Tugas Individu MANAJEMEN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN “Pengelolaan Lingkungan Dan AMDAL” OLEH MARLIANI D1 A1 11 142 JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALUOLEO
Tugas Individu
MANAJEMEN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
“Pengelolaan Lingkungan Dan AMDAL”
OLEH
MARLIANID1 A1 11 142
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
I. PENGELOLAAN LINGKUNGAN
a. Pengertian Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan
pengendalian lingkungan hidup.
Lingkungan hidup sendiri memiliki arti kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, temasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain.
Sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam, agar lingkungan
tetap lestari, harus diperhatikan tatanan/tata cara lingkungan itu sendiri. Dalam hal
ini manusialah yang paling tepat sebagai pengelolanya karena manusia memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain.
Manusia mampu merombak, memperbaiki, dan mengkondisikan
lingkungan seperti yang dikehendakinya, seperti:
1. manusia mampu berpikir serta meramalkan keadaan yang akan datang
2. manusia memiliki ilmu dan teknologi
3. manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat memilih hal-hal yang
baik.
Menurut ensiklopedia Umum (1977) lingkungan adalah alam sekitar
termasuk orang-orangnya dalam hidup pergaulan yang mempengaruhi manusia
sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan dan kebudayaannya.
Dalam Ensiklopedia Indonesia(1983) lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
diluar suatu organisme meliputi:
1. Lingkungan mati (abiotik) yaitu lingkungan diluar suatu organisme yang
terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia,
suhu, cahaya, gravitasi, atmosfir dan lainnya.
2. Lingkungan hidup (biotik) yaitu lingkungan diluar suatu organisme yang
terdiri atas organisme hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia.
Menurut Undang – Undang RI No. 4 tahun 1982, tentang ketentuan-
ketentuan pokok Pengelolaan lingkungan hidup dan Undang-Undang RI No 23
tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkungan Hidup, dikatakan bahwa Lingkungan
Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan mahluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Lingkungan Hidup merupakan bagian resmi kebijakan pemerintah.
Dengan masuknya lingkungan hidup sebagai bagian kebijakan pemerintah
pembangunan ekonomi diisyaratkan untuk berwawasan lingkungan dengan tujuan
untuk menghasilkan pembangunan berkelanjutan, yaitu pembangunan
berkesinambungan yang tidak mengalami keambrukan karena rusaknya
lingkungan hidup. Pembangunan telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang
parah dan luas yang mengancam berlanjutnya pembangunan. Kerusakan
lingkungan hidup dan dampaknya yang parah menunjukkan bahwa sistem
pengelolaan lingkungan hidup kita telah gagal membuat pembangunan kita
berwawasan lingkungan.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian
lingkungan hidup (Pasal 1 ayat (2) UU No. 23 Tahun 1997). Lebih lanjut
dikatakan dalam Pasal 3 UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 1997,
bahwa pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggerakan dengan asas
tanggungjawab, asas keberlanjutan dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang maha Esa.
Dan yang menjadi sasaran pengelolaan lingkungan hidup ini adalah (Pasal 4
UUPLH No. 23 Tahun 1997):
1. Tercapainya keselarasan dan keseimbangan antara manuisa dengan
lingkungan hidupnya.
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang
memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup.
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
5. Terkendalinya pemanfaatan sumer daya secara bijaksana.
6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha
dan/atau kegiatan diluar wilayah Negara yang menyeabkan pencemaran
dan/atau perusak lingkungan hidup. (dalam Neolaka,2008)
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) telah
merancang tujuan dari pengelolaan lingkungan hidup yaitu (tahun 2004-2009):
Mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup dengan:
1. Penurunan beban pencemaran lingkungan meliputi air, udara, atmosfir, laut
dan tanah.
2. Penurunan laju kerusakan lingkungan hidup yang meliputi sumber daya air,
hutan dan lahan, keanekaragaman hayati, energi dan atmosfir, serta ekosistem
pesisir laut.
