1 I. PROFIL PERUSAHAAN A. Gambaran Singkat Indomie adalah merek mi instan populer di Indonesia, diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur. Ketika mi instan pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di tahun 1969, oleh Sudono Salim banyak yang meragukan bahwa mi instan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pangan pokok. Akan tetapi, karena mi instan sendiri harganya relatif terjangkau, mudah disajikan dan awet, Indomie berkembang pesat seiring dengan diterimanya mi instan di Indonesia. Produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam yang saat itu sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia. Kemudian pada tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam. Puncaknya pada tahun 1983,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
I. PROFIL PERUSAHAAN
A. Gambaran Singkat
Indomie adalah merek mi instan populer di Indonesia, diproduksi oleh
PT. Indofood CBP Sukses Makmur. Ketika mi instan pertama kali
diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di tahun 1969, oleh Sudono
Salim banyak yang meragukan bahwa mi instan dapat dijadikan sebagai
salah satu bahan pangan pokok. Akan tetapi, karena mi instan sendiri
harganya relatif terjangkau, mudah disajikan dan awet, Indomie
berkembang pesat seiring dengan diterimanya mi instan di Indonesia.
Produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie Kuah
Rasa Kaldu Ayam yang saat itu sesuai dengan selera lidah masyarakat
Indonesia. Kemudian pada tahun 1982, penjualan produk Indomie
mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya
varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam. Puncaknya pada tahun 1983,
Produk Indomie kembali semakin digemari oleh masyarakat Indonesia
dengan diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng. Selain di
Indonesia, Indomie juga dijual di luar negeri, antara lain Amerika
Serikat, Australia, Asia, Afrika dan negara-negara Eropa. Di Indonesia,
sebutan "Indomie" juga umum dijadikan istilah generik yang merujuk
kepada mi instan. Mie ini murah meriah dan cocok dengan selera
Indonesia, sampai tidak jarang orang membawa Indomie ke luar negeri
bila makanan di luar tidak cocok. Saat terjadi bencana alam, orang
Indonesia sering sekali menyumbang mi instan seperti Indomie, tentu
2
saja beserta barang-barang kebutuhan lainnya. Berikut contoh gambar
produk Indomie :
3
B. Pengertian Dimensi Kualitas
Kualitas dapat didefinisikan dalam berbagai macam definisi. Berikut ini
adalah definisi kualitas yang dikemukakan oleh para ahli (Suardi, 2003,
pp. 2-3) :
Philip B. Crosby
Crosby berpendapat bahwa mutu/kualitas berarti kesesuaian terhadap
persyaratan, seperti jam tahan air, sepatu tahan lama, atau dokter
ahli. Crosby juga mengemukakan pentingnya melibatkan setiap
orang pada proses dalam organisasi. Pendekatan Crosby merupakan
proses top down.
4
W. Edwards Deming
Deming berpendapat bahwa kualitas berarti pemecahan masalah
untuk mencapai penyempurnaan terus-menerus, seperti penerapan
kaizen di Toyota dan gugus kendali mutu pada Telkom. Pendekatan
Deming merupakan bottom up.
Joseph M. Juran
Juran berpendapat bahwa kualitas berarti kesesuaian dengan
penggunaan, seperti sepatu yang dirancang untuk olahraga atau
sepatu kulit yang dirancang untuk ke kantor atau ke pesta.
Pendekatan Juran merupakan orientasi pada upaya pemenuhan
harapan pelanggan.
K. Ishikawa
Ishikawa berpendapat bahwa kualitas berarti kepuasan pelanggan.
Dengan demikian, setiap bagian proses dalam organisasi memiliki
pelanggan. Kepuasan pelanggan internal akan menyebabkan
kepuasan pelanggan organisasi.
Kualitas menurut ISO didefinisikan sebagai derajat atau tingkat
karakteristik yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan
atau keinginan. Arti derajat/tingkat menandakan bahwa selalu terdapat
peningkatan setiap saat. Sedangkan, karakteristik pada istilah tersebut
5
berati hal-hal yang dimiliki produk, yang dapat terdiri dari berbagai
macam, antara lain sebagai berikut (Suardi, 2003) :
1. Karakteristik fisik (elektrikal, mekanikal, biologikal), seperti
handphone, mobil, rumah.
2. Karakteristik perilaku (kejujuran, kesopanan), seperti rumah sakit
dan perbankan.
