MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER2Berikan sebuah balasan A.
Pengertian AsamBasa
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam
(acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah
basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa
digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa
asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam
buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk
memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan
asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam
mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah
satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para
peneliti untuk memisahkan emas dan perak.
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan
Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang
ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah
atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan
bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada
konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.Menurut Arrhenius, asam
adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah
zat yang dalam air melepaskan ion OH. Jadi pembawa sifat asam
adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH. Asam
Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi
sebagai berikut.HxZ x H+ + ZxJumlah ion H+ yang dapat dihasilkan
oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif
yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa
asam. Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel 5.1.Basa
Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai
sebagai berikut.M(OH)x Mx+ + x OHJumlah ion OH yang dapat
dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa. Beberapa
contoh basa diberikan pada tabel 5.2.
Asam sulfat dan magnesium hidroksida dalam air mengion sebagai
berikut.H2SO4 2 H+ + SO42Mg(OH)2 Mg+ + 2 OH Persamaan ionisasi air
dapat ditulis sebagai:H2O(l) H+(aq) + OH(aq) Harga tetapan air
adalah:
Konsentrasi H2O yang terionisasi menjadi H+ dan OH sangat kecil
dibandingkan dengan konsentrasi H2O mula-mula, sehingga konsentrasi
H2O dapat dianggap tetap, maka harga K[H2O] juga tetap, yang
disebut tetapan kesetimbangan air atau ditulis Kw. Jadi,
Pada suhu 25 C, Kw yang didapat dari percobaan adalah 1,0 1014.
Harga Kw ini tergantung pada suhu, tetapi untuk percobaan yang
suhunya tidak terlalu menyimpang jauh dari 25 C, harga Kw itu dapat
dianggap tetap. Harga Kw pada berbagai suhu dapat dilihat pada
tabel berikut.
Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion ion H+ yang
dihasilkanoleh senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak
sedikitnya ion H+yang dihasilkan, larutan asam dibedakan menjadi
dua macam sebagai berikut.1. Asam KuatAsam kuat yaitu senyawa asam
yang dalam larutannya terion seluruhnyamenjadi ion-ionnya. Reaksi
ionisasi asam kuat merupakan reaksiberkesudahan. Secara umum,
ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai berikut.HA(aq) H+(aq) +
A(aq)
2. Asam LemahAsam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya
hanya sedikitterionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam
lemah merupakan reaksikesetimbangan.Secara umum, ionisasi asam
lemah valensi satu dapat dirumuskansebagai berikut.HA(aq) H+(aq) +
A(aq)Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong
kekanan, akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka
merupakanukuran kekuatan asam, makin besar Ka makin kuat
asam.Berdasarkan persamaan di atas, karena pada asam lemah [H+] =
[A],maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:
Kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion ion OH yang
dihasilkan oleh senyawa basa dalam larutannya. Berdasarkan banyak
sedikitnya ion OH yang dihasilkan, larutan basa juga dibedakan
menjadi dua macam sebagai berikut.1. Basa Kuat Basa kuat yaitu
senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi
ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi
berkesudahan. Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai
berikut.M(OH)x(aq) Mx+(aq) + x OH(aq)
dengan: x = valensi basaM = konsentrasi basa2. Basa Lemah Basa
lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit
terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa lemah juga
merupakan reaksi kesetimbangan. Secara umum, ionisasi basa lemah
valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.M(OH)(aq) M+(aq) +
OH(aq)
Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke
kanan, akibatnya Kb bertambah besar. Oleh karena itu, harga Kb
merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar Kb makin kuat basa.
Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa lemah [M+] = [OH],
maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:
Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan,
pada tahun 1910, seorang ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen
memperkenalkan suatu bilangan yang sederhana. Bilangan ini
diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+. Bilangan ini kita
kenal dengan skala pH. Harga pH berkisar antara 1 14 dan
ditulis:
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa:a. Larutan
bersifat netral jika [H+] = [OH] atau pH = pOH = 7.b. Larutan
bersifat asam jika [H+] > [OH] atau pH < 7.c. Larutan
bersifat basa jika [H+] < [OH] atau pH > 7. Karena pH dan
konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif, maka makin
besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH, dan karena bilangan dasar
logaritma adalah 10, maka larutan yang nilai pH-nya berbeda sebesar
n mempunyai perbedaan ion H+ sebesar 10n. Perhatikan contoh di
bawah ini. Jika konsentrasi ion H+ = 0,01 M, maka pH = log 0,01 = 2
Jika konsentrasi ion H+ = 0,001 M (10 kali lebih kecil) maka pH =
log 0,001 = 3 (naik 1 satuan) Jadi dapat disimpulkan: Makin besar
konsentrasi ion H+ makin kecil pH Larutan dengan pH = 1 adalah 10
kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2.
Untuk menentukan pH suatu larutan dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain sebagai berikut.1. Menggunakan Beberapa
Indikator Indikator adalah asam organik lemah atau basa organik
lemah yang dapat berubah warna pada rentang harga pH tertentu
(James E. Brady, 1990). Harga pH suatu larutan dapat diperkirakan
dengan menggunakan trayek pH indikator. Indikator memiliki trayek
perubahan warna yang berbeda-beda. Dengan demikian dari uji larutan
dengan beberapa indikator akan diperoleh daerah irisan pH larutan.
Contoh, suatu larutan dengan brom timol biru (6,0 7,6) berwarna
biru dan dengan fenolftalein (8,310,0) tidak berwarna, maka pH
larutan itu adalah 7,68,3. Hal ini disebabkan jika brom timol biru
berwarna biru, berarti pH larutan lebih besar dari 7,6 dan jika
dengan fenolftalein tidak berwarna, berarti pH larutan kurang dari
8,3.
Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry Menurut Bronsted dan Lowry,
asam adalah spesi yang memberi proton, sedangkan basa adalah spesi
yang menerima proton pada suatu reaksi pemindahan proton.
Perhatikan contoh berikut.NH4 + (aq) + H2O(l) NH3(aq) +
H3O+(aq)asam basaH2O(l) + NH3(aq) NH4+(aq) + OH(aq)asam basa Pada
contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam
(donor proton) dan sebagai basa (akseptor proton). Zat seperti itu
bersifat amfiprotik (amfoter). Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry
ini lebih luas daripada konsep asam-basa Arrhenius karena hal-hal
berikut :1. Konsep asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam
pelarut air, tetapi juga menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut
lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.2. Asam-basa Bronsted-Lowry
tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa kation atau
anion. Konsep asam-basa ronsted-Lowry dapat menjelaskan sifat asam
dari NH4Cl. Dalam NH4Cl, yang bersifat asam adalah ion NH4+ karena
dalam air dapat melepas proton.Asam dan Basa Konjugasi Suatu asam
setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang disebut basa
konjugasi dari asam tersebut. Sedangkan basa yang telah menerima
proton menjadi asam konjugasi. Perhatikan tabel berikut.
Pasangan asam-basa setelah terjadi serah-terima proton dinamakan
asam-basa konjugasi.
Konsep Asam-Basa LEWIS Teori asam basa LewisAsam menurut Lewis
adalah zat yang dapat menerima pasangan electron (akseptor pasangan
electron)Basa menurut Lewis adalah zat yang dapat memberikan
pasangan electron (donor pasangan electron).Lewis mengamati bahwa
molekul BF3 juga dapat berperilaku seperti halnya asam (H+) sewaktu
bereaksi dengan NH3. Molekul BF3 dapat menerima sepasang elektron
dari molekul NH3 untuk membentuk ikatan kovalen antara B dan
H.Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arhenius dan
Bronsted Lowry , karena : Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam
basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air, dan
tanpa pelarut sama sekali. Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi
asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H+), seperti
reaksi antara BF3 dan NH3.Contoh :Tunjukkan bagaimana reaksi asam
basa antara larutan HCl dan NaOH menurut teori Arhenius dapat
dijelaskan dengan menggunakan teori LewisReaksi antara larutan HCl
dan NaOH ;HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)Untuk menjelaskan
reaksi ini menggunakan teori Lewis, nyatakan reaksi sebagai reaksi
ion:HCl H+ + Cl- NaOH Na+ + OH-NaCl Na+ + Cl- H2OReaksi ion
bersihnya adalah :H+ + OH- H2O(l)Ikatan kovalen koordinasi antara H
dan O yang terbentuk akibat transfer sepasang elektron dari OH- ke
H+LARUTAN PENYANGGA== == Komponen Larutan PenyanggaSecara umum,
larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:
Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini
menghasilkan larutan bersifat asam. Basa lemah (B) dan asam
konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat
basa.Komponen larutan penyangga terbagi menjadi: Larutan penyangga
yang bersifat asamLarutan ini mempertahankan pH pada daerah asam
(pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam
lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya.
Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan
suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah
berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa
konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat
yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan
lain-lain. Larutan penyangga yang bersifat basaLarutan ini
mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya
berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan
mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa
lemahnya dicampurkan berlebih. ====Cara kerja larutan
penyanggaLarutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan
asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+
maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa
kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara
kerja larutan penyangga:Larutan penyangga asamAdapun cara kerjanya
dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan
CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai
berikut: Pada penambahan asamPenambahan asam (H+) akan menggeser
kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi
dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.CH3COO-(aq) + H+(aq)
CH3COOH(aq) Pada penambahan basaJika yang ditambahkan adalah suatu
basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+
membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke
kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi,
penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH),
bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam
CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.CH3COOH(aq) + OH-(aq)
CH3COO-(aq) + H2O(l)Larutan penyangga basaAdapun cara kerjanya
dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+
yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut: Pada
penambahan asamJika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam
akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan
bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat
dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan
berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang
ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.NH3 (aq) +
H+(aq) NH4+ (aq) Pada penambahan basaJika yang ditambahkan adalah
suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu
bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3)
dan air.NH4+ (aq) + OH-(aq) NH3 (aq) + H2O(l)Perhitungan pH Larutan
PenyanggaLarutan penyangga asamDapat digunakan tetapan ionisasi
dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan
rumus berikut:[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka log a/g dengan, Ka =
tetapan ionisasi asam lemaha = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol
basa konjugasiLarutan penyangga basaDapat digunakan tetapan
ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:[OH-] = Kb x b/valxgataupH = p Kb log b/g
dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemahb = jumlah mol basa lemahg
= jumlah mol asam konjugasiFungsi Larutan PenyanggaAdanya larutan
penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti
pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain
aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan
penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan
tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel.
Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti
H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa.
Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang
hampir konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan
penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti
pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama
dengan cairan tubuh kita, agar tidak menimbulkan efek
samping.idrolisis Garam dalam Kehidupan Sehari-HariAgar tanaman
tumbuh dengan baik, maka pH tanaman harus dijagam pH tanah di
daerah pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Oleh
karena itu diperlukan pupuk yang dapat menjaga pH tanah agar tidak
terlalu asam atau basa. Biasanya para petani menggunakan pelet
padat (NH 4 ) 2 SO 4 untuk menurunkan pH tanah. Garam (NH 4 ) 2 SO
4 bersifat asam, ion NH 4 + akan terhidrolisis dalam tanah
membentuk NH 3 dan H + yang bersifat asam.Kita juga sering memakai
bayclin atau sunklin untuk memutihkan pakaian kita. Produk ini
mengandung kira-kira 5 % NaOCl yang sangat reaktif sehingga dapat
menghancurkan pewarna, sehingga pakaian menjadi putih kembali.
