pengolahan dari produsen hingga ke

konsumen akhir.

Mikrorganisme dapat menyebabkan penyakit melalui 2 cara ketika

memakan makanan yang terkontaminasi. Seseorang dapat terinfeksi melalui

patogen berperantara makanan, kemudian tumbuh dalam tubuh yang

bersangkutan. Pada kasus yang lain, komponen toksik dibentuk ketika

mikroorganisme tumbuh dalam makanan sebelum dicerna dengan

memperlihatkan gejala-gejala penyakit setelah dikonsumsi. Kontaminasi oleh

mikroorganisme penyebab penyakit dapat terjadi pada saat tertentu ketika

pengolahan makanan.

2. Keuntungan dan Kerugian Mikroba

Kehadiran mikroba pada bahan pangan dapat mendatangkan keuntungan

dan dapat pula mendatangkan kerugian. Mikroba mendatangkan keuntungan

dalam bahan pangan akibat kehadirannya baik secara langsung maupun tidak

Page 5: Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

Artikel Mikrobiologi 2014

U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 5

langsung mendatangkan keuntungan. Berbagai jenis makanan hasil fermentasi,

seperti keju dan mentega telah dikenal lama dan melengkapi menu makanan

sehari-hari. Makanan tersebut diolah dengan cara fermentasi dengan

menggunakan mikroba seperti Streptococcus lactis. Proses fermentasi merupakan

proses unik yang dilakukan oleh mikroba yakni cepat, murah, amat hemat energi,

dan nilai organoleptik rata-rata sesuai dengan selera. Selain itu, mikroba juga

berperan dalam peningkatan nilai gizimakanan, pengadaan bau dan rasa pada

makanan, dan dalam perubahan warna pada makanan.

Mikroba dalam makanan mendatangkan kerugian apabila kehadirannya

merubah nilai organoeleptik yang tidak dikehendaki, menurunkan berat atau

volume, menurunkan nilai gizi, merubah bentuk dan susunan senyawa, serta

menghasikan racun atau toksin yang membahayakan. Oleh karena itu, sejak bahan

baku, selama proses, selama penyimpanan harus selalu diusahakan untuk tidak

dikenali mikroba-mikroba yang jahat atau yang merugikan. Kerusakan yang

paling umum terjadi pada bahan makanan adalah pembusukan.

3. Ciri-ciri Streptococcus lactis

Streptococcus lactis merupakan bakteri yang biasanya berkembang biak di

tempat pemerahan susu sapi. Bermanfaat dalam kadar yang sesuai untuk

fermentasi susu. Namun jika jumlahnya terlalu banyak dapat merugikan karena

membuat susu menjadi asam dan tidak dapat di konsumsi manusia.

Streptococci baik yang sapropit maupun parasit terdapat dalam susu,

karena merupakan lingkungan alami yang sesuai. Dalam susu terdapat sumber

karbohidrat, protein, vitamin, lemak , dan mineral yang dibutuhkan untuk hidup

bakteri. Di alam yang merupakan reservoar Streptococci adalah dalam tumbuhan

hijau, karena produksi susu ber-kaitan dengan penggunaan hijauan maka

kontaminasi Streptococci pada susu banyak terjadi terutama pada proses

pemerahan dengan tangan. Karena sering terdapat dalam susu, Streptococci

merupakan genus pertama dari mikroorganisme yang mendapat perhatian dan

diteliti para bacteriologist.

Dari hasil-hasil penelitian, isolat Streptococci dikelompokan kedalam

empat grup yaitu Pyogenic, Viridans, Enterococcus dan Lactic. Kemampuan

Page 6: Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

Artikel Mikrobiologi 2014

U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 6

Streptococcus lactis dalam memfermentasi lactosa dan menghasilkan asam,

menjadikannya berperan penting dalam fermentasi pangan terutama produk susu

(Thompson, 1979).