3. Terintegrasinya dan diterapkannya pertimbangan pelestarian fungsi
lingkungan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pengawasan pemanfaatan ruang dan lingkungan.
Meningkatnya kepatuhan para pelaku pembangunan untuk menjaga kualitas
fungsi lingkungan hidup.
Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dibidang pengelolaan lingkungan
hidup. Dengan terwujudnya pengarusutamaan prinsip tata pemerintahan dalam
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dipusat dan daerah
( Zoer`aini,2009;25)
Visi pengelolaan lingkungan agar terwujudnya perbaikan kualitas fungsi
lingkungan hidup yang diselenggerakan dengan asas tanggungjawab Negara, asas
berlanjutan, asas manfaat diselenggerakan untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup melalui penerapan prinsip-
prinsip good environmental governance, guna meningkatkan kesejahteraan rakyat
Indonesia.
Ada beberapa misi yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan visi pengelolaan
lingkungan hidup yaitu:
1. Mewujudkan kebijakan pengelolaan SDA dan lingkungan hidup guna
mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan.
2. Membangun koordinasi dan kemitraan para pemangku kepantingan dalam
pengelolaan dan pemanfaatan SDA dan lingkungan hidup secara efisien, adil
dan berkelanjutan.
3. Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran SDA dan
lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup
(Zoer`aini, 2009).[[[
b. Dasar-Dasar Dan Prinsip pengelolaan Lingkungan Hidup
Prinsip pengelolaan lingkungan hidup :
a. .Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sehingga
dapat membangun manusia seutuhnya.
b. Mewujudkan manusia sebagai bagian lingkungan hidup dan tidak akan dapat
dipisahkan.
c. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana dan diolah secara
optimal semata demi kesejahteraan masyarakat.
d. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk generasi yang
akan datang.
Dasar-dasar pengelolaan lingkungan hidup :
Untuk memberikan dasar hukum yang kuat tentang usaha pemerintah dan
lembaga swadaya masyarakat dalam melaksanakan pelestarian alam maka di buat
peraturan perundang-undangan tentang lingkunngan.
1. UU RI No.5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam dan
ekosistemnya.
2. UU RI No.51 tahun 1993 tentang analisis mengenai dampak lingkungan.
Untuk memperkecil pencemaran, pada saat ini pemerintah menyusun
dokumen AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi kegiatan yang
diduga menimbulkan pencemaran.AMDAL pada prinsipnya adalah cara
mengidentifikasi, memprediksi dan mengomunikasikan pengaruh dari kegiatan
manusia terutama pembangunan fisik lingkungan.
Dasar hukum pemberlakuan AMDAL yaitu PP No.22 tahun 1999 tentang
AMDAL yang berlaku efektif mulai tanggal 7 November 2000. Jenis-jenis
kegiatan yang harus dilengkapi dengan AMDAL di atur dalam keputusan menteri
No.3 tahun 2000. Implikasi PP ini adalah diserahkannya sebagian besar
kewenangan penilaian AMDAL kepada daerah/Prov/Kab/Kota dan diwajibkan
keikutsertaan masyarakat di dalamnya.
Penyesuaian dokumen AMDAL sebagai berikut :
a. Memperkecil pengaruh negative
b. Memaksimalkan pengaruh positif kegiatan manusia bagi lingkungan
c. Mendeteksi secara dini terjadinya pencemaran. []]
c. Kewenanganpemerintah Pusat & Pemerintah Daerahdalam Pengelolaan
Lingkungan
Keikutsertaan pemerintah dalam kelestarian lingkungan hidup
Berdasarkan UU Pengelolaan Lingkungan Hidup Bab IV tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pasal 8 bahwa:
“Pemerintah menguasai sumber daya alam dan dipergunakan sebesar-besarnya
bagi kemakmuran rakyat, beserta pengaturannya ada di tangan pemerintah”.
Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud maka pemerintah
mengatur mengatur beberapa langkah diantaranya:
a. mengatur dan mengembangkan kebijakan dalam rangka pengelolaan
lingkungan hidup.
b. mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan lingkungan hidup
dan pemanfaatan kembali sumber daya alam termasuk sumber daya alam
genetika
c. mengatur system dan hubungan hukum antara perseorangan dan atau subyek
hukum lainnya. Serta perbuatan hukum terhadap sumber daya alam, sumber
daya buatan, sumber daya genetika.
d. mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak social.
e. mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian lingkungan hidup sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu wewenang Pemerintah juga diatur dalam undang-undang pasal 9
yang berisikan bahwa :
a. Pemerintah menetapkan kebijakan nasional tentang pengelolaan lingkungan
hidup dan penataan ruang dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama, adat
istiadat, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
b. Pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan secara terpadu oleh instansi
pemerintahan sesuai dengan bidang tugas dan tanggungjawab masing-masing,
masyarakat, serta pelaku pembangunan lain dengan memperhatikan
keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional pengelolaan
lingkungan hidup.
c. Pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu dengan
penataan ruang, perlindungan sumber daya alam non hayati, perlindungan
sumber daya alam buatan, konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.
Di segi lain pemerintah juga memiliki beberapa kewajiban dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup peraturan ini dijelaskan dalam pasal 10,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, meningkatkan kesadaran dan
tanggungjawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan
hidup.
2. mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, meningkatkan kesadaran akan
hak dan kewajiban masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.
3. mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan
antara masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pengelolaan
lingkungan hidup.
4. mengembangkan dan menerapkan kebijakan nasional pengelolaan lingkungan
hidup yang mkenjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup.
5. memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang akrab lingkungan hidup.
6. menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam bidang lingkungan
hidup.
7. menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskan kepada
masyarakat.
8. memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa di bidang
lingkungan hidup.
Tidak hanya pemerintah pusat saja yang berhak untuk melaksanakan
pengelolaan lingkungan hidup akan tetapi pemerintah daerah juga memiliki
wewenang untuk mengolah sumber daya alam yang dimiliki oleh daerahnya
sendiri.
Berdasarkan pasal 12 di jelaskan bahwa :
1. untuk mewujudkan keselarasan dan keterpaduan pelaksanaan kebijakan
nasional tentang lingkungan hidup pemerintah melimpahkan wewenang
tertentu kepada perangkat di wilayah.
2. mengikut sertakan peran pemerintah daerah untuk membantu pemerintah
pusat dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup di daerah.
Berdasarkan pasal 13 dijelaskan pula bahwa :
1. dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah dapat
menyerahkan sebagian urusan kepada pemerintah daerah menjadi urusan
rumah tangga.
2. penyerahan urusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di tetapkan dengan
peraturan pemerintah.
Wewenang pemerintah daerah sesuai dengan pasal 25 :
1. Gubernur/Kepala Daerah Tingkat 1 berwenang melakukan paksaan
pemerintah terhadap penanggungjawab dan atau kegiatan untuk mencegah dan
mengakhiri terjadinya pelanggaran serta menanggulangi akibat yang di
timbulkan dari suatu pelanggaran. Melakukan tindakan penanggulangan dan
pemulihan.
2. Wewenang sebagai mana dimaksud dapat diserahkan pada
Bupati/Walikotamadya/Kepala Daerah Tingkat II dengan peraturan daerah
tingkat I.
3. Pihak 3 yang berkepentingan berhak mengajukan permohonan kepada pejabat
yang berwenang untuk melaksanakan paksaan pemerintah. [[[[
d. Mekanisme pengelolaan Lingkkungan Hidup berdasarkan Kewajiban
dab Hak
Mekanisme pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan kewajiban & hak:
1. mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, meningkatkan kesadaran dan
tanggungjawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan
hidup.
2. mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, meningkatkan kesadaran akan
hak dan kewajiban masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.
3. mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan
antara masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pengelolaan
lingkungan hidup.
4. mengembangkan dan menerapkan kebijakan nasional pengelolaan lingkungan
hidup yang mkenjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup.
5. memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang akrab lingkungan hidup.
6. menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam bidang lingkungan
hidup.
7. menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskan kepada
masyarakat.
8. memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa di bidang
lingkungan hidup.
9. masyarakat berhak untuk mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk
berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup.10. pengawasan akan
peraturan-peraturan dan kinerja pemerintah dapat dilakukan oleh masyarakat.
a. berhak mendapatkan pelayanan mengenai pengelolaan lingkungan dari
pemerintah.[]]
e. Tujuan Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut.
1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai
tujuan membangun manusia seutuhnya.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan mendatang.
Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Melalui penerapan pengelolaan lingkungan hidup akan terwujud
kedinamisan dan harmonisasi antara manusia dengan lingkungannya.
Untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia yang bersifat
kontradiksi dari hal-hal tersebut di atas, pemerintah telah menetapkan kebijakan
melalui Undang-undang Lingkungan Hidup.
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk menjaga kelestarian
tempat tinggal dan lingkungan sekitar, tempat tinggal manusia. Gerakan
lingkungan hidup di Indonesia telah dimulai pada tahun 1960-an. Sebuah tonggak
sejarah gerakan ini ialah diselenggerakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Pembangunan Nasional oleh Universitas Padjadjaran dalam bulan Mei
1972, sebulan sebelum Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup di Stokholm.
Tonggak sejarah lain adalah diangkatnya seorang Menteri Negara Lingkungan
Hidup pada tahun 1987.
Dengan pengangkatan ini Lingkungan Hidup merupakan bagian resmi
kebijakan pemerintah. Dengan masuknya lingkungan hidup sebagai bagian
kebijakan pemerintah pembangunan ekonomi diisyaratkan untuk berwawasan
lingkungan dengan tujuan untuk menghasilkan pembangunan berkelanjutan, yaitu
pembangunan berkesinambungan yang tidak mengalami keambrukan karena
rusaknya lingkungan hidup. Pembangunan telah menyebabkan kerusakan
lingkungan yang parah dan luas yang mengancam berlanjutnya pembangunan.
Kerusakan lingkungan hidup dan dampaknya yang parah menunjukkan bahwa
sistem pengelolaan lingkungan hidup kita telah gagal membuat pembangunan kita
berwawasan lingkungan.
Lingkungan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Poerwadarminta
(Neolaka;2008;25) adalah berasal dari kata lingkung yaitu sekeliling, sekitar.
Lingkungan adalah bulatan yang melingkupi atau melingkari, sekalian yang
terlingkung disuatu daerah sekitarnya. Menurut ensiklopedia Umum (1977)
lingkungan adalah alam sekitar termasuk orang-orangnya dalam hidup pergaulan
yang mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan dan
kebudayaannya.
Dalam Ensiklopedia Indonesia(1983) lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
diluar suatu organisme meliputi:
1. Lingkungan mati (abiotik) yaitu lingkungan diluar suatu organisme yang
terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia,
suhu, cahaya, gravitasi, atmosfir dan lainnya.
2. Lingkungan hidup (biotik) yaitu lingkungan diluar suatu organisme yang
terdiri atas organisme hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia.
Dalam upaya meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan
upaya untuk mengadakan koreksi terhadap lingkungan dengan memodifikasi
lingkungan, agar pengaruh merugikan dapat dijauhkan dan dilaksanakan
pencegahan melalui efisiensi dan pengaturan lingkungan, sehingga bahaya
lingkungan dapat dihindarkan dan keserasian serta keindahan dapat terpelihara.
Agar tujuan pengelolaan lingkungan hidup tersebut dapat dicapai, maka
perangkat hukum positif telah memberikan pengakuan adanya hak dan kewajiban
yang dipunyai baik individu-individu, warga masyarakat atau kelompok social
tertentu seperti ditetapkan dalam pasal 5 UUPLH No. 23/1997. Dengan demikian
berarti bahwa pasal 5 ini dapat ditafsirkan bahwa setiap manuisa tanpa kecuali
berhak untuk menikmati/memanfaatkan lingkungan hidup, manusia juga
mempunyai kewajiban untuk memelihara, mencegah, dan menanggulangi, sesuatu
akibat dan penggunaan hak atas lingkungan hidupnya.
