MANAJERIAL PEREMPUAN
KETERAMPILAN MANAJERIAL PEREMPUAN
Dengan jam kerja yang 24 jam sehari, kebanyakan orang masih
menganggap profesi ini sekedar kewajiban seorang istri. Padahal
skill yang dibutuhkan luar biasa canggih.
Dua tahun terpenting dalam kehidupan manusia adalah di awal
usianya. Dan di masa-masa emas tersebut ternyata bayi-bayi itu
lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama ibu. Kualitas
sentuhan pendidikan yang ibu berikan di usia ini akan menentukan
kualitas mereka hingga dewasa kelak.
Seorang ulama besar, seorang presiden, seorang direktur, hingga
sang Jenius, semua tercipta karena dukungan dari keluarganya (tentu
saja yang utama ibunya). Pengusaha ulet dan sukses kerap terlahir
dari keluarga pedagang dan wiraswasta. Orang memiliki bekal agama
yang kuat pun banyak dipengaruhi pendidikan masa kecilnya.
Sebaliknya, mereka yang hidupnya tidak teratur, kotor dan tak
menghargai lingkungan, hingga yang berakhlak burukpun ternyata
menerima pelajaran-pelajaran buruk tersebut dari keluarganya.
Dalam sebuah perusahaan, sebuah proses manajerial dianggap telah
selesai jika telah menghasilkan barang produksi sesuai target dalam
kurun waktu tertentu. Di evaluasi di akhir tahun, untuk kemudian
disusun kembali sistem manajemen berikutnya untuk produk
selanjutnya.
Tetapi dalam sebuah keluarga, untuk satu produk manusia saja,
proses manajemen terhadap dirinya tak akan pernah berhenti sebelum
berhenti juga detak jantungnya. Proses dalam sebuah keluarga, yang
jenis 'produknya' sebanyak jumlah anggota keluarga,
berkesinambungan dari tahun ke tahun, saling mempengaruhi dan
saling mendukung. Betapa sulitnya mengelola model manajemen seperti
ini, sementara kualitas manajemen keluarga itulah yang akan
menentukan kualitas anggotanya.
Ratusan keputusan setiap harinya
Apakah anak Anda bebas menonton setiap film yang dia inginkan?
Apa yang ibu lakukan ketika untuk pertama kalinya mengetahui si
Sulung mengambil uang tanpa ijin dari dompet? Haruskah ibu menerima
tamu yang hendak menginap sementara tak ada uang untuk membeli
lauk? Berapakah uang saku yang layak bagi anak?
Ada enam orang anggota keluarga, masing-masing memiliki makanan
kegemaran dan pantangan, bagaimana Anda mengaturnya? Perlu ada
perbaikan menyikapi suasana pagi yang serba tergesa-gesa dan kacau
menjelang keberangkatan anak ke sekolah, bagaimana kiat ibu?
Tawaran kredit dari tetangga begitu menggiurkan, akankah ibu
memaksakan diri membeli kredit dengan alasan investasi perabot?
Persoalan keluarga sangat beragam, dari A sampai Z. Ibulah yang
bertindak sebagai pengambil keputusan serta kebijakannya. Ratusan
kebijakan-kebijakan kecil yang ibu putuskan dari hari ke hari,
adalah ibarat potongan-potongan kecil puzzle yang saling melengkapi
satu dengan yang lain, sehingga kelak akan menghasilkan susunan
gambar indah dan sempurna. Jadi, sekeping kecil kebijakan remeh
sekalipun, punya andil dalam menentukan gambar masa depan sebuah
keluarga.
Beragam aspek manajemen keluarga
Ibu berusaha menghemat uang belanja bulan ini dengan maksud
ditabung untuk membeli dispencer. Ibu pun menentukan memilih
membeli panci yang harganya mahal dengan pertimbangan akan awet
dalam kurun waktu sepuluh tahun daripada membeli murah tetapi hanya
berumur satu dua tahun saja. Saat itulah ibu sedang melakukan
pengaturan manajemen keuangan dalam rumah tangga.
Untuk menghindari kekacauan terjadi di pagi hari, ibu telah
merancang persiapan semenjak malam harinya, dengan meracik sayuran
yang akan ditumis keesokan paginya, memasukkan biskuit ke tempat
bekal sekolah, hingga memastikan kesiapan kaus kaki sekolah anak
yang biasanya lebih sering hilang ketika anak sedang sangat
membutuhkannya. Ini satu bagian keahlian dari manajemen perencanaan
yang harus dilakukan dalam rumah tangga.
Kemampuan ibu untuk menangani manajemen personalia keluarga pun
dibutuhkan ketika ada begitu banyak pekerjaan yang harus
dikerjakan, bisa tuntas jika dikerjakan bersama-sama. Si Sulung
bertugas menyapu dan mengepel, anak kedua mengangkat jemuran dan
melipatnya di keranjang, anak ketiga mengajak adik bayinya bermain,
serta ayah membacakan cerita menjelang tidur. Ini semua menghemat
20% tenaga ibu.
Ada ibu yang memiliki putra enam orang tetapi masih sempat
mengikuti kursus bahasa Arab serta membaca buku setidaknya setengah
jam setiap harinya. Tetapi ibu yang lain yang baru berputra satu
menghabiskan waktu seharinya hanya untuk masak, cuci, setrika serta
ngerumpi. Keahlian mengatur manajemen waktu yang berbeda dari dua
orang ibu tersebut, tentu saja akan menghasilkan kualitas keluarga
yan berbeda pula.
Yang terjadi setiap hari dalam rumah tangga ternyata sama
seperti beragam persoalan yang dihadapi perusahaan. Berbagai aspek
manajemen ternyata harus dihadapi seorang ibu rumah tangga.
Tanpa gaji
Inilah satu-satunya profesi penting yang tidak memiliki gaji.
Dengan jam kerja yang 24 jam sehari, kebanyakan orang masih
menganggap profesi ini sekedar sebagai kewajiban seorang istri.
Jangankan upah, penghargaan berupa ucapan terima kasih atau
perhatian dari suami pun belum tentu mereka dapatkan.
Suami tak punya anggaran untuk menggaji istrinya sebagai manajer
rumah tangganya? Tak mengapa, jika sang istri mengikhlaskannya.
Namun setidaknya, imbalan berupa perhatian, dorongan kepada istri
untuk mengembangkan diri, serta upaya memenuhi fasilitas
pengembangan diri istri itu bisa diberikan.
Bukankah untuk bisa mencapai kesuksesan, para manajer rumah
tangga ini memerlukan ilmu pengetahuan yang mumpuni. Jika sekedar
kursus manajemen keuangan dalam perusahaan saja biayanya jutaan
rupiah, perlu waktu lama dan ilmu yang luas.
Diambil dari : Manager Rumah Tangga oleh Kurnia Irawati
Istadi
Sebenarnya apa perbedaan perempuan dan laki-laki itu? Secara
kodrat biologis, perempuan berbeda dengan laki-laki, yaitu
menstruasi, melahirkan dan menyusui. Secara politik, ekonomi,
budaya, peran serta tanggung jawab masing-masing sama. Akan tetapi,
perempuan tetap diarahkan sebagai penanggung jawab teraturnya rumah
tangga dan anak-anak, perempuan tetap diposisikan menjalankan peran
domestik rumah tangga.
