MANAJEMEN ENERGI LISTRIK BERBASIS WEB PADA GEDUNG A FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG (Skripsi) Oleh FAJAR FARMANTO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019
1
MANAJEMEN ENERGI LISTRIK BERBASIS WEB PADA GEDUNG A
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
FAJAR FARMANTO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ii
ABSTRAK
MANAJEMEN ENERGI LISTRIK BERBASIS WEB PADA GEDUNG A
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
FAJAR FARMANTO
Manajemen energi listrik dilakukan dalam rangka konservasi dan efisiensi
energi. Manajemen energi listrik berdasarkan pada hasil audit energi listrik
bangunan gedung. Umumnya, pengolahan data untuk audit energi listrik masih
dilakukan secara konvensional sehingga membutuhkan waktu yang lama dan tidak
dapat diakses secara global. Oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi dalam hal
pengolahan data untuk audit energi listrik. Penelitian ini bertujuan untuk
mempermudah pekerjaan audit energi listrik berbasis web yang terintegrasi dengan
database. Hasil yang diperoleh pada aplikasi web berupa total konsumsi energi
listrik, total luas area gedung, nilai Intensitas Konsumsi Energi beserta kategori
efisensi penggunaan energi listrik yang dapat diakses melalui jaringan internet.
Implementasi audit energi berbasis web telah dilakukan di Gedung A Fakultas
Teknik Universitas Lampung. Hasil audit energi listrik menunjukkan nilai
Intensitas Konsumsi Energi gedung sebesar 4,47 kWh/m2 per bulan dan termasuk
dalam kategori sangat efisien dalam penggunaan energi listrik. Selain itu, hasil audit
menunjukkan adanya ketidakseimbangan beban dengan nilai Unbalance arus
sebesar 44,32%. Pada sistem pencahayaan, 72% ruangan belum memenuhi standar
dan lebih dari 50% ruangan tidak sesuai standar sistem tata udara yang meliputi
suhu dan kelembaban. Untuk itu perlu dilakukan manajemen energi listrik untuk
memperbaiki kondisi tersebut agar sesuai standar. Analisis SWOT adalah analisis
yang digunakan dalam rangka melakukan manajemen sesuai dengan kondisi saat
ini. Upaya manajemen energi listrik yang diusulkan adalah membuat dan
menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan peralatan listrik serta
menghitung ulang jumlah titik lampu sesuai standar. Rekomendasi yang paling baik
sesuai hasil audit energi listrik adalah mengganti seluruh lampu dengan Philips
LED 27 W dengan nilai Intensitas Konsumsi Energi sebesar 4,85 kWh/m2 per
bulan.
Kata Kunci – Manajemen Energi Listrik, Audit Energi Listrik, Intensitas
Konsumsi Energi, Database, Aplikasi Web.
iii
ABSTRACT
ELECTRICAL ENERGY MANAGEMENT BASED ON WEB IN
BUILDING-A FACULTY OF ENGINEERING UNIVERSITY OF
LAMPUNG
By
FAJAR FARMANTO
Electrical energy management is carried out to conservation and energy
efficiency. Electrical energy management is based on the results of electrical energy
audits on a building. Generally, energy audit data processing is still done
conventionally so it requires a long time and can’t be accessed globally. Therefore,
it is necessary to innovate data processing for electrical energy audits. This research
aims to facilitate the web-based electrical energy audit work that integrated with
the database. The results obtained in the web application in the form of total
electrical energy consumption, total building area, Energy Consumption Intensity
value with the category of electrical energy consumption efficiency that can be
accessed through the internet network.
The implementation of a web-based electrical energy audit was carried out in the
Building-A Faculty of Engineering University of Lampung. Electrical energy audit
results show the Energy Consumption Intensity building value of 4.47 kWh/ m2 per
month and included a very efficient category on electrical energy usage. Besides,
the audit results in an imbalance of load with an unbalance current value of 44.32%.
In the lighting system, 72% of the rooms not according to the standard and more
than 50% of the rooms not according to the standard of air conditioning system
which includes temperature and humidity. For this reason, it is necessary to do
electrical energy management to improve that condition to comply with the
standards. SWOT analysis is an analysis used for electrical energy management
based on current conditions. The proposed electrical energy management effort is
to create and implement a Standard Operating Procedure (SOP) of electrical
equipment and recalculate the number of lamps points according to the standard.
The best recommendation according to the results of the electrical energy audit is
replacing all lamps with Philips LED 27 W with an Energy Consumption Intensity
value of 4.85 kWh/m2 per month.
Keywords - Electrical Energy Management, Electrical Energy Audit, Energy
Consumption Intensity, Database, Web Application
iii
MANAJEMEN ENERGI LISTRIK BERBASIS WEB PADA GEDUNG A
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
FAJAR FARMANTO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kec. Baradatu, Kab. Waykanan, Provinsi
Lampung pada tanggal 21 Juni 1997. Penulis merupakan anak
dari pasangan Bapak Katiran dan Ibu Sutiani. Penulis
merupakan anak kedua dari 2 bersaudara.
Penulis memulai pendidikan Sekolah Dasar di SDN 02 Setianegara dan lulus pada
tahun 2009. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Baradatu
dan lulus pada tahun 2012, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 15
Bandarlampung dan lulus pada tahun 2015. Kemudian penulis diterima di Jurusan
S1-Teknik Elektro Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif organisasi di Himpunan Mahasiswa
Teknik Elektro (HIMATRO) sebagai anggota Divisi Kerohanian pada tahun 2016
kemudian sebagai Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan pada tahun 2017.
Selain itu penulis juga menjadi Asisten di Laboratorium Pengukuran Besaran
Listrik. Penulis juga pernah melakukan Kerja Praktik di PT Multi Bintang
Indonesia dan mengangkat topik bahasan laporan kerja praktik dengan judul
“Optimalisasi Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan Kubikel 20 kV di PT Multi
Bintang Indonesia”.
Dengan Ridho Allah SWT.
teriring shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Karya Tulis ini kupersembahkan untuk :
Kedua orang tuaku tercinta
Bapak Katiran & Ibu Sutiani
Kakakku tersayang
Indah Wahyuni
Didik Dwijanarko
Adik Keponakanku terkasih
Shaqila
Seluruh Dosen, teman - teman seperjuangan dan
almamater.
i
MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu
padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang
kamu tidak mengetahui”
(Q.S Al-Baqarah:216)
“Jangan menunda untuk menyelesaikan suatu urusan,
karena akan ada banyak urusan lain yang tertunda
karenanya”
(RK)
Ask > Believe > Receive
Setiap orang harus punya tujuan hidup, percayalah kamu
mampu menggapainya. Berhenti memandang remeh diri
sendiri. Lakukan yang terbaik, maka akan ada hal baik
pula sedang disiapkan untukmu.
(Fajar Farmanto)
ii
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan, keselamatan, kesempatan,
kekuatan, dan kemampuan berpikir kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Manajemen Energi Listrik Berbasis Web
Pada Gedung A Fakultas Teknik Universitas Lampung” ini merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung. Selama melaksanakan penelitian ini,
penulis banyak mendapatkan bantuan pemikiran baik moril, materi, maupun
petunjuk serta bimbingan dan saran dari berbagai pihak yang didapat secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Karomani, M.Si. selaku Rektor Universitas Lampung.
2. Bapak Prof. Ir. Suharno, M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Herman Halomoan Sinaga, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Eng. Ir. Dikpride Despa, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. selaku dosen
Pembimbing Utama tugas akhir penulis atas kesediannya untuk memberikan
ilmu, bimbingan, masukan dan saran dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
iii
5. Bapak Meizano Ardhi Muhammad S.T., M.T. selaku dosen Pembimbing
Pendamping tugas akhir penulis atas kesediaannya untuk membimbing dan
memberikan masukan dan saran dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Khairudin, S.T., M.Sc., Ph. D. Eng selaku dosen Penguji yang telah
memberikan masukan, kritik, dan saran kepada penulis.
7. Bapak Dr. Eng. FX. Arinto Setyawan, S.T., M.T. selaku dosen Pembimbing
Akademik penulis atas saran serta arahan yang telah diberikan kepada penulis
selama menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Elektro.
8. Ibu Yetti Yuniati S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium Pengukuran Besaran
Listrik dan Mas Baiqodar S.T. selaku Teknisi Laboratorium.
9. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung atas ilmu dan
bimbingan yang diberikan kepada penulis.
10. Seluruh Staf Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung atas bantuannya
dalam menyelesaikan urusan administrasi.
11. Segenap panitia tim Ekspedisi Merah meliputi Boy Vraja, Ajis Pelor, Malik
Manusia Bulan, Helmi Be, Bayu Pance, Mang Cing, Muhlicin, Rizki Black,
Yodha, Bobsky dan Ocid si anak Mesin atas momen-momen yang tak akan
terlupakan.
12. Keluarga besar Laboratorium Pengukuran Besaran Listrik diantaranya akan
disebutkan sebagai berikut Bayu angkatanku, Bobsky, Mang Cing, Boy anak
jalanan, Ridwan jitu, Muhlicin, Mba Ade, Mba Chiko, Fathimah, Astrid, Intan,
Muki, Bayu16, Puji, Fandi, Fawas, Hendri, Dipa, Singgih, Ferdian, Reza,
Fadhil, Nova dan Ayu yang telah menemani dan juga kadang menganggu
selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini.
iv
13. Keluarga besar EIE 2015 atas kebersamaannya selama menempuh pendidikan
di Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung. Kalian adalah bagian terindah
dari perjalanan hidup penulis.
14. Sahabat sedari SMA, Sevia Febriani dan Rio Marchos yang telah banyak
menghibur penulis selama ini.
15. Tetangga sekaligus sahabat di kampung halaman, Windi Tri yang selalu
mengingatkan penulis dalam hal ibadah.
16. Kak Hafizh dan Mba Era atas jasanya dalam membantu serta membimbing
dalam pengerjaan tugas akhir.
17. Kepadamu, pemilik sebuah nama yang tertulis di Lauhul Mahfudz untuk kelak
akan mendampingi penulis.
18. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu per satu yang telah membantu serta
mendukung penulis dari menyelesaikan
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini.
Bandarlampung, Desember 2019
Penulis ,
Fajar Farmanto
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACT .......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.3 Perumusan Masalah .................................................................................. 3
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5
2.1 Manajemen Energi ................................................................................... 5
2.2 Audit Energi ............................................................................................. 7
2.3 Daya Listrik .............................................................................................. 9
2.4 Sistem Pencahayaan ............................................................................... 10
2.5 Sistem Tata Udara .................................................................................. 11
2.6 Intensitas Konsumsi Energi (IKE).......................................................... 11
2.7 Web ........................................................................................................ 14
2.8 Bahasa Pemrograman ............................................................................. 14
2.8.1 PHP: Hypertext Prepocessor .......................................................... 14
2.8.2 HTML (Hypertext Markup Language) ........................................... 15
2.8.3 JavaScript ........................................................................................ 15
2.8.4 CSS (Cascading Style Sheet) .......................................................... 15
v
2.9 Web Server ............................................................................................. 16
2.10 Web Browser .......................................................................................... 16
2.11 Model Pengembangan Waterfall ............................................................ 17
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 19
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 19
3.2 Alat dan Bahan ....................................................................................... 19
3.3 Tahapan Penelitian ................................................................................. 21
3.3.1 Analisis Kebutuhan ......................................................................... 21
3.3.2 Desain Sistem Aplikasi Web ........................................................... 22
3.3.3 Implementasi ................................................................................... 29
3.3.4 Pengujian ......................................................................................... 29
3.3.5 Operasi dan Pemeliharaan ............................................................... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 31
4.1 Implementasi .......................................................................................... 31
4.1.1 Implementasi Basis Data ................................................................. 31
4.1.2 Implementasi Aplikasi Web ............................................................ 32
4.2 Pengujian Aplikasi Web ......................................................................... 37
4.2.1 Pengujian Unit ................................................................................. 37
4.2.2 Pengujian Terintegrasi .................................................................... 44
4.2.3 Operasi dan Pemeliharaan ............................................................... 45
4.3 Analisa Sistem Kelistrikan ..................................................................... 45
4.3.1 Sistem Kelistrikan ........................................................................... 45
4.3.2 Sistem Pencahayaan ........................................................................ 47
4.3.3 Sistem Tata Udara ........................................................................... 55
4.3.4 Analisa Nilai Intensitas Konsumsi Energi Listrik ........................... 58
vi
4.4 Analisis SWOT ....................................................................................... 62
4.4.1 Analisa Faktor Internal dan Eksternal ............................................. 62
4.4.2 Sintesa Faktor-Faktor Kekuatan Dan Kelemahan ........................... 64
4.4.3 Strategi Program Manajemen Energi .............................................. 67
4.4.4 Upaya Penghematan dengan Menerapkan SOP .............................. 70
4.4.5 Perbandingan Konsumsi Energi Listrik sebelum dan setelah
Penerapan SOP .............................................................................................. 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 72
5.1 KESIMPULAN ...................................................................................... 72
5.2 SARAN .................................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Konsumsi Energi Listrik Indonesia Per Kapita (2014-2017) ............. 1
Gambar 2. 1 Kuadran Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT...............................7
Gambar 2. 2 Proses Audit Energi Secara Umum .................................................... 8
Gambar 2. 3 Waterfall Model [13] ........................................................................ 17
Gambar 3. 1 Tahapan penelitian berdasarkan Waterfall Model..............................21
Gambar 3. 2 Tampilan Otentikasi Pengguna ....................................................... 26
Gambar 3. 3 Tampilan Beranda Aplikasi Web ..................................................... 26
Gambar 3. 4 Tampilan Profil Gedung ................................................................... 27
Gambar 3. 5 Tampilan Klasifikasi Gedung .......................................................... 27
Gambar 3. 6 Tampilan Data Peralatan .................................................................. 28
Gambar 3. 7 Tampilan Report Data ...................................................................... 29
Gambar 4. 1 Relasi antar tabel database ‘ike_auditenergi’.....................................31
Gambar 4. 2 Tampilan Beranda Aplikasi Web Audit Energi ............................... 32
Gambar 4. 3 Tampilan Data Profil Gedung .......................................................... 33
Gambar 4. 4 Tampilan Data Standar IKE ............................................................. 33
Gambar 4. 5 Tampilan Data Ruangan ................................................................... 34
Gambar 4. 6 Tampilan Data Peralatan .................................................................. 35
Gambar 4. 7 Tampilan Report Data ...................................................................... 35
Gambar 4. 8 Hasil total daya alat terpasang pada Aplikasi Web .......................... 42
Gambar 4. 9 Hasil total luas ruangan pada Aplikasi Web .................................... 43
Gambar 4. 10 Hasil Perhitungan total nilai IKE pada Aplikasi Web.................... 44
viii
Gambar 4. 11 Hasil Pengukuran Tingkat Pencahayaan di Gedung A FT Unila .. 48
Gambar 4. 12 Persentase Kesesuaian Hasil Pengukuran Temperatur di Gedung A
FT Unila ................................................................................................................ 56
Gambar 4. 13 Persentase Kesesuaian Hasil Pengukuran Kelembaban di Gedung A
FT Unila ................................................................................................................ 57
Gambar 4. 14 Kuadran Strategi yang diperoleh .................................................... 69
Gambar 4. 15 grafik perbandingan sebelum dan setelah diterapakan SOP
manajemen energi listrik ....................................................................................... 71
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Standar IKE sesuai Peraturan Menteri ESDM No.13 Tahun 2012 ...... 13
Tabel 3. 1 Alat Penelitian.......................................................................................19
Tabel 3. 2 Bahan Penelitian .................................................................................. 20
Tabel 4. 1 Pengujian Otentikasi pengguna.............................................................37
Tabel 4. 2 Pengujian Profil Gedung ...................................................................... 38
Tabel 4. 3 Pengujian Standar IKE ......................................................................... 39
Tabel 4. 4 Pengujian Data Ruangan ...................................................................... 39
Tabel 4. 5 Pengujian Data Peralatan ..................................................................... 40
Tabel 4. 6 Pengujian Report Data ......................................................................... 41
Tabel 4. 7 Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Kondisi Beban Maksimum ..... 46
Tabel 4. 8 Data luas area Gedung A Fakultas Teknik........................................... 49
Tabel 4. 9 Data sumber cahaya Gedung A Fakultas Teknik ................................. 49
Tabel 4. 10 Tingkat pencahayaan rata-rata hasil pengukuran ............................... 50
Tabel 4. 11 Tingkat pencahayaan rata-rata hasil perhitungan............................... 51
Tabel 4. 12 Penambahan jumlah lampu sesuai standar ......................................... 52
Tabel 4. 13 Total Penggunaan Energi Listrik Hasil Rekomendasi 1 .................... 53
Tabel 4. 14 Kebutuhan Lampu Hasil Rekomendasi 1 .......................................... 53
Tabel 4. 15 Total Penggunaan Energi Listrik Hasil Rekomendasi 2 .................... 54
Tabel 4. 16 Kebutuhan Lampu Hasil Rekomendasi 2 .......................................... 54
Tabel 4. 17 Hasil Nilai IKE Gedung A FT Unila ................................................. 58
Tabel 4. 18 Nilai IKE Hasil Rekomendasi 1 ......................................................... 60
x
Tabel 4. 19 Nilai IKE Hasil Rekomendasi 2 ......................................................... 61
Tabel 4. 20 Matriks SWOT ................................................................................... 62
Tabel 4. 21 Matriks IFAS ..................................................................................... 65
Tabel 4. 22 Matriks EFAS .................................................................................... 67
Tabel 4. 23 Strategi Manajemen Energi Listrik .................................................... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh
manusia. Perkembangan teknologi dan pertambahan jumlah penduduk
menyebabkan penggunaan energi listrik semakin besar. Konsumsi energi listrik
Indonesia per kapita dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini :
Gambar 1. 1 Konsumsi Energi Listrik Indonesia Per Kapita (2014-2017)
Berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2017, konsumsi energi listrik di
Indonesia adalah 1.012 kWh Per Kapita atau naik sebesar 5.9% dibanding tahun
2
2016. Pada gambar 1.1 juga terlihat bahwa dari tahun 2014 hingga 2017 konsumsi
energi listrik di Indonesia terus meningkat. Oleh karena itu, Pemerintah
meningkatkan kapasitas pembangkit pada tahun 2018 yakni sebesar 65 GW [ 1].
