1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama: Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor stomatic) maupun internal (reseptor viseral). Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan mendulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi. Output motorik. Input dari otak dan mendulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot dan kelenjar, yang disebut sebagai efektor. Gerak refleks adalah gerak yang tanpa disadari dan berlangsung sangat cepat. Bersin, batuk, menguap, kaget adalah salah satu dari gerakan refleks. Gerak
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama: Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor stomatic) maupun internal (reseptor viseral). Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan mendulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi. Output motorik. Input dari otak dan mendulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot dan kelenjar, yang disebut sebagai efektor.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan
serta terdiri dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan
internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus
seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau
kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh
sistem saraf dalam tiga cara utama: Input sensorik. Sistem saraf menerima
sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal
(reseptor stomatic) maupun internal (reseptor viseral). Antivitas integratif.
Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di
sepanjang saraf sampai ke otak dan mendulla spinalis, yang kemudian akan
menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap
informasi bisa terjadi. Output motorik. Input dari otak dan mendulla spinalis
memperoleh respon yang sesuai dari otot dan kelenjar, yang disebut sebagai
efektor.
Gerak refleks adalah gerak yang tanpa disadari dan berlangsung sangat
cepat. Bersin, batuk, menguap, kaget adalah salah satu dari gerakan refleks.
Gerak refleks terjadi begitu saja tanpa melalui proses pada otak terlebih
dahulu. Gerakan ini terjadi pada bagian tubuh yang terlibat, sehingga bagian
tubuh tersebut bergerak secara otomatis (Campbell, 2004).
Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pada tubuh terjadi jauh
lebih cepat dari gerak sadar (Setiadi, 2007).
Gerak refleks dapat diakibatkan karena adanya nyeri, sedangkan rasa nyeri
pasti mengakibatkan terjadinya gerak refleks. Rasa nyeri ini bisa diberikan
obat untuk meringankan rasa nyeri.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara mekanisme nyeri dan gerak refleks
2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sistem saraf
2. Mengetahui mekanisme nyeri
3. Mengetahui gerak refleks
1.4 Hipotesa
Adanya hubungan antara mekanisme nyeri dan gerak refleks
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Saraf
Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak diluar sistem
saraf pusat.
Sistem saraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan
kerja sama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh (Setiadi,
2007).
Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal
dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas
terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi
suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama
(Sloane, 2003) :
1. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui
reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatik) maupun
internal (reseptor viseral).
2. Aktivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi implus listrik
yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis,
yang kemudian akan menginterprestasi dan mengintergrasi stimulus,
sehingga respons terhadap informasi bisa terjadi.
3. Output motorik. Impuls dari otak dan mendulla spinalis memperoleh
respons yang sesuai dengan otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai
efektor.
2.1.1 Organisasi Struktural Sistem Saraf
1. Sistem saraf pusat
Terdiri dari otak dan mendulla spinalis yang dilindungi tulang
kranium dan kanal vertebral.
2. Sistem saraf perifer
4
Meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri
dari saraf kranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan
mendulla spinalis dengan reseptor dan efektor. Secara fungsional,
sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
a. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor
sensorik ke sistem saraf pusat.
b. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari sistem saraf
pusat ke otot dan kelenjar. Sistem eferen dari sistem saraf perifer
memiliki dua subdivisi.
(1) Divisi somatik (volunter) berkaitan dengan perubahan
lingkungan eksternal dan pembentukan respons motorik
volunter pada otot rangka.
(2) Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respons
involunter pada otot polos, otot jantung, dan kelenjar dengan
cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur.
(a) Saraf simpatis
(b) Saraf Parasimpatis
2.1.2 Sel-sel pada Sistem Saraf
Gambar 2.1 Struktur neuron
5
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri ari badan sel dan
perpanjangan sitoplasma.
1. Badan sel, atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme
keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut:
a. Satu nukleus tunggal, nukleolus yang menonjol, dan organel lain
seperti kompleks Golgi dan mitokondria, tetapi nukleus ini tidak
memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
b. Badan nissl
c. Neurifibril
2. Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan
pendek, serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
Permukaan dendrit penuh dengan spina dendrit yang dikhususkan
untuk berhubungan dengan neuron lain.