Sungguh suatu ironi, sebab kenyataannya makin banyak perempuan
memasuki dunia kerja dan bisnis. Dan disaat perekonomian sedang
sakit, perempuan ternyata lebih mampu bertahan dan punya peluang
lebih luas. Banyak perempuan lebih tanggap berbuat ketika
pendapatan dari suaminya terganggu akibat PHK (pemutusan hubungan
kerja).
Mungkin ada yang menganggap peran perempuan seperti itu hanya
sementara dan katup ekonomi keluarga belaka. Tetapi sesungguhnya,
apabila kita kaji wacana diatas lebih dalam, menunjukkan bahwa
mengurus rumah tangga itu mulia. Di sana ada manajemen keuangan,
manajemen pendidikan, bagaimana mengatur waktu (manajemen waktu),
dan kepemimpinan terhadap manusia (anak-anak dan suami). Hal
tersebut merupakan bagian dari indikator keterampilan
manajerial.
Kualitas Hidup Perempuan
Bekerjanya perempuan bukanlah disebabkan oleh suatu pembagian
kerja seksual, tetapi karena memperoleh sumber-sumber strategis
yang melintasi perbedaan jenis kelamin. Wanita memperoleh otonomi
kebebasannya tidak berdasarkan dengan siapa mereka bekerja,
melainkan oleh sifat-sifat keluwesan dan sumber-sumber penghasilan
yang ada pada mereka.
Yang dimaksud dengan kualitas hidup perempuan adalah kesiapan
motivasi, pengetahuan, dan kemampuan perempuan untuk berkiprah
dalam kegiatan di segala bidang, terutama di bidang-bidang
strategis seperti pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Rendahnya
kualitas hidup perempuan akan mempengaruhi Indeks Pembangunan
Manusia Indonesia secara keseluruhan, yang pada akhirnya akan
berdampak secara negatif terhadap proses pembangunan bangsa yang
sedang berjalan. Tidak itu saja, dengan kualitas yang rendah, maka
perempuan akan menjadi beban pembangunan dan merupakan potensi yang
tersia-sia. Oleh karena itu perlunya upaya peningkatan kualitas
hidup perempuan (PKHP) agar menjadi aset nasional pembangunan yang
potensial, dan mampu memberikan kontribusi yang positif dan
signifikan terhadap proses pembangunan yang berkesetaraan dan
berkeadilan.
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas hidup
perempuan adalah sebagai berikut :
Kondisi Negara. Secara makro, negara-negara di dunia sering
dikategorikan dalam negara maju, negara berkembang, atau negara
terbelakang, terkait dengan kondisi sosial ekonominya (pendapatan).
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, dengan populasi
penduduk yang banyak, mempunyai anggaran pendidikan yang belum
sebesar kebutuhannya. Akibatnya, penduduknya dipaksa untuk
melakukan pilihan, bertahan hidup atau menyekolahkan anaknya.
Budaya Kerja dan Geografis. Penduduk di negara tropis, mempunyai
budaya kerja yang cenderung santai, etos kerja seperlunya, serta
cenderung menunda segala sesuatunya karena sumber daya alamnya
cenderung tersedia/bisa diusahakan. Budaya kerja secara tidak
langsung dipengaruhi oleh kondisi geografis. Pada situasi kondisi
geografis sulit, maka secara alamiah manusia akan berusaha
sedemikian rupa agar tetap survive. Pada kasus Indonesia, mulai
munculnya kelangkaan sumber daya ditambah dengan krisis moneter,
secara perlahan penduduknya mulai bangkit dan berjuang lebih keras
lagi. Sikap disiplin, etos kerja yang tinggi, serta kemampuan
mengatasi berbagai permasalahan, saat ini menjadi prasyarat untuk
menunjang keberhasilan hidup.
Pembentukan Stereotipe Peran Perempuan dan Laki-laki.
Pembentukan stereotipe secara umum berlaku sama baik di negara maju
maupun negara berkembang, namun berbeda kadarnya. Di negara maju,
saat ini perbedaan peran perempuan dan laki-laki tidak terlalu
menyolok lagi, lain halnya dengan negara-negara berkembang. Adanya
perbedaan peran tidak hanya diciptakan oleh pemerintahannya secara
makro namun juga di unit terkecil secara mikro. Sebagai contoh
kasus, dalam berbagai buku pendidikan di tingkat sekolah dasar,
berbagai ilustrasi sering mengarahkan persepsi bahwa peran bapak
adalah bekerja mencari penghasilan sedangkan peran ibu adalah
memasak, dan mengasuh anak.
Kondisi Fisik Perempuan. Sifat alami fisik perempuan
(menstruasi, melahirkan dan menyusui) merupakan suatu kondisi yang
berada di luar kendali perempuan. Untuk itu, perempuan perlu
melakukan suatu tindakan ekstra agar sifat alamiah ini tidak
menjadi kendala dalam beraktivitas/berkarya. Setiap perempuan perlu
menjaga kesehatan dan keseimbangan gizinya, terutama pemenuhan
mineral zat besi agar tetap mampu meningkatkan kemampuan
manajerialnya.
Motivasi Diri. Faktor yang paling berperan dalam mengoptimalkan
kemampuan manajerial, sebenarnya adalah motivasi diri perempuan
untuk mau mengembangkan diri. Pengaruh lingkungan (masyarakat dan
keluarga) besar peranannya dalam menumbuhkan motivasi diri, namun
tetap saja seiring dengan meningkatnya usia dan kematangan setiap
perempuan harus menetapkan pilihannya. Selanjutnya, pilihan yang
sudah ditetapkan perlu ditekuni dan selalu harus mengembangkan diri
secara kontinyu.
Peran ganda perempuan.
Adanya peraturan perundang-undangan yang belum berpihak pada
perempuan.
Untuk dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan, perlu
dilakukan intervensi berupa:
Pengarusutamaan peningkatan produktivitas perempuan dalam
pelaksanaan pembangunan.
Peningkatan kepedulian perusahaan terhadap peningkatan
produktivitas perempuan dalam pelaksanaan program pemberdayaan
perempuan.
Peningkatan keterampilan dan keahlian sumber daya perempuan
dalam bidang teknis produksi, kewirausahaan, pengelolaan usaha dan
keterampilan manajerial.
Peningkatan perempuan pada akses informasi dan sumber daya.
Pengembangan iklim usaha yang kondusif bagi perempuan antara
lain perlakuan yang tidak diskriminatif dalam akses kredit,
pelatihan pengenalan teknologi, dan tersedianya peraturan yang
tidak bias gender.
Perempuan dan Keterampilan Manajerial
Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
kualitas hidup perempuan, sebagaimana disebutkan diatas, adalah
dengan meningkatkan keterampilan manajerialnya. Keterampilan
manajerial ini perlu, agar dapat menjalankan fungsi-fungsi
manajemen. Ada keterampilan manajerial yang sudah dimiliki, dan ada
keterampilan manajerial yang harus disiapkan.
Jenis keterampilan manajerial pada dasarnya dapat digolongkan
menjadi :
a. Keterampilan konseptual.
b. Keterampilan hubungan antar manusia.
c. Keterampilan teknis.
