Page 1
Artikel Mikrobiologi 2014
U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 1
Mekanisme Peran Streptococcus lactis dalam Olahan
Makanan
Oleh:
Ukfa Nur Udin
E-mail: [email protected]
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
Abstrak:
Mikrobiologi pangan merupakan salah satu disiplin ilmu mikrobiologi
terapan yang mengkaji tentang peran mikroorganisme dalam produksi makanan,
menimbulkan kerusakan, dan keracunan makanan serta peran mikroorganisme
sebagai salah satu sumber makanan manusia. Salah satu jenis bakteri yang sangat
bermanfaat yaitu bakteri Streptococcus lactis. Bakteri tersebut dapat berperan
dalam proses fermentasi olahan makanan seperti keju, mentega, susu, dan kecap.
Dalam tulisan ini akan dibahas tentang: mikrobiologi pangan, keuntungan dan
kerugian mikroba, ciri-ciri bakteri Streptococcus lactis, peranan bakteri
Streptococcus lactis pada olahan makanan, dan kajian religius mengenai
penggunaan bakteri Streptococcus lactis terhadap olahan makanan seperti keju
dan mentega dalam membantu proses fermentasinya.
Streptococcus lactis adalah salah satu mikroorganisme yang
menguntungan. Karena mikroba tersebut mampu membantu pekerjaan manusia
dalam membuat olahan makanan. Mikroba Streptococcus lactis mampu
membantu dalam proses fermentasi olahan makanan, seperti keju, mentega, kecap,
dan susu. Tetapi mikroba Streptococcus lactis dapat merugikan jika dalam
penggunaannya tidak sesuai aturan. Misalnya jika dalam pemakaian
Streptococcus lactis tidak sesuai aturan atau berlebihan, maka akan terjadi
kerugian. Karena produk yang dibuat akan berubah menjadi beracun dan tidak
dapat dikonsumsi oleh manusia.
Kata kunci: Mikrobiologi Pangan, Keju, Mentega, dan Streptococcus lactis.
Page 2
Artikel Mikrobiologi 2014
U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 2
A. Pendahuluan
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat
kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme
disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme dapat menjadi bahan
pangan ataupun mengubah bahan pangan menjadi bentuk lain. Proses yang
dibantu oleh mikroorganisme misalnya melalui fermentasi, seperti keju, mentega,
dan berbagai makanan lain termasuk kecap. Pada masa mendatang diharapkan
peranan mikroorganisme dalam penciptaan makanan baru seperti mikroprotein
dan protein sel tunggal. Mengenal sifat dan cara hidup mikroorganisme juga akan
sangat bermanfaat dalam perbaikan teknologi pembuatan makanan.
Mikrobiologi pangan merupakan salah satu disiplin ilmu mikrobiologi
terapan yang mengkaji tentang peran mikroorganisme dalam produksi makanan,
menimbulkan kerusakan, dan keracunan makanan serta peran mikroorganisme
sebagai salah satu sumber makanan manusia. Banyak sekali produk makanan dan
minuman yang diproduksi melibatkan/memanfaatkan aktivitas mikroorganisme,
seperti keju, mentega, kecap, roti, tape, tempe, anggur, bir, dan sebagainya. Di
satu sisi mikroorganisme sangat bermanfaat untuk produksi makanan dan
minuman namun demikian pada sisi lain mikroorganisme juga yang menimbulkan
kerusakan dan keracunan makanan. Makanan tidak hanya bernilai nutrisional bagi
manusia tetapi juga merupakan media kultur yang ideal untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Makanan dapat menjadi terawetkan melalui fermentasi atau
mengalami kerusakan bergantung pada kehadiran mikroorganisme dan kondisi
penyimpanan.
Mikroorganisme dapat digunakan untuk mengubah bahan baku makanan
menjadi produk-produk yang bermanfaat, seperti anggur, mentega, keju, saus,
kecap, dan bir. Makanan juga dapat berperan sebagai media penularan penyakit,
deteksi dan kontrol patogen. Mikrorganisme yang menimbulkan kerusakan
makanan merupakan bagian yang penting dari mikrobiologi makanan.
Mikroorganisme mempengaruhi makanan mulai dari pengolahan dari produsen
hingga ke konsumen akhir.
