Perencanaan, Pengorganisasian, dan Peningkatan Mutu Setting Rumah Sakit -Kasus 2a- Aprillia Puspitasari 1206253016 Dwiana Intan RP 1206245140 Nurul Febrian 1206218581 Santi 1206218436 Wilujeng Mugi SM 1206248445
Perencanaan, Pengorganisasian, dan Peningkatan Mutu Setting Rumah Sakit -Kasus
2a-Aprillia Puspitasari 1206253016Dwiana Intan RP 1206245140Nurul Febrian 1206218581Santi 1206218436Wilujeng Mugi SM 1206248445
Outline
Perencanaan Pelayanan Keperawatan
Pengorganisasian Pelayanan Keperawatan
Model Pelayanan Keperawatan
Staffing
Peningkatan Mutu Pelayanan Keperawatan
PerencanaanPelayanan Keperawatan
Definisi
Upaya untuk memutuskan apa yang akan dilakukan, siapa yang melakukan, bagaimana, kapan dan dimana hal tersebut akan dilakukan
(Marquis, 2010)
Tujuan Menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan
Bermakna pada pekerjaan
Memberikan penggunaan efektif dari personel dan fasilitas yang tersedia.
Membantu dalam koping dengan situasi krisis.
Efektif dalam hal biaya
Berdasarkan masa lalu dan masa yang akan datang sehingga membantu menurunkan elemen perubahan,
Hal tersebut dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah.
Diperlukan untuk kontrol efektif
Manfaat
Mengetahui tujuan yang ingin dicapai dan cara
mencapainya
Jenis dan struktur organisasi kesehatan yang
dibutuhkan
Jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian
tugasnya
Sejauh mana efektifitas kepemimpinan dan pengarahan yang
diperlukan.
Bentuk dan standar pengawasan yang akan
dilakukan.
Hirarki
Hirarki perencanaan terdiri dari tingkatan yang lebih umum ke tingkatan yang lebih khusus.
Visi
misi
filosofi
tujuan umum
tujuan khusus
kebijakan
prosedur
aturan
Terdapat banyak tipe perencanaan dan sebagian besar organisasi membuat perencanaan dalam bentuk hirarki
• Visi adalah suatu gambaran keadaan dari masa yang akan datang yang realistis, dapat dicapai, dapat dipercaya dan menarik untuk organisasi.
• Misi dari suatu organisasi kesehatan menggambarkan akan menjadi apa dan bagaimana seharusnya suatu organisasi tersebut.
Visi dan Misi
• menjadi dasar yang mengarahkan semua perencanaan selanjtnya sesuai misi tersebut dan menggambarkan perangkat nilai dan keyakinan tentang semua tindakan organisasi
Filosofi
• didefinisikan sebagai hasil yang diinginkan melalui usaha yang dilakukan secara terarah yang harus dapat diukur dan ambisius, tetapi realistis.
Tujuan Umum
• dapat berfokus pada proses yang diinginkan serta hasil yang diharapkan.
Tujuan Khusus
• rencana dalam bentuk pernyataan atau kontruksi yang mengarahkan organisasi dalam pengambilan keputusan, yang menjelaskan pencapaian tujuan umum menuntun kegiatan secara umum dan lingkup aktivitas organisasinya, serta kebijakan tersebut terdiri dari kebijakan tersirat dan kebijakan tersurat.
Kebijakan
• rencana yang menghasilkan metode lazim atau mudah diterima dalam melaksanakan tugas spesifik dalam bentuk urutan langkah suatu tindakan.
Prosedur
• rencana yang membatasi tindakan spesifik atau sesuatu yang bukan tindakan.
Aturan
Misi:
• Memberikan pelayanan prima secara holistic meliputi bio, psiko, sosio, spiritual, dan kultural dengan pendekatan keilmuan keperawatanmedical bedah.
• Memberikan pelayanan keperawatan yang paripurna, bermutu, danmerata kepada semua pasien
• Melaksanakan pelayanan keperawatan dengan prinsip efektif, efisien, dan akuntabel.
Visi :
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal untuk meningkatkan danmemperbaiki status kesehatan klien menuju hidup yang lebih sehat sesuaikemampuannya dan melibatkan keluarga
Pembahasan KasusVisi dan Misi
Filosofi
Manusia adalahindividu yang memilikikebutuhanbio,psiko,social,dan cultural yang unik.
Keperawatanadalah bantuanbagi umatmanusia yang bertujuan untukmeningkatkanderajat ksehatansecara optimum kepada semuayang membutuhkandengan tidakmembedakanbangsa, suku, agama/kepercayaan, dan statusnyadisetiap tempatpelayanankeperawatan
Tujuan asuhankeperawatan dapatdicapai melaluiusaha bersamadari semuaanggota timkesehatan pasiendan keluarganya.
Dalammemberikanasuhankeperawatan, perawatmenggunakanproses keperawatandengan lima tahapan, yaitupengkajian, diagnosakeperawatan, rencanakeperawatan, tindakankeperawatan, danevaluasikeperawatan
Perawat bertanggung jawab, bertanggung gugat, memiliki wewenang melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan.
Tujuan UmumSemua staf keperawatan akan
mengenali kebutuan pasien terhadapkemandirian dan hak privasi serta akan
mengkaji tingkat kesiapan belajarpasien terkait penyakitnya
Staf keperawatan akan memberikan asuhan yang efektif kepada pasien dan memenuhi kebutuhannya berdasarkan
masalah kesehatan yang diderita pasien
Usaha tanpa henti akan dilakukan untuk
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
memberikan kepuasan pada pasien
Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan
semua tim kesehatan.
Memberikan kesempatankepada semua tenaga
keperawatan untukmengembangkan tingkat
kemampuanprofesionalnya.
Mencegah terjadinya kecelakaan dan kecacatanakibat kerja
Tujuan khusus Memberikan asuhan keperawatan berdasarkan bio, psiko, sosio, spiritual dan cultural.
Semua pasien yang akan menjalani operasi mendapat pengarahan dan penjelasan mengenati tindakan keperawatan yang akan dijalani
Memberikan motivasi kepada pasien/keluarga untuk melaksanakan kegiatan rehabilitasi dini untuk mempercepat proses penyembuhan.
Semua pasien harus diperhatikan keselamatannyaselama menjalani perawatan di ruangan
Kebijakan
Setiap perawat bertanggung jawab penuh terhadap kliennya dengan selalu mendokumentasikan tindakan yang diberikan pada klien.
Setiap perawat yang berada dalam ruang rawat penyakit dalam menerapkan prinsip 5S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun).
Setiap perawat yang bertugas memiliki tanggung jawab untuk mengenakan atribut yang sesuai dengan aturan.
Perawat yang tidak dapat hadir dalam bertugas minimal telah mengkonfirmasi ketidakhadirannya kepada kepala ruangan atau penanggung jawab dua jam sebelum shiftnya dimulai.
Penjenguk hanya diperbolehkan mengunjungi klien sesuai dengan jam besuk yang ditetapkan, yaitu pukul 11.00-13.00 dan juga pukul 17.00-19.00.
Jumlah anggota yang diperbolehkan mendampingi atau menemani klien selama di rawat maksimal sebanyak 1 orang.
Jam kehadiran perawat tepat waktu sesuai dengan pembagian shift tugas, yaitu sebagai berikut:
• Shift pagi: dari pukul 07.00-14.00
• Shift sore: dari pukul 14.00-21.00
• Shift malam: dari pukul 21.00-07.00
PengorganisasianPelayanan Keperawatan
Fungsi manajemen
Planning ORGANIZING Staffing Directing Controlling
Pengorganisasian
• Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan.
• Szilagji mengemukakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui penataan pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan komunikasi.
