Top Banner
03 - 2015 Warta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Iman Versus Finansial 20 Yesus Janji Karunia 27 Janji Janji 12 adalah Zuki dan Pali Mxoli pertaruhkan semuanya. Tukang Tuhan bagi Bangunan
48

March 2015 indonesian

Apr 08, 2016

Download

Documents

March 2015 indonesian
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: March 2015 indonesian

03 - 2015

W a r t a G e r e j a M a s e h i A d v e n t H a r i K e t u j u h

Iman VersusFinansial

20

YesusJanjiKarunia27Janji

Janji12

adalah

Zuki dan Pali Mxoli pertaruhkan semuanya.

Tukang

TuhanbagiBangunan

Page 2: March 2015 indonesian

C E R I T A S A M P U L

16 Tukang Bangunan bagi Tuhan

Oleh Sandra BlackmerDi ambang kehilangan segalanya, Zuki dan Pali Mxoli malah maju ke depan.

8 P A N O R A M A S E D U N I A

Ladang Misi Paling Utama Oleh Ted N. C. Wilson Membuat keluarga kita menjadi prioritas.

12 R E N U N G A N

Janji adalah Janji Oleh Dennis Meier Apakah Tuhan selalu melakukan apa yang Dia katakan akan Dia lakukan?

14 K E P E R C A Y A A N D A S A R

Visi Tuhan Oleh Paulo Cândido de Oliveira Mengasihi Tuhan yang mengenal kita lebih baik daripada kita sendiri.

20 K E H I D U P A N A D V E N T

Iman Versus Finansial Oleh Julian Archer Bagaimana pengeluaran kita dapat mencerminkan iman kita.

22 R O H N U B U A T

Jurukabar Allah— Pelayanan Itu Berkembang

Oleh Anna Galeniece Ellen White membagikan pekabaran kesehatan Allah.

24 P E L A Y A N A N A D V E N T

Kasih dalam Tindakan Oleh Joel Reyes Menghubungkan seorang yang membutuhkan dengan seorang yang peduli

25 I M A N D A N S A I N S

Ketika Spesies Berubah Oleh L. James Gibson Makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungan mereka sepanjang waktu.

26 P E R T A N Y A A N D A N

J A W A B A N A L K I T A B

Hilang Tapi Tidak Dilupakan

27 P E L A J A R A N A L K I T A B

Karunia Janji Yesus

28 P E R T U K A R A N I D E

D E P A R T E M E N T A L

03 - 2015

W a r t a G e r e j a M a s e h i A d v e n t H a r i K e t u j u h

ImanVersusFinansial

20

YesusJanjiPemberian27Janji

Janji12

adalah

Zuki dan Pali Mxoli mempertaruhkan semuanya.

Tukang

TuhanbagiBangunan

03 - 2015

3 L A P O R A N S E D U N I A

3 Sekilas Berita 6 Fitur Berita 10 Kisah GLOW

11 K E S E H A T A N S E D U N I A

ADHD (Attention- Deficit/Hyperactivity Disorder)

www.adventistworld.orgTersedia daring dalam 10 bahasa

Sesi General Conference 2015Pemberitahuan resmi diumumkan bahwa

Sesi General Conference keenam puluh

akan diselenggarakan tanggal 2-11 Juli 2015,

di Alamodome di San Antonio, Texas. Perte-

muan pertama akan dimulai pada 08:00, 2 Juli

2015. Seluruh delegasi yang terakreditasi di-

mohon hadir pada waktu itu.

Ted N. C. Wilson, Ketua General ConferenceG. T. Ng, Sekretaris General Conference

S A M P U L : C r e A t A S / t h i n k S t o C k . C o M2 Adventist World | 03 - 2015

Page 3: March 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

B e r s a m b u n g k e s e b e l a h

D E P A R T E M E N T A L

n Ribuan orang memadati sebuah stadion di Ibukota Republik Dominika untuk merayakan 3.052 baptisan dan upacara pengurapan 110 orang pen-deta pada penutupan Doa Sepuluh Hari Sedunia yang diprakarsai oleh Ge-reja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Ada 29 pemimpin tertinggi gereja Advent, termasuk Ketua General Conference Ted N. C. Wilson yang turut hadir dalam ibadah tanggal 17 Ja-nuari di Stadion Santo Domingo de Los Deportes.

“Kami pulang dengan hati yang penuh syukur atas kuasa jamahan Roh Allah dan berlimpah dengan rasa sukacita atas pekerjaan Roh Kudus yang penuh kuasa di ibukota ini,” ucap evangelis Mark Finley, yang juga telah membawakan suatu program acara setiap malam yang berjudul “New Year, New Life” di stadion yang sama pada tanggal 7-11 Januari.

Pembaptisan ke 3.052 jiwa terdiri dari 1.800 yang dibaptis di stadion pada hari Sabat tanggal 17 Januari dan ratusan jiwa yang dibaptis di tem-

Namun Dalam“Segera sesudah kaki para imam pengangkat ta-but TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan” (Yosua 3:13).

Merupakan salah satu khotbah yang paling dikenal dalam gereja Advent, yaitu tentang me-langkah dalam iman dengan penuh harapan bahwa Allah akan memenuhi janji-Nya. Proyek pembangunan seribu gereja kami hadirkan da-lam edisi kali ini. Promosi penginjilan yang ba-nyaknya tak dapat dihitung semakin berkem-bang. Awalnya terbata-bata, namun dengan se-makin meningkatnya rasa percaya diri, sebagai seorang pemimpin ataupun anggota kita kem-bali dipanggil akan pentingnya patuh kepada apa yang Allah telah perintahkan, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Markus 16:15) .

Tapi apakah yang terjadi ketika dasar sungai tak kunjung kering saat Anda sedang melang-kah, ketika air akhirnya mencapai lutut, ping-gang, atau bahkan leher Anda? Apakah yang ter-jadi ketika logika yang diberikan Tuhan melalui pikiran kita tampak bertentangan dengan pang-gilan dari Allah yang mengaruniakan iman?

Jika semua anak kucing yang hilang tiba-tiba muncul setiap kali kita berdoa, atau setiap jiwa yang hilang berbalik secara dramatis karena kita meminta Tuhan untuk mengubah hatinya, kita akan segera menganggap bahwa mukjizat Allah biasa saja dan pantas terjadi. Firman Allah beru-lang kali mengingatkan kita bahwa iman tidak akan pernah menjadi mesin jualan otomatis yang dapat melakukan transaksi hanya dengan cara memasukkan koin untuk membeli produk yang kita perlukan.

Pada akhirnya, itu bukanlah sesuatu, bukan pula mukjizat yang paling kita perlukan, tetapi adalah hubungan dengan Allah ajaib yang pe-nuh kasih karunia. Sasaran iman selalu lebih be-sar daripada hal-hal besar yang iman dapat sele-saikan, pembangunan yang dilakukan, khotbah yang diberitakan, secangkir air minum yang di-berikan. Iman adalah pengalaman untuk belajar lebih dalam tentang percaya, yang pada akhirnya akan membawa kita pada keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa kita akan selalu aman kare-na kita berada dalam naungan tang an-Nya.

Ketika Anda membaca fitur sampul bulan ini, tentang sepasang suami istri Advent yang

masuk ke Sungai Yordan, sampai air mencapai ke leher mereka, ber-

doalah untuk dapat lebih perca-ya dan mengingat janji-Nya: “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyer-tai engkau” (Yes. 43: 2).

Atas: PENYERAHAN: Dua puluh enam orang pendeta (barisan tengah), bertelut bersama para pimpinan gereja (barisan kiri) dalam upacara pengurapan. Para istri pendeta berdiri di belakang mereka. Kanan: DARI TIONGHOA: Israel Leito, Ketua Divisi Inter-Amerika, membaptis Hiu Wang, orang Tionghoa pertama yang percaya dan menyerahkan dirinya bergabung ke gereja Advent di Republik Dominika, pada tanggal 17 Januari 2015.

3.052 Dibaptiskan di Republik DominikaSuatu Sabat bersejarah pada penutupanDoa Sepuluh Hari Gereja Advent Sedunia

Oleh Andrew McChesney, editor berita, Adventist Worldr

en

e

Go

Me

z

/

iA

D

r e n e G o M e z / i A D

03 - 2015 | Adventist World 3

Page 4: March 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

pat lain di pulau itu pada tanggal 16 dan 17 Januari, menurut Uni Dominika. Ada puluhan lainnya yang telah dibaptis saat seri penginjilan Finley minggu sebelum-nya.

“Yesus adalah batu karang dan Anda diminta untuk membangun gereja-Nya di atas batu karang kita, yaitu Yesus Kris-tus,” Wilson berbicara kepada calon bap-tisan di stadion. “Anda sedang memba-ngun gereja Allah ketika Anda membawa orang lain kepada-Nya, kepada Firman Kudus-Nya, ke gereja-Nya, kepada nubuatan-Nya.”

Salah satu baptisan di tengah podi-um: Hiu Wang, orang Tionghoa pertama yang percaya dan menyerahkan dirinya bergabung dalam gereja advent di Re-publik dominika.

“Wang mewakili sekelompok orang percaya sebagai hasil dari kerja sama ge-reja dengan salah satu Mission Center Ad-vent di Santo Domingo selama satu ta-hun setengah terakhir,” kata Luis Miguel Acevedo, pendeta yang membimbing ke-lompok itu.

Upacara pengurapan yang dilakukan pada sore hari itu adalah saat bersejarah bagi gereja Advent di mana ada banyak pendeta yang diurapi, ada banyak negara dan pemimpin gereja yang terlibat.

Ada seratus sepuluh orang pendeta yang ditahbiskan, termasuk di antaranya 26 pendeta dari Santo Domingo. Para pe-mimpin gereja yang berasal dari 13 divisi gereja menghadiri upacara pengurapan, yang disertai juga oleh Wakil Ketua Ge-neral Conference dan pemimpin lainnya. Dua puluh tiga gereja dari 11 negara di Divisi Inter-Amerika mengambil bagian dalam ibadah tersebut melalui siaran sa-telit.

Ada sekitar 30 pendeta lain yang me-nerima pengurapan sebelumnya di divisi lain.

Hari Sabat yang berketepatan dengan penutupan Doa Sepuluh Hari, sebuah inisiatif tahunan Sekretaris Asosiasi Ke-pendetaan General Conference yang telah menyaksikan banyak umat Advent ber-kumpul setiap hari di seluruh dunia un-tuk meminta hujan Roh Kudus pada ge-

Apakah yang Anda baca selain tugas-tu-gas kelas?”

Ketika menanggapinya Douglass me-ngarahkan mereka kepada tulisan yang ditulis oleh pendiri Gereja Masehi Ad-vent Hari Ketujuh, Ellen G. White. Sete-lah membaca buku White yang berjudul The Desire of Ages, salah satu temannya berkata, “Saya tahu apa yang Anda mak-sudkan.” Penulis buku ini memiliki kuali-tas otentikasi diri sendiri.

Douglass, yang menceritakan kejadi-an ini kepada saya, menempatkan tulisan Ellen White pada pusat sistem teologi yang ia didirikan selama hidupnya. Dia yakin bahwa jika Advent benar, dan jika Ellen White digunakan oleh Tuhan untuk membantu dalam memajukan kebenaran

reja.Finley mengatakan bahwa Allah

mengubah hidup. “Saya meninggalkan Santo Domingo dengan kesan yang luar biasa atas komitmen para anggota gereja Advent untuk melayani, partisipasi yang luar biasa dari anggota gereja dewasa muda untuk hidup bersaksi bagi gereja, dan mengarahkan administrasi gereja pa-da penginjilan penjangkauan,” kata Fin-ley. “Saya merasakan bahwa Tuhan mela-kukan sesuatu yang sangat tidak biasa,

karena para pengurus, pendeta, dan ang-gota awam bersatu untuk misi Allah bagi dunia karena menyadari bahwa waktu-nya sudah sangat mendesak. Dan saya bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika fokus yang memadukan misi dan komit-men untuk memenangkan jiwa yang hi-lang kepada Kristus ada pada seluruh ke-pentingan dan prioritas dari setiap gere-ja, setiap konferens, uni dan divisi.“—Libna Stevens, Divisi Inter-Amerika, berkontribusi pada laporan ini.

n Sebagai seorang mahasiswa S3 di awal 1960-an, Herbert E. Douglass menjalani pendidikan di mana ia dan sesama sis-wa di Pacific School of Religion di Berke-ley, California, seharusnya membaca dan mendiskusikan teologi modern.

Beberapa kali kelas membahas kon-tradiksi yang tampak sulit di antara sesa-ma teolog terkemuka dan Douglass memberikan keterangan bahwa seluruh kelas diharapkan menjadi sebagai peng-klarifikasi kesulitan.

Sejak awal, teman-teman sekelasnya menganggap bahwa Douglass adalah ahli teologi yang diutus. Dan ketika itu teru-lang, beberapa temannya datang kepada-nya dan berkata, “Anda pasti mendapat-kan pemahaman itu dari suatu tempat.

Oleh Jerry Moon, ketua, Departemen Sejarah Gereja, Universitas Andrews

K O M E N TA R B E R I TA

Douglass menggunakan tulisan Ellen G. White dalam menjelaskan pada saat yang penuh tantangan.

Kontribusi Terbesar Herbert E. Douglass’ pada Teologi Advent

4 Adventist World | 03 - 2015

Page 5: March 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

B e r s a m b u n g k e s e b e l a h

teologi Alkitabiah, maka tulisan-tulisan Ellen White tentu mengandung pema-haman yang diperlukan untuk meme-cahkan berbagai persoalan.

Kesungguhannya untuk memahami tulisan-tulisan Ellen White pada tingkat yang mendalam adalah usaha yang bera-khir hanya dengan kematiannya setelah ia lama sakit pada tanggal 15 Desember 2014, dalam usianya yang ke-87 tahun.

Perlu menghargai semangat Doug-lass, yaitu seorang teolog terkemuka abad keduapuluh di gereja Advent, yang me-merlukan tulisan White menjadi sebuah pemahaman dari goncangan dunia Ad-vent ketika ia sebagai pendeta muda pada tahun 1950-an.

Umat Advent Lupa ReformasiNilai pokok yang umat Advent warisi

dari Reformasi Protestan adalah gagasan karena kemerosotan dan kepuasan ma-nusia terhadap diri sendiri, satu-satunya cara bagi gereja untuk tetap direformasi yaitu dengan harus selalu reformasi. Ke-lemahan dalam setiap gerakan keagama-an adalah dengan menganggap dirinya telah “direformasi” dan menghentikan proses “reformasi” yang sedang berlang-sung. White berulang kali menegaskan, “Kita adalah reformis,” dan umat Advent mula-mula menganggap bahwa misi me-reka adalah menyelesaikan Reformasi Protestan dalam mempersiapkan keda-tangan Tuhan Yesus.

Sayangnya, pada tahun 1860-an dan

1870-an beberapa penginjil terkemuka mengandalkan perdebatan doktrin dan mengabaikan hubungan pribadi dengan Kristus, yang kemudian menghasilkan anggota gereja yang percaya kepada dok-trin yang benar tetapi tidak diarahkan pada hubungan yang intim setiap hari dengan Yesus.

Pada konferensi gereja pada tahun 1888, dua orang pendeta muda, E. J. Waggoner dan A. T. Jones, mencoba me-yakinkan gereja tentang pentingnya re-formasi, tetapi menurut White, mayoritas menolak pekabaran mereka.

Dengan demikian banyak orang Ad-vent yang memasuki abad keduapuluh dengan kurang pengalaman mengenai hidup yang dibenarkan oleh iman hanya di dalam Yesus tanpa menyadari keku-rangannya. Mereka dianggap oleh sebagi-an besar Protestan lainnya sebagai sekte legal atau juga sebagai sekte langsung.

Pertemuan General Conference tahun 1950 berusaha untuk memperbaiki hal ini melalui panggilan untuk kebangunan dan reformasi, yang hanya berdasarkan pandangan terhadap hukum pembenar-an, bukan “ciptaan baru” sepenuhnya se-perti yang dikatakan oleh Paulus dalam 2 Korintus 5:15-17 dan didukung oleh White.

Dua orang misionaris muda Advent di Afrika memprotes penyimpangan ini, dan pimpinan gereja merasa diserang. Tekanan eksternal yang diarahkan kepa-da pimpinan gereja Advent muncul pada tahun 1955 ketika beberapa evangelis menyatakan orang Advent tidak lebih da-ripada orang Kristen ortodoks. Hal ini menyebabkan diterbitkannya sebuah bu-ku Seventh-day Adventists Answer Ques-tions on Doctrine, pada tahun 1957.

Buku doktrin itu dengan terang-terangan menyatakan bahwa tujuannya “bukanlah untuk menjadi sebuah per-nyataan baru tentang iman” tetapi untuk memberi penjelasan “keyakinan umat Advent dalam terminologi yang saat ini digunakan di kalangan para teolog.”

Namun isu yang diangkat oleh buku tersebut dengan segera membawa per-tentangan di denominasi itu.

Dalam situasi yang tidak stabil ini muncullah Herbert E. Douglass. Pelayan-annya berlangsung selama lebih dari 60 tahun pada saat yang paling bergejolak dan kontroversial dalam sejarah Advent.

Pada tahun 1953 Douglass berusia 26 tahun, dengan memiliki pengalaman pas-toral selama enam tahun ketika Pacific Union College memanggilnya untuk mengajar dan mensponsorinya ke Se-venth-day Adventist Theological Seminary.

Ketika itu, baik seminari, kantor pu-sat General Conference, dan penerbitan Review and Herald berdiri berdampingan di Takoma Park, Washington, DC. Doug-lass semakin dikenal sebagai seorang ahli Alkitab yang memiliki bakat luar biasa, Review and Herald mengundangnya un-tuk bergabung dengan staf editorial un-tuk mempersiapkan jilid 6 dan 7 Seventh-day Adventist Bible Commentary.

Jawaban dari Ellen WhiteJadi Douglass memiliki kedudukan

yang tepat untuk mengamati perkem-bangan kontroversi, dan ia kembali kepa-da Ellen White untuk menemukan solusi.

Douglass kembali ke Pacific Union College untuk mengajar teologi pada ta-hun 1957 dan kemudian menjadi ketua Departemen Teologi di Atlantic Union College (AUC) pada tahun 1960; meneri-ma gelar doktor di Pacific School of Reli-gion pada tahun 1964; dan bekerja di AUC sebagai dekan akademis dan kemu-dian menjadi rektor.

Ia berada di perguruan tinggi pada tahun 1970 ketika Kenneth Wood, editor dari Review and Herald (sekarang Adven-tist Review), mengundangnya untuk menjadi associate editor percetakan. Hal ini memberi Douglass waktu dan kesem-patan untuk menerbitkan artikel dan bu-ku tentang konsep yang telah dikem-bangkan selama bertahun-tahun dalam mengajar. Selain ratusan artikel, ia akhir-nya menghasilkan lebih dari 30 buku. Bukunya Messenger of the Lord (1998) adalah jilid paling komprehensif tentang White sebelum ada Ellen G. White Ency-

AHLI PIKIR ADVENT: Herbert E. Douglass berfoto pada tahun 1973 saat enam tahun bertugas sebagai Associate Editor Review and Herald, yang sekarang dikenal sebagai Adventist Review.

A D v e n t i S t A r C h i v e S

03 - 2015 | Adventist World 5

Page 6: March 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

n Sebanyak 29 orang pemimpin ter-tinggi Gereja Masehi Advent Hari Ketu-juh menyimpan laptop dan ponsel mere-ka lalu mengambil kuas dan sekop keti-ka mereka membangun sebuah bangun-an gereja, ini merupakan pengalaman pertama bagi beberapa orang, di Repub-lik Dominika.

Ted N.C. Wilson, Ketua General Con-ference, memimpin sekelompok ketua di-visi, wakil ketua, dan administrator gereja senior lainnya dengan berhenti satu minggu rapat untuk membantu dalam proyek di Kota La Romana, Pulau Kari-bia.

“Merupakan suatu kesempatan yang berharga dapat beristirahat dari tugas-tu-gas administratif dan melakukan sesuatu secara langsung,” kata Wilson dalam re-nungan pagi di hotel tempat rombongan menginap. “Ini adalah sebuah pekerjaan penggandaan, memperluas gereja.”

Para pemimpin gereja berkumpul di awal setiap tahun untuk pertemuan pe-rencanaan disebut PREXAD (President’s Eksekutif Advisory), namun Wilson men-dorong para pemimpin tahun ini untuk turut juga membangun gereja. Menjelang

pertemuan itu, General Conference meng-hubungi Maranatha Volunteers Interna-tional, sebuah organisasi Advent berafili-asi yang dikenal dengan proyek bangun-an One-Day Church, dan akhirnya dite-tapkanlah gereja Advent Villa Caoba di La Romana.

Gedung gereja baru itu dibangun un-tuk memberikan tempat beribadah bagi 40 anggota Advent setempat yang dileng-kapi dengan sumur air tawar pertama da-lam masyarakat setempat yang berjumlah 12.000 orang. Sebelumnya para anggota gereja berbakti di sebuah bangunan se-derhana beratap dan berdinding logam seng, hanya memiliki delapan bangku da-lam keadaan rusak, dan lantai tanah yang tidak rata yang dapat berlumpur ketika hujan. Anak-anak berkumpul di bawah pohon selama acara Sekolah Sabat.

Pada tanggal 14 Januari 2015, para pemimpin gereja membuat dan mencat dua toilet di gereja baru, meletakkan din-ding bata, dan menempatkan atap di atas bingkai bangunan. Mereka juga meng-angkat struktur One-Day dengan rangka logam dan atap yang akan berfungsi se-

clopedia (2013), di mana dia juga menja-di kontributor utama.

Douglass menemukan titik awal bagi teologinya dalam naskah Alkitab menge-nai konflik antara yang baik dan yang ja-hat, dan dalam komentar White pada berbagai ayat tersebut. Dimulainya dosa, Setan yang melawan karakter Allah, dan terungkapnya rencana keselamatan Allah sebagai jawaban komprehensif dari apa yang dilakukan Setan, memaparkan kele-mahan teologi modern saat ini.

Fokus Ellen White pada karakter Al-lah sebagai persoalan mendasar dalam pertentangan besar, menjadi dasar dari sistem teologi Douglass.

Tema pertentangan besar menjelas-kan dan menyelesaikan dilema keliru an-tara karya Kristus di kayu salib dan pe-kerjaan-Nya di bait suci surgawi. Apa yang menjadi tujuan penebusan adalah untuk menyembuhkan kerenggangan yang diakibatkan dosa di dalam alam se-mesta milik Allah, sudah jelas bahwa sa-lib adalah pusat tapi bukan akhir dari pe-nebusan. Pengorbanan Kristus di kayu salib sungguh sempurna, lengkap, meme-nuhi, dan sekali saja untuk semua. Na-mun pada hari kebangkitan Kristus ma-sih ada persoalan yang belum selesai di alam semesta ini, yang hanya bisa di dila-kukan oleh-Nya.

Presentasi terlengkap dari sistem teo-logi Douglass ditemukan dalam tiga bu-ku yang diterbitkan pada akhir-akhir ma-sa hidupnya: God at Risk: The Cost of Freedom in the Great Controversy (2004), A Fork in the Road (2007), dan The Heartbeat of Adventism: The Great Con-troversy Theme in the Writings of Ellen G. White (2011).

Douglass adalah orang yang besar, le-genda pada masa hidupnya bagi ribuan orang Advent yang membaca tulisannya dan penerapan gagasan yang dikatakan-nya untuk kehidupan sehari-hari. Bah-kan mereka yang tidak setuju dengan dia hampir tidak dapat membantah bahwa melalui tulisan-tulisannya ia akan tetap menjadi salah satu teolog Advent paling berpengaruh dari abad keduapuluh.

Pimpinan Tertinggi Advent Membangun Gereja

SEDANG DALAM KONSTRUKSI:

Pemimpin Gereja membangun kelas

Sekolah Sabat di dekat JemaatVilla Caoba di

La Romana,Republik

Dominika.

L i b n A S t e v e n S / i A D

Oleh Libna Stevens, Division Inter-Amerika

Wilson memimpin rombongan berhenti dari tugas administratif untuk melakukan sesuatu secara langsung.

6 Adventist World | 03 - 2015

Page 7: March 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

bagai ruang kelas Sekolah Sabat di sam-ping gereja.

“Adalah hal yang luar biasa untuk da-pat merasakan perasaan internasional bersama semua di sini, bekerja sama da-lam memperluas gereja,” kata penginjil Mark Finley saat ia memberi cat dinding kamar mandi bersama Wakil Ketua Ge-neral Conference Ella Simmons dan Ar-mando Miranda.

Finley mengatakan ada dua hal yang terlintas dalam pikirannya ketika ia be-kerja di sana: Memberi cat dengan benar dan memuji Tuhan atas kesempatan un-tuk melayani-Nya.

Simmons, yang menjalani masa ja-batan lima tahun keduanya sebagai Wakil Ketua General Conference perempuan pertama, mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya dia berpartisipasi untuk membangun gereja. “Selama bertahun-tahun saya telah menunggu kesempatan ini. Ini sangat indah,“ katanya.

Simmons menghabiskan beberapa waktu untuk mewarnai dinding, kemudi-an ia mengumumkan bahwa ia telah lu-lus dalam melakukan peletakan blok.

Membangun gereja bersama Marana-tha juga yang pertama bagi Israel Leito, ketua Divisi Inter-Amerika, yang meli-puti Republik Dominika.

“Ini adalah saat yang sangat berseja-rah di mana semua pemimpin gereja membangun gereja untuk anggota gereja kita,” katanya. “Kami sangat senang, kare-na ini meyakinkan para anggota gereja kita bahwa kami ada bersama dengan mereka, tidak hanya duduk di kantor ka-mi.”

Esteban Paredes, pendeta dari gereja Advent Villa Caoba, mengatakan bahwa gereja yang baru itu adalah yang terkecil dari enam jemaat yang dipimpinnya, te-tapi keputusan para pemimpin gereja untuk membantu membangunnya telah membuatnya menjadi besar.

“Sungguh merupakan suatu sukacita melihat dan memiliki pemimpin gereja Advent dari seluruh dunia berdiri bahu-membahu untuk membangun tempat ibadah ini,” katanya.

n Sebuah kota di Republik Domini-ka telah memberi nama sebuah jalan de-ngan nama seorang pendiri Gereja Ma-sehi Advent Hari Ketujuh, Ellen G. White sebagai penghormatan atas kontribusi-nya kepada dunia melalui tulisan-tulisan-nya.

Keputusan yang dibuat La Romana, sebuah kota 130.000 orang, menjadi tan-da untuk menandai pertama kalinya se-buah jalan yang satu-satunya di dunia di-beri nama White.

La Romana Walikota Maritza Suero mengumumkan penggantian nama dari 7th Street ke Jalan Elena G. de White pada upacara yang dihadiri oleh Ketua gereja Advent sedunia Ted N.C. Wilson dan pa-ra pemimpin gereja lainnya.

“Tidak ada kata yang cukup untuk menyambut kepribadian tinggi dunia Kristen pada saat ini di sini untuk kota ini di La Romana, yang telah kita dekla-rasikan sebagai kota Allah,” kata Suero dalam pidato yang penuh dengan pujian bagi gereja Advent dan pemimpinnya pa-da tanggal 15 Januari 2015.

Wilson mengucapkan terima kasih kepada walikota atas sambutan hangat-nya, atas upaya kota untuk mempromo-sikan kebebasan beragama, dan dalam

menghormati warisan Ellen White mela-lui nama dari salah satu jalan di kota itu.

Saat upacara berakhir, seorang peja-bat kota senior membuat pengumuman mengejutkan bahwa kota itu menyum-bangkan sebidang tanah senilai lebih dari 100.000 dolar untuk gereja sehingga bisa membangun gedung gereja baru. Lahan seluas 500 meter persegi terletak di ka-wasan kelas menengah ke atas.

Jalan Elena G. de White terletak di ka-wasan Villa Alacrán, satu blok dari gereja Advent La Fe de Villa Alacran yang me-miliki 60 orang anggota. Wilson dan para pemimpin gereja lainnya kemudian me-ngunjungi jalan tersebut untuk meresmi-kan dan berdoa.

Ide untuk mengubah nama jalan ber-asal dari salah seorang anggota dewan Wanchy Medina, ia adalah seorang Ad-vent seumur hidupnya. Dia mengatakan dia ingin mengakui kontribusi penting White terhadap bidang kesehatan dan dalam bidang lainnya.

G.T. Ng, Sekretaris Eksekutif gereja Advent sedunia dan ketua dewan penga-was Ellen G. White Estate, mengatakan ini adalah pertama kalinya, bahwa jalan telah dinamai White dan tercatat bahwa 2015 menandai peringatan 100 tahun kemati-annya.

Pimpinan Tertinggi Advent Membangun Gereja

Jalan Dinamai Ellen G. White

PLANG BARU: Ketua Ted N.C. Wilson membuka plang nama Jalan Elena G. de White Street sementara Wakil Ketua General Conference Amando Miranda, kiri, menerjemahkannya.

L i b n A S t e v e n S / i A D

Jalan Elena G. de White adalah jalan pertama di dunia

Oleh Libna Stevens, Division Inter-Amerika

03 - 2015 | Adventist World 7

Page 8: March 2015 indonesian

P A N O R A M A S E D U N I A

Dari semua karunia yang Allah te-lah berikan kepada kita, dua yang paling berharga berawal di Ta-

man Eden: Sabat dan keluarga. Ini meru-pakan karunia istimewa yang berpusat pada hubungan dengan Allah, dan de-ngan orang terdekat kita.

Sungguh menarik, Setan berfokus untuk memberikan beberapa serangan paling kejam kepada kedua karunia isti-mewa tersebut. Sesuatu yang Allah renca-nakan menjadi kebahagiaan terbesar kita, Setan coba mengubahnya menjadi pen-deritaan. Mari kita memberi perhatian dengan saksama pada keluarga.

Karunia Keluarga Ketika Allah menciptakan Adam dan

Hawa, Ia tidak hanya bermaksud mem-buat dua individu untuk hidup ber-damping. Tidaklah demikian! Sebaliknya, ia menciptakan perpaduan yang indah dari dua menjadi satu kesatuan, itulah keluarga pertama di dunia!

“Lalu berkatalah manusia itu: ‘Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.’ Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi sa-tu daging.” (Kej. 2:23, 24).

Betapa suatu pemandangan yang in-dah dan penuh kasih mesra! Betapa Allah menginginkan keintiman ini, cinta ini, agar selalu hadir dalam setiap keluarga sejak awal. Tapi seperti yang kita sangat sadari, dosa timbul dan membawa ke-sengsaraan dan penderitaan.

Tapi tidak berarti segalanya jadi hi-lang. Pencipta kita adalah Penolong yang

mi ingin agar anak-anak merasa nyaman dengan doa. Setelah mereka tumbuh, Nan-cy dan saya berfokus menyusun berbagai cara kebaktian keluarga, termasuk memba-ca Alkitab, buku renungan tahunan, bertu-kar kutipan mengesankan dari Roh Nubu-at, dan selalu menjadikan doa bersama se-bagai titik fokus ibadah kami pada pagi dan malam hari. Bagi kami berdua, mem-baca Alkitab dan Roh Nubuat secara priba-di adalah mutlak dilakukan dalam ibadah kami. Pada akhirnya kebiasaan ini mem-perkuat situasi dalam memperluas keluarga melalui anak-anak dan cucu.

Berdoalah selalu dengan anak-anak An-da, di pagi hari dan pada malam hari. Ber-doalah dengan anak-anak Anda dan pa-sangan Anda. Pastikan mereka menempat-kan hari mereka di tangan Tuhan. Biarkan keluarga diawali dengan doa pada pagi ha-ri, dan ditutup dengan doa pada malam hari.

Ketika saya masih mahasiswa, ayah saya mengambil waktu untuk mengirim catatan tulisan tangan dengan kutipan berikut:

“Serahkanlah diri kepada Tuhan pada pagi hari, jadikanlah ini tugasmu yang per-tama. Biarlah doamu seperti ini: ‘Ambillah aku, ya Tuhan, jadi milik-Mu sepenuh. Ku-bentangkan semua rencana-rencanaku di kaki-Mu. Gunakanlah aku hari ini berbakti pada-Mu. Tinggallah di dalam aku, dan bi-arlah semua pekerjaanku dikerjakan di da-lam engkau.’”2

Saya tidak akan pernah lupa tindakan kebaikan itu, dan saya mencoba untuk me-nguduskan diri setiap pagi.

2. Berbicaralah dan berdoa bersama anak-anak Anda. Hai para orangtua, adalah sangat penting bagi Anda untuk berbicara dengan anak-anak Anda. Tanyakan kepada

Mahakuasa, Pemulih, dan Pemelihara atas segala sesuatu yang berkomitmen kepada-Nya (lihat 2 Tim. 1:12). Allah masih dapat membantu keluarga saat ini untuk mengalami kehangatan, cinta, dan keakraban yang Ia maksudkan. Pena ins-pirasi menuliskan, “Hadirat Kristuslah yang dapat membuat pria dan wanita berbahagia. Segala air kehidupan yang bi-asa dapat diubahkan oleh Kristus menja-di anggur dari surga. Kemuliaan rumah tangga menjadi sama seperti suatu Firda-us yang bahagia; keluarga menjadi satu lambang yang indah dari keluarga yang di surga.“1

Cara Praktis Memperkuat Keluarga

Apa sajakah hal-hal praktis yang da-pat kita lakukan sebagai upaya untuk memperkuat keluarga? Berikut adalah enam hal yang direkomendasikan:

1. Luangkan waktu setiap hari untuk ibadah keluarga. Memiliki ibadah keluar-ga yang tidak bersifat menguasai atau panjang, tetapi buatlah pendek dan mengangkat. Ketika anak-anak kami ma-sih kecil, kami melakukannya dengan ba-nyak membaca. Ketika mereka sangat ke-cil, kami menggunakan cerita Alkitab berukuran saku yang disebut buku “Little Fish.” Pada usia 2 tahun putri sulung ka-mi dapat menghafalkannya. Kemudian kami membaca My Bible Friends, diikuti oleh Cerita Alkitab, yang ditulis oleh Ar-thur S. Maxwell. Kadang-kadang mereka bermain tebak kata Alkitab, dan tentu sa-ja, kami juga membaca dari Alkitab.

Kemudian kami berdoa bersama, anak-anak pun akan berdoa. Doa harus-lah menjadi bagian pusat ibadah, dan ka-

Dekat ke RumahPaling Utama

Misiladang

Oleh Ted N. C. Wilson

P h o t o : b r A n D X P i C t U r e S / S t o C k b y t e / t h i n k S t o C k . C o M8 Adventist World | 03 - 2015

Page 9: March 2015 indonesian

mereka tentang sekolah mereka, kehidupan sosial mereka, juga perkembangan spiritual mereka. Berbicaralah kepada mereka. Bica-ra. Bicara. Bicara. Bahkan saat mereka tum-buh dewasa, Anda masih bisa menelepon atau mengirimkan pesan elektronik, atau menulis surat kepada mereka. Jangan men-desak atau mengganggu mereka, tapi terus-lah berkomunikasi.

Libatkan mereka dalam percakapan dan bawa pikiran mereka ke dalam hal-hal rohani, tapi tidak dengan cara merendah-kan atau mengutuk. Berikan kata-kata yang menghibur. Beritahu mereka bahwa Anda juga berdoa bagi mereka. Berdoalah bersa-ma mereka melalui sambungan telepon atau secara langsung. Doa membantu anak-anak Anda mengetahui bahwa Anda mengandalkan Tuhan. Dan ketika Anda memberi teladan dalam doa, itu akan membuat mereka tahu bahwa mereka juga dapat bergantung pada Tuhan.

3. Akui dan hargai anak-anak Anda. Tunjukkan kepada anak-anak Anda bahwa Anda menghargai mereka, dan bahwa me-reka adalah suatu pribadi dengan hak me-reka sendiri. Berikan petunjuk dan dorong-an untuk mencapai sesuatu yang berharga selamanya, baik secara pribadi atau juga dalam pekerjaan seumur hidup mereka.

Suatu faktor yang sangat besar dalam mengakui dan menghargai anak-anak kita adalah dengan mengatakan kepada mereka bahwa Anda percaya pada mereka. Begitu banyak orang yang merasa kurang dihargai saat ini. Ada banyak hal yang menjadi alas-annya, termasuk pesan yang kita temui me-lalui berbagai media yang mengatakan ke-pada kita bahwa jika kita tidak melakukan ini atau tidak memiliki itu, maka kita tidak berarti apa-apa.

Maka beritahu anak-anak Anda bahwa Anda percaya pada mereka dan bahwa An-da bangga dengan mereka. Ambillah berba-gai kesempatan untuk mendapatkan alasan dalam mengakui mereka. Jangan mencaci-maki mereka, tapi arahkan mereka kepada Tuhan sebagai sumber dari segala sesuatu yang baik dan berikan semangat kepada mereka saat berjalan mengarah kepada-Nya.

Saya tidak perlu melebih-lebihkan pen-tingnya menghargai anak-anak Anda. Ja-ngan berhenti melakukan hal itu setelah mereka menjadi dewasa. Sangat penting untuk mendorong dan menghargai mereka

dapat jatuh ke dalam pola hidup yang ja-uh dari apa yang Kristus pikirkan. Kepa-da setiap anggota keluarga, jangkaulah orang yang Anda cintai, sekalipun mere-ka berada jauh di negara asing.

6. Jadilah penjaga bagi saudaramu. Keluarga sedang berada dalam serangan yang besar, dan hal ini sering terjadi pada keluarga yang retak dengan orangtua tunggal. Bagi mereka yang menemukan diri mereka dalam situasi ini, minta ke-kuatan dari Tuhan, agar Dia mengisi tempat kosong dalam keluarga Anda. Dia berjanji, “Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih se-tia dan kasih sayang”(Hosea 2:18).

Pertanyaan yang ditanyakan Kain “Apakah aku penjaga adikku?” Dijawab oleh Kristus dengan cara menunjukkan perhatian-Nya kepada setiap orang. Hal ini meluas juga kepada gereja sebagai su-atu keluarga. Kita adalah bagian dari ke-luarga besar yang tersebar di seluruh du-nia dengan 18 juta saudara, masing-ma-sing bertanggung jawab untuk memeli-hara kerohanian dalam keluarga yang in-dah ini.

Bagi Orangtua yang Anaknya telah Meninggalkan Tuhan

Jangan pernah kehilangan harapan. Jangan pernah berhenti berdoa untuk anak-anak Anda. Pikirkan kembali bagai-mana mendekati mereka agar jangan An-da mengutuki. Sebaliknya, tunjukkan cinta kasih Bapa surgawi kita, yang mela-lui Roh Kudus, selalu membujuk kita agar kembali kepada-Nya. Ketahuilah bahwa melalui upaya kecil yang tak per-nah berhenti, menunjukkan perhatian Anda dan kasih pada anak-anak Anda tanpa henti, oleh kasih karunia Allah akan ada perubahan dalam sikap mereka. Ambil segala kesempatan untuk membe-rikan komentar positif. Jadikan setiap ke-sempatan untuk menunjukkan bahwa Anda peduli kepada mereka.

Bagi Keluarga yang Menghadapi Tantangan

Jangan berhenti berbicara satu sama lain, tetaplah berbicara dengan nada te-nang. Terlalu sering kita hanya mende-ngar apa yang kita katakan, bukan apa

dalam setiap jalan hidup yang dilalui.4. Rencanakan waktu khusus untuk

bersama-sama. Sejak jauh-jauh hari, ren-canakan suatu acara keluarga, seperti piknik, malam bersama di rumah, atau mengajak pasangan Anda untuk makan malam. Jika Anda tidak berencana mem-buat suatu kegiatan, Anda akan menja-lani hidup ini tanpa banyak berinteraksi dengan keluarga Anda. Rencanakan li-buran keluarga dengan baik sejak tahun sebelumnya, dan izinkan semua anggota keluarga ikut merencanakan waktu yang bahagia dan gembira ini, bukannya suatu peristiwa penuh stres dengan tidak me-miliki waktu untuk saling bergembira.

Rencanakan beberapa kegiatan pen-jangkauan spiritual bersama—seperti memberikan literatur atau menyanyi un-tuk orang di panti jompo atau rumah sa-kit. Melakukan sesuatu bersama-sama untuk orang lain adalah bagaikan suatu penangkal besar terhadap godaan Iblis.

5. Berubahlah menjadi seperti apa yang Anda inginkan. Keluarga adalah lembaga yang ditetapkan oleh Allah sen-diri, dan keluarga haruslah memberikan perlindungan terhadap terobosan sinis-me, skeptisisme, dan keputusasaan. Kelu-arga dimaksudkan untuk memberi do-rongan, bukan untuk menghambat.

Coba ingat saat pertemuan keluarga terakhir. Apakah Anda terganggu oleh sa-lah seorang anggota keluarga? Apakah Anda kesal dengan komentar yang dibe-rikan? Sadarilah bahwa di dalam keluarga ada kasih yang besar, tapi sayangnya da-pat juga terjadi permusuhan besar. Bela-jarlah untuk memaafkan, merangkul, dan memberi dorongan kepada keluarga Anda, bahkan jika mereka mematahkan semangat Anda. Jangkaulah mereka de-ngan semangat khotbah Kristus di atas bukit (lihat Matius. 5).

Di berbagai belahan dunia ini terda-pat keluarga besar, yang melibatkan be-berapa anggota keluarga yang tinggal berdekatan dan merupakan bagian dari pengalaman hidup sehari-hari. Hal ini dapat memberikan kesempatan bagi kita untuk memberi dorongan bagi anggota keluarga yang mengalami kesulitan. Sa-yangnya, pada abad kedua puluh satu se-makin banyak orang tinggal jauh dari ke-luarga mereka. Mereka dapat terputus se-cara rohani dari akar rohani mereka dan

Biarlah keluarga pergi keluar dengan doa, dan pada malam hari ditutup dengan doa.

03 - 2015 | Adventist World 9

Page 10: March 2015 indonesian

yang orang lain katakan. Seperti yang Alki-tab katakan: “Bertolong-tolonganlah me-nanggung bebanmu“ (Gal. 6:2). Tempatkan diri Anda pada posisi orang lain dan cobalah untuk berdamai, daripada mempertahankan benteng pertahanan untuk selalu mengemu-kakan pendapat Anda. Biarkan Roh Kudus meluluhkan hati Anda, dan dengan berbuat demikian, Dia akan meluluhkan hati pa-sangan dan anak-anak Anda. Biarlah ada se-mangat manis di rumah Anda, yang meng-klaim janji “Tiap-tiap rumah tangga harus menjadi tempat kasih diamalkan suatu tem-pat di mana para malaikat Allah berdian, be-kerja dengan kelembutan dan menaklukkan hati para ibu bapa dan anak-anak.”3

Mari kita menjaga agar mata kita tetap terarah pada hal yang kekal. Ketika kita ma-suk surga, Allah tidak akan bertanya kepada kita tentang berapa banyak pekerjaan yang kita lakukan di gereja, atau berapa banyak buku yang kita bagikan. Betapapun baiknya Anda melakukannya, hal itu tidak akan menjadi fokus utama. Sebaliknya Dia akan bertanya, “Apakah yang Anda buat dalam ke-luargamu? Di mana kawanan kecilmu?“

Suatu Sumber Daya yang BesarSetiap tahun Departemen Pelayanan Ru-

mah Tangga General Conference mencipta-kan suatu sumber daya untuk memperkuat keluarga. Saya mengundang Anda untuk mengunjungi situs mereka di www.family.adventist.org dan unduh e-book Revival and Reformation, Building Family Memories, yang diedit oleh Direktur Family Life, Willie dan Elaine Oliver. Buku ini adalah sumber daya yang besar bagi siapa pun yang tertarik dalam memperkuat keluarga mereka sendiri, serta keluarga di gereja dan masyarakat. n

1 Ellen G. White, Membina Keluarga Bahagia (Bandung: Indonesia Publishing House, 2005), hlm. 26.2 Ellen G. White, Steps to Christ (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1956), p. 70.3 Ellen G. White, Membina Keluarga Bahagia (Bandung: Indonesia Publishing House, 2005), hlm. 16.

P A N O R A M A S E D U N I A

Ted N. C. Wilson Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sedunia.

Kisah

Giving Light to Our World—GLOW—adalah sebuah inisiatif penjangkauan yang berasal California, Amerika Serikat, namun kini bercabang ke divisi lain di dunia. Ini didasarkan pada konsep anggota gereja mendistribusikan traktat GLOW secara gratis di setiap kesempatan. Hingga saat ini traktat dicetak dalam 45 bahasa.

Berikut ini adalah sebuah cerita pendek dari Inggris yang menggambarkan kehidupan yang tersentuh oleh GLOW :

GLOW: Giving Light to Our World

BRITANIA RAYA: James,* seorang anggota gereja di Britania Raya, sedang melakukan perjalanan di bus umum ketika ia merasa tergerak untuk membagikan traktatnya kepada seorang pemuda yang duduk di sampingnya. Memberanikan diri untuk berbicara, James menjelaskan bahwa dia terlibat dengan proyek distribusi bacaan yang dapat meningkatkan kesadaran tentang apa yang Alkitab katakan akan terjadi pada akhir sejarah bumi. Diskusi pun terjadi, dan ketika tiba saatnya untuk James turun dari bus, dia menunjukkan alamat dari gereja Advent terdekat yang tercantum di bagian belakang traktat dan mengundang pemuda itu untuk hadir.

Pada suatu Sabat sekitar setahun kemudian James masuk ke gereja dan terkejut sekaligus senang melihat pemuda yang dikenalnya di bus. Dia mengatakan kepada James bahwa ia datang untuk mempelajari lebih lanjut tentang gereja Advent. Beberapa bulan kemudian, setelah mempelajari Alkitab, pemuda itu dibaptis, dan ia mengundang seluruh keluarganya untuk hadir.

“Saya terpana melihat betapa sederhana hal itu terjadi,” kata James. “Kadang-kadang kita mencari cara hebat untuk membagikan kebenaran, tapi Tuhan hanya perlu saya untuk berada di bus dengan traktat GLOW pada waktu yang tepat.”

Cerita disusun oleh Pacific Union Conference, Amerika Serikat, Direktur GLOW Nelson Ernst dan koordinator International GLOW Kamil Metz. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang GLOW, kunjungi sdaglow.org. Untuk menonton video kesaksian GLOW, kunjungi vimeo.com/user13970741.

* nama samaran

10 Adventist World | 03 - 2015

Page 11: March 2015 indonesian

Peter N. Landless, seorang ahli kardiologi nuklir, adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

Allan R. Handysides, seorang ahli ginekologi, baru pensiun, sebelumnya adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

K E S E H A T A N S E D U N I A

Oleh Peter N. Landless dan Allan R. Handysides

Attention-deficit/hyperactivity disor-der (ADHD) adalah situasi stres bagi semua. Sebenarnya walau

kelihatannya demikian, namun, saran untuk “jangan campuri hal itu” mungkin dimohon dari Anda untuk membantu mengurangi penderitaan orangtua dan kecemasan mereka.

Gangguan ini dapat memiliki banyak dampak dan telah dipelajari secara inten-sif. Hal ini didiagnosis pada gejala perila-ku, banyak yang Anda telah gambarkan. Gangguan kompromi belajar membaca dan membuat sahabat, dan hal itu dapat bertahan sampai dewasa. ADHD dikait-kan dengan rendahnya tingkat kelulusan SMA, dan bisa menjadi masalah halang-an pekerjaan. Walau Anda bermaksud baik, tidak kritis, dukungan kasih dan ke-baikan akan jauh lebih dihargai daripada komentar pada perilaku anak dan nasihat tentang disiplin ketat.

ADHD tidak hanya didiagnosis pada anak-anak dan remaja yang menunjuk-kan usia kegembiraan, tetapi mungkin terkait dengan efek merugikan jangka-panjang. Akibatnya, diagnosis bergan-tung pada “validasi orangtua dan guru yang menilai perilaku anak dalam situasi sehari-hari di berbagai lingkungan.”*

Gangguan dan kecemasan, serta de-presi belajar, merupakan faktor yang membawa kesusahan tidak hanya untuk keluarga tetapi juga untuk anak yang mengalami gangguan ini.