3. Karakteristik sensoori (bau, rasa), seperti minuman dan makanan.
C. Dimensi Kualitas
Bagian dari kualitas produk adalah perihal kualitas produk. Kualitas
suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu ditentukan melalui
dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk dapat dipaparkan berikut
ini.
1. Produk berupa Barang
Menurut David Garvin yang dikutip Vincent Gasperz, untuk
menentukan dimensi kualitas barang, dapat melalui delapan dimensi
seperti yang dipaparkan berikut ini:
a. Performance (Kinerja Produk)
Hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan
dalam membeli barang tersebut.
b. Features (Ciri-ciri Produk)
6
Yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi
dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan
pengembangannya.
c. Reability (Kehandalan)
Hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu
barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan
dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
d. Conformance (Kesesuaian Produk)
Hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi
yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan
pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara
karakteritik desain produk dengan karakteristik kualitas standar
yang telah ditetapkan.
e. Durability (Daya Tahan Produk)
Yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan
atau masa pakai barang.
f. Serviceability (Pelayanan Purna Jual)
Yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi,
kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk
perbaikan barang.
g. Aesthetics (Estetika)
7
Merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-
nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadidan
refleksi dari preferensi individual.
h. Fit and finish (Kemantapan)
Sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai
keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas.
2. Produk berupa Jasa/Servis
Zeithaml et. al. Mengemukakan lima dimensi dalam menentukan
kualitas jasa, yaitu :
a. Realibility
yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai
dengan janji yang ditawarkan.
b. Responsivenss
yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap,
yang meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan,
kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan
keluhan pelanggan/ pasien.
c. Assurance
Meliputi kemampuan karyawan atas : pengetahuan terhadap
produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan
kesopanan dalam memberi pelayanan, kertampilan dalam
memberi informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan
8
didalam memanfaakan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan
dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
Dimensi kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari
dimensi :
1. Kompetensi ( Competence ), artinya ketrampilan dan
pengetahuann yang dimiliki oleh para karyawan untuk
melakukan pelayanan.
2. Kesopanan ( Courtesy, yang meliputi keramahan, perhatian
dan sikap para karyawan.
3. Kredibilitas ( Credibility ), meliputi hal-hal yang berhubungan
dengan kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi,
prestasi dan sebagainya.
d. Emphaty
Yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan
kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan
pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan
kebutuhan pelanggannya.
Dimensi Emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi :
1. Akses (Access), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa
yang ditawarkan perusahaan.
9
2. Komunikasi ( Comunication ), merupakan kemampuan
melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada
pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan.
3. Pemahaman pada Pelanggan ( Understanding the Customer ),
meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
e. Tangible
Meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan
Front Office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan
dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan
penampilan karyawan.
D. Analisis Dimensi Kualitas terhadap Indomie
Karena Indomie adalah perusahaan manufacture maka dimensi
kualitasnya adalah untuk produk barang, yaitu :
a. Performance yang menjadi andalan indomie dimana rasanya sudah
melekat di lidah pelanggan dan sejauh ini walaupun banyak pesaing
namun rasa dari bumbu indomie belum ada yang menyamai.
b. Features dari produk indomie beraneka warna di tiap jenis rasanya
sehingga menjadi salah satu daya tarik utama serta kemasan yang
selalu ada gambar mi yang dihidangkan secara komplit menambah
fungsi dasar indomie.
c. Reability tampak dari produk indomie sendiri yang selalu ada di
setiap rumah dan selalu jadi bekal wajib untuk bepergian, cocok di
10
konsumsi disaat apa saja dan dimana saja. Indomie juga sebagai
salah satu alternatif untuk di berikan atau membantu orang lain yang
kesusahan.
d. Conformance didapat dari kesesuaian produk dengan karateristik
desain produk, dalam hal ini ketika indomie memasang hidangan mi
yang tampak lezat dengan bentuk mi yang keriting dan standart
kualitas yang baik, isi dari indomie atau produk ini pun sudah
semestinya demikian sehingga saat dihidangkan sama dengan desain
produknya.
e. Durability indomie di lihat dari masa produknya dari awal produksi
hingga waktu dimana produk tidak bisa lagi digunakan (expired)
untuk indomie sendiri berjangka waktu 8 bulan hingga satu tahun
dari tanggal pembuatan.