Tingkat efisiensi penggunaan energi listrik pada suatu bangunan baik industri,
perkantoran maupun tempat tinggal perlu dilakukan pengawasan serta evaluasi
untuk menghindari adanya pemborosan konsumsi energi listrik. Untuk mengetahui
tingkat efisiensi konsumsi energi listrik suatu gedung atau bangunan dapat
dilakukan melalui proses audit energi listrik. Melalui proses audit energi listrik akan
diketahui seberapa besar nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik. Nilai IKE
digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan energi listrik suatu
gedung sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM No.13 Tahun
2012 tentang Penghematan Pemakaian Energi Listrik [ 2].
Nilai IKE didapat dari hasil bagi total penggunaan energi listrik sebuah gedung
dengan luas total gedung tersebut. Sedangkan untuk mendapatkan nilai total
penggunaan energi listrik dan luas total perlu dilakukan proses audit energi untuk
dilakukan survei langsung pengambilan data pada masing-masing peralatan dan
besarnya daya yang terpasang. Pengolahan data untuk mendapatkan nilai IKE
dilakukan secara konvensional sehingga apabila dalam rentang waktu tertentu
terdapat penambahan beban peralatan maka kurang efektif dalam melakukan
update data. Selain itu, pengolahan data secara konvensional belum dapat diakses
secara global.
Oleh karena itu, dilakukan pengembangan sebuah aplikasi web sebagai alat bantu
proses perhitungan nilai IKE listrik. Aplikasi web diimplementasikan
3
menggunakan data audit energi listrik yang dilakukan di Gedung A Fakultas Teknik
Universitas Lampung. Hasil data pada aplikasi web digunakan sebagai acuan dalam
melakukan manajemen energi listrik. Report data pada aplikasi web berupa data
konsumsi energi listrik harian, konsumsi energi listrik bulanan, luas total ruangan
dan nilai IKE per bulan beserta kategori efisiensi konsumsi energi listrik.
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan sebuah aplikasi web yang dapat membantu proses audit
energi yakni dalam melakukan perhitungan nilai Intensitas Konsumsi Energi
pada gedung.
2. Mengetahui apakah penggunaan energi listrik pada sebuah gedung telah
memenuhi standar Intensitas Konsumsi Energi.
1.3 Perumusan Masalah
Bagaimana mengembangkan sebuah aplikasi web yang dapat mempermudah serta
mempercepat pengolahan data audit energi dalam menghitung nilai intensitas
konsumsi energi listrik pada bangunan gedung.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan dan pemahaman mengenai materi tugas akhir
ini, maka tugas akhir ini dibagi menjadi 5 bab diantaranya :
BAB I. PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, tujuan, perumusan masalah serta sistematika dalam
penulisan laporan.
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori-teori yang mendukung mengenai proses audit energi serta
metode yang digunakan dalam perancangan aplikasi web audit energi.
BAB III. METODE PENELITIAN
Berisi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan yang digunakan, garis besar
metode yang diusulkan, serta diagram alir metode yang diusulkan.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan hasil penelitian, pembahasan, dan analisa kinerja metode yang
diusulkan.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, dan saran-saran untuk
pengembangan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Energi
Manajemen energi adalah program terpadu yang dilaksanakan secara sistematis
untuk memanfaatkan sumber daya energi secara efektif dan efisien dengan
melakukan perencanaan, pencatatan, pengawasan dan evaluasi secara kontinu tanpa
mengurangi kualitas produksi atau pelayanan [ 3].
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam manajemen energi listrik adalah
teknik analisis SWOT yang dapat mengevaluasi, mengklarifikasi serta memvalidasi
perencanaan yang telah disusun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kata
SWOT itu sendiri merupakan kependekan dari variabel-variabel penilaian, yaitu:
- S (Strengths) : Potensi dan kekuatan pembangunan.
- W (Weakness) : Masalah dan tantangan pembangunan yang dihadapi.
- O (Opportunities) : Peluang yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem.
- T (Threats) : Faktor eksternal yang berpengaruh dalam pembangunan.
Metode teknik analisis SWOT memperhitungkan beberapa nilai diantaranya nilai
bobot dari faktor strategi, rating faktor strategi serta skor akhir. Berikut beberapa
persamaan yang digunakan untuk mendapatkan nilai-nilai tersebut :
6
Bobot
Nilai bobot pada masing-masing faktor strategi didapat dengan skala nilai 1,0
(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Jumlah keseluruhan bobot
harus sama dengan 1,0. Untuk mempermudah mendapatkan nilai bobot maka
digunakan persamaan berikut :
Bobot = Rating / Total Rating (2-1)
Rating
Nilai rating ditentukan berdasarkan pengaruh faktor strategi terhadap kondisi
atau masalah yang ada. Skala nilai rating adalah 5 (sangat kuat) sampai dengan
1 (lemah).
Skor
Nilai skor didapat dari hasil kali dari nilai bobot dan rating seperti pada
persamaan berikut :
Skor = Bobot * Rating (2-2)
Setelah didapatkan skor pada masing-masing faktor internal dan eksternal,
langkah selanjutnya adalah menentukan kuadran berdasarkan pendekatan
kuantitatif analisis SWOT dengan menghitung letak titik sumbu x dan sumbu
y pada kuadran. Berikut penjelasan mengenai penentuan titik pada sumbu x
dan sumbu y :
Titik pada Sumbu x : Titik sumbu x dapat diperoleh dengan mengurangi nilai
kekuatan (S) dengan nilai kelemahan (W).
Titik pada Sumbu y : Titik sumbu y dapat diperoleh dengan mengurangi nilai
peluang (O) dengan nilai ancaman (T).
7
Gambar 2.1 berikut menunjukan letak kuadran berdasarkan pendekatan
kuantitatif analisis SWOT :
Gambar 2. 1 Kuadran Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Teknik analisis SWOT menekankan perlunya penilaian terhadap pengaruh
lingkungan eksternal dan internal, serta kecenderungan perkembangan di masa
depan sebelum menetapkan sebuah strategi [ 4].
Penelitian terkait yang membahas mengenai manajemen energi listrik
menggunakan metode analisis SWOT salah satunya dilakukan oleh Agus Surinanto
pada tahun 2018 dengan mengenai Manajemen Energi Listrik Pada Bangunan
Gedung Berbasis Internet of Things (Studi Kasus Pada Laboratorium Terpadu
Teknik Elektro Universitas Lampung) [ 5].
2.2 Audit Energi
Audit energi secara sederhana didefinisikan sebagai proses yang berguna untuk
mengevaluasi penggunaan energi sebuah bangunan baik gedung, pabrik maupun
perkantoran serta mengidentifikasi peluang untuk mengurangi konsumsi
penggunaan energi yang berhubungan langsung dengan biaya audit, banyaknya
8
data yang akan dikumpulkan untuk dianalisis dan jumlah konservasi peluang
diidentifikasi. Secara umum, audit energi berguna untuk mengidentifikasikan
potensi penghematan energi dan menentukan jumlah energi maupun biaya yang
dapat dihemat dengan usaha konservasi energi dari suatu sistem, sarana maupun
peralatan yang telah ada. Proses audit energi secara umum dibagi menjadi 3 proses
seperti ditunjukan pada gambar 2.1 berikut :
Gambar 2. 2 Proses Audit Energi Secara Umum
Berikut merupakan penjelasan singkat mengenai beberapa proses dari audit energi:
a) Survei Energi (Energy Survey)
Audit yang dilakukan secara sederhana, tanpa penghitungan yang rinci, hanya
melakukan analisa sederhana. Umumnya fokus dari survei energi adalah pada
bidang perawatan dan penghematan yang tidak memerlukan biaya investasi
yang besar. Biasanya auditor bukan seseorang yang profesional dalam bidang
audit energi.
b) Audit Energi Awal (Preliminary Energy Audit)
Tujuan dari audit energi awal adalah mengukur produktifitas dan efisiensi
penggunaan energi dan mengidentifikasi kemungkinan penghematan energi.
9
Kegiatan audit energi awal meliputi identifikasi gedung, analisa kondisi aktual,
menghitung konsumsi energy serta menghitung pemborosan energy.
c) Audit Energi Rinci (Detailed Energy Audit)
Audit energi rinci adalah audit energi yang dilakukan dengan menggunakan
alat-alat ukur yang sengaja dipasang pada peralatan untuk mengetahui besarnya
konsumsi energi. Biasanya dilakukan oleh lembaga auditor yang profesional
dalam jangka waktu tertentu. Pelaksanaan audit didahului dengan analisa biaya
audit energi, identifikasi gedung, analisa kondisi aktual, dan menghitung
semua konsumsi energi. Konsumsi energi ini meliputi energi primer, seperti
listrik dan bahan bakar, juga energi sekunder; seperti air, telepon, dan lain -
lain. Selain itu, pada proses audit energi rinci juga melakukan penghitungan
pemborosan energi, kesempatan konservasi energi serta beberapa usulan atau
rekomendasi untuk melakukan penghematan energi [ 6].
2.3 Daya Listrik
Daya listrik dapat didefinisikan sebagai suatu laju perubahan energi. Daya listrik
dalam bentuk kompleks dinyatakan dengan persamaan berikut :
S = P + jQ (2-3)
dimana,
S = daya semu (VA)
P = daya nyata / aktif (watt)
Q = daya reaktif (VAR)
Sedangkan untuk mencari nilai energi dinyatakan dalam persamaan (Mismail,
1995:184)
W = P x t (2-4)
10
dimana,
W = energi listrik (kWh)
P = daya yang digunakan (kW)
t = waktu (jam)
Persamaan energi tersebut berlaku untuk kondisi daya konstan [ 7].
2.4 Sistem Pencahayaan
Pencahayaan terdiri dari 2 jenis yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
Pencahayaan alami didapat dari cahaya sinar matahari yang dapat menghemat
konsumsi energi lampu pada siang hari. Namun pencahayaan alami ini tidak efektif
untuk digunakan sebagai sumber pencahayaan utama karena tingkat pencahayaan
yang tidak stabil mengikuti kondisi cuaca. Sedangkan pencahayaan buatan
diperoleh dari sumber cahaya selain dari sinar matahari. Sumber cahaya buatan
yang paling utama adalah lampu, dengan menggunakan sumber pencahayaan
buatan mata tingkat pencahayaan ruangan akan stabil menerangi ruangan. Tingkat
pencahayaan pada ruangan memiliki standarnya masing-masing. Berdasarkan SNI
6197-2011 tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan berisi standar
tingkat pencahayaan berdasarkan fungsi ruangan baik untuk rumah tinggal, gedung
perkantoran, rumah sakit, lembaga pendidikan, perhotelan serta industri [ 8].