Garam ini terbentuk dari asam lemah HOCl dengan basa kuat NaOH. Ion
OCl - terhidrolisis menjadi HOCl dan OH -, sehingga garam NaOCl
bersifat basa. Posted: Thu 28 Jan, 2010 GMT In: Hidrolisis Garam
Permalink : Hidrolisis Garam dalam Kehidupan Sehari-Hari Comments:
1 Viewed 1687 times.HIDROLISIS GARAMGaram yang mengalami hidrolisis
membentuk suatu reaksi kesetimbangan. Pada reaksi kesetimbangan
anion basa atau kation asam, akan dibebaskan OH - atau H + . Ion OH
- dan ion H + inilah yang dapat menentukan apakah larutan tersebut
bersifat asam, basa atau netral. Karena hidrolisis garam merupakan
reaksi refersibel (bolak-balik), maka reaksi ini mempunyai tetapan
kesetimbangan yang disebut tetapan hidrolisis (Kh). Besarnya Kh
bergantung pada harga tetapan ionisasi asam (Ka) atau tetapan
ionisasi basa (Kb). Tetapan hidrolisis dapat digunakan untuk
menentukan pH larutan garam.1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa
KuatGaram yang berasal dari asam kuat dan basa kuat jika dilarutkan
dalam air menunjukkan reaksi netral, karena anion maupun kationnya
masing-masing tidak ada yang bergabung dengan ion hidrogen atau
hidroksida. Untuk menentukan produk yang sangat sedikit
berdisosiasi. Karena itu kesetimbangan air tidak terganggu.H 2 O
(l) H + (aq) + OH - (aq)Karena konsetrasi H + dan OH - dalam
larutan sama, maka larutan bersifat netral (pH=7)2. Garam dari Asam
Kuat dengan Basa LemahJika garam yang berasal dari asam kuat dengan
basa lemah dilarutkan ke dalam air, maka larutan tersebut bersifat
asam (pH < 7). Kation asam (BH + ) dari garam bereaksi dengan
air yang menghasilkan ion H 3 O + .BH + (aq) + H 2 O (l) B (aq) + H
3 O + (aq) .Reaksi ini mempunyai tetapan hidrolisis (Kh) sebagai
berikut.
Konsentrasi BH + semula, sama dengan konsentrasi garamnya. Jika
konsentrasi BH + mula-mula sebesar M dan hidrolisis sebesar , maka
konsentrasi semua komponen dalam persamaan tersebut adalah:
Karena nilai sangat kecil, maka besarnya pada M- diabaikan,
sehingga untuk M- = M. Besarnya konsentrasi B dan H 3 O + adalah
sama. Karena H 3 O + dapat diganti H +, persamaan tetapan
hidrolisis dapat ditulis.
Suatu basa dapat mengalami kesetimbangan sebagai berikut.B (aq)
+ H 2 O (l) BH + (aq) + OH - (l)
Selanjutnya konsentrasi ion H + dapat ditulis:
Keterangan:Kh : tetapan hidrolisisKw : tetapan kesetimbangan
airKb : tetapan ionisasi basa[BH + ] : konsentrasi kation dari
garam3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa KuatGaram yang berasal
dari asam lemah dengan basa kuat jika dilarutkan dalam air maka
larutan tersebut bersifat basa (pH > 7). Anion basa (A - ) dari
garam bereaksi dalam air yang menghasilkan ion OH - .A - (aq) + H 2
O (l) HA (aq) + OH - (aq)Reaksi ini mempunyai tetapan hidrolisis
sebagai berikut.
Konsentrasi A - semula sama dengan konsentrasi garamnya. Jika
konsentrasi A - mula-mula sebesar M dan terhidrolisis sebesar ,
maka untuk konsentrasi semua komponen dalam persamaan tersebut
adalah:
Karena nilai relatif kecil (dapat diabaikan) sehingga nilai (M-)
sama dengan M.Asam lemah akan terionisasi menjadi: HA H + + A
-Konsentrasi HA sama dengan konsentrasi OH -, sehingga diperoleh
persamaan tetapan:
Selanjutnya konsentrasi OH - dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan: Kh : tetapan hidrolisisKw : tetapan kesetimbangan
airKa : tetapan ionisasi asam[A-] : konsentrasi anion dari garam4.
Garam dari Asam Lemah dan Basa LemahGaram yang berasal dari asam
lemah dan basa lemah jika dilarutkan dalam air dapat bersifat asam,
basa atau netral tergantung pada kekuatan relatif asam dan basa
penyusunnya. Larutan garam ini akan terhidrolisis sempurna baik
kation [BH + ] maupun anionnya [A - ].
Tetapan hidrolisis (Kh) dari hidrolisis di atas dapat ditulis
sebagai berikut.
Selanjutnya untuk menghitung [H + ] adalah sebagai berikut.
Keterangan: Kh : tetapan hidrolisisKw : tetapan kesetimbangan
airKa : tetapan ionisasi asamKb : tetapan ionisasi basa Posted: Thu
28 Jan, 2010 GMT In: Hidrolisis Garam Permalink : Menentukan pH
Larutan Garam Comments: 3 Viewed 1475 times.Konsep Hidrolisis
Garam
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan
garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa
maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan
basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat,
asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam
lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat
ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman
atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut
bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan
air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang
berarti peruraian).1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa KuatAsam
kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan
anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis,
sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan
7.Contoh Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi
sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H +
dan Cl - . Masing-masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya
dapat ditulis sebagai berikut.KCl (aq) K + (aq) + Cl - (aq)K + (aq)
+ H 2 O (l) Cl - (aq) + H 2 O (l) 2. Garam dari Asam Kuat dengan
Basa LemahGaram yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah
mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini
mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini
bersifat asam, pH 7). Secara umum reaksinya ditulis:A - + H 2 O HA
+ OH -4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa LemahAsam lemah dengan
basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total
(sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis
dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun
netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation
terhadap anion dalam reaksi dengan air.Contoh Suatu asam lemah HCN
dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam NH 4 CN. HCN
terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN - sedangkan NH
3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa
CN - dan kation asam NH 4 + dapat terhidrolisis di dalam air.NH 4
CN (aq) NH 4 + (aq) + CN - (aq)NH 4 + (aq) + H 2 O NH 3(aq) + H 3 O
(aq) +CN - (aq) + H 2 O (e) HCN (aq) + OH - (aq)Sifat larutan
bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan
Kb)- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion
akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.- jika Ka
> Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan
terhidrolisis lebih banyak dalam larutan bersifat asam.- Jika Ka =
Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat
netral.KELARUTAN DAN HASIL KELARUTANApabila suatu zat kita larutkan
ke dalam suatu pelarut, ternyata ada yang mudah larut (kelarutannya
besar), ada yang sukar larut (kelarutannya kecil), dan ada yang
tidak larut (kelarutannya dianggap nol). Sebenarnya, tidak ada zat
yang tidak larut dalam pelarut. Misalnya, dalam pelarut air semua
zat (termasuk logam) dapat larut, hanya saja kelarutannya sangat
kecil. Jika suatu zat terlarut dalam pelarut sangat sedikit,
misalnya kurang dan 0,1 gram zat terlarut dalam 1.000 gram pelarut,
maka zat tersebut kita katakan tidak larut (insoluble). Di sini,
kita akan membicarakan zat padat yang sedikit kelarutannya dalam
air.Jika suatu zat padat, contohnya padatan PbI 2, kita larutkan ke
dalam air maka molekul-molekul padatan PbI 2 akan terurai,
selanjutnya melarut dalam air. Untuk melarutkan PbI 2 ke dalam air
akan ada dua proses yang berlawanan arah (proses bolak-balik),
yaitu proses pelarutan padatan PbI 2 dan proses pembentukan ulang
padatan PbI 2 . Mula-mula, laju pelarutan padatan PbI 2 sangat
cepat dibandingkan dengan laju pembentukan ulang padatan tersebut.
