SEJARAH TURUN DAN PENULISAN AL – QUR’AN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ‘Ulumul Qur’an yang diampu oleh Bapak M. Aba Yazid, M.Si Disusun oleh : 1. Ika Zulaefah (2013114125) 2. Yulan Afriani (2013114135) 3. Hikmatul Hanifah (2013114181) 4. Mamluatul Barokah (2013114286)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SEJARAH TURUN DAN PENULISAN AL – QUR’AN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ‘Ulumul Qur’an yang
diampu oleh Bapak M. Aba Yazid, M.Si
Disusun oleh :
1. Ika Zulaefah (2013114125)
2. Yulan Afriani (2013114135)
3. Hikmatul Hanifah (2013114181)
4. Mamluatul Barokah (2013114286)
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan
Jalan Kusuma Bangsa No. 09 Pekalongan
Tahun Akademik 2015
DAFTAR ISI
Daftar Isi...........................................................................................................1
Bab I Pendahuluan............................................................................................2
1.1. Latar Belakang...........................................................................................2
4 Abu Syahbah, op. cit, hlm. 7.5 Abu Syahbah, op. cit, hlm. 7.6 Ibid., hlm 20
5
, . بالتواتر المنقول بتالوته المعجز م ص محمد نبيه على المنزل الله كالم
الناس سورة إلى الفاتحة سورة أول من المصاحف فى المكتوبArtinya:
“Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad,yang lafazh-
lafazhya mengandung mujizat,membacanya mempunyai nilai ibadah,yang
diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis pada mushaf, mulai dari awal
surat Al-Fatihah [1] sampai akhir surat An-Nas [114].”
2.2 Sejarah Turunnya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an)
2.2.1 Nuzulul Qur’an
Nuzul adalah kata jadian dari kata kerja “Nazala” yang berarti
“Turun”.Turunnya Al-Qur’an lebih sering digunakan istilah Nuzulul Qur’an,
bahkan terdapat peringatan Nuzulul Qur’an sebagai bentuk penghormatan dan
pengagungan terhadap Al-Qur’an. Kebanyakan masyarakat hanya sebatas
mengetahui bahwa Al-Qur’an diturunkan pada Bulan Ramadhan, namun
sebenarnya ada beberapa tahapan Al-Qur’an itu turun kepada Nabi Muhammad
Saw..hingga dapat kita baca sekarang ini.
Al-Qur’an diturunkan dalam tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai
malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi, sampai 9 Djulhijjah haji
Wada’ tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 H.7
Menurut Al-Zarqani dalam manahil Al-Irfan berpendapat bahwa proses
turunnya Al-Qur’an terdiri atas tiga tahapan.8
1. Al-Qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke Lauh Al-Mahfuzh, yaitu
suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan
kepastian Allah. Disebutkan dalan Surat Al-Buruj ayat 21-22:
Artinya :
21. Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia,
22. yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.
2. Al-Qur’an diturunkan dari Lauh Al-Mahfuzh ke Bait Al-Izzah (tempat yang berada di langit dunia), sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Qadar ayat 1.
7 Hudari Bik, Tarih Al-Tasyri’ Al- Islami, terjemahan , Rajamurah Al-Qana’ah, 1980, hlm. 5-68 Mabahits fi Ulu’mul Al-Qur’an, Dar Al-Qalam. li Al-Malayyin, Bairut, 1988, hlm. 51
6
Artinya :Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
3. Al-Qur’an diturunkan dari Bait Al-Izzah ke dalam hati Nabi dengan jalan
berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Hal ini diisyaratjkan dalam
Q.S. Asy-Syu’ara ayat 193-195:
Artinya:
193. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),
194. ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di
antara orang-orang yang memberi peringatan,
195. dengan bahasa Arab yang jelas.
Masa turunnya Al-Qur’an dapat dibagi ke dalam dua periode. Perode
pertama disebut periode makiyah, yaitu ayat-ayat yang diturunkan ketika
Nabi Muhammad masih bermukim di Mekah, yaitu 12 tahun 5 bulan 13
hari yaitu dari 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi. Periode kedua
disebut periode Madaniyah, yaitu ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi
Muhammad hijrah ke Madinah yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, yakni
dari permulaan Rabiul awal tahun 54 dari kelahiran Nabi sampai 9
Djulhijjah tahun 63 dari kelahiran Nabi. Hal ini menandakan bahwa Al-
Qur’an mempunyai hubungan dialektis dengan situasi dan tempat dimana
ia diturunkan.
2.2.2 Hikmah Turunnya Al-Qur’an Secara Berangsur-Angsur
Turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur mempunyai hikmah yang
besar sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Furqon ayat 32 :
Artinya : “Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?", demikianlah supaya Kami perkuat
hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).”
7
Di samping itu masih banyak pula hikmah yang terkandung dalam hal
diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur sebagai berikut :9
1. Untuk meneguhakan hati Nabi Muhammad Saw.. Mengingat watak keras
masyarakat yamg dihadapi Nabi, maka dengan turunnya Al-Qur’an secara
berangsur-angsur akan memperkuat hati Nabi.
2. Sebagai Mukjizat Mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi Nabi
dari kaumnya baik dari pertanyaan yang memojokkan. Turunnya wahyu
yang berangsur-angsur itu tidak saja menjawab pertanyaan itu bahkan
menantang mereka untuk membuat sesuatu yang serupa dengan Al-
Qur’an.
3. Untuk memudahkan hafalan dan pemahaman Al-Qur’an. Sekiranya Al-
Qur’an turun sekaligus tentu sulit untuk memahami dan menghafal isinya.
4. Untuk menerapkan hukum secara bertahap.
5. Sebagai bukti bahwa Al-Qur’an adalah bukan rekayasa Nabi Muhammad
atau manusia biasa. Meskipun rangkaian ayatnya turun selama 23 tahun
tetapi sistematika dan kandungannya tetap konsisten.
2.3 Sejarah Pengumpulan dan Penulisan Al-Qur’an
2.3.1 Pengertian Pengumpulan Al-Quran
Dalam penulisan Al-Qur’an kita mengenal istilah Jam’u Al-Qur’an
(pengumpulan Al-qur’an) yang mempunyai dua pengertian yaitu, al-hifdzu
(menghafal) dan al-kitabah (menulis) yakni menulis al-qur’an pada benda-
benda yang dapat ditulis.
Kata pengumpulan dalam arti penghafalannya adalah proses ketika Allah
Swt. menyemayamkan wahyu yang diturunkan ke dalam lubuk hati Nabi
Muhammad Saw. secara mantap, menghafal dan menghayatinya, sehingga
beliau dapat menguasai Al-Quran sebagaimana yang dimaksud Allah SWT.
kemudian beliau membacakannya kepada sejumlah sahabatnya, agar mereka
dapat pula menghafal dan memantapkannya di dalam lubuk hati mereka.
Allah SWT. berfirman dalam surat Al-Jumu’ah ayat 2:
9 Al-Qaththan, op. cit., hlm. 107-116
8
Artinya :
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan
mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan
Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
Sedangkan pengumpulan Al-Qur’an yang berarti al-kitabah (menulis)
yakni perhimpunan seluruh Al-Qur’an dalam bentuk tulisan, yang
memisahkan masing-masing ayat dan surah, atau hanya mengatur susunan
ayat-ayat Al-Qur’an saja dan mengatur susunan semua ayat dan surah di
dalam beberapa shahifah yang kemudian disatukan sehingga menjadi suatu
koleksi yang merangkum semua surah yang sebelumnya telah disusun satu
demi satu. Penulisan sudah ada pada zaman Rasulullah SAW. yaitu dalam
bentuk lembaran-lembaran yang terpisah atau dalam bentuk ukiran pada
beberapa jenis benda yang dapat dijadikan sebagai alat tulis-menulis yaitu