Materi Khutbah Jum'at, 12 Agustus 2016 Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan َ نَ مَ هْ فَ أَ ، وِ ةّ ِ ّ رُ لحْ اِ وَ أِ لَ ْ مِ تْ سِ ْ اَ وِ مَْ سِ ْ اَ وِ انَ مِْ ْ اَ ةَ مْ عِا نَ نَ مَ عْ نَ أْ يِ ذّ الِِّ ُ دْ مَ حْ لَ اَ َ ، وَِ دِْ مَ لعْ اَ وِ نِْ ّ الدِ مْ وُ ُ ْ نِ ا مَ ةَ حِ الّ الصَ الَ مْ َ مْ اَ وَ ةَ مْ ِ رَ كْ الَ قَْ خَ مْ ااَنَ دَ شْ رَ أَ ا وَ نَ لَ نّ ِ ةَ امَِ مْ الِ مْ وَ ِ الَ وْ هَ أْ نِ ا مَ هِ اَ نْ ِ جْ نُ تًَ ادَ هَ شُ هَ لَ نْ ِ رَ شَ ُ هَ دْ حَ وُ ّ ِ إَ لهِ إَ ْ نَ أُ دَ هْ شَ أُ لْ وُ سَ رَ وُ هُ دْ َ اً دّ مَ حُ مّ نَ أُ دَ هْ شَ أَ وِ ةّ ِ رَ لْ اُ رَْ خَ وِ ةّ مُ مْ اُ عِ افَ شُ هْ جَ َ وِ اتَ حِ الّ الصَ نْ وُ َ مْ عَ َ نِْ ذّ الِ هِ اَ حْ صَ أَ وِ هِ ى آلَ َ َ وٍ دّ مَ حُ ى مَ َ ْ نِ ارَ َ وْ مِ ّ َ سَ وِ ّ لَ صّ مُ هّ لَ اُ دْ عَ اّ مَ أِ اتّ ِ هْ منَ لْ اَ نْ وُِ نَ ت: ِ سْ فَ نَ وْ مُ كْ ِ صْ وُ ! أِ َ ادَِ اََ فَ واُ مّ وا اتُ نَ امَ ءَ نِْ ذّ الَ هاْ َ اأَ : ىَ الَ عَ تُ َ الَمَ فَ نْ وُ حِ ْ فُ تْ مُ كّ َ عَ لِ هِ تَ اَ طَ وِ ىَ وْ مَ تِ ْ َ نْ وُ مِْ سْ مْ مُ نتَ أَ وّ ِ إّ نُ تْ وُ مَ تَ َ وِ هِاتَ مُ تّ كَ حHadirin Jama‟ah Jum‟ah Yang Dirahmati Allah Marilah pada siang hari ini kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan semua perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Dan hendaknya kita selalu bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita semua dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Salah satu nikmat dan rahmat yang diberikan Allah kepada manusia adalah nikmat Kemerdekaan. Hal ini merupakan nikmat yang tidak bisa diukur dengan harta benda. Banyak orang bersedia mengorbankan apapun demi mendapatkan hak untuk merdeka. Merupakan fakta sejarah yang tidak dapat dipungkiri bahwa peran dan kontribusi para ulama, dan para pahlawan muslim begitu besar dan menentukan dalam perjuangan melawan penjajah, meraih kemerdekaan. Kontribusi mereka yang sangat bernilai di mata bangsa ini harus dijadikan semangat mengukir prestasi. Saatnya kita menjadikan momentum kemerdekaan ini untuk meneladani perjuangan para ulama dan pahlawan negeri ini, meneruskan perjuangan mereka dan membawa kemerdekaan ini menuju kemerdekaan yang totalitas dalam segala arti dan bentuknya. 71 tahun yang lalu bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, ini semua merupakan nikmat serta berkah dari Allah SWT, yang harus disyukuri. Sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 yang berbunyi; “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. Jadi jelas, bahwa kemerdekaan yang hingga saat ini kita rasakan dan beberapa hari yang lalu kita peringati, adalah berkat Rahmat Allah Kemerdekaan adalah nikmat yang sangat besar yang diberikan Allah kepada Negara kita. Karena dengan adanya kemerdekaan, kita masih bisa menghirup udara segar sampai saat ini. Andaikan belum merdeka, entah apakah kita masih hidup atau sudah mati terkena lemparan granat atau tembakan para penjajah. Dengan kemerdekaan pula kita bisa beribadah dengan tenang dengan khusyuk tanpa rasa khawatir akan adanya bombardir pesawat penjajah. Dengan kemerdekaan pula kita bisa bercengkerama dengan keluarga, dengan istri ataupun anak-anak kita. Sungguh, kemerdekaan adalah nikmat yang luar biasa yang diberikan Allah kepada Negara kita. Ini Bukan pemberian Belanda atau pun Jepang. Hadirin jamaah jum‟ah rahimakumullah Kemerdekaan Indonesia telah berumur 70 tahun, tentu ini bukan umur yang muda dalam bentangan sejarah. Tetapi patut disayangkan, kemerdekaan yang diraih dari penjajahan Belanda selama 350 tahun ditambah 3,5 tahun oleh Jepang dahulu, Kini masih sebatas baru dikenang, belum sepenuhnya disyukuri oleh mayoritas anak bangsa. 