f. Serviceability indomie dilihat dari penjualannya terhitung sangat
cepat karena sehari saja berapa ribu orang yang mengkonsumsi
indomie jika satu orang memakan satu indomie, selain itu indomie
juga mudah ditemukan atau didapat dari mulai mall – mall besar
hingga pasar tradisional, warung-warung kecil, gerobak kaki lima di
pinggir jalan semua menyediakan indomie untuk dijual, untuk semua
keluhan jika membutuhan perbaikan barang ada layanan konsumen
(consumer service) yang tertera dalam kemasan.
g. Fit and finish untuk produk indomie terlihat dari respon positif
pelanggan, bahkan hampir semua orang menyukai indomie dari
11
masa ke masa berarti produk indomie memang berkualitas dan
bahkan banyak orang menyebut mie instant merek apapun dengan
sebutan indomie.
II. MERANCANG MUTU
Mutu (Quality) adalah keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa
dari pemasaran, rekayasa, pembikinan, dan pemeliharaan yang membuat
produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan - harapan pelanggan.
(A.V Feigenbaum.1992:7)
A. Mengembangkan Keistimewaan Produk
Keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen; dimana
mutu yang lebih tinggi memungkinkan prusahaan untuk:
1. Meningkatkan kepuasan pelanggan
2. Membuat produk mudah laku dijual
3. Memenangkan persaingan
4. Meningkatkan pangsa pasar
5. Memperoleh pemasukan dari penjualan
6. Menjamin harga premium
7. Dampak yang terutama adalah terhadap penjualan
8. Biasanya, mutu yang lebih tinggi membutuhkan biaya lebih banyak
B. Mengembangkan Keistimewaan Proses
1. Mengurangi tingkat kesalahan, baik pada subsistem produksi,
pengolahan, maupun pada subsistem pemasaran hasil.
12
2. Mengurangi pemborosan-pemborosan dalam hal penggunaan input,
proses produksi dan pemasaran hasil.
3. Mengurangi kegagalan hasil dengan memperhatikan pemilihan
kualitas input dan keunggulan teknologi proses yang didukung SDM
yang bermutu.
4. Memperpendek waktu penempatan produk baru di pasar dengan cara
pengembangan jaringan bisnis dengan dukungan sarana distribusi
yang tangguh.
5. Mengurangi ketidakpuasan pelanggan dengan cara mengidentifikasi
dinamika kebutuhan pelanggan, preferensi, dan daya beli pelanggan.
C. Pengendalian Proses Menerjemahkan ke dalam Operasi
a. Menjaga keamanan dan keselamatan kerja
Keamanan dalam operasi suatu pabrik merupakan kebutuhan primer
untuk orang-orang yang bekerja di pabrik dan untuk kelangsungan
perusahaan. Untuk menjaga terjaminnya keamanan, berbagai kondisi
operasi pabrik seperti tekanan operasi, temperatur, konsentrasi bahan
kimia, dan lain sebagainya harus dijaga tetap pada batas-batas
tertentu yang diizinkan.
b. Memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan
Pabrik harus menghasilkan produk dengan jumlah tertentu (sesuai
kapasitas desain) dan dengan kualitas tertentu sesuai spesifikasi.
Untuk itu dibutuhkan suatu sistem pengendali untuk menjaga tingkat
produksi dan kualitas produk yang diinginkan.
13
c. Menjaga peralatan proses dapat berfungsi sesuai yang
diinginkan dalam desain
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam operasi proses produksi
memiliki kendala-kendala operasional tertentu yang harus dipenuhi,
serta masih banyak kendalakendala lain yang harus diperhatikan.
d. Menjaga agar operasi pabrik tetap ekonomis.
Operasi pabrik bertujuan menghasilkan produk dari bahan baku yang
memberi keuntungan yang maksimum, sehingga pabrik harus
dijalankan pada kondisi yang menyebabkan biaya operasi menjadi
minimum dan laba yang diperoleh menjadi maksimum.
e. Memenuhi persyaratan lingkungan
Operasi pabrik harus memenuhi berbagai peraturan lingkungan yang
memberikan syarat-syarat tertentu bagi berbagai buangan pabrik.
D. Analisis Merancang Mutu Untuk Indomie
Secara umum, kita dapat menilai mi instan berkualitas baik dari
beberapa kriteria, yaitu mi bersifat kenyal dan tidak mudah putus, daya
serap airnya rendah, memiliki daya simpan lama, serta selalu
menggunakan bahan baku yang alami dengan mutu terbaik.