Penelitian terkait yang membahas mengenai perbaikan pada sistem pencahayaan
dilakukan oleh M. Irfan dengan judul “Optimasi Penggunaan Energi Pada Sistem
Pencahayaan Gedung Rektorat Universitas Lampung Dalam Rangka Konservasi
Energi”. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimal
11
pada sistem pencahayaan setiap ruangan di Gedung Rektorat di Universitas
Lampung [ 9].
2.5 Sistem Tata Udara
Sistem tata udara diIndonesia mengacu pada SNI 6390-2011 tentang Konservasi
Energi Sistem Tata Udara Bangunan Gedung yang terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Ruang kerja dengan ketetapan nilai temperatur 240C hingga 270C atau 25,50C ±
1,50C dengan tingkat kelembaban 60% ± 5%.
b. Ruang transit seperti lobi dan koridor memiliki ketetapan nilai untuk temperatur
sekitar 270C sampai 300C atau 28,50C ± 1,50C dengan nilai kelembaban 60% ± 5%.
Sistem tata udara yang belum memberikan kenyamanan di setiap ruangan dapat
disebabkan oleh kondisi ruangan yang tidak tertutup rapat atau jumlah pendingin
yang tidak sesuai dengan luas ruangan [ 10].
2.6 Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik adalah pembagian antara konsumsi energi
listrik pada kurun waktu tertentu dengan satuan luas bangunan gedung. IKE sangat
diperlukan dalam perhitungan untuk mengetahui tingkat efisiensi energi suatu
gedung dengan cara membandingkan IKE gedung dengan standar IKE yang telah
ditetapkan di Indonesia.
Secara sederhana, IKE dapat dituliskan dalam persamaan :
𝐼𝐾𝐸 (𝑘𝑊ℎ) =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 (𝑘𝑊ℎ)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑟𝑒𝑎 (𝑚2) (2-5)
Suatu bangunan dapat diklasifikasikan menjadi kategori gedung yang
12
menggunakan AC atau gedung yang tidak menggunakan AC.
Berikut ini merupakan penjelasan penggolongan gedung AC maupun non AC :
a. Jika presentase perbandingan luas lantai yang menggunakan AC terhadap luas
lantai total gedung kurang dari 10 %, maka gedung tersebut termasuk gedung
yang tidak menggunakan AC dan konsumsi energi per luas lantai adalah :
𝐼𝐾𝐸1(𝑘𝑊ℎ) =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 (𝑘𝑊ℎ)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑟𝑒𝑎 (𝑚2) (2-6)
b. Jika presentase perbandingan luas lantai ruangan yang menggunakan AC
terhadap luas lantai total gedung lebih dari 90 %, maka gedung tersebut termasuk
gedung yang menggunakan AC dan konsumsi energi per luas lantai
menggunakan AC adalah :
𝐼𝐾𝐸2(𝑘𝑊ℎ) =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 (𝑘𝑊ℎ)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑟𝑒𝑎 (𝑚2) (2-7)
c. Jika presentase perbandingan luas lantai yang menggunakan AC terhadap luas
lantai total gedung lebih dari 10 % dan kurang dari 90 %, maka gedung tersebut
termasuk gedung yang menggunakan AC dan tidak menggunakan AC.
Konsumsi energi per luas lantai tidak menggunakan AC adalah :
𝐼𝐾𝐸3(𝑘𝑊ℎ) =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 (𝑘𝑊ℎ) – 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐴𝐶 (𝑘𝑊ℎ)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑟𝑒𝑎 (𝑚2) (2-8)
Menurut Peraturan Menteri ESDM No.13 Tahun 2012 kriteria penggunaan energi
di gedung perkantoran berdasarkan konsumsi energi listrik spesifik (kWh/m2 per
bulan) dapat mengacu sesuai dengan tabel 2.1 berikut ini :
13
Tabel 2. 1 Standar IKE sesuai Peraturan Menteri ESDM No.13 Tahun 2012
Ruangan dengan AC (kWh/m2 per
bulan)
Ruangan tanpa AC (kWh/m2 per
bulan)
Sangat Eefisien < 8,5 Sangat Eefisien < 3,4
Efisien = 8,5 sampai < 14 Efisien = 3,4 sampai < 5,6
Cukup efisien = 14 sampai < 18,5 Cukup efisien = 5,6 sampai < 7,4
Boros ≥ 18,5 Boros ≥ 7,4
Tabel 2.1 merupakan standar IKE sesuai Peraturan Menteri ESDM No.13 Tahun
2012. Apabila hasil perhitungan IKE dalam batas kisaran yang ditetapkan maka
penggunaan energi masih dalam tingkat kewajaran.
Namun, apabila nilai IKE melebihi batas maka diperlukan tindakan penghematan
energi [ 11].
Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan inovasi dalam melakukan
perhitungan nilai IKE dilakukan oleh Galuh Prawestri Citra Handani pada tahun
2012 yaitu mengenai perancangan sebuah perangkat lunak audit energi listrik pada
gedung. Dalam penelitiannya, mencakup mengenai perhitungan total daya
pemakaian beban, biaya listrik yang harus dikeluarkan sesuai dengan tarif dasar
listrik PLN serta menghitung nilai intensitas konsumsi energi suatu gedung untuk
mengetahui kriteria nilai IKE gedung tersebut telah memenuhi standar efisiensi
yang berlaku atau termasuk dalam kriteria boros energi [ 12].
14
2.7 Web
WWW (World Wide Web) atau dikenal dengan istilah Web adalah suatu sistem yang
dapat digunakan sebagai media untuk menampilkan dokumen baik berupa teks,
gambar, suara dan lain-lain yang terhubung dengan jaringan internet. Aplikasi web
dibedakan menjadi 2 yaitu web bersifat statis dan dinamis. Aplikasi web dikatakan
bersifat statis apabila isi informasinya tetap dan isi informasinya hanya dari pemilik
aplikasi web. Sedangkan web yang bersifat dinamis apabila isi informasinya selalu
berubah-ubah dan dapat diubah-ubah oleh pemilik maupun pengguna aplikasi web.
Contoh web statis salah satunya yaitu aplikasi web profil perusahaan, sedangkan
contoh web dinamis seperti facebook, twitter dan lain-lain [ 13].
2.8 Bahasa Pemrograman
2.8.1 PHP: Hypertext Prepocessor
PHP adalah sebuah bahasa pemrograman yang digunakan secara luas untuk
pembuatan maupun pengembangan sebuah situs aplikasi web dan bisa digunakan
bersamaan dengan HTML. Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu
situs web menjadi lebih mudah dan proses update data dapat dilakukan dengan
mudah dan aplikasi web akan menjadi dinamis. PHP banyak diaplikasikan untuk
pembuatan program-program seperti sistem informasi klinik, rumah sakit,
akademik, keuangan, manajemen aset, manajemen bengkel dan lain-lain. Dapat
dikatakan bahwa program aplikasi yang dulunya hanya dapat dikerjakan untuk
desktop aplikasi, PHP sudah dapat mengerjakannya.
15
2.8.2 HTML (Hypertext Markup Language)
HTML merupakan sebuah bahasa pemograman yang digunakan untuk mendesain
sebuah halaman web. Sebagian besar dokumen yang terdapat dalam sebuah web
adalah dokumen HTML. Saat ini, HTML merupakan standar internet yang
didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consorsium
(W3C). HTML juga dapat digunakan sebagai link antara file-file dalam situs atau
dalam komputer dengan menggunakan localhost atau link yang menghubungkan
antar situs dalam dunia internet.
2.8.3 JavaScript
Javascript adalah program dalam bentuk script yang dijalankan oleh perangkat
lunak yang telah mampu mengeksekusi kode program yang telah ditanamkan
kedalam browser web, sehingga browser web dapat mengeksekusi program
javascript. Kegunaan utama JavaScript adalah untuk menuliskan fungsi yang
disisipkan kedalam HTML baik secara langsung disisipkan maupun diletakan ke
file teks dan di link dari dokumen HTML. Secara fungsional, JavaScript digunakan
untuk menyediakan akses script pada objek yang dibenamkan (embedded).
2.8.4 CSS (Cascading Style Sheet)
Cascading Style Sheet atau CSS merupakan suatu bahasa pemrograman web yang
digunakan untuk mengendalikan dan membangun berbagai komponen dalam web
sehingga tampilan web akan lebih rapi, terstruktur, dan seragam. Selain itu, dapat
juga diartikan sebagai suatu teknologi yang digunakan untuk memperindah
tampilan halaman aplikasi web atau situs.
16
2.9 Web Server
Web Server adalah sebuah perangkat lunak yang berfungsi menerima permintaan
HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan web browser dan mengirimkan
kembali hasilnya dalam bentuk halaman-halaman web yang umumnya berbentuk
dokumen HTML. Salah satu web server yang terkenal diantaranya adalah Apache.
Apache adalah salah satu jenis web server yang dapat dijalankan di berbagai sistem
operasi seperti Windows, Linux, Unix serta platform lainnya yang digunakan untuk
melayani dan melakukan pengaturan fasilitas aplikasi web menggunakan sebuah
protokol yang dikenal dengan HTTP (Hypertext Transfer Protocol).
Fungsi apache yaitu untuk menjalankan PHP dan MySQL. Aplikasi web server
yang juga di kenal dengan istilah HTTPD (Hypertext Transfer Protocol Deamon)
atau HTTP server adalah service yang bekerja untuk melayani request dari HTTP
client (aplikasi web browser) ke komputer server.
2.10 Web Browser
Web Browser merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk
mengambil serta menyajikan sumber informasi suatu web. Sumber informasi web
dapat terdiri dari halaman web, gambar, video serta dokumen-dokumen lainnya.
Fungsi utama dari Web browser yaitu berfungsi menampilkan dan melakukan
interaksi dengan dukumen-dokumen yang disediakan oleh web server. Beberapa
jenis web browser yang sering digunakan diantaranya yaitu Mozilla Firefox,
Internet Explorer, Google Chrome, Safari dan Opera.
17
2.11 Model Pengembangan Waterfall
Model Waterfall merupakan salah satu model pengembangan perangkat lunak yang
ada di dalam model SDLC (Sequencial Development Life Cycle). Menurut Sukamto
dan Shalahuddin (2013:26) mengemukakan bahwa “SDLC atau Software
Development Life Cycle atau sering disebut juga System Development Life Cycle
adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak
dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk
mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya, berdasarkan best
practice atau cara-cara yang sudah teruji baik.
Menurut Pressman, model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis,
berurutan dalam membangun software. Nama model ini sebenarnya adalah “Linear
Sequential Model”. Model ini termasuk ke dalam model generic pada rekayasa
perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun
1970 yang merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software
Engineering (SE) [ 14].
Fase-fase dalam Waterfall Model menurut referensi Pressman :
Gambar 2. 3 Waterfall Model [14]
Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan
waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap
sebelumnya dan berjalan berurutan.
18
Penelitian terkait yaitu dilakukan oleh Awan Sagita pada tahun 2016 dengan judul
penelitian “Penerapan Metode Waterfall Pada Sistem Informasi Penjualan
Furniture Berbasis Web”. Dalam penelitiannya, perancangan sistem dilakukan
menggunakan pendekatan waterfall model melalui lima tahapan yaitu fase analisa
yang mengindentifikasi informasi yang diproses. Kemudian fase desain antar muka,
fase pembuatan kode program, fase implementasi dan pengujian unit dimana sistem
diuji menggunakan black box testing [ 15].
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian pada tugas akhir ini dilaksanakan mulai Februari 2019 sampai Oktober
2019 di Gedung A Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Tabel 3.1 adalah alat-alat yang digunakan dalam penelitian berserta spesifikasinya:
Tabel 3. 1 Alat Penelitian
No Alat Spesifikasi Deskripsi
1 Laptop Merek Asus, Tipe
X441U, Core i3, RAM
4 Gigabyte, dan sistem
operasi Windows 10 Pro
Hardware yang
dipergunakan sebagai
compiler dalam
pemrograman
2 Sublime Text Versi 3.3.1 Text Editor untuk
menuliskan program
3 Software
XAMPP
Versi 7.2.3 Software penyedia
Database server (MySQL)
dan Web Server (Apache)
4 Apache Web
Server
Versi 2.4.29 Web server untuk
menjalankan PHP dan
MySQL
5 SQL Database MySQL 10.1.31 Database sebagai tempat
penyimpanan data
6 Google Chrome
Web Browser
Versi 77.0.3865.120
(64-bit)
Software untuk
menampilkan dan
melakukan interaksi
dukumen-dokumen yang
disediakan oleh web
server
20
7 Enviromental
Meter
- Merek Extech EN300
5-in-1
- (Temperature) Range
0 to 50oC
- (Humidity) Range 10
to 95 % RH
Alat untuk mengukur nilai
temperatur dan
kelembaban ruangan.
8 Laser Distance
Meter
-Merek Venus,
-Range 0 to 40m
Alat untuk mengukur
panjang atau jarak
9 Portable Lux
Meter
-Merek Yokogawa
-Tipe 3281A
-Range 0 to 3000 lux
Alat untuk mengukur
besarnya tingkat
pencahayaan di suatu
tempat
10 Digital Power
Clamp Meter
-Merek Constant, Tipe
260 W
- Max Range AC
Voltage 600V
-Max Range AC Current
1000A
- Frequency 30 to 1kHz
Alat ukur yang digunakan
untuk mengukur arus dan
tegangan listrik pada
sebuah kabel konduktor
yang dialiri arus listrik
dengan
Tabel 3.2 menunjukkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini :
Tabel 3. 2 Bahan Penelitian
No Bahan Spesifikasi Deskripsi
1 Data Audit
Energi Listrik
Gedung yang
telah dilakukan
sebelumnya.
