ENDOKRIN-METABOLIK 1. DM Tipe II (4 A) Kriteria diagnosa 1. Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L). 2. Gejala Klasik DM+ Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl 3. KGD 2 jam post TTGO ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L) 4. HBA1c ≥ 6.5 % Kriteria gangguan toleransi glukosa Toleransi Glukosa Terganggu / TGT Kadar Glukosa 2 jam setelah TTGO : 140- 199 mg/dL (7,8-11,0 mmol/L) Glukosa Darah Puasa Terganggu ( GTPT ) Kadar Glukosa Puasa : 100 -125 mg/dL (5,6– 6,9 mmol/L) dan TTGO gula darah 2 jam < 140 mg/dL Penatalaksanaan - Ingat 4 pilar tatalaksana DM - Setelah terdiagnosis, mulai dengan METFORMIN, perbaiki gaya hidup, diet, dan olahraga. - Untuk pemantauan, diperiksa HbA1C setiap 3 bulan. Target <7% - Bila metformin dosis maksimal belum mencapai target, dapat ditambahkan golongan obat lain (mis. Sulfonilurea) atau long-acting insulin. masih belum mencapai target, insulin dapat diintensifkan. Farmakologi - R / Glibenclamid 5 mg no.XX (dosis 2,5-15mg) S I dd tab ½ (pagi) - R/ Metformin 500 mg tab no.XX (dosis 250 -3000mg) S 3 dd tab I Ac - R / Acarbose 50 mg tab no.XX (dosis 10 -300 mg) S 3 dd tab I Edukasi Medical Pocket |dr.Yanuar Rifki A 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ENDOKRIN-METABOLIK
1. DM Tipe II (4 A) Kriteria diagnosa
1. Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L).
2. Gejala Klasik DM+ Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl3. KGD 2 jam post TTGO ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L)4. HBA1c ≥ 6.5 %
Kriteria gangguan toleransi glukosa
Toleransi Glukosa Terganggu / TGT
Kadar Glukosa 2 jam setelah TTGO : 140-199 mg/dL (7,8-11,0 mmol/L)
Glukosa Darah Puasa Terganggu ( GTPT )
Kadar Glukosa Puasa : 100 -125 mg/dL (5,6– 6,9 mmol/L) dan TTGO gula darah 2 jam < 140 mg/dL
Penatalaksanaan
- Ingat 4 pilar tatalaksana DM- Setelah terdiagnosis, mulai dengan METFORMIN, perbaiki gaya hidup, diet, dan
olahraga.- Untuk pemantauan, diperiksa HbA1C setiap 3 bulan. Target <7%- Bila metformin dosis maksimal belum mencapai target, dapat ditambahkan
golongan obat lain (mis. Sulfonilurea) atau long-acting insulin. masih belum mencapai target, insulin dapat diintensifkan.
Farmakologi- R / Glibenclamid 5 mg no.XX (dosis 2,5-15mg)
S I dd tab ½ (pagi)
- R/ Metformin 500 mg tab no.XX (dosis 250 -3000mg) S 3 dd tab I Ac
- R / Acarbose 50 mg tab no.XX (dosis 10 -300 mg) S 3 dd tab I Edukasi
- Edukasi tentang modifikasi gaya hidup(diet DM & aktifitas jasmani)
- Pemberian obat jangka panjang dengan kontrol teratur setiap 2 minggu/1 bulan.
- Jelaskan kemungkinan efeksamping obat ( hipoglikemia).
|dr.Yanuar Rifki A 1
2. Hipoglikemi (4A) Definisi :Keadaan dimana kadar glukosa darah <60 mg/dL, atau dengan gejala klinis dan kadar glukosa darah <80 mg.Gejala KlinisTrias Wirple
1. Gejala yang konsisten dengan hipoglikemia2. Kadar glukosa plasma rendah3. Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma meningkat
Kriteria Diagnosa1. Kadar glukosa darah > 250 mg/dL2. Ph < 7,353. Osmolalitas serum tinggi (300-350 mgmol)4. Keton serum( +)5. Anion Gap tinggi
Penatalaksanaan- Rehidrasi : Nacl 0,9% sebanyak ± 1-2 L pada 1 jam pertama±1 L di jam ke
dua±o,5 liter pada jam ke tiga&keempat0,25 L pada jam ke lima&enam.Jumlah cairan yang di berikan dalam 15 jam sekitar 5 L.