Sebagai makanan populer dimakan sehari-hari, mi instan Indomie
memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap, yaitu energi, protein,
vitamin A, C, B1, B6, B12, Niasin, Asam Folat, Pantotenat, Mineral
Besi dan Natrium.
14
Untuk mi instan Indomie terbuat dari terigu Bogasari yang bermutu
tinggi. Dengan begitu memiliki kandungan protein (gluten) paling tinggi
karena terigu tersebut sudah difortifikasi dengan zat besi (Fe), Zinc (Zn),
Vit B1, B2, dan Asam Folat. Dalam mi instan Indomie, protein yang
dominan adalah protein gandum yang kaya asam amino glutamate dan
glutamin. Sedangkan kandungan lysin sangat sedikit.
Untuk memperkaya mutu protein, Indomie bisa dicampur dengan
protein hewani seperti telur, daging, ayam, keju, dan lain-lainnya. Kita
juga bisa menambahkan sayuran seperti sawi hijau, kangkung, wortel,
dan lain-lainnya. Adapun Indomie blok mi dan bumbu bersifat kering.
Artinya jumlah air yang tersedia rendah sehingga mikroba sulit tumbuh.
Pembuatan Indomie blok mi ini dilakukan secara higienis dan tidak
menggunakan bahan pengawet apa pun. Saat memasak Indomie, kita
juga tidak perlu membuang air rebusan pertama Indomie karena
mengandung pati dan minyak, yang membuat Indomie terasa lezat.
Mi instan mengandung minyak karena proses pembuatannya digoreng
dalam suhu tertentu. Dengan demikian, isu mi instan mengandung lilin
tidak benar. Selain memperhatikan kandungan gizi, Indomie juga
memperhatikan tingkat keamanan konsumsi. Indomie telah dinilai aman
dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan bagi keamanan pangan.
III. BIAYA PENGENDALIAN KUALITAS
15
Biaya Mutu merupakan keseluruhan biaya – biaya yang dikeluarkan untuk
mencapai dan memeriksa tingkat mutu yang dipersyaratkan, atau biaya-
biaya yang dipersyaratkan, atau biaya-biaya yang terjadi untuk menemukan
dan memperbaiki pekerjaan yang tidak sempurna.
A. Komponen Biaya Mutu
1. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost), merupakan biaya
biaya yang berhubungan dengan kesalahan dan nonkonformasi (error
and nonconformance) yang ditemukan sebelum menyerahkan produk
itu ke pelanggan. Biaya biaya ini tidak akan muncul apabila tidak
ditemukan kesalahan atau nonkonformasi dalam produk sebelum
pengiriman. Contoh dari biaya kegagalan internal adalah :
a. Scrap
b. Pekerjaan Ulang (Rework)
c. Analisis Kegagalan (Failure Analysis)
d. Inspeksi Ulang dan Pengujian Ulang (Reinspection and Retesting)
e. Downgrading
f. Avoidable Process Losses
2. Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal Failure Cost), merupakan
biaya biaya yang berhubungan dengan kesalahan dan nonkonformasi
9 errors and nonconformance) yang ditemukan setelah produk itu
diserahkan kepada pelangan. Biaya biaya ini tidak akan muncul
apabila tidak ditemukan kesalahan atau nonkonformasi dalam
produk setelah pengiriman. Contoh dari biaya kegagalan Eksternal:
16
a. Jaminan (Warranty)
b. Penyelesaian keluhan (Complaint Adjustment)
c. Produk dikembalikan (Returned Product)
d. Allowances
3. Biaya penilaian (Apraisal Cost), merupakan biaya-biaya yang
berhubungan dengan penentuan derajat konformansi terhadap
persyaratan kualitas (spesifikasi yang diterapkan). Contoh dari biaya
penilaian adalah :
a. Inspeksi dan pengujian kedatangan material
b. Inspeksi dan pengujian produk dalam proses
c. Inspeksi dan pengujian produk akhir
d. Audit kualitas produk
e. Pemeliharaan akurasi peralatan pengujian
f. Evaluasi stok
4. Biaya pencegahan (prevention Cost), merupakan biaya-biaya yang
berhubungan dengan upaya pencegahan terjadi kegagalan internal
maupun eksternal, sehingga meminimumkan biaya kegagalan
internal dan biaya kegagalan eksternal. Contoh dari biaya
pencegahan adalah :
a. Perencanaan kualitas
b. Tinjau-ulang produk baru (new product review)
c. Pengendalian proses
d. Audit kualitas
17
e. Evaluasi kualitas pemasok
f. Pelatihan
B. Analisis Trade Off
Analisis Trade-off adalah pendekatan sistematik untuk
menyeimbangkan trade-off antara waktu, biaya dan kinerja. Informasi
yang diperlukan dari biaya, penjadwalan, laporan proyek review, dan
rencana asli.