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup atau untuk
mendapatkan mutu lingkungan yang baik, dilakukan upaya memperbesar manfaat
lingkungan dan memperkecil resiko lingkungan, agar pengaruh yang merugikan
dapat dijauhkan sehingga kawasan lingkungan hidup dapat terpelihara.
Dari gambaran diatas dapat diketahui kunci permasalahan lingkungan
adalah manusia. Jadi manusia dengan lingkungannya merupakan suatu yang tidak
dapat dipisahkan. Manusia yang mampu memelihara lingkungan dengan baik
adalah manusia yang mampu mempergunakan alam sekitarnya guna memenuhi
kebutuhan materinya secara wajar, sehingga kualitas lingkungan dapat dijaga dan
ditingkatkan sekaligus memberikan manfaat kepada manusia.
f. Strategi Pengelolaan Lingkungan
Strategi pengelolaan lingkungan yang diterapkan oleh Pemerintah dimulai
dari:
- Strategi pendekatan kapasitas daya dukung (Carrying capacity approach)
- Pengelolaan pada limbah yang sudah terbentuk (End of pipe treatment)
- Produksi bersih (Cleaner Production)
Produksi bersih mulai diberlakukan pada bulan September 1989/awal 1990, di
mana sifatnya adalah preventif atau sifatnya pencegahan
Menerapkan strategi preventif secara kontinu terhadap proses dan produk
untuk mengurangi terjadinya risiko pencemaran pada manusia dan
lingkungan.
Tidak mengunakan bahan B-3
Menghemat pemakaian bahan baku dan energi serta mereduksi jumlah dan
toksisitas emisi serta buangan (eko-efisiensi)
Mereduksi dampak yang timbul di seluruh daur hidup produk (life cycle of the
product) mulai dari bahan baku sampai pembuangan limbah
Menerapkan teknologi bersih dengan mengubah sikap dan perilaku agar sadar
lingkungan
II. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
a. Pengertian AMDAL
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), merupakan reaksi
terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia yang semakin meningkat.
Reaksi ini mencapai keadaan ekstrem sampai menimbulkan sikap yang menentang
pembangunan dan penggunaan teknologi tinggi. Dengan ini timbullah citra bahwa
gerakan lingkungan adalah anti pembangunan dan anti teknologi tinggi serta
menempatkan aktivis lingkungan sebagai lawan pelaksana dan perencana
pembangunan. Karena itu banyak pula yang mencurigai AMDAL sebagai suatu
alat untuk menentang dan menghambat pembangunan.
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/ atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/ atau
kegiatan.
Dengan diundangkannya undang-undang tentang lingkungan hidup di
Amerika Serikat, yaitu National Environmental Policy Act (NEPA) pada tahun
1969. NEPA mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1970. Dalam NEPA pasal 102
(2) (C) menyatakan, “Semua usulan legilasi dan aktivitas pemerintah federal yang
besar yang akan diperkirakan akan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan diharuskan disertai laporan Environmental Impact Assessment
(Analsis Dampak Lingkungan) tentang usulan tersebut”.
AMDAL mulai berlaku di Indonesia tahun 1986 dengan diterbitkannya
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1086. Karena pelaksanaan PP No. 29 Tahun
1986 mengalami beberapa hambatan yang bersifat birokratis maupun
metodologis, maka sejak tanggal 23 Oktober 1993 pemerintah mencabut PP No.
29 Tahun 1986 dan menggantikannya dengan PP No. 51 Tahun 1993 tentang
AMDAL dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan AMDAL. Dengan
diterbitkannya Undang-undang No. 23 Tahun 1997, maka PP No. 51 Tahun 1993
perlu disesuaikan. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1999, pemerintah
menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999. Melalui PP No. 27 Tahun
1999 ini diharapkan pengelolaan lingkungan hidup dapat lebih optimal.