Data audit energi listrik
(nama gedung, nama
lantai, ruangan, luas
ruangan, alat terpasang
beserta daya dan lama
pemakaian perhari)
Data acuan dalam
membuat tampilan, fitur-
fitur pendukung serta data
pembanding dengan hasil
data pada aplikasi web
2 Data Audit
Energi Listrik
Baru
Data audit energi listrik
(nama gedung, jumlah
lantai, ruangan, luas
ruangan, alat terpasang
beserta daya dan lama
pemakaian perhari)
Data yang digunakan
sebagai implementasi dari
aplikasi web audit energi
listrik
21
3.3 Tahapan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pengembangan perangkat lunak Waterfall yang
terdiri dari 5 tahapan seperti yang ditunjukan pada gambar 3.1.
Analisis Kebutuhan
(Hasil yang diharapkan)
Desain Sistem Aplikasi
Web
Implementasi Aplikasi
Web
(Data Audit Energi)
Pengujian Sistem
Secara Keseluruhan
Operasi dan
Pemeliharaan Web
Gambar 3. 1 Tahapan penelitian berdasarkan Waterfall Model
Berikut merupakan penjelasan dari setiap tahapan Waterfall Model :
3.3.1 Analisis Kebutuhan
Berbagai hal dapat dilakukan dalam rangka konservasi dan efisiensi energi, salah
satunya adalah dengan melakukan audit energi guna mengetahui Intensitas
Konsumsi Energi (IKE) dan membandingkannya dengan standar yang ada saat ini
serta mencari peluang peluang yang dapat dilakukan guna mendapatkan nilai IKE
yang efisien.
Nilai IKE dipengaruhi oleh konsumsi energi listrik dan luas gedung yang di audit.
Namun, pada umumnya gedung-gedung perkantoran tidak semuanya terpasang
22
kWh Meter, sehingga menghitung IKE menjadi sebuah pekerjaan yang rumit dan
memerlukan waktu yang lama.
Seperti halnya di Universitas Lampung telah sering dilakukan audit energi
bangunan gedung. Namun demikian penelitian sebelumnya dalam hal proses
perhitungan nilai IKE dilakukan secara manual dan tidak disimpan dalam sebuah
database. Hal ini tentulah sangat tidak efisien jika terdapat perubahan beban
maupun luas bangunan maka perkerjaan akan diulang lagi dari awal.
Berdasarkan identifikasi masalah, Maka perlu ada sebuah inovasi dalam hal
perhitungan dan pengolahan data dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Penelitian ini melakukan perancangan sebuah aplikasi web audit energi sebagai
alat bantu dalam menghitung nilai IKE pada bangunan gedung. Dengan adanya
aplikasi web ini tidak hanya dapat mempermudah dalam hal update data dan
menjamin keamanan data, tapi juga akan mempercepat pekerjaan audit energi listrik
untuk segera melaporkan hasilnya ke instansi terkait.
3.3.2 Desain Sistem Aplikasi Web
Tahapan perancangan sistem dengan membentuk arsitektur sistem secara
keseluruhan. Perancangan desain disesuaikan dengan mengacu data-data yang
diinginkan. Berikut beberapa tahap yang termasuk dalam system design :
3.3.2.1 Pengumpulan Referensi Data Audit Energi Sebelumnya
Data audit energi yang telah dilakukan sebelumnya akan digunakan sebagai acuan
dalam membuat desain sistem aplikasi yang berisi tampilan-tampilan, fitur
pendukung serta database yang dibutuhkan.
23
Data audit energi yang dijadikan sebagai acuan yakni data audit energi Gedung
Rektorat Universitas Lampung yang telah diaudit pada bulan Juli 2018. Data
tersebut meliputi data profil bangunan gedung, data beban penggunaan energi serta
pengelompokkan beban berdasarkan jenis dan besar daya. Parameter data yang
akan dicatat diantaranya profil gedung meliputi nama instansi, alamat, nama
gedung, jumlah lantai dan waktu pelaksanaan audit. Kemudian jenis klasifikasi
gedung termasuk dalam kategori AC atau Non-AC untuk menentukan jenis Standar
IKE yang sesuai dengan gedung yang telah diaudit. Pada data ruangan berisi nama-
nama ruangan, subruangan lengkap dengan nilai panjang dan lebar ruangan. Pada
data peralatan, parameter-parameter yang diinputkan diantaranya alat terpasang,
daya pada peralatan tersebut, jumlah peralatan (apabila terdapat peralatan dengan
jenis dan daya yang besarnya sama) dan lama waktu pemakaian peralatan tersebut.
Report data atau laporan akhir hasil pengolahan data berisi informasi besar
pemakaian energi listrik harian, pemakaian energi bulanan, total luas ruangan, nilai
IKE serta keterangan tingkat efisiensi gedung tersebut berdasarkan peraturan yang
berlaku.
3.3.2.2 Menentukan Algoritma Perhitungan
Algoritma perhitungan ini digunakan untuk menyelesaikan persoalan dengan logis
dan sistematis. Persamaan-persamaan matematis digunakan sebagai tahap dalam
mendapatkan niai IKE meliputi perhitungan total pemakaian beban listrik,
perhitungan luas total ruangan serta perhitungan nilai intensitas konsumsi energi
listrik gedung.
Berikut ini merupakan beberapa persamaan untuk menghitung pemakaian beban
listrik :
24
Total pemakaian energi masing-masing beban per hari
𝑊. 𝑡𝑜𝑡 (𝑊ℎ) = [(𝑃. 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 ∗ 𝑡. 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛) ∗ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ] (3-1)
Total pemakaian energi listrik keseluruhan beban per hari
𝑊. 𝑡𝑜𝑡 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 (𝑊ℎ) = 𝛴[𝑊. 𝑡𝑜𝑡 1 + 𝑊. 𝑡𝑜𝑡2. . . +𝑊. 𝑡𝑜𝑡 𝑛] (3-2)
𝑊. 𝑡𝑜𝑡 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 (𝑘𝑊ℎ) = 𝑊.𝑡𝑜𝑡 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 (𝑤𝑎𝑡𝑡)
1000 (3-3)
Total pemakaian energi listrik keseluruhan beban per bulan
(Diasumsikan hari kerja dalam sebulan yakni berjumlah 22 hari dengan 8 hari
libur diakhir pekan)
𝑊𝑡𝑜𝑡 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛(𝑘𝑊ℎ) = 𝑊. 𝑡𝑜𝑡 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 (𝑘𝑊ℎ) ∗ 22 (3-4)
Total Luas Ruangan (m2)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙(m2) = 𝛴[𝐿. 𝑡𝑜𝑡 𝑙1 + 𝐿. 𝑡𝑜𝑡 𝑙2. . . +𝐿. 𝑡𝑜𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑛] (3-5)
Intensitas Konsumsi Energi (kWh/m2 per bulan)
𝐼𝐾𝐸 (𝑘𝑤ℎ/𝑚2/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛) = 𝑃.𝑡𝑜𝑡 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 (𝑘𝑊ℎ)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (3-6)
3.3.2.3 Rancangan Database
Rancangan database pada aplikasi audit energi listrik berisi beberapa tabel
diantaranya tabel user yang berisi data pengguna aplikasi (auditor) seperti username
dan password, kemudian terdapat pula tabel lain seperti tabel gedung yang berisi
profil gedung yang akan diaudit, tabel hari kerja yang berisi informasi jumlah hari
kerja gedung dalam sebulan, tabel standar IKE yang berisi standar nilai sesuai
25
dengan peraturan terbaru yang berlaku, tabel lantai berisi jumlah lantai sebuah
gedung, tabel ruangan berisi data nama-nama ruangan gedung yang akan diaudit,
tabel sub ruangan berisi data nama-nama sub ruangan dari ruangan yang ada pada
gedung beserta rincian informasi panjang dan lebar dari ruangan untuk menentukan
luas total dari gedung tabel peralatan berisi data nama alat terpasang, daya
terpasang, lama pemakaian alat perhari dan juga jumlah dari alat terpasang dengan
daya dan lama pemakaian yang sama, serta tabel report data atau laporan akhir dari
proses pengolahan data yang berisi informasi diantaranya pemakaian energi listrik
perhari, pemakaian energi listrik perbulan, total luas ruangan serta nilai IKE
berserta kategori tingkat efisiensinya.
3.3.2.4 Rencana Tampilan Aplikasi Web
Selain mengacu pada data-data audit energi listrik yang telah dilakukan
sebelumnya, perancangan aplikasi web juga mempertimbangkan unsur lain seperti
sistem keamanan dengaan memberikan otentikasi pengguna berupa login
dilengkapi dengan password. Berikut rencana tampilan dari aplikasi web yang akan
dirancang :
Otentikasi Pengguna
Didalam fitur ini, pengguna diharuskan mengisi username dan password sebelum
masuk ke halaman beranda aplikasi web audit energi seperti ditunjukan pada
gambar 3.2.
26
Gambar 3. 2 Tampilan Otentikasi Pengguna
Beranda Aplikasi Web
Pada halaman beranda akan ditampilkan keseluruhan fitur yang tersedia dalam
aplikasi web audit energi seperti profil gedung, klasifikasi gedung, data peralatan
yang terpasang, data ruangan serta menu report data seperti ditunjukan pada
gambar 3.3.
Gambar 3. 3 Tampilan Beranda Aplikasi Web
27
Profil Gedung
Didalam menu ini, pengguna diharuskan mengisi data profil gedung seperti nama
instansi, nama gedung, alamat, nama kota, kode pos, serta waktu pelaksanaan audit
energi yang dilakukan seperti ditunjukan pada gambar 3.4.
Gambar 3. 4 Tampilan Profil Gedung
Klasifikasi Gedung
Pada menu klasifikasi gedung, pengguna memilih kategori gedung yang telah
diaudit termasuk dalam kategori AC atau kategori Non-AC. Kemudian
memasukkan standar IKE terbaru sesuai dengan peraturan pemerintah seperti
ditunujukan pada gambar 3.5.
Gambar 3. 5 Tampilan Klasifikasi Gedung
28
Data Peralatan
Pada fitur ini, pengguna diarahkan untuk memasukkan parameter-parameter data
peralatan yang terpasang sesuai dengan audit yang telah dilakukan seperti alat
terpasang, besarnya daya peralatan, lamanya waktu pemakaian serta jumlah
(apabila terdapat jenis peralatan dan daya yang besarnya sama). Pengguna juga
diharuskan memasukkan data ruangan seperti lantai, ruangan, sub ruangan serta
panjang dan lebar ruangan seperti ditunjukan pada gambar 3.6.
Gambar 3. 6 Tampilan Data Peralatan
Report Data
Pada fitur ini, pengguna dapat melihat report atau laporan hasil dari pemrosesan
data dengan aplikasi web. Parameter data yang terdapat pada sistem report ini
diantaranya total energi listrik per hari, total energi listrik per bulan, luas ruangan
per lantai serta nilai dari IKE dilengkapi dengan keterangan apakah nilai IKE
tersebut telah memenuhi standar efisiensi yang berlaku atau termasuk dalam
kategori boros seperti ditunjukan pada gambar 3.7.
29
Gambar 3. 7 Tampilan Report Data
3.3.3 Implementasi
Desain sistem aplikasi web direalisasikan melalui serangkaian program
menggunakan bahasa pemrograman PHP yang dituliskan pada Text Editor Sublime
Text. Masing-masing unit dirancang sesuai analisa kebutuhan tampilan serta fitur
pendukung. Setiap unit terintegrasi menjadi satu kesatuan melalui relasi antar tabel
database ‘ike_auditenergi’ pada MySQL dengan bantuan Apache (web server) yang
menyediakan layanan request dari HTTP client (web browser) ke computer server.
3.3.4 Pengujian
3.3.4.1 Pengujian Unit
Pengujian unit terdiri dari 2 tahapan, yang pertama pengujian dengan metode
pengujian Black Box untuk membandingkan kesesuaian hasil yang diharapkan
dengan hasil pengamatan. Tahapan yang kedua adalah pengujian data yaitu
membandingkan data hasil perhitungan menggunakan persamaan-persamaan audit
energi dengan hasil pengolahan data menggunakan aplikasi web.
30
3.3.4.2 Pengujian Terintegrasi
Masing-masing unit program diuji sebagai sebuah sistem lengkap untuk
memastikan hasil pengujian sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Pengujian
terintegrasi bertujuan untuk memastikan hasil output dari pengolahan data aplikasi
web sesuai dengan pengolahan data secara manual (perhitungan real) dan
memastikan keseluruhan unit / fitur yang terdapat pada aplikasi web berjalan
dengan baik sesuai dengan desain sistem yang dirancang.
3.3.5 Operasi dan Pemeliharaan
Tahapan ini merupakan pembetulan apabila terdapat kesalahan yang tidak
ditemukan pada tahapan-tahapan sebelumnya. Tujuan utama dari operasi dan
pemeliharaan aplikasi web diantaranya untuk meningkatkan implementasi dari
setiap unit sistem serta meningkatkan layanan sistem apabila terdapat kebutuhan
baru yang diinginkan.
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi
4.1.1 Implementasi Basis Data
Pada tahap ini dilakukan perancangan menggunakan MySQL sebagai manajemen
basis data yang mengacu pada data audit energi listrik di gedung Rektorat
Universitas Lampung yang telah dilakukan sebelumnya.
Implementasi database dapat dilihat pada pada gambar 4.1. Database
‘ike_auditenergi’ berisi data masing-masing tabel seperti user, gedung, lantai,
ruangan, subruangan, peralatan, hari kerja dan tabel standar IKE berserta relasi
antar tabel yang berhubungan.
Gambar 4. 1 Relasi antar tabel database ‘ike_auditenergi’
32
4.1.2 Implementasi Aplikasi Web
Implementasi aplikasi web dilakukan sebagai kebutuhan baru menggunakan data
audit energi yang dilakukan di Gedung A Fakultas Teknik Universitas Lampung
(Unila) pada bulan Oktober 2019.
4.1.2.1 Beranda Aplikasi Web Audit Energi
Implementasi menu beranda dari aplikasi web audit energi listrik dapat dilihat pada
gambar 4.2. Beranda aplikasi web audit energi listrik terdiri dari beberapa menu
diantaranya profil gedung, standar ike, data ruangan, data peralatan serta report
data.
Gambar 4. 2 Tampilan Beranda Aplikasi Web Audit Energi
4.1.2.2 Profil gedung
Implementasi dari menu profil gedung dari aplikasi web audit energi listrik dapat
dilihat pada gambar 4.3. Profil gedung berisi informasi data mengenai gedung yang
akan diaudit seperti nama instansi, nama gedung, alamat, kota, kode pos, kategori
gedung serta waktu audit energi listrik dilakukan.
