LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF MANAJEMEN PENGHIMPUNAN PENGELOLAAN DAN PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH DI DESA TUNGGULSARI KEC.KEDUNGWARU TULUNGAGUNG Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Manajemen Zakat Dan Wakaf Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Oleh DINDI RUSNA ANTU NIM : 12404183037 Dosen Pembimbing Lapangan Ahmad Supriyadi, M.Pd.I JURUSAN MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG 2021
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
MANAJEMEN PENGHIMPUNAN PENGELOLAAN
DAN PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH DI DESA
TUNGGULSARI KEC.KEDUNGWARU
TULUNGAGUNG
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Manajemen Zakat Dan Wakaf
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Oleh
DINDI RUSNA ANTU
NIM : 12404183037
Dosen Pembimbing Lapangan
Ahmad Supriyadi, M.Pd.I
JURUSAN MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2021
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Manajemen Zakat dan wakaf
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini Telah disetujui dan disahkan
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran.....................................................................................................1
B. Tujuan dan Kegunaan ...........................................................................................3
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................................3
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga.......................................................................................................4
B. Pelaksanaan Praktik ..............................................................................................5
C. Permasalahan di Lapangan.....................................................................................5
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga.............................................................................6
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Zakat ................................................................................................. 7
B. Penghimpunan Zakat............................................................................................. 9
C. Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat ......................................................... 11
D. Perbedaan Teori Pengelolaan Zakat dengan Aplikasinya Di UPZ Desa ................................ .................................... .................................................................................................................. ............ ..1 4
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................................15
B. Saran .....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
Penghasilan yang diperoleh dan harta yang berhasil dikumpulkan oleh
setiap umat muslim, pada dasarnya bukan menjadi milik muslim itu sepenuhnya.
Ada hak-hak atau milik orang lain didalamnya, sebagaimana firman allah dalam
Al-Qur‟an:
وفي اموالهم حق ل لساىل
Artinya: Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin
yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta (Q.S Adz-Dzariyat:19)1
Dalam ayat Al-Qur‟an diatas telah dijelaskan bahwa dalam setiap
penghasilan maupun harta yang diperoleh di dalamnya ada hak orang lain dan
berkewajiban bagi manusia yang menguasainya untuk mengeluarkan shodaqah,
infak dan zakat. Apabila tidak dikeluarkan, maka ia telah berlaku dzalim dengan
menguasai atau memakan harta yang merupakan hak orang lain khususnya kaum
dhuafa.2
Zakat adalah rukun islam yang ketiga. Secara harfiyah zakat berarti
“tumbuh”, “berkembang”, “menyucikan”, atau “membersihkan”. Sedangkan
menurut terminology syariah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian
kekayan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu
sebagaimana ditetukan.3
Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi, yang pertama
ialah dimensi hablum minallah dan dimensi hablum minannas. Ada beberapa
1 Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemahannya Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul
dan Hadist Sahih, (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2012), hal. 520 2 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Grasindo: Jakarta, 2014), hal.11 3 Abdul Jalil, Mengenal Zakat Fitrah dan Zakat Maal, (Mutiara Aksara: Semarang, 2019), hal. 52
2
tujuan yang ingin dicapai oleh islam dibalik kewajiban membayar zakat,
diantaranya:
1. Mengakat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan
hidup dan penderitaan,
2. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi gharim,
ibnussabil dan mustahiq lainnya,
3. Membina tali persaudaraan sesama umat islam dan manusia pada umumnya,
4. Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta kekayaan,
5. Membersihkan sifat iri dan dengki (kecemburuan sosial),
6. Menjembatani jurang diantara si kaya dan si miskin dalam kehidupan
bermasyarakat
7. Mengembangkan rasa tanggungjawab sosial pada diri seseorang, terutama
pada mereka yang bergelimang harta
8. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang ada padanya
9. Sarana pemerataan rizqi untuk mencapai keadilan sosial.4
Sacara garis besar zakat dibagi kedalam dua kategori, yaitu zakat fitrah dan
zakat maal. Zakat fitrah adalah zakat yang berfungsi mengembalikan manusia
muslim kepada fitrahnya, dengan menyucikan jiwa mereka dari kotoran-kotoran
(dosa-dosa) yang disebabkan oleh pengaruh pergaulan dan sebagainya sehingga
manusia itu menyimpang dari fitrahnya. Yang dijadikan zakat fitrah adalah bahan
makanan pokok suatu tempat yang ditinggali muzakki. Sedangkan waktu
mengeluarkannya adalah awal bulan ramadhan sampai sebelum sholat idul fitri.
