Awad Zam’i Z (1210108031) Mohammad Hamzah (1210108032) Fauzan Alfarizi (1210108036) III SA-6 Seto Wibisono (1210108038) BAB 9 & 10 PENDANAAN JANGKA PANJANG Pendanaan jangka panjang merupakan salah satu jenis pendanaan yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan alternatif jenis pendanaan lainnya dalam memenuhi kebutuhan pembelanjaan perusahaan. A. Instrumen Utang Jangka Panjang Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun atau hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Hutang jangka panjang timbul saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan pada dua golongan yaitu : a. Hutang Hipotik Adalah hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Awad Zam’i Z (1210108031)
Mohammad Hamzah (1210108032)
Fauzan Alfarizi (1210108036)
III SA-6 Seto Wibisono (1210108038)
BAB 9 & 10
PENDANAAN JANGKA PANJANG
Pendanaan jangka panjang merupakan salah satu jenis pendanaan yang bisa
dimanfaatkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama dibandingkan
dengan alternatif jenis pendanaan lainnya dalam memenuhi kebutuhan pembelanjaan
perusahaan.
A. Instrumen Utang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang harus
dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun atau hutang yang jatuh temponya lebih dari satu
tahun. Hutang jangka panjang timbul saat skala operasional perusahaan berkembang atau
dalam membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana.
Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan pada dua golongan yaitu :
a. Hutang Hipotik
Adalah hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang
dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang
dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada
waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian
diperhitungkan dengan hutang.
b. Hutang Obligasi
Adalah hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran
surat - surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Dalam surat obligasi
dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan
ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut.
B. Penilaian Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau negara. Jangka
waktu obligasi bermacam-macam, ada yang relatif pendek yaitu satu tahun, ada juga yang
jangka panjang yaitu 30 tahun. Bahkan ada yang namanya obligasi consol, yakni obligasi
yang jangka waktu jetuh temponya tidak terbatas. Obligasi mempunyai ciri pembayaran
bunga yang bersifat tetap untuk setiap periodenya. Beberapa istilah kunci yang berkaitan
dengan obligasi adalah sebagai berikut:
a. Nilai nominal (Par Value)
Nilai nominal adalah harga yang tercantum pada surat obligasi. Nilai tersebut
mencerminkan harga yang akan dibayarkan oleh penerbit obligasi pada saat jatuh
tempo.
b. Kupon tingkat bunga
Kupon tingkat bunga adalah tingkat bunga (dalam persentase berdasarkan nilai
nominal) yang akan dibayarkan oleh pihak penerbit obligasi.
c. Jatuh tempo
Jangka waktu atau jatuh tempo suatu obligasi biasanya ditetapkan dalam satuan tahun.
Pada saat jatuh tempo penerbit obligasi mempunyai kewajiban untuk melunasi
pemegang obligasi sebesar nominalnya.
Adapun metode penilaian obligasi terdapat 6 metode, yaitu:
Penilaian Obligasi Berdasarkan Aliran Kas
Nilai suatu obligasi bias dihitung sebagai present value dari aliran kas yang akan diterima
dimasa mendatang oleh pemegang obligasi.
Contoh:
Suatu obligasi memiliki nominal sebesar Rp. 1 juta, dengan kupon bunga sebesar 20%
dibayarkan setiap tahun, jangka waktu 10 tahun. Misalkan tingkat keuntungan yang
disyaratkan untuk obligasi tersebut adalah 20%. Harga obligasi dapat dihitung dengan:
Harga = (PVIFA (20%, 10) x Rp. 200.000,00) + (PVIFA (20%, 10) x Rp. 1.000.000)
= (4,1924 x Rp. 200.000,00) + (0,1615 x Rp. 1.000.000,00)
= 838.480 + 161.500
= 999.980
= Rp. 1. 000.000,00
Dalam contoh tersebut nilai pasar (harga) obligasi sama dengan nilai nominalnya. Biasanya
perusahaan pada saat menerbitkan obligasi akan menetapkan nilai nominalnya sedemikian
rupa sehingga harga pasar akan sama dengan nilai nominalnya.
Harga pasar obligasi tidak akan konstan sepanjang usia obligasi tersebut. Tingkat keuntungan
yang disyaratkan (kd) bias berubah. Tingkat keuntungan yang disyaratkan tersebut
merupakan fungsi dari tingkat keuntungan bebas risiko dan premi risiko.
Tingkat keuntungan yang disyaratkan = tingkat keuntungan asset bebas risiko
+ premi risiko
Tingkat keuntungan asset bebas risiko dan premi risiko tergantung dari beberapa factor
sebagai berikut ini:
1. Premi maturity. Jangka waktu ( jatuh tempo) yang berbeda menyebabkan perbedaan
tingkat keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi jatuh tempo, akan semakin
tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan.
2. Premi kebangkrutan. Perusahaan yang mempunyai risiko kebangkrutan yang lebih
tinggi akan meningkatkan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Sebagai contoh,
missal perusahaan menerbitkan obligasi. Setelah menerbitkan obligasi, perusahaan
melakukan pinjaman lagi dengan jumlah yang sangat besar, sehingga menaikan
tingkatutangnya. Semakin tinggi utang, akan semakin tinngi kemungkinan
kebangkrutannya, sehingga tingkat keuntungan yang disyaratkan akan meningkat.
3. Premi likuiditas. Semakin likuid suatu asset, semakin rendah tingkat keuntungan yang
disyaratkan. Misalnya setelah menerbitkan obligasi, tiba-tibaterjadi krisis moneter
yang akan mengakibatkan kesulitan likuiditas. Dalam situasi ini tingkat keuntungan
yang disyaratkan akan meningkat.
4. Premi inflasi. Secara umum, jika inflasi meningkat maka tingkat bunga nominal juga
akan meningkat, termasuk tingkat bunga investasi bebas risiko. Tingkat bunga
nominal bias dituliskan sebagai berikut:
Tingkat bunga nominal = tingkat bunga riil + inflasi
Yield To Maturity (YTM), Yield To Call (YTC), dan Yield
YTM adalah tingkat keuntungan yang diperoleh pemegang obligasi, jika obligasi tersebut
dipegang sampai jatuh tempo (mature).
Misalnya jika ditawari obligasi dengan karakteristik kupon bunga 20%, nilai nominal Rp.
1.000.000,00, jangka waktu 10 tahun. Harga penawaran adalah Rp. 900.000,00. Kemudian
disimpan hingga jatuh tempo, maka berapa tingkat keuntungan atau YTM investasi pada
obligasi tersebut?
Aliran kas pada persoalan diatas bias dilihat sebagai berikut:
900 ribu = + ……. + +
Jika menerima tawaran tersebut, maka akan keluar kas sebesar Rp. 900.000,00 di awal
periode. Kemudian kita akan menerima kas masuk sebesar Rp. 200.000,00, setiap tahun
selama 10 tahun. Pada tahun kesepuluh kita akan menerima pokok pinjaman (nilai nominal)
sebesar Rp. 1.000.000,00. Yield to maturity merupakan tingkat bunga yang menyamakan sisi
kiri denga sisi kanan dalam persamaa diatas. Dengan menggunakan excel (fungsi IRR), kita
bias memperoleh YTM sebesar 22,6%. Dengan kata lain, meskipun kupon bunga adalah 20%
tetapi tingkat keuntungan yang efektif adalah 22,6% (lebih besar). Hal ini terjadi karena kita
membayar Rp. 990.000,00 lebih rendah dari nilai nominalnya.
Jika kita ngin menghitung YTM secara manual, misalnya menggunakan table, kita harus
melakukan coba-coba (trial and error). Kita akan memasang tingkat dikonto, sedemikian rupa
sampai akhirnya ditemukan tingkatdiskonto yang menyamakan sisi kiri dan sisi kanan.
Sebagai contoh,, kita mulai dengan tingkat diskonto 22%. Dengan tingkat diskonto 22%, PV