Top Banner
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN Oleh Kelompok 1 Made Aprillia Negari P07124214 008 I Gusti Agung Ayu Cahyaningrum Ananta P07124214 017 Kadek Devi Ary Suta P07124214 022 Ni Putu Manis Mustika Dewi P07124214 023 Ni Putu Ayu Sinta Puji Rahayu P07124214 025 Ni Putu Devi Nita Sari P07124214 027 Ni Komang Ngurah Apni Sulistyawati SJ P07124214 028
34

manusia keragaman dan kesetaraan

Dec 22, 2015

Download

Documents

ningruananta

ISBD
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: manusia keragaman dan kesetaraan

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN

Oleh

Kelompok 1

Made Aprillia Negari P07124214 008

I Gusti Agung Ayu Cahyaningrum Ananta P07124214 017

Kadek Devi Ary Suta P07124214 022

Ni Putu Manis Mustika Dewi P07124214 023

Ni Putu Ayu Sinta Puji Rahayu P07124214 025

Ni Putu Devi Nita Sari P07124214 027

Ni Komang Ngurah Apni Sulistyawati SJ P07124214 028

Ni Nyoman Juni Astuti P07124214 031

Kadek Vebny Lia Primantari P07124214 040

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEBIDANAN

2015

Page 2: manusia keragaman dan kesetaraan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya

lah, makalah yang berjudul ”Manusia, Keragaman dan Kesetaraan” ini dapat kami

selesaikan. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan, dan

bantuan dari berbagai pihak.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat

membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk

pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Denpasar, 3 Maret 2015

Penulis

2

Page 3: manusia keragaman dan kesetaraan

DAFTAR ISI

Halaman judul...................................................................................................... i

Kata Pengantar..................................................................................................... ii

Daftar Isi.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2

1.3 Tujuan.................................................................................................... 2

1.4 Manfaat.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia....................................... 3

2.2 Kemajemukan dalam Dinamika Sosial................................................. 7

2.3 Kemajemukan dan Kesetaraan sebagai Kekayaan Sosial Budaya........ 10

2.4 Problematika keragaman dan kesetaraan ............................................. 14

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan................................................................................................. 18

3.2 Saran....................................................................................................... 18

Daftar Pustaka...................................................................................................... 20

3

Page 4: manusia keragaman dan kesetaraan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk individu atau pribadi yang

memiliki perbedaan satu sama lain. Dalam paham multikulturalisme,

kesederajatan, atau kesetaraan sangat dihargai untuk semua budaya yang ada

dalam masyarakat. Paham ini sebetulnya merupakan bentuk akomodasi dari

budaya arus utama (besar) terhadap munculnya budaya-budaya kecil yang datang

dari berbagai kelompok. Untuk konteks Indonesia sebagai masyarakat majemuk,

sehubungan dengan pentingnya ketiga hal antara : manusia, keragaman, dan

kesetaraan tatkala berbicara tentang keragaman, hal itu mesti dikaitkan dengan

kesetaraan, karena keragaman tanpa kesetaraan akan memunculkan diskriminasi.

Keragaman yang didasarkan pada kesetaraan akan mampu mendorong munculnya

kreativitas, persaingan yang sehat dan terbuka, dan pada akhirnya akan memacu

kesaling-mengertian.

Di Indonesia, berbagai konflik antar suku bangsa, antarpenganut

keyakinan keagamaan, ataupun antarkelompok telah memakan korban jiwa dan

raga serta harta benda, seperti kasus Sambas, Ambon, Poso dan Kalimantan

Tengah. Persoalan-persoalan tersebut sering muncul akibat adanya dominasi

sosial oleh suatu kelompok. Adanya dominasi sosial didasarkan pada pengamatan

bahwa semua kelompok manusia ditujukan kepada struktur dalam sistem hirarki

sosial suatu kelompok. Di antara kelompok-kelompok yang ada, kelompok

dominan dicirikan dengan kepemilikan yang lebih besar dalam pembagian nilai-

nilai sosial yang berlaku. Adanya dominasi sosial ini dapat mengakibatkan konflik

sosial yang lebih tajam.

Perkembangan pembangunan yang terjadi di Indonesia menjadikan

pertemuan antar orang dari berbagai kelompok suku dan budaya sangat mudah

terjadi. Hal itu tentu akan menciptakan problema kehidupan yang berimplikasi

secara langsung maupun tidak langsumg bagi kehidupan. Oleh karena itu

problema yang muncul dari keragaman dan kesetaraan sedapat mungkin dikelola

dan dicari solusi penyelesaiannya agar tetap menghasilkan kebahagiaan hidup dari

manusia itu sendiri. Makalah ini akan mengkaji lebih dalam mengenai keragaman

4

Page 5: manusia keragaman dan kesetaraan

dan kesetaraan yang ada dalam diri manusia sebagai individu, terutama dalam

kelompok sosial di masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang diatas, maka kami dapat mengambil perumusan

masalah yaitu :

- Bagaimana hakikat keragaman dan kesetaraan dalam kehidupan

manusia ?