Sedangkan zakat maal adalah zakat yang dikenakan atas harta yang dimiliki
seseorang atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan- ketentuan yang telah
ditetapkan.
.
4 Elsi, Pengantar Hukum, hal. 12
3
B. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dan kegunaan Praktik Pengalaman Lapangan ini
adalah:
1. Tujuan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bertujuan agar mahasiswa
Jurusan Manajemen Zakat dan Wakaf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Tulungagung memperoleh ilmu pengetahuan, dapat memperoleh
pengalaman, dan dapat melatih serta mengembangkan potensi diri. Dengan
adanya Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), mahasiswa dapat memperoleh
kesempatan untuk mengenal, mempelajari dan mengaplikasikan dengan
teori yang telah dipelajari selama pembelajaran berlangsung. Serta
mengetahui bagaimana perbedaan teori pengelolaan zakat dan
pengaplikasiannya di UPZ Desa Tunggulsari
2. Kegunaan
a. Kegunaan Secara Akademik
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) berguna sebagai media
menyebar luaskan informasi sebagai pengenalan jurusan yang ada.
b. Kegunaan Bagi Lembaga
Dengan adanya laporan ini, penulis berharap dapat memberikan
informasi sebagai bahan masukan dan sebagai bahan perbaikan terhadap
pihak lembaga. Selain itu, dengan adanya laporan ini diharapkan dapat
memaksimalkan dana zakat, infaq dan shadaqah di lembaga yang
bersangkutan.
c. Kegunaan Bagi Mahasiswa
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) berguna sebagai wadah untuk
mendapatkan pengalaman di lapangan sebagai penerapan ilmunya secara
langsung.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Manajemen Zakat dan
Wakaf dilaksanakan mulai tanggal 12 juli hingga 13 Agustus 2021. Adapun
tempat Praktik Pelaksanaan Lapangan (PPL) berada di UPZ Desa Tunggulsari.
4
4
A. Profil Lembaga
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
UPZ Desa Tunggulsari adalah unit pengelola zakat yang berada di Desa
Tunggulsari. Tepatnya berada di balai desa Tunggulsari, Kec.Kedungwaru,
Kabupaten Tulungagung. Dengan letak kordinat LS: -8.064477 dan BT:
111.925599. UPZ ini berdiri dengan keluarnya surat edaran dari kantor kecamatan
untuk mengelola zakat fitrah agar lebih terkordinir. Dengan ketua UPZ Desa
Tunggulsari ini adalah Bapak Didik Girnoto Yekti, S.A.P dan dengan wakilnya.
Landasan yang digunakan sebagai berdirinya UPZ ini yaitu:
1. Al Qur‟an
Surat Al Baqarah : 43 yang berbunyi:
كوة واركعوا م لوة واتوا الز اكعين واقيموا الص مع الر
Artinya : "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' ".
Surat At-Taubat : 103 yang berbunyi :
يهم بها وصل عليهم ان رهم وتزك صلوتك سكن لهم والله سميع عليم خذ من اموالهم صدقة تطه
Artinya : Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan
mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
2. Hadist Shahih Al-Bukhari No. 8 - Kitab Iman
د الجعفي قال حدثنا أبو عامر العقدي قال حدثنا سليمان ل عن حدثنا عبد الله بن محم بن ب
صلى الله عبد الله بن دينار عن أبي صالح عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي
يمان يمان بضع وستون شعبة والحياء شعبة من ال عليه وسلم قال ال
Artinya; Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Al Ju'fi
dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir Al 'Aqadi yang
berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal dari
Abdullah bin Dinar dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Iman memiliki lebih dari enam puluh
cabang, dan malu adalah bagian dari iman".