Seorang pelaksana biasanya memiliki keterampilan teknis tinggi,
ia mendapat tugas spesifik dan bekerja sendiri. Tetapi, begitu ia
diangkat menjadi pimpinan, maka keterampilan teknis saja tidak
cukup. Ia sudah harus bekerja bersama orang lain dan menjalankan
tugas-tugas manajemen. Semakin tinggi posisi seseorang dalam suatu
organisasi, maka semakin sedikit atau semakin berkurang
keterampilan teknis diperlukan, seperti terlihat pada gambar
berikut :
Pimpinan suatu organisasi harus bisa menganalisis faktor
internal dan eksternal atau faktor lingkungan yang mempengaruhi
bisnisnya. Oleh karena itu, ia harus memiliki keterampilan
konseptual (Conceptual skills) yang kuat. Keterampilan konseptual
merupakan kemampuan mental untuk menyaring, menganalisa dan menarik
kesimpulan dari banyak informasi yang diterima dari berbagai
sumber, dengan tanpa harus terjebak dan tenggelam pada hal-hal yang
terlalu detail dan tidak relevan. Ketrampilan ini melihat
organisasi sebagai sebuah keseluruhan dan kaitan-kaitannya di
antara berbagai macam sub unitnya dan untuk membayangkan bagaimana
organisasi tersebut masuk ke dalam lingkungannya yang lebih
luas.
Keterampilan hubungan antar manusia (Human relation skills)
diperlukan, karena seseorang bekerja bersama orang lain, baik
secara perorangan maupun kelompok. Keterampilan ini menyangkut
kemampuan berhubungan, berinteraksi, berkomunikasi dan memahami
orang lain. Di samping itu, yang lebih penting lagi adalah
kemampuan untuk memimpin dan memotivasi, sehingga bawahan dapat
bekerja secara efektif.
Keterampilan teknis (Technical skills) adalah kemampuan untuk
mengerti, memahami dan menjalankan secara efektif berbagai
prosedur, praktek, proses atau teknik yang sesuai dan berkaitan
dengan suatu pekerjaan yang spesifik, seperti rekayasa, komputer,
keuangan atau pabrikasi. Keterampilan ini lebih banyak diperlukan
oleh supervisor, karena mereka membawahi langsung para pelaksana
yang melakukan pekerjaan-pekerjaan teknis. Seorang supervisor sudah
barang tentu telah memiliki keterampilan teknis dengan baik dan hal
lainnya adalah kemampuan memimpin, memotivasi dan melakukan
supervisi.
Dari keterampilan-keterampilan diatas apabila kita uraikan lebih
lanjut dapat menjadi beberapa indikator-indikator berikut :
1. Perencanaan usaha (penetapan tujuan)
2. Bekerjasama dalam kelompok (team building)
3. Kepemimpinan (leadership)
4. Analisa usaha
5. Pembuatan keputusan (decision making)
Perencanaan Usaha
Saat ini, hampir setiap perempuan yang berusaha mempunyai tujuan
tertentu. Tapi sudahkah Anda menyusun rencana usaha untuk
mencapainya? Jika belum, mungkin saja perasaan putus asa kadang
menghampiri, karena Anda tanpa sadar maju ke arah yang keliru, atau
bahkan tidak maju sama sekali !
Kebanyakan rencana usaha berisi informasi dasar yang sama.
Setiap rencana tidak jauh berbeda dari rincian-rincian yang telah
disiapkan. Umumnya rencana usaha termasuk hal-hal berikut :
1. Ringkasan2. Penjelasan Usaha3. Produk-produk dan Jasa-jasa4.
Analisa Industri5. Analisa Pasar6. Strategi Pemasaran7.
Pengelolaan8. Operasional
9. Proyeksi-proyeksi Keuangan.
Ringkasan. Suatu ringkasan dapat memperkenalkan tujuan utama
dari sebuah rencana usaha. Panjangnya tidak melebihi dari tiga
halaman, dan ini adalah kunci utama dalam menjual suatu usaha.
Tujuan dari suatu ringkasan adalah untuk menarik minat pembaca dan
menggambarkan peluang-peluang usaha secara jelas dan menarik.
Ringkasan dikatakan lengkap jika didalamnya sudah terdapat
pernyataan-pernyataan singkat mengenai :
Kegiatan pokok perusahaan, aktivitas, pengelolaan dan
kemampuan
Ciri-ciri dari produk dan pelayanan
Ukuran dan potensi dari suatu pasar
Ringkasan dari proyeksi-proyeksi keuangan
Jumlah dana yang diperlukan serta tujuan penggunaanya.
Penjelasan Usaha. Bagian ini menjelaskan produk dan jasa apa
yang ditawarkan, kepada siapa ditawarkan dan kondisinya. Suatu
deskripsi usaha dikatakan lengkap jika termasuk :
Deskripsi suatu usaha
Sebuah pandangan dan deskripsi dari apa yang penting
Sebuah misi dan sebuah pengertian tentang bagaimana mencapai
tujuan tersebut
Struktur usaha yang sebaiknya termasuk bentuk hukum suatu
usaha.
Produk dan Jasa. Langkah berikutnya adalah memperkenalkan suatu
produk dan jasa yang akan mendatangkan keuntungan dari usaha yang
sekarang dan dari usaha pada masa mendatang. Selain itu, pahami
penggabungan yang paling sesuai dari produk/jasa dan bagaimana
mereka dapat memenuhi kebutuhan dari para pelanggan. Bagian dari
produk dan jasa dikatakan lengkap jika beberapa hal berikut ini
telah diketahui :
Produk atau jasa
Pengembangan sejauh apakah yang diinginkan
Keuntungan yang relatif dari beberapa macam produk yang
berbeda
Kesempatan untuk pengembangan di masa mendatang.
Analisa industri. Analisa industri adalah sebuah gambaran yang
terjadi dalam industri ketika suatu usaha telah berjalan. Gambaran
lingkungan usaha, dan kecenderungan ekonomi, teknologi dan politik
akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam sebuah usaha. Juga
perhatikan jika industri tersebut berkembang, stabil atau menurun.
Analisa industri dikatakan lengkap jika hal berikut ini telah
diketahui :
Kecenderungan Industri
Bagaimana usaha dilakukan dalam suatu industri
Peraturan-peraturan dan ijin-ijin yang dibutuhkan
Persaingan dan manfaat yang akan dialami dari suatu usaha.
Analisa Pasar. Riset pasar membantu mengenali pelanggan,
kebutuhan mereka dan setiap kecenderungan pada tempat penjualan
akan mempengaruhi keberhasilan suatu usaha. Riset pasar dengan
mengumpulkan informasi melalui dua cara : pertama, penelitian
informasi baru yang dikumpulkan dan yang tidak pernah dikumpulkan
atau dipublikasikan sebelumnya. Kedua, analisa dari informasi yang
telah dikumpulkan oleh sumber-sumber lain seperti oleh pemerintahan
atau asosiasi perdagangan.Analisa pasar dikatakan lengkap jika hal
berikut ini telah diketahui :
Target pasar
Kebutuhan pelanggan
Potensi dan perkiraan penjualan untuk setiap target pasar
Perkiraan perolehan pangsa pasar dari suatu usaha yang akan
dicapai.