Streptococcus lactis adalah salah satu mikroorganisme yang
menguntungkan, karena sangat bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan,
Page 3
Artikel Mikrobiologi 2014
U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 3
seperti pada bidang pangan. Streptococcus lactis dapat bermanfaat dalam
fermentasi makanan seperti keju dan mentega. Ternyata sejenis olahan makanan
yang terkenal seperti keju dan mentega, proses fermentasinya harus dibantu
dengan bakteri seperti Streptococcus lactis.
Pada artikel ini akan dibahas tentang mikrobiologi pangan, keuntungan
dan kerugian mikroba, ciri-ciri bakteri Streptococcus lactis, peranan bakteri
Streptococcus lactis pada olahan makanan, dan kajian religius mengenai
penggunaan bakteri Streptococcus lactis terhadap olahan makanan seperti keju
dan mentega dalam membantu proses fermentasinya.
B. Pembahasan
1. Mikrobiologi Pangan
Bahan makanan terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan
mineral. Bahan makanan merupakan medium pertumbuhan yang baik bagi
berbagai macam mikrobe. Mikrobe juga dapat membusukkan protein,
memfermentasikan karbohidrat, dan menjadikan lemak atai minya yang berbau
tengik. Keberadaan mikrobe pada makanan ada yang tidak berbahaya bagi
manusia, beberapa mikrobe mengakibatkan kerusakan pangan, menimbulkan
penyakit, dan menghasilkan racun. Mikrobe dapat juga menguntungkan, misalnya
menghasilkan produk-produk makanan khusus (Waluyo, 2004).
Menurut Waluyo (2004), ada beberapa alasan mengapa mikrobe penting
dalam bahan makanan, adalah adanya mikrobe, terutama jumlah dan macamnya
dapat menentukan tingkat mutu bahan makanan; mikrobe dapat mebgakibatkan
kerusakan pangan; beberapa mikrobe digunakan untuk membuat produk-produk
pangan khusus; mikrobe dapat digunakan sebagai makanan atau makanan
tambahan bagi manusia dan hewan; dan beberapa penyakit dapat berasal dari
makanan.
Kandungan mikroba pada suatu spesimen pangan dapat memberikan
keterangan yang mencerminkan mutu bahan mentahnya, keadaan sanitasi pada
pengolahan pangan tersebut, serta keefektifan metode pengawetan (Waluyo,
2004). Mikrobiologi pangan merupakan salah satu disiplin ilmu mikrobiologi
terapan yang mengkaji tentang peran mikroorganisme dalam produksi makanan,
Page 4
Artikel Mikrobiologi 2014
U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 4
menimbulkan kerusakan dan keracunan makanan serta peran mikroorganisme
sebagai salah satu sumber makanan manusia.
Banyak sekali produk makanan dan minuman yang diproduksi melibatkan
atau memanfaatkan aktivitas mikroorganisme, seperti roti, tape, tempe, anggur, bir
dan sebagainya. Di satu sisi mikroorganisme sangat bermanfaat untuk produksi
makanan dan minuman namun demikian pada sisi lain mikroorganisme juga yang
menimbulkan kerusakan dan keracunan makanan. Makanan dapat menjadi media
untuk membantu penyebaran berbagai jenis penyakit. Makanan tidak hanya
bernilai nutrisional bagi manusia tetapi juga merupakan media kultur yang ideal
untuk pertumbuhan mikroorganisme. Makanan dapat menjadi terawetkan melalui
fermentasi atau mengalami kerusakan bergantung pada kehadiran mikroorganisme
dan kondisi penyimpanan (Fardiaz, 1992).
Mikroorganisme dapat digunakan untuk mengubah bahan baku makanan
menjadi produk-produk yang bermanfaat, seperti anggur, keju, saus dan bir.
Makanan juga dapat berperan sebagai media penularan penyakit, deteksi dan
kontrol patogen. Mikrorganisme yang menimbulkan kerusakan makanan
merupakan bagian yang penting dari mikrobiologi makanan. Mikroorganisme
mempengaruhi makanan mulai dari pengolahan dari produsen hingga ke
konsumen akhir.
Mikrorganisme dapat menyebabkan penyakit melalui 2 cara ketika
memakan makanan yang terkontaminasi. Seseorang dapat terinfeksi melalui
patogen berperantara makanan, kemudian tumbuh dalam tubuh yang
bersangkutan. Pada kasus yang lain, komponen toksik dibentuk ketika
mikroorganisme tumbuh dalam makanan sebelum dicerna dengan
memperlihatkan gejala-gejala penyakit setelah dikonsumsi. Kontaminasi oleh
mikroorganisme penyebab penyakit dapat terjadi pada saat tertentu ketika
pengolahan makanan.
2. Keuntungan dan Kerugian Mikroba
Kehadiran mikroba pada bahan pangan dapat mendatangkan keuntungan
dan dapat pula mendatangkan kerugian. Mikroba mendatangkan keuntungan
dalam bahan pangan akibat kehadirannya baik secara langsung maupun tidak
Page 5
Artikel Mikrobiologi 2014
U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 5
langsung mendatangkan keuntungan. Berbagai jenis makanan hasil fermentasi,
seperti keju dan mentega telah dikenal lama dan melengkapi menu makanan
sehari-hari. Makanan tersebut diolah dengan cara fermentasi dengan
menggunakan mikroba seperti Streptococcus lactis. Proses fermentasi merupakan
proses unik yang dilakukan oleh mikroba yakni cepat, murah, amat hemat energi,
dan nilai organoleptik rata-rata sesuai dengan selera. Selain itu, mikroba juga
berperan dalam peningkatan nilai gizimakanan, pengadaan bau dan rasa pada
makanan, dan dalam perubahan warna pada makanan.
Mikroba dalam makanan mendatangkan kerugian apabila kehadirannya
merubah nilai organoeleptik yang tidak dikehendaki, menurunkan berat atau
volume, menurunkan nilai gizi, merubah bentuk dan susunan senyawa, serta
menghasikan racun atau toksin yang membahayakan. Oleh karena itu, sejak bahan
baku, selama proses, selama penyimpanan harus selalu diusahakan untuk tidak
dikenali mikroba-mikroba yang jahat atau yang merugikan. Kerusakan yang
paling umum terjadi pada bahan makanan adalah pembusukan.
3. Ciri-ciri Streptococcus lactis
Streptococcus lactis merupakan bakteri yang biasanya berkembang biak di
tempat pemerahan susu sapi. Bermanfaat dalam kadar yang sesuai untuk
fermentasi susu. Namun jika jumlahnya terlalu banyak dapat merugikan karena
membuat susu menjadi asam dan tidak dapat di konsumsi manusia.
Streptococci baik yang sapropit maupun parasit terdapat dalam susu,
karena merupakan lingkungan alami yang sesuai. Dalam susu terdapat sumber
karbohidrat, protein, vitamin, lemak , dan mineral yang dibutuhkan untuk hidup
bakteri. Di alam yang merupakan reservoar Streptococci adalah dalam tumbuhan
hijau, karena produksi susu ber-kaitan dengan penggunaan hijauan maka
kontaminasi Streptococci pada susu banyak terjadi terutama pada proses
pemerahan dengan tangan. Karena sering terdapat dalam susu, Streptococci
merupakan genus pertama dari mikroorganisme yang mendapat perhatian dan
diteliti para bacteriologist.
Dari hasil-hasil penelitian, isolat Streptococci dikelompokan kedalam
empat grup yaitu Pyogenic, Viridans, Enterococcus dan Lactic. Kemampuan
Page 6
Artikel Mikrobiologi 2014
U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 6
Streptococcus lactis dalam memfermentasi lactosa dan menghasilkan asam,
menjadikannya berperan penting dalam fermentasi pangan terutama produk susu
(Thompson, 1979).
Pada pembuatan keju berfungsi untuk memadatkan dan menstabilkan
dadih dengan menggumpalkan protein. Streptococcus lactis menghambat
pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan dan bakteri patogen dengan
menurunkan pH, selain itu berperan dalam tekstur dan aroma khas dalam
beberapa produk. Pada bidang rekayasa genetik, bakteri asam laktat
memungkinkan untuk berperan penting dalam berbagai aplikasi, diantaranya
pembuatan vaksin, hormon, cloning, menghasilkan anti bodi spesifik untuk
melawan sel kanker, meningkatkan produksi antibiotik dan memproduksi feed
aditif untuk ternak dalam jumlah besar. Karakteristik Streptococcus lactis
diantaranya adalah dapat tumbuh pada pH 9.2, temperatur optimum 30oC namun
masih dapat tumbuh pada 40oC serta tumbuh pada media yang mengandung 4%
NaCl (Rahmat, 2010).
4. Peranan Streptococcus lactis terhadap olahan makanan
Bakteri pada umumnya adalah heterotrof. Namun, ada juga bakteri
yang autotrof, seperti bakteri kemosintetik. Bakteri ini mendapat energi
melalui reaksi kombinasi oksigen dengan molekul anorganik, seperti sulfur,
nitrit, atau ammonia(Maloney, 1977).
Beberapa bakteri juga memiliki kemampuan untuk memecah
selulosa, komponen utama pembentuk dinding sel tumbuhan. Terdapat bakteri
yang memiliki simbiosis (hubungan hidup bersama) dengan mamalia
ruminansia (memamah biak, seperti sapi, kambing, domba). Bakteri ini hidup di
saluran pencernaan hewan memamah biak dan membantu mencerna
makanan berserat seperti rerumputan yang tidak dapat dicerna sendiri oleh
hewan tersebut. Simbiosis bakteri ini juga terdapat di dalam pencernaan
Anda. Bakteri Streptococcus lactis menguraikan makanan yang tidak dapat
tercerna dan mensintesis vitamin seperti vitamin K dan B12 (Poolman, dkk.
1987).
Jenis bakteri streptococcus yang biasanya digunakan dalam makanan
Page 7
Artikel Mikrobiologi 2014
U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 7
adalah Streptococcus lactis. Bakteri ini berperan dalam pembuatan mentega, keju
dan yoghurt. Pada pembuatan yoghurt, bakteri Streptococcus bekerjasama dengan
bakteri Lactobacillus. Bakteri Lactobacillus berperan dalam pembentukan aroma
yoghurt, sedangkan bakteri Streptococcus lactis berperan dalam pembentukan
rasa yoghurt.
Pada pembuatan mentega dan keju, bakteri Streptococcus lactis diperlukan
untuk menghasilkan asam laktat. Pada pembuatan keju, asam laktat dapat
menghasilkan gumpalan susu berbentuk seperti tahu. Gumpalan ini kemudian
dipadatkan dan diberi garam. Garam berfungsi untuk mempercepat proses
pengeringan, penambah rasa dan pengawet. keju diperam untuk dimatangkan
selama sekitar 4 minggu. Selama proses pemeraman inilah, citarasa dan tekstur
dari keju terbentuk.
Pada proses pembuatan keju, memerlukan beberapa langkah, seperti
persiapan bakteri starter dan proses pembuatan. Pada saat melakukkan preparasi
bakteri starter, semua alat yang akan digunakan harus di terilisasi terlebih dahulu.
Tujuan sterilisasi ini adalah untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme yang
tidak diinginkan selama proses penumbuhan bakteri starter, serta untuk
mematikan semua mikroorganisme yang terdapat pada alat yang akan digunakan
dalam penumbuhan bakteri starter. Teknik sterilisasi yang digunakan dalah teknik
sterilisasi panas lembab yaitu pemansan dengan menggunakan uap air. Salah satu
cara sterlisasi panas lembab adalah dengan menggunakan autoclave. Alasan
penggunaan sterilisasi panas lembab ini adalah uap jenuh yang ada mampu
membunuh semua vegetatif mikroorganisme dalam waktu 0,5 menit. Uap jenuh
mampu membunuh spora vegetatif yang tahan terhadap panas tinggi.
Tahap selanjutnya adalah penumbuhan bakteri Streptococcus lactis dalam
suatu media. Jenis media yang digunakan adalah media panthothenat broth. Media
ini dibuat dari campuran glukosa, natrium asetat dan ekstrak ragi. Adapun fungsi
dari bahan tersebut adalah sebagi nutrisi bagi pertumbuhan bakteri. Karena salah
satu syarat media dalam penumbuhan bakteri adalah harus ada campuran nutrisi
yang dapat menyebabkan bakteri tersebut dapat tumbuh dan membelah secara
efektif. Beberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri,
antara lain suhu, kelembaban, cahaya, pH dan nutrisi (Poolman, dkk. 1987).
Page 8
Artikel Mikrobiologi 2014
U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 8
Apabila faktor-faktor tersebut memenuhi syarat untuk pertumbuhan bakteri secara
optimum, maka bakteri dapat tumbuh dan berkembangbiak. Setelah bakteri
diinkubasi dalam media panthothenat broth, warna cokelat dari media
panthothenat broth akan menjadi lebih pekat. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri
telah tumbuh dalam media.
Prinsip pembuatan keju adalah bahwa protein dalam keju mengalami
flokulasi dan mengikutkan 90% lemak susu dalam pengolahan. Keju dapat dibuat
dengan mengendapkan protein menggunakan suatu asam. Asam tersebut dapat
dihasilkan oleh bakteri atau asam yang ditambahkan. Apabila menggunakan asam,
dapat digunakan asam asetat, asam laktat, asam sitrat dan dapat pula digunakan
asam alami seperti sari buah sitrun. Susu dipanaskan 80-90ºC dan asam
ditambahkan berupa tetesan sambil dilakukan pengadukan sampai massa terpisah,
setelah curd ditiriskan, dapat diproses lebih lanjut. Teknik dan variasi pembuatan
keju dapat dilakukan/dikembangkan menurut kreativitas yang tak terbatas.
Misalnya dengan penambahan biji-bijian, herba, minuman beralkohol, potongan
buah-buahan dan pewarna ke dalam curd. Pewarna yang digunakan biasanya
adalah merah annatto. Penambahan garam ke dalam keju biasanya adalah untuk
menurunkan kadar air dan sebagai pengawet (Daulay, 1991).
Menurut Daulay (1991), seluruhnya memiliki prinsip dasar yang sama
dalam proses pembuatannya, yaitu:
a. pasteurisasi susu: dilakukan pada susu 70°C, untuk membunuh seluruh bakteri
pathogen,
b. pengasaman susu. Tujuannya adalah agar enzim rennet dapat bekerja optimal.
Pengasaman dapat dilakukan dengan penambahan lemon jus, asam tartrat,
cuka, atau bakteri Streptococcus lactis. Proses fementasi oleh streptococcus
lactis akan mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat sehingga derajat
keasaman (pH) susu menjadi rendah dan rennet efektif bekerja,
c. penambahan enzim rennet. Rennet memiliki daya kerja yang kuat, dapat
digunakan dalam konsentrasi yang kecil. Perbandingan antara rennet dan susu
adalah 1:5.000. Kurang lebih 30 menit setelah penambahan rennet ke dalam
susu yang asam, maka terbentuklah curd. Bila temperatur sistem dipertahankan
40 derajat celcius, akan terbentuk curd yang padat. Kemudian dilakukan
Page 9
Artikel Mikrobiologi 2014
U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 9
pemisahan curd dari whey, dan
d. pematangan keju (ripening). Untuk menghasilkan keju yang berkualitas,
dilakukan proses pematangan dengan cara menyimpan keju ini selama periode
tertentu. Dalam proses ini, mikroba mengubah komposisi curd, sehingga
menghasilkan keju dengan rasa, aroma, dan tekstur yang spesifik. Hal ini
dipengaruhi oleh kondisi penyimpangan seperti temperatur dan kelembaban
udara di ruang tempat pematangan. Dalam beberapa jenis keju, bakteri dapat
mengeluarkan gelembung udara sehingga dihasilkan keju yang berlubang-
lubang.
Mentega adalah massa bersifat plastis dengan kandungan utamanya lemak
susu yang dibuat dari susu yang diperkaya dengan krim. Biasanya digunakan
sebagai olesan roti dan biskuit, sebagai perantara lemak di beberapa resep roti dan
masakan, dan terkadang bahan untuk menggoreng. Pengganti mentega ialah
margarin, yang biasanya lebih murah, dan memiliki sedikit lemak dan kolesterol.