Manfaat Pengorgansiasian
Melalui fungsi organsiasian dapat diketahui:
1. Pembagian tugas utk perorangan & kelompok
2. Hubungan organisator antar orang-orang di dalam organisasi melalui kegiatan yang dilakukan
3. Pendelegasian wewenang
4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik
Langkah-langkah Pengorganisasian
Penugasan personil yang cakap dan medelegasikan wewenang
Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan
Menggolongkan kegiatan-kegiatan pokok ke dalam satuan kegiatan yang praktis (elemen kegiatan)
Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan
Tujuan organsiasi harus dipahami oleh staf
Prinsip-prinsip Pengorgasasian
a. Pembagian Kerja
b. Pendelgasian Tugas
c. Koordinasi
d. Manajemen Waktu
Pembagian kerja(efisiensi)
Hal yang perlu diperhatikan:
a. Jumlah tugas terbatas dan sesuai kemempuan
b. Tiap bagian/bangsal memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis
c. Setiap staf memiliki perincian tugas yang jelas
d. Variasi tugas seseorang diusahakan sejenis atau erat hubungannya
Lanjutan..
e. Mencegah terjadinya pengkotakan antar staf/kegiatan
f. Penggolongan tugas berdasar kepentingan mendesak, kesulitan dan waktu
g. Setiap staf tahu kemana harus melapor, meminta bantuan dan bertanya
h. Setiap staf tahu siapa atasan langsung dan dari siapa menerima tugas
Pendelegasian tugas
Manfaat bagi staf:
Mengembangkan rasa tanggung jawab
Meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri
Berkualitas
Lebih komit
Puas pada pekerjaan
Lanjutan...
Manfaat bagi kepala bidang keperawatan:
Mempunyai waktu lebih banyak untuk dimanfaatkan melakuakan hal lain spt. Perencanaand an evaluasi
Meningkatkan kedewasaan dan rasa percaya diri
Memberikan pengaruh dan power baik intern maupun ekstern
Mencapai pelayanan dan sasaran keperawatan melaui usaha orang lain
Koordinasi
Manfaat koordinasi:
Menghindari perasaan lepas antar tugas
Menumbuhkan rasa saling membantu
Menimbulkan kesatuan tindakan antar staf
Lanjutan...
Cara koordinasi:
Komunikasi terbuka
Dialog
Pertemuan/rapat
Pencatatan dan pelaporan
Pembakuan formulir yang berlaku
Manajemen waktu(efektif)
1. Mengendalikan waktu agar efektif:
2. Analisa waktu yang dipakai
3. Memeriksa kembali masing-masing porsi tiap aktivitas
4. Menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, perkembangan dan tujuan yang akan dicapai
5. Mendelegasikan
Pengoraganisasian Kegiatan Keperawatan di Ruang Rawat
Struktur Organisasi
Pengelompokkan Kegiatan
Koordinasi Kegiatan
Evaluasi Kegiatan
Kelompok Kerja
ModelPelayanan Keperawatan
Pembahasan Kasus
Rumah sakit mentari mempunyai ruanganpenyakit dalam dengan kapasitas 20 tempattidur. Perawata dinas pagi berjumlah 7 orang
yang terdiri dari 3 perawat lulusan ners (X, Y, Z ). 4 orang lulusan D3 ( O ,P, Q, R). kepala ruangan
lulusan ners ( Ners S). penanggung jawabasuhan keperawatan ada 2 orang (ners X) dan 1
lulsan D3 (Perawat O) dengan pengalaman 10 tahun. Saat ini ada 15 pasien dengankarakteristik pasien sebagai berikut:
1. Tn A : Thypoid perforasi, post operasi harirawat ke 2, terpasang NGT, Oksigen, kateter dan IV line. →TC
2. Tn B : Sirosis hepatis, hari rawat ke 7, dengan asites abdomen, terpasang NGT dan IV line. →TC
3. Tn C : Thypoid hari rawat ke 7, persiapan pulang →MC
4. Tn D : DHF hari rawat pertama , observasi febris, terpasang IV line.→ PC
5. Tn E : DHF hari rawat ke 4 , suhu 37ºC, masih terpasang IV line→ PC
6. Tn F : TBC hari rawat ke 3, suhu 38ºC, terpasang IV line→ PC
7. Tn G : TBC, persiapan pulang→ MC
8. Tn H : Bronkhopneumonia, hari ke 2 batuk aktif.→ PC
9. Tn I :Diabetes Melitus, ganggren grade 3 di area ekstremitas kaki kiri, insulin regular.→ PC
10. Tn J : Diabetes Melitus, insulin secara regular.→ PC
11. Tn K : CRF hari perawatan ke 7, edema ekstremitas bawah, pernapasan 28 X/menit, Nadi 100x/ menit,terpasang oksigen dan kateter.→ TC
12. Tn L : Batu ginjal, paska operasi hari ke 3, perawatan luka.→ PC
13. Tn M : Batu ginjal, persiapan operasi.→ MC
14. Tn N : Batu ginjal,kolik , pasien baru. → PC
15. Tn O : DHF, baru masuk,terpasang IV line, suhu 39ºC → PC
16-20 Kosong
Pembahasan:
1. Identifikasi SDM
2. Memilih Metode penugasan
3. Menentukan tingkat ketergantungan pasien
4. Membagi pasien kepada masing-masing tim
5. Mengatur danmemastikan asuhan keperawatan yang diberikan berjalan lancar
Identifikasi SDMKepala Ruangan : 1 orang (S)
S1 keperawatan : 3 orang• Perawat 1 : X (PJ asuhan)• Perawat2 : Y• Perawat3 : Z
D3 Keperawatan : 4 orang• Perawat 1 : O dengan 10 tahun pengalaman kerja (PJ
asuhan)• Perawat 2 : P• Perawat 3 : Q• Perawat 4 : R
Memilih metode penugasan yang akan dipakai
Metode Tim Primer
Alasan :
• Agar proses keperawatan dapat dijalankan dengan baik.
• Memungkinkan memberikan pelayanan keperawatan yang menyeluruh .
• Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudahdiatasi
• Memberikan kepuasan baik pasien, keluarga maupunpetugas kesehatan.
Membagi tenaga menjadi 2 tim dan menetapkananggotanya:
Tim I Tim II
• Perawat X / kepala tim Perawat O/kepala tim
• Perawat Y Perawat Z
• Perawat P Perawat Q
• Perawat R
Menentukan tingkat ketergantunganpasien
Menurut Douglas ,pasien diklasifikasikan dalam 3 kategori:1. Kategori I : perawatan mandiri/Minimal care ( MC)Kriteria :• Masih mampu melakukan sendiri kebersihan diri, mandi,
ganti pakaian,, makan, minum.• Penampilan secara umum baik• Tidak ada reaksi emosional pasien perlu diawasi ketika
melakukan ambulasi atau gerakan.• Pasien perlu dilakukan observasi setiap shift• Pengobatan minimal dan• Persiapan prosedur memerlukan pengobatan.
Lanjutan...2. Kategori II : perawatan imtermediate /parsial care (PC)Kriteria pasien:• Memerlukan bantuan dalam melakukan kegiatan sehari- hari
seperti makan, mengatur posisi waktu makna,• Memberi dorongan agar makan.• Bantuan eliminasi dan kebersihan diri.• Tindakan perawatan untuk memonitor tanda vital• Memeriksa produksi urin• Memeriksa fungsi fisiologis• Memeriksa status emosional• Memeriksa kelancaran drainase (infuse).• Bantuan dalam pendidikan kesehatan persiapan pengobatan
memerlukan prosedur
Lanjutan...
3. Kategori III : perawatan totalKriteria:• Tidak dapat melakukan sendiri kegiatan sehari harintya.• Semua kebutuhan dibantu oleh perawat penampilan pasien sakit
berat• Pasien memerlukam observasi tanda tanda vital setiap 2 jam• Menggunakan selang nasogastrik/ NGT• Menggunakan terapi intraven• Pemakaian alat penghaisap/ suction• Kadang pasien dalam kondisi gelisah/disorientasi
Membagi pasien kepada masingmasing tim
Tim I
1. Pasien A→TC
2. Pasien E→PC
3. Pasien G→MC
4. Pasien H→PC
5. Pasien J →PC
6. Pasien K→TC
7. Pasien L→PC
Tim II
1. Pasien A→TC
2. Pasien D→PC
3. Pasien F→ PC
4. Pasien I → PC
5. Pasien N→PC
6. Pasien O→PC
7. Pasien C→MC
8. Pasien M→MC
Kepala Ruangan
Tim Perawat 2Tim Perawat 1
PJ Askep 2(Perawat O)
PJ Askep 1 (Ners X)
Perawat P
Ners Y
Perawat R
Perawat Q
Ners Z
Perawat S1. Pasien A→TC 2. Pasien E→PC3. Pasien H→PC4. Pasien J →PC5. Pasien K→TC6. Pasien L→PC7. Pasien G→MC
1. Pasien A→TC 2. Pasien D→PC3. Pasien F→ PC4. Pasien I → PC5. Pasien N→PC6. Pasien O→PC7. Pasien C→MC8. Pasien M→MC
Mengatur dan memastikan asuhankeperawatan yang diberikan berjalan lancar
• Kepala ruangan memimpin operan shif
• Ketua tim mengoperkan pasien dibawah asuhannya kepada PJ shift berikutnya
• Kepala ruangan memberikan klarifikasi/ masukannya terkaitrencana asauhan keperawatan yg hari itu akan diberikankepada pasien.
• Ketua tim membagi pasien kepada perawat dibawahnyasesuai dengan kompetensinya.
Lanjutan...
• Ketua Tim melakukan pre conference dengan perawatdibawah tanggung jawabnya tentang rencana asuhankeperawatan yang akan dilakukan kepada pasien
• Ketua tim memberikan klarifikasi/ masukan terkait rencanaasuhan yang akan diberikan kepada pasien.
• Masing masing perawat melakukan asuhan keperawatanpasien dibawah tanggung jawabnya
• Ketua tim melakukan post conference tentang asyhankeperawatan yang telah dilakukan kepada pasien sertakendala yang dihadapi dalam memberikan asuhankeperawatan kepada pasien.
Lanjutan...
• Saat operan yang dipimpin oleh karu, ketua tim mengoperkanhasil asuhan keperawatan yang telah diberikan maupun hasilasuhan yang telah diberikan oleh perawat dibawah tanggungjawabnya, serta memberikan masukan terkait kendala yang dialami dalam memberikan asuhan keperawatan olehperawat kepada shiftberikutnya agar asuhan keperawatanyang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancer, dan tujuanperawatan tercapai
• Kepala ruangan memimpin operan di ruangan perawatan.
Tugas Kepala Ruangan
• Memastikan akses informasi komunikasi dalam dua tim lancar
• Memastikan ketersediaan SDM dan SDA untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
Tugas Penanggungjawab Asuhan Keperawatan
• Bersama dengan anggota tim, merencanakan asuhan keperawatan
• Menentukan perawat pelaksana yang sesuai untuk setiap tindakan keperawatan
• Melaporkan hasil tindakan keperawatan dalam tim kepada Kepala ruangan
Tugas Perawat Pelaksana
• Memberikan tindakan keperawatan sesuai kesepakatan dalam tim
• Mengevaluasi hasil dari tindakan keperawatan yang diberikan dan melaporkannya ke dalam tim
Pembagian Tim Keperawatan dan Klasifikasi Klien dan Setting Ruang
Interpretasi Klien pada Kasus :
• Kategori I MC (Minimal Care) 5 orang
• Kategori II PC (Partial Care) 7 orang
• Kategori III TC (Total Care) 3 orang
• Menurut teori Hitungan Douglas, maka– Komposisi perawat seharusnya dinas pagi : (5x0.17) +
(7x0.27) + (3x0.36) = 0.85 + 1.89 + 1.08 = 3.82 atau dibulatkan mejadi 4 orang
– Jadi, kebutuhan perawat shift pagi di RS Carita semestinya 4 orang
Peningkatan Mutu
Pelayanan Keperawatan
Mutu
• Mutu merupakan keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan konsumen, baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat (S. Pohan, 2006 dalam Efendy & Makhfudli, 2009)
• Manajemen mutu digunakan untuk mengkaji program yang berkaitan dengan proses peningkatan mutu (Efendi & Makhfudli, 2009), atau dapat dikatakan bahwa peningkatan mutu dapat dilakukan dengan pengadaan program-program dalam pelayanan keperawatan
Peningkatan Mutu Rumah Sakit
Akreditasi
Pasal 40 UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali.
JointCommision
International
Standar Akreditasi JCIQuality Improvement and Patient Safety (QPS)
• mengidentifikasi struktur, kepemimpinan, dan kegiatan untuk mendukung pengumpulan data, analisis data, dan peningkatan kualitas untuk mengidentifikasi prioritas-rumah sakit yang luas, serta departemen dan layanan khusus
• termasuk pengumpulan dan analisis, dan respon terhadap kejadian sentinel di rumah sakit yang luas, efek samping, dan peristiwa nyaris
• peran sentral mengkoordinasikan semua peningkatan kualitas dan inisiatif keselamatan pasien di rumah sakit dan memberikan bimbingan dan arahan untuk pelatihan staf dan komunikasi yang berkualitas dan informasi keselamatan pasien
Kompetensi Teknis
• Meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan
Keterjangkauan atau Akses dalam Layanan Kesehatan
• Layanan kesehatan harus dapat dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi, dan bahasa
Efektifitas
• perawat harus mampu mengobati atau mengurangi keluhan yang ada, mencegah terjadinya penyakit, serta berkembangnya dan/atau meluasnya penyakit yang ada
Efisiensi
• tenaga kesehatan atau perawat dapat melayani lebih banyak klien dan/atau masyarakat sesuai intervensi yang paling efisien
Kesinambungan
• Melayani klien sesuai kebutuhannya, termasuk rujukan tanpa mengulangi prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu
Keamanan
• aman baik bagi klien, pemberi layanan, maupun masyarakat sekitar, aman dari risiko cedera, infeksi, efek samping, atau bahaya lainnya
Kenyamanan
• Terkait penampilan fisik layanan kesehatan, peralatan medis maupun non medis
Informasi
• Memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana layanan kesehatan itu akan dan/atau dilaksanakan
Ketepatan Waktu
• Dilaksanakan dalam waktu dan cara yang tepat, pemberi pelayanan yang tepat, menggunakan peralatan dan obat yang tepat, serta biaya yang tepat (efisien)
Hubungan Antarmanusia
• Interaksi pemberi layanan kesehatan dengan klien, antar pemberi layanan kesehatan,pimpinan dan staf, dinas kesehatan, pemda, LSM, masyarakat dan lain-lain
Pengukuran Mutu dari Standar Layanan Kesehatan dan Kriteria
• Pendidikan profesi kesehatan
• Perizinan
• Standarisasi
• Sertifikasi
• Akreditasi
Pengukuran Mutu Prokpektif
Pengukuran Mutu Retrospektif
Pengukuran Mutu Konkuren
Referensi• Depkes. (2012). UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-
content/uploads/downloads/2012/07/UU-No.-44-Th-2009-ttg-Rumah-Sakit.pdf
• Efendi, Ferry & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
• Joint Commission International. (2013). Joint Commission International Standards for Hospitals. 5th Edition.
• Kurniadi, A (2013). Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya : Teori, Konsep dan Aplikasi. Badan Penerbit Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
• Marquis, B, L. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan: Teori dan aplikasi. Jakarta: EGC
• Marquis, B.L dan Huston, C.J. (2012). Leadership Roles and Management Functions in Nursing: Theory and Application. 7th Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer Health, Lippincott William and Wilkins.
• Muninjaya A. A. Gde, (2004). Manajemen Kesehatan, Edisi 2. Jakarta : EGC
• Swansburg, R.C. and Swansburg R.J. (1999). Introductory Management and Leadershipfor Nurses. Sudbery. Massachusetts: Jones and Bartlett Publishers.
• Swansburg, R. (1990). Management and Leadership for Nurse Managers. Boston: Jones
• Swansburg, R.C. (2000). Pengantar kepemimpinan dan manajemen keperawatan untuk perawat klinis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• Swanburg, R.C. (2001). Pengembangan staf keperawatan: suatu komponen pengembangan sumber daya manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• The Regulation and Quality Improvement Authority. (2009). Staffing Guidance for Nursing Home. Available at: http://www.rqia.org.uk/cms_resources/Staffing%20Guidelines%20for%20Nursing%20Home%20Version.pdf
• https://www.rcn.org.uk/__data/assets/pdf_file/0003/105564/nurseteamleader.pdf
• http://www.healthtalk.org/peoples-experiences/intensive-care/intensive-care-patients-experiences/nursing-care-icu