- Bagaimana kamejemukan dalam dinamika sosial ?

- Bagaimana kemajemukan dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial

budaya bangsa ?

- Apa problematika keragaman dan kesetaraan serta solusinya dalam

kehidupan ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan

dan wawasan terhadap keragaman yang disertai kesetaraan yang terjadi dalam

kehidupan manusia antara lain :

- Mengetahui hakikat keragaman dan kesetaraan dalam kehidupan

manusia

- Mengetahui kemajemukan dalam dinamika sosial

- Mengetahui kemajemukan dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial

budaya bangsa

- Mengetahui problematika keragaman dan kesetaraan serta solusinya

dalam kehidupan

1.4 Manfaat Penulisan

        Penulisan makalah ini bermanfaat untuk menyalurkan kembali ilmu yang

penulis dapatkan sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca.

5

Page 6: manusia keragaman dan kesetaraan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia

         Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan konsep

kesetaraan dan keragaman. Konsep kesetaraan (equity) bisa dikaji dengan

pendekatan formal dan pendekatan substantif.

- Pada pendekatan formal kita mengkaji kesetaraan berdasarkan peraturan-

peraturan yang berlaku, baik berupa undang-undang, maupun norma.

- Pendekatan substantif mengkaji konsep kesetaraan berdasarkan keluaran/

output, maupun proses terjadinya kesetaraan.

Konsep kesetaraan biasanya dihubungkan dengan gender, status sosial,

dan berbagai hal lainnya yang mencirikan perbedaan-perbedaan serta persamaan-

persamaan. Sedangkan konsep keragaman merupakan hal yang wajar terjadi pada

kehidupan dan kebudayaan umat manusia. Apabila diperhatikan lebih cermat,

kebudayaan Barat dan Timur mempunyai landasan dasar yang bertolak belakang.

Kalau di Barat budayanya bersifat antroposentris (berpusat pada manusia)

sedangkan Timur, yang diwakili oleh budaya India, Cina dan Islam, menunjukkan

ciri teosentris (berpusat pada Tuhan). Dengan demikian konsep-konsep yang lahir

dari Barat seperti demokrasi, mengandung elemen dasar serba manusia, manusia-

lah yang menjadi pusat perhatiannya. Sedangkan Timur mendasarkan segala

aturan hidup, seperti juga konsep kesetaraan dan keberagaman, berdasarkan apa

yang diatur oleh Tuhan melalui ajaran-ajarannya.

        Penilaian atas realisasi kesetaraan dan keragaman pada umat manusia,

khususnya pada suatu masyarakat, dapat dikaji dari unsur-unsur universal

kebudayaan pada berbagai periodisasi kehidupan masyarakat. Sehubungan dengan

itu Negara kebangsaan Indonesia terbentuk dengan ciri yang amat unik dan

spesifik.Berbeda dengan Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Yunani, yang menjadi

suatu negara bangsa karena kesamaan bahasa atau Australia, India, Sri Lanka,

Singapura, yang menjadi satu bangsa karena kesamaan daratan. Atau Jepang,

Korea, dan negara-negara di Timur Tengah, yang menjadi satu negara karena

kesamaan ras.Indonesia menjadi satu negara bangsa meski terdiri dari banyak

6

Page 7: manusia keragaman dan kesetaraan

bahasa, etnik, ras, dan kepulauan. Hal itu terwujud karena kesamaan sejarah masa

lalu; nyaris kesamaan wilayah selama 500 tahun Kerajaan Sriwijaya dan 300

tahun Kerajaan Majapahit dan sama-sama 350 tahun dijajah Belanda serta 3,5

tahun oleh Jepang.

A. Makna Keragaman

Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa

Indonesia (KBBI) artinya :

- tingkah laku

- macam jenis.

- lagu musik : langgam

- warna :corak

- laras (tata bahasa).

Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-macam atau

berjenis-jenis seperti halnya binatang dan tumbuhan. Keragaman manusia yang

dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan. Perbedaan itu terutama

ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, tempramen, dan

hasrat. Jadi, manusia sebagai pribadi adalah unik dan beragam. Selain makhluk

individu, manusia juga makhluk sosial yang membentuk kelompok persekutuan

hidup. Tiap kelompok persekutuan hidup manusia juga beragam.