Kandungan lemaknya berkisar 82-84%, air 14-16%, dan bahan padatan lainnya
(bahan lemak). Mentega dipasarkan dalam krim manis (sweet cream butter) atau
krim asam (sour cream butter). Perbedaan antara keduanya adalah cara
pembuatnnya. Pada pembuatan mentega manis tidak dilakukan penambahan
bakteri pembentuk aroma dan pembentuk asam lemak, sedangkan pada mentega
asam dilakukan penambahan kedua jenis bakteri tersebut.
Dari segi pembuatannya, mentega merupakan produk paling sederhana
dalam kelompoknya. Krim susu dipekatkan dari 30-32% menjadi 30-40% sesuai
dengan komposisi produk akhir yang diinginkan. Pangadukan krim ini mengubah
emulsi minyak dalam air menjadi tipe air dalam minyak. Pada pembuatan
mentega, mikroorganisme yang digunakan adalah Streptococcus lactis dan
Leuconostoc cremoris yang membantu proses pengasaman. Setelah itu, susu
ditambah dengan cita rasa tertentu, kemudian lemak mentega dipisahkan.
Pengadukan lemak mentega menghasilkan mentega yang siap santap.
Kedelai merupakan tumbuhan serba guna. Pemanfaatan utama kedelai
adalah bijinya. Biji kedelai kaya akan protein dan beberapa gizi penting lainnya
seperti vitamin dan lesitin. Olahan kedelai dapat dibuat menjadi tahu, bermacam-
Page 10
Artikel Mikrobiologi 2014
U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 10
macam saus penyedap, tempe, tepung kedelai, minyak kedelai, dan susu kedelai.
Susu kedelai dapat dijadikan keju kedelai atau biasa disebut soycheese. Soycheese
dapat dibuat secara fermentasi, yaitu salah satu metode bioteknologi konvensional
dengan menggunakan bakteri asam laknat seperti Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus lactis (Kurniawan, dkk: 2007).
Selain membantu dalam proses fermentasi susu, keju dan mentega, bakteri
Streptococcus lactis juga berperan dalam proses fermentasi produk kecap. Pada
proses pembuatan kecap ikan Lele ini mempunyai prinsip yang sama dalam
pembuatan kecap dari kedelai, yaitu menguraikan protein dalam bahan baku
menjadi asam amino. Pada pembuatan kecap dari ikan Lele ini meliputi 2 tahap,
dimana kedua tahap tersebut adalah hidrolisa enzimatis dengan bantuan enzim
bromelin yang diperoleh dari buah nanas dan fermentasi larutan garam dengan
menggunakan bakteri asam laktat Streptococus lactis (Kurniawan, 2008).
Salah satu dari bantuan fermentasi produk susu adalah kefir. Kefir, sebagai
asal minuman susu fermentasi sangat tua dan tanggal kembali ke
domestikasi mamalia tertentu seperti sapi, kambing dan domba. Hal ini aman
untuk berasumsi bahwa jenis pertama dari produk yang dibuat secara tidak
sengaja oleh fermentasi susu, yang disimpan pada suhu kamar. Karena variasi
dalam kondisi iklim dan lingkungan di berbagai bagian dunia, strain tertentu
mikroorganisme menjadi dominan dalam produk ini dan, sebagai Akibatnya, tipe
tertentu dari fermentasi berkembang dan menjadi berbeda dengan yang diberikan
wilayah. Dengan demikian, kefir merupakan salah satu minuman fermentasi susu
tertua, dan teknologi produksi dan penggunaan tertentu kultur starter telah
dikembangkan selama berabad-abad (Kaewprasert dan Poosaran, 2009).
5. Kajian Religius
Allah menciptakan jasad-jasad renik di dunia ini sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Meskipun makhluk yang sangat kecil, tetapi mikroorganisme
memilki peranan penting bagi manusia terutama untuk meningkatkan produk
pangan. Sebagaimana dengan firman Allah dalam :
a. Al-Furqon (25) : ayat 2
“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
Page 11
Artikel Mikrobiologi 2014
U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 11
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan
dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya.”
Maksud dari ayat tersebut ialah: Segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-
Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan
naluri, sifat-sifat, dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
b. Al-Maaidah (5) : ayat 87
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang
baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas.”