Pembangunan yang tidak mengorbankan lingkungan dan/atau merusak
lingkungan hidup adalah pembangunan yang memperhatikan dampak yang dapat
diakibatkan oleh beroperasinya pembangunan tersebut. Untuk menjamin bahwa
suatu pembangunan dapat beroperasi atau layak dari segi lingkungan, perlu
dilakukan analisis atau studi kelayakan pembangunan tentang dampak dan akibat
yang akan muncul bila suatu rencana kegiatan/usaha akan dilakukan.
AMDAL adalah singkatan dari analisis mengenai dampak lingkungan.
Dalam peraturan pemerintah no. 27 tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak
lingkungan disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak
besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan
terhadap lingkungan hidup antara lain:
a. jumlah manusia yang terkena dampak
b. luas wilayah persebaran dampak
c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung
d. banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak
e. sifat kumulatif dampak
f. berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak
b. Peranan AMDAL
Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan
yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas
lingkungan hidup. Amdal bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi
merupakan bagian dari proses Amdal yang lebih besar dan lebih penting sehingga
Amdal merupakan bagian dari beberapa hak berikut :
1. Pengelolaan lingkungan
2. Pemantauan proyek
3. Pengelolaan proyek
4. Pengambilan keputusan
5. Dokumen yang penting
AMDAL bukan suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian dari
proses AMDAL yang lebih besar dan penting, menyeluruh dan utuh dari
perusahaan dan lingkungannya, sehingga AMDAL dapat dipakai untuk mengelola
dan memantau proyek dan lingkuangannya deengan menggunakan dokumen yang
benar.
Selanjutnya, beberapa peran AMDAL dijelaskan sebagai berikut : Peran
AMDAL dalam pengelolaan lingkuangan.Aktivitas pengelola lingkungan baru
dapat dilakukan apabila rencana pengelolaan lingkungan telah disusun
berdasarkan perkiraan dampak lingkungan yang akan timbul akibat dari proyek
yang akan dibangun.Dalam kenyataan nanti,apabila dampak lingkungan yang
telah diperkirakan jauh berbeda dengan kenyataan, ini dapat saja terjadi karena
kesalahan-kesalahan dalam menyusun AMDAL atau pemilik proyek tidak
menjalankan proyeknya sesuai AMDAL .Agar dapat dihindari kegagalan ini maka
pemantauan haruslah dilakukan sedini mungkin,sejak awal pembangunan,secara
terus menerus dan teratur.
AMDAL sebagai dokumen penting.Laporan AMDAL merupakan
dokumen penting sumber informasi yang detail mengenai keadaan lingkungan
pada waktu penelitian proyek dan gambaran keadaan lingkungan di masa setelah
proyek dibangun.Dokumen ini juga penting untuk evaluasi,untuk membangun
proyek yang lokasinya berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat legalitas.
AMDAL dimaksudkan sebagai alat untuk merencanakan tindakan
preventif terhadap kerusakanlingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh
suatu aktivitas pembangunan yang sedang direncanakan.
Dampak, adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu
aktivitas, yang dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi. Dalam
konteks AMDAL, penelitian dampak dilakukan karena adanya rencana aktivitas
manusia dalam pembangunan.
c. Tujuan AMDAL
AMDAL bertujuan untuk :
a. Mengidentifikasikan rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan
terutama yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup.
b. Mengidentifikasikan komponen-komponen lingkungan hidup yang akan
terkena dampak besar dan penting
c. Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usahan dan atau kegiatan yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
d. Merumuskan RKL dan RPL.
d. Kegunaan AMDAL
1. Bagi Pemerintahan.
a. Menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya pencemaran
air, pencemaran udara, kebisingan, dan lain sebagainya. Sehingga tidak
mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.
b. Menghindari pertentangan yang mungkin timbul, khususnya dengan
masyarakat dan proyek - proyek lain.
c. Mencegah agar potensi dumber daya yang dikelola tidak rusak.
d. Mencegah rusaknya sumber daya alam lain yang berada diluar lokasi
proyek, baik yang diolah proyek lain, masyarakat, ataupun yang belum
diolah.