Keragaman manusia sudah menjadi fakta sosial dan fakta sejarah

kehidupan. Pernah muncul penindasan, perendahan, penghancuran dan

penghapusan rasa atau etnis tertentu. Dalam sejarah kehidupan manusia pernah

tumbuh ideologi atau pemahaman bahwa orang berkulit hitam adalah berbeda,

mereka lebih rendah dan dari yang berkulit putih. Contohnya di Indonesia, etnis

Tionghoa memperoleh perlakuan diskriminatif, baik secara sosial dan politik dari

suku-suku lain di Indonesia, dan ternyata semua yang telah terjadi adalah

kekeliruan, karena perlakuan merendahkan martabat orang atau bangsa lain adalah

tindakan tidak masuk akal dan menyesatkan, sementara semua orang dan semua

bangsa adalah sama dan sederajat. Sehingga keragaman yang dimaksud disini

7

Page 8: manusia keragaman dan kesetaraan

adalah suatu kondisi masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam

berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi,

adat kesopanan serta situasi ekonomi.

  Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis, antara lain

ditandai oleh keragaman suku bangsa, agama, dan kebudayaan. Sebagaimana

diketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki keragaman suku bangsa yang begitu

banyak, terdiri dari berbagai suku bangsa, mulai dari Sabang hingga Merauke, ada

suku Batak, suku Minang, suku Ambon, suku Madura, suku Jawa, suku Asmat,

dan masih banyak lainnya.

Konsep keragaman mengandaikan adanya hal-hal  yang lebih dari satu,

keragaman menunjukan bahwa keadaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda,

heterogen bahkan tidak bisa disamakan. Keragaman Indonesia terlihat dengan

jelas pada aspek-aspek geografis, etnis, sosiokultural dan agama serta

kepercayaan.

Ada banyak cara mengelola keragaman antara lain dapat dilakukan

dengan:

1. Mendekonstruksi stereotip dan prasangka terhadap identitas lain.

2. Mengenal dan berteman dengan sebanyak mungkin orang dengan

identitas yang berbeda bukan sebatas kenal nama dan wajah, tetapi

mengenali latar belakang, karakter, ekspektasi, dll, makan bersama, 

saling berkunjung, dll.

3. Mengembangkan ikatan-ikatan (pertemanan, bisnis, organisasi, asosiasi,

dan lain-lain) yang bersifat inklusif dan lintas identitas, bukan yang

bersifat eksklusif.

4. Mempelajari ritual dan falsafah identitas lain.

B. Makna Kesetaraan

Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) kesetaraan berarti sama tingkatannya (pangkatnya,

kedudukannya) dan kesetaraan berarti perihal kesamaan tingkatan. Dengan

demikian konteks kesetaraan disini adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan

dan keragaman yang ada pada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama

8

Page 9: manusia keragaman dan kesetaraan

dan satu tingkatan Hierarki termasuk perlakuan yang sama dalam bidang apapun

tanpa membedakan jenis kelamin, keturunan, kekayaan, suku bangsa, dan lainnya.

Dalam pandangan Islam, kedudukan manusia itu sama dalam segala hal, dan yang

paling mulia kedudukannya dimata Tuhan, adalah didasarkan pada ketaqwaannya

dan keimananya.

         Konsep kesetaraan adalah konsep yang dipakai dalam sistem komunisme

atau sentralistik dan tentu saja konsep ini bertentangan dengan konsep keragaman.

Kesetaraan lebih mengacu pada bagaimana perbedaan yang ada harus hidup serasi

dan selaras, tanpa harus meninggalkan identitas perbedaan yang ada pada masing-

masing individu tersebut.

        Tuntutan kesetaraan mungkin belum beberapa abad terakhir ini di mulai oleh

manusia.Tingkatannya rakyat jelata, tetapi berkeinginan agar menjadi sepadan

dengan para bangsawan, dengan para orang kaya serta berkuasa bahkan menjadi

anggota kalangan Sang Baginda Raja. Kalau kita mau memikirkan masak-masak

keinginan untuk setara itu, biasanya dan selalu datang dari pihak yang kurang

beruntung untuk menyamai kaum yang sedang atau sudah beruntung.

        Indikator kesetaraan adalah sebagai berikut :

a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender,

dan golongan

b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan

yang layak.

c. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan

anggota masyarakat.

Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah munculnya

sikap dan perilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan

kewajiban anatr manusia atau antar warga. Perilaku yang membeda-bedakan

orang disebut diskriminasi.

    Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan bahwa

diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, yang langsung ataupun tak

langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik,

kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan

keyakinan politik, yang berakibat pada pengurangan, penyimpangan, atau

9

Page 10: manusia keragaman dan kesetaraan

penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan HAM dan kebebasan

dasar dalam kehidupan baik individu maupun kolektif dalam bidang politik,

ekonomi, hukum, sosial , budaya, dan aspek kehidupan lainnya.