Maksud dari ayat tersebut ialah : makanlah yang halal dan jangan sampai
melampui batas, jika sampai melampui batas kita akan mengalami kerugian
bagi tubuh kita sendiri.
c. Al-Baqarah (2) : ayat 173
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.
Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Maksud dari ayat tersebut ialah : makanlah yang halal dan jangan sampai
melampui batas, jika sampai melampui batas kita akan mengalami kerugian
bagi tubuh kita sendiri tetapi tidak ada dosa bagi kita, asalkan jangan makan
makanan yang haram seperti bangkai dan daging babi.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Streptococcus lactis memang sangat bermanfaat untuk manusia terutama
pada bahan pangan. Bakteri Streptococcus lactis dapat berperan mengguntungkan,
karena bakteri tersebut dapat membantu proses fementasi pada olahan makanan
seperti keju, mentega, susu, dan kecap. Tentunya proses fermentasinya tidak
dilakukan sendiri oleh bakteri Streptococcus lactis. Karena semuanya butuh
Page 12
Artikel Mikrobiologi 2014
U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 12
proses yang lebh teliti. Jika tidak teliti, maka olahan makanan dapat
terkontaminasi oelh bakteri jahat dan dapat merugikan, karena olahan makanan
akan rusak atau membusuk, bahkan beracun.
2. Saran
Terdapat beberapa saran dalam tulisan ini seperti pemaparan berikut ini.
Ketika memakai bakteri Streptococcus lactis harus melakukannya dengan cara
yang steril dan sesuai aturan. Jangan sampai berlebihan memakai bakteri
tersebut, karena dapat mengakibatkan keracunan dan tidak dapat dikonsumsi oleh
manusia.
Page 13
Artikel Mikrobiologi 2014
U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 13
Daftar Pustaka
Daulay. D 1991. Fermentasi Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Fahdiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: Gamedia Pustaka.
Kaewprasert, Pongpakorn and Poosaran, Naiyatat. 2009. Production of Kefir Like
Product from Mixed Cultures of Saccharomyces cerevisiae,
Streptococcus cremoris, and Streptococcus lactis. Asian Journal of Food
and Agro-Industri. Vol. 3. No. 1. ISSN: 1906-2040. Chiang Mai:
Department of Biotechnology, Faculty of Agro-Industri, Chiang Mai
University.
Kurniawan, Ronny. 2008. Pengaruh Konsentrasi Larutan Garam dan Waktu
Fermentasi Terhadap Kwalitas Kecap Ikan Lele. Jurnal Teknik Kimia.
Vol. 2 No. 2. Bandung: Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi
Industri, Institut Teknologi Nasional.
Kurniawan, Ronny; Wulan, Sandra; dan Pranata , Agung Surya. 2007. Pembuatan
Keju dari Kedelai (Soycheese) Secara Batch Mengggunakan Bioreaktor
Tangki Pengaduk. Seminar Tjipto Utomo. ISSN: 16993-17350. Bandung:
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Nasional.
Maloney, Peter. C. 1977. Obligatory Coupling Between Proton Entry and the
Synthesis of Adenosine 5’-Triphosphat in Streptococcus lactis. Journal of
Bacteriology. Vol 132. No2. ISSN: 546-575. Maryland: Department of
Physiology, The John Hopkins University School of Medicine.
Poolman, Bert; Nijssen, Rick, M. J; and Konings, W. N. 1987. Dependence of
Streptococcus lactis Phosphate Transport on Internal Phosphate
Concentration and Internal pH. Journal of Bacteriology. Vol. 169. No.
12. ISSN: 5373-5378. Groningen: Department of Microbiology,
University of Groningen.
Rahmat, Dedi. 2010. Kelenturan Fenotif Bakteri Streptococcus lactis Pada
Berbagai Kondisi Lingkungan. Bandung: Fakultas Peternakan,
Universitas Negeri Padjajaran.
Thompson, John. 1979. Lactose Metabolism in Streptococcus lactis:
Page 14
Artikel Mikrobiologi 2014
U k f a N u r U d i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 14
Phosphorylation of Galactose and Glucose Moieties In Vivo. Journal of
Bacteriology. Vol. 140. No. 03. ISSN: 774-785. Palmerston North: New
Zealand Dairy Research Institute.
Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.