-
Makalah Unit Operasi Farmasi Industri
Liquid-Liquid/Liquid-Solid Mixing
Oleh:
Kelompok 1
Ririn Sinaga, S. Farm 138115152
Sevy Merisca, S. Farm 138115153
Sisilia Mirsya Anastasia, S. Farm 138115154
Yulio Nur Aji Surya, S. Farm 138115155
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
-
Liquid-Liquid/Liquid-Solid Mixing
A. Mixing
Definisi mixing/pencampuran adalah setiap kegiatan yang
dilakukan untuk
mengubah sistem yang non homogen/seragam menjadi sistem yang
homogen/seragam.
Pencampuran dapat dilakukan pada satu fase yang sama atau
campuran
fase, yaitu padat, cair dan gas. Pada pencampuran dengan fase
yang berbeda tentu
membutuhkan jenis alat yang berbeda disesuaikan dengan
kebutuhan.
Tipe campuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Campuran positif
Jenis campuran terbentuk ketika dua atau lebih dari dua gas atau
cairan
yang dapat terlarut dicampur bersama-sama dengan cara proses
difusi.
Dalam hal ini tidak ada energi yang diperlukan untuk
pembentukan
campuran. Pencampuran bahan ini tidak menimbulkan masalah
dalam
pencampuran.
2. Campuran negatif
Jenis campuran terbentuk ketika padatan yang tidak larut
dicampur dengan
cairan pembawa untuk membentuk suspensi atau ketika dua cairan
tidak
saling bercampur dicampur untuk membentuk emulsi. Campuran ini
lebih
sulit untuk dibentuk dan membutuhkan derajat pencampuran yang
tinggi
dengan bantuan external force karena ada kecenderungan
komponen
campuran ini memisah kembali kecuali mereka terus diaduk.
3. Campuran netral
Banyak produk farmasi seperti pasta dan salep adalah contoh
dari
campuran netral. Masing-masing komponen pada produk tersebut
tidak
memiliki kecenderungan untuk bercampur secara spontan tetapi
jika
komponen dalam produk tersebut dicampurkan, mereka tidak
dapat
memisah dengan mudah.
-
B. Tujuan Mixing
Tujuan dilakukannya pencampuran atau mixing adalah:
1.
Menghasilkancampuranbahandengankomposisitertentudanhomogen.
2. Mempertahankankondisicampuranselama proses kimiadanfisika
agar
tetaphomogen.
C. Kapan Diperlukan Mixing
1. Manakala membutuhkan sistem yang homogen.
Dalam industri farmasi sangat banyak dibutuhkan proses
pencampuran
karena seringkali pembuatan suatu produk farmasi melibatkan
beberapa
bahan. Proses pencampuran menjadi salah satu titik kritis dalam
proses
pembuatan obat karena apabila tidak dilakukan dengan bahan dan
alat
yang tepat akan mempengaruhi kualitas produk obat seperti
stabilitas dan
homogenitas bahan. Homogenitas bahan dalam suatu produk
merupakan
hal yang sangat penting karena terkait dengan dosis pada produk
obat
tersebut. Stabilitas produk juga dapat terpengaruh apalagi jika
produk
merupakan campuran negatif, jika tidak ditambahkan surfaktan dan
alat
yang tidak dapat mencampurkan dengan baik maka campuran bahan
akan
memisah kembali pada waktu yang lebih cepat. Perlu diperhatikan
faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi sistem homogen dalam suatu
campuran.
2. Manakala membutuhkan kecepatan pindah panas/pindah massa
Proses melarutkan suatu zat padat yang dapat terlarut dalam
cairan
pembawa merupakan salah satu contoh perpindahan massa, yaitu
dimana
massa zat padat berpindah ke dalam zat cair atau pelarut. Adanya
proses
pengadukan atau pencampuran tentu akan mempercepat proses
pindah
massa ini dibandingkan jika tidak ada proses pengadukan.
Adanya
ketidakmerataan suhu juga dapat dipercepat dengan adanya
proses
pencampuran yang disertai pengadukan karena adanya perpindahan
panas
yang terjadi. Proses pencampuran terkait perpindahan panas
menjadi
penting pada beberapa kasus produksi obat contohnya pada
pembuatan
-
sediaan berbentuk emulsi dimana suhu menjadi salah satu titik
kritis dalam
proses pembuatannya.