2.2 Kemajemukan dalam Dinamika Sosial

Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan

masyarakat majemuk. Majemuk berarti banyak, ragam, beraneka, berjenis-jenis.

Konsep masyarakat majemuk pertama kali diperkenalkan oleh Furnivall

tahun1948 yang mengatakan bahwa ciri utama masyarakatnya adalah

berkehidupan secara berkelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi terpisah

oleh kehidupan sosial dan tergabung dalam sebuah satuan politik. Konsep ini

merujuk pada masyarakat Indonesia masa kolonial. Masyarakat Hindia Belanda

waktu itu dalam pengelompokkan komunitasnya didasarkan atas ras, etnik,

ekonomi, dan agama. Masyarakat tidak hanya terkelompok antara yang

memerintah dengan yang diperintah, tetapi secara kondisional terbelah

berdasarkan satuan ekonomi, yaitu antara pedagang Cina, Arab, India dan

kelompok petani bumi putera. Masyarakat dalam satuan-satuan ekonomi tersebut

hidup pada lokasinya masing-masing dengan sistem sosialnya sendiri, meskipun

berada di bawah kekuasaan politik kolonial.

Usman Pelly tahun 1989 mengategorikan masyarakat majemuk di suatu

kota berdasarkan dua hal, yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertikal.

Secara horizontal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan:

1. Etnik dan rasa tahu asal usul keturunan.

2. Bahasa daerah .

3. Adat istiadat atau perilaku.

4. Agama.

5. Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya.

Secara vertikal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan:

1. Penghasilan atau ekonomi.

2. Pendidikan

3. Pemukiman.

4. Pekerjaan.

10

Page 11: manusia keragaman dan kesetaraan

5. Kedudukan Sosial Politik.

Hal-hal demikian dikatakan sebagai unsur-unsur yang memengaruhi keragaman

masyarakat. Keragaman atau kemajemukan masyarakat terjadi karena unsur-unsur

seperti ras, etnik, agama, pekerjaan, penghasilan, pendidikan dan sebagainya.

UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT

1. Suku bangsa dan ras

Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai

merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya

pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama

seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain

sebagainya.

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang di dalamnya

terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-

istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai

anggota masyarakat. Oleh karena itu, tiap suku bangsa mempunyai kebudayaan

sendiri-sendiri, maka di Indonesia juga terdapat sejumlah sistem budaya yang

dipergunakan oleh masing-masing suku bangsa.

2. Agama dan keyakinan

Sebelum kedatangan agama Hindu yang berasal dari India, orang-orang

Indonesia sudah mempunyai keyakinan atau kebudayaan sendiri yang biasa

disebut dengan istilah animisme dan dinamisme. Agama hindu datang di

Indonesia dengan jalan damai. Kontak agama tersebut melalui jalan perdagangan.

Setelah agama Hindu mengalami kemunduran, datang agama lain, yatiu agama

islam dan kristen. Kedua agama tersebut juga diterima dengan cara-cara yang

damai.

Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi

manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari

manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra.

11

Page 12: manusia keragaman dan kesetaraan

Dalam peraktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah :

1) Berfungsi edukatif : ajaran agama secara hukum berfungsi menyuruh

dan melarang

2) Berfungsi penyelamat

3) Berfungsi sebagai perdamaian

4) Berfungsi sebagai sosial kontrol

5) Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas

6) Berfungsi transformatif

7) Berfungsi sublimatif

Di indonesia, agama merupakan unsur yang sangat penting dan sudah ada

beberapa agama yang telah diakui, hal itu merupakan bukti adanya keragaman

dalam hal agama atau kepercayaan. Adapun terhadap keragaman manusia dalam

hal kepercayaan, sikap, dan perilakunya. Manusia tidak dipandai sederajat. Ada

yang mulia dan ada yang hina, bergantung pada kadar ketakwaannya.

3. Ideologi dan politik

Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh

kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara

tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Sedangkan politik bermakna usaha

dalam menegakkan ketertiban sosial. Fungsi ideologi adalah untuk memperkuat

landasan moral dalam suatu tindakan. Adanya banyak partai di Indonesia

merupakan bukti keragaman dalam hal ideologi dan politik. Meskipun pada

keyataanya Indonesia hanya mengakui pancasila sebagai satu-satunya ideologi.

Belum terarahnya pendidikan politik di kalangan pemuda dan belum

dihayatinya mekanisme demokrasi pancasila maupun lembaga-lembaga

konstitusi, tertib hukum, dan disiplin nasional merupakan hambatan bagi

penyaluran aspirasi generasi muda secara institusional dan konstitusional.