Pada pembuatan keju berfungsi untuk memadatkan dan menstabilkan

dadih dengan menggumpalkan protein. Streptococcus lactis menghambat

pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan dan bakteri patogen dengan

menurunkan pH, selain itu berperan dalam tekstur dan aroma khas dalam

beberapa produk. Pada bidang rekayasa genetik, bakteri asam laktat

memungkinkan untuk berperan penting dalam berbagai aplikasi, diantaranya

pembuatan vaksin, hormon, cloning, menghasilkan anti bodi spesifik untuk

melawan sel kanker, meningkatkan produksi antibiotik dan memproduksi feed

aditif untuk ternak dalam jumlah besar. Karakteristik Streptococcus lactis

diantaranya adalah dapat tumbuh pada pH 9.2, temperatur optimum 30oC namun

masih dapat tumbuh pada 40oC serta tumbuh pada media yang mengandung 4%

NaCl (Rahmat, 2010).

4. Peranan Streptococcus lactis terhadap olahan makanan

Bakteri pada umumnya adalah heterotrof. Namun, ada juga bakteri

yang autotrof, seperti bakteri kemosintetik. Bakteri ini mendapat energi

melalui reaksi kombinasi oksigen dengan molekul anorganik, seperti sulfur,

nitrit, atau ammonia(Maloney, 1977).

Beberapa bakteri juga memiliki kemampuan untuk memecah

selulosa, komponen utama pembentuk dinding sel tumbuhan. Terdapat bakteri

yang memiliki simbiosis (hubungan hidup bersama) dengan mamalia

ruminansia (memamah biak, seperti sapi, kambing, domba). Bakteri ini hidup di

saluran pencernaan hewan memamah biak dan membantu mencerna

makanan berserat seperti rerumputan yang tidak dapat dicerna sendiri oleh

hewan tersebut. Simbiosis bakteri ini juga terdapat di dalam pencernaan

Anda. Bakteri Streptococcus lactis menguraikan makanan yang tidak dapat

tercerna dan mensintesis vitamin seperti vitamin K dan B12 (Poolman, dkk.

1987).

Jenis bakteri streptococcus yang biasanya digunakan dalam makanan

Page 7: Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

Artikel Mikrobiologi 2014

U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 7

adalah Streptococcus lactis. Bakteri ini berperan dalam pembuatan mentega, keju

dan yoghurt. Pada pembuatan yoghurt, bakteri Streptococcus bekerjasama dengan

bakteri Lactobacillus. Bakteri Lactobacillus berperan dalam pembentukan aroma

yoghurt, sedangkan bakteri Streptococcus lactis berperan dalam pembentukan

rasa yoghurt.

Pada pembuatan mentega dan keju, bakteri Streptococcus lactis diperlukan

untuk menghasilkan asam laktat. Pada pembuatan keju, asam laktat dapat

menghasilkan gumpalan susu berbentuk seperti tahu. Gumpalan ini kemudian

dipadatkan dan diberi garam. Garam berfungsi untuk mempercepat proses

pengeringan, penambah rasa dan pengawet. keju diperam untuk dimatangkan

selama sekitar 4 minggu. Selama proses pemeraman inilah, citarasa dan tekstur

dari keju terbentuk.

Pada proses pembuatan keju, memerlukan beberapa langkah, seperti

persiapan bakteri starter dan proses pembuatan. Pada saat melakukkan preparasi

bakteri starter, semua alat yang akan digunakan harus di terilisasi terlebih dahulu.

Tujuan sterilisasi ini adalah untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme yang

tidak diinginkan selama proses penumbuhan bakteri starter, serta untuk

mematikan semua mikroorganisme yang terdapat pada alat yang akan digunakan

dalam penumbuhan bakteri starter. Teknik sterilisasi yang digunakan dalah teknik

sterilisasi panas lembab yaitu pemansan dengan menggunakan uap air. Salah satu

cara sterlisasi panas lembab adalah dengan menggunakan autoclave. Alasan

penggunaan sterilisasi panas lembab ini adalah uap jenuh yang ada mampu

membunuh semua vegetatif mikroorganisme dalam waktu 0,5 menit. Uap jenuh

mampu membunuh spora vegetatif yang tahan terhadap panas tinggi.

Tahap selanjutnya adalah penumbuhan bakteri Streptococcus lactis dalam

suatu media. Jenis media yang digunakan adalah media panthothenat broth. Media

ini dibuat dari campuran glukosa, natrium asetat dan ekstrak ragi. Adapun fungsi

dari bahan tersebut adalah sebagi nutrisi bagi pertumbuhan bakteri. Karena salah

satu syarat media dalam penumbuhan bakteri adalah harus ada campuran nutrisi

yang dapat menyebabkan bakteri tersebut dapat tumbuh dan membelah secara

efektif. Beberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri,

antara lain suhu, kelembaban, cahaya, pH dan nutrisi (Poolman, dkk. 1987).