5
Oleh sebab itu kami umat muslim dalam segenap para pengurus UPZ ini bertekad
dengan mengharapkan ridho dari Allah SWT akan membantu/meringankan hidup
sebagaimana hidup kodratnya bagi anak yatim, anak yatim piatu, anak-anak yang
kurang mampu, para lansia/jompo dan fakir miskin di sekitar kami. Dengan niat
beribadah menyambungkan, menyampaikan dan mengajak semua umat, para
dermawan untuk peduli terhadap anak yatim tersebut. Kami yakin dengan niat mulia
ini Allah SWT akan membimbing, memberikan jalan kepada umatnya demi
meringankaan hidup dan kemaslakatan umatnyapula.
B. Pelaksanan Praktik
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Manajemen
Zakat dan Wakaf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dilaksanakan pada tanggal
12 juli hingga 13 Agustus 2021. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
dilaksanakan di kantor Kepala Desa Tunggulsari selaku ketua dan
penanggungjawab UPZ Desa Tunggulsari, Kedungwaru , Tulungagung. Kegiatan
yang saya lakukan selama Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yaitu hanya
sebatas observasi dan wawancara dikarenan adanya pandemi Covid19 ini. Saya
melakukan observasi dan wawancara kepada 1 Narasumber, yaitu Bapak Didik
Girnoto Yekti, S.A.P selaku Kepala Desa dan penanggung jawab UPZ desa
Tunggulsari
C. Permasalahan di lapangan
Permasalahan yang penulis temukan selama PPL yaitu:
1. Tidak ada penghimpunan Zakat Maal
Salah satu tugas pokok UPZ adalah penghimpunan Zakat. Zakat sendiri
terbagi dalam dua jenis yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Di UPZ Desa
Tunggulsari jumlah muzaqi yang membayar zakat fitrah jumlahnya sudah
banyak, namun belum ada masyarakat Desa
6
Tunggulsari yang membayarkan zakat maalnya ke UPZ Desa Tunggulsari
2. Pandemi Covid19
Setiap tahunnya, menjelang akhir bulan Ramadhan pengurus UPZ
memberikan pengumuman secara lisan kepada seluruh pengurus mushola dan
masjid. Isi dari pengumuman tersebut yaitu, pemberitahuan bahwa UPZ Desa
Tunggulsari sudah mulai menerima zakat fitrah dari masyarakat.
pengumuman ini sekaligus menjadi pengingat kepada masyarakat agar segera
membayar zakat. Karena sudah menjadi kebiasaan, masyarakat sudah hafal
kapan harus membayar zakat fitrah tanpa harus membuat pengumuman
melalui surat atau media sosial. Berita gembiranya, sekalipun perekonomian
masyarakat terganggu akibat pandemi covid-19 ini.
3. Masih banyak yang mengantarkan zakat sendiri
Masih banyak warga masyarakat yang melakukan zakat sendiri tanpa
melalui UPZ desa, pengurus pun memaklumi hal tersebut. Dikarenakan tidak
ada aturan atau undang undang yang mengharuskan masyarakat membayar
zakat kepada lembaga pengelola zakat.
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Praktik
Penghimpunan zakat dari masyarakat adalah salah satu tugas dari unit
pengumpul zakat. Zakat yang telah dikumpulkan diharapkan dapat disalurkan
pada mustahik dan diharapkan dapat membantu meringankan perekonomiannya
menjadi lebih baik. Zakat yang dapat dihimpun dari masyarakat ada 2 macam,
namun yang terhimpun selama ini hanya zakat fitrah saja. Menanggapi hal ini
pengurus UPZ mengatakan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat akan
kewajiban membayar zakat Maal menjadi alasan mengapa sampai sekarang UPZ
Desa Tunggulsari belum bisa menghimpun zakat mal dari masyarakat. Selain
kurangnya kesadaran masyarakat, budaya untuk membagikan zakat secara
langsung tanpa melalui perantara Amil atau lembaga amil zakat juga menjadi salah
satu penyebab kurang terserapnya zakat maal dari Masyarakat.