4. Tata krama

Tata krama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “ adat sopan

santun, basa basi “ pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat,

12

Page 13: manusia keragaman dan kesetaraan

tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Adat terbentuk dari

kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat yang fungsinya mengikat masyarakat

tersebut, sedangkan kesopanan berasal dari masyarakat itu sendiri yang dapat

menilai baik dan buruknya sikap lahir dan tingkah laku manusia.

5. Kesenjangan ekonomi dan sosial

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan

bermacam tingkat, pangkat, dan strata sosial. Pertambahan jumlah penduduk yang

cepat dan belum meratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan

mengakibatkan makin bertambahnya pengangguran di kalangan pemuda serta

terjadinya kesenjangan ekonomi.

Perbedaan kondisi ekonomi pada kehidupan masyarakat dapat memicu

terjadinya kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial dapat terjadi karena adanya

pelapisan sosial. Proses terjadinya pelapisan sosial ada dua, yaitu :

- Pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya.

- Pelapisan sosial yang terjadi dengan sengaja ditujukan untuk mengejar

tujuan bersama.

2.3 Kemajemukan dan Kesetaraan sebagai Kekayaan Sosial Budaya

Bangsa

1. Kemajemukan sebagai Kekayaan Bangsa Indonesia

Kemajemukan bangsa terutama karena adanya kemajemukan etnik,

disebut juga suku bangsa atau suku. Disamping itu, kemajemukan dalam hal ras,

agama, golongan, tingkat ekonomi, dan gender. Beragamnya etnik di Indonesia

menyebabkan banyak ragam budaya, tradisi, kepercayaan, dan pranata

kebudayaan lainnya. Karena setiap etnis pada dasarnya menghasilkan

kebudayaan. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang multikultur artinya

memilki banyak budaya.

Keragaman etnik di Indonesia menjadikan Indonesia menjadi negara yang

paling heterogen di dunia, selain di India. Jumlah etnik atau suku bangsa di

Indonesia menyebar di banyak wilayah dengan memiliki ciri dan karakter

13

Page 14: manusia keragaman dan kesetaraan

tersendiri. Menurut para ahli jumlah etnik atau suku bangsa di Indonesia mencapai

sekitar 400 suku. Hampir setiap pulau-pulau besar di Indonesia memiliki etnik

yang lebih dari satu. Bahkan di Papua ditemukan kurang lebih 30 suku (Sugeng

H.R.,2006). Suku-suku di Papua tersebut antara lain suku Biak, Hattam, Mapia,

Dani, Asmat, Mamberamo dan suku Sentani. Beberapa suku merupakan suku

mayoritas, seperti suku Jawa di pulau Jawa dan terdapat pula suku minoritas

seperti Badui di Jawa Barat dan suku Kubu di Jambi.

Etnik atau suku merupakan identitas sosial budaya seseorang. Artinya

identifikasi seseorang dapat dikenali dari bahasa tradisi, budaya, kepercayaan, dan

pranata yang dijalaninya yang bersumber dari etnik darimana ia berasal. Dengan

demikian identitas sosial budaya orang atau sekelompok orang dapat diketahui

misalnya dari bahasa yang digunakan. Bahkan, sama-sama menggunakan bahasa

Indonesia kita masih bisa membedakan antara orang Madura dengan orang Batak

dari segi gaya dan dialek mereka ketika bertutur kata bahasa Indonesia.

Namun dalam perkembangan berikutnya, identitas sosial budaya seseorang

tidak semata-mata tidak ditentukan dari etniknya. Identitas seseorang mungkin

ditentukan dari golongan ekonomi, status sosial, tingkat pendidikan, profesi yang

digelutinya dan lain-lain. Identitas etnik lama kelamaan bisa hilang, misalnya

karena adanya perkawinan campur dan mobilitas tinggi.

Apapun identitas yang ditunjukkan orang atau sekelompok orang baik itu

dari etnik, agama, ras, status sosial, profesi, tingkat ekonomi dan lain-lain.

Menujukkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk.

Kemajemukan masyarakat Indonesia adalah suatu kenyataan atau fakta yang

justru kita terima sebagai kekayaan sosial budaya bangsa.

Kesadaran akan kemajemukan bangsa tersebut sesungguhnya sudah

tercermin dengan baik melalui semboyan bangsa kita yaitu Bhineka Tunggal Ika.

Bhineka artinya aneka, berbeda-beda dan menunjukkan bahwa bangsa Indonesia

adalah bangsa yang majemuk, heterogen, baik dari sisi suku, ras, agama dan

budayanya. Sedangkan Tunggal Ika menunjukkan semangat akan perlunya

persatuan dari keanekaragaman tersebut.

Kemajemukan adalah karakteristik sosial budaya Indonesia. Selain

kemajemukan, karakteristik Indonesia yang lain adalah sebagai berikut (Sutarno,

14

Page 15: manusia keragaman dan kesetaraan

2007).

a. Jumlah penduduk yang besar.