Penilaian profesional diperlukan un-tuk memastikan tak ada diagnosis yang berlebihan atau respons yang tidak me-madai dengan situasi tertentu. Diagnosis

telah terbukti mengurangi gejala keku-rangan perhatian, hiperaktif, dan impul-sif. Meskipun perbaikan gejala dapat ter-jadi dengan obat-obatan, terapi perilaku merupakan pusat manajemennya. De-ngan menggunakan penghargaan dan konsekuensi lainnya, serta pelatihan peri-laku orangtua, banyak anak-anak yang terbantu. Banyak orang merekomendasi-kan terapi komplementer, seperti suple-men diet, vitamin, perubahan pola ma-kan, penghapusan gula dari diet, chela-tion therapy (menghapus unsur logam dari tubuh), dll. Beberapa pendekatan ini tidak berbahaya, tetapi beberapa dapat menyebabkan efek merugikan. Ada bukti yang cukup untuk merekomendasikan terapi ini, dan chelation dan megavita-mins dapat benar-benar berbahaya dalam situasi ini.

Suasana tenang, lingkungan rumah damai dengan rutinitas terstruktur, ter-masuk waktu ibadah, akan memberikan kontribusi untuk ketenangan yang dibu-tuhkan oleh anak-anak—sebagaimana dengan kita semua. Menghindari pro-gram TV yang menarik dan menghindari terlalu banyak game elektronik juga hal-hal yang kita sangat sarankan.

Sebagai kakek, nenek, teruslah untuk dapat diandalkan, dapat dipercaya, pe-nuh kasih, dan mendukung dalam apa yang dapat dibuat dalam waktu yang sa-ngat melelahkan bagi orangtua. Hindari memberi nasihat; berikan kasih sebagai gantinya. n

* Heidi M. Feldman and Michael I. Reiff, “Attention Deficit–Hyperactivity Disorder in Children and Adolescents,” New England Journal of Medicine 370 (27 Feb. 2014): 838-846.

yang berlebihan adalah kemungkinan yang berbeda, karena ada hubungan la-zim yang tinggi di negara-negara seperti Amerika Serikat. Anak laki-laki lebih be-risiko dibandingkan anak perempuan. Tingkat tahap internasional menunjuk-kan bahwa sekitar 5 persen dari anak la-ki-laki mungkin memiliki kondisi terse-but, sementara di AS meningkat 33 per-sen pada 1997-1999 dan 2006-2008.

Kriteria diagnosis digambarkan di Amerika Serikat pada American Psychiat-ric Association Practice Guidelines: “Diag-nostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM).” Setidaknya enam sam-pai sembilan gejala yang diperlukan un-tuk diagnosis dan harus hadir sebelum usia 12 tahun. Klasifikasi internasional menggunakan gangguan istilah hyperki-netic disorder.

Masalah pada banyak gangguan ini adalah bahwa tingkat keparahan dapat berkisar dari ringan sampai parah, dan hasil juga mungkin berbeda. Beberapa penelitian telah menunjukkan kompo-nen genetik, dengan sekitar 76 persen da-ri faktor turunan telah dinyatakan.

Neuroimaging telah menunjukkan keterlambatan dalam jatuh tempo dari korteks otak, dan banyak yang percaya ada disfungsi dalam fungsi listrik saraf otak.

Pengelolaannya cukup kompleks, dan sangat penting untuk memiliki tim yang sangat berpengalaman yang terlibat da-lam perawatan yang bekerja sama de-ngan orangtua di rumah.

Orang awam sering bertanya tentang obat-obatan, dan penggunaan stimulan

Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder Cucu kami gelisah dan merasa sulit untuk mengikuti petunjuk. Guru dan orang-tuanya mengatakan bahwa ia memiliki kekurangan perhatian dan hiperaktivitas, dan sangat impulsif. Mereka telah menjulukinya dengan gangguan attention-defi-cit/hyperactivity. Kami pikir mungkin yang ia butuhkan adalah disiplin ketat, tetapi orangtuanya telah meminta kami untuk “jangan campuri hal itu.” Apakah Anda pu-nya saran?

ADHD

03 - 2015 | Adventist World 11

Page 12: March 2015 indonesian

R E N U N G A N

Oleh Dennis Meier

JanjiJanjiadalah

“Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu ke-mahnya waktu hari panas terik” (Kej. 18:1).

Api yang menghancurkan Malden Mills pada tanggal 11 Desember 1995, di Lawrence, Massachusetts, adalah sa-lah satu bencana pabrik terbesar dalam sejarah negara

bagian Massachusetts. Setelah tragedi itu, mempengaruhi ribu-an pekerja, Malden Mills, CEO Aaron Feuerstein mengumum-kan bahwa ia akan mempertahankan karyawannya pada gaji—dan bahwa ia akan membangun kembali pabrik itu. Kebanyak-an orang di pabrik pakaian itu mengharapkan Feuerstein mengambil cek asuransi besar dan membangun kembali pabrik di Asia di mana sebagian besar pabrik Amerika Utara telah pin-dah. Apakah dia benar-benar serius atau apakah ini aksi hu-bungan publik belaka?

Dalam Kejadian 18 Allah menunjukkan kesetiaan-Nya de-ngan mengunjungi tenda Abraham, dan menikmati berkat ber-bagi makanan bersama. Allah tidak hanya datang untuk mema-kan hidangan lezat. Ia juga bermaksud mengunjungi sahabat-Nya, Abraham. Sebenarnya, ada alasan khusus dalam kunjung-an ini, karena ini bukanlah pertama kalinya Allah datang kepa-da Abraham.

Dalam percakapan tersebut, alasan pertemuan khusus ini pun akhirnya menjadi jelas. Jika Anda memperhatikan dengan saksama, Anda akan menemukan bahwa hanya dalam beberapa ayat sebelumnya (Kej. 17:21) pertemuan yang serupa telah ter-jadi. Allah berfirman kepada Abraham: “Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagi-mu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga.”

Alasan Kunjungan

Kedatangan Allah di dekat pohon terbantin di Mamre me-miliki latar belakang. Allah datang untuk mengulangi janji-Nya yang tidak dianggap dengan serius dan tidak didengar dengan benar. Entah mengapa Abraham harus “mendengar” janji itut-anpa terlalu mempercayai janji itu.

Kita dapat menggunakan “imajinasi suci” kita untuk mem-bayangkan adegan tersebut. Sementara semua orang sedang bercakap-cakap dan menikmati hidangan mewah, Allah diam-diam menyondongkan tubuh-Nya kepada Abraham, dan kemu-dian dialog berikut terjadi:

Tuhan: “Abraham?”Abraham: “Ya, Tuanku”Tuhan: “Apakah kau ingat percakapan kita tiga bulan yang

lalu?”Abraham: “Tentu saja Tuan, mengenai perjanjian dan hal

bangsa yang besar dan juga hal bersunat, bukan?”Tuhan: “Ya, benar. Jadi Abraham, apakah yang kita perlukan

untuk menjadi sebuah bangsa yang besar? “Abraham: “Orang yang sangat banyak! “Tuhan: “Nah, Abraham, dari mana mereka akan datang?

Ingatlah perkataan-Ku! “Abraham: “Yah, tentu dari aku dan Sarah”Tuhan: “Itu benar, Abraham. Baiklah, langsung saja: Aku te-

lah berbicara kepadamu tiga bulan yang lalu dan Aku mengata-kan bahwa dalam satu tahun Sarah akan memiliki seorang pu-tra. Apakah kau ingat?“

Abraham: “Ya, tapi saya pikir itu....“Tuhan: “Selain berpikir, apakah lagi yang kau lakukan, eng-

kau dan Sarah, berada dalam garis keturunan?”Kemudian Allah mengulangi dan menekankan dengan ke-

ras, kata-Nya: ”Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki” (Kej. 18:10).

Sekarang kita tahu mengapa Allah harus mengunjungi Abraham di Mamre. Tiga bulan berlalu, dan tidak ada yang ter-jadi. Janji Allah seolah-olah “terdengar” seperti janji kosong. Ba-rangkali janji tersebut telah membawa semangat. Mungkin Abraham beralasan, sebagaimana para teolog sering lakukan, bahwa ada masalah hermeneutika, masalah penafsiran. Bagai-manapun juga, tidak ada tindakan yang membuktikan janji.

Sebuah janji yang tidak diterapkan, tidak dihayati, akan menjadi ungkapan kosong atau menjadi ramalan belaka.

Allah Mengunjungi KitaPara pengikut Kristus memiliki tas penuh janji-janji dalam

bagasi mereka. Allah telah memberikannya kepada kita. Kadang-kadang janji itu berlaku bagi semua orang; dan kadang pula bersifat sangat pribadi.

Sebuah janji yang berlaku untuk kita semua, janji yang seri-us seperti halnya ketika memberitahukan kelahiran Ishak kepa-

12 Adventist World | 03 - 2015

Page 13: March 2015 indonesian

Kegenapan janji datang melalui tindakan; melalui tindakan kita mengekspresikan keyakinan kita kepada Tuhan.

Dennis Meier Ketua Konferens Hansa dan tinggal bersama keluarganya di Hamburg, Jerman.

da Abraham dan Sarah, terdapat dalam kalimat yang diucapkan oleh Yesus berikut ini: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman“ (Mat. 28:20). Kita ha-rus menyadari betapa radikalnya janji ini. Tidak tergantung pa-da apakah kita merasa Yesus dekat dengan kita. Juga tidak ter-gantung pada apakah kita selalu melakukan hal yang benar. Ke-benaran doktrin bukanlah syarat untuk memenuhi janji Allah ini. Janji ini berlaku tanpa syarat kepada semua orang yang mengambil bagian dalam Kerajaan Allah (ayat 18, 19).

Ada kalanya dalam hidup ini kita tidak yakin apakah Yesus berjalan bersama kita. Penyakit yang serius, kekecewaan, atau depresi mungkin menyamarkan rasa kehadiran Allah dalam hi-dup kita.

Tetapi ada pelajaran yang lain: Kunjungan Allah kedua mengajarkan kita bahwa ini bukanlah mengenai kata-kata reli-gius, tapi mengenai fakta yang dijanjikan memerlukan perbuat-an dari pihak kita. Abraham akan memiliki anak yang dijanji-kan hanya dengan menikmati kewajiban suami istri dengan Sarah. Penggenapan janji itu datang melalui perbuatan; per-buatan kita menyatakan kepercayaan kita kepada Allah.

Suatu kali, setelah saya berkhotbah mengenai konsep ini, se-orang anggota gereja yang sudah sangat menderita karena pe-nyakit yang dideritanya mempertanyakan pertanyaan yang su-lit. Dia ingin tahu mengapa doa-doanya untuk kesembuhan be-lum dijawab. Banyak orang yang telah berdoa untuknya menu-rut Yakobus 5, dan dia telah membaca janji penyembuhan har-fiah (Yakobus 5:15: “Tuhan akan membangunkan dia” [pasi-en]). Dengan cara seperti apa ia dapat mengklaim janji ini dan menghadapinya?

Bagaimanapun juga, jawabannya tidak sebatas teknis de-ngan melakukan sesuatu maka kemudian apa yang dijanjikan akan terjadi. Janji adalah ikrar yang dapat dipercaya dalam hu-bungan yang penuh kasih. Dalam janji Yesus pada Matius 28:20, Sang Guru berkata bahwa Dia ada sampai akhir. Maka Dia pun ada, bahkan ketika kita tidak menyadarinya. Me-ngapa? Karena hanya Dia yang mengasihi saya dan mau be-rada dekat saya, yang dapat membuat janji seperti itu. Janji ini juga berlaku untuk segala sakit penyakit. Yang berarti bahwa ke-sembuhan tidak selalu berarti perbaikan kondisi yang dapat

terlihat oleh kita; itu bisa datang kemudian, bahkan kadang-kadang hanya pada kebangkitan. Namun demikian, juga meru-pakan soal kepercayaan.

Janji-Nya hidup dalam iman, dan iman tumbuh dalam sua-tu hubungan; pada gilirannya hubungan tumbuh ketika kita berinvestasi di dalamnya. Hubungan yang terus-menerus berge-rak (perpetuum mobile) dipelajari oleh para ahli Alkitab selama berabad-abad: Hubungan ini dikuatkan oleh energinya sendiri, yang dihasilkan oleh diri sendiri.

Secara tegas dinyatakan, hal ini bukanlah tentang mengkla-im suatu janji yang harus digenapi (teologi dengan mengatakan permohonan, dan mengklaimnya), melainkan untuk bertindak, karena kita mengenal Dia yang telah berjanji. Kemudian kita bi-sa bergerak maju, karena kita tahu Allah ada di sana. Melalui doa, kita dapat membawa-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita melepaskannya. Ayat itu secara sederhana berkata: Bersama Allah, tidak ada yang mustahil (Kej. 18:14).

Suatu Janji yang DigenapiJanji-janji Allah digenapi. Sarah benar-benar hamil dan me-

lahirkan anak laki-laki. Dalam surat Ibrani Sarah dipuji atas imannya kepada Allah (Ibr. 11:11).

Oh ya, mengenai anggota gereja saya yang sakit itu, sekarang keadaannya jauh lebih baik. Dan CEO Aaron Feuerstein meme-nuhi janjinya. Memegang janjinya dengan membayar gaji pega-wainya dengan penuh ketika pembangunan kembali pabrik di Massachusetts itu yang menghabiskan dananya sebesar 25 juta dolar dan akhir dapat mengendalikan perusahaannya—tetapi dia telah melakukan apa dia katakan.

Allah mengenapi janji-Nya. Tidak peduli apa yang Anda ala-mi, Dia tidak akan meninggalkan Anda. Janji-Nya tetap berlaku. Sekarang bangunlah dan hidupkanlah janji itu. n

i M A G e : S w e e t w A t e r P U b L i S h i n G 03 - 2015 | Adventist World 13

Page 14: March 2015 indonesian

K E P E R C A Y A A N D A S A R

Beberapa waktu lalu seorang teman menceritakan kisah nyata ini kepada saya. Ada seorang pria rohani merokok sebatang rokok di bawah trailer truk. Kemudian seseo-

rang datang dan bertanya mengapa ia merokok di bawah truk itu. Lalu ia menjawab: “Karena di sini Allah tidak dapat melihat saya.”

Dapat dimengerti bahwa Allah adalah dasar dari segala ke-hidupan rohani. Saya dibesarkan di sebuah negara Katolik, tadi-nya saya meyakini bahwa ini berhubungan dengan kemegahan, kesungguhan, dan jarak. Ini adalah masalah tempat, waktu, dan perilaku yang benar. Saya diajarkan bahwa Allah tinggal di sur-ga, tetapi kita bisa menemui-Nya tiga kali seminggu, jika setia menghadiri ibadah di gereja, dan bahwa saya harus berperilaku baik di hadapan-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari, saya jadi menganggap-Nya seperti seorang tetangga tua yang menjeng-

Banyak hal yang mengejutkan saya, Mazmur menyatakan bahwa semakin saya dekat, semakin saya dapat melihat Dia seba-gai yang berdiam dibalut dengan cahaya kemuliaan (Mzm. 104:1,2) dan memiliki kekuatan dan keagungan di luar jangkau-an pemahaman manusia (Mzm. 8; 139:6). Saya terkejut ketika menyadari bahwa Allah Yang Kudus dalam Mazmur tidak hanya berfokus pada dosa dan kekurangan saya (Mzm. 130:3, 4). Arah hati yang setia kepada Allah tampaknya lebih penting daripada keadaan hati itu sendiri (Mzm. 106). Puisi-puisi sakral dan himne seakan-akan mengajak saya untuk datang dengan berani dan rendah hati dalam menemukan rasa aman, damai, dan beris-tirahat di bawah bayang-bayang-Nya (Mzm. 91:1, 2). Dalam keak raban yang intim ini saya mengerti bagaimana kehidupan dapat diubahkan dan bagaimana kita dapat menerima kekuatan untuk tetap setia. Sehingga ini hanyalah masalah bagaimana agar

P A S A L 3Oleh Paulo Cândido

de Oliveira

kelkan, yang terus mengintai untuk menangkap dan menghu-kum saya ketika saya melakukan sesuatu yang salah. Saya akan mencoba terus menghindari-Nya kecuali dalam situasi putus asa.

Tapi kemudian saya bertemu dengan Allah yang sangat ber-beda dalam kitab Mazmur. Saya menemukan-Nya di jalan-ja-lan, di toko-toko, di sudut-sudut, dan di rumah, Ia selalu terli-bat dalam kehidupan banyak orang. Saya terkejut ketika melihat Ia menyatakan diri-Nya bagaikan suatu lukisan yang berwarna-warni di tengah kekacauan hidup.

Allah yang dinyatakan dalam kitab Mazmur memperkenal-kan saya kepada tiga karakteristik Allah, yang telah mengubah pandangan saya tentang Dia dan merintis jalan bagi kekuatan spiritual.

Hadir, Tidak JauhKarakteristik pertama, dan mungkin realitas yang paling

mencolok dalam kitab Mazmur adalah bahwa Allah selalu dekat dengan kita (Mzm. 139). Visi yang mengganggu mengenai Allah yang berada jauh tampaknya menjadi asumsi yang tersebar luas. Adalah lebih mudah dan lebih aman berurusan dengan Allah yang jauh. Dia tidak menakutkan, lebih misterius, dan, mung-kin, lebih suci.

Ia menarik daya agar berada dekat dengan-Nya. Tiba-tiba saya sadar bahwa kita tidak dapat meninggalkan ataupun datang ke hadirat-Nya. Sebaliknya, tidak dengan suatu rahasia, sesung-guhnya kita berada dalam hadirat-Nya (Mzm. 139:7).

Aktif, Bukan DiamKarakteristik kedua adalah keterlibatan aktif Allah dalam se-

jarah manusia (Mzm. 135:6, 7). Allah yang jauh yang tadinya sa-ya kenal adalah diam, jarang terlihat atau pun terdengar. Saya bingung memikirkan bagaimana mungkin Dia sering absen dan bisu dalam menghadapi penderitaan dan sangat tidak pe-duli dengan kegilaan manusia. Dengan takjub saya kemudian menyaksikan bagaimana Ia membuka wajah-Nya perlahan-la-han, Tuhan tidak pernah meninggalkan manusia sendirian de-ngan takdirnya, ataupun alam dengan hukumnya. Mazmur mengungkapkan Dia sebagai pelaku kontrol atas segala sesuatu (Mazmur 103:19), termasuk bangsa-bangsa dan alam (Mzm. 9:7, 8; 104:14, 15, 27, 28).

Pada zaman ini, gejolak sosial dan alam menciptakan rasa ketidakpastian dan kecemasan. Namun dalam Mazmur ada ja-minan bahwa Allah memegang masa depan, masa depan kita ada dalam tangan-Nya (Mzm. 16:5). Adalah sangat menghibur ketika kita mengetahui pemeliharaan-Nya bagi mereka yang Ia

TuhanMenemukan lukisan warna-warni dan mengejutkan mengenai Allah

dalam kitab Mazmur

14 Adventist World | 03 - 2015

Page 15: March 2015 indonesian

bentuk bersama-sama di dalam rahim ibu mereka (Mazmur 139:13), dan saya akhirnya datang bertemu muka dengan mu-ka, dengan pemeliharaan-Nya (Mzm. 138:7, 8). Dia mendengar doa-doa kita dan menjawabnya melalui perlindungan, kebe-basan, dan keselamatan (Mzm. 18:5, 6, 16-19). Matanya meng-ikuti kita bagaikan sinar cahaya pada malam yang gelap. Dia mendengar orang yang berutang dengan penuh keputusasaan (Mzm. 103:8), dan memberi perlindungan ketika kita mengha-dapi bahaya (Mzm. 57:1). Dia memuaskan yang dahaga dan mengenyangkan yang lapar (Mzm. 107:8), sementara dengan setia berdiri di sisi orang miskin (Mzm. 109:31).

Selain itu, Dia mengingatkan saya bahwa Dia penuh kasih memberkati umat setia maupun juga mereka yang tidak setia (Mzm. 104:31-5). Saya tersenyum sambil pula terkejut saat sa-ya menyadari betapa Dia membuat diri-Nya sendiri diketahui, penuh kasih sayang dan kemurahan (Mzm. 111:4).

Penuh kasih, Tidak MarahAkhirnya, karakteristik ketiga mengarahkan saya kepada

bayangan Allah yang penuh kasih. Tadinya saya melihat lukis-an Allah yang marah, tidak ceria. Tapi lukisan-lukisan yang ter-gantung pada dinding kitab Mazmur bukanlah sebuah wajah yang tampak cemberut. Seperti menghirup udara segar akhir-nya saya mengenal bahwa Dia memiliki rasa humor (Mazmur 2: 4). Dan memberikan sukacita dan kebahagiaan (Mzm. 4:5-8). Hanya Dia yang dapat mengubah kegelapan menjadi terang (Mzm. 18:28). Dan bahkan menikmati suara gembira (Mzm. 100:1, 2). Saya seolah-olah ingin berlari menghampiri-Nya ketika Mazmur mengungkapkan bahwa Dia bukanlah Allah yang dengan kesal duduk di atas awan dengan petir di tangan-Nya siap untuk menyerang orang yang tidak taat kepada-Nya. Kini, saya dapat merasakan-Nya sebagai sumber kepuasan

(Mzm. 126).Saya tidak dapat mengalihkan pandangan dari Mazmur 136,

di mana Dia bersikeras menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang penuh kasih setia. Para penulis dari Mazmur, Daud, Asaf, Korah, Musa, Heman, Ethan, Salomo, dan Yedutun, semuanya percaya kepada Allah (Mazmur 130:5), dan mengerti bahwa untuk me-ngenal-Nya adalah mempercayai-Nya (Mazmur 9:10).

Sejarah Israel penuh dengan perbuatan mengerikan yaitu berselingkuh kepada Allah. Mereka mulai dari rasa cemburu ke-pada Musa dan Harun, lalu mengorbankan anak-anak mereka kepada roh jahat. Bangsa Israel menolak tanah yang dijanjikan dan memakan makanan untuk dipersembahkan kepada Baal. Namun terlepas dari semua tindakan jahat Israel, Allah tetap memberikan rahmat dan pemeliharaan-Nya (Mzm. 106).

Saya telah salah. Allah tidak jauh, diam, atau marah. Dia rin-du untuk memberikan kesejahteraan dan berkat bagi keluarga kita (Mzm. 128; 144: 12-15).

Visi yang SesungguhnyaJika mereka yang berpendapat bahwa Allah tidak ada adalah

orang yang bodoh (Mzm. 14:1), begitu pula dengan mereka yang berpikir bahwa Allah tidak akan melihat mereka di bawah truk trailer. Untung saja, Allah tidak meninggalkan kita sendiri mem-bangun allah hitam putih seperti yang kita bayangkan.

Allah yang nyata, dalam dunia yang nyata, berjalan di jalan-jalan yang kotor dan mendengarkan percakapan kita yang paling biasa dan dianggap remeh. Ia membiarkan tangan-Nya mengha-pus air mata orang miskin dan ketakutan. Dia dapat mencium setiap tragedi dan mendengar penderitaan yang timbul karena kehilangan. Dia tersenyum pada anak-anak yang bermain. Dia bergabung dalam lagu-lagu gembira pada pernikahan kita dan mengambil catatan dari sumpah pasangan muda. Dia membisik-kan ide-ide kreatif ke dalam telinga para penyair dan memberi-kan harmonis baru untuk para musisi. Dia adalah Allah dari se-gala sesuatu yang benar-benar dapat menjadi tempat berteduh manusia (Mazmur 90:1). n

Allah

Saya salah. Allah tidak jauh, diam, atau marah.

Paulo Cândido de Oliveira lahir di Brazil dan saat ini melayani di Timur Tengah. Ia menikah dengan Liliane, dan mereka memiliki dua anak perempuan.

Allah Bapa yang kekal adalah Pencipta, Sumber, Penopang, dan Penguasa segala ciptaan. Dia adalah suci, penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih setia dan kesetiaan. Sifat

dan kekuatan ditunjukkan dalam Anak dan Roh Kudus juga mengungkapkan Bapa. (Kej. 1:1; Wahyu 4:11; 1 Kor. 15:28; Yohanes 3:16; 1 Yohanes 4: 8; 1 Tim. 1:17; Kel. 34: 6, 7; Yohanes 14: 9).

Bapa03 - 2015 | Adventist World 15

Page 16: March 2015 indonesian

C E R I TA S A M P U L

Oleh Sandra Blackmer

Atas: DALAM PROSES: Jemaat Thembelihle saat tahap awal konstruksi.