- Insulin:di berikan setelah 2 jam rehidrasi,panduanya:Awal bolus IV 10 UI/ 0,15 UI/kgBB Infus RI 0,1 UI/kgBB atau 5 UI/jam
|dr.Yanuar Rifki A 3
4. Sindroma Metabolik (4A) Kriteria Diagnosa ATP III 3 dari 5 kriteria berikut
1. Abdominal obesity (laki-laki > 102 cm & wanita > 88cm)2. Trigleserida ≥ 150 mg/dl3. HDL (laki-laki < 40 mg/dl & wanita < 50 mg/dl)4. Tekanan darah ≥ 130/85 mmHg5. Glukosa darah ≥ 110 mg/dl
Penatalaksanaan
Farmakologi
- R / Simvastatin 10 mg tab No.X
S I dd tab I - R / Gemfibrozil 600 mg tab No. XV
S I dd tab I ac
- R / Metformin 500 mg tab No. XV S 3 dd tab 1 ac
- R / Captopril 25 mg tab No. XVS 2 dd tab I
Non farmakologi
|dr.Yanuar Rifki A 4
- Edukasi dan modifikasi life style
5. Dislipidemia (4A) Definisi: Kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun
penurunan satu atau lebih fraksi lipid dalam darah.Penatalaksanaan
a. Nilai jumlah faktor risiko PJK pada pasien untuk menentukan kolesterol-LDL yang harus dicapai.
b. Berikut ini adalah tabel faktor risiko (selain kolesterol LDL) yang menentukan sasaran kolesterol LDL yang ingin dicapai berdasarkan NCEP-ATP III:
Faktor Risiko (Selain Kolesterol LDL) yang menentukan sasaranKolesterol
LDL yang ingin dicapai
- Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun.- Riwayat keluarga PAK (Penyakit Arteri Koroner) dini yaitu ayah usia < 55
tahun dan ibu < 65 tahun.- Kebiasaan merokok- Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat antihipertensi)- Kolesterol HDL rendah ( <40 mg/dl). Jika didapatkan kolesterol- HDL ≥60mg/dl maka mengurangi satu faktor risiko.
c. Pasien dibagi kedalam tiga kelompok risiko penyakit arteri koroner yaitu risiko tinggi, risiko sedang dan risiko tinggi.
Kategori Resiko Sasaran Kolesterol LDL
Risiko Tinggia. Mempunyai Riwayat PJK danb. Mereka yang mempunyai risiko yang
disamakan dengan PJK- Diabetes Melitus- Bentuk lain penyakit aterosklerotik
yaitu stroke, penyakit arteri perifer, aneurisma aorta abdominalis
- Faktor risiko multipel (> 2 faktor risiko) yang mempunyai risiko PJK dalam waktu 10 tahun > 20 % (lihat skor risiko Framingham)
Risiko Multipel (≥2 faktor risiko) dengan risiko PJK dalam kurun waktu 10 tahun < 20%
• Risiko Rendah (0-1 faktor risiko) dgn risiko PJK dalam kurun waktu 10 tahun < 10 %
< 100
< 130
< 160
|dr.Yanuar Rifki A 5
d. Tatalaksana Umum:- Modifikasi diet, latihan jasmani serta pengelolaan berat badan Evaluasi
3bulanjika tidak tercapaiberikan farmakologi.- Jika TG >400 mg/dl mulai dengan golongan asam fibratjika TG
menurun tetapi LDL belum mencapa sasaran tambah dgn statin
Gol Statin (HMG-CoA reductase inhibitor)
- R/ Simvastatin 10 mg tab No.X (dosis: 5-40 mg)
S 1 dd tab 1 (malam)
Gol Fibrat
- R/ Fenofibrat 160 mg tab No.XX
S I dd tab I
- R/ Gemfibrozil 600 mg tab No.XX
S 2 dd tab I
Gol asam nicotinat
- R/ Asam nikotinat 375 mg tab ( niaspan) No.XX
S I dd tab I (malam)
6. Tirotoksikosis & Krisis tiroid (3B) Definisi :- Tirotoksikosis :Manifestasi klinis karena kelebihan hormon tiroid yang beredar di
sirkulasi,- Hipertiroid : Tirotoksikosis yang terjadi karena kelenjar tiroid yang hiperaktif.
- Awal pengobatankontrol setelah 4-6 minggueutiroidevaluasi
|dr.Yanuar Rifki A 6
klinis & lab 3-6 bulan sekalimasig eutiroiddosis di kurangi dan di pertahankan pada dosis terkecil yg masih memberikan eutiroid12-24 bulanhentikan pengobatannilai apakah remisi/tdk
- Remisi jika: setelah 1 tahun obat di hentikan pasien masih eutiroid,walaupun di kemudian hari dpt relaps.
kesadaran- Tanda syok- Nyeri dada iskemik- Gagal jantung akut
Tidak
Y
QRS Compleks lebar
- Pasang IV line,EKG- Vagal manuver- Adenosin jika kompleks QRS reguler- B-Bloker/CCB- Konsul
Syncronized Cardioversi
Pertimbangkan sedasi Jika komplekd QRS
sempit & reguler pertimbangkan adenosin.
- Pasang IV & EKG 12 sadapan- adenosin hanya jika QRS reguler- Pertimbangkan obat- Konsul
Ya
Ya
Manuver Vagal - Pasien di monitor di EKG,posisi terlentang,kepala sedikit berpaling ke
kontralateral terhadap sisi yang akan di pijat.- Cari a.karotis di sisi leher kanan/kiri setinggi mungkin- Pijat a.karortis dgn gerakan sirkulasi 5-10 detik sambil monitoring EKG.- Jika tdk berhasil,coba sisi satunya.- Kontraindikasi:
o Riwayat MCIo Riwayat TIA/Strokeo Riwayat VT/VFo Bruit pada a.karotiso Asma
Dosis Adenosin :6 mg IV bolus cepat)diikuti Flush NS 20 ml.Dosis kedua:12 mg IV jika di perlukan(1-2 menit tidak ada respon) dapat di ulang 2x.Bila Adenosin dalam bentuk ATP,dosis awal: 1- mg IV,dosis ke dua : 20 mg
Cardioversi Syncronized
Hantaran kejut di berikan bersama dengan kompleks QRS untuku takiaritmia yg tdk stabil (perfusi jelek,penurunan status mental,nyeri dada berlanjut,hipotensi sampai tanda-tanda syopk,edema paru akut).Dosis yang di berikan:
- Jika pasien sadar maka sedasi dulu menggunakan Diazepam 5-10 mg IV.(1 ampul diazepam 10 mg di encerkan dgn dextrose sampai 10 cc,gunakan spuit 10cc,masukan bolus IV pelan.
- Sambungkan alat ke sumber listrik,nyalakan alat”tekan tombol ON”.- Pasang elektroda EKG,cek irama.- Pastikan irama di monitor merupakan indikasi dilakukanya
kardioversi- Tekan tombol “Syncronized”lihat di layar apakah sudah ada
tulisan Syncronized- Pasang kedua pedal dgn satu tangan,beri jelly,ratakan di bagian
metalnya.- Pencet besarnya Joule(sesuai dosis),pencet tombol “Charge- Setelah terdengar Tittitit,indikator alat sudah tercharge
penuh,Letakan pedal di apeks,satu lagi di sternum.Pastikantdk ada yg menyentuh.
- Pencet tombol “Icharge”(bergambar listrik) pada masing”pedalcek irama
Obat obat anti aritmia - Procanamid IV,dosis: 20-50 mg/menit sampai aritmia terhenti.dosis
maksimal (17 mg/kg/kali beri).dosis rumatan infus;1-4 mg/menit.jangan di berikan jika:
Ada CHF QRS interval panjang
- Amiodaron IV,dosis: 150 mgdalam waktu 10 menit.dosis rumatan 1 mg/menit selama 6jam.
- Sotatol IV dosis: 100mg/kg selama 5 menit.
|dr.Yanuar Rifki A 17
4. Bradicardi (3A)
|dr.Yanuar Rifki A 18
Nilai HR,biasanya <50X/ menit
Identifikasi penyebab
- Jaga potensi jalan nafas- 02- Identifikasi irama&motoring TD & Oximetri- IV line & EKG 12 sadapan- Jangan tunda terapi
- Buka mulut dengan tehnik Cross Finger- Bersihkan dgn tehnik Finger swab ( jika benda cair)- Lakukan dlm waktu < 10 detik.
b. Buka jalan nafasTehnik menggunakan Triple Airway Manuver:
- Head Titl - Chin litf- Jaw Trush
6. B reating (Nafas bantuan )Bantuan napas dapat dilakukan melalui mulut ke mulut, mulut ke hidung atau mulut ke stoma (lubang yang dibuat pada tenggorokan) dengan cara memberikan hembusan napas sebanyak 2 kali hembusan. Waktu yang dibutuhkan untuk tiap kali hembusan adalah 1,5–2 detik.
7. Evaluasi Setelah pemberian 5 siklus Kompresi : Ventilasi (30:2)evaluasi:
- Tdk ada nadilakukan kembali RJP sebamyak 5 siklus- Nadi ada tapi Nafas blm ada Berikan Ventilasi sebanyak 10-12 x/menit&
monitor nadi tiap 2 menit- Ada nadi&ada nafasRecovery Posisition
|dr.Yanuar Rifki A 20
8. Setelah bantuan datang Pasang Monitor ( tetap lakukan RJP) Setelah terpasang monitor maka periksa ritme.kemungkinan rimte ada 2 yaitu:
- Shockable (VT tanpa nadi & VF)- Non.Shockable (PEA dan Asistol)
Ritme Shockable1. VT ( Ventricular Tachycardi)
2. VF ( Ventrikular Fibrilasi)
Ritme Non.Shockable3. PEA (Pulseless electrical activity) ada aktifitas listrik tapi tdk ada nadi
Jika Ritme ShockableDC shock (sambilo menyaipakn alat,tetep lanjutkan RJP)- Tekan tombol On.periksa apakah alat tersebut bifasik /monofasik.- Berikan jelly pada paddle,lalu charge alat sampai energi dosis yang
ditentukan..jika bunyi titititalat sudah tercharge penuh,- Tempelkan pada apeks&sternum pasien.pastikan tdk ada yg menyentuh(i’m
clear,you clear,everybody’s clear)- Setelah shock di berikan ,segera lanjutkan RJP tanpa melihat ritme terlebih
dahulu,lakukan RJP 2 menitevaluasi- Note:
o VF : 360 J (Bifasik),200 J (Monofasik)o Jika VTcek nadi
Tdk adaShock Ada Jangan shockhentikan RJP
|dr.Yanuar Rifki A 21
|dr.Yanuar Rifki A 22
6. Hipotensi,Syok dan Edema paru akut Algorima Hipotensi,Syok & edema paru akut ( Modifikasi AHA guidlines)
a. TD < 70 + tanda-tanda syok Fluid challege NS 150 ml,dapat di ulang bila ada perbaikan sampai 500 ml Norephinefrin 0,3 – 0,5 mcq /iv/menit BilaTDS naik( 70-100mmHg) ganti Dopamin 2-20 mcq/kgBB/menit
b. TD 70 – 100mmHg + tanda-tanda syok Fluid challege NS 150 ml,dapat di ulang bila ada perbaikan sampai 500 ml Dopamin 2 -20 mcq/KgBB/menit sampai tanda hipoperfusi berkurang Bila tdk membaikganti dgn Norephineprine
c. TD 70 – 100 tanpa gejala syok Fluid challege NS 150 ml,dapat di ulang bila ada perbaikan sampai 500 ml Dobutamine 2 -20 mcq/kgBB/menit Bila tdk membaikganti Dopamin
Dosis –dosis obat
1. Dopamin - Utk syok dengan masalah pompa, HR < 130 x/menit- Kontra indikasi : Pada pasien yg sedang menggunakan MAO-Inhibit- Dosis : 2 – 20 µ./kgBB/menit IV- Kemasan : 1 ampul = 5 ml = 200mg = 200.000 mcq- Di encerkan dgn Nacl 0,9% atau D5%- Rumus:
Sinus normal(Sinus Rithme)- Frekwensi : 60 -100x/menit- Interval P-P sama,interval R-R sama- Setiap gel P selalu di ikuti oleh QRS kompleks yang normal- P negatif di aVR,positif di lead II
- Defleksi negatif pertama setelah gelombang P- Q patologis :durasinya > 0,04 detik atam dalamnya > 1/3 gelombang
Rmenggambarkan OMI
|dr.Yanuar Rifki A 28
AV-BlockGangguan Konduksi Atrium ke
Derajat II
Tipe Mobitz 1 - Interval PR makin lama makin panjang smpai,
- terjadi droplet beats(Missing QRS)
Tipe Mobitz - Interval PR memanjang,tapi tetap
- Ada dropet beats(missing QRS)
Derajat III Tdk ada hub gelombang P dgn QRS kompleks
RBBB Kriteria
- Pola rSR’ di lead aVR dan V1- Gelombang S lebar dan tumpul di
aVL,V6
LBBB Kritera
QRS lebar “ M” shaped di Lead I,aVL,V5 dan V6
Cari ada / tdk Hipertropi Ventikel
- RVH/Hipertropi Ventrikel kanan
- LVH / Hipertropi Ventrikel Kiri
7. NilaST segmen
Garis antara akhir kompleks QRS dgn awal gelombang T Normal : Sejajar garis isoelektris Depresi : Berada di bawah garis menandakan Isckemia miokard Elevasi : Berada di atas garis menandakan Infark miokard
8. Nilai gelombang T Menggaambarkan repolarisasi ventrikel Normal: lebar 0,10-0,12 detik,Tinggi <
|dr.Yanuar Rifki A 29
Rasio R/S di lead I > 1 & gel T negatif
Gelombang S persisten di V6
Kriteria sokolow Lyon
Gel S di V1/V2 + Gel R V5/V6 >35 mm
Interprestasi EKG
Sinus Ritme,Rate(80x/menit),Normoaxis,Gel p normal,PR interval normal,QRS kompleks normal,tdk ada hipertopi ventrikel,ST segmen Isoelektris,gelombang T normal