33
Gambar 4. 3 Tampilan Data Profil Gedung
4.1.2.3 Standar IKE
Implementasi menu Standar IKE dari aplikasi web audit energi listrik dapat dilihat
pada gambar 4.4. Menu standar IKE menampilkan standar untuk kategori gedung
AC dan gedung Non-AC yang terdiri dari beberapa tingkat efisiensi diantaranya
sangat efisien, efisien, cukup efisien dan boros . Auditor dapat menginputkan nilai
dari standar IKE terbaru yang berlaku.
Gambar 4. 4 Tampilan Data Standar IKE
34
4.1.2.4 Data Ruangan
Implementasi menu data ruangan dari aplikasi web audit energi listrik dapat dilihat
pada gambar 4.5. Menu data ruangan berisi data-data ruangan seperti jumlah lantai,
data nama ruangan serta data nama subruangan termasuk didalamnya panjang dan
lebar ruangan sesuai data audit dilapangan. Pada menu data ruangan juga terdapat
informasi jumlah hari kerja gedung dalam sebulan untuk megetahui penggunaan
energi listrik sebuah gedung dalam sebulan.
Gambar 4. 5 Tampilan Data Ruangan
4.1.2.5 Data Peralatan
Implementasi menu data peralatan dari aplikasi web audit energi listrik dapat dilihat
pada gambar 4.6. Menu data peralatan meliputi nama alat terpasang, daya alat
terpasang, lama pemakaian alat perhari, jumlah alat terpasang serta informasi data
ruangan seperti lantai, nama ruangan serta nama gedung yang diaudit.
35
Gambar 4. 6 Tampilan Data Peralatan
4.1.2.6 Report Data
Implementasi menu report data dapat dilihat pada gambar 4.7. Menu report data
merupakan hasil akhir aplikasi web berbasis keseluruhan data pada gedung. Menu
report data berisi laporan penggunaan energi harian, penggunaan energi listrik
bulanan, total luas ruangan, nilai IKE serta kategori penggunaan energi listrik. Pada
menu report data juga terdapat fitur yang dapat menyimpan laporan akhir dalam
bentuk pdf, excel dan juga dapat langsung mencetak dokumen.
Gambar 4. 7 Tampilan Report Data
36
Berikut merupakan Query yang digunakan pada menu report data audit energi pada
aplikasi web :
SELECT (SELECT SUM(total_daya) as total FROM peralatan)/1000 as
listrikharian,((SELECT jumlah_hari FROM hari_kerja) * (SELECT
SUM(total_daya) as total FROM peralatan))/1000 as listrikbulanan, (SELECT
ROUND((SELECT SUM(luas_sub_ruangan) as luas FROM sub_ruangan),3)) as
totalluasruangan, (SELECT ROUND(((SELECT jumlah_hari FROM
hari_kerja)*(SELECT SUM(total_daya) as total FROM peralatan) / (SELECT
SUM(luas_sub_ruangan) as luas FROM sub_ruangan) / 1000),3)) as nilaiike,
(SELECT IF(((SELECT jumlah_hari FROM hari_kerja)*(SELECT SUM(total_daya)
as total FROM peralatan) / (SELECT SUM(luas_sub_ruangan) as luas FROM
sub_ruangan) / 1000) < sangat_efisien, 'Sangat Efisien', IF(((SELECT
jumlah_hari FROM hari_kerja)*(SELECT SUM(total_daya) as total FROM
peralatan) / (SELECT SUM(luas_sub_ruangan) as luas FROM sub_ruangan) /
1000) < efisien_ba, 'Efisien', IF(((SELECT jumlah_hari FROM
hari_kerja)*(SELECT SUM(total_daya) as total FROM peralatan) / (SELECT
SUM(luas_sub_ruangan) as luas FROM sub_ruangan) / 1000) <
cukup_efisien_ba, 'Cukup Efisien','Boros'))) FROM (SELECT * FROM ike_ac)
as standarike) as statusike
Kode 4.1. Query Report Data
Kode 4.1 menunjukan query yang digunakan untuk menampilkan data dari
beberapa tabel yang terdapat pada database “ike_auditenergi”. Terdapat 5
parameter yang ditampilkan pada menu report data diantaranya energi listrik harian
yang merupakan total daya dari keseluruhan peralatan, energi listrik bulanan
merupakan perkalian dari total daya harian dikali dengan jumlah hari kerja gedung
per bulan, total luas gedung merupakan hasil dari penjumlahan keseluruhan luas
sub ruangan, kemudian nilai IKE yang didapat dengan cara membagi total daya per
bulan dengan total luas sub ruangan sekaligus diketahui status tingkat konsumsi
energi listrik gedung.
37
4.2 Pengujian Aplikasi Web
4.2.1 Pengujian Unit
Pengujian unit terdiri dari 2 tahapan pengujian, tahapan yang pertama adalah
melakukan pengujian dengan metode pengujian Black Box. Tahapan yang kedua
adalah pengujian terhadap hasil pengolahan data pada menu report data dengan
membandingkan data audit energi hasil perhitungan dan hasil pengolahan data
dengan menggunakan aplikasi web audit energi listrik.
4.2.1.1 Pengujian Dengan Metode Black Box
Pengujian dengan metode Black Box dilakukan dengan menguji setiap unit dari
aplikasi web kemudian memberikan masukan dan dilihat keluarannya. Tujuan
pengujian ini untuk mengetahui apakah semua fungsi setiap unit aplikasi web telah
berjalan semestinya sesuai dengan kebutuhan fungsional yang telah didefinsikan.
Pengujian meliputi data masukan, data yang diharapkan, data hasil pengamatan dan
juga kesimpulan keberhasilan pengujian data. Unit-unit yang diuji adalah sebagai
berikut :
4.2.1.1.1 Otentikasi Pengguna
Hasil pengujian fitur otentikasi pengguna ditunjukkan pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4. 1 Pengujian Otentikasi pengguna
Kasus dan Hasil Uji
Data Masukan Yang
Diharapkan
Hasil
Pengamatan
Kesimpulan
Username: admin
Password : admin
Login berhasil
dan masuk ke
halaman beranda
aplikasi web
Login berhasil
dan masuk ke
halaman beranda
aplikasi web
Berhasil
38
Kasus dan Hasil Uji (Data Salah)
Data Masukan Yang
Diharapkan
Hasil
Pengamatan
Kesimpulan
Email :
Random
Password :
Random
Menampilkan
pesan “Login
gagal! Username
/ Password salah”
Menampilkan
pesan “Login
gagal! Username
/ Password salah”
Berhasil
Melakukan Login
dengan input
kosong
Menampilkan
pesan “Isi
Username dan
Password”
Menampilkan
pesan “Isi
Username dan
Password”
Berhasil
4.2.1.1.2 Profil Gedung
Hasil pengujian menu profil gedung ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4. 2 Pengujian Profil Gedung
Kasus dan Hasil Uji
Data Masukan Yang
Diharapkan
Hasil
Pengamatan
Kesimpulan
Mengisi
keseluruhan data
profil gedung
sesuai tampilan
tambah data
Data berhasil
tersimpan ke
database
‘ike_auditenergi’
pada tabel
‘gedung’
Data berhasil
tersimpan ke
database
‘ike_auditenergi’
pada tabel
‘gedung’
Berhasil
Kasus dan Hasil Uji (Data Salah)
Data Masukan Yang
Diharapkan
Hasil
Pengamatan
Kesimpulan
Mengisi data
profil gedung
sebagian / kosong
keseluruhan
Menampilkan
pesan “Please fill
in this field” pada
kolom yang
belum diisi
Menampilkan
pesan “Please fill
in this field” pada
kolom yang
belum diisi
Berhasil
39
4.2.1.1.3 Standar IKE
Hasil pengujian menu standar IKE ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4. 3 Pengujian Standar IKE
Kasus dan Hasil Uji
Data Masukan Yang
Diharapkan
Hasil
Pengamatan
Kesimpulan
Mengisi
keseluruhan data
standar IKE
dengan tipe data
angka
Data berhasil
tersimpan ke
database
‘ike_auditenergi’
pada tabel
‘standar_ike’
Data berhasil
tersimpan ke
database
‘ike_auditenergi’
pada tabel
‘standar_ike’
Berhasil
Kasus dan Hasil Uji (Data Salah)
Data Masukan Yang
Diharapkan
Hasil
Pengamatan
Kesimpulan
Mengisi
keseluruhan data
standar IKE
dengan tipe data
teks
Data gagal
tersimpan ke
database
Data gagal
tersimpan ke
database
Berhasil
Mengisi data
dengan input
kosong
Menampilkan
pesan “Please fill
in this field” pada
kolom yang
belum diisi
Menampilkan
pesan “Please fill
in this field” pada
kolom yang
belum diisi
Berhasil
4.2.1.1.4 Data Ruangan
Hasil pengujian menu data ruangan ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4. 4 Pengujian Data Ruangan
Kasus dan Hasil Uji
Data Masukan Yang
Diharapkan
Hasil
Pengamatan
Kesimpulan
Mengisi
keseluruhan data
ruangan sesuai
Data berhasil
tersimpan ke
database
Data berhasil
tersimpan ke
database
Berhasil
40
tampilan pada fitur
tambah data
‘ike_auditenergi’
pada tabel
‘ruangan’
‘ike_auditenergi’
pada tabel
‘ruangan’
Kasus dan Hasil Uji (Data Salah)
Data Masukan Yang
Diharapkan
Hasil
Pengamatan
Kesimpulan
Mengisi data
ruangan sebagian /
kosong
keseluruhan
Menampilkan
pesan “Please fill
in this field” pada
kolom yang
belum diisi
Menampilkan
pesan “Please fill
in this field” pada
kolom yang
belum diisi
Berhasil
4.2.1.1.5 Data Peralatan
Hasil pengujian menu data peralatan ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4. 5 Pengujian Data Peralatan
Kasus dan Hasil Uji
Data Masukan Yang
Diharapkan
Hasil
Pengamatan
Kesimpulan
Mengisi
keseluruhan data
peralatan sesuai
field pada fitur
tambah data
peralatan
Data berhasil
tersimpan ke
database
‘ike_auditenergi’
pada tabel
‘peralatan’
Data berhasil
tersimpan ke
database
‘ike_auditenergi’
pada tabel
‘peralatan’
Berhasil
Kasus dan Hasil Uji (Data Salah)
Data Masukan Yang
Diharapkan
Hasil
Pengamatan
Kesimpulan
Mengisi data
ruangan sebagian /
kosong
keseluruhan
Menampilkan
pesan “Please fill
in this field” pada
kolom yang
belum diisi
Menampilkan
pesan “Please fill
in this field” pada
kolom yang
belum diisi
Berhasil
41
4.2.1.1.6 Report Data
Hasil pengujian menu report data ditunjukkan pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4. 6 Pengujian Report Data
Kasus dan Hasil Uji
Yang Diharapkan Hasil Pengamatan Kesimpulan
Menampilkan hasil report
data berupa nilai energi
perhari, energi perbulan, total
luas subruangan, nilai IKE,
dan keterangan tingkat
efisiensi gedung
Menampilkan hasil report
data berupa nilai energi
perhari, energi perbulan,
total luas subruangan, nilai
IKE, dan keterangan tingkat
efisiensi gedung
Berhasil
4.2.1.2 Pengujian Data
Pengujian data bertujuan untuk mengetahui kesesuaian hasil report data audit
energi hasil perhitungan dan hasil pengolahan data dengan menggunakan aplikasi
web audit energi listrik.
4.2.1.2.1 Pengujian Total Energi Peralatan
Diketahui Lampu SL di ruang kuliah lantai 1 Gedung A FT Unila memiliki daya 23
W dengan pemakaian 9 jam/hari dan terdapat 2 lampu yang sama pada ruangan
tersebut.
(Sumber Data: Audit energi yang telah dilakukan di Gedung A FT Universitas
Lampung)
- Mencari total energi (Wh)
(P.beban = 23 W)
(t.beban = 9 jam/hari)
(jumlah = 2)
𝑊. 𝑡𝑜𝑡 (𝑊ℎ) = [(23 ∗ 9) ∗ 2] = 414 𝑊ℎ]
42
Gambar 4.8 berikut ini menunjukan hasil total energi pada alat terpasang hasil
pemrosesan data aplikasi web :
Gambar 4. 8 Hasil total daya alat terpasang pada Aplikasi Web
Berdasarkan pengujian total energi peralalatan, dapat disimpulkan bahwa nilai
perhitungan secara manual dan hasil perhitungan menggunakan aplikasi web
memiliki nilai yang sama.
4.2.1.2.2 Pengujian Total Luas Ruangan
Diketahui Ruang kuliah lantai 1 di Gedung A FT Unila memiliki panjang 7 m dan
lebar 5 m.
(Sumber Data: Audit energi yang telah dilakukan di Gedung A FT Universitas
Lampung)
- Mencari Luas Subruangan
Panjang (p) = 7 m
Lebar (l) = 5 m
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑆𝑢𝑏𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑚2) = (𝑝 ∗ 𝑙)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑆𝑢𝑏𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑚2) = (7 ∗ 5) = 35 𝑚2
Gambar 4.9 berikut ini menunjukan hasil total luas ruangan pada aplikasi web :
43
Gambar 4. 9 Hasil total luas ruangan pada Aplikasi Web
Berdasarkan pengujian luas subruangan, dapat disimpulkan bahwa nilai
perhitungan secara manual dan hasil perhitungan menggunakan aplikasi web
memiliki nilai yang sama.
4.2.1.2.3 Pengujian Nilai IKE
Didapatkan data total energi listrik per bulan sebesar 4793,470 kWh dengan total
luas ruangan Gedung A FT sebesar 1071,5 m2 .
(Sumber : Data audit energi yang telah dilakukan di Gedung A FT Universitas
Lampung).
- Diketahui :
P.tot beban per bulan : 4793.470 kWh
Luas Total : 1071,5 m2
Maka nilai IKE :
𝐼𝐾𝐸 (𝑘𝑤ℎ
𝑚2𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛) =
4793.470 𝑘𝑊ℎ
1071,5 𝑚2
𝐼𝐾𝐸 (𝑘𝑤ℎ
𝑚2 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛) = 4,474
𝑘𝑊ℎ
𝑚2𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Hasil perhitungan nilai IKE pada aplikasi web audit energi ditunjukkan pada
gamabr 4.10 berikut ini :
44
Gambar 4. 10 Hasil Perhitungan total nilai IKE pada Aplikasi Web
Berdasarkan hasil pengujian nilai nilai IKE, dapat disimpulkan bahwa nilai
perhitungan secara manual dan hasil perhitungan menggunakan aplikasi web
memiliki nilai yang sama.
