This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
NURSING CARE PATIENT WITH NAPZA AND HIV/AIDS
“Mekanisme Kerusakkan Otak Akibat NAPZA”
KELOMPOK 6
Desmi Nurfianti
Desyiani Bakhri
Diana Restika
Mariska Wulandari
Siska Afrilina
Sty Fani
Trifuji Rahmi Zalni
Yulita Situngkir
Dosen Pembimbing : Ns. Ira Erwina, M.kep, Sp. Kep. J
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Asuhan Keperawatan pada
pasien dengan NAPZA dan HIV/AIDS yang berjudul, “Mekanisme Kerusakkan Otak
Akibat NAPZA”
Makalah yang berjudul “Mekanisme Kerusakkan Otak akibat NAPZA” ini
membahas pengaruh NAPZA terhadap fungsi otak dan manifestasi yang muncul
akibat gangguan pada otak tersebut.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu
Ns. Ira Erwina, M.kep, Sp. Kep. J, teman-teman A10 Ganjil, seta orangtua penulis
yang telah memberikan dorongan dan ide-ide kreatif sehingga makalah ini dapat
terbentuk.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak untuk perbaikan di kemudian hari.
Padang, 30 January 2013
Penulis
Mekanisme Kerusakan Otak akibat NAPZA kelompok 6 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………. . 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………… . 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………….. . 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….. 4
1.3 Tujuan………………………………………………………... . 4
BAB II ISI
2.1 Prinsip Transmisi Informasi pada Saraf Otak……………….. . 5
2.2 Pengaruh NAPZA terhadap Fungsi Otak……………………. . 8
Opiat ( Heroin, Morfin)………………………………. . 8
Ganja…………………………………………………. 10
Amfetamin (shabu, kokain…………………………... 11
Alkohol………………………………………………. 17
Inhalant………………………………………………. 20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………... 22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 23
Mekanisme Kerusakan Otak akibat NAPZA kelompok 6 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa
disebut narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia
pengobatan. Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan
pengawasan yang seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat
membahayakan kesehatan bahkan jiwa pemakainya.
Dampak narkoba, jika disalahgunakan, memang sangatlah berbahaya
bagi manusia. Narkoba dapat merusak kesehatan manusia baik secara fisik,
emosi, maupun perilaku pemakainya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh NAPZA terhadap fungsi otak?
Manifestasi apa yang timbul akibat gangguan pada fungsi otak akibat
NAPZA?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, sebagai berikut :
Untuk mengetahui pengaruh NAPZA terhadap fungsi otak
Untuk mengetahui manifestasi apa yang timbul akibat gangguan fungsi
otak akibat NAPZA
Mekanisme Kerusakan Otak akibat NAPZA kelompok 6 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Transmisi Informasi pada Saraf Otak
Otak adalah koleksi yang sangat rumit dari sel-sel yang dikenal
sebagai neuron atau (lebih informal) saraf. Setiap kali berpikir kita tentang
sesuatu, merasakan sesuatu atau melakukan sesuatu, apa yang terjadi pada
tingkat otak adalah bahwa berbagai neuron mengirimkan informasi untuk satu
sama lain tentang apa yang kita pikirkan, merasakan atau melakukan. Hal ini
pada tingkat ini komunikasi antar-neuron yang obat yang paling memiliki efek
mereka.
Sebuah neuron yang diberikan adalah sel kurus panjang. Memiliki tiga
bagian utama yaitu dendrit, inti, dan akson. Informasi mengalir melalui neuron
dimulai pada dendrit dan berakhir di bagian terminal akson (dikenal sebagai
tombol). Neuron menerima informasi melalui struktur cabang-seperti yang
disebut dendrit. Sebagai neuron tumbuh, dendrit mereka menjangkau dan
melakukan kontak dengan akson neuron yang berdekatan. bagian input dari
neuron yang diberikan, kemudian, membuat kontak dengan bagian output dari
neuron lainnya. Sinyal yang berasal dari akson berkumpul banyak pada dendrit
neuron lain. Beberapa sinyal masuk (sinyal rangsang) menceritakan neuron
untuk mengaktifkan sendiri, sementara yang lain (sinyal penghambatan)
memberitahu neuron untuk tetap pasif. Ketika jumlah sinyal rangsang semakin
besar maka jumlah sinyal penghambatan, neuron 'mengaktifkan', yang berarti,
sinyal kimia-listrik yang dihasilkan di bagian atas neuron, dan membuat jalan
semua jalan ke bawah akson sampai hits tombol terminal. Sinyal pada tombol
terminal dijemput oleh dendrit neuron lain, dan proses berulang.
Mekanisme Kerusakan Otak akibat NAPZA kelompok 6 5
Sifat dari bagaimana sinyal berpindah dari satu neuron ke lain adalah
sangat penting. Walaupun neuron berbicara satu sama lain melalui akson
mereka saling berhubungan dan dendrit, tidak ada kontak fisik antara tombol
terminal satu neuron, dan dendrit lain. Sebaliknya, antara akson dan dendrit
adalah sebuah ruang atau gap, yang disebut 'sinaps'. Ketika sinyal kimia-elektrik
dari neuron diaktifkan mencapai tombol terminal, berhenti sinyal listrik, dan
rasul kimia yang dikenal sebagai 'neurotransmitter' yang diperkenalkan ke
dalam sinaps. Bahan kimia neurotransmiter mengapung di sinaps dan terhubung
dalam mode lock-dan-key dengan struktur protein yang dikenal sebagai
'reseptor' yang tertanam di dinding dendrit dari neuron penerima. Ini adalah
kehadiran membuka 'kunci' neurotransmitter 'kunci' reseptor pada permukaan
dendrit dari neuron post-sinaptik (dan tidak ada sinyal listrik yang melompat
sinaps) yang menggairahkan atau menghambat neuron post-sinaptik menjadi
mengaktifkan atau tidak.
Setelah beberapa saat pendek di sinapsis, neurotransmiter yang telah
dirilis adalah mengingat kembali ke tombol terminal dalam proses yang disebut
"re-uptake" sehingga mereka tersedia harus neuron perlu api lagi.
Neurotransmiter
Ada berbagai bahan kimia dalam otak yang berfungsi sebagai
neurotransmitter, kecuali segelintir kecil melakukan sebagian besar pekerjaan.
Neurotranmitter Yang Dilakukan Obat yang mempengaruhinya
Dopamin Terlibat dalam peraturan
gerakan, penghargaan dan
hukuman, kesenangan,
energi
Setiap obat yang mempengaruhi
perasaan senang, termasuk
Kokain, Amphetamine, opiat,
ganja, heroin dan PCP
Epinephrine (juga
disebut Adrenalin)
rangsang neurotransmitter
yang terlibat dalam gairah
Mekanisme Kerusakan Otak akibat NAPZA kelompok 6 6
dan kewaspadaan
Norepinefrin (juga
disebut
noradrenalin)
Terlibat dalam gairah dan
kewaspadaan, energi dan
perasaan senang
Stimulan
Serotonin Terlibat dalam peraturan
suasana hati dan impulsif
Alkohol, halusinogen, Stimulan,
Anti-depressants
Asetilkolin Hambat neurotransmitter
yang terlibat dalam
gerakan, fungsi memori,
motivasi dan tidur
PCP dan halusinogen,
Marijuana, Stimulan
GABA (Gamma
Acid aminobutyric)
Hambat neurotransmitter
yang terlibat dalam gairah,
penilaian dan impulsif
Obat depresan, Marijuana
Glutamat Rangsang neurotransmiter
Endorfin Zat terlibat dalam
menghilangkan rasa sakit
dan penghargaan /
hukuman
Opioid, depressants
2.2 Pengaruh NAPZA terhadap Fungsi Otak
Mekanisme Kerusakan Otak akibat NAPZA kelompok 6 7
Golongan Opiat ( Morvin, Heroin)
Heroin merupakan turunan dari opium/opioda, candu mentah yang
sifatnya menghilangkan rasa sakit, nyeri, tingkat kecanduannya sangat tinggi.
Opioda terbagi 2 macam :
a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.
b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin
Efek dari heroin seperti mengalami euforia, panas pada kulit, mulut
kering, anggota badan terasa berat dan fungsi mental terganggu karena depresi
susunan saraf pusat. Orang yang ketergantungan pada heroin akan
menimbulkan kesan negatif seperti rasa mual disebabkan oleh efek euforia
yang berlebihan dan jika seseorang mengalami putus obat akan mengalami
reaksi fisik dan psikologis yang tidak menyenangkan. Saat gejala putus obat
terjadi, akan terjadi penyakit yang berupa flu berat dengan mata selalu berair,
hidung meler, demam tinggi, denyut jantung meningkat dan menganggu
metabolisme serta menyebabkan rasa sakit pada setiap anggota tubuh, dan
mungkin menimbulkan delirium dan halusinasi (Preda, 2011).
Efek ke sistem Susunan saraf pusat
1. Analgesia
Khasiat analgetik didasarkan atas 3 faktor:
- Meningkatkan ambang rangsang nyeri
- Mempengaruhi emosi bagi si pemakai, karna kandungan morfin dapat
mengubah reaksi yang timbul menyertai rasa nyeri pada waktu
penderita merasakan rasa nyeri. Setelah pemberian obat penderita
masih tetap merasakan (menyadari) adanya nyeri, tetapi reaksi
khawatir takut tidak lagi timbul. Efek obat ini relatif lebih besar
mempengaruhi komponen efektif (emosional) dibandingkan sensorik
- Memudahkan timbulnya tidur
Mekanisme Kerusakan Otak akibat NAPZA kelompok 6 8
2. Eforia
Pemberian morfin pada penderita yang mengalami nyeri, akan
menimbulkan perasaan eforia dimana penderita akan mengalami perasaan
nyaman terbebas dari rasa cemas. Sebaliknya pada dosis yang sama besar
bila diberikan kepada orang normal yang tidak mengalami nyeri, sering
menimbulkan disforia berupa perasaan khawatir disertai mual, muntah,
aktivitas fisik berkurang dan ekstrimitas terasa berat.
3. Sedasi
Pemberian morfin dapat menimbulkan efek mengantuk dan
lethargi. Kombinasi morfin dengan obat yang berefek depresi sentral
seperti hipnotik sedatif akan menyebabkan tidur yang sangat dalam.
4. Pernafasan
Pemberian morfin dapat menimbulkan depresi pernafasan, yang
disebabkan oleh inhibisi langsung pada pusat respirasi di batang otak.
Depresi pernafasan biasanya terjadi dalam 7 menit setelah ijeksi
intravena atau 30 menit setelah injeksi subkutan atau intramuskular.
Respirasi kembali ke normal dalam 2-3 jam
5. Pupil
Pemberian morfin secara sistemik dapat menimbulkan miosis.
Miosis terjadi akibat stimulasi pada nukleus Edinger Westphal N. III
6. Mual dan muntah
Disebabkan oleh stimulasi langsung pada emetic chemoreceptor
trigger zone di batang otak
Ganja
Merupakan tanaman yang tumbuh didaerah tropis yang sifatnya
“halusinogen” yang dapat memperlambat cara kerja sistem saraf pusat otak.
Sebutan lain dari ganja cimenk, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass,
bhang.Berasal dari tanaman kanabis sativa. Mengandung zat kimia yang dapat
mempengaruhi perasaan penglihatan serta pendengaran.
Mekanisme Kerusakan Otak akibat NAPZA kelompok 6 9
Cara penggunaan : dihisap dengan cara digulung menggunakan campuran
tembakau dan berbentuk seperti gulungan rokok atau dengan menggunakan pipa
rokok.
Studi terbaru yang dilakukan peneliti Inggris menemukan bahwa
marijuana alias ganja dapat menyebabkan gangguan konsentrasi dan memori
yang serupa dengan yang terjadi pada orang dengan skizofrenia.
Dalam studi tersebut, peneliti mengukur aktivitas listrik dari ratusan neuron
dalam otak tikus yang diberikan obat yang meniru efek dari ganja, yaitu bahan
psikoaktif yang terdapat pada ganja.
Efek obat pada wilayah otak individu cukup halus namun benar-benar
mengganggu koordinasi gelombang otak di hipokampus dan korteks prefrontal.
Kedua struktur otak tersebut penting untuk memori dan pengambilan keputusan,
serta memainkan peran kunci dalam skizofrenia.
Menurut Matt Jones, temuan ini penting untuk pemahaman tentang penyakit
kejiwaan, yang mungkin timbul sebagai konsekuensi dari 'ketidakteraturan otak'
dan bisa diobati dengan menyetel ulang aktivitas otak.
Penelitian yang dilakukan Steven Laviolette di University of Western
Ontario, Kanada menunjukkan bahwa aktivitas di otak amigdala basolateral
terlibat dalam pengaruh ganja terhadap paranoia. Hal tersebut berarti ganja
sebenarnya meningkatkan rasa takut yang menyebabkan otak melompat pada
pengalaman tertentu yang berhubungan dengan rasa takut. Mekanisme kerja
ganja tersebut dengan menonaktifkan aktivitas di wilayah yang disebut korteks
prefrontal sebelum mengeksposnya terhadap kejutan. Korteks prefrontal
merupakan tingkat otak yang lebih tinggi dan merupakan daerah yang terlibat
dalam fungsi eksekutif seperti perencanaan, pengambilan keputusan, tanggapan,
mengendalikan, dan impuls.
Peneliti dari Universitas Melbourne, Australia, menemukan bahwa
hipokampus dan amygdala (salah satu bagian di otak), berukuran lebih kecil
Mekanisme Kerusakan Otak akibat NAPZA kelompok 6 10
pada pengguna ganja berat dibandingkan dengan mereka yang tidak
mengkonsumsi ganja. Reduksi volume rata-rata berkisar 12% di hipokampus
dan 7,1% di amygdala. Penggunaan ganja juga berkaitan dengan gejala dari
gangguan psikotik. Namun mekanisme belum jelas karena ini adalah penelitian
pertama mengenai efek dari ganja dalam jumlah dan jangka waktu yang lama
yang dapat mengakibatkan reduksi dari volume hipokampus. Di dalam
penelitian itu, disetujui bahwa penggunaan ganja yang meningkat juga dapat