Kiri: LENGAN PENOLONG MUDA: Bahkan anak-anak dari Jemaat Thembelihle membantu membersihkan sekitar gereja.

Tukang

TuhanbagiBangunan

Zuki dan Pali Mxoli pertaruhkan semuanya.

Zuki dan Pali, sepasang suami istri, saling bergenggaman tangan ketika mere-ka berdua berdiri di atas gundukan tanah kecil yang berumput sambil menatap se-buah gereja Advent yang baru akan diba-ngun. Apakah yang akan kami lakukan? Diam-diam masing-masing bertanya pa-da diri sendiri. Mengapa kami bisa sebo-doh ini? Pali menatap suaminya kemudi-an berbicara dengan keras mengenai sesu-atu yang secara kebetulan sedang mereka pikirkan : “Apakah Allah benar-benar memimpin proyek ini? Apakah kami mengikuti rencana-Nya dengan benar?“

Awalnya Zuki tidak menjawab. Seba-liknya, ia memeluk istrinya sambil ia mu-lai berjalan di sekitar bangunan dua lan-tai yang konstruksinya baru dimulai, lalu mengintip ke dalam jendela. Dia memba-yangkan akan ada anak-anak yang ber-nyanyi dan berdoa di ruang kelas Sekolah Sabat sementara orang dewasa duduk ber-sama di bangku yang nyaman, mempela-jari Alkitab. Ruangan yang akan segera dipenuhi oleh beberapa ratus orang, yang akan memberikan kesempatan untuk dila-kukannya persekutuan, makan bersama-sama, dan merencanakan program pen-jangkauan ke luar. Pasti akan menjadi ba-ngunan yang mengesankan, tempat yang akan menghormati Allah dan menyambut umat yang datang. Tetapi dapat membu-atnya dan Pali kehilangan semua yang mereka miliki, segalanya! Apakah Allah benar-benar mengharapkannya dari kita? Ia bertanya-tanya. Mungkin sebaiknya kami memberi penjelasan dan meminta maaf kepada orang dan pergi ke tempat lain. Pasti mereka akan mengerti.

Terjadi pergumulan yang mengancam dan membanjiri hati Zuki, namun ia membiarkan pikirannya hanyut ketika proyek pertama dimulai.

Zukisani (“Zuki”) Mxoli, seorang arsitek dan pengembang properti yang sukses hidup bersama istri-

nya, Palesa (“Pali”), dan kelima anak mereka di Johannesburg, Afrika Selatan, selalu memberikan waktu untuk mem-bagikan imannya kepada orang lain. Ia tidak hanya berbicara mengenai Allah kepada teman-teman dan rekan kerja-nya, Zuki juga seorang pengkhotbah awam dan penginjil. Memimpin di berbagai pekan doa dan pengin-jilan di mana saja ia melihat orang menerima Yesus sebagai

Page 17: March 2015 indonesian

P h o t o S C o U r t e S y o f z U k i M X o L ib A C k G r o U n D P h o t o : i S t o C k / t h i n k S t o C k . C o M

KEL. MXOLIS: Zuki dan Pali

mentara kami berada di sana, saat itulah kami merasa didorong: Ah! Kami dapat membantu orang ini! Kami memiliki ke-terampilan, sarana, dan uang! Kami telah diberkati melalui keuntungan besar dari proyek pembangunan, jadi kami memu-tuskan untuk menggunakan keuntungan dari satu proyek untuk membangun se-buah gereja bagi jemaat ini secara gratis. Kami mendorong para anggota untuk te-rus mengumpulkan dana, agar mereka dapat membayar hal-hal tertentu yang mereka inginkan untuk gereja mereka. Keuntungan dari sisa proyek bangunan akan kami digunakan untuk biaya hidup keluarga kami.

Kami ingin melakukan hal seperti ini sekali dalam setahun: Menemukan ke-lompok umat yang membutuhkan gereja dan membangun untuk mereka dengan gratis, dan sisanya dari pendapatan ada-lah untuk kami.

“Itulah apa yang kami pikir yang le-bih baik, sesuai dan dapat diterima oleh Allah,” katanya.

Tidak Sesuai RencanaZuki mengatakan kepada mereka

bahwa Allah akan menyediakan sarana, dan bahwa perusahaannya akan memba-ngun sebuah gereja bagi mereka dengan sedikit atau tanpa biaya dari mereka. Orang itu gembira! Namun semuanya ti-dak berjalan sesuai rencana.

Tepat setelah para tukang telah me-netapkan fondasi dan mulai membangun dinding, proyek yang rencananya keun-tungannya akan digunakan Zuki untuk membangun gereja gagal. Para pemim-pin pemerintah daerah setempat menen-tang perjanjian lahan itu, dan karena itu bank menolak untuk memberikan pin-jaman tambahan kepada klien. Dana pembangunan gereja hampir lenyap da-lam semalam saja.

“Kami bertanya kepada diri sendiri, “lalu bagaimana?” Jelas Zuki. “Apakah kami harus memberitahu anggota gereja, ‘lihatlah, kami telah mengerjakannya sampai sini, jadi sekarang kalian dapat menyelesaikannya sendiri?’“ Atau apakah kami akan melanjutkannya? Kami pun memutuskan untuk melanjutkan.

Zuki mulai menggunakan dana dari keuntungan proyek bangunan lainnya, dana yang seharusnya untuk menutupi biaya hidup keluarganya, sekarang dipa-kai untuk proyek gereja. Tapi itu bukan-lah hanya sebuah bangunan gereja kecil

Juruselamat mereka.“Saya selalu memiliki gairah dalam

penginjilan,” kata Zuki, “tetapi ada kala-nya saya bergumul antara menjalankan bisnis saya atau memenangkan jiwa. Di satu sisi, saya harus berusaha untuk menghasilkan uang dengan cepat, me-nafkahi keluarga saya dan juga diri saya; di sisi lain, saya perlu untuk mempersi-apkan firman dan berkhotbah. Itu meru-pakan dilema besar.“

Zuki dan Pali mulai berdoa, meminta Allah untuk menyelesaikan konflik. Allah membuat mereka terkesan dengan tulis-an dalam Alkitab: “Apa pun yang engkau lakukan, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Kor. 10:31). Keluar-ga Mxolis interpretasikan bahwa Allah ti-dak meminta mereka untuk meninggal-kan bisnis mereka, melainkan untuk menggunakannya sebagai alat penginjil-an.

Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah “bagaimanakah kami melayani orang lain melalui bisnis kontraktor yang kami kelola?”

Lalu apakah jawabannya “Memba-ngun gereja.”

“Kami menemukan sebuah jemaat di Katlehong yang telah membeli lokasi dan fondasi baja tetapi tidak punya uang un-tuk membangun gereja,” jelas Zuki. “Me-reka telah berusaha untuk mengumpul-kan dana selama bertahun-tahun. Mere-ka berbakti di dalam sebuah ruang kelas yang sangat kecil, tampak orang berde-sakan dalam ruangan kecil itu, akhirnya mereka mencoba untuk membangun se-buah gereja. Mereka mengundang kami untuk datang dan berkhotbah, dan se-

dengan empat dinding dan atap seperti yang Zuki telah rancang. Itu adalah ba-ngunan yang luas, bagus, bangunan dua lantai diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar 300.000 dolar Amerika.

“Dalam kitab Keluaran, dengan spe-sifik Allah memberikan petunjuk dalam pembangunan tempat kudus-Nya,” kata Zuki. “Dia memerlukan lenan halus, emas murni, kayu terbaik. Jadi kami me-mutuskan bahwa kami harus melakukan yang terbaik untuk gereja ini demi me-muliakan Allah.“

Pada awalnya Zuki dan Pali tidak ter-lalu khawatir tentang kehilangan uang proyek; Allah telah memberkati bisnis mereka, dan mereka percaya bahwa me-reka masih dapat menyediakan dana. Bi-asanya banyak proyek baru datang de-ngan cepat di pintu mereka. Tapi seka-rang, karena beberapa alasan, hal itu ti-dak terjadi.

“Kami sama sekali tidak memiliki pe-kerjaan,” kata Zuki. “Saya telah melaku-kan pekerjaan ini selama 15 tahun terak-hir, tapi sekarang tidak demikian. Jadi akhirnya tabungan kami kering untuk mendanai pembangunan gereja.“

Sayangnya, situasi berubah menjadi lebih buruk. Di mana tidak ada proyek baru datang—meskipun Zuki melakukan segala upaya dengan “menempatkan pe-rusahaan di luar”—dan dengan hampir semua pendapatan mereka digunakan untuk mendanai gereja, pasangan itu hampir terkikis bangkrut oleh karena masalah finansial. Tak lama kemudian mereka pun tidak lagi mampu untuk membayar cicilan rumah dan mobil me-reka, dan bank akhirnya mengancam un-tuk menyita segala sesuatunya.

Menghadapi Tantangan“Saat segalanya ditarik kembali ada-

lah saat di mana kami dihadapkan de-ngan tantangan terbesar,” kata Zuki. “Kami tidak yakin apa yang harus kami lakukan. Jadi kami berdoa bersama-sama kepada Tuhan. Ketika kami selesai ber-doa dengan berdiri di sudut rumah, kami saling menatap, dan dengan serentak ka-mi berkata, “Kita akan terus membantu gereja.”

Meskipun pengacara dan akuntan mengatakan kepada mereka agar “ber-henti menjadi bodoh,” Zuki dan Pali te-rus melanjutkan dengan mengingat 1 Korintus 2, di mana dikatakan bahwa perkara Allah “adalah suatu kebodohan”

03 - 2015 | Adventist World 17

Page 18: March 2015 indonesian

bagi orang yang tidak beriman, tetapi ti-dak bagi mereka yang memiliki “pikiran Kristus.”

Meskipun ini bukanlah suatu kepu-tusan yang mudah. Masalah finansial menyebabkan gejolak dan stres di ru-mah, dan kadang-kadang membuat pa-sangan suami istri ini bingung dan putus asa. Saat itulah Zuki berkata kepada istri-nya, “Mari kita pergi ke lokasi.“

“Kami akan menghabiskan waktu dua jam di sana, hanya berjalan-jalan se-perti orang yang bekerja,” kata Zuki. “La-lu kedamaian datang, dan kami merasa yakin bahwa ini adalah apa yang harus kami lakukan, tidak peduli apa dampak-nya pada diri kami sendiri.”

Dia menambahkan, “para anggota gereja tidak tahu tentang situasi yang ka-mi alami. Mereka hanya memuji Allah untuk hal yang indah yang terjadi. Lalu mereka tersenyum! Mereka memberi ka-mi kekuatan untuk melanjutkan. Yang kami tahu hanyalah bahwa Allah ingin agar kami membangun gereja ini. Dan fokus pribadi kami mulai berubah. Bu-kannya berdoa meminta uang untuk membeli rumah dan mobil, tapi doa ka-mi hanyalah, ‘Tuhan, tolonglah kami un-tuk menyelesaikan pembangunan gereja ini.”

Akhirnya, setelah tidak melakukan pembayaran rumah dan mobil selama ti-ga bulan, bank menetapkan tanggal un-tuk menarik kembali segala sesuatu milik keluarga Mxolis. Itu akan dilakukan sela-ma tiga hari pada waktu siang hari. Te-kanan tentang apa yang akan dipikirkan orang lain, terutama orang di gereja, membebani hati pasangan suami istri ini; bahkan semakin menekan, meskipun mereka tetap berkomitmen untuk setia kepada Allah dan apa yang Dia ingin agar mereka melakukan. Jadi mereka mem-percayakannya pada pemeliharaan Allah dan bergerak maju dalam iman.

Campur Tangan AllahPada hari ketiga, sesaat sebelum bank

menutup perusahaannya, Zuki menda-patkan panggilan telepon. Telepon itu berasal dari seorang pengusaha di Dur-ban, sekitar 550 kilometer (340 mil) dari Johannesburg. Dia membutuhkan kon-traktor yang berpengalaman untuk mengawasi proyek konstruksi di Johan-nesburg dan bertanya apakah Zuki terta-rik untuk mengambil pekerjaan ini. Dia baru saja mendengar tentang Zuki, kata-

nya ketika ia melewati sebuah bangunan “gedung gereja yang indah” yang hampir selesai dan berhenti untuk melihatnya. Orang di sana menjelaskan bahwa pengembang properti sedang memba-ngun gereja bagi jemaat dengan biayanya sendiri. Pengusaha itu yang kebetulan adalah seorang Kristen berpikir, Wah! Ji-ka ada orang yang bisa kupercayai, ia adalah seseorang yang akan memberikan uangnya sendiri bagi gereja. Dia segera menghubungi Zuki dan menawarkan pe-kerjaan. Dan itu bukanlah suatu proyek yang kecil. “Itu proyek yang sangat be-sar!” Kata Zuki.

Sang pengusaha pun terbang ke Jo-hannesburg pada hari itu juga, dan pada malam berikutnya dokumen disiapkan dan kontrak ditandatangani. Proses yang biasanya mema-kan waktu berbulan-bulan un-tuk diselesaikan. Sebuah pro-yek yang sangat besar, Zuki berkomentar. Pria itu kemudi-an meminta informasi menge-nai rekening bank Zuki sehing-ga dia bisa mentransfer dana.

Keesokan paginya, hari di mana bank seharusnya mena-rik kembali rumah dan aset la-innya milik Zuki dan Pali, Zuki memeriksa rekening banknya, berharap bahwa setoran dana yang biasanya 5 sampai 10 per-sen telah terkirim. Sebaliknya, ia melihat bahwa pengusaha tersebut telah menyetor sebanyak 50 per-sen dari dana tersebut!

“Lalu saya segera menghubunginya dan berkata, ‘Anda telah melakukan ke-salahan. Anda menyetor terlalu banyak uang.’” Dia menyadari bahwa ia memang melakukan kesalahan dan berkata, ”Saya percaya pada Anda, karena Anda telah memberikan semua yang Anda miliki untuk membangun gereja Tuhan.”

Waktunya pun tiba, dan begitu pula petugas yang datang untuk menarik kembali semua kendaraan keluarga dan barang-barang lainnya. Tapi Zuki meng-hentikan mereka dan berkata, “kami in-gin melakukan pembayaran.”

Mereka menjawab, “Tidak, kami ti-dak ingin berbicara dengan Anda tentang pengaturan apa pun, karena Anda telah berjanji begitu lama. Kami hanya datang untuk mengambil barang-barang Anda.“

“Tidak, tidak, tidak, Anda tidak me-ngerti,” kata Zuki kepada mereka. “Kami tidak ingin bernegosiasi. Kami ingin

PROYEK TERSELESAIKAN: Kan-tor Uni Konferens Zambia di Lu-saka, Zambia, setelah selesai.

C E R I TA S A M P U L

18 Adventist World | 03 - 2015

Page 19: March 2015 indonesian

Sandra Blackmer adalah Asisten Editor Adventist World.

membayar! Kami hanya perlu tahu: Apakah Anda pilih cek atau uang tunai?”

“Ini benar-benar saat yang terindah dalam hidup kami,” jawab petugas itu.

Pekerjaan DilanjutkanSejak saat itu gereja di Katlehong yang

diberi nama Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Thembelihle telah selesai, dan umat telah berbakti di sana. Bisnis Zuki berkembang dengan pesat dan masalah fi-nansial pasangan itu pun berlalu.

Lalu apakah yang mereka lakukan se-karang? Di bawah naungan pelayanan me-reka yang baru yang disebut “The Word Lives Ministry Co-Mission,” mereka terus menyumbangkan dan membangun tidak hanya gereja bagi Tuhan, tetapi banyak fa-silitas lain juga. Antara lain, gedung admi-nistrasi dan ruang kelas untuk Sekolah Keperawatan Maluti di Lesotho, sebuah bangunan sains untuk Universitas Rusa-ngu di Zambia, perpustakaan dan kapel untuk Rumah Sakit Advent Kanye di Bots wana, perumahan married housing bagi Helderberg College Cape Town, dan kantor pusat Uni Konferens Zambia di Lusaka. Kadang-kadang Zuki membayar total biaya konstruksi; pada kesempatan yang lain ia bekerja sama dengan anggota gereja atau organisasi dan membayar seki-tar setengah biaya proyek. Banyak permo-honan bantuan yang datang, Zuki dan Pali bertekun dalam iman untuk meng-ambil membantu proyek-proyek yang sampai sekarang telah meluas sampai ke tujuh negara.

“Sekali kami mengerjakan sebuah pro-yek, kami membuat komitmen dan kemu-dian meminta Tuhan untuk memberikan dana—dan Ia memberinya,” kata Zuki. “Iman kami kepada-Nya berkembang se-tiap hari.

Kami memberitahu banyak orang, “Ini bukan sekadar hal mengenai Zuki; ini adalah hal mengenai Allah. Apa yang Dia lakukan bagi kita dan apa yang Dia terus lakukan dalam kehidupan kita dapat Dia lakukan dalam kehidupan siapa pun. An-da hanya perlu untuk mengambil langkah iman.” n

AWAL BANGUNAN KANTOR UNI: Berfoto bersama di situr konstruksi kantor Uni Konferens Zambia (dari kiri) adalah Ketua Uni Konferens Zambia Harrington Akombwa; misionaris Amerika Dennis Evans; Wakil Ketua General Conference Par-don Mwansa; kontraktor property Zuki Mxoli; dan Francis Makuwa, associate bagi Dennis Evans yang adalah seorang Zambia.

PRIA BERIMAN: Kontraktor properti

Afrika Selatan Zukisani “Zuki” Mxoli

memegang gambar rencana bangunan yang

didedikasikan kepada Tuhan.

03 - 2015 | Adventist World 19

Page 20: March 2015 indonesian

K E H I D U P A N A D V E N T

Alat permainan seesaw (jungkat-jungkit) umum ditemui pada ta-man bermain di seluruh dunia.

Nama “seesaw” adalah kata bahasa Ing-gris langsung bersumber dari kata Peran-cis ci-ça, yang berarti secara harfiah, “ini-itu.” Seesaw atau jungkat-jungkit ini ada-lah alat mekanis “salah satu,” atau “ini atau itu.” Anda hanya dapat memiliki sa-tu sisi di bagian atas pada waktu tertentu; tidak pernah dua sisi berada di atas pada waktu yang sama.

Apakah seperti itu mengenai iman dan finansial? Dapatkah kita hanya me-miliki iman atau finansial saja, tidak per-nah keduanya? Atau iman yang hebat dan finansial yang besar yang cenderung ba-gaikan jungkat-jungkit?

Apa yang Saya Pelajari di Taman Bermain “Down Under”

Menurut laporan terbaru, negara dari mana saya berasal, Australia adalah salah satu negara paling makmur di dunia. Credit Suisse Global Wealth Report tahun 2013 menunjukkan bahwa orang dewasa di Australia memiliki peringkat kekayaan tertinggi kedua di dunia dari negara ma-na pun yang ada di planet ini (nomor dua setelah Negara Swiss), dan tingkat kekayaan rata-rata kami per orang dewa-sa adalah yang tertinggi di planet ini, le-bih dari dua kali lipat Swiss. Ini berarti bahwa kami tidak hanya sangat kaya (meskipun mungkin saja kami tidak sela-

lu merasakannya), tapi kekayaan kami ju-ga lebih merata dibandingkan banyak ne-gara lain.

Sebagai seorang Kristen yang meng-habiskan bertahun-tahun mencoba un-tuk mempertahankan hubungan yang kuat dengan Allah sementara saya juga memiliki pendapatan yang cukup tinggi untuk hidup dengan sangat mandiri, per-tanyaan yang saya harus tanyakan adalah Dampak apakah yang ditimbulkan oleh kekayaan terhadap kerohanian, termasuk diri saya sendiri? Apakah itu dapat mem-bawa kita lebih dekat kepada Allah, kepa-da iman yang lebih besar? Atau apakah itu memalingkan pandangan kita dari-Nya? Atau mungkin finansial sama sekali tidak berhubungan dengan iman?

Mencari Jawaban Pada tahun 2009 sebuah jajak penda-

pat Gallup melaporkan survei yang mere-ka lakukan di 114 negara. Salah satu per-tanyaan yang mereka tanyakan adalah “Apakah agama merupakan bagian pen-ting dalam kehidupan sehari-hari Anda?” Gallup juga meneliti tingkat pendapatan per kapita untuk setiap negara dan ke-mudian membuat korelasi antara kedua-nya.

Data menegaskan bahwa efek jung-kat-jungkit mengayun penuh. Semakin tinggi pendapatan per kapita suatu bang-sa, semakin rendah peran agama dalam kehidupan sehari-hari, dan begitu pula

OlehJulian Archer

Finansialsebaliknya.

Mari kita memperhatikan beberapa negara yang berada di bagian atas dan bawah jungkat-jungkit “iman versus fi-nansial.” Tabel yang dilampirkan berda-sarkan data dari kedua jajak pendapat—Gallup dan Credit Suisse Global Wealth Report.

Dengan jelas data itu menunjukkan perbedaan yang signifikan—pentingnya agama dan tingkat kekayaan—di antara negara terkaya dunia (kurang rohani) dan negara termiskin (lebih rohani).

Dapat disimpulkan bahwa alasan me-reka yang berada di peringkat kekayaan “Top 10” kelihatannya bahwa negara-ne-gara 10 terkaya awalnya adalah mereka yang masyarakat dan praktik bisnisnya berdasarkan prinsip Kristen, sehingga Tuhan memberkati mereka. Namun kea-daan pun berubah. Jungkat-jungkit seka-rang telah miring, di mana kemakmuran telah memengaruhi baik agama maupun kerohanian.

Mahatma Gandhi pernah berkata, “Faktanya adalah, ketika stabilitas finan-sial semakin pasti, maka kemerosotan ro-hani juga semakin pasti terjadi.”

Gandhi tampaknya mencerminkan apa yang dikatakan Yesus: “Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kera-jaan Allah” (Markus 10:25).

Melalui pengalaman pribadi saya, sa-ya tahu bahwa ketika seseorang diberkati secara finansial mereka berada di tahap

Apakah kemakmuran memengaruhi kerohanian?

ImanVersus

20 Adventist World | 03 - 2015

Page 21: March 2015 indonesian

Negara

Kekayaan Orang

Dewasa (AS$,000)

“Apakah agama bagian penting

dalam hidup Anda sehari-hari?”

% Menjawab“Tidak”

Switzerland 513 57%Australia 403 67%Norwegia 380 78%

Luxamburg 315 64%Amerika 301 36%Swedia 299 88%

Perancis 296 74%Singapura 282 53%

Belgia 256 68%Denmark 255 83%

PERBEDAAN JAUHThailand 8 2%

India 5 9%Haiti 4 8%

Pakistan 4 4%Kenya 3 3%

Kamboja 3 3%Nepal 2 5%

rohani yang paling berbahaya dalam hi-dup mereka. Semakin tinggi pendapatan saya, semakin saya merasa tidak memer-lukan Allah. Penghasilan saya membayar kerohanian saya.

Menjalani Impian?Ketika saya melaksanakan seminar

Iman Versus Finansial, saya melihat bah-wa orang Kristen yang paling kaya, se-sungguhnya di dalam hati mereka yang terdalam, benar-benar ingin memulai su-atu hubungan yang dapat mengubah hi-dupnya dalam Tuhan. Tapi mereka frus-trasi. Mereka merasa seolah-olah dipaksa untuk hidup yang berfokus pada priori-tas duniawi padahal sesungguhnya mere-ka sadar bahwa kepuasan sejati dan pe-menuhan hanya datang dari hal-hal yang kekal. Saya dapat mendengar teriakan mereka karena saya pernah menghabis-kan bertahun-tahun “hidup menjalani impian” tapi mengorbankan hubungan yang intim dengan Tuhan.

Saya akhirnya menyadari bahwa ber-kat materi Allah telah menjadi kutukan dalam kehidupan rohani saya. Ini bukan berarti bahwa berkat Allah adalah kutuk-an, tetapi kita sering menggunakannya sedemikian rupa dengan cara yang salah sehingga berkat itu menjadi kutukan. Ke-tika kita membiarkan berkat materi Allah mengisi hati kita, kita tidak bisa membu-ka pintu hati kita kepada Yesus. Dan itu-lah kutukan itu, kutukan yang abadi.