Strategi Pemasaran. Strategi pemasaran adalah suatu rencana
kerja yang taktis dan yang akan membantu perusahaan untuk mencapai
tujuan jangka panjang dan pendek. Juga menggambarkan bagaimana
sebuah usaha berupaya menarik para pelanggan, serta bagaimana
pelanggan diperlakukan untuk memastikan penjualan selanjutnya, dan
bagaimana mengantisipasi saat-saat kritis dalam proses perkembangan
usaha. Suatu bagian dari strategi pemasaran suatu rencana usaha
akan lengkap jika itu menjelaskan :
Lokasi
Saluran yang terbaik dari distribusi
Orang-orang yang sesuai untuk melakukan penjualan dan tindakan
lanjutan
Kebijaksanaan harga yang sesuai
Tujuan-tujuan promosi, sasaran dari sebuah rencana serta
bagaimana mencapainya.
Pengelolaan. Pengelolaan yang baik adalah kunci sukses suatu
usaha dan hal tersebut sangat penting untuk menjadi bahan
pertimbangan bagi pemberi kredit modal usaha ketika pengelola akan
memulai kegiatan suatu usaha. Juga dijelaskan anggota-anggota
penentu dalam kelompok pengelolaan tersebut. Di dalam sebuah usaha
kecil mungkin ada beberapa orang pegawai tetap, akan tetapi dengan
keahlian khusus, yang dapat bekerja sebagai tenaga bantuan paruh
waktu pada proyek khusus, dan mereka juga sebagai bagian dari
kelompok pengelola. Bagian pengelolaan telah selesai jika :
Tanggung jawab anggota kelompok pengelolaan telah ditentukan
Telah diketahui bahwa keahlian khusus akan diperlukan dari pihak
lain
Struktur organisasi telah dibentuk
Operasional. Pada bagian ini ditetapkan sejumlah pengeluaran
operasi, dan menjelaskan pemasok bahan baku utama, kebutuhan jumlah
karyawan, kebutuhan akan aset tetap, biaya produksi dan
rencana-rencana penelitian dan pengembangan. Bagian operasional
telah lengkap jika hal-hal berikut ini telah diketahui :
Pemasok utama
Kebutuhan-kebutuhan pegawai
Sistem operasi
Keperluan-keperluan peralatan dan biaya
Mebel dan peralatan tetap
Keperluan-keperluan inventory
Kebutuhan-kebutuhan kendaraan
Semua biaya-biaya operasi
Proyeksi Keuangan. Ketika semua informasi dari bagian-bagian
lain telah ada, maka informasi tersebut digabungkan untuk
menentukan apakah suatu ide dapat berlangsung dengan sukses atau
tidak. Pendapatan diseimbangkan dengan pengeluaran, keuntungan atau
kerugian yang diantisipasi dapat menunjukkan apakah usaha tersebut
akan akan dapat bertahan. Bagian dari proyeksi keuangan akan
lengkap ketika :
Equitas dengan jelas diterangkan
Jumlah dan jenis pendapatan ditentukan
Penggunaan dari dana tersebut diketahui
Proyeksi aliran uang kas, proyeksi pendapatan dan proyeksi saldo
disiapkan
Bekerja Sama dalam Kelompok
Dalam dunia kerja yang sangat kompleks sekarang ini, orang tidak
dapat bekerja sendiri-sendiri sebagai single fighter, tapi saling
bergantung satu sama lain untuk mencapai kesuksesan.
Ketika Media Massa memberitakan tentang resuffle kabinet, kita
menjadi salah satu indikator bahwa kabiner belum menjadi kelompok
kerja yang tangguh. Padahal masalah yang sedang dan akan dihadapi
semakin semakin berat. Kadang salah satu menteri mengeluarkan
pernyataan yang tidak sejalan dengan pernyataan menteri lainnya,
padahal jika ditinjau dari ruang lingkup tugasnya justru mereka
harus saling berkoordinasi dan menunjang dalam pelaksanaan suatu
kebijakan. Mereka anggota kabinet. Mereka anggota kelompok kerja.
Mereka harus mampu menunjukkan kompetensi dan konstribusinya yang
nyata dalam kelompok kerja. Tidak saling menunggu dan kurang berani
berinisiatif. Kalau tidak kapan kita bisa keluar dan bangkit dari
krisis ekonomi yang berkepanjangan ini.
Kelompok kerja yang produktif merupakan kata kunci dalam rangka
mengoptimalkan kinerja. Tujuan sasaran, target atau apalah namanya
hanya akan tinggal sebagai obsesi bila kelompok kerjanya tidak
produktif. Suatu kelompok kerja atau team adalah sekumpulan orang
yang bersama-sama menggunakan norma tertentu dan berusaha keras
untuk memuaskan kebutuhan mereka melalui pencapaian sasaran
kelompok.
Dari kasus di atas, akar persoalannya bukanlah terletak pada
rendahnya kompetensi mereka. Benar bahwa mereka masih perlu
meningkatkan kompetensinya agar dapat memberikan konstribusinya
yang optimal pada kelompok. Tapi sebenarnya kompetensi personal
hanyalah merupakan salah satu syarat agar kelompok kerja handal.
Karena sebuah kelompok yang terdiri dari orang-orang yang kompeten
saja belum merupakan jaminan bahwa kelompok kerja bisa memberikan
konstribusi yang optimal dalam kinerja. Namun terkadang kelompok
kerja yang personelnya tidak begitu kompeten, mampu memberikan
konstribusi yang baik bagi kelompok kerja.
Kepemimpinan (Leadership)
Hanya mereka yang bertindak dengan sikap mental positif yang
dapat menjadi pimpinan (Napoleon Hill).
Keterampilan manajerial pemimpin (leader) adalah kemampuan untuk
mengatur, mengkoordinasikan dan menggerakkan para bawahan kearah
pencapaian tujuan yang telah ditentukan organisasi, tak soal apakah
organisasi itu kecil atau besar. Dalam organisasi yang besar,
kesempatan manajer untuk mengadakan kontak dengan seluruh bawahan
relatif kecil sekali. Lebih-lebih dalam organisasi yang besar,
dimana ruang lingkup operasinya nasional atau internasional.
Kegiatan mengintegrasikan, mengkoordonasikan dan menggerakkan para
bawahan oleh team leader sebagai manajer puncak dilakukan melalui
pendelegasian wewenang kepada manajer menengah dan manajer
pengawas.
Hasil dari keterampilan tersebut adalah sejauh mana kelompok
kerja mereka mampu berkinerja secara optimal. Dalam hal ini team
leader di semua tingkatan haruslah mampu menunjukkan bahwa mereka
sanggup dekat secara emosional pada bawahan sehingga bawahan
memberikan dukungan dengan komitmen yang kuat pada kelompok
kerjanya.
Adanya kinerja manajerial yang dihasilkan merupakan bukti bahwa
mereka mampu memahami secara jelas kinerja yang diharapkan dari
kegiatan mereka. Kinerja yang diharapkan dari manajer akan
menentukan peran yang disandang oleh team leader. Kinerja dan peran
yang diharapkan dari team leader akan menentukan bakat dan
kemampuan apa yang diperlukan.
Sekarang marilah kita perhatikan lingkungan kerja kita
masing-masing. Apakah anda berada dalam kelompok kerja dimana team
leader anda punya kemampuan manajerial yang memadai ? Jika tidak,
apa yang akan terjadi sebaliknya ? Ada beberapa gejala (symptom)
yang dapat mengidentifikasikan rendahnya kemampuan manajerial team
leader anda, antara lain : rendahnya inisiatif bawahan, banyaknya
desas-desus, kurangnya antusiasme bawahan terhadap penugasan baru,
ketidakmampuan orang untuk mengambil keputusan atau adanya proses
pengambilan keputusan yang panjang, rendahnya partisipasi dalam
pertemuan formal, ketakutan dan sikap defensif yang berlebihan.