70 tahun Indonesia merdeka bukanlah waktu yang pendek, sesuai umur rata-rata manusia. Namun kemerdekaan hakiki bangsa ini masih belum menjadi bukti. Memperingati kemerdekaan bukan sekadar perayaan seremonial saja, juga bukan sekadar semarak warna-warni bendera dan umbul-umbul, juga tidak sekadar aneka lomba yang kurang mendidik. Kita bisa lihat, banyak masyarakat, khususnya kaum muda yang memaknai kemerdekaan hanya sebatas penciptaan suasana ramai, meriah, dan gebyar dengan hura-hura dan foya-foya. Sebaliknya, semangat juang yang terkandung di dalamnya nyaris terlupakan. Oleh karena itu, kita harus tetap mengawasi dan juga mengisi kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang telah Allah syari’atkan dan perjuangan dalam mengisi kemerdekaan belum pernah berhenti. Karena kita telah keluar dari penjajah satu, kita akan menghadapi penjajah yang lain. Bung Karno pernah mengatakan “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Hari kemerdekaan Indonesia ke-70 menarik untuk kita renungkan. Sebuah kemerdekaan tidak mungkin diraih tanpa adanya kemenangan, kemenangan mustahil didapat tanpa adanya perjuangan, perjuangan
13
Embed
Materi Khutbah Jum'at, 12 Agustus 2016 Mensyukuri Nikmat ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Materi Khutbah Jum'at, 12 Agustus 2016
Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan
ة، وأفهمن مان والسلم والستملل أوالحر الذي أنعمنا نعمة ال د، و الحمد لل ن والعم وم الد الحة ا من مال الص مة والأ ن لنا وأرشدنا الأخلق الكرنا ها من أهوال وم المامة ن له شهاد تنج ده ورسول أشهد أن ل إله إل الله وحده ل شر دا ر الرة . وأشهد أن محم ة وخ ه شافع الأم
الحات وج ن عمون الص ى آله وأصحاه الذ د و ى محم م وارن ا عد الهم صل وس :تنون المنهات . أمكم ونفس اد الله ! أوص ن ءامنوا اتموا الله فا حون . فمال الله تعالى: اأها الذ ته لعكم تف تموى الله وطا مون س حك تماته ول تموتن إل وأنتم م
Hadirin Jama‟ah Jum‟ah Yang Dirahmati Allah
Marilah pada siang hari ini kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah
SWT dengan menjalankan semua perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
Dan hendaknya kita selalu bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada
kita semua dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara ini.
Salah satu nikmat dan rahmat yang diberikan Allah kepada manusia adalah nikmat Kemerdekaan. Hal ini
merupakan nikmat yang tidak bisa diukur dengan harta benda. Banyak orang bersedia mengorbankan
apapun demi mendapatkan hak untuk merdeka.
Merupakan fakta sejarah yang tidak dapat dipungkiri bahwa peran dan kontribusi para ulama, dan para
pahlawan muslim begitu besar dan menentukan dalam perjuangan melawan penjajah, meraih
kemerdekaan. Kontribusi mereka yang sangat bernilai di mata bangsa ini harus dijadikan semangat
mengukir prestasi. Saatnya kita menjadikan momentum kemerdekaan ini untuk meneladani perjuangan
para ulama dan pahlawan negeri ini, meneruskan perjuangan mereka dan membawa kemerdekaan ini
menuju kemerdekaan yang totalitas dalam segala arti dan bentuknya.
71 tahun yang lalu bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, ini semua merupakan nikmat
serta berkah dari Allah SWT, yang harus disyukuri. Sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 yang berbunyi; “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan didorong oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya”. Jadi jelas, bahwa kemerdekaan yang hingga saat ini kita rasakan dan
beberapa hari yang lalu kita peringati, adalah berkat Rahmat Allah
Kemerdekaan adalah nikmat yang sangat besar yang diberikan Allah kepada Negara kita. Karena dengan
adanya kemerdekaan, kita masih bisa menghirup udara segar sampai saat ini. Andaikan belum merdeka,
entah apakah kita masih hidup atau sudah mati terkena lemparan granat atau tembakan para penjajah.
Dengan kemerdekaan pula kita bisa beribadah dengan tenang dengan khusyuk tanpa rasa khawatir akan
adanya bombardir pesawat penjajah. Dengan kemerdekaan pula kita bisa bercengkerama
dengan keluarga, dengan istri ataupun anak-anak kita. Sungguh, kemerdekaan adalah nikmat yang luar
biasa yang diberikan Allah kepada Negara kita. Ini Bukan pemberian Belanda atau pun Jepang.
Hadirin jamaah jum‟ah rahimakumullah
Kemerdekaan Indonesia telah berumur 70 tahun, tentu ini bukan umur yang muda dalam bentangan
sejarah. Tetapi patut disayangkan, kemerdekaan yang diraih dari penjajahan Belanda selama 350 tahun
ditambah 3,5 tahun oleh Jepang dahulu, Kini masih sebatas baru dikenang, belum sepenuhnya disyukuri
oleh mayoritas anak bangsa.