Page 8: Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

Artikel Mikrobiologi 2014

U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 8

Apabila faktor-faktor tersebut memenuhi syarat untuk pertumbuhan bakteri secara

optimum, maka bakteri dapat tumbuh dan berkembangbiak. Setelah bakteri

diinkubasi dalam media panthothenat broth, warna cokelat dari media

panthothenat broth akan menjadi lebih pekat. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri

telah tumbuh dalam media.

Prinsip pembuatan keju adalah bahwa protein dalam keju mengalami

flokulasi dan mengikutkan 90% lemak susu dalam pengolahan. Keju dapat dibuat

dengan mengendapkan protein menggunakan suatu asam. Asam tersebut dapat

dihasilkan oleh bakteri atau asam yang ditambahkan. Apabila menggunakan asam,

dapat digunakan asam asetat, asam laktat, asam sitrat dan dapat pula digunakan

asam alami seperti sari buah sitrun. Susu dipanaskan 80-90ºC dan asam

ditambahkan berupa tetesan sambil dilakukan pengadukan sampai massa terpisah,

setelah curd ditiriskan, dapat diproses lebih lanjut. Teknik dan variasi pembuatan

keju dapat dilakukan/dikembangkan menurut kreativitas yang tak terbatas.

Misalnya dengan penambahan biji-bijian, herba, minuman beralkohol, potongan

buah-buahan dan pewarna ke dalam curd. Pewarna yang digunakan biasanya

adalah merah annatto. Penambahan garam ke dalam keju biasanya adalah untuk

menurunkan kadar air dan sebagai pengawet (Daulay, 1991).

Menurut Daulay (1991), seluruhnya memiliki prinsip dasar yang sama

dalam proses pembuatannya, yaitu:

a. pasteurisasi susu: dilakukan pada susu 70°C, untuk membunuh seluruh bakteri

pathogen,

b. pengasaman susu. Tujuannya adalah agar enzim rennet dapat bekerja optimal.

Pengasaman dapat dilakukan dengan penambahan lemon jus, asam tartrat,

cuka, atau bakteri Streptococcus lactis. Proses fementasi oleh streptococcus

lactis akan mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat sehingga derajat

keasaman (pH) susu menjadi rendah dan rennet efektif bekerja,

c. penambahan enzim rennet. Rennet memiliki daya kerja yang kuat, dapat

digunakan dalam konsentrasi yang kecil. Perbandingan antara rennet dan susu

adalah 1:5.000. Kurang lebih 30 menit setelah penambahan rennet ke dalam

susu yang asam, maka terbentuklah curd. Bila temperatur sistem dipertahankan

40 derajat celcius, akan terbentuk curd yang padat. Kemudian dilakukan

Page 9: Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

Artikel Mikrobiologi 2014

U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 9

pemisahan curd dari whey, dan

d. pematangan keju (ripening). Untuk menghasilkan keju yang berkualitas,

dilakukan proses pematangan dengan cara menyimpan keju ini selama periode

tertentu. Dalam proses ini, mikroba mengubah komposisi curd, sehingga

menghasilkan keju dengan rasa, aroma, dan tekstur yang spesifik. Hal ini

dipengaruhi oleh kondisi penyimpangan seperti temperatur dan kelembaban

udara di ruang tempat pematangan. Dalam beberapa jenis keju, bakteri dapat

mengeluarkan gelembung udara sehingga dihasilkan keju yang berlubang-

lubang.

Mentega adalah massa bersifat plastis dengan kandungan utamanya lemak

susu yang dibuat dari susu yang diperkaya dengan krim. Biasanya digunakan

sebagai olesan roti dan biskuit, sebagai perantara lemak di beberapa resep roti dan

masakan, dan terkadang bahan untuk menggoreng. Pengganti mentega ialah

margarin, yang biasanya lebih murah, dan memiliki sedikit lemak dan kolesterol.