Contoh:
Liquid-liquid Solid-liquid
Mencampurkan liquid (saling
larut)
Dispersi solid (tidak saling
larut)
Mendispersikan liquid (tidak
saling larut)
Disolusi solid (saling larut)
Meningkatkan pindah panas
antara bahan cair dan penukar
panas
Kristalisasi
D. Mekanisme Mixing
1. Bulk transport
Gerakanbahandalamjumlahbesar yang
dicampurdarisatutempatketempat
lain dalamsatusistem secara bersama-sama. Contoh dalam mekanisme
ini
yaitu ketika mencampurkan dua macam bahan yang berbeda dalam
sebuah
botol, ketika botol tersebut dibalikkan maka kedua bahan
tersebut
berpindah secara bersama-sama. Ketika kedua bahan tersebut
berpindah
maka ada proses pencampuran kedua bahan tersebut sehingga
dapat
tercapai produk akhir berupa campuran bahan tersebut yang
homogen.
2. Turbulent mixing
Aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan
tidak
stabil dengan kecepatan berfluktuasi. Karena gerakan partikel
yang tidak
beraturan maka garis alir antar partikel fluidanya saling
berpotongan.
Akibat yang ditimbulkan oleh mekanisme ini yaitu terjadi
proses
pencampuran antara partikel yang berada pada sisi tertentu
berpindah ke
sisi yang lain yang saling memotong garis alir antar partikel
fluida.
Mekanisme tubulen ini merupakan yang dibutuhkan pada proses
pencampuran karena dengan mekanisme ini partikel dapat tersebar
merata
ke semua sisi sistem campuran. Gambar aliran turbulen:
-
3. Laminar mixing
Aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan
yang
membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan satu sama
lain.Pada
mekanisme ini partikel tidak saling memotong garis alir fluida
yang
menyebabkan partikel yang berada diatas tetap diatas dan
partikel yang
berada dibawah tetap dibawah. Oleh karena itu proses pencampuran
tidak
dapat terjadi merata atau jika memungkinkan merata maka
memerlukan
waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan aliran
turbulen.
4. Molecular mixing
Pencampuran pada tingkat molekuler yang dihasilkan dari gerak
termal
molekul.Pada mekanisme ini pencampuran dapat terjadi dengan
mudah
karena gerakan partikel secara molekular. Adanya termal
membuat
partikel bergerak lebih cepat sehingga akan tercampur dengan
sendirinya
pada larutan pembawanya. Contohnya pada pewarna yang diteteskan
pada
air jernih. Semakin lama maka pewarna akan tercampur merata pada
air,
dan akan lebih cepat merata jika suhunya dinaikkan.
-
E. Faktor yang Mempengaruhi Mixing Liquid-liquid
Berdasarkan karakter zat yang akan dicampurkan, meliputi:
1. Kelarutan
a. Miscible (saling campur)
Suatu liquid yang akan dicampurkan dengan liquid lain dan
saling
campur maka akan memudahkan proses pencampuran. Dengan
karakter zat yang demikian maka hanya memerlukan energi
untuk
mencampurkan yang lebih sedikit dan waktu yang lebih cepat
untuk
mencapai homogenitas jika dibandingkan dengan pencampuran
beberapa liquid yang tidak saling campur.
b. Immiscible (tidak saling campur)
Apabila liquid yang akan dicampurkan dengan liquid lain
tidak
saling campur maka perlu adanya pemaksaan atau energi yang
lebih
besar untuk mencampurkannya. Kecenderungannya adalah ketika
pengadukan dihentikan maka zat yang tidak saling campur
tersebut
akan memisah kembali. Oleh karena itu diperlukan suatu
surfaktan
untuk mempertahankan kondisi pencampuran sehingga ketika
pengadukan dihentikan maka produk campuran yang dihasilkan
tetap
terdispersi homogen.
2. Viskositas
Apabila viskositas liquid yang dicampurkan semakin rendah,
maka
proses pencampuran akan lebih mudah. Hal ini dikarenakan
partikel
pada cairan dengan viskositas yang rendah akan lebih mudah
untuk
berpindah, sehingga dengan sedikit pengadukan saja campuran
bahan
akan mudah terbentuk. Jika viskositas bahan yang dicampurkan
semakin tinggi maka memerlukan energi yang lebih besar agar
partikel
dapat berpindah dan akhirnya dapat menjadi homogen.
3. Densitas
Semakin besar perbedaan densitas maka semakin susah
tercampur.
Liquid yang memiliki densitas lebih besar maka cenderung akan
berada
dibawah dan liquid yang memiliki densitas lebih kecil akan
berada
-
diatas. Perbedaan densitas ini akan membuat kedua liquid yang
akan
dicampurkan menjadi lebih susah tercampur.
Berdasarkan sifat aliran
Aliran yang turbulen meningkatkan proses mixing dibandingkan
aliran
yang laminar. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sifat aliran
yang
turbulen akan membuat partikel bergerak saling memotong garis
alir fluida
sehingga partikel akan saling berpindah dan menjadi tercampur di
semua
sisi bagian campuran. Sifat aliran ini dapat dipengaruhi oleh
bentuk vessel
atau tangki pengaduk dan juga pengaduk. Dalam vessel
seringkali
ditambahkan baffle untuk membuat aliran yang terjadi selama
pengadukan
menjadi turbulen. Pengaduk juga berpengaruh dari bentuk pengaduk
dan
letak pengaduk disesuaikan pada masing-masing alat untuk
membuat
aliran menjadi turbulen.
F. Faktor yang Mempengaruhi Mixing Liquid-Solid
Berdasarkan karakter zat yang akan dicampurkan, meliputi:
1. Ukuran partikel
Ukuran partikel solid yang makin besar membuat luas
permukaan
kontak partikel menjadi semakin kecil, sehingga proses
pencampuran
bahan menjadi kurang baik. Pencampuran kurang baik karena
kecenderungan adanya gaya gravitasi yang membuat partikel
berukuran
besar mudah mengendap, hal ini akan membuat homogenitas
campuran
menjadi berkurang. Jika ukuran partikel semakin kecil maka
luas
permukaan kontak semakin besar, partikel solid akan banyak
mengalami kontak dengan bahan liquid, sehingga proses
pencampuran
akan makin baik. Ukuran partikel yang kecil cenderung akan
mengalami beberapa gaya seperti gaya van der walls dan gerak
browns
sehingga partikel solid akan tersebar ke semua sisi liquid
yang
menyebabkan campuran lebih homogen.
2. Bentuk Partikel
-
Partikel solid yang memiliki bentuk yang tidak teratur cenderung
akan
lebih susah untuk dicampurkan, hal ini dikarenakan bentuknyanya
yang
tidak teratur dapat mengakibatkan terjadinya interlocking antar
partikel
solid. Ketika antar partikel solid mengalami interlocking maka
akan
lebih susah terpisah kembali selama proses pencampuran.
Berbeda
halnya jika bentuk partikel solid lebih beraturan dan
permukaannya
cenderung rata maka akan mudah untuk berpindah dan
kecenduran
untuk mengalami interlocking akan lebih kecil, sehingga ketika
proses
pencampuran partikel solid akan lebih mudah dicampurkan dan
menjadi
homogen.
3. Kelarutan
Partikel solid yang larut pada bahan cair yang dicampurkan akan
lebih
mudah tercampur. Namun jika partikel solid tidak terlarut pada
bahan
cair yang dicampurkan maka diperlukan tambahan suspending
agent
untuk membuat partikel solid terdispersi secara merata di semua
bagian
bahan cair sehingga campuran yang terbentuk homogen.
Berdasarkan sifat aliran
Sama seperti penjelasan pada sebelumnya bahwa sifat aliran yang
turbulen
akan membuat partikel bergerak saling memotong garis alir
fluida
sehingga partikel akan saling berpindah dan menjadi tercampur di
semua
sisi bagian campuran.
-
G. Tingkat Suspensi Solid
Proses pengadukan solid-liquid menghasilkan 3 tingkat suspensi
solid:
Keterangan gambar:
(a) Partial suspension
Pada proses ini partikel solid belum tercampur seluruhnya,
secara visual
partikel solid hanya berada pada bagian bawah vessel atau
tangki
pengadukan. Pada kasus ini tidak semua permukaan solid dapat
mengalami kontak langsung dengan bagian liquid yang berada
diatasnya
untuk mengalami transfer massa, transfer panas atau reaksi
kimia. Partial
suspension ini merupakan tingkat pengadukan suspensi yang cukup
dapat
mencampurkan bahan solid dengan liquid dengan syarat partikel
solid
merupakan bahan yang sangat mudah larut pada bahan liquid.
(b) Complete suspension
Pada proses ini semua partikel solid telah mengalami
perpindahan
dengan tidak adanya partikel solid yang berada di bagian dasar
vessel
selama lebih dari 2 detik. Dengan tingkat suspensi ini maka
permukaan
solid dari semua partikel dapat mengalami kontak dengan bahan
cair
untuk mengalami transfer massa, transfer panas atau reaksi
kimia.
(c) Uniform suspension
Pada proses ini semua partikel solid telah tercampur merata
dengan
liquid di seluruh bagian liquid. Keadaan ini merupakan
keadaan
sempurna dimana homogenitas partikel tercapai dengan baik.
-
H. Tipe Aliran Menggunakan Alat Pengaduk
Tipe Aliran pada proses mixing menggunakan alat pengaduk:
a. Tangensial : pengaduk ini akan menimbulkan aliran fluida
yang
mempunyai arah melingkar, berputar pada porosnya. Kecenderungan
tipe
aliran ini adalah menghasilkan aliran vortex. Aliran dapat
dicapai dengan
menggunakan bentuk pengaduk yang sesuai seperti paddle. Letak
paddle
pada bulk juga akan mempengaruhi keefetivan dari pencampuran
tersebut,
dimana tidak seluruh bagian campuran didalam bulk akan bergerak
dan
tercampur.
b. Radial : pengadukan ini akan menimbulkan arah aliran menuju
dinding
vessel, kemudian fluida bergerak kebawah atau keatas berputar ke
arah
bawah dan kembali lagi menuju poros pengaduk untuk kemudian
berputar
menuju dinding lagi. Aliran ini dapat terjadi dengan adanya
baffle dan
menggunakan bentuk pengaduk yang sesuai seperti turbine.
Baffle
merupakan alat yang ditambahkan pada sisi tepi bulk, agar
terjadi benturan
saat fluida bergerak akibat perputaran pengaduk. Baffle akan
membantu
proses pencampuran dan meningkatkan kontak antar partikel.
-
c. Axial : Pengaduk ini akan menimbulkan arus atau aliran yang
sejajar dengan
sumbu poros pengaduk. Aliran fluida akan menuju dasar vessel
kemudian naik ke
atas dan kembali turun menuju poros pengaduk. Aliran ini dapat
terbentuk
menggunakan bantuan adanya baffle dan bentuk pengaduk yang
sesuai seperti
propeller.
I. Liquid-Liquid/Liquid-Solid Mixer
Shaker mixers
Dalam mixer ini, bahan yang ada didalam wadah akan diaduk
oleh
oscillator. Prinsip dari alat ini adalah pencampuran yang
diakibatkan oleh
getaran dari oscillator. Getaran yang ditimbulkan akan
menimbulkan
gesekan antar zat dan membuat aliran turbulen. Aliran tersebut
akan
meningkatkan kontak antar zat dan perpindahan antar zat, lama
waktu
getar dan kecepatan gerak oscillator akan dioptimasi disesuaikan
dengan
karakteristik zat yang akan dicampur dan kuantitas dari zat
tersebut.
Kelemahan dari shaker mixers adalah tidak dapat digunakan
untuk
mencampur zat dengan viskositas tinggi, selain itu waktu
pencampuran
relatif lama.
-
Propeller mixers
Propeller mixer memiliki pengaduk berbentuk seperti
baling-baling pada
kipas angin, dengan bentuk pengaduk seperti ini propeller mixer
dapat
menghasilkan aliran axial dan radial. Kecepatan putar
pengaduk400 - 1750
putaran/menit.Dapat digunakan untuk mensuspensikan partikel
solid
dalam liquid. Atau mencampurkan bahan liquid-liquid dengan
cepat.
Namun memiliki kelemahan yaitu tidak dapat digunakan untuk
mencampur liquid dengan viskositas lebih dari 5000
centipoises.
Paddle mixers
Paddle mixer memiliki perbedaan bentuk pengaduk dengan yang
lainnya,
memiliki kecepatan putar 20-120 putaran/menit. Bentuk
pengaduk
memiliki 2 macam, ada yang berbentuk rongga sehingga dapat
digunakan
Bentuk pengaduk pada paddle
mixer
Bentuk pengaduk pada propeller
mixer
-
untuk mencampur liquid dengan viskositas lebih tinggi. Putaran
yang
dihasilkan membentuk tipe aliran tangensial dan radial. Dapat
digunakan
untuk mencampurkan liquid dengan viskositas sekitar 1000
centipoises.
Turbine mixers
Turbin mixer memiliki bentuk pengaduk paling kompleks, dengan
rongga
dibagian dalam. Dari bentuk tersebut turbin mixer dapat
memiliki
kecepatan putar yang cukup tinggi yaitu 110-200
putaran/menit.Jenis
pengaduk mirip paddle mixer, namun memiliki blade yang lebih
banyak.Tipe aliran yang dihasilkan tangensial dan radial.Dapat
digunakan
untuk mencampurkan liquid dengan viskositas lebih dari
100.000
centipoises.
Static mixers
Bentuk pengaduk pada turbine
mixer
-
Static mixer pada dasarnya adalah alat untuk mixing dimana
mixer
yang digunakan untuk mencampurkan dalam kondisi statis atau
tidak
bergerak, melainkan aliran fluidanya yang dilewatkan melalui
mixer.
Mixer berupa alat yang berbentuk sekat-sekat yang memiliki pola
tertentu
sehingga ketika fluida dialirkan maka akan mengalami manipulasi
arah
aliran. Aliran fluida akan terbagi ketika melewati satu sekat
kemudian
ketika melewati sekat berikutnya akan terbagi lagi sehingga
partikel-
partikel yang sebelumnya terpisah menjadi tersebar dan menjadi
homogen.
Fluida dialirkan ke dalam sebuah pipa yang berisi mixer tersebut
dan
dengan cara ini maka jika pipa mixer yang digunakan semakin
panjang
maka fluida akan semakin banyak mengalami manipulasi
sehingga
campuran yang terbentuk akan makin homogen.
J. Case Study
Pada sebuah industri farmasi hendak membuat suatu produk
sirup
dimana konsentrasinya 60-75% yang terdiri dari sukrosa,
maltodextrin,
glukosa, dan sisanya merupakan bahan pengental, bahan penstabil
dan zat
aktif.
Untuk memproduksi sirup tersebut maka pabrik tersebut harus
mencapai poin penting:
Melarutkan gula untuk membentuk syrup
Membasahi bahan yang berbentuk bubuk
Memadukan bahan viskositas yang sangat berbeda
Mendispersikan atau melarutkan bahan aktif
Sirup yang terbentuk harus lembut, tidak mengalami aglomerasi
dan
homogen
Peralatan harus sesuai dengan standar GMP
Permasalahan yang muncul apabila pabrik menggunakan mixer
konvensional yang hanya menggunakan agitator yaitu:
Agitator konvensional tidak dapat melarutkan gula konsentrasi
tinggi pada
suhu kamar.
-
Pemanasan dilakukan untuk membantu proses pelarutan, dan
menyebabkan proses menjadi tidak efisien.
Proses pendinginan setelah proses pemanasan semakin menambah
biaya
dan waktu proses.
Kristalisasi sirup dapat terjadi selama
pemanasan/pendinginan.
Bahan aktif dapat rusak oleh panas.
Solusinya adalah menggunakan mixer yang telah dimodifikasi
yaitu
tanki pengaduk disambungkan dengan sebuah pipa menuju semacam
pompa
yang juga dimodifikasi dimana dalam pompa terdapat rotor mixer
yang
berbentuk seperti baling-baling yang berfungsi untuk
menghaluskan dan
mencampurkan serbuk yang akan dicampurkan dengan liquid.
Tahapannya
dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tanki diisi dengan bahan liquid dan agitator
mulai dinyalakan tanpa pemanasan liquid.
Mesin pompa termodifikasi dinyalakan dan
bubuk bahan ditempatkan ke dalam corong
penambahan bahan serbuk. Kran pembuka
corong dibuka dan serbuk akan mengalir ke
dalam pipa untuk menuju mesin pompa.
Kecepatan putaran baling-baling dalam pompa
yang cepat memudahkan masuknya serbuk ke
pompa bersamaan dengan aliran liquid.
Kecepatan baling-baling yang cepat berkontak
dengan serbuk solid yang akan dicampurkan
dengan liquid sehingga partikel solid mengalami
pengecilan ukuran partikel akibat adanya kontak
ini. Liquid dan solid yang telah tercampur ini
menuju ke tanki untuk dicampurkan kembali
dan akan mengalami sirkulasi untuk kembali
menuju pompa. Dengan cara ini larutan yang
terbentuk dapat terjamin homogennya.
-
Gambar rangkaian mixer secara utuh
K. Diskusi
1. Omega/138115150
Pertanyaan: Apakah tekanan aliran fluida berpengaruh pada
pencampuran
dengan static mixer?
Jawaban: Tekanan aliran memiliki pengaruh terhadap
pencampuran
dengan static mixer karena static mixer bekerja dengan
melakukan
manipulasi aliran fluida sehingga bahan yang sebelumnya terpisah
dapat
terbagi oleh karena adanya sekat dalam pipa dan semakin banyak
sekat
maka aliran akan banyak terbagi yang menjadikan fluida yang
homogen.
Dapat terjadi ketika melewati satu sekat dan hendak menuju ke
sekat
kedua, liquid sudah saling bergabung kembali ke liquid
sejenisnya jika
tekanannya kurang kuat. Oleh karena itu tekanan harus tepat
untuk
menghasilkan manipulasi aliran yang diinginkan.
2. Mbak Melani
Pertanyaan: Apakah static mixer dapat digunakan pada pembuatan
emulsi?
Kalau ukuran nano partikel bagaimana?
Jawaban: Static mixer dapat digunakan untuk pembuatan emulsi,
tetapi
karena sifat bahan yang tidak saling larut maka ada kemungkinan
setelah
selesai melewati mixer maka kedua fase liquid akan memisah
kembali.
Oleh karena itu diperlukan suatu bahan tambahan yaitu emulgator
untuk
mempertahankan kondisi pencampuran sehingga setelah melalui
mixer
-
kondisi campuran masih tetap homogen. Untuk pembuatan nano
partikel
bisa dimungkinkan terjadi tetapi bergantung pada panjang mixer
yang
digunakan, semakin panjang mixer maka manipulasi aliran fluida
semakin
banyak terjadi. Ketika aliran makin banyak terbagi maka
kemungkinan
mencapai ukuran nano pun juga dapat tercapai, dipengaruhi juga
oleh
kecepatan aliran fluida.
3. Ega/138115134
Pertanyaan: Apakah prinsip dari static mixer?
Jawaban: Static mixer pada dasarnya adalah alat untuk mixing
dimana
mixer yang digunakan untuk mencampurkan dalam kondisi statis
atau
tidak bergerak, melainkan aliran fluidanya yang dilewatkan
melalui mixer.
Mixer berupa alat yang berbentuk sekat-sekat yang memiliki pola
tertentu
sehingga ketika fluida dialirkan maka akan mengalami manipulasi
arah
aliran. Aliran fluida akan terbagi ketika melewati satu sekat
kemudian
ketika melewati sekat berikutnya akan terbagi lagi sehingga
partikel-
partikel yang sebelumnya terpisah menjadi tersebar dan menjadi
homogen.
Fluida dialirkan ke dalam sebuah pipa yang berisi mixer tersebut
dan
dengan cara ini maka jika pipa mixer yang digunakan semakin
panjang
maka fluida akan semakin banyak mengalami manipulasi
sehingga
campuran yang terbentuk akan makin homogen.
4. Laras/138115144
Pertanyaan: Saat menggunakan alat,yang harus ditentukan terlebih
dahulu
alatnya atau karakteristik zat yang akan dicampurkan?
Jawaban: Yang pertama dilakukan adalah melihat karakteristik zat
akan
dicampurkan terlebih dahulu. Kemudian memilih alat yang sesuai
dengan
kebutuhan, misalnya ketika akan mencampurkan liquid-liquid
yang
miscible dan viskositas rendah maka cukup dengan menggunakan
agitator
konvensional dan kecepatan putar yang rendah sudah dapat
mencampurkan bahan tersebut. Tetapi jika zat yang akan
dicampurkan
berupa bahan yang viskositas tinggi maka dapat dibantu dengan
bantuan
pompa yang telah dimodifikasi seperti pada contoh kasus.
-
DAFTAR PUSTAKA
Bhatt, B., and Agrawal S.S., 2007, Pharmaceutical Engineering,
Delhi Institute of Pharmaceutical Science and Research, New Delhi,
3-9.
Paul, E., Atiemo-Obeng, V., and Kresta, S., 2004, Handbook of
Industrial Mixing:
Science and Practice, John Wiley and Sons Inc., 556.
Ross, C., 2014, Static Mixer Designs and Applications, Ross
White Paper:
Solutions to Batch Mixing Issues, New York, 2-3.
Silverson, 2014, Production of Cough Mixtures and Pharmaceutical
Syrups,
Silverson Machines, Inc, 2-4.