4.2.2 Pengujian Terintegrasi
Setiap unit program diuji sebagai sebuah sistem lengkap untuk memastikan hasil
pengujian sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Pengujian terintegrasi
bertujuan untuk memastikan hasil output dari pengolahan data aplikasi web sesuai
dengan perhitungan data secara manual menggunakan persamaan-persamaan audit
energi listrik dan memastikan keseluruhan unit / fitur yang terdapat pada aplikasi
web berjalan dengan baik sesuai dengan desain sistem yang dirancang.
Dalam penelitian ini, pengujian sistem dilakukan dengan melakukan pengujian
black-box dan pengujian data terhadap semua fungsi dalam aplikasi web.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada sub-bab 4.2 dapat disimpulkan bahwa
keseluruhan unit yang didalamnya terdiri dari beberapa fitur pendukung dapat
berjalan sesuai dengan fungsinya. Pengujian hasil pengolahan data aplikasi web
45
memiliki nilai yang akurat sesuai dengan perhitungan manual. Selain itu, database
‘ike_auditenergi’ yang dibuat berhasil menyimpan keseluruhan data yang dapat
digunakan sebagai laporan data audit energi listrik kepada instansi terkait sebagai
bahan untuk melakukan evaluasi tingkat efisiensi penggunaan energi listrik.
4.2.3 Operasi dan Pemeliharaan
Tujuan utama dari operasi dan pemeliharaan adalah untuk meningkatkan
implementasi dari setiap unit sistem. Aplikasi web audit energi telah diuji dengan
baik menggunakan serangkaian pengujian unit dan pengujian terintegrasi secara
keseluruhan. Aplikasi web diletakkan pada hosting yang mempunyai domain
dengan nama ike.unila.ac.id yang dapat diakses menggunakan jaringan internet
Universitas Lampung. Fitur-fitur aplikasi web yang terintegrasi dengan database
MySQL berjalan lancar sesuai fungsional masing-masing unit dan telah diuji
melalui implementasi pada audit energi di Gedung A Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
4.3 Analisa Sistem Kelistrikan
Analisa sistem kelistrikan membahas mengenai data pengukuran arus dan tegangan,
sistem pencahayaan setiap ruangan serta sistem tata udara yakni pengukuran suhu
dan temperatur yang akan dibandingkan dengan standar yang berlaku.
4.3.1 Sistem Kelistrikan
4.3.1.1 Analisa Data Pengukuran
Setelah mengukur arus dan tegangan pada panel utama Gedung A FT Unila, perlu
mempertimbangkan nilai faktor ketidakseimbangan (unbalance) setiap fasa.
46
Perhitungan nilai unbalance arus dan tegangan mengacu pada The National
Electrical Manufacture Association (NEMA) dengan persamaan berikut :
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (%) = (𝑁 𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑁 𝑟𝑎𝑡𝑎.𝑟𝑎𝑡𝑎)
𝑁 𝑟𝑎𝑡𝑎.𝑟𝑎𝑡𝑎∗ 100% (4-1)
Berikut merupakan tabel hasil pengukuran tegangan dan arus :
Tabel 4. 7 Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Kondisi Beban Maksimum
Parameter
Diukur
Phase Unbalance
(%) Kondisi
R S T
Tegangan (V) 203 209 208 1,13 % Beban Puncak
(P maks) Arus (A) 32,5 64,7 37,3 44,32 %
Berdasarkan Tabel 4.7, besar nilai tegangan fasa-netral relatif sama yakni pada fasa
R sebesar 203 V , pada fasa S sebesar 209 V dan pada fasa T sebesar 208 V dengan
nilai unbalance tegangan yang relatif kecil yaitu sebesar 1,13 %. Kebanyakan
penyedia energi listrik di negara maju akan membatasi ketidakseimbangan
tegangan pada nilai mencapai 2,50%. Dari hasil pengukuran juga diketahui nilai
arus paling kecil di panel utama Gedung A FT Unila pada kondisi beban puncak
adalah di fasa R sebesar 32,5 A, fasa T sebesar 37,3 A, dan nilai arus paling besar
berada di fasa S mencapai 64,7 A. Nilai unbalance arus mencapai 44,32% karena
perbedaan besar nilai arus yang cukup tinggi hampir 2 kali lipat antara fasa S dan
fasa lainnya. Nilai unbalance arus dapat diperbaiki dengan melakukan
penyeimbangan beban, yaitu dengan memindahkan sebagian beban dari dari fasa S
di pindah ke fasa R dan T.
47
4.3.1.2 Rekomendasi Sistem Kelistrikan
Berikut merupakan potensi yang dapat dilakukan pada sistem kelistrikan :
a. Melakukan penyeimbangan beban dengan memindahkan sebagian beban dari
fasa S ke fasa R dan fasa T.
b. Re-drawing sistem kelistrikan serta penamaan beban dipanel utama.
c. Memasang kWh Meter pada panel utama untuk memonitoring kondisi
kelistrikan di Gedung A FT UNILA.
d. Menempatkan petugas Operator Sistem Kelistrikan untuk memantau serta
bertanggung jawab terhadap kondisi sistem kelistrikan.
4.3.2 Sistem Pencahayaan
4.3.2.1 Analisa Data Pengukuran Sistem Pencahayaan
Pengukuran tingkat pencahayaan dilakukan dengan menggunakan alat ukur
Portable Lux Meter. Pengambilan data tingkat pencahayaan dilakukan pada titik
kerja (di bawah meja kerja) dan dititik berbeda (di bawah lampu) sebagai
pembanding karena intensitas pencahayaan di setiap titik berbeda.
Gambar 4.11 menunjukkan persentase kesesuaian hasil pengukuran tingkat
pencahayaan seluruh ruangan di Gedung A FT Unila yang mengacu pada SNI 6197-
2011 tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan :
48
Gambar 4. 11 Hasil Pengukuran Tingkat Pencahayaan di Gedung A FT Unila
Gambar 4.11 menunjukan bahwa 28% ruangan sudah sesuai dengan standar SNI
sedangkan sebanyak 72% nilai Tingkat Pencahayaan ruangan belum sesuai dengan
standar. Hal ini disebabkan karena pada saat pengambilan data ditemukan beberapa
lampu yang terpasang namun tidak menyala saat saklar dihidupkan, pada kondisi
lampu yang tidak menyala ini belum dilakukan pergantian, sehingga menyebabkan
hasil audit yang dilakukan tidak sesuai dengan nilai minimum tingkat pencahayaan
pada SNI, selain itu penataan meja kerja diruangan juga belum memperhatikan
sumber cahaya yang ada yakni meletakkan meja kerja bukan dibawah lampu,
sehingga hasil pengukuran tidak sesuai standar. Ketidaksesuaian jumlah titik yang
kurang dengan luas ruangan juga menjadi faktor hasil pengukuran tidak sesuai
standar. Salah satu akibat dari pencahayaan yang tidak sesuai SNI dapat membuat
kenyamanan dan efektifitas dalam berkerja akan berkurang.
4.3.2.2 Rekomendasi Sistem Pencahayan
Setelah melakukan audit energi listrik, maka diberikan beberapa rekomendasi yang
bertujuan tercapainya efisiensi penggunaan energi listrik disertai dengan kondisi
72%
28%
Grafik Persentase Kesesuaian
Tingkat Pencahayaan
Tidak Sesuai Standar Sesuai Standar
49
ruangan yang nyaman sesuai standar. Rekomendasi dapat diberikan berdasarkan
data-data pendukung sebagai berikut :
a) Data Luas Area Gedung
Tabel 4.8 menunjukkan data luas area masing-masing lantai yang didapat melalui
proses audit energi secara langsung pada Gedung A Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
Tabel 4. 8 Data luas area Gedung A Fakultas Teknik
No Lantai Luas (m2)
1 Lantai 1 482,5
2 Lantai 2 589
Total Luas 1071,5
b) Data Lampu Terpasang
Tabel 4.9 menunjukkan data lampu terpasang pada masing-masing lantai di Gedung
A Fakultas Teknik Universitas Lampung yang didapat melalui proses audit energi
listrik.
Tabel 4. 9 Data sumber cahaya Gedung A Fakultas Teknik
Lantai Tipe Lampu Jumlah Total
Lampu
1
TL 5
54 CFL 10
LED 39
2
TL 25
79 CFL 42
LED 12
50
c) Tingkat pencahayaan rata-rata
Data tingkat pencahayaan diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan lux meter
dan pengamatan langsung masing-masing ruangan menggunakan 2 titik
pengukuran. Tabel 4.10 menunjukkan tingkat pencahayaan rata-rata di setiap lantai
Gedung A Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Tabel 4. 10 Tingkat pencahayaan rata-rata hasil pengukuran
No Lantai Erata – rata (lux)
1 Lantai 1 152,05
2 Lantai 2 150,41
Sedangkan berdasarkan perhitungan, tingkat pencahayaan didapat berdasarkan
persamaan 4-2 berikut :
E = (Ø x CU x LLF x N)/A (4-2)
Keterangan :
E = Tingkat pencahayaan (Lux)
Ø = Kuat pencahayaan lampu (Lumen)
CU = (Coeffesien of Utillization)
LLF = (Light Loss Factor) biasa nilainya antara 0,7 - 0,8
N = Jumlah titik lampu
A = Luas Ruangan (m2)
Data perhitungan tingkat pencahayaan (E) dapat diperoleh dengan menggunakan
nilai pencahayaan lampu (I) dengan nilai CU = 0,85 untuk dinding dengan warna
terang, LLF = 0,7 dan data jumlah titik lampu (N) serta luas ruangan (A) didapat
51
melalui survey lapangan. Tabel 4.11 menunjukkan tingkat pencahayaan rata-rata di
setiap lantai berdasarkan perhitungan.
Tabel 4. 11 Tingkat pencahayaan rata-rata hasil perhitungan
No Lantai Erata – rata (lux)
1 Lantai 1 127,21
2 Lantai 2 108,73
Berdasarkan tabel 4.10 dan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa tingkat pencahayaan
rata-rata hasil pengukuran dan hasil perhitungan belum memenuhi standar untuk
Gedung A Fakultas Teknik Universitas Lampung yang termasuk dalam kategori
gedung perkantoran sehingga membutuhkan pencahayaan yang baik agar tercipta
kondisi yang nyaman pada setiap ruangan untuk digunakan dalam beraktivitas
sehari-hari.
d) Perhitungan jumlah lampu
Sebuah gedung dengan tingkat pencahayaan yang belum memenuhi standar perlu
menghitung ulang jumlah titik lampu untuk mendapatkan tingkat pencahayaan
sesuai standar. Banyaknya jumlah titik lampu dapat dihitung berdasarkan
persamaan 4-3 berikut :
N = (E standar x A) / (Ø x CU x LLF) (4-3)
Keterangan :
N = Jumlah titik lampu
E = Tingkat pencahayaan sesuai standar (Lux)
A = Luas Ruangan (m2)
Ø = Kuat pencahayaan lampu (Lumen)
52
CU = (Coeffesien of Utillization)
LLF = (Light Loss Factor) antara 0,7 - 0,8
Data perhitungan jumlah titik lampu (N) dapat diperoleh dengan menggunakan nilai
pencahayaan lampu (Ø) dalam satuan lumen, nilai CU = 0,85 untuk dinding dengan
warna terang, LLF = 0,7 dengan nilai tingkat pencahayaan (E) sesuai standar dan
luas ruangan (A) didapat melalui survey lapangan. Tabel 4.12 menunjukkan tingkat
pencahayaan rata-rata di setiap lantai Gedung A Fakultas Teknik Universitas
Lampung berdasarkan hasil perhitungan menggunakan persamaan 4-3.
Tabel 4. 12 Penambahan jumlah lampu sesuai standar
Lantai
Jumlah
Lampu Yang
Ada
Jumlah
Lampu Sesuai
Standar
Penambahan
Lampu Sesuai
Standar
1 54 112 58
2 79 114 35
Perhitungan penambahan lampu diperoleh dengan menghitung jumlah titik lampu
setiap ruangan kemudian dijumlahkan setiap ruangan sehingga didapat jumlah
lampu sesuai standar. Pada tabel 4.12 terlihat bahwa jumlah lampu pada lantai 1
Gedung A FT sebanyak 54 buah, sedangkan berdasarkan perhitungan didapat
jumlah lampu sebanyak 112 buah sehingga perlu penambahan lampu sebanyak 58
buah. Pada lantai 2 Gedung A FT terdapat jumlah lampu terpasang sebanyak 79
buah, sedangkan jumlah lampu sesuai standar berdasarkan perhitungan sebanyak
114 buah sehingga perlu penambahan lampu sebanyak 35 buah.
Jumlah titik lampu yanng tidak sesuai standar menyebabkan tingkat pencahayaan
tidak sesuai standar, selain itu umur lampu yang melebihi batas operasi pengguaan,
53
serta penempatan meja kerja yang tidak tepat menyebabkan tingkat pencahayaan di
area kerja kurang optimal.
4.3.2.2.1 Rekomendasi 1 - Mengganti lampu dengan Philips LED 19 W
Tabel 4.13 merupakan total konsumsi energi listrik (kWh/hari) berdasarkan hasil
rekomendasi 1 :
Tabel 4. 13 Total Penggunaan Energi Listrik Hasil Rekomendasi 1
Total Konsumsi
Energi Peralatan
(kWh)
Total Konsumsi Energi
Lampu Rekomendasi
(kWh)
Total
kWh/hari
201,108 31,464 232,572
Sedangkan tabel 4.14 dibawah ini menunjukan kebutuhan lampu berdasarkan
rekomendasi 1 :
Tabel 4. 14 Kebutuhan Lampu Hasil Rekomendasi 1
Lantai
Jumlah
Lampu
Sesuai
Standar
Jumlah
Lampu Hasil
Rekomendasi
Pengurangan
Lampu
Lantai 1 112 110 2
Lantai 2 114 97 17
TOTAL 226 207 19
Tabel 4.13 menunjukkan total konsumsi energi listrik perbulan (kWh/hari) hasil
rekomendasi 1 yaitu mengganti seluruh lampu dengan lampu LED 19W serta
menghitung ulang jumlah titik lampu berdasarkan tingkat pencahayaan sesuai
standar. Total konsumsi energi listrik peralatan adalah 201,108 kWh dan total
konsumsi energi listrik pada lampu hasil rekomendasi adalah 31,464 kWh. Maka
54
total konsumsi energi listrik perhari di Gedung A FT Unila hasil rekomendasi
adalah 232,572 kWh/hari. Sedangkan tabel 4.14 menunjukan kebutuhan lampu
berdasarkan rekomendasi. Jumlah lampu sesuai standar berdasarkan perhitungan
adalah 226 lampu dan setelah dilakukan rekomendasi jumlah lampu yang
dibutuhkan adalah 207 lampu yang artinya terdapat pengurangan jumlah lampu
sebanyak 19 lampu.
4.3.2.2.2 Rekomendasi 2 - Mengganti lampu dengan Philips LED 27 W
Tabel 4.15 total konsumsi energi listrik berdasarkan hasil rekomendasi 2 :
Tabel 4. 15 Total Penggunaan Energi Listrik Hasil Rekomendasi 2
Total Konsumsi
Energi Peralatan
(kWh)
Total Konsumsi Energi
Lampu Rekomendasi
(kWh)
Total
kWh/hari
201,108 35,208 236,572
Sedangkan tabel 4.16 dibawah ini menunjukan kebutuhan lampu berdasarkan
rekomendasi 2 :
Tabel 4. 16 Kebutuhan Lampu Hasil Rekomendasi 2
Lantai Jumlah Lampu
sesuai standar
Jumlah lampu
dengan
rekomendasi
Pengurangan
lampu
Lantai 1 112 87 25
Lantai 2 114 76 38
TOTAL 226 163 63
Tabel 4.15 menunjukkan total konsumsi energi listrik perbulan (kWh/hari) hasil
rekomendasi 2 yaitu mengganti seluruh lampu dengan lampu LED 27 W serta
55
menghitung ulang jumlah titik lampu berdasarkan tingkat pencahayaan lampu
sesuai standar. Total konsumsi energi listrik peralatan adalah 201,108 kWh dan
total konsumsi energi listrik pada lampu hasil rekomendasi adalah 35,208 kWh.
Maka total konsumsi energi listrik perhari di Gedung A FT Unila hasil rekomendasi
adalah 236,572 kWh/hari. Sedangkan tabel 4.16 menunjukan kebutuhan lampu
berdasarkan rekomendasi. Jumlah lampu sesuai standar berdasarkan perhitungan
adalah 226 lampu dan setelah dilakukan rekomendasi jumlah lampu yang
dibutuhkan adalah 163 lampu yang artinya terdapat pengurangan jumlah lampu
sebanyak 63 lampu.
4.3.3 Sistem Tata Udara
Pada sub-bab ini akan diuraikan mengenai analisa data pengukuran serta
rekomendasi yang diberikan untuk perbaikan pada sistem tata udara.
4.3.3.1 Analisa Data Pengukuran Sistem Tata Udara
Pengukuran nilai temperatur dan kelembaban di Gedung A FT Unila dilakukan
dengan menggunakan alat ukur Environmental Meter. Pengambilan data diambil
pada ruangan dengan memastikan kondisi AC atau Kipas Angin dalam kondisi on
agar didapat data yang akurat untuk dibandingkan dengan standar SNI 6390-2011
tentang sistem tata udara.
4.3.3.1.1 Data Pengukuran Temperatur
Berdasarkan SNI 6390-2011, nilai temperatur yang sesuai adalah 25,5oC ±1,5 yang
berarti batas nilai temperatur atau suhu tertinggi yang sesuai standar adalah 27oC.
Sedangkan batas nilai temperatur terendah sesuai standar sebesar 24oC.
56
Gambar 4.12 menunjukkan persentase kesesuaian hasil pengukuran temperatur
setiap ruangan di Gedung A FT Unila yang mengacu pada SNI 6390-2011 tentang
sistem tata udara :
Gambar 4. 12 Persentase Kesesuaian Hasil Pengukuran Temperatur di Gedung A
FT Unila
Gambar 4.12 merupakan gambar grafik persentase hasil pengukuran suhu di
Gedung A Fakultas Teknik Universitas Lampung. Berdasarkan grafik terlihat
bahwa 48% suhu ruangan sudah sesuai dengan standar SNI sedangkan sebesar 52%
suhu ruangan belum sesuai dengan SNI. Beberapa ruangan yang tidak sesuai
dengan SNI disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ketika pendingin ruangan
(AC) dihidupkan, masih terdapat beberapa ruangan dengan kondisi terbuka yang
menyebabkan pendingin ruangan tidak dapat berkerja optimal. Selain itu, faktor
lain adalah letak ruangan, ketika sebuah ruangan terkena sinar matahari langsung
terutama kondisi siang hari maka sangat berpengaruh terhadap suhu pada ruangan
tersebut yang berakibat kurangnya kenyamanan aktivitas saat berkerja.
52%48%
Grafik Persentase Kesesuaian
Temperatur
Tidak Sesuai Standar Sesuai Standar
57
4.3.3.1.2 Data Pengukuran Kelembaban
Berdasarkan SNI 6390-2011, nilai temperatur yang sesuai adalah 60% ±5 yang
artinya adalah batas nilai kelembaban tertinggi yang sesuai standar adalah 65%
Sedangkan batas nilai temperatur terendah sesuai standar sebesar 55%.
Grafik 4.13 menunjukkan persentase kesesuaian hasil pengukuran tingkat
kelembaban setiap ruangan di Gedung A FT Unila yang mengacu pada SNI 6390-
2011 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara Bangunan Gedung.
Gambar 4. 13 Persentase Kesesuaian Hasil Pengukuran Kelembaban di Gedung A
FT Unila
Gambar 4.13 menunjukan persentase kesesuaian hasil pengukuran kelembaban di
Gedung A Fakultas Teknik Universitas Lampung terhadap standar sistem tata
udara. Berdasarkan grafik terlihat bahwa 45% kelembaban di ruangan sudah sesuai
dengan standar SNI sedangkan sebesar 55% kelembaban di ruangan belum sesuai
dengan SNI. Beberapa ruangan yang tidak sesuai dengan SNI disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya tingkat kadar uap air yang dipengaruhi oleh AC dan
55%45%
Grafik Persentase Kesesuaian
Temperatur
Tidak Sesuai Standar Sesuai Standar
58
sirkulasi udara. Ketika audit di lapangan (survey langsung) dilakukan ada beberapa
ruangan yang pintunya terbuka sehingga udara dingin yang dihembuskan AC akan
mengalir ke luar ruangan.
4.3.3.2 Rekomendasi Sistem Tata Udara
Berikut potensi perbaikan nilai temperatur dan kelembaban yang dapat dilakukan
pada sistem tata udara di Gedung A FT Unila :
1. Mengatur temperatur udara AC pada 24oC hingga 27oC.
2. Menutup ventilasi udara pada ruangan yang menggunakan AC.
3. Menutup pintu dan jendela ketika AC dinyalakan.
4. Perawatan AC setiap 3 bulan sekaligus mengganti refrigeran.
4.3.4 Analisa Nilai Intensitas Konsumsi Energi Listrik
Berikut tabel nilai IKE Gedung A FT Unila hasil pengolahan data menggunakan
aplikasi web audit energi listrik :
Tabel 4. 17 Hasil Nilai IKE Gedung A FT Unila
Lantai
Energi
Listrik /
Hari
(kWh)
Energi
Listrik /
Bulan
(kWh)
Total
Luas
Gedung
(m2)
Nilai IKE
(kWh/m2 per
bulan)
Status
1 128.92 2836.17 482.50 5.88 Sangat Efisien
2 88.60 1949.16 589.00 3.31 Sangat Efisien
TOTAL 217.88 4793.47 1071.50 4.474 Sangat
Efisien
59
Berdasarkan tabel 4.17 terlihat bahwa besar total penggunaan energi bulanan di
gedung A Fakultas Teknik Unila sebesar 4793,47 kWh dengan total luas ruangan
lantai 1 dan lantai 2 sebesar 1071,50 m2. Perhitungan nilai IKE untuk Gedung A
Fakultas Teknik Unila dapat dilihat pada sub-bab 4.2.1.2.3 dimana didapat total
nilai IKE sebesar 4,474 kWh/m2 per bulan, nilai tersebut termasuk dalam kategori
sangat efisien dalam tingkat efisiensi penggunaan energi listrik sesuai dengan
standar IKE didalam Peraturan Menteri ESDM No.13 Tahun 2012.
Kategori penggunaan energi listrik dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya beban
yang terpasang menggunakan daya standar. Beberapa peralatan yang terpasang
dengan daya lumayan besar juga jarang terpakai seperti Penanak nasi, Televisi di
Ruang Kasubbag Keuangan Dan Umum di lantai 1, Televisi diruang Penjamin
Mutu lantai 2 serta Televisi Ruang Dekan. Selain itu, jarang digunakannya ruangan
seperti Ruang Sidang dan Ruang A.21 yang didalamnya terdapat peralatan dengan
konsumsi daya cukup besar. Sehingga didapat kesimpulan bahwa nilai Intensitas
Konsumsi Energi Listrik di Gedung A Fakultas Teknik Universitas Lampung
termasuk dalam kondisi sangat efisien.
4.4.4.1 Nilai IKE Berdasarkan Rekomendasi 1
Berdasarkan hasil rekomendasi pertama yaitu mengganti seluruh lampu dengan
lampu Philips LED 19 W didapatkan nilai IKE seperti ditunjukan pada tabel 4.18
berikut :
60
Tabel 4. 18 Nilai IKE Hasil Rekomendasi 1
Total
Konsumsi
Energi
Peralatan
(kWh)
Total
Konsumsi
Energi
Lampu
Rekomendasi
(kWh)
Total
kWh/bulan
Total
Luas
Ruangan
(m2)
Nilai IKE
(kWh/m2 per
bulan)
Status
201.11 31.46 5116.58 1071.50 4.78 Sangat
Efisien
Tabel 4.18 menunjukan data hasil rekomendasi pertama. Total konsumsi energi
listrik peralatan (selain beban lampu) sebesar 201,11 kWh, total konsumsi energi
listrik lampu hasil rekomendasi sebesar 31,46 kWh, maka total keseluruhan
konsumsi energi listrik adalah 5116,58 kWh/bulan. Nilai IKE hasil rekomendasi
pertama dengan total luas ruangan 1071,5 m2 adalah 4,78 kWh/m2 per bulan dan
masih termasuk kategori sangat efisien. Nilai IKE dan biaya yang dikeluarkan
perbulan berdasarkan rekomendasi pertama lebih besar dibanding nilai IKE dan
biaya berdasarkan data peralatan hasil audit energi. Namun demikian nilai IKE
masih pada standar sangat efisien dengan tingkat kenyamanan pada sistem
penerangan mencapai nilai 100%.
4.4.4.2 Nilai IKE Berdasarkan Rekomendasi 2
Berdasarkan hasil rekomendasi kedua yaitu mengganti seluruh lampu dengan
lampu Philips LED 27 W didapatkan nilai IKE seperti ditunjukan pada tabel 4.19
berikut :
61
Tabel 4. 19 Nilai IKE Hasil Rekomendasi 2
Total
Konsumsi
Energi
Peralatan
(kWh)
Total Konsumsi
Energi Lampu
Rekomendasi(kWh)
Total
kWh/bulan
Total
Luas
Ruangan
(m2)
Nilai IKE
(kWh/m2 per
bulan)
Status
201.11 35.21 5198.95 1071.50 4.85 Sangat
Efisien
Tabel 4.19 menunjukan data nilai IKE hasil rekomendasi kedua. Total konsumsi
energi listrik peralatan (selain beban lampu) sebesar 201,11 kWh, kemudian total
konsumsi energi listrik lampu hasil rekomendasi kedua sebesar 35,21 kWh, maka
didapat total keseluruhan konsumsi energi listrik per bulan sesuai hari kerja gedung
adalah 5198,95 kWh/bulan. Nilai IKE hasil rekomendasi kedua dengan total luas
ruangan 1071,5 m2 adalah 4,85 kWh/m2 per bulan dan masih termasuk kategori
sangat efisien penggunaan energi listrik.
Nilai IKE dan biaya yang dikeluarkan perbulan berdasarkan rekomendasi kedua
lebih besar jika dibandingkan dengan rekomendasi pertama, namun demikian
persentase kesesuaian tingkat pencahayaan ruangan pada rekomendasi ini telah
mencapai 100% dengan penambahan jumlah lampu yang lebih sedikit dari
rekomendasi pertama.
62
4.4 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk menentukan
dan mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi perencanaan yang telah
disusun sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai [3].
Hal-hal yang dilakukan dalam analisis SWOT diantaranya adalah analisa faktor
internal dan eksternal, sintesa faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dan
menganalisa strategi serta upaya dalam melaksanakan program manajemen energi
listrik.
4.4.1 Analisa Faktor Internal dan Eksternal
Analisa faktor internal dan eksternal meliputi faktor kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman. Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi 2 yaitu Internal Factors
Analysis Summary (IFAS) dan Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS).
Tabel 4.20 berikut menunjukan faktor internal dan eksternal yang dibuat dalam
bentuk matriks :
Tabel 4. 20 Matriks SWOT
Positif
Rating
Negatif
Rating
IFAS No Kekuatan Kelemahan
1
Sumber Daya
Manusia (SDM) yang
beraktivitas pada
gedung memiliki
pengetahuan
mengenai
penggunaan energi
listrik.
5
Belum terdapat teknisi
ahli di bidang
kelistrikan untuk
melakukan
pengawasan terhadap
penggunaan energi
lsitrik
3
63
2
Adanya alokasi
anggaran oleh
Institusi terkait guna
memperbaiki sistem
kelistrikan yang
belum sesuai.
4
Belum terdapat SOP
penggunaan energi
listrik yang diterapkan
pada Gedung A FT
Unila
4
3
Terdapat aturan
mengenai
pengelolaan
penggunaan energi
listrik
5
Kurangnya
pemanfaatan SDM
yang notabene
memiliki pengetahuan
dibidang listrik
3
Total Rating Faktor Internal 24
EFAS Peluang Rating Ancaman Rating
1
Adanya dukungan
Institusi terhadap
penghematan
penggunaan energi
listrik
4
Penambahan peralatan
listrik seiring dengan
bertambahnya SDM
pada gedung.
4
2
Adanya standar yang
mengatur mengenai
sistem kelistrikan
5
Pemasangan peralatan
baru tanpa didampingi
teknisi ahli dibidang
kelistrikan
5
3
SDM yang berada
pada gedung
memiliki
pengetahuan yang
cukup mengenai
penghematan energi
listrik
4
Perlu adanya
pembaruan SOP
seiring dengan
penambahan peralatan
listrik
5
Total Rating Faktor Eksternal 27
64
4.4.2 Sintesa Faktor-Faktor Kekuatan Dan Kelemahan
Dalam melakukan sintesa terhadap faktor-faktor kekuatan dan kelemahan
dilakukan dengan membagi faktor-faktor menjadi 2 yaitu Internal Factors
Analysis Summary (IFAS) dan Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS).
4.4.2.1 Internal Factors Analysis Summary (IFAS)
Berikut perhitungan Bobot dan Skor pada matriks IFAS :
(Total rating pada matriks IFAS berdasarkan tabel 4.20 adalah 24 )
a) Faktor Kekuatan (S)
Bobot Faktor (BF) = 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔
- BF 1 = 5 24 = 0,21
- BF 2 = 4 24 = 0,17
- BF 3 = 5
24 = 0,21
Skor Faktor (SF) = Bobot Faktor (BF) * Rating Faktor (RF)
- SF 1 = 0,21 * 5 = 1,04
- SF 2 = 0,17 * 4 = 0,67
- SF 3 = 0,21 * 5 = 1,04
b) Faktor Kelemahan (W)
Bobot Faktor (BF) = 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔
- BF 1 = 3 24
= 0,13
- BF 2 = 4 24 = 0,17
- BF 3 = 3
24 = 0,13
65
Skor Faktor (SF) = Bobot Faktor (BF) * Rating Faktor (RF)
- SF 1 = 0,13 * 3 = 0,38
- SF 2 = 0,17 * 4 = 0,67
- SF 3 = 0,13 * 3 = 0,21
Tabel 4.21 berikut menunjukan bobot, rating dan skor pada masing-masing
faktor matriks IFAS :
Tabel 4. 21 Matriks IFAS
No. Faktor Strategi
Bobot
Faktor
(BF)
Rating
Faktor
(RF)
Skor Faktor
(SF)
Kekuatan
1
Sumber Daya Manusia (SDM)
yang beraktivitas pada
gedung memiliki pengetahuan
mengenai penggunaan energi
listrik.
0,21 5 1,04
2
Adanya alokasi anggaran oleh
Institusi terkait guna
memperbaiki sistem
kelistrikan yang belum sesuai.
0,17 4 0,67
3
Terdapat aturan mengenai
pengelolaan penggunaan
energi listrik
0,21 5 1,04
Jumlah 0,58 14 2,75
Kelemahan
1
Belum terdapat teknisi ahli di
bidang kelistrikan untuk
melakukan pengawasan
terhadap penggunaan energi
lsitrik
0,13 3 0,38
2
Belum terdapat SOP
penggunaan energi listrik yang
diterapkan pada Gedung A FT
Unila
0,17 4 0,67
3
Kurangnya pemanfaatan SDM
yang notabene memiliki
pengetahuan dibidang listrik
0,13 3 0,38
Jumlah 0,42 10 1,42
Total ( S + W ) 1,00 24
66
4.4.2.2 External Factors Analysis Summary (EFAS)
Berikut perhitungan Bobot dan Skor pada matriks EFAS :
(Total rating pada matriks EFAS berdasarkan tabel 4.20 adalah 27 )
a) Faktor Peluang (O)
Bobot Faktor (BF) = 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔
- BF 1 = 4 27
= 0,15
- BF 2 = 5 27 = 0,19
- BF 3 = 4
27 = 0,15
Skor Faktor (SF) = Bobot Faktor (BF) * Rating Faktor (RF)
- SF 1 = 0,15 * 4 = 0,59
- SF 2 = 0,19 * 5 = 0,93
- SF 3 = 0,15 * 4 = 1,59
b) Faktor Ancaman (T)
Bobot Faktor (BF) = 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔
- BF 1 = 4 27 = 0,15
- BF 2 = 5 27
= 0,19
- BF 3 = 5
27 = 0,19
Skor Faktor (SF) = Bobot Faktor (BF) * Rating Faktor (RF)
- SF 1 = 0,15 * 4 = 0,59
- SF 2 = 0,19 * 5 = 0,93
- SF 3 = 0,19 * 5 = 0,93
67
Tabel 4.22 berikut menunjukan bobot, rating dan skor pada masing-masing
faktor matriks EFAS :
Tabel 4. 22 Matriks EFAS
No. Faktor Strategi
Bobot
Faktor
(BF)
Rating
Faktor
(RF)
Skor Faktor
(SF)
Peluang
1
Adanya dukungan Institusi
terhadap penghematan
penggunaan energi listrik
0,15 4 0,59
2 Adanya standar yang mengatur
mengenai sistem kelistrikan 0,19 5 0,93
3
SDM yang berada pada gedung
memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai penghematan
energi listrik
0,15 4 0,59
Jumlah 0,5 13 2,11
Ancaman
1
Penambahan peralatan listrik
seiring dengan bertambahnya
SDM pada gedung.
0,15 4 0,59
2
Pemasangan peralatan baru tanpa
didampingi teknisi ahli dibidang
kelistrikan
0,15 5 0,93
3 Perlu adanya SOP seiring dengan
penambahan peralatan listrik 0,19 5 0,93
Jumlah 0,5 14 2,44
Total 1,00 27
4.4.3 Strategi Program Manajemen Energi
Setalah dilakukan sintesa faktor-faktor baik internal dan eksternal maka diperoleh
skor sebagai berikut :
68
Titik pada Sumbu ( x )
Titik sumbu x dapat diperoleh dengan mengurangi nilai kekuatan (S) dengan nilai
kelemahan (W).
Titik sumbu x = S – W
= 2,75 – 1,42
= 1,33
Titik pada Sumbu ( y )
Titik sumbu y dapat diperoleh dengan mengurangi nilai peluang (O) dengan nilai
ancaman (T).
Titik sumbu y = O - T
= 2,11 – 2,44
= -0,33
Koordinat sumbu x (S-W) dan sumbu y (O-T) ditetapkan pada diagram analisis
SWOT untuk mengetahui strategi manajemen energi listrik yang dapat diterapakan.
Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan didapatkan bahwa strategi
manajemen energi listrik yang perlu diterapkan berada pada kuadran II yaitu
strategi S - T (Kekuatan - Ancaman) yang digambarkan seperti gambar berikut:
69
Gambar 4. 14 Kuadran Strategi yang diperoleh
Kuadran strategi yang diperoleh berdasarkan gambar 4.14 adalah kuadran II,
Maka perlu adanya strategi kekuatan untuk menghadapi adanya faktor ancaman
dalam melakukan konservasi dan efisiensi energi. Berikut tabel strategi yang
dilakukan dalam melakukan manajemen energi listrik :
Tabel 4. 23 Strategi Manajemen Energi Listrik
Kekuatan
Ancaman
Perlu adanya teknisi ahli dibidang kelistrikan untuk
mengawasi apabila ada penambahan peralatan listrik
pada gedung serta membuat SOP penggunaan
peralatan untuk mendukung program penghematan
energi listrik. Selain itu, adanya dukungan alokasi
anggaran serta SDM yang memiliki pengetahuan
dibidang energi listrik diharapkan dapat menerapkan
SOP penggunaan peralatan listrik dengan baik.
70
4.4.4 Upaya Penghematan dengan Menerapkan SOP
Potensi penghematan energi listrik dapat dilakukan dengan menjalankan Standar
Operasional Prosedur (SOP) sebagai berikut :
4.4.4.1 SOP pada Pendingin Ruangan AC
Berikut beberapa SOP yang diberikan pada pendingin ruangan AC :
1 Mematikan AC saat ruangan tidak dipergunakan,
2 Memastikan pada saat menghidupkan AC tidak ada pintu, jendela, ventilasi
yang terbuka,
3 Mengatur suhu AC 24-27 derajat celcius (0C),
4 Membersihkan AC secara berkala
5 Menghindari penempatan AC terkena sinar matahari secara langsung,
6 Mengisi freon 6 bulan sekali.
4.4.4.2 SOP pada Sistem Pencahayaan (Lampu)
Berikut beberapa SOP yang diberikan pada sistem pencahayaan lampu :
1 Menghidupkan lampu pada saat pencahayaan dirasa kurang memadai,
2 Mematikan lampu pada saat ruangan sudah tidak digunakan,
3 Menghindari kontrol penerangan pada 1 titik saja bila ruangan yang harus
dicakup sangat luas,
4 Menggunakan lampu hemat energi.
5 menyesuaikan jumlah titik lampu dan daya (watt) sesuai dengan luas area
ruangan.
6 Membuka tirai jendela disiang hari agar sinar matahari dapat membantu
penerangan ruangan.
71
7 Melakukan pembersihan rumah lampu secara berkala,
8 Mengganti lampu yang sudah mati atau sudah melebihi batas umur lampu
4.4.5 Perbandingan Konsumsi Energi Listrik sebelum dan setelah
Penerapan SOP
Berikut grafik perbandingan sebelum dan setelah diterapakan SOP manajemen
energi listrik hasil analisis SWOT :
Gambar 4. 15 grafik perbandingan sebelum dan setelah diterapakan SOP
manajemen energi listrik
Berdasarkan grafik pada gambar 4.15 terlihat bahwa setelah penerapan SOP
manajemen energi listrik terutama mematikan peralatan listrik ketika ruangan tidak
dipergunakan dapat mengurangi konsumsi energi listrik pada gedung. Konsumsi
energi listrik lantai 1 sebelum diterapkan SOP adalah 128,92 kWh dan setelah
diterapkan SOP konsumsi energi listrik turun menjadi 115,38 kWh. Sedangkan
konsumsi energi listrik pada lantai 2 sebelum diterapkan SOP adalah 88,60 kWh
dan setelah diterapkan SOP konsumsi energi listrik turun menjadi 82,29 kWh.
128,92
88,60
115,38
82,29
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
kWh/hari Lantai 1 kWh/hari Lantai 2
KO
NSU
MSI
EN
ERG
I LIS
TRIK
(K
WH
)
Sebelum Penerapan SOP Setelah Penerapan SOP
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari hasil perancangan dan analisis didapatkan beberapa
kesimpulan, antara lain :
1. Pengujian terintegrasi keseluruhan unit aplikasi web audit energi berjalan
lancar dan sesuai dengan rancangan desain sistem.
2. Aplikasi web audit energi listrik dapat mempermudah proses update data
apabila terdapat pergantian maupun penambahan beban. Kemudian hasil report
data pada aplikasi web dapat langsung digunakan untuk melakukan evaluasi
penggunaan energi listrik.
3. Besar nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) di Gedung A Fakultas Teknik
Unila sebesar 4,47 kWh/m2 per bulan dan termasuk dalam kategori sangat
efisien dalam penggunaan energi listrik.
4. Nilai IKE hasil rekomendasi pertama mengganti seluruh lampu dengan lampu
LED 19 W (2300 lumen) adalah 4,78 kWh/m2 per bulan. Sedangkan Nilai IKE
hasil rekomendasi kedua mengganti seluruh lampu dengan lampu LED 27 W
(3000 lumen) adalah 4,85 kWh/m2 per bulan. Rekomendasi pertama dan kedua
telah menghasilkan 100% tingkat pencahayaan ruangan sesuai standar.
73
5. Berdasarkan hasil analisis SWOT, strategi manajemen energi listrik yang dapat
dilakukan adalah membuat dan menerapkan SOP penggunaan peralatan listrik
serta menempatkan teknisi yang bertanggung jawab pada sistem kelistrikan
agar penggunaan energi listrik sesuai standar.
5.2 SARAN
Pada penelitian ini, total konsumsi energi listrik didapat dari pengolahan data hasil
pekerjaan audit energi listrik. Untuk pengembangan aplikasi web disarankan
melakukan pengambilan data konsumsi energi listrik yang terintegrasi langsung
dengan aplikasi web.
74
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kementrian ESDM, “Konsumsi Energi Listrik Nasional 2014-2017”,
Kementrian ESDM, 2017.
[2] Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
No.13 Tahun 2012 tentang Penghematan Pemakaian Tenaga Listrik.
Kementrian ESDM, 2012.
[3] Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2012.
[4] L. Raymond, “Prediksi Kebutuhan Energi Listrik Di Sulawesi Utara” Jurnal
Online Poros Teknik Mesin Volume 7 Nomor 1, 2016.
[5] Dikpride Despa, Meizano A., Agus Surinanto, dkk. “Monitoring dan
Manajemen Energi Listrik Gedung Laboratorium Berbasis Internet of
Things (IoT)” Seminar Nasional Teknik Elektro. Malang : FORTEI. 2018.
[6] Thumann Albert and William J. Younger. Handbook Of Energy Audits, 7th
Edition. United States of America : The Fairmont Press, Inc, 2009.
[7] Mismail B. Rangkaian listrik jilid 1. Bandung : ITB. 1995.
[8] SNI 6197-2011 tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan,
BSNI. 2011.
[9] M. Irfan, Herri Gusmedi, Dikpride Despa. “Optimasi Penggunaan Energi
Pada Sistem Pencahayaan Gedung Rektorat Universitas Lampung Dalam
75
Rangka Konservasi Energi” Jurnal Informatika dan Teknik Elektro
Terapan, 2014.
[10] SNI 6390-2011 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara Bangunan
Gedung. BSNI. 2011.
[11] Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.13 Tahun 2012
Tentang Penghematan Pemakaian Energi Listrik.
[12] Prawestri Galuh and Hadi Suyono. “Rancang Bangun Perangkat Lunak
Audit Energi Listrik Gedung”, unpublished. 2012.
[13] Sibero Alexander F,K. Web Programming Power Pack. Yogyakarta :
MediaKom. 2013.
[14] Pressman Roger S. Software engineering : A Practitioner's Approach
(Seventh Edition). New York : McGraw-Hill Higher Education. 2010.
[15] Awan Sagita, Rinandi and Sugiarto, Hari. “Penerapan Metode Waterfall
Pada Sistem Informasi Penjualan Furniture Berbasis Web”, Indonesian
Journal on Networking and