Indonesia yang jumlah penduduknya sekitar 220 juta jiwa dapat menjadi

potensi yang besar dalam pengadaan tenaga yang besar. Namun jumlah yang

besar saja tidak mencukupi. Jumlah yang besar itu perlu disertai dengan

keterampilan yang memadai. Negara Indonesia termasuk negara yang tenaga

kerjanya sangat dibutuhkan di negara lain. Sebagian besar tenaga kerja Indonesia,

khususnya wanita banyak yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Persebaran penduduk yang tidak merata.

b. Wilayah yang luas.

Indonesia memiliki wilayah seluas 1.922.570 km2 yang menduduki urutan

15 terbesar dunia.

c. Posisi silang.

Di Indonesia terletak diantara dua Samudra (Samudra Hindia dan Samudra

Pasifik) dan dua Benua (Benua Asia dan Australia). Karena posisi silang ini,

maka Indonesia menjadi tempat pertemuan berbagai budaya dunia. Sehingga hal

ini memunculkan varian budaya dari berbagai negara.

d. Kekayaan alam dan daerah tropis.

Karena pada daerah tropis yang hanya mengenal 2 musim (penghujan dan

kemarau) maka mungkin saja membuat masyarakat Indonesia memiliki budaya

yang santai dan kurang berwawasan ke depan.

e. Jumlah pulau yang banyak.

Amerika Serikat memang memiliki wilayah yang luas, namun lebih

berwujud benua (kontinen), sedangkan pulau di Indonesia itu berjumlah lebih dari

17000 pulau.

f. Persebaran pulau.

Persebaran pulau yang dikelilingi lautan menjadikan sebagai wilayah

kepulauan. Kendala geografis ini membuat masyarakat di berbagai tempat di

Indonesia ini kurang bisa mengatasi ketertinggalan dari daerah lain yang lebih

maju. Oleh karena itu, dibutuhkan wawasan atau cara pandang tersendiri bangsa

ini terhadap wilayah Indonesia yang dikenal dengan wawasan nusantara.

2. Kesetaraan sebagai Warga Bangsa Indonesia

15

Page 16: manusia keragaman dan kesetaraan

Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesederajatan itu secara yuridis

diakui dan dijamin oleh negara melalui UUD 1945. Warga Negara tanpa dilihat

perbedaan ras, suku agama, dan budayanya diperlakukan sama dan memiliki

kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan negara Indonesia

mengakui adanya prinsip persamaan kedudukan warga negara. Hal ini dinyatakan

secara tegas dalam pasal 27 ayat (1) UUD 1945 bahwa “segala warga negara

bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemrintahan dan wajib

menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecuali.

Persamaan kedudukan di antara warga negara, misalnya dalam bidang

kehidupan seperti persaman dalam bidang politik, hukum, kesempatan, ekonomi,

dan sosial.

Persamaan di bidang politik misalnya memperoleh kesempatan yang sama

untuk memilih dan dipilih, berkesempatan sama untuk menjadi pejabat politik,

serta kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik negara,

dan berkesempatan membentuk partai politik. Persamaan di bidang politik ini

mencangkup pula persamaan di bidang hukum dan pemerintahan.

Persamaan di depan hukum mengharuskan setiap warga negara

diperlakukan sama dan adil, tanpa pandang bulu oleh negara, terutama aparat

penegak hukum seperti hakim, jaksa, dan polisi. Prinsip persamaan warga negara

di depan hukum adalah jaminan atas harkat dan martabatnya sebagai manusia.

Persamaan di bidang ekonomi adalah setiap warga negara mendapat

kesempatan yang sama untuk mendapat kesejahteraan ekonomi. Bahkan terhadap

warga negara yang kurang mampu, negara wajib memberikan bantuan agar bisa

hidup sejahtera.

Persamaan di bidang sosial budaya amat luas meliputi bidang agama,

pendidikan, kesehatan, kebudayaan, seni, dan iptek. Persamaan warga negara di

bidang sosial budaya berarti warga negara memiliki kesempatan, hak, serta

pelayanan yang sama dari pemerintah dalam bidang-bidang tersebut.

Dengan demikian, secara yuridis maupun politis, segala warga negara

memiliki persamaan kedudukan, baik dalam bidang politik, hukum, pemerintahan,

ekonomi, dan sosial. Negara tidak boleh membeda-bedakan kedudukan warga

negara tersebut terutama dalam hal kesempatan. Setelah kesempatan diberikan

16

Page 17: manusia keragaman dan kesetaraan

sama, nantinya tergantung pada masing-masing kemampuan warga negara itu

sendiri. Misalnya semua warga negara yang memenuhi persyaratan boleh

mengajukan lamaran sebagai pegawai negeri sipil. Meskipun ada akhirnya tidak

semua lamaran bisa diterima karena tergantung dari kemampuan warga negara

untuk mengikuti proses seleksi yang diadakan, yang terpenting adalah semua

warga negara telah diberi kesempatan yang sama.

2.4 Problematika Keragaman dan Kesetaraan serta Solusinya dalam

Kehidupan

1. Problematika keragaman serta solusinya dalam kehidupan

Keragaman masyarakat adalah suatu kenyataan sekaligus kekayaan dari

bangsa. Keragaman masyarakat Indonesia merupakan ciri khas yang

membanggakan kita. Namun demikian, keragaman tidak serta-merta menciptakan

keunikan, keindahan, kebanggaan, dan hal-hal yang baik lainnya. Keragaman

masyarakat memiliki ciri khas yang suatu saat bisa berpotensi negatif bagi

kehidupan bangsa itu.

Van de Berghe sebagaimana dikutip oleh Elly M. Setiadi (2006)

menjelaskan bahwa masyarakat majemuk atau masyarakat yang beragam selalu

memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut:

a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali

memiliki kebudayaan yang berbeda.

b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga

yang bersifat nonkomplementer.

c. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota masyarakat

tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.

d. Secara relatif, sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu

dengan yang lainnya.

e. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling

ketergantungan di dalam bidang ekonomi.

f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang

lain.

17

Page 18: manusia keragaman dan kesetaraan

Keragaman adalah modal, tetapi sekaligus potensi konflik. Keragaman

budaya daerah memang memperkaya khazanah budaya dan menjadi modal yang

berharga untuk membangun Indonesia yang multikultur. Namun, kondisi aneka

budaya itu sangat berpotensi memecah belah dan menjadi lahan subur bagi

konflik dan kecemburuan sosial.

Konflik atau pertentangan sebenarnya terdiri atas dua fase, yaitu fase

disharmoni dan fase disintegrasi. Disharmoni menunjuk pada adanya perbedaan

pandangan tentang tujuan, nilai, norma, dan tindakan antarkelompok. Disintegrasi

merupakan fase dimana sudah tidak dapat lagi disatukannya pandangan, nilai,

norma, dan tindakan kelompok yang menyebabkan pertentangan antarkelompok.

Salah satu hal penting dalam meningkatkan pemahaman antarbudaya dan

masyarakat ini adalah sedapat mungkin dihilangkannya penyakit-penyakit budaya.

Penyakit-penyakit budaya inilah yang diterangi bisa memicu konflik

antarkelompok masyarakat di Indonesia. Penyakit budaya tersebut adalah

etnosentrisme, stereotip, prasangka, rasisme, diskriminasi, dan scape goating

(Sutarno,2007).

Etnosentrisme adalah suatu kecenderungan yang melihat nilai atau norma

kebudayaannya sendiri sebagai suatu yang mutlak serta menggunakannya sebagai

tolok ukur kebudayaan lainnya. Stereotip adalah pemberian sifat tertentu terhadap

seseorang berdasarkan kategori yang bersifat subjektif, hanya karena dia berasal

dari kelompok yang lain. Prasangka merupakan pernyataan yang hanya

didasarkan pada pengalaman dan keputusan yang tidak teruji sebelumnya.

Prasangka mengarah pada pandangan yang emosional dan bersifat negatif

terhadap orang atau sekelompok orang. Rasisme bermakna anti terhadap ras lain

atau ras tertentu di luar ras sendiri. Rasisme dapat muncul dalam bentuk

mencemooh perilaku orang lain hanya karena orang itu berbeda ras dengan kita.

Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang bersahabat

dari kelompok dominan terhadap kelompok subordinasinya. Scape goating artinya

pengkambinghitaman. Teori kambing hitam mengemukakan kalau individu tidak

bisa menerima perlakuan tertentu yang tidak adil, maka perlakuan itu dapat

ditanggungkan kepada orang lain.

18

Page 19: manusia keragaman dan kesetaraan

Selain menghilangkan penyakit-penyakit budaya di atas, terdapat bentuk

solusi lain yang dapat dilakukan. Elly M. Setiadi dkk (2006) mengemukakan ada

hal-hal lain yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan

oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu

1. Semangat religius.

2. Semangat nasionalisme.

3. Semangat pluralisme.

4. Semangat humanisme.

5. Dialog antarumat beragama.

6. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi

hubungan antar agama, media massa, dan harmonisasi dunia.

2. Problem kesetaraan serta solusinya dalam kehidupan

Kesetaraan atau kesederajatan bermakna adanya persamaan kedudukan

manusia. Kesederajatan adalah suatu sikap untuk mengakui adanya persamaan

derajat, hak,dan kewajiban sebagai sesama manusia.

Diskriminasi bertolak belakang dengan prinsip kesetaraan, bahkan menjadi

problema utama terwujudnya kesetaraan dan kesederajatan manusia. Sejarah

bangsa Indonesia hingga kini mencatat berbagai penderitaan, kesengsaraan, dan

kesenjangan sosial, yang disebabkan oleh perilaku tidak adil dan diskriminatif

atas dasar etnik, ras, warna kulit, budaya, bahasa, agama, golongan, jenis kelamin,

dan status sosial lainnya. Perilaku tidak adil dan diskriminatif tersebut merupakan

pelanggaran hak asasi manusia, baik yang bersifat vertikal (dilakukan oleh aparat

negara terhadap warga negara, atau sebaliknya) maupun horizontal (antarwarga

negara sendiri).

Rumah tangga juga merupakan wilayah potensial terjadinya perilaku

diskriminatif. Untuk mencegahnya terjadinya perilaku diskriminatif dalam rumah

tangga, antara lain telah ditetapkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak dan Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang

Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Kedua undang-undang

tersebut telah mengategorikan kekerasan terhadap anak dan kekerasan dalam

rumah tangga sebagai suatu tindak pidana, karena itu layak untuk diberikan sanksi

19

Page 20: manusia keragaman dan kesetaraan

pidana. Kriminalisasi perilaku diskriminatif di dalam rumah tangga merupakan

langkah maju untuk menghapuskan praktik diskriminasi dalam masyarakat.

20

Page 21: manusia keragaman dan kesetaraan

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk individu atau pribadi yang

memiliki perbedaan satu sama lain. Konsep kesetaraan biasanya dihubungkan

dengan gender, status sosial, dan berbagai hal lainnya yang mencirikan perbedaan

serta persamaan. Sedangkan konsep keragaman merupakan hal yang wajar terjadi

pada kehidupan dan kebudayaan umat manusia. Keragaman yang terdapat dalam

kehidupan sosial manusia melahirkan masyarakat majemuk. Keragaman atau

kemajemukan masyarakat terjadi karena unsur-unsur seperti ras, etnik, agama,

pekerjaan, penghasilan, pendidikan dan sebagainya.

Salah satu hal penting dalam meningkatkan pemahaman antar budaya dan

masyarakat ini adalah sedapat mungkin dihilangkannya penyakit-penyakit budaya.

Penyakit-penyakit budaya inilah yang diterangi bisa memicu konflik

antarkelompok masyarakat di Indonesia. Penyakit budaya tersebut adalah

etnosentrisme, stereotip, prasangka, rasisme, diskriminasi, dan scape goating.

Adapun hal lain yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang

diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu:

1. Semangat religius.

2. Semangat nasionalisme.

3. Semangat pluralisme.

4. Semangat humanism.

5. Dialog antarumat beragama.

6. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi

hubungan antar agama, media massa, dan harmonisasi dunia.

3.2 Saran

Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika

yang merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang

“majemuk” atau “heterogen”. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil

interaksi sosial dari banyak suku bangsa dan beraneka ragam latar belakang

kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang sama yang disebut Kebudayaan

21

Page 22: manusia keragaman dan kesetaraan

Nasional. Terciptanya “tunggal ika” dalam masyarakat yang “bhineka” dapat

diwujudkan melalui “integrasi kebudayaan” atau “integrasi nasional”. Dalam

hubungan ini, pengukuhan ide “tunggalika” yang dirumuskan dalam wawasan

nusantara dengan menekankan pada aspek persatuan di segala bidang merupakan

tindakan yang positif. Namun tentu saja makna Bhineka Tunggal Ika ini harus

benar-benar dipahami dan menjadi sebuah pedoman dalam berbangsa dan

bernegara.

22

Page 23: manusia keragaman dan kesetaraan

DAFTAR PUSTAKA

Giri Wiloso, Pamerdi, dkk. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Salatiga:   Widya Sari

Iqbal. 2013. Hakikat keragaman dan kesetaraan. (online)http://iqbalpersada.blogspot.com/2013/03/hakikat-keragaman-dan-kesetaraan.html. Diakses pada : 3 Maret 2015, pukul 14.30 WITA

Setiadi, Elly M. dkk. 2005. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media Group

STKIP. 2013. ISBD. (online) http://stkip.files.wordpress.com/2013/03/isbd.pdf. Diakses pada : 3 Maret 2015, pukul 14.45 WITA

Wulan. 2013. Tugas ISBD. (online) http://wulanastutik.blogspot.com/2013/12/tugas-mk-isbd_15.html. Diakses pada : 3 Maret 2015, pukul 14. 45 WITA

23