7
BAB III
PEMBAHASAN/ANALILIS TERHADAP TEMUAN STUDI
A. Pengelolaan Zakat
Zakat berasal dari kata “Zakah” yang bermakna “mensucikan”, “tumbuh”,
atau “berkembang”. Menurut istilah syara‟, zakat bermakna mengeluarkan
sejumlah harta tertentu untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya (mustahik) sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan syariat
Islam.5
Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Di mana kelima rukun Islam ini
hukum pelaksanaannya adalah wajib. Zakat terbagi dalam dua jenis, yaitu zakat
jiwa (zakah al-fithr) dan zakat harta (zakah al-mal). Terdapat beberapa golongan
penerima zakat yang disebut juga Ashnaf, ada delapan golongan yang berhak
menerima zakat yaitu: Fakir, Miskin, Amil, Muallaf, Gharim, Riqab, Sabilillah,
dan Ibnu sabil.
Dalam UU No. 23 Tahun 2011, disebutkan pengertian pengelolaan zakat,
yaitu ‛Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
Sedangkan pengertian zakat menurut undang-undang diatas adalah harta harta
yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan hukum yang dimiliki oleh
seorang muslim sesuai dengan ketentuan agama diberikan kepada yang berhak
menerimanya.6
1. Tujuan Pengelolaan Zakat
Pasal 3 UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat menyebutkan
tujuan dari pengelolaan zakat, yaitu: Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan dalam pengelolaan zakat; dan meningkatan manfaat zakat untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
Berdasarkan pasal di atas, ada dua tujuan dari pengelolaan
5 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat Indonesia: Diskursus Pengelolaan Zakat Nasional
dari Rezim Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011, (Jakarta: Kencana, 2015), hal. 1 6 Suparman Usman, Hukum Islam : Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam
Indonesia, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), hal. 164
8
zakat. Pertama, meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan. Yang
dimaksud dengan efektifitas dan efisiensi adalah pendayagunaan sumber daya
untuk mencapai taraf hasil yang ditetapkan. Hubungan antara pendayagunaan
sumber daya dengan pencapaian taraf hasil harus diperantarai oleh dukungan
perangkat yang memadai, yaitu:
a) Tersedianya teknologi pelaksana pekerjaan;
b) Tersedianya struktur kelembagaan;
c) Tersedianya sumber daya manusia yang mumpuni;
d) Terdapat dukungan dalam pengelolaan dari pemerintah dan masyarakat;
e) Kepemimpinan yang mampu mengarahkan seluruh mekanisme
pengelolaan zakat.
Kedua, kemanfaatan zakat untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Kemiskinan mendapat perhatian
dalam agama Islam. Hal tersebut disebabkan oleh dampak ikutan yang muncul
akibat kemiskinan. Kemiskinan dapat memunculkan multi dimensi keburukan.
Kemiskinan menimbulkan kekafiran, meningkatkan angka kriminalitas,
menyebabkan keretakan rumah tangga, menyebabkan munculnya generasi
yang lemah secara fisik, karena tidak mendapatkan asupan gizi yang layak, dan
lemah secara pendidikan, karena ketiadaan biaya. Kemiskinan menciptakan
manusia yang kurang berkualitas. Karena kemiskinan orang tidak dapat
menjalankan ibadah dengan sempurna, karena dalam beribadah ada syarat
materi yang harus dipenuhi, seperti dalam ibadah haji.7
2. Yang Berhak Mengelola Zakat
Menurut pandangan islam, pemerintah bertanggung jawab atas
kesejahteraan rakyatnya karena pemerintah sebagai “kholifah Allah”
menanggung amanat dari Allah dan sebagai “kholifah khala‟ifillah”
menanggung amanat dari seluruh rakyatnya.