Total biaya kualitas dapat dikurangi dengan mengawasi hubungan antara
biaya kualitas dan tingkat penyesuaian pada keinginan pelanggan.
1. Jika tingkat penyesuaian tinggi yaitu terbukti dengan tingkat
kerusakan yang rendah, maka biaya kerusakan menjadi rendah tetapi
biaya pengendalian kualitas menjadi tinggi.
2. Jika tingkat penyesuaian rendah yaitu terbukti dengan tingkat
kerusakan yang tinggi, maka biaya kerusakan menjadi tinggi dan
biaya pengendalian kualitas menjadi rendah.
C. Analisis Biaya Mutu Terhadap Indomie
Proses pembuatan mi instan memerlukan biaya pengendalian kualitas
atau biaya pengendalian mutu. Hal ini dimaksudkan agar menu - menu
yang dihasilkan untuk membuat mi memiliki mutu dan kualitas yang
baik. Biaya yang dikeluarkan atau disebut dengan biaya pengendalian
mutu, antara lain:
18
1. Biaya pencegahan
Perencanaan mutu : syarat tempat bersih, bahan-bahan yang
digunakan semua dalam kondisi baik dan berkualitas, fasilitas
memadai, selalu ada inovasi dalam produk.
Evaluasi rancangan produk baru : indomie selalu memunculkan
varian rasa terbaru, yang paling baru adalah rasa vegetarian untuk
pelanggan yang suka vegetarian atau memang diharuskan
vegetarian. Rasanya unik karena kombinasi rasa sayuran di dalam
mi namun tetap mengenyangkan dan enak.
Perencanaan proses : proses produksi indomie memang baik karena
di dukung alat-alat yang jauh lebih modern dan canggih.
2. Biaya penilaian
Pemeriksaan bahan masuk : semua bahan baku untuk indomie di
periksa dengan ketat, seperti ijin masuk bahan baku dengan
serangkaian proses dan aturan yang berlaku.
Pemeriksaan proses : proses pembuatan mi harus terus diawasi
karena dari mulai suhu ruangan, kebersihan tepung sebagai bahan
utama dan takaran untuk setiap adonan mie dan bumbu harus
benar-benar sesuai jika ingin menghasilkan produk yang baik.
Pemeriksaan barang jadi : karena menggunakan mesin dalam
kemasan maka pemeriksaan dilakukan dengan kontrol atau
pengamatan produk yang ada di mesin untuk memperkecil cacat
produk. Menurut saya proses pengolahan tepung menjadi mi, telah
19
sesuai dengan teori pengendalian biaya mutu. Komponen biaya
kualitas terdiri dari dua macam biaya yaitu biaya pencegahan dan
biaya penaksiran. Biaya pencegahan terdiri dari perencanaan mutu
dan proyek penyempurnaan. Sedangkan biaya pencegahan terdiri
dari pemeriksaan bahan masuk, pemeriksaan proses, pemeriksaan
barang jadi, dan laboratorium. Konsep – konsep tersebut sedikit
telah diterapkan dalam proses pengolahan mi indomie.
IV. MANAJEMEN MUTU MODERN
A. Tokoh/Pakar Mutu
1. F.W. Taylor (1856-1915)
Seorang insiyur mengembangkan satu seri konsep yang merupakan
dasar dari pembagian kerja (devision of work). Analisis dengan
pendekatan gerak dan waktu (time and motion study) untuk
pekerjaan manual, memperoleh gelar “Bapak Manajemen Ilmiah”
(The Farther of Scientific Management). Dalam bukunya tersebut
Taylor menjelaskan beberapa elemen tentang teori manajemen,
yaitu:
1. Setiap orang harus mempunyai tugas yang jelas dan harus
diselesaikan dalam satu hari.