Apabila anda menjumpai beberapa gejala di atas, itu pertanda
bahwa kemampuan manajerial team leader anda sedang menjadi masalah
dalam kelompok kerja anda. Untuk dapat menyelesaikannya secara
tuntas kita perlu menggali apa yang menjadi penyebab rendahnya
kemampuan manajerial di dalam suatu kelompok kerja.
Dalam kelompok kerja pada umumnya, tidak jarang kita jumpai team
leader yang tidak menghasilkan kinerja optimal bagi kelompok yang
dipimpinnya. Timbul pertanyaan, Sebenarnya kinerja macam apakah
yang diharapkan dari seorang team leader ? Banyak penyebab yang
menjadikan team leader tidak menghasilkan kinerja bagi team yang
dipimpinnya.
Kemungkinan Team Leader tidak memahami kinerja yang diharapkan
dari posisinya sebagai seorang pimpinan kelompok kerja.
Kemungkinan Team Leader tidak memahami peran manajerial yang
disandangnya.
Kemungkinan Team Leader tidak mempunyai manajerial skill yang
diperlukan untuk menghasilkan kinerja manajerial yang
ditargetkan.
Kemungkinan Team Leader tidak memiliki semangat untuk
mengfokuskan dan mendorong aktivitasnya dalam menghasilkan kinerja
manajerial.
Menurut hasil pengamatan para praktisi manajemen, faktor yang
memotivasi bawahan untuk berprestasi bukan hanya imbalan yang besar
saja, tetapi ada faktor-faktor lain yang lebih penting dari itu.
Paling tidak, ada 10 (sepuluh) faktor yang diingini bawahan untuk
meningkatkan kinerja mereka antara lain :
Pekerjaan yang menarik. Team Leader hendaknya mampu meyakinkan
bawahannya bahwa pekerjaannya sangat menarik. Suatu pekerjaan
dikatakan menarik bila orang yang mengerjakannya senang dalam
melakukannya. Berawal dari rasa senang itu pula diharapkan dapat
meningkatkan mutu suatu hasil kerja. Juga tak kalah pentingnya agar
pimpinan bisa mengetahui jenis pekerjaan yang cocok dan disenangi
bawahannya.
Kesejahteraan yang memadai. Team Leader harus bisa membuktikan
bahwa dia mampu menentukan dan memberikan kesejahteraan yang wajar
pada bawahannya secara obyektif. Ini penting dalam membangkitkan
dan memelihara gairah kerja yang baik.
Keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan. Team Leader hendaknya
mampu memberikan pengarahan atau training yang memadahi sebelum
suatu pekerjaan dilakukan. Dengan demikian bisa mengurangi rasa
kuatir bila gagal dalam melakukan pekerjaan itu, sehingga terlalu
hati-hati. Karena terlalu berhati-hati akibatnya akan sama bila
kita tidak berhati-hati.
Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan. Team Leader mampu
membimbing bawahannya agar dapat menghayati atas maksud dan makna
pekerjaan. Dengan begitu dia akan tahu kegunaan dari pekerjaannya.
Bila dia telah tahu betapa sangat pentingnya pekerjaan itu, maka
dalam mengerjakan pekerjaan itu, dia akan lebih meningkatkan
kinerjanya.
Suasana atau lingkungan kerja yang baik. Pimpinan mengetahui
bagaimana agar membuat tempat kerja tenang dan hubungan personal
yang harmonis. Dari lingkungan kerja yang baik itu diharapkan akan
mampu membawa pengaruh yang baik pula dari semua pihak baik dari
bawahan, Team Leader ataupun dari hasil pekerjaannya.
Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan kompetensi
dan konstribusi. Seorang bawahan akan merasa bangga bila kelompok
kerjanya meraih kemajuan dalam kinerjanya. Lebih-lebih lagi bila
promosi dan perkembangan diri mereka dihargai secara fair
berdasarkan pada kompetensi dan kontribusinya. Dengan kebanggaan
itu pula dia akan selalu menjaga prestasi dan citra kelompok
kerjanya.
Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan kelompok kerja. Sense of
belonging bawahan terhadap kelompok kerjanya harus senantiasa
ditumbuh kembangkan melalui keterlibatan yang aktif dan tulus.
Dengan demikian bawahan akan merasa bahwa dirinya benar-benar
dibutuhkan dalam kelompok kerjanya. Dengan timbulnya kecintaan
dalam dirinya terhadap kelompok kerjanya, maka ia akan selalu
termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi. Seorang
Team Leader harus mampu menjalin hubungan emosional dengan sikap
dan prilakunya yang bijaksana terhadap bawahan. Jika diperlukan
dengan batas-batas tertentu dia akan memperhatikan bawahannya
sampai pada urusan pribadinya tanpa mengesankan turut campur.
Dengan demikian hubungan kerja tidak terbatas pada pendekatan
formal legalistik, namun juga mempunyai pendekatan kekeluargaan
atau dari hati kehati antara Team Leader dan bawahannya.
Kesetiaan Team Leader pada bawahan. Tidak hanya bawahan yang
perlu memberikan loyalitas pada pimpinan, namun penting juga
sebaliknya. Loyalitas demikian akan menajdi dasar rasa kepercayaan
bawahan terhadap team leadernya, sehingga mau memberikan dukungan
yang penuh terhadap aktivitas kelompok kerjanya. Hal ini dapat juga
mendatangkan wibawa terhadap atasan. Apabila jika dia sanggup
menyampaikan realita secara arif dan bijaksana. Tidak mengobral
janji-janji kosong hanya untuk meningkatkan kinerja sesaat yang
berbuntut pada rasa kesal pada diri bawahan, hingga bawahan
berpendapat dia bukan team leader yang pantas dipercaya dan
didukungnya.
Disiplin kerja. Penerapan disiplin kerja dengan pendekatan
legalitas formal hendaknya diminimasi sekecil mungkin. Team Leader
yang hanya berbicara tentang sangsi atau hukuman dalam membenahi
bawahannya hanya akan memberikan indikasi ketidakmampuan memimpin.
Hal demikian juga tidak selalu efektif. Adalah sudah menjadi sifat
manusia yang biasanya berego tinggi, sehingga pendekatan diatas
akan sering menstimulasi bawahan untuk bersikap defensif dan boleh
jadu akan membalas tindakan itu dengan diam-diam menurunkan
kinerjanya dalam team dengan mengurangi keterlibatan dan dukungan
terhadap kelompok kerjanya.
Paling tidak ada tiga tahap dalam menerapkan teknik modifikasi
perilaku pada suatu lingkungan kelompok kerja agar kinerja bawahan
dalam kelompok kerja meningkat. Tiga tahapan itu adalah :
Pengukuran Kinerja (Performance Measurement). Agar peningkatan
kinerja team leader dan bawahan bisa dinilai dan dipantau tingkat
keberhasilannya, maka usaha pengukuran atas setiap pengeluaran
menjadi relevan untuk dilakukan. Pengukuran kinerja yang selalu ap
to date dengan kebutuhan kelompok kerja diharapkan dapat menajdi
landasan dasar untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi
dimasa depan. Hal ini penting agar masalah prestasi tidak
terabaikan dan tidak terevaluasi atau bahkan tidak begitu dianggap
penting, namun sebaliknya agar bisa menjadi lebih obyektif
diidentifikasi guna dijadikan pertimbangan dalam pemberian
penghargaan atau imbalan.