Alkitab penuh dengan contoh di ma-na penyalahgunaan berkat Tuhan menye-babkan kutukan. Dalam Ulangan 6 Musa berkata kepada Bangsa Israel bahwa me-reka akan memasuki “negeri yang ber-limpah-limpah dengan susu dan madu-nya” (ayat 3). Tapi kemudian ia memper-ingatkan: “Apabila engkau sudah makan dan menjadi kenyang, maka berhati-hati-lah, supaya jangan engkau melupakan Tuhan” (ayat 11, 12). Ini adalah peringat-an yang tegas bahwa ketika perut kita ke-nyang, kita dapat menjadi mengantuk.

Sekilas Jungkat-JungkitJadi, apakah sebenarnya jungkat-

jungkit dalam kehidupan sehari-hari seo-rang Kristen yang nyaman? Mari kita si-mak tiga area ini:

Konstruksi: Ketika saya membangun “lumbung yang lebih besar” dan me-nyimpan harta saya di bumi ini, sebetul-nya di sinilah perhatian saya dialihkan dari kekayaan yang kekal. Saya mulai

mengkhawatirkannya, dan saya mengin-vestasikan jumlah waktu dan energi yang lebih banyak untuk melindungi dan me-lipatgandakan berkat itu bukannya mempercayakan sepenuhnya kepada-Nya. Keuangan saya meningkat, tetapi iman saya jatuh; dan sering saya tidak menyadarinya (lihat Wahyu 3:17).

Waktu: Indikator pertama dari kero-hanian yang apatis adalah melumpuhkan dan mengkikis waktu saya bersama Tu-han. Biasanya hal ini biasanya terjadi se-lama periode meningkatnya tekanan waktu karena finansial, pribadi, hiburan, atau prioritas lainnya. Masalah tersebut dapat berakhir dalam beberapa hari, bahkan mungkin juga selama bertahun-tahun. Ketika saya abaikan memberikan waktu yang berkualitas untuk berdoa dan mempelajari Alkitab, hubungan saya dengan Kristus menjadi semakin lemah.

Hati: Setiap kali saya mengisi hati de-ngan pemberian bukannya dengan men-jadi pemberi, iman saya jatuh. Ketika Kristus mengetuk pintu hati saya yang dipenuhi dengan berkat materi (ayat 20), suara ketukan-Nya sayup terdengar. Dan sekalipun saya mendengarnya, saya harus berjuang keras untuk memanjat se-mua berkat-berkat materi saya agar dapat menjangkau dan membuka pintu.

Ellen White mengacu pada sindrom hati sesak ini ketika dia menulis, “Tamu surgawi sedang berdiri di depan pintu Anda, sementara Anda menumpuk

penghalang untuk melarang Ia masuk. Yesus mengetuk melalui kekayaan yang diberikan-Nya kepada Anda. Dia meme-nuhi Anda dengan berkat-berkat untuk menguji kesetiaan Anda, apakah berkat-berkat itu akan mengalir keluar dari An-da kepada orang lain. Akankah Anda mengizinkan keegoisan Anda yang me-nang? Apakah Anda akan menyia-nyia-kan berkat Allah, dan kehilangan jiwa Anda karena kecintaan Anda kepada ber-hala berkat yang diberikan-Nya?“*

Ini merupakan wilayah yang sangat menantang, yang juga menimbulkan pertanyaan Apakah iman akan selalu me-nurun seiring dengan bertambahnya ke-kayaan? Apakah jungkat-jungkit iman versus keuangan tidak dapat diubah, apa-kah ini telah menjadi prinsip yang uni-versal?

Mematahkan Jungkat-JungkitAllah menawarkan obat bagi setiap

orang yang menyadari bahwa pola hidup makmur mereka telah merusak kehidup-an rohani mereka. Ini merupakan se-rangan jantung! Bukan saja jantung yang terhenti, tetapi transplantasi jantung ro-hani total. Dalam Yehezkiel 36:26 Tuhan memberitahu kita bahwa Dia ingin memberi kita hati yang baru, roh yang baru di dalam batin kita, untuk meng-gantikan hati yang membatu karena ma-terial.

Kita harus lebih bertobat lagi. Kita bi-sa saja menjadi anggota gereja yang aktif dan pendukung dana dalam pekerjaan Tuhan, tetapi juga masih menderita pe-nyakit jantung rohani. Kita membutuh-kan transplantasi jantung secara total.

Gantinya iman versus finansial, itu dapat dan seharusnya menjadi iman dan finansial. Atau bahkan lebih baik, iman tanpa mempedulikan finansial.

Semoga kita tetap benar di hadapan Allah dalam segala hal, terlebih dalam menggunakan berkat materi kita. n

* Ellen G. White, di Advent Review and Sabbath Herald, 2 Nov. 1886.

Julian Archer adalah penulis: Help! I’ve Been Blessed! Ia menulis dari Toowoomba di

Queensland, Australia.

03 - 2015 | Adventist World 21

Page 22: March 2015 indonesian

WARISANBAGIAN 2: 1860–1868Tahun Perkembangan Gereja

JURUKABAR ALLAH

Sekilas pada kehidupan dan warisan Ellen White

BerkembangPelayanan Itu

Oleh Anna Galeniece

FOTO KELUARGA: James dan Ellen White berfoto bersama putra-putranya, Willie (tengah) dan Edson (paling kanan) untuk album keluarga pada tahun 1865, dua tahun setelah kematian Henry (kiri, disisip).

Sejarah resmi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dimulai pada tahun 1860 dengan pemilihan nama dan

penggabungan asosiasi percetakan kecil pada tahun 1861. Melalui awal yang se-derhana ini, umat Advent mulai melihat diri mereka sebagai sebuah organisasi. Mereka bergabung dalam konferensi lo-kal, dan Konferens Michigan pun didiri-kan pada bulan Oktober 1861.

Hingga saat ini, hampir semua tulis-an Ellen White ditujukan untuk mendu-kung orang percaya dalam kesetiaan me-reka kepada Allah dan ajaran Alkitab, mempertahankan pekerjaan pener-bitan, dan mengarah kepada kebu-tuhan organisasi gereja. Sekarang ti-ba saatnya untuk memperbesar visi umat Advent sehingga mereka dapat mulai melihat misi memperluas ge-reja ini. Oleh karena itu, pada bulan Mei 1863, 20 delegasi dari enam dari tujuh konferens1 memutuskan untuk bersama-sama menetapkan Gereja Ma-sehi Advent Hari Ketujuh General Con-ference sebagai pemimpin pusat.

Menyoroti Bidang Kesehatan Pada tanggal 5 Juni (bisa juga tanggal

6 Juni karena terjadi setelah matahari terbenam pada hari Jumat), 1863, hanya dua minggu setelah sesi resmi General Conference pertama, dan beberapa waktu setelah pembentukan doktrin utama ge-reja, Ellen White mengunjungi keluarga Hilliard di Otsego, Michigan. Ketika be-rada di sana, Ellen mendapatkan pengli-hatan yang berlangsung sekitar 45 menit. Dia diberi pekabaran mengenai reforma-si kesehatan yang komprehensif,2 dan Al-lah ingin agar ia menyampaikan pesan itu kepada orang percaya. Ini bukanlah pertama kalinya ia diberi visi mengenai kebutuhan untuk pola hidup sehat. Pada tahun 1848 Tuhan mewahyukan kepada-nya bahaya menggunakan tembakau, teh, dan kopi,3 dan kemudian pada 1854 ia mengungkapkan bahwa rumah umat yang suci harus ditata rapi dan selera makan mereka harus dikontrol.4

Visi luas yang diperolehnya di kedi-aman Hilliard tidak hanya termasuk manfaat memiliki tubuh yang sehat dan lingkungan sekitarnya, tetapi juga me-nyajikan hubungan yang erat antara ke-sehatan dan kerohanian, yang bukan saja menjadi masalah pribadi dalam umat-Nya. Ellen melihat bahwa pesan ini “ha-rus membangunkan pikiran setiap orang”5 karena dampak sosial dan misi-nya.

Di samping hal-hal penting yang di-lakukannya itu, tahun 1863 berakhir de-ngan halaman yang hilang dalam album keluarga White. Putra tertua mereka, Henry Nichols, menderita pneumonia

dan meninggal pada tanggal 8 Desember di Topsham, Maine. Ini merupakan suatu pukulan yang berat bagi kedua orangtua-nya, terutama Ellen, yang harus kehilang-an anak mereka yang masih berusia 16 tahun, “seorang penyanyi yang manis,”6 karena ketidaktahuan mereka mengenai rumah pemulihan sederhana yang mere-ka kenal sesaat setelah kejadian itu.

Hanya dua bulan setelah kematian Henry, Willie putra ketiga mereka men-derita penyakit yang sama. Saat itu sang ibu menerapkan hidroterapi bersamaan dengan doa yang tekun yang akhirnya menguatkan dan menyembuhkan Willie.

Namun demikian, hasil dari pepe-

eL

Le

n

G.

w

hi

te

e

St

At

e

22 Adventist World | 03 - 2015

Page 23: March 2015 indonesian

Anna Galeniece adalah seorang Direktur Kantor Ca-bang Ellen G. White Estate, Universitas Advent Afrika di Nairobi, Kenya.

BAGIAN 3: 1868–1881 Tahun Pertemuan Kamp

BAGIAN 4: 1881–1891Peristiwa 1880

rangan pada pertentangan besar—penya-kit, penderitaan, dan kematian,—datang kepada rumah jurukabar Allah ini bebe-rapa kali. Sebelumnya, putra keempat pa-sangan White ini, John Herbert mening-gal pada usia 3 bulan pada tahun 1860.

Pembelajaran Tetap BerlanjutTahun 1864 ditandai dengan bebera-

pa hal penting dalam pelayanan Ellen White. Pertama, ia menerbitkan jilid ke-4 Spiritual Gift, dengan subjudul “Impor-tant Facts of Faith: Laws of Health, and Testimonies Nos. 1-10.” Yang mencakup suatu karya 32 halaman yang mengung-kapkan pekabaran kesehatan luas yang diterimanya pada tanggal 5 Juni 1863. Pa-da saat yang sama ia juga menyelesaikan pamflet Appeal to Mothers.

Sebuah kunjungan ke institusi medis milik James C. Jackson, “Our Home on the Hillside,” di Dansville New York pada awal September 1864 merupakan peristi-wa penting lainnya yang terjadi setelah publikasi tersebut. Dalam perjalanan me-reka menuju Boston, Massachusetts, White berhenti di lembaga medis itu dan sangat terkesan dengan pengobatan ala-mi yang mereka observasi di sana. Na-mun, Ellen, tidak sepenuhnya setuju de-ngan pendekatan reformasi kesehatan yang dilakukan Jackson. Dia memiliki pengertian yang lebih baik tentang ma-salah-masalah itu melalui ilham kesehat-an yang diperolehnya. Kemudian, dia melanjutkan menulis topik yang berhu-bungan dengan kesehatan dan menerbit-kan enam pamflet kesehatan yang berju-dul: How to Live pada tahun 1865. Mela-lui pembahasan mengenai kesehatan, gi-zi, dan pola hidup Ellen memanggil orang taat kepada hukum alam Allah.

Perjalanan yang panjang, berkhot-bah, menulis, pekerjaan penerbitan, tang-gung jawab kepemimpinan, dan sejum-lah kewajiban lainnya, selain berbagai tu-gas keluarga dan masalah kemiskinan, di-emban oleh James White. Pada tanggal 16 Agustus 1865, ia pingsan karena kelelah-an dan mengakibatkannya menjadi lum-puh, ini merupakan yang pertama kali dari serangkaian stroke yang kemudian

berakibat pada kepribadiannya. Dengan demikian, di samping beban Ellen seba-gai seorang nabiah, penulis, pembicara, konselor, dan ibu, ia harus juga mengu-rus sang suami yang sakit.

Pada bulan Desember 1865 keluarga White melakukan perjalanan ke Roches-ter, New York, dan menginap di rumah teman mereka. Mereka berkumpul pada hari Natal untuk berdoa bagi kesehatan James yang memburuk. Pada saat itulah Ellen memperoleh ilham di mana ia di-ajarkan cara untuk membantu pemulih-an suaminya. Dan yang paling penting, dia diberi panduan tentang pembentuk-an lembaga kesehatan di mana prinsip-prinsip kesehatan yang tepat juga akan dilakukan dan diajarkan kepada pasien. Penglihatan ini, mengintegrasikan refor-masi kesehatan dengan agama (Wahyu 14:12), menjadi alat untuk mempersiap-kan gereja bagi misi yang luas dan tentu juga bagi kedatangan Kristus yang ke-dua.7

Enam bulan kemudian, selama sesi General Conference Mei 1866, Ellen White berbicara kepada para pemimpin gereja tentang pentingnya untuk mendirikan sebuah lembaga kesehatan. Mereka me-nerima tantangan baru mengenai pendi-dikan kesehatan dan pengobatan. Kepu-tusan ini menghasilkan peluncuran jur-nal baru, The Health Reformer, dan West-ern Health Reformer Institute, yang sebe-lumnya Battle Creek Sanitarium, hanya beberapa bulan setelah pertemuan itu.

Hamba yang TaatUntuk menjadi alat yang setia di ta-

ngan Tuhan, tidak hanya dengan ber-khotbah dan mengajar orang lain tentang sesuatu yang baik, tetapi juga mengikuti kehendak Tuhan pada semua jalan yang dilalui. Oleh karena itu, untuk menaati perintah Allah bahkan selama cuaca mu-sim dingin meskipun harus menentang nasihat teman-teman mereka, Ellen membawa James untuk perjalanan ber-khotbahnya di Michigan Utara sebagai suatu bantuan untuk kesembuhannya. Pada akhir tahun 1866 perjalanan ini di-bayar dengan pemulihan kesehatan

James secara perlahan-lahan, dan pela-yanan mereka pun diperluas. Untuk se-mentara keluarga White terlibat dalam pertanian dan menulis, tetapi jadwal per-jalanan selama 20 minggu pada tahun 1867 membawa keduanya pada perjalan-an lain di mana mereka mengadakan 140 pertemuan. Ini membuat Ellen untuk da-pat berbicara di depan umum dengan ti-dak takut.”8 Dia membawa pekabaran itu baik kepada orang banyak maupun kepa-da yang sedikit tanpa berbeda.

Misalnya, pada bulan September 1867 Ellen berbicara dalam rapat “konvokasi” di Konferens Illinois-Wisconsin. Lalu ia berbicara pada pertemuan serupa di Io-wa. Keberhasilan dua pertemuan tersebut mendorong General Conference untuk mensponsori pertemuan kamp resmi pertama di Michigan pada bulan Sep-tember 1868, di mana Ellen berbicara ke-pada sekitar 2.000 orang.9

Ketika Allah memanggil seseorang untuk melakukan sesuatu bagi-Nya, Dia memperlengkapi orang itu dan memberi mereka kekuatan, keberanian, dan kuasa. Hal ini jelas terlihat dalam kehidupan dan pelayanan utusan Allah dalam me-majukan misi dan pekabaran Gereja Ma-sehi Advent Hari Ketujuh. n

1 Iowa, Michigan, Minnesota, New York, Ohio, and Wisconsin; Vermont tidak mengirim delegasi.2 Ellen G. White manuscript 1, 1863; Ellen G. White, Spiritual Gifts (Battle Creek, Mich.: Seventh-day Adventist Pub. Assn., 1864), jld. 4a, hlm. 153; Review and Herald, 8 Okt. 1867; 2 Apr. 1914; 30 Apr. 1914.3 Ellen G. White, Selected Messages (Washington, D.C.: Review and Herald Pub. Assn., 1958, 1980), buku 3, hlm. 273.4 Ellen G. White, Manuscript Releases (Silver Spring, Md.: Ellen G. White Estate, 1990), jld. 6, hlm. 221.5 Ibid., jld. 5, hlm. 105, 106.6 Ellen G. White Testimonies for the Church (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1948), jld. 1, hlm. 103.7 Ibid., hlm. 485-494.8 Arthur L. White, Ellen G. White: The Progressive Years, 1862-1876 (Washington, D.C.: Review and Herald Pub. Assn., 1986), jld. 2, hlm. 185.9 Gary Land, “Camp Meetings,” The Ellen G. White Encyclopedia (Hagerstown, Md.: Review and Herald Pub. Assn., 2013), hlm. 676, 677.

03 - 2015 | Adventist World 23

Page 24: March 2015 indonesian

P E L A Y A N A N A D V E N T

Puedo confiar en el Señor,El me va a ayudarPuedo confiar en el Señor,No me va a fallar.

Melodi yang indah terbang ditiup angin, membawa pesan harapan. Ini adalah lagu pujian yang anak-

anak suka yanyikan. Mereka semua berasal dari tempat yang berbeda dan karena berba-gai alasan, tidak satu pun dari mereka dalam keadaan baik. Mereka yatim piatu dan ter-lantar, anak-anak yang telah kehilangan hak asasi manusia yang paling mendasar, yaitu sebuah keluarga.

Tapi di sini antara gunung-gunung dan padang pasir gurun Baja California mereka telah menemukan sebuah oasis, rumah yang nyata. Di sinilah Ines* menemukan kehi-dupan baru. Seperti halnya dengan anak-anak lain yang masih tinggal di International Children’s Care (ICC) El Oasis Children’s Vil-lage (Desa Anak-anak), Ines pernah mende-rita sakit dan kesedihan yang tak terlukiskan. Ia melihat bagaimana keluarganya hancur, saudara-saudaranya dibawa pergi, dan tak pernah terlihat lagi.

Langkah Menuju Hidup BaruBeberapa tahun setelah tiba di desa

anak-anak, salah seorang pengasuh melihat lengkungan kecil pada tulang belakang Ines. Dia selalu ceria, seorang gadis kecil yang ak-tif, kondisi itu tampaknya tidak mengganggu dirinya. Namun demikian, dia dibawa ke dokter setempat, dan didiagnosis menderita

scoliosis.Perubahan bentuk tulang berlang-

sung sangat cepat. Dokter menyimpul-kan bahwa jika operasi tidak dilakukan, maka kelainan pembentukan tulang itu pada akhirnya akan melumpuhkan gadis ini.

Para pengurus desa anak-anak bersa-ma dengan dokter, mulai mencari spon-sor yang bersedia dan sanggup membia-yai operasi.

Kira-kira pada waktu yang bersama-an, sekelompok sponsor ICC dari Cali-fornia Selatan mengunjungi desa anak-anak. Di antara mereka adalah Malcolm Smith dan istrinya yang bernama Joyce. Ketika mereka mengetahui kondisi Ines, hati mereka sedih. Setelah kembali ke California, mereka mengatakan kepada teman-teman dan kenalan mereka ten-tang seorang teman kecil mereka yang ada di Meksiko dan membutuhkan ban-tuan.

Mereka juga menghubungi Loma Linda University Medical Center, dan menceritakan kondisi Ines. Setelah menganalisis keadaan, Komite Tunjangan Loma Linda University Medical Center menyetujui permohonan untuk pelaksa-naan operasi yang Ines perlukan.

Tapi rintangan masih harus diatasi. Ines membutuhkan paspor dan visa un-tuk masuk ke Amerika Serikat. Sebagai seorang yang memiliki keterbatasan, ia akan membutuhkan dispensasi khusus dari pemerintah Meksiko untuk bepergi-

Oleh Joel Reyes

an keluar negeri.Pada Oktober 2012 Ines akhirnya bisa

melakukan perjalanan ke Loma Linda. Tim bedah, dipimpin oleh salah satu ahli bedah ortopedi terbaik pusat medis, Dr. Scott Nelson, bertemu untuk mengevaluasi ka-sus Ines dan menetapkan rencana. Kata-kata Nelson yang peduli dan sikapnya yang lembut mempengaruhi gadis kecil ini. Ines mengingat senyumannya ketika Dr. Nelson datang ke kamarnya.

“Dia memegang tangan saya,” katanya dengan tenang, “kemudian ia mendoakan saya. Setelah dia berdoa, saya percaya bah-wa semuanya akan baik-baik saja, karena Yesus yang akan membantunya.“

Karena luasnya tingkat kerusakan, Nel-son menjadwalkan operasi dalam dua seg-men. Secara keseluruhan, dua operasi ini membutuhkan waktu lebih dari 12 jam. Ketika mereka telah menyelesaikannya, tim Nelson kelelahan tapi merasa puas karena mereka telah mengubah kehidupan seo-rang gadis kecil yang manis.

“Mengingat keseriusan kondisinya,” ka-ta Nelson sesudahnya, “adalah berkat yang luar biasa bagi saya sebagai dokter bedah, dan juga bagi tim, ketika melihat dia berja-lan keluar dari rumah sakit, berdiri tegak dan tampak bahagia,” katanya.

Jika Anda melihat Ines sebelum opera-si, Anda akan melihat perbedaan yang luar biasa sekarang. Dia suka bercerita, dan jika Anda bertanya, dia akan memberitahu An-da tentang teman barunya di Loma Linda, dokter baik yang memegang tangannya dan berdoa untuknya. Dia akan membawa Anda ke sebuah goresan di dinding yang menunjukkan seberapa tinggi dia sebelum operasi. Lalu ia akan berdiri tegak sehingga Anda dapat melihat bahwa ia sudah lebih tinggi sekarang.

“Tambah tiga inci!” Katanya sambil ter-senyum. n

*Bukan nama sebenarnya

P h o t o S : S C o t t n e L S o n

Joel Reyes adalah Direk-tur Hubungan Masyarakat International Children’s Care ketika ia menulis artikel ini.

Gadis kecil mendapatkan kesempatan baru

Kasihdalam

Tindakan

SANG DOKTER DAN PASIEN: Satu tahun kemudian Ines befoto dengan Dr. Nelson. Dia menantikan hidup yang panjang dan produktif.

24 Adventist World | 03 - 2015

Page 25: March 2015 indonesian

Gambaran Alkitab tentang kondisi asli dunia kita adalah suatu harmonis yang damai, tanpa penderitaan atau ke-kerasan. Tuhan memberikan tanaman sebagai makanan

untuk semua makhluk ciptaan. Tapi tidak demikian halnya de-ngan apa yang terjadi di dunia saat ini. Perubahan dramatis te-lah terjadi sehingga predasi, penderitaan, dan bentuk-bentuk kekerasan sangat umum terjadi dan kita sering menganggapnya sebagai suatu keadaan alam yang normal. Bagaimanakah kita menjelaskan perbedaan antara penciptaan yang murni dan du-nia yang kita lihat sekarang?

Menurut Kejadian 6, alam telah sangat berubah pada zaman Nuh. Allah memberikan Nuh tiga alasan mengapa Ia menda-tangkan banjir untuk menghancurkan dunia (Kej. 6:1-13). Per-tama, manusia telah menjadi terlalu jahat, seperti yang dijelas-kan dalam kalimat “segala kecenderungan hatinya selalu mem-buahkan kejahatan semata-mata” (ayat 5). Selain itu, tanah itu “penuh dengan kekerasan” (ayat 11), dan “semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi” (ayat 12). Allah mera-sa perlu untuk menghancurkan dampak abad kejahatan, keke-rasan, dan korupsi. Kita dapat menarik beberapa kesimpulan tentang perubahan spesies dari cerita ini.

Berubahnya CiptaanKesimpulan pertama adalah bahwa fosil yang ditemukan di

bebatuan tidak mencerminkan keadaan asli dari penciptaan. Meskipun Alkitab tidak membuat pernyataan eksplisit tentang fosil, tampaknya masuk akal dalam menafsirkannya sebagian besar hasil dari bencana global yang merusak dijelaskan dalam Kejadian. Pada saat banjir datang dan menghancurkan dunia, korupsi pada segala makhluk telah terjadi. Kita tidak bisa bera-sumsi bahwa predator yang tampak ganas yang kita temukan sebagai fosil adalah mirip dengan apa yang akan kita lihat pada akhir minggu penciptaan.

Kesimpulan yang kedua adalah bahwa perilaku manusia dan hewan telah berubah menjadi buruk. Pada saat awal pen-ciptaan di Eden tidak ada kekerasan atau penderitaan. Na-mun kini kejahatan telah sangat umum terjadi, dan sulit ba-gi kita mengalami bahkan membayangkan lingkungan tanpa kejahatan. Beberapa jenis hewan, seperti kucing, laba-laba, dan buaya, hanya memakan hewan lain. Inilah keadaan alam yang

kita tahu sekarang, dan adalah sulit untuk membayangkan sua-tu sistem ekologi tanpa predasi, penyakit, penderitaan, atau ke-matian.