Badan/lembaga pengelola zakat adalah penguasa atau
7 Ahmad Furqon, Manajemen Zakat, (Semarang, BPI Ngaliyan, 2015), hal.11
9
pemerintah sebagai lembaga yang berwenang mengurusi zakat. Hal ini sesuai
dengan pengertian dari ayat 103 surat al-tubah, hadis-hadis nabi baik yang berupa
ucapan maupun yang berupa perbuatan dan kebijaksanaan para al-khulafa‟ur
rashidin.8
Organisasi pengelola zakat terdiri dari Badan Amil Zakat yang dibentuk
oleh pemerintah (Pasal 6 ayat 1)
Pembentukan Badan Amil Zakat oleh pemerintah :
a) Nasional oleh presiden atas usul mentri.
b) Daerah Propinsi oleh gubernur atas usul Kakanwil Depag. Propinsi.
c) Daerah Kabupaten/Kota oleh Bupati/Walikota atas usulan Departemen Agama
Kabupaten/Kota.
d) Kecamatan oleh Camat atas usul KUA Kecamatan (Pasal 6)
Sedangkan UPZ sendiri merupakan Unit Pengumpul Zakat yang dibentuk
oleh BAZNAS ditingkat kecamatan, desa, badan usaha, instansi atau perusahaan
baik swasta maupun milik pemerintah untuk membantu pengumpulan zakat dari
masyarakat. UPZ dibentuk untuk meringankan Tugas BAZNAS dan memperluas
jaringan pengelola zakat agar pengumpulan dan
B. Penghimpunan Zakat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengumpulan berasal dari kata
dasar kumpulan yang berarti sesuatu yang telah dikumpulkan, himpunan,
kelompok sedangkan pengumpulan itu sendiri mempunyai arti mengumpulkan
atau penghimpunan.9
Jadi pengumpulan zakat dapat diartikan suatu kegiatan mengumpulkan
atau menghimpun dana zakat. Pengumpulan zakat didasarkan pada firman Allah
dalam surat At-Taubat ayat 103 yang berbunyi:
8 Sjechul Hadi Permono, Formula Zakat Menuju Kesejahteraan Sosial, (Surabaya: Aulia, 2005), hal.132 9 Andarini & Rizal amrullah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Multazam Mulia
Utama, 2010), hal. 803
10
لهم من خذ رهم صدقة أمو يهم تطه عليهم وصل بها وتزك لهم سكن صلوتك إن وٱلله
عليم سميع Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sessungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.10
Dalam firman Allah ini telah memerintahkan kepada mahluk-Nya untuk
memungut atau mengambil zakat dari sebagian harta para muzakki untuk
diberikan kepada mustahik. Zakat ini dipergunakan selain untuk dimensi ibadah
yaitu sebagai salah satu rukun Islam juga sebagai dimensi sosial yaitu untuk
memperkecil jurang pemisah antara orang kaya dan orang miskin,
mengembangkan solidaritas sosial, menghilangkan sikap materialisme dan
individualisme.
Undang-Undang No.23 Tahun 2011 pada BAB I pasal 1 bahwa Unit
Pengumpul Zakat (UPZ) adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS
untuk membantu pengumpulan zakat di setiap desa atau instansi.
Selanjutnya pada pasal 2 disebutkan pengumpulan zakat meliputi;
Zakat Maal dan Zakat Fitrah. Zakat maal terdiri dari:
a. Emas, perak dan logam mulia lainnya
b. Uang dan surat berharga lainnya
c. Perniagaan
d. Pertanian, perkebunan dan kehutanan
e. Peternakan dan perikanan
f. Pertambangan
g. Perindustrian
h. Pendapatan dan jasa, dan
i. Rikaz.11
10 Kementrian, Al-Qur‟an, hal. 202 11 Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011, Tentang Pengelolaan Zakat,
dapat di download di http://uu23zakat.pdf, 5 September 2020