70 tahun Indonesia merdeka bukanlah waktu yang pendek, sesuai umur rata-rata manusia. Namun
kemerdekaan hakiki bangsa ini masih belum menjadi bukti. Memperingati kemerdekaan bukan sekadar
perayaan seremonial saja, juga bukan sekadar semarak warna-warni bendera dan umbul-umbul, juga tidak
sekadar aneka lomba yang kurang mendidik.
Kita bisa lihat, banyak masyarakat, khususnya kaum muda yang memaknai kemerdekaan hanya sebatas
penciptaan suasana ramai, meriah, dan gebyar dengan hura-hura dan foya-foya. Sebaliknya, semangat
juang yang terkandung di dalamnya nyaris terlupakan.
Oleh karena itu, kita harus tetap mengawasi dan juga mengisi kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan apa yang telah Allah syari’atkan dan perjuangan dalam mengisi kemerdekaan belum
pernah berhenti. Karena kita telah keluar dari penjajah satu, kita akan menghadapi penjajah yang lain.
Bung Karno pernah mengatakan “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi
perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Hari kemerdekaan Indonesia ke-70 menarik untuk kita renungkan. Sebuah kemerdekaan tidak mungkin
diraih tanpa adanya kemenangan, kemenangan mustahil didapat tanpa adanya perjuangan, perjuangan
“Bersabarlah kalian, maka sesungguhnya tidak akan datang kepada kalian sebuah zaman, kecuali zaman
tersebut lebih rusak dari sebelumnya, sampai kalian menemui Tuhan kalian.”(HR. Bukhari).
Dalam memaknai kemerdekaan ini, marilah kita memposisikan diri sebagai hamba Allah yang taat dan
beradab, bersuka ria tanpa harus lupa dari semangat kemerdekaan hakiki. Oleh karena itu, sejatinya
seorang muslim seharusnya mensyukuri nikmat kemerdekaan bukan sekadar mengenang kemerdekaan.
Kemerdekaan adalah kenikmatan dari Allah. Setiap nikmat itu menjadi pembuka atau penutup pintu
nikmat lainnya. Kita sering menginginkan nikmat, padahal rahasia yang bisa mengundang nikmat adalah
syukur atas nikmat yang ada. Kalau sekadar mengenang, hanya membuat kita terlena dengan romantisme
sejarah, sedang bersyukur merupakan gairah pengundang kenikmatan yang lebih besar.
ىئه شنسحم لأشدونم
“Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (kenikmatan tersebut) kepada kalian.” (Ibrahim: 7)
Maka menjadi pilihan bagi kita, apakah kita akan mengikuti zaman dengan warna kemaksiatan dan
menjadi budak zaman? Atau justru mewarnai zaman dengan warna keshalihan dan menjadi manusia
merdeka yang terbebas dari nafsu dunia, yang hanya menghambakan kepada Allah Taala? Itulah sejatinya
tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi ini, untuk mewarisi bumi dan memakmurkannya dengan
aturan dan celupan Allah
صبغت الله مه أحعه مه الله صبغت وحه ى ػببدن
“Celupan (agama) Allah. Siapa yang lebih baik celupannya daripada Allah? Dan kepada–Nya kami
menyembah.” (Al-Baqarah: 138)
Ma‟asyiral Muslimin Rahimakumullah
Perjuangan panjang para pendahulu bangsa ini yang notabene mayoritas kaum muslimin, berjuang
melawan penjajah, di bawah teriakan takbir mereka melawan kaum kafir, di bawah bendera Laa Ilaaha
Illallah mereka berkorban jiwa dan raga, banyak dari mereka yang menjadi syuhada’. Sehingga Allah
SWT memberikan nikmat kemerdekaan kepada bangsa ini.
Umat Islam yang berjumlah mayoritas di negeri ini sudah seharusnya mengisi kemerdekaan dengan
sebaik-baiknya. Mensyukuri kedaulatan dengan pembangunan dan persatuan. Ini menjadi bukti
penghargaan kepada para pendahulu bangsa ini, sekaligus agar Allah SWT menambah nikmat-nikmatnya
kepada bangsa ini. Bukankah Allah SWT pasti menambah nikmat-Nya bagi siapa saja yang bersyukur?
Dengan tegas Allah SWT telah memberi arahan kepada bangsa ini bagaimana seharusnya mengisi
kemerdekaan dan mensyukuri nikmat kepemimpinan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 41:
ا ػه و أمسا بٱىمؼسف ة م ا ٱىص ءاح ة ي م ف ٱلأزض أقبما ٱىصى ن قبت ٱلأمز ٱىره إن م ػ لل ٱىمىنس
”(yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka
mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma‟ruf dan mencegah dari perbuatan yang
mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”
Kalimat ”Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi” bisa berarti suatu bentuk kemerdekaan dari
penjajahan. Ada empat strategi yang harus dilaksanakan dalam mengisi kemerdekaan ini:
Pertama, iqamatus shalah (mendirikan shalat) Mendirikan shalat dalam rangka membangun moralitas dan akhlaq mulia.
Suatu bangsa atau institusi akan dapat langgeng ketika memiliki moralitas dan kredibilitas yang tinggi.
Kunci membangun moralitas terletak pada pelaksanaan ibadah shalat, dan ketaatan kepada Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT.