Kita juga dapat menyimpulkan bahwa hewan dan tumbuh-an telah berubah secara signifikan dalam rupa mereka. Banyak hewan yang memiliki struktur yang tidak diperlukan di dunia ini tanpa predasi atau bentuk-bentuk kekerasan. Beberapa jenis ular memiliki struktur kompleks untuk menyuntikkan racun ke dalam makhluk lainnya. Komposisi racun kimia bervariasi pada masing-masing ular, berguna untuk mencocokkan kerentanan dari berbagai jenis mangsa. Buaya memiliki fitur yang tampak-nya tidak cocok untuk diet vegetaris, seperti jajaran gigi tajam, dan rahang yang kuat untuk menahan korban yang berjuang. Banyak contoh lain dapat diberikan dari makhluk yang memi-liki struktur khusus, meningkatkan kemampuan mereka untuk membunuh dan memakan binatang lain.

Perubahan dalam bentuk menunjukkan perubahan dalam informasi genetik. Alkitab tidak terlalu jelas mengungkapkan bagaimana hal ini terjadi, tetapi dengan jelas mengungkapkan kehadiran musuh dari Sang Pencipta, makhluk jahat yang me-miliki kemampuan untuk bertindak di alam (misalnya, Ayub 1, 2; Lukas 13:16). Studi ilmiah menemukan beberapa sarana me-ngenai spesies yang dapat berubah, tetapi banyak pertanyaan yang tetap belum terjawab. Mungkin studi pada masa yang akan datang dapat membantu kita memahami bagaimana alam seca-ra dramatis telah berubah, dan bagaimana Sang Pencipta telah mengaruniakan kemampuan kepada organisme hidup untuk dapat bertahan hidup di dunia yang tidak lagi mencerminkan kehendak-Nya dengan akurat.

Namun demikian, terlepas dari semua perubahan ini, alam masih menyaksikan adanya Sang Perancang Agung yang memi-liki keterampilan dan keahlian yang kreatif dan tak dapat ter-tandingi. n

I M A N & S A I N S

Oleh L. James Gibson

spesiesketika

Berubah

L. James Gibson, Ph.D., menjabat sebagai Di-rektur Geoscience Research Institute General Conference.

03 - 2015 | Adventist World 25

Page 26: March 2015 indonesian

P E R T A N Y A A N D A N J A W A B A N A L K I T A B

Kata “dikumpulkan [’asap, “berkumpul, di-

kubur, dikebumikan, di-ambil,“ dll.] kepada kaum

leluhurnya” tidak umum da-lam Alkitab; hal ini umumnya

ditemukan dalam kitab Taurat. Sa-ya berasumsi bahwa pertanyaan Anda se-

perti mendukung keyakinan kelangsungan hidup roh, atau jiwa, setelah kematian. Saya akan mengka-

ji, memeriksa penggunaan kata, dan mendiskusikan maknanya.

1. Kehidupan Setelah Kematian? Mereka yang setuju de-ngan konsep Yunani mengenai jiwa yang abadi berpendapat bahwa kalimat ini menunjukkan bahwa Perjanjian Lama men-dukung konsep seperti itu. Dikatakan bahwa “leluhur” mem-bentuk sebuah komunitas di akhirat, dan bahwa mereka yang mati bergabung dengan komunitas ini. Mereka berpendapat bahwa kalimat “dikumpulkan kepada kaum leluhurnya” tidak berarti bahwa orang tersebut dimakamkan di makam leluhur, karena Abraham tidak dikuburkan dengan leluhurnya (Kej. 25:8, 9). Juga tidak berarti mati, karena dalam beberapa perikop tampaknya harus dibedakan dari arti “meninggal.” Bagi mereka, satu-satunya penafsiran yang masuk akal adalah bahwa setelah kita mati roh kita bergabung dengan komunitas orang yang su-dah mati.

2. Menelaah Ayat: Sebuah studi tentang penggunaan kali-mat menunjukkan beberapa hal. Pertama, beberapa bagian di antaranya merupakan bagian dari referensi yang tegas tentang kematian. Misalnya, “Abraham menghembuskan nafas terakhir dan meninggal di usia yang cukup tua... dan dikumpulkan ke-pada kaum leluhurnya.... Anak-anaknya... menguburkannya“ (Kej. 25:8, 9, juga Kej. 25:17; 35:29; lihat Kej. 49:33; Ul. 32:50). Hal ini mempertegas bahwa kematian juga berlaku untuk umat Allah. Fakta bahwa meninggal dan dikuburkan disebut juga “dikumpulkan” menunjukkan bahwa itu bukan berarti sinonim yang tepat untuk kematian atau penguburan.

Kedua, dalam beberapa kasus kalimat itu tampaknya menja-di sinonim untuk “kematian.” Allah berbicara mengenai Harun, Dia akan “dikumpulkan kepada kaum leluhurnya dan mati di sana” (Bil. 20:26). Penggunaan yang sama ditemukan dalam ka-sus Musa (Bil. 27:13; 31: 2). Dan generasi yang menguasai tanah itu (Hak. 2:10).

Ketiga, kalimat ini hampir menjadi sinonim dengan “diku-bur/dikebumikan.” Tuhan berkata kepada Raja Yosia, “Aku akan mengumpulkan [harfiah: “Akulah yang akan mengumpulkan”]

engkau kepada nenek moyangmu, dan engkau akan dikebumi-kan ke dalam kuburmu dengan damai [harafiah: “Engkau akan dikumpulkan ke kuburmu dengan damai”]“(2 Taw. 34:28; 2 Raja-raja 22:20). Bagian kedua dari ayat ini menjelaskan yang pertama: Untuk berkumpul dengan ayah berarti untuk dima-kamkan di makam ayah.

Keempat, kadang-kadang daripada menggunakan kalimat penuh kita hanya menemukan kata kerja “dikumpulkan” dalam arti “mati” (Bil. 27:13; Hosea 4:3; Yes. 57:1).

3. Arti Sebenarnya Kalimat Itu: Dalam memahami mak-na kalimat ini patut diperhatikan: Pertama, tidak ada hubungan kontekstual antara kalimat itu dengan kelangsungan hidup se-seorang setelah meninggal. Kedua, kalimat itu menunjuk kepa-da orang yang meninggal (mayat) dan bukan salah satu dari komponennya (misalnya, jiwa, roh) yang dikumpulkan dengan nenek moyang. Ketiga, kalimat itu sebetulnya menyatakan ke-matian, tapi juga menekankan aspek tertentu dari kematian. Ungkapan “napas yang terakhir” menyatakan kedatangan ke-matian, dan “dikubur” menjelaskannya sebagai perpisahan. “Untuk dikumpulkan kepada leluhur kita” berarti bahwa kema-tian tidak bisa dihindari. Seperti halnya para leluhur kita, kita pun akan mati dan bergabung dengan mereka di dalam kubur; ibadah kita berakhir, dan kita beristirahat, seperti orang yang mendahului kita.

Tetapi bagi mereka yang percaya kepada TUHAN tidak ha-nya sampai di situ. Keempat, kata kerja yang pasif yang menya-takan bahwa individu itu dikumpulkan; bukan mereka yang bertindak untuk menggabungkan diri dengan leluhurnya. Ke-matian terjadi pada kita. Tapi kata kerja pasif itu menunjukkan bahwa Allah adalah agen yang tersirat (2 Raja-raja 22:20). Da-lam hal ini diungkapkan bahwa hamba-hamba Allah tak akan dilupakan ketika mereka mati. Meskipun mereka sudah mati, Allah masih menganggap mereka bagian dari umat-Nya. Ini bu-kan mengenai kondisi seseorang setelah kematian, tetapi me-ngenai bagaimana Allah memperhatikan mereka. Tampaknya, di dalam kalimat ini terkandung suatu harapan akan kebangkit-an. n

Bagaimanakahkita menginterpretasi-kan pernyataan ketika seseorang mati dia “di-kumpulkan kepada

kaum leluhurnya” (Kej. 25:8)?

Setelah ia pensiun, Angel Manuel Rodríguez melayani sebagai pendeta, profesor, dan teolog.

DilupakanHilangTapi Tidak

26 Adventist World | 03 - 2015

Page 27: March 2015 indonesian

P E L A J A R A N A L K I T A B

Janji mengenai Roh Kudus adalah salah satu janji Yesus yang paling berharga. Ini adalah karunia kehadiran-Nya dalam mendorong, memperkuat, menyegarkan, dan

memberdayakan setiap orang percaya. Karunia berharga ini sering disalahpahami dan cukup misterius bagi kebanyakan orang Kristen. Dalam pelajaran Alkitab bulan ini kita akan menjelajahi sifat, fungsi, dan pelayanan Roh Kudus.

1 Pernyataan apakah yang Yesus berikan kepada murid-murid-Nya mengenai kepergian-Nya? Baca Yohanes 16:7 dan renungkanlah makna pernyataan Yesus.Murid-murid Yesus tentu bingung ketika Dia mengatakan ke-pada mereka bahwa Ia akan segera pergi. Mereka kemudian tak-jub ketika Dia menyatakan bahwa adalah suatu keuntungan ba-gi mereka jika Ia pergi. Menurut Anda apakah yang Ia maksud dengan pernyataan itu? Berikut adalah salah satu kemungkinan: Para murid akan segera tersebar. Mereka akan menjadi saksi tentang kasih-Nya di berbagai desa, kota, dan negara di seluruh dunia bagian Mediterania. Ketika Ia hadir di sana hidup dalam daging, Ia hanya bisa hadir dalam satu tempat. Tetapi melalui kehadiran Roh Kudus-Nya, Ia dapat hadir bersama masing-ma-sing mereka di berbagai tempat di mana mereka berada.

2 Apakah Roh Kudus adalah suatu pengaruh dari Allah, atau salah satu anggota dari Keilahian? Ban-dingkan ayat-ayat berikut: Matius 28:19; 2 Korintus 13:14; Efesus 2:18.Perhatikan hubungan antara Bapa, Anak, dan Roh Kudus: Ma-sing-masing adalah anggota Keilahian, sama kekal dan hidup berdampingan.

3 Bagaimanakah Alkitab menjelaskan fungsi dari Roh Kudus sebagai kepribadian Ilahi? Baca Kejadian 6:3; Yohanes 16:8, 12-14; Efesus 4:30; 1 Tesalonika 5:19. Tuliskan istilah-istilah yang menggambarkan kepribadian Roh Kudus.Menurut Kitab Suci, Roh Kudus berusaha keras, meyakinkan, menginstruksikan, membimbing, dan menuntun. Dia bisa juga sedih dan seperti diam. Tak satu pun dari sikap ini hanya untuk memengaruhi. Ellen White menjelaskannya dengan baik ketika ia menulis, “Kejahatan telah terakumulasi selama berabad-abad dan hanya bisa terkendali dan ditentang oleh kekuatan kuasa Roh Kudus, pribadi ketiga dari Keilahian, yang akan datang tan-pa kuasa yang dimodifikasi, tetapi dalam kepenuhan kuasa Ila-hi.“*

4 Istilah apakah yang Yesus gunakan untuk meng-gambarkan Roh Kudus, pribadi ketiga dari Ketuhan-an? Bandingkan Yohanes 14:16, 17 dengan Yohanes 16:7.Yesus menyebut Roh Kudus sebagai penolong atau pelindung kita. Kata-kata ini berasal dari kata Yunani paraklete, yang ber-arti “ ia yang datang bersama.” Roh Kudus adalah kehadiran pribadi Kristus yang datang kepada setiap orang percaya untuk memenuhi kebutuhan terdalam kita. Ini adalah istilah hukum. Dalam sistem hukum Romawi paraklete adalah seorang yang ditugaskan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, emosio-nal, dan kebutuhan legal dari seseorang yang sedang mengha-dapi masalah. Tanggung jawab paraklete adalah menjadi advo-kat bagi seseorang, mewakili mereka, berdiri di sisi mereka.

5 Bacalah Yohanes 16:18. Dalam membahas pela-yanan Roh Kudus pada murid-murid-Nya, bagaimana Yesus menguatkan umat-Nya dengan kenyataan bah-wa meskipun Dia pergi, Dia tetap hadir bersama me-reka?

6 Apakah fungsi Roh Kudus lainnya yang diung-kapkan oleh Yesus, dan karunia khusus apakah yang ia bawa? Baca Yohanes 14: 25-27; 16:12, 13.Salah satu pelayanan Roh Kudus adalah untuk mengajarkan ke-benaran kekekalan kepada umat yang percaya. Dia melakukan ini dengan menanamkan kebenaran Ilahi dalam pikiran kita sa-at kita belajar Firman Tuhan. Roh Kudus juga memberi kita ke-damaian saat hidup di dunia yang penuh masalah, dan membe-rikan ketenangan hati kepada kita melalui perasaan bahwa Al-lah mengendalikan baik dunia ini maupun kehidupan kita.

7 Bagaimanakah kita bisa dipenuhi dengan Roh Kudus dan menerima oknum ketiga dari Ketuhanan dalam kehidupan kita sehari-hari? Baca Yohanes 14: 13-16; Lukas 11:13.Bapa surgawi kita rindu untuk memberi kita karunia Roh-Nya. Dia menginginkan agar regenerasi dan revitalisasi yang terjadi dalam pengaruh Roh Kudus mengalir ke dalam hidup kita. Saat kita membuka hati kita kepada Kristus dan keinginan untuk menyenangkan-Nya dalam segala hal, meminta dalam karunia Roh-Nya dalam iman, kehidupan kita akan dipenuhi dengan rasa kelimpahan, kedamaian, dan kuasa-Nya.

Jadi marilah kita meminta karunia itu. n

* Ellen G. White, Testimonies to Ministers (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1923), hlm. 392.

Oleh Mark A. Finley

YesusKarunia

Janji

03 - 2015 | Adventist World 27

Page 28: March 2015 indonesian

Foto yang Menceritakan Sekilas Kehidupan WhiteSaya menanggapi artikel Andrew McChesney tentang foto Ellen White yang baru ditemukan (lihat “Ellen White Seperti yang Anda Tidak Pernah Lihat,” Desember 2014). Merupakan foto yang indah, walau-pun telah 109 tahun yang lalu tapi tetap terlihat jelas. Saya sangat berharap akan bertemu dengan mereka ketika “hari itu,” oleh kasih karunia Allah.

Janet WilliamsMelalui e-mail

Menurut saya, gambar Ellen White ini tidak diambil saat musim panas, melihat pakaian yang digunakan adalah mantel musim di-ngin. Kerapihan, map yang digenggamnya menyatakan kepada saya bahwa Ny. White adalah orang yang sangat terencana, dan pembicara publik yang penuh persiapan.

Dalam majalah yang sama ada sebuah artikel berita yang berjudul “Pimpinan Ge-reja Mendesak untuk Biayai Pendeta, Bu-

kan Administrator.” Dalam konteks ter-tentu, apa yang dikatakan Robert E. Le-mon adalah benar. Semakin banyak me-nempatkan pendeta di garis depan tentu akan membantu, tapi itu tidak berarti bahwa kita tidak membutuhkan dukung-an dari anggota awam. Bahkan, saya sela-lu menghargai kontribusi besar mereka di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Francis TuffourDallas, Texas, Amerika Serikat

Ng Mengkhawatirkan “Kehilangan Serius” AnggotaSaya menanggapi artikel Andrew McChesney itu “Ng Mengkhawatirkan‘Kehilangan Serius’ Anggota” (Desember 2014). Laporan ini membuktikan bahwa akhir zaman sudah dekat dan kita harus bersiap-siap untuk kedatangan Tuhan.

Saya benar-benar merasa diberkati menjadi bagian dari gerakan besar ini. Saya berdoa agar saya dapat membantu gerakan ini dan tidak menjadi batu san-dungan. Tuaian memang banyak; kita ha-nya perlu pergi keluar dan mengizinkan Allah menggunakan kita.

Masalah utama kita adalah menahan sesuatu; kita sebagai umat-Nya perlu me-ngerjakannya.

Mishlyn StephenAntillen Belanda

Keistimewaan Alkitab yang TerbukaMenurut saya dalam kehidupan setiap anak, dan bahkan dalam kehidupan bebe-rapa orang dewasa, ada pahlawan dari ber-bagai generasi. Saya tidak memilikinya sa-tu pun sampai sekarang. Saya seorang ve-teran Vietnam berusia 69 tahun, dan pah-lawan yang saya bicarakan berusia 19 ta-hun. Namanya William Hunter.

Saya tidak pernah menyadari betapa beruntungnya kami di Amerika Utara ini dapat membaca Alkitab sampai saya mem-baca cerita tentang seorang anak muda bernama William Hunter (lihat artikel Ted N.C. Wilson “Keistimewaan Alkitab yang Terbuka,” November 2014). Saya telah membaca cerita itu belasan kali sejak saya menerima salinan Adventist World. Saya sangat terkesan dengan kehidupan singkat pemuda ini, dan kecintaan-Nya kepada Firman Allah, ia telah menginspirasi saya untuk menggali firman lebih dalam. Saya merasa beruntung telah belajar dari pe-muda yang penuh kesan ini. Keberanian dan sifat rendah hatinya adalah pelajaran bagi kita semua.

Phillip Webber, Sr.Lisbon, Maine, Amerika Serikat

Kenari!Terima kasih untuk pesan kesehatan cerdik yang

P E R T U K A R A N I D E

Surat

PUJIANDoawDoakan usaha saya. Saya sudah berhasil mengumpulkan sejumlah uang yang cu-kup untuk saya dapat gunakan untuk mendirikan usaha kecil.

Francis, Zambia

Berdoalah untuk penyembuhan dan tun-tunan rohani. Terima kasih!

Chamel, melalui e-mail

Tolong doakan agar orang diubahkan se-lama pertemuan penginjilan di gereja ka-mi.

Adrien, Burundi

Setelah beberapa tahun mencari, akhirnya saya mendapatkan pekerjaan yang libur pada hari Sabat. Pekerjaan yang menantang, tetaplah doakan agar saya belajar dengan cepat dan saya mampu memenuhi tuntutan.

Rob, Amerika Serikat

Semakin banyak menempatkan pendete di garis depan tentu membantu, tetapi tidak berarti bahwa kita tidak perlukan dukungan kaum awam.

—Francis Tuffour, Dallas, Texas, Amerika Serikat

r o n G r A y b i L L

28 Adventist World | 03 - 2015

Page 29: March 2015 indonesian

terdapat dalam “Kenari!” Yang terdapat da-lam bagian Pertukaran Ide Adventist World (Oktober 2014). Saya mengharapkan akan dapat membaca tulisan seperti itu!

Carol LeeMelalui e-mail

Pelajaran AlkitabSetiap bulan saya menantikan kolom Pela-jaran Alkitab Mark A. Finley. Bacaan yang sangat berguna tidak hanya untuk aplikasi pribadi, tetapi juga untuk siswa pelajar Al-kitab. Saya menggunakannya selama me-nyelesaikan seri pelajaran, untuk sementa-ra dan bahkan lebih sering setelah anggota baru dibaptis ketika topik-topik seperti pi-lihan, harapan, perdamaian, dan keaman-an membantu para anggota baru dalam menghadapi tantangan sehari-hari yang ditemui oleh mereka yang baru bergabung menjadi orang Kristen. Pembahasan Finley bukanlah teori yang terpisah; tapi dapat di-aplikasikan dalam kehidupan nyata. Saya mengumpulkan dan menggunakannya. Te-taplah memuatnya!

Viv Braddy-ReidBirmingham, Inggris,

Terima KasihTerima kasih saya ucapkan atas majalah

dan pelayanan Adventist World! Ingatlah saya dalam doa Anda; dan saya akan ber-doa untuk Anda.

Janji SiphumaBulawayo, Zimbabwe

Berdoalah agar Tuhan akan menuntun saya dalam visi saya mengenai pelayanan multimedia untuk kedamaian dan kea-dilan sosial masyarakat.

Victor, Amerika Serikat

Berdoalah untuk saya dan istri saya dan kehidupan rohani kami. Saya harus kon-sisten!

Franklin, Kenya

Tolong berdoa bagi keberhasilan perja-lanan misi kami dalam membantu para korban Topan Haiyan. Doakan juga para korban Topan Ruby. Terima kasih!

Rodel, Filipina

wortel Sumber: Men’s Health

apelkentang

ketimun

kiwi

terongmangga

Umumnya di dalam Kulit kita dapat memperoleh bagian paling bergizi dari buah-buahan dan sayuran. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, makanlah buah-buahan dan sayuran berikut tanpa dikupas:

Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: [email protected]. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 100 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang masuk akan terbitkan.

Doa & Pujian: Kirimkan permohonan doa rasa syukur saudara ke: [email protected]. Kirimlah kepada kami per-mohonan doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 50 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas. Tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.

Tidak Dikupas

Revived by His Word Perjalanan Menemukan Bersama melalui AlkitabAllah berbicara kepada kita melalui firman-Nya. Bergabung dengan orang percaya lainnya di lebih dari 180 negara yang sedang membaca pasal Alkitab setiap hari. Untuk mengunduh Panduan Bacaan Alkitab setiap hari, kunjungi RevivedbyHisWord.org, atau mendaftar untuk menerima pasal Alkitab setiap hari melalui e-mail.Untuk bergabung, mulai di sini:

1 APRIL 2015 • 2 korintus 2

03 - 2015 | Adventist World 29

Page 30: March 2015 indonesian

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh pertama di Irak diorganisasi di Mosul pada 17 Maret 1923.

Ajaran Advent diperkenalkan di Irak oleh Bashir Hasso, yang berasal dari Mosul. Hasso telah dibaptis di Beirut, Lebanon, pada tahun 1911 ketika dia menjadi mahasiswa di Universitas Amerika. Dia membaca buku yang ditulis Uriah Smith: Daniel

dan Wahyu, dan menerima instruksi lebih lanjut dari W.K. Ising, seorang misiona-ris Advent yang melayani di Beirut.

Meskipun Hasso diisolasi dari kontak dengan gereja selama Perang Dunia I, ia mengajar tujuh jiwa yang siap untuk dibaptis ketika Ising mengunjungi Irak (ke-mudian disebut Mesopotamia) pada tahun 1923. Misi Mesopotamia yang baru terbentuk menjadi bagian dari Divisi Eropa.

tahun lalu92

W.K. Ising and Bashir Hasso

Hal yang perlu Anda ketahui mengenai5panda

Panjang Rata-Rata: 1.5 meter (5 kaki)

juta

Hampir 800 juta orang tidak

memiliki akses terhadap air

minum yang aman. Itu angka

yang besar, lebih dari jumlah

populasi gabungan antara

Kanada, Amerika Serikat, dan

Eropa Barat.Sumber: The Rotarian

800

HIDUPDANLama

Baik

S t e L L A b o G D A n i C

P h o t o : M A r C e L o M o k r e j S

Ge

ne

rA

L

Co

nf

er

en

Ce

A

rC

hi

ve

S

tinggi Rata-Rata: 0.8 meter (2.5 kaki) di bahunya

BeRat Rata-Rata: jantan, 113 kilogram (250 pon)betina, 100 kilogram (220 pon)

UmUR Rata-Rata: 20 hingga 30 tahun

maKanan Khas: bambu (99 persen)

Mereka yang paling sehat di berbagai dunia me-

ngenai hal-hal berikut:

Berbahagialah: Orang yang berbahagia cen-

derung memiliki tekanan darah yang lebih ren-

dah.

Makan Kacang: Orang yang makan kacang

secara signifikan mengurangi risiko penyakit

jantung, diabetes, kanker, dll.

Berhenti Merokok: Jadilah cerdik, jangan

coba untuk memulainya.

Berdiri: Orang yang duduk lebih dari enam

jam sehari 40 persen lebih rentan mati oleh se-

bab apa pun dibandingkan mereka yang duduk

kurang dari tiga jam.

Terus Bergerak: Olahraga meningkatkan

kebugaran, energi, dan endorfin (bahan kimia

otak “merasa baik”).

Sumber: Women’s Health

Sumber: Defenders.org

P E R T U K A R A N I D E

Lebih

Lebih

Page 31: March 2015 indonesian

Favorit Saya...

K A T A A T A U K U R A N G5O5O

Himne

n Lagu favorit saya adalah “Jauh dan Dekat Hai Lihatlah.” Ini mengingatkan saya pada hak isti-mewa kita sebagai pekerja di ladang Tuhan.