2. Pekerjaan harus memiliki peralatan yang standar untuk
menyelesaikan tugas yang menjadi bagiannya.
20
3. Bonus dan intensif wajar diberikan kepada yang berprestasi
maksimal.
4. Penalti yang merupakan kerugian bagi pekerjaan yang tidak
mencapai sasaran yang telah ditentukan (personal loss).
Taylor memisahkan perencanaan dari perbaikan kerja dan dengan
demikian memisahkan pekerjaan dari tanggung jawab untuk
memperbaiki kerja.
2. Shewhart (1891-1967)
Adalah seorang ahli statistik yang bekerja pada “Bell Labs” selama
periode 1920-1930. Dalam bukunya “The Economic Control of
Quality Manufactured Products”, merupakan suatu kontribusi yang
menonjol dalam usaha untuk memperbaiki mutu barang hasil
pengolahan. Dia mengatakan bahwa variasi terjadi pada setiap segi
pengolahan dan variasi dapat dimengerti melalui penggunaan alat
statistik yang sederhana. Sampling dan probabilitas digunakan untuk
membuat control chart untuk memudahkan para pemeriksa mutu,
untuk memilih produk mana yang memenuhi mutu dan tidak.
Penemuan Shewhart sangat menarik bagi Deming dan Juran, dimana
kedua sarjana ini ahli dalam bidang statistik.
3. Edward Deming
Lahir tahun 1900 dan mendapat Ph. D pada 1972 sangat menyadari
bahwa ia telah memberikan pelajaran tentang pengendalian mutu
secara statistik kepada para insinyur bukan kepada para manajer
21
yang mempunyai wewenang untuk memutuskan. Katanya : “Quality
is not determined on the shop floor but in the executive suite”. Pada
1950, beliau diundang oleh, “The Union to Japanese Scientists and
Engineers (JUSE)” untuk memberikan ceramah tentang mutu.
Pendekatan Deming dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Quality is primarily the result of senior management actions and
not the results of actions taken by workers.
2. The system of work that determines how work is performed and
only managers can create system.
3. Only manager can allocate resources, provide training to
workers, select the equipment and tools that worekers use, and
provide the plant and environment necessary to achieve quality.
4. Only senior managers determine the market in which the firm will
participate and what product or service will be solved.
Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan pimpinan secara aktif tidak
mungkin tercapai manajemen mutu terpadu.
4. Prof Juran
Mengunjungi Jepang pada tahun 1945. Di Jepang Juran membantu
pimpinan Jepang di dalam menstrukturisasi industri sehingga mampu
mengekspor produk ke pasar dunia. Ia membantu Jepang untuk
mempraktekkan konsep mutu dan alat-alat yang dirancang untuk
pabrik ke dalam suatu seri konsep yang menjadi dasar bagi suatu
22
“management process” yang terpadu. Juran mendemonstrasikan tiga
proses manajerial untuk mengelola keuangan suatu organisasi yang
dikenal dengan trilogy Juran yaitu, Finance Planning, Financial
control, financial improvement. Adapun rincian trilogy itu sebagai
berikut :
1. Quality planning, suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan
dan proses yang akan menyampaikan produk dan jasa dengan
karakteristik yang tepat dan kemudian mentransfer pengetahuan
ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan
pelanggan.
2. Quality control, suatu proses dimana produk benar-benar
diperiksa dan dievaluasi, dibandingkan dengan kebutuhan-
kebutuhan yang diinginkan para pelanggan. Persoalan yang telah
diketahui kemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak
segera diperbaiki.
3. Quality improvement, suatu proses dimana mekanisme yang
sudah mapan dipertahankan sehingga mutu dapat dicapai
berkelanjutan. Hal ini meliputi alokasi sumber-sumber,
menugaskan orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu,
melatih para karyawan yang terlibat dalam proyek mutu dan pada
umumnya menetapkan suatu struktur permanen untuk mengejar
mutu dan mempertahankan apa yang telah dicapai sebelumnya
B. Teori - Teori Dalam Mutu Modern
23
Secara tradisional, para pembuat produk biasanya melakukan inspeksi
terhadap produk setelah produk itu selesai dibuat dengan jalan menyortir
produk yang baik dari yang jelek, kemudian mengerjakan ulang bagian-
bagian produk yang cacat itu. Dengan demikian pengertian tradisional
tentang konsep kualitas hanya berfokus kepada aktivitas inspeksi untuk
mencegah lolosnya produk-produk cacat ke tangan pelanggan. Kegiatan
inspeksi ini dipandang dari perspektif sistem kualitas modern adalah sia-
sia, karena tidak memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas
(quality improvement).
Pada masa sekarang, pengertian dari konsep kualitas adalah lebih luas
daripada sekedar aktivitas inspeksi. Pengertian modern dari konsep
kualitas adalah membangun sistem kualitas modern. Pada dasarnya,
sistem kualitas modern dicirikan oleh lima karakteristik sebagai berikut:
1. Sistem kualitas modern berorientasi pada pelanggan.
Produk-produk di disain sesuai dengan keinginan pelanggan melalui
suatu riset pasar, kemudian diproduksi dengan cara-cara yang baik
dan benar sehingga produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi
disain, serta pada akhirnya memberikan pelayanan purna jual kepada
pelanggan.
2. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya partisipasi aktif yang
dipimpin oleh manajemen puncak (top management) dalam proses
peningkatan kualitas secara terus-menerus.
24
3. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya pemahaman dari setiap
orang terhadap tanggung jawab spesifik untuk kualitas.
Meskipun kualitas seharusnya merupakan tanggung jawab setiap
orang, namun patut pula diketahui bahwa setiap orang memiliki
tanggung jawab berbeda, tergantung pada posisi kerjanya dalam
perusahaan.
4. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya aktivitas yang
berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan, bukan berfokus
pada upaya untuk mendeteksi kerusakan saja.
5. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya suatu filosofi yang
menganggap bahwa kualitas merupakan ”jalan hidup”.
Dengan demikian, sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya kultur
perusahaan yang melaksanakan proses peningkatan kualitas secara terus-
menerus.
C. Analisis Manajemen Mutu Modern Terhadap Indomie
Dari teori yang didapatkan dan setelah dicermati Indomie menerapkan
Manajemen Mutu Modern yang berdasarkan oleh Prof Juran dengan
trilogy Juran yaitu Quality Planning, Quality Control, Quality
Improvement. Dimana segala aspek trilogynya digunakan indomie
sebagai dasar manajemen mutu modern yang diberikan bagi
pelanggannya.
a. Quality Planning dalam perkembangannya, Indomie mencoba
menghadirkan pilihan menu makanan yang merupakan citra rasa
25
masakan daerah, yang setidaknya akan dapat menciptakan
kebanggaan penduduk di setiap daerah di seluruh Indonesia,
sekaligus menumbuhkan rasa persatuan bangsa. Karena meskipun
kita berbeda suku dan rasa, semuanya adalah bagian dari Indoensia.
Oleh Indofood, hal ini kemudian diwujudkan dalam bentuk program
yang bernama Mutiara Lintas Budaya, sebagai bentuk kepedulian
Indofood terhadap keanekaragaman daerah dan budaya Indonesia
yang sangat berharga dan patut dijaga kelestariannya. Mutiara Lintas
Budaya merupakan wujud rasa terima kasih bagi seluruh masyarakat
Indonesia yang merupakan konsumen setia selama ini. Hal ini
dimaksudkan agar setiap orang dapat menikmati cita rasa khas
kampung halaman, meski mereka berada di tempat lain. Juga bagi
mereka yang berada di daerah dapat menjadi makanan kebanggaan
ataupun dapat dijadikan oleh-oleh khas untuk dibawa wisatawan
lokal maupun manca negara. Indofood telah berhasil
mengaplikasikan sejumlah masakan khas daerah ke dalam bentuk mi
instan dengan brand Indomie, dan telah tercipta setidaknya 32 rasa
khas daerah yang mewakili jumlah provinsi di Indonesia, antara lain
rasa kuah ayam pedas sebagai khas Kalimantan Barat, rasa soto
Betawi sebagai khas dari Jakarta, dan rasa sup hipare sebagai khas
dari Papua Timur.
b. Quality Control Indofood sangat memperhatikan safety first dan
kesehatan, keselamatan kerja untuk karyawannya, demi menghindar
26
hal-hal yang tidak diinginkan. Proses pengolahan produksi Indofood
dengan berbagai macam produk-produk yang beredar di pasaran juga
di perhatikan. Hasil dari sisa produksi baik cair dan padat diolah
lebih lanjut untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Pengendalian limbah sudah dilakukan dengan memisahkan dan
memproses limbah cair dan padat. Limbah cair sendiri didapat dari
sisa hasil proses produksi untuk pembersihan IPA (instalasi perairan
air limbah) untuk QC (Quality Control). Mesin-mesin produksi
dengan nilai residu 5 tahun sudah harus diganti dengan yang baru,
untuk menjaga rasa, kandungan gizi, dan kualitas dari makanan
tersebut.
Produk yang gagal produksi akan segera dibuang dan diolah
sebagaimana limbah cair atau padat. Hal ini dilakukan agar
kebersihan dan kesehatan tetap terjaga. Sementara itu, pembinaan
terhadap karyawan sendiri sudah sering dilakukan dengan adanya
serikat kerja, penambahan fasilitas kerja serta jaminan kesehatan
keluarga yang diberlakukan untuk masyarakat. Kegiatan Indofood
sangat gencar dalam bidang CSR untuk membantu masyarakat yang
kurang mampu.
c. Quality Improvement dilakukan peluncuran Indomie rasa baru khas
Jawa Tengah dan Yogyakarta, yakni Indomie Goreng Ayam
Kalasan, Indomie rasa sambal goreng tahu, Indomie rasa Mie
Goreng Jawa, dan Indomie rasa Soto Kudus. Ayam goreng Kalasan
27
dan sambal goreng tahu merupakan masakan khas di Yogyakarta.
Ayam goreng Kalasan, yang mempunyai ciri khas dengan taburan
"kremesan" serta dilengkapi bumbu yang pas, telah diaplikasikan
secara sempurna oleh Indofood dalam bentuk mi instan yang secara
praktis dapat dinikmati di mana dan kapan saja. Penambahan solid
ingredient (sayuran kering) yang dikemas sebagai tambahan bahan
pelengkap seperti bumbu, bubuk cabe, dan minyak sayur membuat
Indomie rasa Ayam Goreng Kalasan memiliki cita rasa yang sesuai
dengan ayam goreng Kalasan yang sebenarnya. Sementara masakan
khas Yogyakarta lainnya yang diaplikasikan dalam bentuk mi instan,
yakni Indomie rasa Sambal Goreng Tahu, juga dilengkapi
penambahan kacang tolo, tahu, dan sayuran yang telah dikeringkan.
Soto Kudus, masakan yang dikenal hampir semua orang dan dengan
cita rasa yang hampir dapat diterima, merupakan masakan khas dari
Jawa Tengah yang patut dibanggakan. Indomie Soto Kudus ini
disertai pula dengan bawang putih goreng dan cabe rawit hijau yang
membuat sajiannya dengan cita rasa khas masakan daerah menjadi
lezat dan berselera. Indomie Rasa Mie Goreng Jawa, yang disertai
tambahan berupa sayuran kering seperti kol yang membuat mi
goreng khas Jawa Tengah, makin mirip dengan hasil masakan para
penjual yang terdapat di hampir seluruh kota di Jawa Tengah,
apalagi tekstur mi yang besar dan kenyal serta penambahan bumbu
28
menjadi manis dan lezat sesuai dengan ciri khas dari masakan Mie
Goreng Jawa.
Dalam sebungkus mi instan terdapat kandungan gizi, selain
karbohidrat, lemak dan protein. Juga ditambahkan vitamin dan
mineral zat besi yang berguna bagi kesehatan tubuh. Ditambahkan
pula, mi instan produk Indofood tidak mengandung bahan pengawet
karena pada proses produksinya telah dilakukan penggorengan
dengan menggunakan minyak sayur yang bersuhu tinggi, sehingga
menyebabkan produk memiliki kadar air yang rendah yang
kemudian akan membuat produk mampu bertahan lama tanpa
memerlukan bahan pengawet.
V. TOTAL QUALITY MANAGEMENT
A. Evolusi Mutu
Pada zaman modern fungsi mutu berkembang melalui berbagai tahap
(http://digilib.petra.ac.id/william-both) yaitu :
1. Inspeksi (Inspection)
Selama produksi, para inspektor mengukur hasil produksi
berdasarkan spesifikasi. Bagian inspeksi tidak independent, biasanya
mereka melapor ke bagian pabrik. Hal ini menyebabkan terjadinya
perbedaan kepentingan. Seandainya bagian inspeksi menolak hasil