Sistem Umpan Balik. Adanya sistem umpan yang baik dan efektif
dalam kelompok kerja akan sangat baik manfaatnya, baik bagi team
leader maupun bagi bawahan. Dengan adanya sistem dimaksud baik team
leader maupun bawahan mendapat masukan-masukan dan memberikan
respon berupa perbaikan prestasi kerja. Kelemahan dalam aspek
tersebut bisa mengakibatkan kegagalan dalam mengidentifikasi mutu
keluaran, tidak berhasil menyediakan informasi aktual serta sulit
dalam membuat rencana jangka panjang.
Peneguhan Positif (Positive Reinforcement). Peneguhan Positif
harus langsung dan spesifik bila ditujukan kepada bawahan. Coba
bayangkan seandainya team leader menegur anda sebagai bawahan
sambil marah-marah tanpa bawahan mengetahui penyebabnya. Manfaat
peneguhan positif adalah dapat mengubah perilaku bawahan dengan
cara membiarkan bawahan untuk belajar secara individual dan
mengalami keberhasilan psikologis. Betapa bahagianya jika mampu
mencapai kinerja yang ditargetkan dan mendapat imbalan atas
perbaikan kinerja, baik itu berupa pujian, pengalaman ataupun
berupa intensif financial.
Hukuman kepada bawahan yang kurang berprestasi hendaknya
dijadikan pilihan terakhir. Hal ini perlu diperhatikan karena
pembentukan prilaku bawahan dalam kenyataannya akan lebih efektif
melalui penghargaan, betapapun kecilnya hasil peningkatan
prestasinya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Krotz, beberapa
keunggulan kepemimpinan seorang perempuan dibandingkan dengan
laki-laki, diantaranya adalah :
Perempuan lebih cepat memotivasi kelompok dan bawahannya.
Perempuan lebih terbuka dan lebih dapat menerima masukan.
Perempuan lebih cepat tanggap terhadap bawahannya.
Perempuan lebih memiliki toleransi, sehingga lebih mudah
mengantisipasi adanya perbedaan.
Perempuan lebih cepat mengidentifikasi masalah dan akurat dalam
penyelesaiannya.
Perempuan lebih cepat mendefinisikan harapan kerja dan dalam
menghasilkan umpan balik.
Analisa Usaha
Untuk mendeteksi tingkat kesehatan suatu usaha, diperlukan suatu
referensi atau check point dari usaha tersebut. Berikut ini akan
disajikan point-point yang mesti di analisa dalam pendeteksian
usaha:
Perkembangan usaha secara umum, mencakup perkembangan omset,
perkembangan cash flow, perkembangan laba, perkembangan biaya
produksi.
Marketing, mencakup produk/jasa (jenis, bentuk/model, kualitas,
servis tambahan), harga (besar, kondisi, syarat pembayaran),
penjualan (konsep penjualan,organisasi penjualan, konsep iklan,
biaya, iklan, kebijaksanaan pasar, image produk/perusahaan
Produksi, mencakup program produksi, penerapan teknologi,
kapasitas produksi, produktivitas dan biaya produksi.
Penelitian dan pengembangan, mencakup aktivitas litbang,
know-how transfer, pengembangan proses produksi, paten/lisensi.
Keuangan, mencakup modal/struktur modal, keuangan yang
potensial, modal kerja, likuiditas, perubahan modal, dan intensitas
investasi.
Pekerja/karyawan, mencakup kualitas, kemampuan pekerja, kegiatan
kerja, kebijaksanaan gaji, suasana tempat kerja dan kerjasama
tim.
Kepemimpinan dan organisasi, mencakup konsep perencanaan, gaya
pengambilan keputusan, sistem pelaksanaan pengawasan, kualitas dan
kemampuan kerja pemimpin, kecocokan organisasi dan masukan dari
dalam.
Pembuatan Keputusan
Gunakanlah pengalaman lampau sebagai pedoman untuk menentukan
keputusan, namun ingatlah bahwa tidak ada dua situasi pembuatan
keputusan yang benar-benar sama. Meskipun persoalannya mungkin
sama, tetapi situasi dan lingkungannya berbeda.
Pembuatan keputusan (decision making) adalah proses pemilihan
secara sadar satu tindakan terbaik diantara beberapa alternatif
yang tersedia. Prestasi seorang manajer pada dasarnya dinilai dari
keputusan-keputusan yang dibuatnya. Membuat keputusan tidaklah
mudah dan memerlukan pengetahuan yang cukup, usaha, waktu dan
pengalaman. Salah satu masalah terbesar dalam menjalankan bisnis
adalah buruknya keputusan-keputusan yang dibuat oleh para
manajernya. Meskipun, kenyataan bahwa keputusan yang buruk lebih
baik, daripada tidak ada keputusan sama sekali.
Macam-macam keputusan manajerial meliputi :
Keputusan Terprogram, yang memiliki pemecahan berulang-ulang dan
rutin.
Keputusan tak terprogram, yang merupakan pemecahan
masalah-masalah baru dan tak terstruktur.
Keputusan
Masalah
Prosedur
Terprogram
Berulang kali, rutin
Aturan-aturan, prosedur operasi standar,
kebijakan-kebijakan.
Tak Terprogram
Komplek, baru
Kreativitas pemecahan masalah.
Kendala atau hambatan yang menyebabkan perempuan tidak dapat
membuat suatu keputusan adalah :
Tidak memiliki keahlian dalam mengambil keputusan.
Menjadikan perasaan lebih penting dari keputusan.
Menjadi intuitif, tidak tegas.
Rahasia yang dapat membuat seorang perempuan untuk bersikap
tegas dalam membuat keputusan, mempercayai dan melaksanakan
keputusan tersebut, adalah dengan mengetahui bahwa
keputusan-keputusan tersebut sehat, karena didasarkan pada
prinsip-prinsip yang sehat. Beberapa langkah untuk menghasilkan
suatu keputusan yang sehat adalah sebagai berikut:
Mengenali permasalahan atau peluang yang akan digarap.
Mengembangkan alternatif tindakan.
Mengevaluasi kelebihan dan kekurangan dari setiap
alternatif.
Memilih alternatif terbaik.
Melaksanakan dan memantau implementasi keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memperbaiki kualitas
pembuatan keputusan adalah:
Karena membuat keputusan pada dasarnya adalah mengolah
informasi, maka informasinya harus benar, relevan, tepat waktu dan
akurat.
Keputusan yang efektif memerlukan pikiran dan waktu. Sediakan
keduanya, terutama untuk keputusan yang penting dengan tanpa
berlarut-larut atau terlalu lama.
Penutup
Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
kualitas hidup perempuan, adalah dengan meningkatkan keterampilan
manajerialnya, mencakup keterampilan konseptual, keterampilan
hubungan antar manusia dan keterampilan teknis.