—Dancan, Nairobi, Kenya

n Lagu favorit saya adalah “Praise to the Lord, My Soul.” Harmoninya yang begitu indah, dan dapat dinyanyikan sebagai kanon.

—S. T. A., Leisnig, Jerman

n Lagu favorit saya adalah “To You, All Glory.” Ini tentang Tuhan, Pencipta alam semesta; bagaima-na Dia mengisi kita dengan percaya diri dan me-rupakan sumber berkat. Pada akhir lagu ini ter-dapat kata-kata yang memuji kebaikan Tuhan, yang memberikan Anak-Nya mati, menaklukkan dosa dan kematian dan memberi kita jalan me-nuju surga. Haleluya!

—Jorge de Brito, Brazil

n “Yesus Sahabat Terindah” mengingatkan saya betapa setia dan lembutnya Yesus. Dia adalahsahabat kita.

—Patrick, Abidjan, Côte d’Ivoire

Berikutnya, beritahu kami dalam 50 kata atau kurang mengenai janji Alkitab favorit Anda. Kirimkan ke: [email protected]. Tuliskan di kolom subyek: 50 Words or Less.

P h o t o : M A r C e L o M o k r e j S

PenerbitAdventist World adalah majalah periodik internasionalmilik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia.Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya.

Penerbit Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott

Wakil Penerbit Claude Richli

Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk

Dewan Penerbit Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum

Komite Koordinasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee

Redaktur Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editors), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi, Kimberly Luste Maran, Andrew McChesney

Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Pyung Duk Chun, Jae Man Park, Hyo Jun Kim

Editor OnlineCarlos Medley

Koordinator Teknik dan Pelayanan PembacaMerle Poirier

Editor-at-large Mark A. Finley, John M. Fowler

Senior Advisor E. Edward Zinke

Manajer Finansial Rachel J. Child

Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste

Dewan Manajemen Jairyong Lee, ketua; Bill Knott, sekretaris; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Kenneth Osborn, Juan Prestol, Claude Richli, Akeri Suzuki, Ex-officio: Robert Lemon, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson

Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Brett Meliti

Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari

Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yangsiap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501OldColumbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A.Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638

E-mail: Internet: [email protected] Web: www.adventistworld.org

Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dariALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia(LAI). Digunakan dengan izin.

Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secaraberkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria,dan Amerika Serikat.

Vol. 11, No. 3

“Lihatlah, Aku Datang Segera”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

03 - 2015 | Adventist World 31

Page 32: March 2015 indonesian

Visi di atas merupakan ide penulis, dan disampaikan hanya untuk memberikan inspirasi untuk memikir-kan program kerja jangka pendek, menengah dan

panjang. Mungkinkah terlalu besar? Tidak juga dengan alas-an, UNAI berdiri tahun 1948, UNKLAB 1965 dan PTASN 1978. Artinya dalam kurun waktu 30-35 tahun terakhir ti-dak ada pertambahan. Dan ekonomi pada tahun 2030 akan bertumbuh tiga kali lipat, sehingga sangat masuk akal jika kita memiliki 10 universitas di tahun 2030. Dimulai dengan melihat perkiraan Indonesia pada saat itu. Tabel 1 merupa-kan perkiraan kondisi ekonomi Indonesia tahun 2030 (seki-tar 15 tahun ke depan).

miliser (milis Advent) ikut mendoakan karena beberapa anak anggota jemaat tidak mau sekolah di perguruan Advent se-mentara orangtuanya ingin, dan sebaliknya ada anak anggota senang sekolah di perguruan Advent namun orangtuanya ti-dak mengizinkan, dengan berharap bahwa sekolah di negeri (bukan Advent) akan memiliki kesempatan lebih besar untuk masuk pada perguruan tinggi ternama di negeri ini.” Perta-nyaan penulis: Mengapakah bukan kita yang dirikan pergu-ruan tinggi ternama itu ya?

Seruan ini adalah seruan yang baik, dan sering terdengar dari banyak sekolah, guru-guru dan pengurus sekolah. Tetapi ini adalah merupakan masalah lama yang tidak akan pernah

Oleh Tanggor Sihombing

Melihat tabel 1 maka mudah dimengerti, hanya dalam 15 tahun ke depan, terjadi perputaran ekonomi sekitar tiga kali lipat dari apa yang ada pada saat ini. Sehingga kepe-mimpinan di lingkungan kita dapat menjadikan data ini menjadi salah satu sumber dalam pembuatan keputusan dalam rencana kerja. Dan tentu masih banyak isu lain yang menjadi sumber pertimbangan dalam membuat keputusan, misalkan isu globalisasi dan lain-lain. Pokok persoalan saat ini dalam menghadapi pertumbuhan ekonomi tahun 2030 adalah SDM (Sumber Daya Manusia). Apakah SDM yang kita miliki dan akan kita miliki dapat mengisi pertumbuhan tersebut atau ikut membagi kue ekonomi atau malah men-jadi hambatan pada pertumbuhan.

Baru-baru ini seorang kepala sekolah SMA di salah satu perguruan kita di Jakarta menuliskan dengan penuh perha-tian: ”Perguruan tersebut memohon bantuan agar para

selesai. Namun menyimpan masalah. Di berbagai sekolah negeri dilengkapi dengan sarana pendidikan yang lebih me-madai. Kita yakini bahwa perguruan-perguruan kita memi-liki dual concern, ilmu pengetahuan umum dan integrasi iman (faith integration). Kapan kita memiliki sekolah yang lengkap sarana pendidikannya setingkat negeri atau swasta terkemuka, bahkan lebih tetapi tetap memiliki konsep dual concern? Dan siapakah yang memikirkannya?

Gereja dan sekolah sangat erat hubungannya dalam pen-didikan intelektual dan kerohanian, itu sebabnya banyak ge-reja yang bersemangat untuk mendirikan sekolah. Organi-sasi kita juga sangat sadar betul akan peranan sekolah dan setiap sisi pertumbuhan gereja, dan ikut membangun serta melestarikan sekolah dan pendidikan.

Patut kita syukuri dengan perkembangan sekolah kita sekarang, dalam semua tingkatan SD, SMP, SMA dan uni-

MenyoalInventarisasi Masalah

Visi Pendidikan Advent di Indonesia Tahun 2030: 10 Universitas (Perguruan Tinggi), 100 Sekolah Lanjutan Atas, dan 1000 SMP/SD?

&Pendidikan Advent

dari INDONESIA

32 Adventist World | 03 - 2015

Page 33: March 2015 indonesian

versitas berjalan dengan baik. Setelah selesai ujian nasional, banyak sekolah mengumumkan dan mensyukuri anak di-diknya lulus 100 persen, diadakan penamatan dengan meri-ah. Dan universitas kita memberi kesaksian bahwa tamat-annya hampir semua mendapatkan pekerjaan. Tentu kita berterima kasih untuk itu. Namun penulis berpikir: Alat ukurnya sangat tidak relevan.

Pertanyaan adalah, apakah sekolah kita bertumbuh dari waktu ke waktu, baik secara kuantitas dan kualitas? Apakah semangat pendidikan kita diimbangi dengan manajemen pendidikan yang bertumbuh secara dinamis? Mari kita li-

hat, meski lambat, di beberapa gereja kita di berbagai daerah mau pun perkotaan, masih saja ada tum-buh sekolah-sekolah yang baru. Justru aneh , pada tingkat organisasi, malah se-olah kita dapat per-hatikan pertumbuh-an stagnannya. Coba saja kita lihat dalam 20 tahun terakhir, hampir tidak ada (hanya satu atau dua) sekolah yang

baru yang dimiliki organisasi. Jika ada, sekolah tinggi atau perguruan kita yang ada sekarang ini adalah karya yang di-dirikan oleh para pendahulu. Dan hampir tidak ada yang didirikan oleh kepemimpinan dalam 20 tahun belakangan ini. Patut kita prihatin, mengapa sampai hari ini kita belum memiliki sejenis UNAI 2, IPH 2, RSA di Jakarta, dll. Malah tetap saja banyak sekolah kita ingin menambah sarana, ba-ngunan, perlengkapan lainnya, tetapi tidak mampu menda-nai sendiri. Terlalu banyak, seolah kita, yang meski telah berumur panjang tetapi belum mandiri dari sisi keuangan.

Jenis Perubahan Saat Ini Tahun 2030

Pertumbuhan Ekonomi 16 Besar Dunia 7 Besar Dunia

Kelas Konsumsi (orang) 45 Juta 135 Juta

Tenaga Kerja Terlatih (orang) 55 Juta 113 Juta

Jumlah Penduduk 240 Juta 280 Juta

Perputaran Transaksi Uang (dolar AS) per hari 900 Juta 2.700 Juta

IndonesIa Tahun 2030Tabel 1

*Dikutip dari berbagai sumber.

ENTITAS Murid/Mahasiswa Guru/Dosen Orangtua/Wali Dewan/Yayasan

Tinggi

Menengah

Rendah

KuaLITasTabel 2

KeTerANGAN:• Kualitas, maksudnya adalah setelah melalui satu atau beberapa proses tes (psikologis, kepribadian, bakat, minat dll.).• Murid atau mahasiswa dengan kualitas tinggi, telah melalui tahap saringan saat pendaftaran, dan akhirnya didapati

kualitas tinggi, menengah dan rendah.• Rekrutmen guru atau dosen melalui proses rekrutmen yang professional saat dipekerjakan. Akhirnya ditemukan

kategori tinggi, menengah dan rendah.• Sedangkan orangtua/atau wali dengan kualitas tinggi maksudnya adalah orangtua yang berperan maksimal sebagai

pendamping anaknya dalam proses pendidikan.• Sedangkan dewan atau yayasan dengan pemahaman tinggi maksudnya adalah mengerti dan punya semangat

pendidikan yang hebat.

dari INDONESIA

03 - 2015 | Adventist World 33

Page 34: March 2015 indonesian

Identifikasi MasalahBermula dari sebuah workshop di Yogyakarta pada awal Mei 2014 yang lalu, pertemuan para dewan sekolah (yayas-an, pengurus) se-UIKB. Saat itu penulis menjadi salah sa-tu narasumber. Penulis mengawali dengan beberapa per-tanyaan dengan membuat matriks sederhana, yaitu tabel 2.

Pertanyaan penulis kepada peserta workshop saat itu: Apakah di antara yang hadir, ada yang “merasa” memi-liki sekolah dengan tingkat kualitas yang tinggi pada se-mua entitas di atas? Apakah para murid, guru, orangtua maupun anggota dewan semua memiliki kualitas ting-gi? Tidak satu peserta pun yang mengatakan ya. Ketika ditanya apakah ada campuran dari semua kualitas ting-gi, menengah dan rendah ada di sekolah Anda? Dari ra-ut muka peserta, terkesan meng amini pertanyaan ke-dua ini. Dan memang masuk akal. Sebab kita menam-pung semua murid/mahasiswa dari berbagai latar bela-kang. Penulis berpikir itu sebabnya banyak masalah di lapangan.

Apa yang sering terjadi adalah murid atau mahasis-wa dengan tingkat kualitas tinggi, menengah dan ren-dah berbaur di satu tempat akan berpotensi menjadi sumber masalah.

Atau guru maupun dosen dengan tingkat kualitas yang berbeda namun berbaur pada satu wadah atau lembaga juga akan menjadi sumber potensi masalah.

Atau hal lain adalah dengan kondisi berbeda, mu-rid atau mahasiswa dengan kualitas yang tinggi, tetapi memiliki guru atau dosen dengan kualitas rendah atau sebaliknya akan dapat menjadi sumber masalah.

Demikian analisis yang kita bisa teruskan, bahwa orangtua atau wali dengan kualitas berbeda dengan para pengurus bisa juga menjadi sumber masalah yang sangat serius.

Berikut ini penulis ingin melakukan analisis matriks tabel 2, namun mengganti dari sisi kualitas menjadi sisi ekonomi dan keuangan.

Jika sekolah Anda memiliki orangtua/wali atau ma-hasiswa yang memiliki kemampuan keuangan tinggi, menengah dan rendah dan berbaur di satu lembaga. Apakah jadinya dengan masalah keuangan sekolah? Pi-hak sekolah akan mengalami kesulitan untuk menaikkan uang sekolah. Karena akan sangat memberatkan pada siswa atau orangtua kalangan rendah ekonomi. Maka yang diuntungkan adalah para siswa atau orangtua yang ekonomi tinggi. Ada ketidakadilan bukan?

Sepanjang pengamatan penulis, tunggakan akan mun-cul dengan jumlah yang sangat besar. Dan setiap menje-lang ujian, akan terjadi riak-riak pada bagian keuangan

Apakah para murid, guru,

orangtua maupun

anggota dewan semua

memiliki kualitas

tinggi? Tidak satu peserta

pun yang mengatakan

ya.

dari INDONESIA

34 Adventist World | 03 - 2015

Page 35: March 2015 indonesian

yang sering memunculkan benturan-benturan. Atau guru-guru atau wali kelas ditugaskan pada setiap kelas berperan seperti debt collector. Guru ikut mengumumkan tunggakan, tidak mengizinkan siswa ikut ujian dan masalah lain-lain yang mungkin terjadi.

Inventarisasi MasalahBerkaca pada uraian di atas, telah terjadi beberapa masalah kecil maupun besar di lingkungan sekolah. Beberapa hal tersebut adalah:

1. Sulitnya memajukan kelas-kelas keterampilan di lingkungan sekolah kita karena keterbatasan pera-latan dan tenaga professional.

2. SD, SMP dan SMA adalah feeder untuk universitas. Pada saat sekolah kita mencampuradukkan semua tingkatan kualitas, akhirnya untuk tingkat keberha-silannya diterima di universtas unggulan semakin kurang.

3. Upgrade guru-guru oleh sekolah gereja sangat mi-nim. Kompetensi guru sering stagnan. Justru peme-rintah yang sering melakukan pelatihan dengan sertifikasi.

4. Jauh dari kemandirian dana, kesulitan investasi per-alatan-peralatan besar yang dibutuhkan untuk praktikum. Membangun sarana, ruangan kelas, per-alatan selalu berharap dari sumbangan yang datang dari berbagai lapisan.

5. Membudayakan kunjungan dengan memanfaatkan perpustakaan sangat lemah.

6. Sangat banyak sekolah kita kesulitan menaikkan uang sekolah. Akhirnya dana mereka sangat terba-tas.

7. Akuntabilitas dan kompetensi guru dan para dewan sekolah sering tidak memadai. Banyak guru tidak berlatar belakang pendidikan guru, dewan sekolah yang menjadi pengurus juga tidak memahami pen-didikan.

8. Menjadi guru tidak menarik. Sulit mencari guru yang berlatar belakang pendidikan guru, khususnya untuk guru-guru di bidang eksakta.

9. Banyak pencapaian hebat oleh sekolah yang semu. Sesekali ada juara tingkat kecamatan, kabupaten atau bahkan propinsi, namun terjadi oleh karena kehebatan sang individu/murid/mahasiswa itu sen-diri, bukan atas prestasi lembaga atau sekolah. Jika anak tersebut pindah, maka tidak ada lagi prestasi.

10. Universitas atau tingkat perguruan tinggi yang kita miliki hanya menawarkan jurusan yang sama, varia-si jurusan tidak memadai untuk menampung talen-ta yang ada. Kita memiliki universitas di Thailand,

Filipina dan relatif menawarkan jurusan yang sama. Termasuk di Indonesia, jurusan yang itu-itu saja.

11. Terobosan pemerintah dengan mengalokasikan APBN sebanyak 20 persen telah menjadi kabar baik dan sekaligus kabar buruk kepada perguruan kita. Apakah kebijakan sekolah gratis 9-12 tahun akan menjadi ancaman jangka panjang bagi kita atau menjadi pemicu semangat kita?

Yang sering terjadi adalah

murid/mahasiswa

dengan tingkat kualitas tinggi, menengah dan

rendah berbaur di satu tempat

akan berpotensi menjadi sumber

masalah.

dari INDONESIA

03 - 2015 | Adventist World 35

Page 36: March 2015 indonesian

Tanggor Sihombing, adalah seorang anggota GMAHK Jemaat Bekasi. Dosen Program S1 dan Pascasarjana UPH Business School, Karawaci, Tangerang.

Alternatif SolusiPenyelenggara sekolah perlu melakukan kajian mendalam tentang sumber daya yang ada. Saatnya kita mengerti setiap entitas yang ada di lingkungan kita. Perlu diidentifikasi ku-alitas dan kemampuan ekonomi para siswa atau mahasiswa kita, guru dan para dosen yang ada, atau orangtua dan wali.

Diversifikasi—Pengkategorian kualitas, dan ekonomi menjadi salah satu alternatif. Guru/dosen yang tinggi kuali-fikasinya serta wali yang tinggi ekonominya difasilitasi de-ngan sarana pendidikan yang tinggi pula, dengan biaya yang jauh lebih tinggi juga. Perlu diarahkan bahwa sekolah ini agar mendapatkan keuntungan yang signifikan dan menjadi penolong pada tingkatan rendah dan menengah

lainnya. Bagi mereka ini, biaya tidak menjadi halangan yang penting terpenuhi kebutuhan mereka. Sebenarnya yang pa-ling baik itu adalah jika semua entitas dapat diposisikan pa-da kelas yang tinggi. Tetapi kita harus realistis dan belajar menerima kenyataan.

Bagaimanakah caranya? (1) Dari antara sekolah kita yang ada sekarang ini muncul dan menetapkan status de-ngan kualitas tinggi. (2) Jika yang pertama tidak memung-kinkan, maka beberapa sekolah pada lingkungan berdekat-an bersinerji untuk pengkategorian. Misalnya di DKI Jakar-ta, kita memiliki banyak atau beberapa sekolah. Mereka la-kukan kajian, di mana sekolah yang paling mungkin pem-beri sarana dan tingkat kualitas tinggi dengan uang sekolah per bulan sekitar Rp5.000.000, gaji guru di atas Rp10.000.000, dengan beberapa kompetensi tinggi, sarana yang lengkap, sekolah ini akan hebat dari sisi kualitas dan keuangan. Dan akhirnya dapat menolong sekolah-sekolah di bawahnya. Sementara yang lainnya bersedia itu mengisi pasar menengah dan rendah. (3) Jika opsi satu dan kedua tidak mungkin, maka organisasi dalam hal ini, tingkat uni atau konferens/daerah membuka sebuah sekolah dengan keunggulan tinggi.

Ada satu keanehan pasar, pemerintah memberikan uang sekolah gratis dari sekolah dasar sampai tingkat atas. Tetapi saat yang sama muncul sekolah baru dengan uang sekolah yang sangat tinggi dan mereka berhasil dan untung besar. Maka kesimpulannya adalah setiap orang perlu diversifikasi kualitas dan kepuasan.

Penginjilan?Visi pendidikan Advent di Indonesia tahun 2030: 10 Uni-versitas, 100 SLTA, 1000 SLTP/SD? Kenapa tidak? Sekolah Advent sudah teruji menjadi bagian penginjilan terdepan, center of influence.

Jika kita memiliki 10 universitas dengan baptisan ma-sing-masing 50 orang setiap tahun, sedangkan 100 SLTA de-ngan baptisan masing-masing 20 orang setiap tahun, dan 1000 SLTP dengan baptisan 10 orang baptisan. Maka diper-kirakan pencapaian baptisan per tahun adalah 12.500 jiwa, itu sangat besar.

Kepemimpinan kita perlu terdorong berpikir dengan te-robosan besar (out of the box). n

Kepemimpinan

kita perlu

terdorong

berpikir

dengan

terobosan besar

(out of the box).

dari INDONESIA

36 Adventist World | 03 - 2015

Page 37: March 2015 indonesian

10 Hari Berdoa

10 Hari Berdoa

Jemaat Batam Mas, Batam

Wilayah Tagulandang Utara

Telah terlaksana acara 10 hari berdoa tang-gal 7-17 Januari

2015, diadakan di gereja se-tiap malamnya dan di akhir program 10 hari berdoa, acara dibawakan oleh Pdt. Urbanus Sinambela selaku gembala Jemaat Batam Mas. Melalui program ini sangat membantu jemaat untuk le-bih baik dalam kasih antara satu dengan yang lain agar tidak ada perpecahan di an-tara anggota jemaat.

Setiap malamnya judul demi judul yang baik diam-bil dari kitab Galatia 5:22, mulai dari: Tinggal di da-lam Kristus, Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kebajikan/Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlem-butan, Pengendalian Diri, dan Berjalan dalam Roh; diba-wakan oleh gembala jemaat. Di penghujung 10 hari ber-doa, anggota jemaat berpuasa bersama dan buka puasa

bersama di gereja setelah tutup Sabat dan berdoa bersama di area lapangan gereja. n

—Dilaporkan oleh Simson Siallagan, Dept.Komunikasi Jemaat Batam Mas.

Para anggota dari 5 jemaat Gereja Ma-sehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) di Wilayah Tagulandang Utara de-

ngan setia mengikuti kegiatan 10 hari ber-doa yang diadakan pada tanggal 7-17 Janu-ari 2014. Kelima jemaat itu adalah: Jemaat Lumbo, Jemaat Bawoleu, Jemaat Wo, Jema-at Minanga, dan Jemaat Mulengen.

Setiap malam tepat pukul 19.00 WITA acara doa itu dimulaikan. Dibuka dengan doa yang dilanjutkan dengan mendengar-kan bacaan tulisan Roh Nubuat. Sesudah itu jemaat kemudian dibagi ke dalam ke-lompok-kelompok kecil untuk berdoa sesu-

dari INDONESIA

03 - 2015 | Adventist World 37

Page 38: March 2015 indonesian

SiStematiS, SiStematiS, SiStematiS!Seminar Penatalayanan Distrik Tahuna

Sistematis, sistematis, sistematis! Itulah kata yang sering disampai-kan berulang-ulang oleh hamba

Tuhan Pdt F. Macpal selaku Direktur Penatalayanan Daerah Misi Nusa Utara dalam seminarnya yang dihadiri oleh seluruh jemaat se-Distrik Tahuna. Ber-tempat di Jemaat Tahuna 1 pada hari Sabat tanggal 24 Januari para pemim-pin jemaat dibekali dengan seminar penatalayanan mengenai bagaimana kita selaku anggota gereja menjadi pe-

ai dengan topik doa yang ada di dalam buku penuntun 10 hari berdoa.

Pada hari Jumat malam anggota Jemaat Bawoleu ber-kumpul di gereja mereka. Bersama dengan gembala wila-yah mereka, Pdt. Brussi Soriton, mereka melanjutkan seri doa, tetapi pada malam terakhir itu mereka tidak berhenti pukul 21.00 WITA seperti pada hari-hari sebelumnya teta-pi mereka berdoa semalaman. Orang dewasa, para pemuda dan anak-anak berdoa bersama pada malam terakhir itu.

Pada hari Sabat para anggota jemaat tetap semangat untuk berbakti kepada Allah. Khotbah pada Sabat itu diisi dengan pengalaman yang dialami oleh para anggota jema-at ketika mereka mengikuti acara 10 hari berdoa. Banyak anggota membagikan pengalaman dan kesaksian mereka

dan semuanya setuju bahwa mereka mengalami kuasa ke-tika berdoa dan terjadi perubahan dalam hidup mereka. Mereka membuat komitmen untuk selalu berhubungan dengan Tuhan melalui doa setiap hari.

Kegiatan 10 hari berdoa merupakan kegiatan seluruh umat Advent di seluruh dunia, adalah suatu kegiatan yang diprakarsai oleh GMAHK sedunia. Pada tahun ini kegiat-an 10 hari berdoa bertemakan “Mengalami Buah Roh.” Suatu kegiatan yang menyatukan seluruh umat Advent di seluruh dunia untuk meminta kecurahan Roh. n

—Dilaporkan oleh Brussi Soriton, Pendeta Wilayah Tagulandang Utara.

dari INDONESIA

38 Adventist World | 03 - 2015

Page 39: March 2015 indonesian

natalayan sejati.Selain itu dalam seminarnya Macpal menerangkan ba-

gaimana setiap unit pemberi dapat mempraktikkan suatu sistem pemberian yang terencana dan terpadu. Karena pentingnya acara ini maka ada begitu banyak anggota je-maat yang walaupun bukan majelis jemaat juga turut hadir dalam seminar ini. Tepat pukul 14.00 siang acara dimulai dan para hadirin sangat antusias karena diselingi dengan

acara energizer sehingga suasananya tidak membosankan. Semoga acara seperti ini terus dilakukan agar semua ang-gota jemaat mengerti dan memahami pentingnya menjadi penatalayan yang sejati. n

—Dilaporkan oleh Max W. Melope, Koordinator One Year In Mission (OYIM) Daerah Misi Nusa Utara.

Jemaat Tarakan telah mengadakan penginjilan setiap hari Sabat di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tara-kan, setiap hari Sabat pukul 13:30 WITA. Hal ini tereal-

isasi karena bantuan Bpk. Marten, salah seorang pemimpin lapas yang menangani khusus orang Kristen, di lapas ini dihuni oleh orang Kristen kurang lebih 85 orang.

Lapas ini telah dilayani ini seki-tar 5 bulan sejak Pdt. Roy Kapa-hang ditugaskan di Jemaat Tarakan pada akhir Agus-tus 2014. Setelah meminta izin un-tuk membuat KKR di Lapas, pimpinan Lapas Tarakan sangat menyetujui kare-na demi bimbingan rohani bagi warga binaan, dan pada tanggal 26-31 Januari, Kapahang bersa-ma istri mengadakan Kebaktian Kebangunan Ro-hani (KKR) dan seminar kesehatan di dalam Lapas ini, para warga binaan sangat senang, teru-tama Bpk. Marten yang sangat setuju dengan ide ini karena selama 24 tahun beliau bertugas di Lapas Tara-kan baru kali ini ada gereja yang membuat KKR bagi war-ga binaannya, yaitu Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Tarakan.

Kehadiran warga binaan untuk mengikuti KKR ini ada sekitar 80 orang, banyak yang bertanya setelah akhir pem-bahasan KKR, karena mereka banyak menemukan kebe-naran baru dalam Alkitab yang selama ini mereka tidak te-mukan di gereja mereka, terutama mengenai hari Sabat

Penginjilan di lemBaga PemaSyarakatan kelaS 2 tarakanKalimantan Utara

dan makanan, juga mengenai baptisan.

Pada hari Kamis setelah diadakan panggilan perta-ma, ada 31 jiwa yang mau berdiri menandakan me-nyerahkan diri kepada Ye-sus, kemudian pada hari Ju-mat, pada panggilan kedua ada 24 jiwa yang berdiri la-gi. Namun pada hari Sabat saat ada panggilan, hanya ada 16 orang yang tersaring dan mereka inilah yang benar-benar dalam keputus-

an mereka dari awal panggilan.Kita doakan agar 16 saudara kita yang baru dibaptis

memperoleh kuasa dari Tuhan terlebih karena latar bela-kang mereka datang dari denominasi lain.

—Dilaporkan oleh Pdt. Roy Kapahang, Gembala Jemaat Tarakan.

dari INDONESIA

03 - 2015 | Adventist World 39

Page 40: March 2015 indonesian

dilatiH dan Bekerja demi kemuliaan allaHPelatihan Misionaris Kesehatan oleh Unklab Medical Ministry

Pada tahun ajaran 2013/2014 semester yang kedua, te-lah diadakan pelatihan Misionaris Kesehatan Ang-katan ke-4 di Universitas Klabat yang diselenggara-

kan oleh Unklab Medical Ministry di bawah koordinator Pdt. G. Rumalag. Pelatihan tersebut diadakan selama satu semester tanpa mengganggu aktivitas perkuliahan para mahasiswa yang mengikutinya.

Dengan didukung penuh oleh pihak Universitas Klabat dan Departemen Kesehatan UKIKT maka pelatihan pun diadakan dan menyajikan materi tentang Alkitab, Roh Nu-buat dan kesehatan. Dalam menjalani pelatihan, para pe-

serta yang merupakan mahasiswa di Unklab dapat merasa-kan sukacita persekutuan dan juga pergumulan dalam menghidupkan setiap pekabaran yang diterima. Di akhir dari masa pelatihan tersebut diadakanlah Mission Trip di Desa Silian, Minahasa Tenggara. Dalam pelayanan yang di-lakukan di Desa Silian, organisasi di bawah asuhan Healing Way Indonesia ini mengalami pengalaman pelayanan yang luar biasa karena selama lebih dari satu minggu dalam Mis-sion Trip tersebut, ada banyak mukjizat yang dialami oleh tim meskipun sangat sibuk ketika banyak pasien yang ha-rus dilayani dalam pelayanan Health Expo maupun Home

aktivitaS langka lanSiaJemaat Treman Kecamatan Kauditan

Para lansia Jemaat Treman terdiri dari 21 anggota yang berusia 60 tahun ke atas telah mengadakan kegiatan

penginjilan lewat KKR “Memiliki Anugerah Allah,” dan salah satu topik pelajaran ada-lah “Menjadi Tua adalah Anugerah Allah.” Pembicaranya adalah dari para lansia sen-diri yang dikoordinasi oleh Pdt. M.L. Ngan-tung selaku ketua lansia Jemaat Treman di-sertai juga dengan seminar kesehatan dan rumah tangga yang dibawakan oleh anak dan cucu para lansia. Kegiatan unik ini per-nah diadakan selama 1 minggu dari tanggal 16-21 Agustus 2014 dan dihadiri oleh ang-gota jemaat dan tamu lansia bukan Advent.

Kegiatan lainnya dari para lansia Jemaat Advent Treman adalah mengadakan kun-jungan ke Jemaat Paret Kotabunan (Bo-laang Mongondow), ke Jemaat Tetey Wila-yah Dimembe dan Jemaat Tanjung Merah Wilayah Bitung. Dalam kunjungan tersebut para lansia memimpin ibadah Sabat, dan saat khotbah acara dibawakan dalam 2 bahasa yakni bahasa Tonsea oleh Ibu Neltje Ngangi Wenas dan di-terjemahkan oleh Pdt. M. L. Ngantung (pensiunan). Begitu pula dengan lagu pujian dalam Lagu Sion disalin ke dalam bahasa Tonsea. Kunjungan ke berbagai jemaat ini membe-

rikan pengaruh yang baik di mana para lansia jemaat se-tempat merasa terpanggil untuk kembali aktif dalam pela-yanan pekerjaan Tuhan walaupun sudah lanjut usia (lan-sia). n

—Dilaporkan oleh Pdt. M. L. Ngantung, Ketua Kelompok Lansia Jemaat Treman.

dari INDONESIA

40 Adventist World | 03 - 2015

Page 41: March 2015 indonesian

Care, kemudian pada setiap malam harinya diadakan Revival Church untuk para ang-gota jemaat.

Ketika pelatihan selesai dibuat dan Mis-sion Trip telah usai, tepatnya tanggal 2 Agustus 2014 para peserta pelatihan ang-katan ke-4 Unklab Medical Ministry akhir-nya ditamatkan bersama-sama dengan para peserta pelatihan One Month Medical Mis-sionary Angkatan ke-3 Manado Training Center. Harapan kami, kiranya akan sema-kin banyak orang yang mau dilatih dan be-kerja bagi kemuliaan Allah melalui pekerja-an Medical Missionary.

—Dilaporkan oleh Mervel Liogu, officer Unklab Medical Ministry.

Perjamuan kuduS Pemuda advent diStrik taHunaRealisasi Program Pathfinder 2015

Pemuda Advent Distrik Tahuna merealisasikan salah satu program pathfinder diawal tahun 2015 dengan Perjamuan Kudus yang pesertanya seluruh anggota

Pemuda Advent yang telah dibaptis se-Distrik Tahuna. Pe-laksanaan Perjamuan Kudus diselenggarakan di Gereja Ma-sehi Advent Hari Ketujuh Jemaat Tahuna 1 pada hari Jumat sore pukul 18.00.

Para pelayan yang melayani perjamuan dilatih oleh

pendeta dan beberapa diaken dan diakenes dari Jemaat Ta-huna 1. Dalam khotbah ibadah perjamuan, Pdt. Ronny Pelafu, menjelaskan makna basuh kaki dan tangan, hingga makan roti dan minum anggur. Pelafu menambahkan bah-wa pengorbanan Yesus di salib adalah bukti kasih karunia Allah yang sangat besar sehingga kita manusia dapat dila-yakkan untuk memperoleh keselamatan dari kematian, hal ini perlu direnungkan terus oleh kita sebagai generasi mu-

dari INDONESIA

03 - 2015 | Adventist World 41

Page 42: March 2015 indonesian

da. Pendeta Ronny mengajak anak-anak muda untuk saling mendoakan satu dengan lainnya ketika akan saling mem-basuh kaki mengingat banyaknya tantangan dan cobaan yang akan dihadapi oleh generasi muda sekarang ini.

Pelafu selaku pendeta Distrik Tahuna menuturkan bah-wa kegiatan ini dilaksanakan bertujuan mendidik, melatih dan menanamkan kepada anak muda sejak dini bagaimana melayani dalam upacara Perjamuan Kudus dan mereka da-pat memahami arti ritual Perjamuan Kudus itu. Dan pada hari Minggu anak muda itu melakukan tugas membersih-

kan gereja Tahuna 1, dan para diaken mau pun diakenes yang muda se-Distrik Tahuna bekerja sama membersihkan peralatan perjamuan.

Upacara Perjamuan Kudus khusus pemuda ini adalah yang pertama kali di Distrik Tahuna dan bahkan di Daerah Nusa Utara diikuti lebih dari 40 orang dan oleh pertolong-an Tuhan boleh dilaksanakan dengan sukses.

—Dilaporkan oleh Delfi Suoth, Sekretaris Jemaat Tahuna 1.

Bertempat di Aula SMP/SMA

Advent Ambia pada hari Sabat tanggal 7 Febru-ari 2015 diada-kanlah pertemu-an akbar se-Ka-bupaten Talaud yang dihadiri oleh semua pen-deta se-Talaud dan semua ang-gota jemaat. Da-lam kegiatan ini hadir juga pim-pinan Uni Kon-ferens Indonesia Kawasan Timur (UKIKT) yakni Pdt. F. Sepang, Sekretaris Asosiasi Kependetaan UKIKT bersama istri; Bpk. J. Ismail dan Pdt. H. Sandil selaku Sek-retaris Asosiasi Kependetaan Daerah Misi Nusa Utara.

Aula yang sangat besar yang disediakan oleh pihak se-kolah yang dikoordinasi oleh Bpk. J. Takasanakeng, kepala sekolah, hampir tidak dapat menampung semua anggota yang hadir karna menariknya acara ini. Dalam acara terse-bu berbagai lagu pujian dari tiap distrik dibawakan secara bergantian dan diakhiri oleh SMADAM Chorale yang ada-lah koor dari SMA Advent Ambia. Sepang dalam khotbah-nya menekankan bahwa kita adalah umat Tuhan yang ber-

SaBat evaluaSi Pola HiduP Penginjilan terPadu (PHPt)Pertemuan akbar se-Kabupaten Talaud

nilai dan mahal harganya itulah sebabnya kita harus men-jadi Petrus dan Yohanes modern di atas dunia ini yang wa-laupun dipandang sebelah mata oleh dunia tapi dipakai oleh Tuhan untuk menggoncang dunia.

Setelah makan bersama sore harinya dilanjutkan de-ngan evaluasi PHPT. Di akhir kegiatan saat itu, Sepang memberi motivasi kepada semua anggota untuk dapat menghidupkan Pola Hidup Penginjilan Terpadu karena ki-ta harus menjadi keluarga yang melayani masyarakat

—Dilaporkan oleh Max. W. Melope, Koordinator One Year In Mission Daerah Misi Nusa Utara (DMNU).

dari INDONESIA

42 Adventist World | 03 - 2015

Page 43: March 2015 indonesian

Integrated evangelIsn lIfetyle Workshop

MIssIon to the CIty kota Batam

Konferens DKI Jakarta & Sekitarnya

Daerah Sumatera Kawasan Tengah (DSKT)

Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya telah meng-adakan Integrtated Evangelism Lifestyle (IEL) Work-shop. Workshop ini dilaksanakan di Hotel Parama

Puncak, mulai hari Jumat, tanggal 30 Januari hingga 1 Fe-bruari 2015. Ternyata animo anggota jemaat terhadap pro-gram ini sangat baik, karena diharapkan hadir tiga ratus orang utusan namun melebihi hingga tiga ratus delapan puluh orang. Dan selama acara ini berlangsung semua pe-serta dipuaskan dengan berbagai pelajaran bagaimana me-laksanakan Integrated Evangalism Lifestyle di jemaat ma-sing-masing.

Semua bahan yang dipresentasikan selama di Puncak sudah dibukukan dan sudah diberikan kepada para peser-ta. Juga sudah dibagikan dalam bentuk compact disc (CD). Sehingga sangat mudah untuk dibawakan atau dipresenta-sikan di jemaat oleh peserta yang diutus.

Salah satu yang ditekankan melalui IEL ini adalah mempraktikkan lima metode dasar Yesus yang sempurna: Membaur, menunjukkan simpati, melayani kebutuhan, memenangkan keyakinan, dan yang terakhir adalah meng-ajak (mengikut Yesus). Hanya dengan berperan dalam pe-layanan evangelisasi akan mengalami satu pengalaman ke-rohanian bertumbuh.

Diharapkan semua utusan bila sudah kembali ke jemaat akan mempraktikkan apa yang sudah didapatkan selama workshop ini. Penginjilan untuk semua dan semua untuk penginjilan adalah gambaran dari sikap Allah untuk me-nyelamatkan manusia. Tentu ini bisa dilaksanakan melalui para pelayan di jemaat.

—Dilaporkan oleh Pdt. Arbeni Sagala, Komunikasi Konferens DKI Jakarta & Sekitarnya.

Sabtu, 7 Februari 2015, adalah Sabat pertama di bulan Februari. Acara khusus dilaksanakan dalam rangka program pertama di tahun 2015 dari Daerah Sumate-

ra Kawasan Tengah (DSKT) yaitu Mission To The City Kota

Batam. Setelah selesai jam khotbah yang dibawakan oleh Pdt. M. Limbong (Ketua Daerah Sumatera Kawasan Te-ngah), sore harinya acara dilanjutkan kembali sampai tu-tup Sabat bersama mereka yang masih setia mengikuti

acara sosialisasi “Mission To The City Kota Batam” ini.

Diharapkan melalui pro-gram Mission To The City Kota Batam ini, akan mem-buat semuanya, khususnya warga Batam semakin giat dalam tugas menyampaikan kabar kebenaran.

—Dilaporkan oleh Simson Siallagan, Dept.Komunikasi Jemaat Batam Mas.

dari INDONESIA

03 - 2015 | Adventist World 43

Page 44: March 2015 indonesian

menyukSeSkan MulIku Wanua 2015Perguruan Advent Bawoleu

Para guru SD dan SMP Ad-vent Bawoleu ikut menyuk-seskan kegiatan budaya

“Muliku Wanua” yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Ke-pulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) di Pulau Tagulandang pa-da hari Minggu, 19 Januari 2015.

Para guru Advent Bawoleu bersama dengan guru dari seko-lah lain yang ada di Kecamatan Tagulandang Utara, atas arahan Ibu Betsy Makinggung, Camat Tagulandang Utara, memberikan makanan dan minuman kepada para peserta Muliku Wanua yang tiba di Desa Bulangan. Antusias yang tinggi ditunjukkan oleh para guru perguruan Advent.

Sekitar 1000 orang peserta mengikuti kegiatan ini. Me-reka berjalan kaki berkeliling Pulau Tagulandang yang ja-raknya sekitar 35 kilometer. Mereka terbagi dalam regu yang masing-masing berjumlah 9 orang. Regu yang men-dapat nilai terbaik akan menjadi pemenangnya dan berhak mendapat hadiah dan uang tunai dari Pemerintah Kabu-paten.

Desa Bulangan ditentukan oleh panitia kegiatan sebagai tempat pemberhentian. Di tempat ini sebelum para peser-ta beristirahat makan mereka harus membawakan atraksi yang berhubungan dengan budaya Tagulandang. Beberapa atraksi budaya diperagakan oleh setiap regu. Ada yang me-nari, ada yang berpantun dengan bahasa Tagulandang, dan

ada yang masamper atau menyanyi.Makan bersama dengan peserta kegiatan Muliku

Wanua itu dihadiri oleh Bapak Tony Supit, Bupati Kepu-lauan Sitaro. Bupati bersama dengan rombongannya serta panitia kegiatan dan semua peserta menikmati makanan yang telah disediakan bagi mereka. Salah seorang panitia kegiatan, Bapak Albert Singal, Kepala Polisi Sektor Tagu-landang, yang adalah seorang Advent setia memberikan penghargaan kepada para guru Advent Bawoleu yang su-dah membantu kegiatan ini. “Hal ini akan menjadi suatu pernyataan kepada masyarakat Tagulandang bahwa anggo-ta Advent mendukung Pemerintah,” katanya.

Kegiatan “Muliku Wanua” yang memiliki arti “Berkeli-ling Pulau” diadakan setiap tahun sekali. Kegiatan ini ada-

lah kegiatan untuk menjaga kelestari-an budaya orang Tagulandang, yaitu sebelum jalan raya dibuat, penduduk Pulau Tagulandang suka berkeliling pulau bersama dengan anggota kelu-arga mereka untuk mengucapkan se-lamat tahun baru kepada keluarga mereka yang ada di desa lain di Pu-lau Tagulandang. Kegiatan ini dimu-lai dan juga berakhir di Desa Buhias, Kecamatan Tagulandang. n

—Dilaporkan oleh Brussi Soriton, Pendeta Wilayah Tagulandang Utara.

dari INDONESIA

44 Adventist World | 03 - 2015

Page 45: March 2015 indonesian

pastor’s kIds seMInar

PereSmian SekolaH SaBat CaBang munCar

Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT)

Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT)

Untuk pertama kalinya, Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT) meng-

adakan seminar untuk anak-anak pendeta pada hari Minggu, 18 Januari 2015, dihadiri sekitar 21 anak-anak pendeta yang telah duduk dibangku Sekolah Mene-ngah Pertama (SMP) dan Seko-lah Menengah Atas (SMA) se-KJKT dengan narasumber Ketua KJKT, Pdt. Henky Wijaya; Sekre-taris Asosiasi Kependetaan KJKT, Pdt. Ranap Situmeang; dan Shep-herdess KJKT, Ibu Sulastri Wi-jaya.

Seminar yang bertemakan “Aku Anak Pendeta” ini me-nekankan agar anak-anak pendeta mensyukuri dan bangga menjadi anak pendeta dan menjaga nama baik sebagai anak-anak pendeta dan berhasil meraih cita-citanya dan kelak menjadi generasi penerus dalam pelayanan pekerjaan

Tuhan dan pada akhirnya menjadi pewaris kerajaan surga. Kita doakan anak-anak pendeta Advent di seluruh dunia. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Sekretaris Aso-siasi Kependetaan KJKT.

Peresmian Sekolah Sabat Cabang (SSC) Muncar dilaksanakan pada Sabat, 24 Januari 2015 pukul 10.15 WIB ditandai dengan pemukulan gong

oleh Pdt. Abri Santoso, Dir. SS/PP KJKT disusul de-ngan bunyi sirene yang menyemarakkan acara ini dan dilanjutkan dengan penandatanganan sertifikat Seko-lah Sabat Cabang Muncar dengan saksi dari KJKT, dis-trik, dan jemaat induk.

Acara itu dilaksanakan di Sumber Yala Samudra Re-sort Muncar. Acara tersebut bersamaan dengan retret keluarga GMAHK Jemaat Banyuwangi dengan tema “Menciptkan Keluarga Rohani yang Sehat dan Baha-gia.” Semua acara berjalan dengan lancar.

Kiranya pertolongan dan berkat Tuhan senantiasa menyertai anggota SSC Muncar dan dalam waktu yang ti-dak lama anggota semakin banyak dan dapat diorganisasi-kan menjadi jemaat baru. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Abri Santoso, Dir. SS-PP KJKT; Bpk. Riyanto, Sekretaris dan Komunikasi Jemaat Banyuwangi; dan Pdtm. Panca Rury Karsum, Gembala Jemaat Banyuwangi.

dari INDONESIA

03 - 2015 | Adventist World 45

Page 46: March 2015 indonesian

memBagikan terang keBenaran di Hari natalReuni Misionaris Angkatan 14 di Manado

Tahun 2014 merupakan tahun yang bersejarah bagi para misionaris angkatan ke-14

dari pergerakan 1000 Misionaris di Indonesia karena meskipun te-lah selesai melayani dalam tugas di ladang penginjilan, semangat pelayanan itu masih tetap berko-bar dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dinyatakan melalui pelayanan yang dilakukan khu-susnya pada awal dan akhir tahun 2014. Pelayanan di awal tahun di-lakukan di Panti Asuhan “Kasih Sa-yang” Remboken dan pelayanan akhir tahun dilakukan tepat di Ze-ro Point Kota Manado.

Dalam pelayanan di Panti Asuhan, Pdt. Oh Joon Hee sebagai Direktur Pergerakan 1000 Misio-naris Indonesia memberikan moti-

dari INDONESIA

46 Adventist World | 03 - 2015

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konferens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi ma-jalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang membutuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar.

Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap TeKS atau naskah berita yang kami terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microsoft Word/Word Perfect, TANPA ADA GAMBAr/FoTo/IMAgE DI DALAM FILE DoKUMeN TerSeBUT (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam file teks dokumen tersebut).

GAMBAr/FoTo/IMAgE untuk naskah berita tersebut kami harapkan TerPISAH DArI DALAM FILE dokumen teks naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta bere solusi minimal 640x428 (lebih besar lebih baik). Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya men-jadi file name gambar tersebut (dengan cara rename file name gambar tersebut) atau in-formasikan keterangan gambar tersebut di dalam teks naskah berita tersebut.

Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan diterbitkan bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk menerbitkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada ke-mungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan diterbitkan.

Kirimkan ke: [email protected] paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan ke edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada saat kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indo-nesia.

bagi ParaPenulis Setia

Adventist World Indonesia

Info Penting!

Page 47: March 2015 indonesian

vasi bagi anak-anak yatim piatu yang tinggal di sana dan merupakan kekuatan iman juga bagi para misionaris yang terlibat dalam pela-yanan tersebut. Kemudian pada penutupan tahun tepatnya tanggal 25 Desember 2014, diadakan reuni angkatan 14 sekaligus pelayanan melalui pembagian buku Kemenangan Akhir dan traktat kesehatan secara gratis terhadap warga Kota Manado di sekitar Tugu Zero Point Pasar ’45.

Biarlah semangat pelayanan akan terus berkobar dalam kehidup-an umat Tuhan di akhir zaman ini. n

—Dilaporkan oleh S.M. Mervel liogu, Sekretaris Angkatan ke-14 Pergerakan 1000 Misionaris.

dari INDONESIA

03 - 2015 | Adventist World 47

Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat)Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184

Ketua Pengarah J. S. Peranginangin

Ketua Bidang Usaha S. Manueke

Bendahara W. Purba

Pemasaran S.P. Rakmeni

ProduksiS. M. Simbolon

Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit

Redaksi Pelaksana dan Desain IsiJ. Pardede

Tim Redaksi F. Parhusip, R.S. Keni, F. Ngantung, J.W.S. WagiranJ. Wauran, F. Manurung, A. Siahaan

Komunikasi UniS. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan BaratB. Sumendap, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur

Komunikasi Konferens/Daerah/WilayahD. Lingga, Sumatera Kawasan UtaraH. Sihaloho, Sumatera Kawasan TengahV. J. Sinaga, Sumatera Kawasan SelatanA. Sagala, DKI Jakarta dan SekitarnyaN. Siringoringo, Jawa BaratA. Pender, Jawa TengahD. Maart, Jawa Kawasan TimurD. Juniarto, Kalimantan Kawasan TimurJ. Sihotang, Kalimantan BaratD. Kana Djo, Nusa TenggaraR. Keni, Minahasa UtaraDj. Muntu, MinahasaF. Kasenda, Bolaang Mangondow-GorontaloCh. Muaya, Sulawesi TengahM. Tandilangi, Sulawesi Selatan, Barat dan TenggaraA. J. Uniana, MalukuF. Macpal, Nusa UtaraH. Wambrauw, PapuaI. Lisupadang, Luwu Tana Toraja

Izin Departemen Penerangan RINo. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987

Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784Email: [email protected]

Alamat PemasaranTlp/Fax: 022-86062842 Email: [email protected] (Sirkulasi)

www.iphbdg.org

WArTAGEREJA ADVENT

“Lihatlah, Aku Datang Segera”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

Page 48: March 2015 indonesian