1 Abstrak— PT Lotus Indah Textile Industries merupakan perusahaan yang bergerak di Industri Tekstil, yang memproduksi produk tekstil berupa benang pintal, kain sulaman, dan kain tanpa tenun. Dalam penelitian ini dibatasi pada produk kain sulaman. Meningkatnya isu lingkungan dan green product menuntut setiap perusahaan menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Selain itu hasil produk dari PT Lotus Indah Textile Industries sebagian besar diekspor sehingga turut meningkat nilai ekspor tekstil nasional khususnya Jawa Timur. Pada penelitian ini akan diidentifikasi apakah produk kain sulaman memiliki kriteria ramah lingkungan dilihat dari sisi life cycle produk dengan menggunakan pendekatan Life Cycle Assessment (LCA). Dari hasil Life Cycle Assessment (LCA) tersebut kemudian diusulkan dua alternatif utama untuk mengurangi dampak lingkungan pada proses embroidery dan pewarnaan dengan menggunakan metode Analytical Network Process (ANP). Metode ANP diterapkan pada penelitian ini, karena data-data yang ada memiliki hubungan keterkaitan antara satu elemen kriteria dengan elemen kriteria lainnya dan hubungan keterkaitan antara kriteria dengan subkriterianya. Dalam pemilihan alernatif terdapat tiga kriteria dan sub kriteria yang diperhitungkan untuk proses pengambilan keputusan alternatif terbaik. Kriteria –kriterianya adalah kriteria biaya, SDM dan bahan baku produk. Sedangkan sub kriteria yang telah ditentukan mencakup biaya material, bahan pendukung pewarnaan dan kemampuan SDM. Kata Kunci: Kain Sulaman, Life Cycle Assessment (LCA), Analytical Network Process (ANP) I. PENDAHULUAN Industri tekstil (tekstil dan produk tekstil) merupakan salah satu dari tujuh komoditas prospek ekspor terbesar di Indonesia pada tahun 2011. Menurut data yang diperoleh dari kementrian perindustrian, tekstil memiliki nilai ekspor sebesar US$9,79 miliar pada tahun 2007 dan rata-rata bertumbuh sebesar 7,31% setiap tahunnya sampai tahun 2011. Data yang diperoleh oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menunjukkan nilai ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun 2011 mencapai US$13,4 miliar. Namun menurut Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), pihak Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) telah memperkirakan pada tahun 2012 ekspor tekstil akan mengalami penurunan menjadi US$11,92 miliar atau turun sebesar 11% dari tahun 2011. Berdasarkan data tersebut, tekstil dan produk tekstil (TPT) tidak memiliki kepastian mengalami kenaikan jumlah ekspor setiap tahunnya walaupun dalam 5 tahun terakhir (tahun 2007 sampai tahun 2011), ekspor tekstil memiliki rata-rata kenaikan 7,31% karena itu sektor ini harus diperhatikan pengembangannya [1]. Munculnya isu lingkungan yang saat ini semakin sering dikampanyekan di seluruh dunia sebagai akibat terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan semakin bertambahnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, yang terlihat dari munculnya green consumer. Kemunculan green consumer menjadikan produk-produk yang melalui clean production lebih diminati di pasar. Permintaan pasar akan clean production menjadikan setiap perusahaan dituntut untuk mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi yang dilakukannya. Hal-hal inilah yang mendukung pertumbuhan green industry secara pesat. Dengan Managemen Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan LCA dan ANP pada Departemen Processing di PT Lotus Indah Textile Industries Andi Darwin F.Purba., Udisubakti Ciptomulyono. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail : [email protected]; [email protected]
8
Embed
Managemen Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan LCA dan … · PT Lotus Indah Textile Industries . merupakan perusahaan yang bergerak di Industri Tekstil, yang memproduksi produk tekstil
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Abstrak— PT Lotus Indah Textile Industries
merupakan perusahaan yang bergerak di Industri
Tekstil, yang memproduksi produk tekstil berupa
benang pintal, kain sulaman, dan kain tanpa tenun.