2. Bagi pemilik modal.
a. Menentukan prioritas peminjaman sesuai dengn misinya.
b. Melakukan pengaturan modal dan promosi dari berbagai sumber modal.
c. Menghindari duplikasi dari proyek lain yang tidak perlu.
d. Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan dapat dibayar
kembali oleh proyek sesuai pada waktunya, sehingga modal tidak hilang.
3. Bagi pemilik proyek.
a. Melihat masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi dimasa yang akan
datang.
b. Melindungi proyek yang melanggar undang – undang atau peraturan yang
berlaku.
c. Mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah yang akan dihadapi dimasa
yang akan datang.
d. Melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran atau suatu damoak negatif
yang sebenarnya tidak dilakukan.
4. Bagi masyarakat.
a. Mengetahui rencana pembangunan didaerahnya.
b. Turut serta dalam pembangunan di daerah sejak awal.
c. Mengetahui kewajibannya dalam hubungan dengan proyek tersebut.
d. Memahami hal ihwan mengenai proyek secara jelas akan ikut
menghindarkan timbulnya kesalahpahaman.
5. Bagi peneliti dan ilmuan.
a. Kegunaan didalanm penelitian.
b. Kegunaan didalam analisis kemajuan dan ilmu pengetahuan.
c. Kegunaan didalam meningkatkan keterampilan didalam penelitian dan
meningkatkan pengetahuan.
e. Pihak – Pihak yang terlibat dalam penyusunan amdal
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai
AMDAL, pemrakarsa, dan masyarakat yang berkepentingan.
Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen
AMDAL. Di tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di
tingkat Propinsi berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup
Propinsi, dan di tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi
pengelola lingkungan hidup Kabupaten/Kota.
Unsur pemerintah lainnya yang berkepentingan dan warga masyarakat
yang terkena dampak diusahakan terwakili di dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja
dan komposisi keanggotaan Komisi Penilai AMDAL ini diatur dalam Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara anggota-anggota Komisi Penilai
AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur dan
Bupati/Walikota.
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas
segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan antara
lain sebagai berikut: kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau
kegiatan, faktor pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya, perhatian pada
lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-nilai atau norma yang dipercaya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2005, Kawasan Hutan. Badan Planologi Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.
Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan.Yayasan
Obor Indonesia Jakarta. Atmodjo, H.S.W, 1992. Dampak Lingkungan Kegiatan Pembangunan
Kehutanan. Buletin Instiper Vol. 3. Nomor.1, Institut Pertanian STIPER. Yogyakarta.
Azwar Azrul. 1986 “Pengantar Ilmu Keehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
Blogger. Pengertian AMDAL (Analisis mengenai Dampak Lingkungan) (online).(http://soera.wordpress.com/2009/01/31/pengertian-amdal/.diakses12 Mei 2013.
Fandeli, Ch, 2004. Analisis Mengenai Dampak Linkungan Prinsip Dasar Dalam Pembangunan. Yogyakarta.
http://muhtadi71.wordpress.com/2012/03/15/izin-lingkungan-peraturan-pemerintah-nomor-27-tahun-2012/ gunan. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
http://www.menlh.go.id/index.php?idx=amdalnet#205 Maret 2009.
Marsono, Dj, 1992. Dampak Pelaksanaan Amdal Hak Pengusahaan Hutan. Buletin Instiper Vol. 3. Nomor.1, Institut Pertanian STIPER. Yogyakarta.
Soemirat Juli. 1994. Kesehatan Lingkungan. Gadjah mada University Press. Yogyakarta.
Somarwoto Otto. 1994. Ekologi. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan Bandung.