اىم ى ػه اىفحشبء لة حى ىنس إن اىص
”Sesungguhnya shalat mampu mencegah dari perbuatan keji dan munkar”. (Al Ankabut: 45)
Kedua, itauz zakah, menunaikan zakat sebagai bentuk kepedulian sosial Agama Allah tidaklah hanya mengurusi masalah rohani dan akhirat saja, namun juga sangat
memperhatikan keseimbangan kehidupan sosial bermasyarakat. Itu dibuktikan dengan anjuran di banyak
tempat di Al Qur’an, penyebutan perintah shalat selalu diiringi dengan perintah berzakat.
Zakat, atau mengeluarkan harta yang kita punya untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya
adalah dalam rangka membersihkan harta kita dari yang tidak halal atau yang masih samar-samar. Zakat
juga sebagai upaya untuk mengerem nafsu bakhil dalam diri seseorang, karena kecendrungan seseorang
itu cinta terhadap harta dan dunia. Zakat juga sebagai symbol sosial kepedulian seseorang kepada sesama.
Ketiga, Amar makruf nahi munkar, jaminan kepastian dan penegakan hukum Jabatan dan kekuasaan mendorong seseorang untuk menyimpang dan menyalahgunakan jabatan. Banyak
contoh dalam sejarah, Firaun misalkan yang berupaya untuk melanggengkan kekuasaannya dengan segala
cara, karena tidak ada perimbangan kontrol dari masyarakatnya.
Tingkatan amar makruf dan nahi mungkar sudah diatur dalam agama. Yaitu dengan pendekatan
kekuasaan atau tangan, bagi yang berwenang. Dengan lisan atau nasihat bagi siapa pun yang bisa mampu
memberikan nasihat. Jika keduanya tidak bisa dilakukan, maka dengan pengingkaran dalam hati. Inilah
selemah-lemah iman seseorang.
Dalam konteks jaminan kepastian dan penegakan hukum, pernah ditegaskan Rasulullah saw, ketika ada
usaha dari para sahabat untuk minta keringanan hukuman bagi seorang wanita bangsawan yang berzina.
Namun dengan tegas Rasul menolak dan mengatakan, ”Ketahuilah, penyebab kehancuran umat
terdahulu, adalah karena ketika orang kaya mencuri, maka tidak ditegakkan hukuman. Namun kalau
yang mencuri itu rakyat kecil, seketika itu hukuman ditegakkan dengan seberat-beratnya. Ketahuilah,
seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri, pasti aku sendiri yang akan memotong tangannya.”
Seseorang sama di mata hukum. Hukum tidak bisa dibeli dan digadaikan.
Keempat, Mengembalikan urusan kepada Allah semata Ketika usaha untuk membangun moralitas dan akhlakul karimah lewat pelaksanaan ibadah shalat. Dan
menumbuhkan kepedulian sosial yang dibuktikan dengan mengeluarkan zakat. Serta proses amar makruf
dan nahi munkar sudah dijalankan dengan seimbang, maka selebihnya kita serahkan urusan kehidupan
kepada kehendak Allah SWT. Karena Dia-lah yang akan mengatur urusan seluruh manusia. Dan Allah
SWT pasti menepati janji–Nya, yaitu akan menolong orang yang mengikuti kehendak–Nya. Allah SWT
berfirman:
مو ػيى الل إ م ف الأمس فئذا ػصمج فخ ز شب ه ي م ن الله حب اىمخ
”Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal
kepada–Nya.” (Ali Imran: 15)
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Sesungguhnya Islam lahir membawa misi kemerdekaan dan kebebasan serta ingin mengantarkan segenap
manusia kembali kepada fitrah mereka yang suci. Misi kemerdekaan dan kebebasan yang diperjuangkan
oleh Islam merupakan inti dari ideologi yang benar yaitu “Tahrirul „Ibad Min „Ibaadatil „Ibaad ilaa
„Ibaadati Rabbil „Ibad “, membebaskan manusia dari penghambaan, belenggu, dari ketergantungan
kepada sesama manusia menuju penghambaan dan pengabdian yang totalitas kepada Tuhan sang pencipta
Kesyukuran yang tertinggi bagi kita bukan hanya bangsa ini telah meraih kemerdekaan, tetapi kesyukuran
kita selaku umat Islam adalah bahwa kita tidak sekadar menjadi penonton di dalam mengisi kemerdekaan
ini, tapi semampu mungkin menjadi pemain dan ikut ambil bagian sesuai dengan bidangnya masing-
masing, sesuai dengan segmentasi masing-masing untuk menjadi orang-orang yang bisa menorehkan tinta
emas dan menuliskan sejarah kegemilangan bangsa ini di masa yang akan datang, sehingga kita akan
dikenang sebagai sebuah kebaikan yang Insya Allah jika itu diteruskan oleh generasi yang akan datang,
maka kita akan meraih pahala yang tidak putus-putus meskipun kita sudah menghadap Allah kelak.
Dengan semangat kemerdekaan, marilah kita menyukuri kemerdekaan ini dengan mempertahankan
keutuhan jati diri dan bangsa ini dengan nilai-nilai akhlaq yang luhur dan nilai-nilai Islam yang tinggi,
hanya dengan itu, kita bisa meraih kejayaan di masa yang akan datang. Mudah-mudahan Allah SWT
berkenan meneruskan sejarah bangsa ini sehingga bangsa ini akan menjadi sebuah “Baldatun
Thayyibatun Warabbun Ghafuur“ sebuah negara dan bangsa yang meraih maghfirah Allah SWT dalam
waktu yang bersamaan juga meraih kesejahteraan dan kedamaian selama-lamanya. كر ال ه من الآات والذ اكم ما ف وإ م، ونفعن ولكم ف المرآن العظ ن فاستغفروه إنه هو الغف ارن الله ل م مس ولكم ول هذا وأستغفر الله ل م . ألول لول ور حك
م ح الرKedua Khutbah
ف الهدى والنور، الذي لال ز الغفور، الذي جعل ف السلم الحن حانه وتعالى حمد من نالحمد لله العز ا إل متاع الغرور{، نحمده س تر، }وما الحا الدن ظر فا
ست دار ممر، وأشهد أن ل إله إل الله م أن الدنا ل ن المساويء وازدجر، و مار وحددها، وهو اق ل فوت وهو ح وكف ك وأحكامها، ولدر الأ ل خك الخلستعداد ل ر الموت والفناء، وال ده ورسوله، أمر تذك دا ى آله الط موت، وأشهد أن محم ن و د خاتم الأناء والممرس ى محم والجزاء . صى الله ن وم الع
موا ت ه وس ن ءامنوا صوا الذ ، ا أها ى الن ن إن الله وملكته صون هم ال د وار ى آل محم د و ى محم ما . الهم صل وسم وارن سن االخفاء ن و ن اجمع ن سار أصحاب ن و ثمان و مر و ن سدنا اى كر و اشد ن الر ن ومن تعهم إحسان الى وم الد ن وتاعى التاع لتاع
ن و م مس ن والمإمنات الأحاء منهم والأموات الهم اغفر ل مات والمإمن المسلا معصوما لنا من عده تفر الهم اجعل جمعنا هذا جمعا مرحوما، واجعل تفر
لعفاف والغنىالهم إنا نسؤلن الهدى والتمى وامل ا، و ا خاشعا من نا صادلا خالصا، و الهم إنا نسؤلن أن ترزق كل منا لسانا صادلا ذاكرا، ول مانا راسخا ثاتا، وم ما نافعا رافعا، وإ ا، و رزلا صالحا زاك
حلل طا واسعا، ا ذا الجلل والكرام ، و ى الحك متهم هم صفوفهم، وأجمع ك د ال ن، ووح م ز السلم والمس .ن لعادن أجمعن اكسر شوكة الظالمن، واكتب السلم والأم الهم أ
طاننا وأده الحك وأد ه الحك ا رب الع ز س ن الهم رنا احفظ أوطاننا وأ المن لن نا من الذاكر ضن المدرار، واجع والأسحار الهم رنا اسمنا من ف ن لن العش ل والنهار، المستغفر ف ال
، وارن لنا ف ثمارن رات الأر نا من ركات السماء وأخرج لنا من خ نا وكل أرزالنا ا ذا الجل الهم أنزل .ل والكرام ا وزروتنا، وهب لنا من لدنن رحمة، إنن أنت الوهاب .رنا ل تزغ لونا عد إذ هد
ن رنا ظمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرذاب النار رنا آتن .ا ف الدنا حسنة وف الآخر حسنة ولنا
ن الفحشاء والم تاء ذى المرى ونهى اد الله ! إن الله ؤمر العدل والحسان وإ ى نعمه زدكم نكر والغ عظكم لعكم تذكرون ، فاذكروالله ذكركم, واشكروا .ولذكرالله أكر
لة أقيموا الص
Materi Khutbah Jumat, 28 Oktober 2016
PENTINGNYA WAKTU
اء، هم – سل والأن اده الر ك ولدر الأشاء، واصطفى من ك الخ حانه وتعالى ما هو له أهل من الحمد لله الذي خ نتؤسى ونمتدي، وهداهم نهتدي، أحمده س
ه فل هادي له، الحمد وأثن ه، من هده الله فل مضل له ومن ض ه، وأومن ه وأتوكل دا نا محم ن له، وأشهد أن سدنا ون أشهد أن ل إله إل الله وحده ل شرده ور ن، وجعل ر مإمن ن, هدى ونورا ل ه ره المرآن الم عده، أنزل ن, سوله ل ن اء والمرس ى سار الأن ه و ى الله وسم ن، ص عالم سالته رحمة لكم و وآل كل اد الله أوص ا عد، فا ن . أم ن لهم إحسان إلى وم الد ة والتاع حا حون والص ته لعكم تف تموى الله وطا نفس
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah Setiap orang yang beriman pasti menyadari bahwa kehidupan di muka bumi ini bukanlah tanpa batasan
waktu. Setiap orang menjalani kehidupan sesuai “kontraknya” masing-masing dalam batas waktu yang
telah ditetapkan oleh Allah SWT. Umur manusia berbeda satu dengan lainnya, begitu pun amal dan
perbuatannya. Setiap mukmin akan menyadari bahwa ia tidak akan selamanya hidup dan tinggal di dunia
ini. Bahwa keberadaannya di alam ini hakikatnya sedang menempuh proses perjalanan panjang menuju
kehidupan akhirat yang kekal dan hakiki. Sikap yang demikian sungguh sangat berbeda dan bertolak
belakang dengan sikap orang-orang yang hakikatnya tidak beriman. Sebagaimana hal ini disinggung
dalam firman Allah SWT:
أبقى س اخسة خ بو حؤثسن اىحبة اىدوب.
“Akan tetapi kalian (orang-orang yang ingkar) justeru lebih memilih kehidupan dunia. Padahal sungguh
kehidupan akhirat itu jauh lebih baik dan kekal. (QS. al-A‟la: 16-17).
Hadirin Jama‟ah Jum‟at yang dimuliakan Allah,
Ada beberapa hal yang sering manusia lupakan, di antaranya pertanyaan: Kenapa manusia diciptakan?
Apa kepentingan dan tugas mereka dalam kehidupan ini? Sering sekali manusia melupakan pertanyaan-
pertanyaan ini sehingga mereka hidup dalam penuh kelalaian, hidup hanya dipergunakan untuk
bersenang-senang, makan, minum, dan kesenangan-kesenangan lain yang bersifat dunia. Mereka sama
sekali tidak memikirkan tentang proses kejadian dirinya. Sehingga ketika ajal menjemputnya,
penyesalanlah yang menghinggapinya di mana saat itu penyesalan sudah tidak berarti lagi.
Dari sinilah perlunya iman yang kuat dalam diri kita supaya kita dapat berhati-hati dengan waktu. Pandai-
pandailah memanfaatkannya. Ingatlah! Hari-hari kita jangan dilewati begitu saja tanpa hal yang
bermanfaat dan bernilai positif. Sesaat demi sesaat, semua berlalu begitu cepatnya. Begitulah, diri kita
berpindah dari pagi ke petang dan dari petang hingga pagi kembali. Apakah kita pernah
bermuhasabah (introspeksi) terhadap diri kita sendiri? Sehingga kita bisa melihat lembaran-lembaran
hari-hari kita dengan amal apa kita membukanya dan dengan amal apa pula kita menutupnya?
Ada sebuah pepatah berbunyi “Time is money”,“al-waktu ka al-saif”. Waktu adalah uang, waktu adalah
pedang, waktu adalah perjalanan yang tidak akan pernah kembali. Itulah ungkapan yang sering kita
dengar untuk menghargai waktu. Waktu adalah kehidupan. Tidak ada yang lebih berharga dalam
kehidupan ini setelah iman selain “waktu”. Waktu adalah benda yang paling berharga dalam kehidupan
seorang muslim. Ia tidak dapat ditukar oleh apapun. Ia juga tidak dapat kembali jika sudah pergi.
Sungguh sangat merugi orang yang menyia-nyiakan waktunya.
Hal pertama yang harus diketahui manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah mengenal Allah dengan
benar dan menyembah-Nya dengan sebenar-benar penyembahan. Karena manusia diciptakan di muka
bumi sebagai khalifah adalah untuk beribadah hanya kepada Allah. Sebagaimana ditegaskan dalam
Firman Nya:
الوط إل ىؼبدن مب خيقج اىجه
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(Q.S Adz-
Dzariyat 56)
Pertanyaan Ketiga, kemanakah tujuan kita? Pertanyaan ketiga ini bagi kaum materialis, mereka
memberikan suatu jawaban. Tetapi hal itu justru menurunkan martabat kemuliaan manusia menempati
kedudukan binatang.
Mengenai tempat kembali manusia setelah menjalani kehidupan bermasyarakat, dengan sederhana sekali
mereka mengatakan: secara mutlak manusia akan hancur dan binasa. Mereka dilipat oleh bumi
sebagaimana penguburan bermilyar binatang dan makhluk lainnya di dalam perut bumi. Jasad ini akan
kembali ke unsur-unsur penciptaannya yang pertama. Jadi, mereka akan kembali menjadi debu yang
diterbangkan oleh angin.
Begitulah cerita kehidupan manusia menurut mereka. Tiada keabadian dan pembalasan, tiada perbedaan
antara yang berbuat baik dan yang berlaku jahat. Berbeda dengan orang mukmin, tentu mereka sudah
mengerti ke mana tujuan mereka pergi. Mereka menyadari bahwa dunia ini hanya sesaat.
Dari tiga pertanyaan di atas, jika seseorang bisa merenungkannya dengan penuh penghayatan, maka ia
akan menjadi seseorang yang rajin dan bisa memanfaatkan waktunya dengan baik. Sehingga tidak akan
timbul penyesalan di kemudian hari.
Hadirin sidang jama’ah jumat yang berbahagia, Salah satu yang sering dilalaikan oleh manusia adalah waktu luang. Di mana manusia memiliki jeda
dalam rumitnya aktivitas sehari-sehari. Orang sesibuk apapun bekerja baik di kantor, sekolah, pabrik,
pasar, ladang, sawah dan sebagainya, pastilah mempunyai waktu luang di tengah-tengah kesibukannya.
Dan dari waktu luangnyalah manusia membangun kerangka sejati mengenai dirinya.
Orang-orang yang tidak punya kegiatan dalam hidupnya berpotensi sekali untuk melakukan pergunjingan
dan gosip. Kosong tanpa kegiatan sama saja dengan mobil yang didorong. Jalan sendiri di sebuah jalan
menurun. Jadilah mobil itu menabrak ke sana ke mari tanpa tujuan. Manakala suatu hari kita mengalami
kekosongan dalam hidup, bersiap-siaplah untuk menyambut datangnya kesedihan, kesusahan, dan
ketakutan. Sesungguhnya kekosongan kita akan membuka semua arsip masa lalu, masa kini, dan masa
depan dari panggung kehidupan sehingga kita berada dalam kondisi yang rumit.
Maka dari itu, mari kita isi kekosongan yang mematikan ini dengan melakukan kegiatan yang
membuahkan hasil dan bermanfa’at. Kekosongan itu ibarat seorang pencopet yang sedang menunggu
mangsanya. Begitu kita mengalami kekosongan, maka saat itu juga kita akan diserang gempuran ilusi dari
angan-angan dan saat itulah akan hilang seluruh diri kita.
Oleh karena itu, marilah kita bangkit mulai dari sekarang untuk mengisi kehidupan ini dengan berbagai
kegiatan positif. Seperti ibadah, membaca, bertasbih, menelaah sebuah buku, menulis, merapikan meja
kerja, atau memberi hal yang berguna bagi orang lain. Maka insya Allah kebahagiaan akan kita peroleh.
Apa yang harus dilakukan? Membaca merupakan salah satu jawabannya. Baik itu membaca Alquran,
kitab-kitab hadits, buku-buku ilmu pengetahuan dan motivasi, sampai membaca situasi kehidupan di
sekeliling kita. Sehingga dengan begitu, waktu luang tidak akan terlewati dengan percuma.
Mari renungkan, orang-orang yang telah mendahului kita begitu antusiasnya terhadap buku dan begitu
efektifnya mereka memanfaatkan waktu. Maka sudah sepantasnya kita yang hidup di dunia serba modern
ini di mana buku-buku sudah tersebar merata bahkan di internet pun dengan mudah kita bisa mengakses
berbagai ilmu pengetahuan. Maka patutkah kita berdiam diri membiarkan waktu luang kita berlalu begitu
saja? نن ظهرن ، ورفعنا لن ذكرن ، فإن مع العسر سرا ، إن مع العسر س ألم نشرح لن صدرن ، ووضعنا را ، فإذا فرغت فانصب ، وإلى رن وزرن ، الذي أنم
. فارغب م, ونفعن ولكم ف المرآن العظ ومنكم تلوته إنه هو الس ارن الله ل م, وتمل من كر الحك ات والذ ه من الآ هذا واستغفر الله وإاكم ما ف م . ألول لول ع الع م
ولكم فاستغفروه، إنه هو الغف م ل م العظ ح .ور الرKedua: Khutbah
مه وامتنانه . أشهد أن ل إله إل الله ى توف ى إحسانه، والشكر له ى إلى رض الحمد لله ده ورسوله الدا دا ن له، وأشهد أن محم وانه . الهم صل وحده ل شرا عد را . أم ما كث ه وسم تس ى آله وأصحا د و :ى سدنا محم
موا أن الله أمركم ا نهاكم . وا م ما أمر وانتهوا فا أها الناس, اتموا الله ف نفسه وثمنى ملآكته مدسه، ولال تعالى : إن الله وملآكته صون ؤ ه مر دأ ف ى الن ما ه وسموا تس ن آمنوا صوا .آأها الذ
د و ى محم كر الهم صل ن أ اشد ن الخفاء الر الهم ن، وار ن وملآكتن الممر آن ورس ن ى أن حاة والتاع ن مة الص و ثمان و مر و ون لهم إحسان إلى ن وتاع التاع احم نا معهم رحمتن اأرحم الر ن، وار .وم الد
مات الأحآء منهم والأموات، إ ن والمس م ن والمإمنات والمس مإمن وات الهم اغفر ل ب الد ب مج ع لر .نن سمن ا د ادن الموح ن وانصر رن والمشرك ن وأذل الش م ز السلم والمس ماتن إلى الهم أ ل ك ن وأ دآء الد دآنا وأ ر أ ن ودم م ن واخذل من خذل المس ص لمخ
ن وم ا .لدلزل والمحن وسوء الفتنة ما ظهر منها وما نا اللء والواء والز ة ا رب العالم الهم ادفع آم ن م دان المس ر ال ن سا ة و سا خآص ن دنا إندون .ن طن
ذاب النار .رنا آتنا ف الدنا حسنة وف الآخر حسنة ولنا ن الفحشآء والمن تآء ذي المرى ونهى اد الله! إن الله ؤمر العدل والحسان وإ ى نعم م ذكركم واشكروه ه كر والغ عظكم لعكم تذكرون، واذكروا الله العظ
ه عطكم، ولذكر الله أكر ز .دكم واسوه من فض !!!الصلة أقيموا
Materi Khutbah Jum’at, 16 Desember 2016
Hikmah di Balik Musibah
الأ سل وأخر، وأ الحمد لل ك النسان ثم أماته ثم ألر، وأرسل الر م كر، خك الكون ودر، خ ه العظات والعر، فهدى وأحل وأمر، ونهى وحر م ف نزل المرآن الكر م: والعصر * إن وزجر، فمال ف ح حممن الر م، سم الله الر ج طان الر وذ الله من الش الحات سور العصر: أ موا الص نسان لف خسر * إل الذن آمنوا و ال
ر . وتواصوا الحك وتواصوا الصز جنده، وهزم الأحزاب ده، وأ ده، ونصر ن أشهد أن ل إله إل الله وحده، صدق و ن الخوف والجوع ونمص م ء م ونكم ش حانه: ولن وحده، وهو المال س
ارن نفس والثمرات الأموال والأ وشر الص الكوثر، ر الشر، وصاحب الحو ده ورسوله وهو خ دا وأشهد أن محمى ى من صاحه وأزره وولر، و ر، و ى آله المطه ه و كل أثر، إلى وم المحشر .صى الله ن لهم إحسان ف ع التا
كم وإاي تموى الله، فاتموا الله حك تماته ول تموتن إل اد الله، أوص ا عد؛ مون .أم س وأنتم م
Jamaah jum‟at rahimakumullah…
Pertama dan tidak henti-hantinya, kami selaku khatib mengajak pada Jamaah sekalian termasuk diri kami
sendiri untuk memanjatkan puji syukur yang tiada terhingga kepada Allah SWT, karena Dia telah
memberi kita karunia dan nikmat yang sangat besar. Karunia dan nikmat itu ialah umur yang panjang,
kesehatan yang baik, dan kesempatan yang lapang sehingga kita semua bisa hadir di sini untuk
mendirikan shalat Jumat berjamaah pada hari ini. Semoga seluruh amal ibadah jumat kita maupun ibadah
lainnya diterima disisi Allah Taala dan mendapatkan Ridha-Nya. Amin.
Oleh sebab itu maka kiranya sebagai salah satu bentuk rasa syukur kita terhadap semua nikmat Allah ini
tidak bosan-bosannya pula, khatib menyerukan agar tidak ada jemaah yang sampai tertidur atau berbicara
satu sama lainnya ketika khutbah Jumat sedang dibacakan, hal ini agar kita semua bisa mengambil
hikmah dan pelajaran lain yang bermanfaat. Rasa kantuk memang merupakan fitrah sebagaimana juga
rasa lapar dan dahaga namun seyogyanya semua bentuk kefitrahan ini tidak menjadi penghalang kita dari
mendengarkan firman-firman Tuhan yang akan disampaikan.
أوصخا ىؼينم حسحمن إذا قسا اىقسآن فبظخمؼا ى
Dan apabila dibacakan Al-Qur‟an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang
agar kamu mendapat rahmat (Al-A’raf: 204)
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarganya.
Keselamatan semoga juga tercurah atas para sahabat dan umat beliau dahulu, sekarang dan yang akan
datang.
Jamaah umat rahimakumullah…
Tidak terasa, sudah 24 hari kita berada di tahun 2014. Jika dalam 1 hari ada 24 jam, maka 24 hari berarti
sama dengan 576 jam atau 34.560 menit sudah kita lewati. Subhanallah. Selama masa waktu itu, hal
positif apa yang sudah kita lakukan dan hal negatif apa saja yang sudah kita perbuat? Mari kita tanya pada
diri kita masing-masing, dalam tempo 24 hari tersebut, manakah yang paling sering kita lakukan,
حمدا كث ن له . ارغامالمن جحده وكفر . واش الحمدلل م را كما امر . واشهدان لاله اللله وحده لشر ده ورسوله سدالنس والشر . الهم صل وس دا دنا محم هدان سن نظر واذن خر ى سدنا مح ى اله وصحه مااتصت د و م
ى ا عد : فاا هاالناس !! اتموالله تعالى . وذروالفواحش ماظهروماطن . وحافظوا ة ام ة وحضور الجمعة والجما ا ه نفسه . الط موا أن الله امركم ؤمر دأف . وا ما: ان الله وملكته صون وثنى ملكة لدسه . فمال تعالى ولم زل لال ن آمنواصوا ى ا هاالذ هى الن د . كماص ى ال سدنا محم د و دنا محم ى س م ما . الهم صل وس مواتس د وس دمج ن انن حم م . ف العالم راه ى ال سدنا ا م و راه ى سدنا ا ت
ن سار أصحاب ن الهم و ثمان و مر و دنا اى كر و ن س اشد ن الخفاءالر ن ومن تعهم إحسان الى وم وار ن وتاعى التاع ن التاع ن و ن اجمعن الد
ن والمإمنات الأحاء منهم والموات رحمتن الهم اغ مات والمإمن ن والمس م مس لزل والمحن . فر ل نا والز ناالغلء والواء والز اواهب العطات . الهم ادفع ة ارب العالم وسوءالفتن ام ن م ن سارلدالمس ة و ن دنا هذاخاص ذاب النار ماظهرمنها وماطن نااتنافى الدنا حسنة وفى الخر حسنة ولنا ن . ر
عباداالله ان االله يأمربال عدل والاحسان وايتاءذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغى يعظكم لعلكم تذكرون فاذكرواالله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم. ولذكراالله اكبر