3. Akson adalah suatu prosesus tunggal, menghantar impuls menjauhi
badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar), atau ke
badan sel neuron yang menjadi asal akson. Semua akson dalam
sistem saraf perifer dibungkus oleh lapisan schwann, disebut juga
neurilema, yang dihasilka sel-sel schwann. Akson besar, memiliki
lapisan dalam yang disebut mielin, suatu kompleks lipoprotein yang
dibentuk oleh membran plasma sel-sel schwann. Mielin berfungsi
sebagai insulator listrik dan mempercepat hantaran impuls saraf.
Nodus ranvier menunjukkan celah antara sel-sel schwann yang
berdekatan. Celah ini merupakan tempat pada akson dimana mielin
dan lapisan schwann terputus, sehingga hanya melapisi sebagian
akson. Akson dalam sistem saraf pusat tidak memiliki lapisan
neurilema.
2.2 Impuls Saraf
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga
6
dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Contoh rangsangan adalah sebagai berikut:
1. Perubahan dari dingin menjadi panas
2. Perubhana dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan
3. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung
4. Suatu benda yang menarik perhatian
5. Suara bising
6. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan
tersebut adalah gerak saar atau geak biasa. Gerakan sadar adalah gerak
yang karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan
ini disampaikan melalui jalan yang panjang.
Gambar 2.2 Alur Gerak sadar
2.2.1 Potensial Aksi
Potensial aksi adalah suatu peristiwa yang terjadi antara neuron dalam
rangka untuk mengirim pesan dari otak ke bagian-bagian tubuh yang
berbeda, baik untuk tindakan sadar atau tak sadar.
Komponen dari potensial aksi antara lain :
1. Ion Na+ merupakan ion yang bermuatan positif. Ion Na+ berada
dibagian luar sel dari sistem saraf. Hanya sedikit ion Na+ yang berada
di dalam sel. Perbedaan jumlah ini membuat perbedaan gradien
konsentrasi dan dapat menyebabkan ion Na melewati membran. Ion
Na+ membantu dalam potensial aksi ketika penghantaran sel saraf.
7
2. Ion K+ merupakan ion yang bermuatan positif,kebanyakan ion K+
berada di dalam sel. Pada keadaan tertentu ion K+ ini akan keluar sel
sehingga akan mengurangi muatan positif di dalam sel.
3. Kanal Na+ ini berfungsi dalam meneruskan potensial aksi dengan
membuka jika terjadi depolarisasi membran. Pembukaan kanal ion ini
menyebabkan ion Na+ dapat masuk melintasi membran dan
menyebabkan depolarisasi.
4. Kanal K+ ini berperan sebagai kekuatan penstabil (stabilizing force).
Beberapa fungsinya antara lain repolarisasi setelah terjadinya
potensial aksi dan mengatur potensial istirahat (resting potensial).
Neuron berada di dalam otak dan sistem saraf.neuron berkomunikasi
dengan neuron yang lain melalui potensial aksi yang mana adalah sebuah
impuls dari aktifitas listrik. Neuron ini membantu kita untuk berfikir,
bergerak, dan melakukan sesuatu.Neuron bagian dalam lebih negatif
daripada bagian luar. Sejak kebanyakan ion K+ keluar daripada Na+ yang
masuk, maka neuron bagian dalam akan lebih negatif daripada bagian luar
yang biasa disebut dengan potensial elektrik atau potensial membran.
Muatan intrasel kurang lebih -70 mv. Sedangkan muatan ekstrasel adalah 0
mv. Muatan negatif yang terdapat pada intrasel ketika sel dalam keadaan
istirahat ini disebut dengan resting potensial atau potensial istirahat.
Pada saat kenegativan berkurang,ini biasa disebut dengan depolarisasi.
Depolarisasi ini disebabkan berkurangnya perbedaan polaritas membran
sel antara intra dan ekstra sel. Suatu sel harus menjaga keseimbangan ion
Na+ dan ion K+ di kompartemen luar dan dalam sel. Jika kanal ion Na+
membuka dan menyebabkan ion Na+ masuk ke dalam sel, maka gradien
konsentrasi Na+ di luar dan di dalam sel berkurang. Karena ion Na+
bermuatan positif, maka dia akan menambah muatan positif di dalam
kompartemen intrasel, sehingga perbedaan polaritas menjadi berkurang
dan menyebabkan depolarisasi. Depolarisasi ini penting dalam penerusan
potensial aksi sepanjang sel saraf karena depolarisasi dapat menyebabkan
8
pembukaan kanal ion Na+ lainnya yang bertanggung jawab terhadap
penerusan impuls saraf di sepanjang akson.
Pada saat keadaan neuron perbedaan negatifnya tinggi, ini biasa disebut
dengan hiperpolarisasi. Secara normal, kanal ion K+ selanjutnya akan
membuka dan menyebabkan kembalinya polaritas atau repolarisasi. Tetapi
jika kanal K+ membuka secara berlebihan, maka ion K+ akan keluar dan
menyebabkan kompartemen di dalam sel semakin negatif,sehingga
perbedaan polaritas meningkat. Meningkatnya perbedaan polaritas ini
disebut hiperpolarisasi membran. Hiperpolarisasi juga dapat terjadi jika
kanal Cl- di permukaan sel membuka. Ion Cl- yang bermuatan negatif
akan masuk ke dalam sel menyebabkan muatan di dalam sel menjadi lebih
negatif dan meningkatkan perbedaan potensial membran antara ekstrasel
dan intrasel.Jika depolarisasi menyebabkan penerusan potensial aksi
sepanjang sel saraf, maka hiperpolarisasi menyebabkan penghambatan
penerusan potensial aksi tersebut sehingga menghasilkan efek-efek
depresi sistem saraf pusat.
Gradien konsentrasi di dalam neuron bisa dijaga salah satunya dengan
pompa Na+/K+ ATPase dengan melibatkan kanal ion K+ dengan Na+.
Jika ion K+ masuk ke kanal,ia akan melintasi membran menuju ke bagian
ekstrasel. Sedangkan jika Na+ masuk kanal, ia akan melintas masuk
menuju kompartemen intrasel. Pergerakan ion keluar dari dan masuk ke
sel itu disebut dengan leaking. Peristiwa leaking yang berlebihan akan
menyebabkan gangguan terhadap homeostasis sel, karena harus ada
mekanisme untuk mengembalikan ion-ion yang berpindah tadi ke tempat
semula. Pengembalian ini menggunakan pompa Na+/K+ ATPase. Pompa
ini akan memompa 3 ion Na+ keluar dan 2 ion K+ masuk,sehingga akan
kembali pada keseimbangan semula dimana muatan intrasel lebih negatif
dapat dicapai kembali ( Ikawati, 2008).
9
2.2.2 Mekanisme Hantaran Saraf
1. Setelah menirima stimulus rangasangan akan diubah menjadi aktifitas
listrik yang dinamakan impuls yang akan di jalarkan sepanjang serabut
saraf sensoris.
2. Arus listrik menjalar ke area membran, hal ini menyebabkan kanal ion
Natrium membuka dan mengakibatkan depolarisasi menjalar disepanjang
saraf.
3. Dengan cara ini impuls saraf ditransmisi dari neuron satu ke neuron lain
dalam sistem saraf menggunakan penghubung sinapsis (Sloane, 2003).
2.3 Refleks
Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu ysng menjalar
pada rute yang disebut lengkung refleks. Sebagian proses tubuh involunte
(misalnya, denyut jantung, pernapasan, aktivitas pencernaan, dan pengatur
suhu) dan respons otomatis (misalnya, sentakan akibat suatu stimulus nyeri
atau sentakan pada lutut) merupakan kerja refleks.
Semua lengkung (jalur) refleks terdiri dari komponen yang sama. Reseptor
adalah ujung distal dendrit yang menerima stimulus. Jalur aferen melintas
sepanjang sebuah neuron sensorik ke otak atau mendulla spinalis. Bagian
pusat adalah sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu sistem
saraf pusat. Impuls dapat ditransmisi, diulang rutenya, atau dihabat pada
bagian ini. Jalur eferen melintas disepanjang akson neuron motorik sampai
ke efektor, yang akan merespons impuls eferen sehingga menghasilkan aksi
yang khas. Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau
kelenjar yang merespons.
2.3.1 Mekanisme Gerak Refleks
Reseptor berespon terhadap stimulus (rangsangan), yaitu berupa fisika
atau kimia di lingkungan reseptor yang dapat dideteksi, sebagai respon
terhadap rangsangan tersebut, reseptor membentuk potensial aksi yang
dipancarkan oleh jalur aferen ke pusat integrasi untuk diolah. Biasanya
sebagai pusat integrasi adalah SSP. Korda spinalis dan batang otak
10
bertanggungjawab untuk mengintegrasikan refleks-refleks dasar,
sementara pusat-pusat otak yang lebih tinggi biasanya mengolah reflek
yang di dapat. Pusat integrasi mengolah semua informasi yang datang
dari reseptor serta dari masukan lain, kemudian mengambil keputusan
mengenai respon yang sesuai. Instruksi dari pusat integrasi di salurkan
melalui jalur eferen ke efektor suatu otot atau kelenjar untuk
melaksanakan respon yang diinginkan (Sloane, 2003).
Impuls → reseptor → neuron sensorik → neuron konektor pada system
saraf pusat (otak/ sumsum tulang belakang) → neuron motorik →
efektor.
2.4 Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Perifer
2.4.1 Sistem Saraf Pusat
2.4.1.1 Otak
Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting karena
merupakan pusat komputer dari semua alat tubuh, bagian dari saraf
sentral yang terletak didalam rongga tengkorak (kranium) yang
dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak adalah suatu alat tubuh
yang sangat penting karena merupakan pusat komputer dari semua alat
tubuh.
Otak dilindungi oleh:
Kulit kepala dan rambut
Tulang tengkorak dan columna vertebral
Meningen (selaput otak)
11
Gambar 2.4.1 Pelindung Otak
Bagian dari otak secara garis besar terdiri dari:
a. Cerebral Hermisphere (cerebrum: otak besar)
b. Diencephalon
c. Brain stem (batang otak)
d. Cerebellum (otak kecil)
Gambar 2.4.2 Bagian Otak
a. Hemisfer cerebral (cerebum: otak besar)
Berpasangan (kanan dan kiri) bagian atas dari otak yang mengisi
lebih dari setengah masa otak. Permukaannya berasal dari bagian
yang menonjol (gyri) dan lekukan (sulci).
Cerebrum dibagi dalam 4 lobus, yaitu:
12
- Lobus frontalis, menstimulus pergerakan otot yang
bertanggung jawa untuk roses berpikir.
- Lobus parietalis, merupakan area sensoris dari otak yang
merupakan sensasi perabaan, tekanan, dan sedikit menerima
perubahan temperatur.
- Lobus occipitallis, mengandung area visual yang menerima
sensasi dari mata.
- Lobus temporalis, mengandung area auditori yang menerima
sensasi dari telinga.
Area khusus otak besar adalah:
- Somatic sensory area yang menerima impuls dari reseptor
sensori tubuh.
- Primary motor area yang mengirim impuls ke otot skeletal.
- Broca’s area yang terlibat dlam kemampuan bicara.
b. Cerebelum (otak kecil)
Terletak dalam fosa cranial posterior dibawah tentorium
cerebelum bagian posterior dari pons varoli dan mendulla
oblongata. Cerebelum mempunyai dua hemisfer yang
dihubungkan oleh fermis. Fungsi cerebelum mengembalikan tonus
otot diluar kesadaran yang merupakan suatu mekanisme saraf yang
berpengaruh dalam pengaturan dan pengendalian.
c. Vertikel otak
Yaitu beberapa rongga yang saling berhubungan didalam otak dan
berisi cairan serebrospinalis. Fungsi dari cairan serebrospinalis
adalah:
- Sebagai buffer.
- Melindungi otak dan sumsum tulang belakang dari goncangan
dan trauma.
- Menghantarkan makanan kesistem saraf pusat.
13
2.4.1.2 Medulla Spinalis
Korda jaringan saraf yang terbungkus dalam kolumna vertebra yang
memanjang dari mendula batang otak sampai ke area vertebra lumbal
pertama disebut medulla spinalis.
Disubut juga sumsum tulang belakang, yang terlindung di dalam
tulan belakang dan berfungsi untuk mengadakan komunikasi antara
otak dan semua bagian tubuh serta berperan dalam:
- Gerak refleks
- Berisi pusat pengontrolan yag penting
- Heart rate control atau denyut jantung
- Pengatur tekanan darah
- Breathing/pernafasan
- Swallowing/menelan
- Vomitting/muntah
Fungsi medulla spinalis:
1. Mendulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks
dalam tubuh.
2. Bagian ini mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus
asenden dan desenden.
2.4.2 Sistem Saraf Perifer
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan
mendulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf kranial yang berasal
dari otak; saraf spinal, yang berasal dari mendulla spinalis; dan ganglia
serta reseptor sensorik yang berhubungan.
2.4.2.1 Saraf kranial
Duabelas pasang saraf kranial (cranial nerve [CN]) yang muncul
dari berbagai bagian batang otak. Beberapa saraf kranial hanya
tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagian besar tersusun dari
serabut sensorik dan serabut motorik. Klasifikasi saraf ini meliputi:
14
1. Saraf olfaktori (CN I) adalah saraf sensorik.
2. Saraf optik (CN II) adalah saraf sensorik.
3. Saraf okulomotorik (CN III) adalah saraf gabungan, tetapi
sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
4. Saraf troklear (CN IV) adalahh saraf gabungan, tetapi sebagian
besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan saraf terkecil
dalam saraf kranial.
5. Saraf trigeminal (CN V) saraf kranial, terbesar, merupakan
saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf sensorik.
6. Saraf abdusen (CN VI) merupakan saraf gabungan , tetapi
sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
7. Saraf fasial (VII) adalah saraf gabungan.
8. Saraf vestibulokoklear (CN VIII) hanya terdiri dari saraf
sensorik dan memiliki dua devisi.
9. Saraf glosofaringeal (CN IX) adalah saraf gabungan.
10. Saraf vagus (CN X) adalah saraf gabungan.
11. Saraf aksesori spinal (CN XI) adalah saraf gabungan, tetapi
sebagian besar terdiri dari serabut motorik.
12. Saraf hipoglosal (CN XII) termasuk saraf gabungan, tetapi
sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
2.4.2.2 Saraf spinal
Tigapuluh satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks
dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks
dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal.
Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik),
membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan
meninggalkan korda melalui neuron eferen.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna
vertebra tempat munculnya saraf tersebut.
a. Saraf serviks: 8 pasang, C1 sampai C8.
b. Saraf toraks: 12 pasang. T1 sampai T12.
15
c. Saraf lumbal: 5 pasang. L1 sampai L5.
d. Saraf sakral: 5 pasang. S1 sampai S5.
e. Saraf koksiks: 1 pasang.
2.5 Nyeri
Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan
maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya.
Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan.
Nyeri dikelompokkan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut
biasanya datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan codera spesifik, jika
kerusakan tidak lama terjadi dan penyakit sistemuk, nyeri akut biasanya
menurun sejalan dengan penyembuhan. Nyeri akut didefinisikan sebagai
nyeri yang berlangsung beberapa detik hingga enam bulan (Brunner &
Suddarth, 1996).
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang
satu priode waktu. Nyeri kronis tidak mempunyai yang ditetapkan dan sering
sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon
terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri kronis sering
didefiniskan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih
(Brunner & Suddarth, 1996 dikutip dari Smeltzer 2001).
2.5.1 Jenis-jenis Nyeri
Nyeri Akut terjadi setelah trauma ringan, bedah dan inflamasi dan
berlangsung untuk waktu yang singkat misalnya sakit kepal, sakit gigi,
tertusuk jarum. Nyeri Akut biasanya akan menghilnag dengan
sendirinya tanpa pengobatan setelah area yang rusak pulih kembali.
Nyeri Kronik berlangsung lebih lama dari pada nyeri akut biasanya
berlangsung lebih dari 6 bulan misalnya luka bakar yang parah dan
kanker
16
Nyeri superfisialis adalah nyeri yang dapat dirasakan diseluruh
permukaan tubuh atau kulit kena benda tajam.
Nyeri Psikogenik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik
biasanya di pengaruhi mental,emosional dan faktor perilaku misalnya
sakit pada perut (Tjay, 2002).
2.5.2 Mekanisme Nyeri
1. Proses Transduksi
Proses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada
ujung saraf. Suatu stimuli kuat (noxion stimuli) seperti tekanan fisik
kimia, suhu dirubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima
ujung-ujung saraf perifer (nerve ending) atau organ-organ tubuh