Makin lama, konsentrasi PbI 2 yang terlarut meningkat dengan
teratur dan laju pembentukan ulang padatan juga meningkat. Pada
saat laju pelarutan padatan PbI 2 sama dengan pembentukan ulang
padatan, proses yang saling berlawanan arah tersebut kita katakan
berada dalam kondisi kesetimbangan .Pada kondisi kesetimbangan ini,
larutan PbI 2 pada kondisi tepat jenuh. Jumlah PbI 2 yang dapat
larut sampai dengan tercapainya kondisi tepat jenuh dinamakan
kelarutan PbI 2 . Secara umum, pengertian kelarutan suatu zat dalam
air adalah batas maksimum dari jumlah suatu zat yang dapat larut
dalam sejumlah tertentu air.PbI 2 melarut dalam air dalam bentuk
ion Pb 2+ dan 2 ion I -, sehingga proses kesetimbangan PbI 2 dalam
air merupakan kesetimbangan ionisasi PbI 2 dalam air, yaitu sebagai
berikut.PbI 2 (s) > Pb 2+ (aq) + 2 I - (aq)Dalam larutan PbI 2
jenuh terdapat reaksi ionisasi PbI 2 dalam keadaan setimbang.
Tetapan kesetimbangan ini kita namakan tetapan hasil kali kelarutan
(solubility product constant) dan disimbolkan dengan K sp
.Persamaan tetapan kesetimbangan PbI 2 :
Persamaan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah sebagai
berikut.
Dari persamaan K sp di atas dapat kita nyatakan pula bahwa nilai
dari K sp merupakan perkalian dari ion-ion yang melarut
dipangkatkan dengan koefisien masing-masing.Besarnya nilai hasil
kali kelarutan mencerminkan mudah atau tidaknya larutan elektrolit
larut dalam air.Sistem koloidDari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebasBelum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari
Susu adalah koloid teremulsi dari lemak susu dalam airSistem
koloid (selanjutnya disingkat koloid saja) merupakan suatu bentuk
campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen
namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 100
nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti
partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau
gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi
pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh
larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).Koloid
mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta
awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai
sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid.
Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena
kepentingannya.Macam-macam koloidKoloid memiliki bentuk
bermacam-macam, tergantung dari fase zat pendispersi dan zat
terdispersinya. Beberapa jenis koloid: Aerosol yang memiliki zat
pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair
disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang
memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap
dan debu dalam udara). Sol Sistem koloid dari partikel padat yang
terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol
detergen dan tinta). Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang
terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu tidak
saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak
ikan). Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair.
(Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran,
kosmetik dan lainnya). Gel sistem koloid kaku atau setengah padat
dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem).Sifat-sifat Koloid Efek
TyndallEfek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya)
oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran
molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh
John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena
itu sifat itu disebut efek tyndall.Efek tyndall adalah efek yang
terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati
disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan
dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid
mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat
menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati,
partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi
hanya sedikit dan sangat sulit diamati. Gerak BrownGerak Brown
ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak
lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita
amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa
partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag.
Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel
suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak
seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan
pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak
brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas,
pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan
partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung
dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka
tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat
suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak
partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.Semakin
kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang
terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid,
semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan
mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan
dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi).
Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem
koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki
partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown
dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian
pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak
Brown semakin lambat. AdsorpsiAdsorpsi ialah peristiwa penyerapan
partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid
yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan: Adsorpsi
harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang
terjadi di dalam suatu partikel). Contoh: (i) Koloid Fe(OH)3
bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid
As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2. Muatan
koloidDikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan
koloid bermuatan negatif. Koagulasi koloidKoagulasi adalah
penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan
terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk
koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan,
pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan
elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. Koloid
pelindungKoloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat
melindungi koloid lain dari proses koagulasi. DialisisDialisis
ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini
disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang
tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang
berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat
dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid
dan cairan akan berpisah. ElektroforesisElektroferesis ialah
peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan
menggunakan arus listrik.Bottom of Form