Perempuan sebagai seorang ibu (manajer rumah tangga) dalam hidup
kesehariannya sudah memiliki keterampilan manajerial tersebut, yang
terdiri atas beberapa indikator seperti perencanaan usaha
(manajemen keuangan, manajemen pendidikan dan manajemen perencanaan
itu sendiri), bekerjasama dalam kelompok (anak dan suami),
kepemimpinan, analisa usaha dan pembuatan keputusan.
Dalam suatu organisasi, bekal manajerial yang sudah dimiliki
oleh seorang perempuan tersebut perlu ditingkatkan, tentunya dengan
situasi dan kondisi yang lebih rumit dan komplek. Hanya saja,
bagaimana seorang perempuan dapat menjalankan, menyatukan dan
meramunya sehingga menghasilkan suatu keputusan yang sehat itulah
yang merupakan tujuan nyata dari peningkatan kemampuan
manajerialnya. Jangan lupa, bahwa dalam beberapa hal, perempuan
mempunyai kelebihan dibanding laki-laki.
Sumber Bacaan :
1. Coulter, Mary., 2000. Entrepreneurship in Action. Prentice
Hall Inc.
2. Gibson,James L., Donnelly, James H., and Ivancevich, John M.,
1995. Fundamentals of Management. Richard D. Irwin Inc.
3. Jackie Ambadar, Miranty Abidin dan Yanty Isa, 2003. Selalu
Ada Peluang. Yayasan Bina Karsa Mandiri.
4. Krotz, Joanna L., Why Women Make Better Managers.
5. Kurniawati Irawati Istadi, Manajer Rumah Tangga.
6. L. Marbun, Pendidikan Perempuan Bahagian dari Upaya
Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan di Indonesia.
Http://www.menegpp.go.id.
7. Meredith, Geoffrey G., et al., 1995. Kewirausahaan: Teori dan
Praktek. Lembaga PPM.
8. Meuthia Rachmaniah, Optimalisasi Kemampuan Kognisi Perempuan
di Bidang Teknologi Informasi.
9. Mien Uno, Perempuan itu Berdaya.
10. Ria Ratna Ariawati, Usaha Kecil dan Kesempatan Kerja.
11. Robbins, Stephen P. and Coulter, Mary., 1999. Manajemen. PT.
Prenhallindo.
12. Saut Hutadjulu, Perlukah Masyarakat Papua Memiliki
Ketrampilan Wiraswasta.
13. Supadi, Kemampuan Manajerial Penting dalam Membentuk
Kelompok kerja yang Produktif.
14. Tessina, Tina B., and Williams, Elizabeth Friar, 2003. 10
Keputusan Tercerdik yang Bisa Dibuat oleh Seorang Wanita. Karisma
Press.
15. Triguna Priyadharma, 2001. Kreativitas dan Strategi. Citra
Mandala Pratama.
16. Yanto Sidik Pratiknyo, 2002. 7 Hambatan Pengusaha Kecil.
7 HAMBATAN PENGUSAHA KECIL
Pengusaha kecil dalam menjalankan operasinya banyak menghadapi
permasalahan berupa penyakit yang menyerang usahanya. Penyakit ini
terkadang dianggap sepele, tetapi banyak yang menyebabkan matinya
usaha. Meskipun ada pengusaha kecil yang menderita penyakit ini
tetapi dapat besar dan sukses, namun umumnya mangalami banyak
permasalahan. Ada tujuh penyakit yang banyak diderita oleh
pengusaha kecil :
TULI, yang dimaksud tuli adalah Satu Pembeli. Mungkin hal ini
sangat janggal, mengapa ada pengusaha yang hanya memiliki satu atau
dua pembeli saja. kelemahan utama dari penyakit ini adalah : harga
jual dikuasai oleh pembeli, order yang diperoleh tidak kontinyu,
bila satu-satunya pembeli tidak membeli perusahaan akan bangkrut.
Contohnya adalah perusahaan catering, dimana setelah menerima
order, misalnya selama tiga bulan, suatu kantor atau pabrik, sudah
sukar untuk jualan lagi di kantor lain karena kapasitasnya sudah
habis.
MENCRET , yang dimaksud mencret adalah Menjual ceroboh dan
Teledor. Pengusaha sering kurang perhatian terhadap pembelinya,
pelayanan yang tidak baik, sering Mengecewakan Pembeli dapat
menyebabkan pembeli lari ke tempat lain. Masalah yang dapat timbul
adalah penjual sering menyinggung perasaan pembeli, penjual tidak
memahami kebutuhan dari pembeli, pembeli tidak datang lagi karena
kecewa, sehingga lama kelamaan pembeli habis tidak ada yang
berkunjung. Contoh : penjual selalu memberikan kembali dengan
permen. Oleh seorang pembeli permen tersebut dikumpulkan lalu
dipakai untuk membeli ditempat penjual tersebut. Penjual marah yang
benar saja beli pakai permen, memang toko bapakmu.
MUNTAH, Yang dimaksud dengan muntah adalah Menjual Mentah.
Pengusaha sebagai penjual tidak melakukan nilai tambah apa-apa,
barang yang dijual persis seperti yang dibeli. Masalah yang
dihadapi oleh pengusaha ini antara lain adalah : laba yang
diperoleh tidak banyak karena pengusaha tidak melakukan proses
tambahan, karena tidak diproses maka produknyya bersifat umum dan
biasa sehingga mudah direbut pesaing, harga tidak stabil cenderung
merugikan pengusaha. Contoh : penjual cabe, hanya menjual cabe saja
tanpa proses. Waktu produksi sedikit, harga jual baik, tetapi harga
beli cabenya juga naik, waktu kelebihan produksi harga jual,
pengusaha menderita kerugian.
KURAP, penyakit kurap adalah Kurang Pemasok/suplier, Banyak
perusahaan hanya memiliki satu pemasok. Karena mereka menganggap
pemasok tersebut sebagai langganan, mereka percaya penuh, sehingga
tidak pernah membandingkan dengan pemasok lain, sedangkan pemasok
lain harganya dan syaratnya bisa lebih baik. Akibat pengusaha tidak
memiliki hubungan dengan pemasok lain, sehingga kalau terjadi
masalah dengan pemasok tersebut, maka pengusaha akan menghadapi
masalah besar. Bahkan banyak pengusaha hanya memiliki satu pemasok
bahan baku sekaligus pemasok tersebut menjadi satu-satunya pembeli.
Masalah yang dihadapi oleh pengusaha ini adalah harga beli dikuasai
oleh pemasok, bila pasokan berhenti maka perusahaan dalam masalah
karena tidak ada alternatif dari pemasok lain, akan muncul masalah
komplek yang lain. Contoh : Seorang pengusaha sepatu membeli kulit
dari pemasok kulit, yang ternyata adalah sekaligus juga pembeli
dari seluruh produk sepatu.
BATUK, Penyakit batuk adalah Barang Tunggal dan Ketinggalan
Model, juga sering dijumpai diberbagaipengusaha. Sampai pengusaha
itu akan bangkrut namun tetap mampertahankan produk yang dihasilkan
walaupun sudah tidak sesuai lagi dengan selera pasardan tidak
melakukan diversifikasi produk usahanya. Masalah yang dijumpai oleh
pengusaha yang hanya memiliki satu output produk antara lain :
perusahaan yang hanya memiliki output satu produk mudah disaingi
oleh kompetitor lain, karena tidak memiliki produk potensial yang
lain, perusahaan yang hanya memiliki satu output produk bisa
mengalami bangkrut, karena produk yang dihasilkan memiliki usia
kejenuhan suatu produk dan apabila sudah tidak laku pengusaha tidak
dapat menyesuaikan diri untuk beralih ke produk lain, pengusaha
yang demikian biasanya tidak memiliki daya kreatif dan tidak mau
diberi saran. Contoh : Pengrajin lurik dengan ATBM (Alat Tenun
Bukam Mesin)banyak yang bangkrut di daerah Delanggu, Pengrajin
gerabah yang memproduksi kendi, celengan sederhana yang mengalami
gulung tikar karena tidak mencoba melakukan diversifikasi usaha dan
menuruti selera pasar konsumen yang berkembang.
KUTIL, yang dimaksud adalah Kurang Terampil. Banyak pengusaha
memasuki bisnis tanpa memiliki ketrampilan yang baik dan hal ini
tetap terus dipertahankan selama usaha. Pengusaha enggan untuk
meningkatkan kemampuan ketrampilan, lebih-lebih untuk meningkatkan
kemampuan bawahannya, karena dianggap hanya akan menambah biaya
operasional perusahaan. Masalah yang sering dijumpai oleh pengusaha
tersebut antara lain : pengusaha tidak mau meningkatkan kemampuan
untuk perkembangan usahanya, pengusaha tidak mau meningkatkan
kemampuan bawahannya, sehingga mutu/kualitas produknya kurang
sesuai dengan keinginan konsumen. Contoh : pengusaha mebel, yang
tidak pernah meningkatkan ketrampilannya untuk dapat membuat mebel
knock down. Pengusaha ini secara perlahan-lahan akan mengalami
kehabisan pasar alias tidak ada pembeli yang ingin membeli
produknya.
CAMPAK, yang dimaksud adalah Campuran Usaha dan Keluarga.
Penyakit ini adalah penyakit yang paling parah dan paling banyak
dijumpai oleh pengusaha kecil. Memang dalam usaha kecil, usaha dan
keluarga tercampur, tetapi kalau hal ini terus dilestarikan, banyak
pengusaha kecil justru tidak berkembang atau mengalami
kebangkrutan. Faktor yang tercampur biasanya meliputi keuangan
yaitu membeli keperluan keluarga yang dibebankan pada perusahan dan
masalah keputusan, dimana istri dan anak yang tidak memiliki
keahlian ikut campur dalam keputusan perusahaan yang berarti.
Perusahaan seperti ini dalam perkembangannya justru semakin
menyempit, dimana yang berperan dalam perusahaan adalah anggota
keluarga dan orang luar disingkirkan. Sebenarnya dibandingkan
dengan penyakit sebelumnya, penyakit ini merupakan penyakit dan
dibuat sendiri. Pada aspek pasar, masalah dikendalikan oleh
pembeli, pada aspek produksi dikendalikan oleh pemasok dan aspek
organisasi masalah ditentukan oleh karyawan. Dalam aspek keuangan
terjadinya masalah karena muncul dari diri pengusaha sendiri.
Karena pengusaha sering tidak dapat mengontrol diri sendiri, maka
banyak masalah timbul. Masalah yang dijumpai dalam hal ini adalah
:sulit melakukan kontrol keuangan, karena pengusaha kecil memang
tidak mau keadaan kas keuangannya terkontrol, pengeluaran keluarga
sring dijumpai jauh lebih besar dari pengeluaran perusahaannya dan
tidak memberikan teladan yang baik pada karyawan, karena karyawan
dapat ikut-ikutan merusak perusahaan. Contoh : seorang pengusaha
berfoya-foya ketika perusahaanya untung dengan menggunakan uangnya
secara konsumtif untuk keperluan keluarga, kayawan tidak ikut
menikmati, bahkan uang lembur diberikan terlambat.
ALTERNATIF PENGOBATAN
Alternatif pengobatan yang bisa dilakukan oleh pengusaha
Tuli (Satu Pembeli) dapat diobati dengan PERMEN yang dimaksud
adalah Pengecer atau Multi Konsumen. Pengusaha sebaiknya menjadi
pengecer yang melayani partai kecil atau eceran, bukan grosir, yang
hanya menjual partai besar. Menjadi grosir dimungkinkan apabila
pembelinya tetap banyak. Contoh pada sentra sepatu Cibaduyut,
sentra jeans di Cihampelas, sentra gerabah di kasongan Yogya dan
sebagainya.
Muntah (Menjual Mentah) dapat diobati dengan PROMAH, yang
dimaksud adalah Proses dan Nilai Tambah. Pengusaha harus memberi
nilai tambah dengan alternatif cara dalam pemprosesan produksi.
Mencret (Menjual ceroboh dan Teledor) dapat diobati dengan
KEMENYAN, yang dimaksud adalah Ketrampilan Menjual dan Ramah,
diperlukan peningkatan ketrampilan penjualan, terutama dalam
mengatasi keberatan pelanggan secara bijaksana.
Kurap (Kurang Pemasok) dapat diobati dengan Surbek T yang
dimaksud adalah Survey ke banyak Pemasok dan Tempat Lain. Meskipun
membeli dalam jumlah sedikit, perlu kita membeli barang ke berbagai
pemasok agar dapat mengetahui perkembangan dan dapat membandingi
harga antar pemasok juga penting untuk membina hubungan. Memang
tidak selalu satu pemasok itu buruk untuk usaha kita.
Batuk (Barang Tunggal dan Ketinggalan Model) dapat diobati
dengan Diatab yang dimaksud adalah Diversifikasi Produk dan Tambah
Barang . diversifikasi dijalankan dengan produk yang sejenis atau
yang mendukung, jangan yang berbeda jenis, kemungkinan peengusaha
mengalami kesulitan. Pada periode-periode tertentu perlu dilakukan
perubahan mode sekaligus mengamati perkembangan selera pasar.
Kutil (Kurang Teliti) dapat diobati dengan Kurma yang dimaksud
adalah Kursus dan Magang. Mengikuti baik pelatihan ketrampilan
teknis maupun manajerial dan juga perlu mengikuti program
pemagangan. Pengusaha juga harus bersedia mengirimkan bawahannya
mungkin sampai berbulan-bulan untuk magang tanpa mnghasilkan
apa-apa.
Campak (Campuran Usaha dan Keluarga) dapat diobati dengan Oralit
yang dimaksud adalah Moral dan Itikad. Obat utama dari penyakit ini
adalah moral, etika dan nilai yang baik, tidak hanya dipahami
tetapi juga diterapkan. Tanpa hal ini, banyak perusahaan tidak
berkembang bahkana mengalami banyak masalah. Tanpa didasari moral
yang baik, maka pelatihan manajemen keuangan, harga pokok produksi,
pembukuan sederhana, tidak ada manfaatnya sama sekali.Pengontrolan
hanya bisa dilakukan dengan moral yang baikdan kuat. Bila pemilik
sudah tertutup dan tidak dapat mengontrol dirinya, maka perusahaan
terus menerus dalam kesulitan.
Diambil dari : 7 Hambatan Pengusaha Kecil oleh Yanto Sidik
Pratiknyo
Keterampilan Manajerial Perempuan 25 Mei 2004
Hal. 1