Kandungan lemaknya berkisar 82-84%, air 14-16%, dan bahan padatan lainnya

(bahan lemak). Mentega dipasarkan dalam krim manis (sweet cream butter) atau

krim asam (sour cream butter). Perbedaan antara keduanya adalah cara

pembuatnnya. Pada pembuatan mentega manis tidak dilakukan penambahan

bakteri pembentuk aroma dan pembentuk asam lemak, sedangkan pada mentega

asam dilakukan penambahan kedua jenis bakteri tersebut.

Dari segi pembuatannya, mentega merupakan produk paling sederhana

dalam kelompoknya. Krim susu dipekatkan dari 30-32% menjadi 30-40% sesuai

dengan komposisi produk akhir yang diinginkan. Pangadukan krim ini mengubah

emulsi minyak dalam air menjadi tipe air dalam minyak. Pada pembuatan

mentega, mikroorganisme yang digunakan adalah Streptococcus lactis dan

Leuconostoc cremoris yang membantu proses pengasaman. Setelah itu, susu

ditambah dengan cita rasa tertentu, kemudian lemak mentega dipisahkan.

Pengadukan lemak mentega menghasilkan mentega yang siap santap.

Kedelai merupakan tumbuhan serba guna. Pemanfaatan utama kedelai

adalah bijinya. Biji kedelai kaya akan protein dan beberapa gizi penting lainnya

seperti vitamin dan lesitin. Olahan kedelai dapat dibuat menjadi tahu, bermacam-

Page 10: Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

Artikel Mikrobiologi 2014

U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 10

macam saus penyedap, tempe, tepung kedelai, minyak kedelai, dan susu kedelai.

Susu kedelai dapat dijadikan keju kedelai atau biasa disebut soycheese. Soycheese

dapat dibuat secara fermentasi, yaitu salah satu metode bioteknologi konvensional

dengan menggunakan bakteri asam laknat seperti Lactobacillus bulgaricus dan

Streptococcus lactis (Kurniawan, dkk: 2007).

Selain membantu dalam proses fermentasi susu, keju dan mentega, bakteri

Streptococcus lactis juga berperan dalam proses fermentasi produk kecap. Pada

proses pembuatan kecap ikan Lele ini mempunyai prinsip yang sama dalam

pembuatan kecap dari kedelai, yaitu menguraikan protein dalam bahan baku

menjadi asam amino. Pada pembuatan kecap dari ikan Lele ini meliputi 2 tahap,

dimana kedua tahap tersebut adalah hidrolisa enzimatis dengan bantuan enzim

bromelin yang diperoleh dari buah nanas dan fermentasi larutan garam dengan

menggunakan bakteri asam laktat Streptococus lactis (Kurniawan, 2008).

Salah satu dari bantuan fermentasi produk susu adalah kefir. Kefir, sebagai

asal minuman susu fermentasi sangat tua dan tanggal kembali ke

domestikasi mamalia tertentu seperti sapi, kambing dan domba. Hal ini aman

untuk berasumsi bahwa jenis pertama dari produk yang dibuat secara tidak

sengaja oleh fermentasi susu, yang disimpan pada suhu kamar. Karena variasi

dalam kondisi iklim dan lingkungan di berbagai bagian dunia, strain tertentu

mikroorganisme menjadi dominan dalam produk ini dan, sebagai Akibatnya, tipe

tertentu dari fermentasi berkembang dan menjadi berbeda dengan yang diberikan

wilayah. Dengan demikian, kefir merupakan salah satu minuman fermentasi susu

tertua, dan teknologi produksi dan penggunaan tertentu kultur starter telah

dikembangkan selama berabad-abad (Kaewprasert dan Poosaran, 2009).

5. Kajian Religius

Allah menciptakan jasad-jasad renik di dunia ini sesuai dengan fungsinya

masing-masing. Meskipun makhluk yang sangat kecil, tetapi mikroorganisme

memilki peranan penting bagi manusia terutama untuk meningkatkan produk

pangan. Sebagaimana dengan firman Allah dalam :

a. Al-Furqon (25) : ayat 2

“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak

Page 11: Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

Artikel Mikrobiologi 2014

U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 11

mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan

dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya

dengan serapi-rapinya.”

Maksud dari ayat tersebut ialah: Segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-

Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan

naluri, sifat-sifat, dan fungsinya masing-masing dalam hidup.

b. Al-Maaidah (5) : ayat 87

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang

baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui

batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui

batas.”

Maksud dari ayat tersebut ialah : makanlah yang halal dan jangan sampai

melampui batas, jika sampai melampui batas kita akan mengalami kerugian

bagi tubuh kita sendiri.

c. Al-Baqarah (2) : ayat 173

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging

babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.

Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak

menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa

baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Maksud dari ayat tersebut ialah : makanlah yang halal dan jangan sampai

melampui batas, jika sampai melampui batas kita akan mengalami kerugian

bagi tubuh kita sendiri tetapi tidak ada dosa bagi kita, asalkan jangan makan

makanan yang haram seperti bangkai dan daging babi.

C. Penutup

1. Kesimpulan

Streptococcus lactis memang sangat bermanfaat untuk manusia terutama

pada bahan pangan. Bakteri Streptococcus lactis dapat berperan mengguntungkan,

karena bakteri tersebut dapat membantu proses fementasi pada olahan makanan

seperti keju, mentega, susu, dan kecap. Tentunya proses fermentasinya tidak

dilakukan sendiri oleh bakteri Streptococcus lactis. Karena semuanya butuh

Page 12: Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

Artikel Mikrobiologi 2014

U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 12

proses yang lebh teliti. Jika tidak teliti, maka olahan makanan dapat

terkontaminasi oelh bakteri jahat dan dapat merugikan, karena olahan makanan

akan rusak atau membusuk, bahkan beracun.

2. Saran

Terdapat beberapa saran dalam tulisan ini seperti pemaparan berikut ini.

Ketika memakai bakteri Streptococcus lactis harus melakukannya dengan cara

yang steril dan sesuai aturan. Jangan sampai berlebihan memakai bakteri

tersebut, karena dapat mengakibatkan keracunan dan tidak dapat dikonsumsi oleh

manusia.

Page 13: Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

Artikel Mikrobiologi 2014

U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 13

Daftar Pustaka

Daulay. D 1991. Fermentasi Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Fahdiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: Gamedia Pustaka.

Kaewprasert, Pongpakorn and Poosaran, Naiyatat. 2009. Production of Kefir Like

Product from Mixed Cultures of Saccharomyces cerevisiae,

Streptococcus cremoris, and Streptococcus lactis. Asian Journal of Food

and Agro-Industri. Vol. 3. No. 1. ISSN: 1906-2040. Chiang Mai:

Department of Biotechnology, Faculty of Agro-Industri, Chiang Mai

University.

Kurniawan, Ronny. 2008. Pengaruh Konsentrasi Larutan Garam dan Waktu

Fermentasi Terhadap Kwalitas Kecap Ikan Lele. Jurnal Teknik Kimia.

Vol. 2 No. 2. Bandung: Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi

Industri, Institut Teknologi Nasional.

Kurniawan, Ronny; Wulan, Sandra; dan Pranata , Agung Surya. 2007. Pembuatan

Keju dari Kedelai (Soycheese) Secara Batch Mengggunakan Bioreaktor

Tangki Pengaduk. Seminar Tjipto Utomo. ISSN: 16993-17350. Bandung:

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Nasional.

Maloney, Peter. C. 1977. Obligatory Coupling Between Proton Entry and the

Synthesis of Adenosine 5’-Triphosphat in Streptococcus lactis. Journal of

Bacteriology. Vol 132. No2. ISSN: 546-575. Maryland: Department of

Physiology, The John Hopkins University School of Medicine.

Poolman, Bert; Nijssen, Rick, M. J; and Konings, W. N. 1987. Dependence of

Streptococcus lactis Phosphate Transport on Internal Phosphate

Concentration and Internal pH. Journal of Bacteriology. Vol. 169. No.

12. ISSN: 5373-5378. Groningen: Department of Microbiology,

University of Groningen.

Rahmat, Dedi. 2010. Kelenturan Fenotif Bakteri Streptococcus lactis Pada

Berbagai Kondisi Lingkungan. Bandung: Fakultas Peternakan,

Universitas Negeri Padjajaran.

Thompson, John. 1979. Lactose Metabolism in Streptococcus lactis:

Page 14: Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan Makanan

Artikel Mikrobiologi 2014

U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 14

Phosphorylation of Galactose and Glucose Moieties In Vivo. Journal of

Bacteriology. Vol. 140. No. 03. ISSN: 774-785. Palmerston North: New

Zealand Dairy Research Institute.

Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.