Dalam penelitian ini dibatasi pada produk kain
sulaman. Meningkatnya isu lingkungan dan green
product menuntut setiap perusahaan menghasilkan
produk yang ramah lingkungan. Selain itu hasil
produk dari PT Lotus Indah Textile Industries
sebagian besar diekspor sehingga turut meningkat
nilai ekspor tekstil nasional khususnya Jawa Timur.
Pada penelitian ini akan diidentifikasi apakah
produk kain sulaman memiliki kriteria ramah
lingkungan dilihat dari sisi life cycle produk
dengan menggunakan pendekatan Life Cycle
Assessment (LCA). Dari hasil Life Cycle
Assessment (LCA) tersebut kemudian diusulkan
dua alternatif utama untuk mengurangi dampak
lingkungan pada proses embroidery dan pewarnaan
dengan menggunakan metode Analytical Network
Process (ANP). Metode ANP diterapkan pada
penelitian ini, karena data-data yang ada memiliki
hubungan keterkaitan antara satu elemen kriteria
dengan elemen kriteria lainnya dan hubungan
keterkaitan antara kriteria dengan subkriterianya.
Dalam pemilihan alernatif terdapat tiga kriteria dan
sub kriteria yang diperhitungkan untuk proses
pengambilan keputusan alternatif terbaik. Kriteria
–kriterianya adalah kriteria biaya, SDM dan bahan
baku produk. Sedangkan sub kriteria yang telah
ditentukan mencakup biaya material, bahan
pendukung pewarnaan dan kemampuan SDM.
Kata Kunci: Kain Sulaman, Life Cycle Assessment
(LCA), Analytical Network Process
(ANP)
I. PENDAHULUAN
Industri tekstil (tekstil dan produk tekstil)
merupakan salah satu dari tujuh komoditas prospek
ekspor terbesar di Indonesia pada tahun 2011.
Menurut data yang diperoleh dari kementrian
perindustrian, tekstil memiliki nilai ekspor sebesar
US$9,79 miliar pada tahun 2007 dan rata-rata
bertumbuh sebesar 7,31% setiap tahunnya sampai
tahun 2011. Data yang diperoleh oleh Asosiasi
Pertekstilan Indonesia (API) menunjukkan nilai
ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun
2011 mencapai US$13,4 miliar. Namun menurut
Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan
Indonesia (API), pihak Asosiasi Pertekstilan
Indonesia (API) telah memperkirakan pada tahun
2012 ekspor tekstil akan mengalami penurunan
menjadi US$11,92 miliar atau turun sebesar 11%
dari tahun 2011. Berdasarkan data tersebut, tekstil
dan produk tekstil (TPT) tidak memiliki kepastian
mengalami kenaikan jumlah ekspor setiap
tahunnya walaupun dalam 5 tahun terakhir (tahun
2007 sampai tahun 2011), ekspor tekstil memiliki
rata-rata kenaikan 7,31% karena itu sektor ini
harus diperhatikan pengembangannya [1].
Munculnya isu lingkungan yang saat ini
semakin sering dikampanyekan di seluruh dunia
sebagai akibat terjadinya pemanasan global dan
perubahan iklim menyebabkan semakin
bertambahnya kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan, yang terlihat dari munculnya green
consumer. Kemunculan green consumer
menjadikan produk-produk yang melalui clean
production lebih diminati di pasar. Permintaan
pasar akan clean production menjadikan setiap
perusahaan dituntut untuk mengurangi dampak
lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi
yang dilakukannya. Hal-hal inilah yang mendukung
pertumbuhan green industry secara pesat. Dengan
Managemen Kinerja Lingkungan dengan
Pendekatan LCA dan ANP
pada Departemen Processing
di PT Lotus Indah Textile Industries
Andi Darwin F.Purba., Udisubakti Ciptomulyono.
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember