Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Berdasarkan perubahan kurikulum yang selama ini menyibukkan guru-guru dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah lanjut dari kurikulum 2004 hingga kurikulum 2013 sekarang yang diharapkan dapat membantu meringankan bebean guru dalam mengajar serta meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu perbaikan pembelajaran adalah dengan supervisi klinis yang merupakan perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis yang intesif terhadap penampilan pembelajarannya B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah sebagai berikut : Ketinggalan iptek dalam proses pembelajaranKehilangan identitas profesi Pelanggaran kode etik yang akut Mengulang kekeliruan secara masif Siswa dirugikan, tidak mendapatkan layanan sebagaimana mestinya C. Tujuan Secara umum tujuan supervisi klinis untuk : Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan kualitas proses pembelajaran. Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang muncul dalam proses pembelajaran Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam mengembangkan diri secara berkelanjutan. 1
30

Makalah supervise klinis fix

Jan 16, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah supervise klinis fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakangBerdasarkan perubahan kurikulum yang selama ini

menyibukkan guru-guru dari tingkat sekolah dasar sampaisekolah lanjut dari kurikulum 2004 hingga kurikulum 2013sekarang yang diharapkan dapat membantu meringankan bebeanguru dalam mengajar serta meningkatkan kualitaspembelajaran. Salah satu perbaikan pembelajaran adalahdengan supervisi klinis yang merupakan perbaikanpembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai dari tahapperencanaan, pengamatan dan analisis yang intesif terhadappenampilan pembelajarannya

B. RUMUSAN MASALAHAdapun rumusan masalah sebagai berikut :

Ketinggalan iptek dalam proses pembelajaranKehilanganidentitas profesi

Pelanggaran kode etik yang akut Mengulang kekeliruan secara masif Siswa dirugikan, tidak mendapatkan layanan sebagaimana

mestinya

C. TujuanSecara umum tujuan supervisi klinis untuk :

Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnyaterhadap pelaksanaan kualitas proses pembelajaran.

Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki danmeningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisismasalah yang muncul dalam proses pembelajaran

Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahanmasalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran

Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalammengembangkan diri secara berkelanjutan.

1

Page 2: Makalah supervise klinis fix

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Supervisi Klinis

Secara bahasa, supervisi klinis berasal dari kata

supervisi dan klinis. Sagala dalam Yuni Siregar (2010)

menyatakan bahwa menurut konsep kuno supervisi dilaksanakan

dalam bentuk “inspeksi“ atau mencari kesalahan. Dalam

pandangan modern supervisi adalah usaha untuk memperbaiki

situasi belajar mengajar, yaitu supervisi sebagai bantuan bagi

guru dalam mengajar untuk membantu siswa agar lebih baik dalam

belajar. Sedangkan klinis dalam hal ini diartikan sebagai

hubungan tatap muka antara upervisor dengan guru yang berfokus

pada tingkah laku yang sebenarnya dari guru yang mengajar di

kelas, maksudnya adalah tingkah laku yang sewajarnya atau

tidak dibuat-buat.

Pada mulanya, supervisi klinis dirancang sebagai salah

satu model atau pendekatan dalam melakukan supervisi dalam

pengajaran terhadap calon guru yang sedang praktek mengajar.

2

Page 3: Makalah supervise klinis fix

Cogan dalam materi ajar PPL 1 Unesa mendefinisikan supervisi

klinis sebagai berikut :

The rational and practice designed to improve the teacher’s classroom

performance. It takes its principal data from the events of the classroom. The

analysis of these data and the relationships between teacher and supervisor

from the basis of the program, procedures, and strategies designed to

improve the student’s learning by improviing the teacher’s classroom

behaviour.

Supervisi klinis pada dasarnya merupakan suatu bantuan yang

diberikan kepada guru menuju guru yang profesional, yakni

dengan melakukan pembinaan kinerja guru dalam proses belajar

mengajar. Bimbingan ini didasarkan pada kebutuhan dan

kesulitan yang dialami oleh guru dalam melakukan kegiatan

pembelajaran yang mereka lakukan.

2.2Beberapa Penelitian Supervisi Klinis

Sejak supervisi klinis diperkenalkan pada akhir tahun

lima puluhan dan awal tahun enam puluhan, keberadaannya masih

bersifat sebagai ide pendidikan belaka daripada praktik yang

workable dalam latar pendidikan (Krajewski, 1982). Namun akhir-

akhir ini banyak dipraktekkan supervisi klinis dan penelitian

efektivitasnya walaupun masih penelitian sederhana, misalnya

Fanders (1970) yang lebih memusatkan perhatiannya pada

analisis interaksi dalam supervisi klinis menemukan bahwa

melalui supervisi klinis supervisor dapat membantu guru untuk

menganalisis interaksi yang dilakukan di kelas. Penelitian

lainnya dilakukan Amidon, Shinn, dan Martin, yang bertujuan

untuk menjaring informasi mengenai sikap guru dan supervisor

3

Page 4: Makalah supervise klinis fix

terhadap supervisi klinis. Blumberg dan Amidon menemukan bahwa

para guru lebih menyukai dan menghargai penerapan komunikasi

tidak langsung yang merupakan unsur penting dalam supervisi

klinis. Komunikasi tidak langsung itu melahirkan model

supervisi klinis yang bergaya tidak langsung pula. Berdasarkan

penelitiannya Shinn menemukan dua kesimpulan mengenai

supervisi klinis, yaitu :

a. Para guru banyak yang mengatakan bahwa teknik supervisi

klinis sangat bermanfaat, dan

b. Para guru lebih menyukai supervisi klinis yang berbentuk

tidak langsung.

Sedangkan hasill penelitian Martin menyatakan bahwa para

guru bisa menerima supervisi klinis sebagai satu pendekatan

pembinaan pengajaran guru. Ia menemukan bahwa kelompok yang

telah ditatar bisa menerima maksud evaluasi tahunan, yang

bertujuan memperbaiki pekerjaan guru itu sendiri dan sebagai

promosi jabatan atau pertimbangan lain yang menyangkut

pekerjaan mereka.

Dalam proses supervisi klinis selalu terdapat kegiatan

yang disebut dengan istilah postconference, yang dilakukan setelah

dilakukan observasi kelas. Di sini, supervisor bersama guru

menganalisis kegiatan belajar mengajar yang telah diobservasi

sebelumnya. Sehingga kegiatan postconference guru memperoleh

balikan mengenai kegiatan-kegiatannya dalam mengelola proses

belajar mengajar. Tuckman dan Yates (1980) pernah melakukan

penelitian tentang efektivitas pemberian balikan dalam

meningkatkan keterampilan mengajar guru, diperoleh hasil

sebagai berikut :

4

Page 5: Makalah supervise klinis fix

Ada perbedaan yang signifikan antara guru-guru yang

memperoleh balikan dari murid dibandingkan guru-guru yang

tidak memperoleh balikan dari murid.

Penampilan mengajar tingkat akhir lebih baik bila

dibandingkan dengan penampilan mengajar tingkat permulaan

bagi kelompok eksperimen bila dibandingkan dengan kelompok

kontrol.

2.3Sasaran Supervisi Klinis

Sasaran dari pelaksanaan supervisi klinis adalah guru-

guru yang kurang mampu dalam mengelola pengajaran secara

profesional ataupun guru yang ingin meningkatkan kemampuan dan

keterampilan mengajarnya menuju guru yang profesional. Adapun

guru yang perlu diberikan supervisi klinis adalah yang

mempunyai karakteristik non profesional seperti pada tabel

berikut :

Karakteristik GuruGuru Sasaran Supervisi

KlinisGuru Profesional

Komitmen

rendah

Abstraksi

rendah

Komitmen

tinggi

Abstraksi

tinggi1 Kurang

peduli

pada siswa

1 Bingung

ketika

menghadapi

masalah

1 Antusias,

energik,

penuh

cita-cita

1 Dapat

melihat

masalah

dari

5

Page 6: Makalah supervise klinis fix

berbagai

sudut

pandang2 Waktu dan

energi

terbatas

2 Tidak tahu

apa yang

harus

dikerjakan

2 Niat baik 2 Dapat

mengembangk

an beberapa

alternatif

pemecahan3 Hanya

peduli

pada tugas

sendiri

3 Memiliki

hanya satu

atau dua

kebiasaan

menghadapi

masalah

3 Tdak segan

melakukan

pekerjaan

sekolah di

rumah

3 Dapat

memilih

alternatif

terbaik dan

cara

berpikir

secara

bertahap

2.4 Pelaksanaan Supervisi Klinis

Konsep supervisi klinis sebagai suatu teknik pendekatan

dalam pembelajaran guru merupakan suatu pola yang didasarkan

pada asumsi dasar bahwa proses belajar guru untuk berkembang

dalam jabatannya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar

yang dilakukan guru tersebut. Supervisi klinis sebagai suatu

teknik memiliki langkah-langkah tertentu yang perlu mendapat

perhatian untuk mengembangkan profesionalitas guru. Menurut

Cogan, ada delapan kegiatan dalam supervisi klinis yang

dinamainya dengan siklus atau proses supervisi klinis.

6

Page 7: Makalah supervise klinis fix

Delapan tahap tersebut yaitu :

1. Tahap membangun dan memantapkan hubungan guru dengan

supervisor,

2. Tahap perencanaan bersama guru,

3. Tahap perencanaan strategi observasi,

4. Tahap observasi pengajaran,

5. Tahap analisis proses belajar mengajar,

6. Tahap perencanaan strategi pertemuan,

7. Tahap pertemuan, dan,

8. Tahap penjajakan rencana pertemuan berikutnya.

Menurut Mosher dan Purpel dalam Anantyas, dkk (2013) ,

ada tiga aktivitas dalam supervisi klinis, yaitu :

1. Tahap perencanaan,

2. Tahap observasi,

3. Tahap evaluasi dan analisis.

Sedangkan menurut Oliva dalam Anantyas, dkk (2013), ada

tiga aktivitas esensial dalam proses supervisi klinis, yaitu:

1. Kontak dan komunikasi dengan guru untuk merencanakan

observasi kelas,

2. Observasi kelas,

3. Tindak lanjut observasi kelas.

Dengan demikian, walaupun deskripsi pandangan para ahli

di atas tentang langkah-langkah proses supervisi klinis

berbeda, namun sebenarnya langkah-langkah itu bisa disimpulkan

pada tiga tahap esensial yang berbentuk proses, yaitu (1)

proses pertemuan awal atau perencanaan, (2) proses pelaksanaan

pengamatan/observasi pembelajaran secara cermat, serta (3)

proses menganalisis hasil pengamatan dan memberikan umpan7

Page 8: Makalah supervise klinis fix

balik. Dua dari ketiga tahap tersebut memerlukan pertemuan

antara guru dan supervisor, yaitu tahap pertemuan awal dan

tahap umpan balik.

2.4.1 Tahap Pertemuan Awal

Dalam tahap ini supervisor dan guru bersama-sama

membicarakan rencana tentang materi observasi yang akan

dilaksanakan. Tahap ini memberikan kesempatan kepada guru

dan supervisor untuk mengidentifikasi perhatian utama

guru, kemudian menterjemahakn ke dalam bentuk tingkah

laku yang dapat diamati. Pada tahap ini dibicarakan dan

ditentukan pula jenis data mengajar yang akan diobservasi

dan dicatat selama pelajaran berlangsung.

Tujuan utama pertemuan awal adalah untuk

mengembangkan secara bersama-sama antara supervisor dan

guru, kerangka observasi kelas yang akan dilakukan. Hasil

pertemuan awal ini adalah kesepakatan kerja antara antara

supervisor dan guru. Tujuan ini bisa tercapai apabila

tercipta kerjasama yang baik antara guru dan supervisor,

oleh karena itu disarankan pertemuan awal dilaksanakan

secara rileks dan terbuka agar timbul kepercayaan guru

terhadap supervisor.

Goldhammer, Anderson, dan Krajewski (1981)

mendeskripsikan satu agenda yang harus dihasilkan pada

akhir pertemuan awal, meliputi

a. Menetapkan kontrak atau persetujuan antara

supervisor dengan guru.

Tujuan instruksional dan khusus pengajaran.

8

Page 9: Makalah supervise klinis fix

Implementasi keseluruhan program pengajaran.

Aktivitas yang akan diobservasi.

Kemungkinan perubahan format aktivitas, sistem,

dan unsur lain berdasarkan kesepakatan bersama.

Deskripsi spesifik masalah-masalah yang balikannya

diinginkan guru.

b. Menetapkan mekanisme/aturan-aturan observasi

Waktu (jadwal) observasi.

Lamanya observasi

Tempat observasi

c. Menetapkan rencana spesisfik untuk melaksanakan

observasi

Dimana supervisor akan duduk selama observasi?

Apakah supervisor menjelaskan kepada murid

mengenai tujuan observasi, kapan?

Akankah supervisor mencari satu tindakan khusus?

Perlukan adanya material/persiapan khusus?

Bagaimanakah supervisor akan mengakhiri observasi?

Secara teknis menurut Anastyas, dkk (2013)

diperlukan lima langkah utama bagi terlaksananya

pertemuan awal yang baik, yaitu :

1. Menciptakan suasana intim antara supervisor dengan

guru sebelum langkah-langkah selanjutnya

dibicarakan,

2. Mengkaji ulang rencana pelajaran serta tujuan

pelajaran,

3. Mengkaji ulang komponen keterampilan yang akan

dilatihkan dan diamati,

9

Page 10: Makalah supervise klinis fix

4. Memilih atau mengembangankan suatu instrumen

observasi yang akan dipakai untuk merekam tingkah

laku guru yang akan menjadi perhatian utamanya,

5. Instrumen observasi yang dipilih atau yang

dikembangkan dibicarakan bersama antara guru dan

supervisor.

2.4.2 Tahap Observasi Mengajar

Menurut Daresh dalam materi PPL 1 Unesa, ada dua

aspek yang harus diputuskan dan dilaksanakan oleh

supervisor sebelum dan selama melaksanakan observasi

pengajaran yaitu menentukan aspek-aspek yang akan

diobservasi dan bagaimana cara mengobservasinya. Aspek-

aspek yang akan diobservasi harus sesuai dengan hasil

diskusi antara guru dengan supervisor pada pertemuan

awal, sedangkan mengenai bagaimana mengobservasi juga

perlu diperhatikan agar diperoleh data yang diinginkan.

Tujuan utama pengumpulan data untuk memperoleh informasi

yang nantinya digunakan sebagai bahan tukar pikiran

dengan guru setelah observasi berakhir, sehingga guru

menganalisis dengan cermat aktivitas-aktivitas yang

dilakukannya di kelas.

Berkaitan dengan teknik dan instrumen pengamatan

ini, sebenarnya para penelitii telah banyak

mengembangkan bermacam-macam teknik yang bisa digunakan

dalam mengamati kegiatan pembelajaran. Acheson dan Gall

menganjurkan agar menggunakan beberapa teknik dalam

proses supervisi klinis sebagai berikut :10

Page 11: Makalah supervise klinis fix

a. Selective verbatim.

Pada teknik ini, supervisor membuat semacam

rekaman tertulis. Tentunya hanya kejadian-kejadian

tertentu yang direkam secara selektif yang sesuai

dengan kesepakatan bersama antara supervisor dan

guru.

b. Rekaman observasional berupa seating chart

Seluruh kompleksitas perilaku dan interaksi

selama pengajaran di dokumentasikan /dideskripsikan

secara bergambar dengan seating chart.

c. Wide lens techniques

Supervisor membuat catatan lengkap mengenai

kejadian-kejadian di kelas dalam cerita yang panjang

lebar dikenal dengan anecdotal record.

d. Checklists and timeline coding

Supervisor mengumpulkan dan mengobservasi

perilaku belajar mengajar dengan terlebih dahulu

diklasifikasi/dikategorikan. Flanders aktivitas

kelas dikategorikan dalam pembicaraan guru,

pembicaraan murid, dan tidak ada pembicaraan (silence).

Kunjungan dan observasi yang dilakukan supervisor

bermanfaat untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran

sebenarnya. Manfaat observasi tersebut antara lain

dapat :

- Menemukan kelebihan atau kekurangan guru dalam

melaksanakan pembelajaran guna pengembangan dan

pembinaan lebih lanjut,

11

Page 12: Makalah supervise klinis fix

- Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam

melaksanakan suatu gagasan pembaharuan pengajaran,

- Secara langsung mengetahui keperluan dan kebutuhan

masing-masing guru dalam melaksanakan proses belajar-

mengajar,

- Memperoleh data atau informasi yang dapat digunakan

dalam penyusunan program pembinaan profesional secara

terperinci,

- Menumbuhkan kepercayaan diri pada guru untuk berbuat

lebih baik,

- Mengetahui secara lengkap dan komprehensif tentang hal-

hal pendukung kelancaran proses belajar-mengajar.

2.4.3 Tahap Umpan Balik

Sebelum pertemuan ini dilaksanakan, supervisor

mengadakan analisis pendahuluan tentang rekaman observasi

yang dibuat sebagai bahan dalam pembicaraan pada tahap

umpan balik. Tujuan utama menganalisis hasil pengamatan

dan memberikan umpan balik adalah menindaklanjuti apa

yang dilihat oleh supervisor sebagai pengamat terhadap

proses pembelajaran. Supervisor harus mengusahakan data

yang objektif, menganalisis, dan menginterpretasikan

secara kooperatif dengan guru tentang apa yang telah

berlangsung dalam mengajar.

Proses ini merupakan proses yang penting untuk

mengembangkan perilaku guru dengan memberikan balikan

tertentu. Balikan ini harus bersifat deskriptif,

spesifik, konkret, bersifat memotivasi, aktual, dan

akurat, sehingga betul-betul bermanfaat bagi guru.

12

Page 13: Makalah supervise klinis fix

Goldhammer, Anderson, dan Krajewski (1981) mengemukakan

lima manfaat pertemuan balikan yaitu :

a. Guru diberi penguatan dan kepuasan.

b. Isu-isu dalam pengajaran dapat didefinisikan bersama

supervisor dan guru yang tepat.

c. Supervisor bila perlu mengintervensi guru secara

langsung untuk memberikan bantuan didaktis dan

bimbingan.

d. Guru bisa dilatih untuk melakukan supervisi terhadap

dirinya sendiri.

e. Guru bisa diberi pengetahuan tambahan untuk

meningkatkan profesional diri di masa mendatang.

Keseluruhan tahap di dalam proses supervisi klinis dapat

digambarkan dalam bagan siklus supervisi sebagai berikut :

A. Orientasi Perilaku Supervisi Pengajaran

13

TAHAP PERTEMUAN AWALMenganalisis rencana pelajaranmenetapkan bersama aspek-aspek yang akan diobservasi dalam mengajar

TAHAP OBSERVASI MENGAJAR

Mencatat peristiwa selama pengajaranCatatan harus objektif dan selektif

TAHAP PERTEMUAN BALIKANMenganalisis hasil observasi bersama gurumenganalisis perilaku mengajar.bersama menetapkan aspek-aspek yang harus dilakukan untuk membantu perkembangan keterampilan mengajar berikutnyaSumber : Diadaptasikan dari of Advance Education (1981). Supervision of Practice Teaching. Primary Program, Sydney Australia, halaman 2

Gambar : Siklus supervisi klinis

Page 14: Makalah supervise klinis fix

Dalam proses supervisi klinis, perilaku supervisor

menentukan keberhasilannya dalam membantu mengembangkan

guru. Menurut Glickman (1981), perilaku supervisor dalam

proses supervisi pengajaran meliputi :

a. Mendengarkan (listening) segala yang dikemukakan guru

(masalah-masalah) dalam mengelola proses belajar

mengajar.

b. Mengklarifikasi (clarifying) dan mempertegas apa yang

dikemukakan guru.

c. Mendorong (encouraging) guru agar bersedia mengemukakan

sesuatu yang dirasa belum jelas.

d. Mempresentasikan (presenting) berarti supervisor

mengemukakan konsep atau pemikirannya terhadap

permasalahan guru

e. Memecahkan masalah (problem solving) berarti supervisor

dan guru memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru.

f. Bernegosiasi (negotiating) berarti supervisor membuat

kesepakatan pembagian tugas bersama guru.

g. Mendemonstrasikan (demonstrating) berarti supervisor

mendemonstrasikan performa tertentu yang dapat diikuti

guru.

h. Memastikan (directing) apa yang seharusnya dilakukan guru.

i. Menguatkan (reinforcing) dengan menggambarkan kondisi

menguntungkan bagi guru.

Beberapa perilaku supervisi :

1. Orientasi Langsung

14

Page 15: Makalah supervise klinis fix

Supervisi pengajaran berorientasi langsung

berdasarkan asumsi dasar psikologi perilaku, bahwa

mengajar pada dasarnya merupakan pengkondisian individu

melalui lingkungannya. Orientasi perilaku supervisi yang

pertama adalah orientasi langsung. menurut Glickman

(1981), supervisi pengajaran berorientasi langsung

mencakup perilaku-perilaku pokok, berupa klarifikasi,

presentasi, demonstrasi, penegasan, standardisasi, dan

penguatan. Hasil akhir adalah tugas bagi guru yang harus

dikerjakan dalam satu periode waktu tertentu.

Aplikasi supervisi orientasi langsung adalah sebagai

berikut : Pertama pada pertemuan awal, supervisor

mengklarifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi

guru dan melakukan konfirmasi dan revisi seperlunya,

serta supervisor mempresentasikan ide-idenya mengenai

informasi data apa saja yang harus dikumpulkan. Kedua

observasi kelas, supervisor mengamati untuk mengetahui

kondisi sebenarnya. Ketiga, pertemuan balikan, setelah data

dianalisis, supervisor mendemonstrasikan tindakan-

tindakan pengajaran yang mungkin dilakukan oleh guru dan

menetapkan standar pencapaian serta penguatan baik dalam

bentuk insentif material maupun sosial. Perilaku

supervisor yang menonjol dalam orientasi ini :

Mengklarifikasi masalah-masalah guru.

Mempresentasikan ide-ide pemecahan masalah.

Mendemonstrasikan ide-ide pemecahan masalah yang

harus dilakukan guru.

15

Page 16: Makalah supervise klinis fix

Menetapkan standar pelaksanaan tugas pemecahan

masalah.

Memberikan reinforcement agar menjalankan tugasnya

dengan baik.

2. Orientasi Kolaboratif

Supervisi pengajaran yang berorientasi kolaboratif

berdasarkan asumsi psikologi kognitif, bahwa belajar

merupakan hasil perpaduan antar perilaku individu dan

lingkungan luarnya. Glickman (1981) menjelaskan bahwa

supervisi pengajaran yang berorientasi kolaboratif akan

mencakup perilaku-perilaku pokok, berupa mendengarkan,

mempresentasikan, pemecahan masalah, dan negosiasi. Hasil

akhir berupa kontrak kerja antara supervisor dan guru.

Aplikasi supervisi orientasi langsung adalah sebagai

berikut :

a. Pertemuan awal

Supervisor mendengarkan keluhan-keluhan guru,

sehingga ia betul-betul memahami masalah-masalah yang

dihadapi guru. Setelah itu, bersama mengadakan

negosiasi untuk menetapkan kapan supervisor akan

melakukan observasi kelas.

b. Observasi kelas

Supervisor menggunakan instrumen tertentu mengamati

pengajaran guru dan aktivitas murid. Setelah data

dianalisis, supervisor menyiapkan beberapa pertanyaan

16

Page 17: Makalah supervise klinis fix

untuk mengarahkan pemahaman guru terhadap masalah yang

dihadapinya.

c. Pertemuan balikan

Supervisor mengajukan beberapa pertanyaan dan guru

berusaha menjawab pertanyaan tersebut, kemudian

bersama-sama memecahkan masalah. Dalam pemecahan

masalah sebaiknya guru dan supervisor berpisah,

sehingga masing-masing pihak dapat mengidentifikasi

alternatif pemecahan masalah menurut pikiran masing-

masing. Hari berikutnya keduanya berkumpul untuk

membahas alternatif pemecahan masalah yang terbaik

serta membagi tugas untuk mengemplementasikannya.

Beberapa perilaku supervisor yang menonjol dalam

orientasi kolaboratif :

Mendengarkan masalah-masalah yang dikemukkan guru,

sehingga memahami secara utuh.

Mempresentasikan alternatif pemecahan masalah untuk

dipadukan dengan alternatif pemecahan masalah guru.

Bersama guru membahas alternatif pemecahan masalah

yang terbaik.

Negosiasi dengan guru untuk membagi tugas dalam

rangka mengimplementasikan alternatif pemecahan

masalah yang dipilih.

3. Orientasi tidak Langsung

Perilaku supervisi klinis yang berorientasi tidak

langsung berdasarkan asumsi psikologi humanistik, bahwa

17

Page 18: Makalah supervise klinis fix

belajar merupakan hasil keinginan individu untuk

menemukan rasionalitas dan dasar-dasar dalam dunia ini.

Glickman (1981) menjelaskan bahwa perilaku supervisi

klinis yang berorientasi tidak langsung akan mencakup

mendengarkan, mengklarifiksi, mendorong,

mempresentasikan, dan bernegosiasi. Hasil akhir supervisi

ini adalah rencana guru sendiri (teacher self-plan).

Aplikasi perilaku supervisi klinis yang berorientasi

tidak langsung adalah :

a. Pertemuan awal

Supervisor mendengarkan keluhan guru, kemudian

bertanya perlu tidaknya diadakan observasi kelas saat

guru mengajar.

b. Observasi kelas

Supervisor mengamati bagaimana guru mengajar,

bagaimana murid belajar, mendengarkan penjelasan,

berdiskusi dan sebagainya. Selanjutnya supervisor

menganalisis hasil pengamatan serta dan

diinterpretasikan. Bila perlu supervisor dapat menyusun

pertanyaan untuk mengklarifikasi hasil pengamatan untuk

membantu guru memahami kekurangannya.

c. Pertemuan balikan

Pada pertemuan balikan, diidentifikasi kembali

tindakan-tindakan guru di kelas, serta membantu guru

memahami kekurangan-kekurangan sendiri.

Peran supervisor dalam perilaku supervisi klinis

yang berorientasi tidak langsung tidaklah banyak,

18

Page 19: Makalah supervise klinis fix

hanya membantu guru memahami dan memecahkan masalahnya

sendiri. Karena guru yang harus merencanakan segala

sesuatu yang berhubungan dengan apa yang akan

dilakukan.

B. Kriteria Memilih Orientasi Supervisi Pengajaran

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi

dan perilaku guru itu tidak sama. Blumberg (1974) menemukan

guru-guru itu terbagi menjadi dua kelompok, satu kelompok

memiliki persepsi sangat positif terhadap supervisor yang

berorientasi kolaboratif tetapi kelompok lain memiliki

persepsi sangat positif terhadap supervisor yang memiliki

orientasi tidak langsung.

Zin (1977) menanyakan kepada guru tentang preferensinya

terhadap tiga tipe konsultasi. Jawaban-jawaban guru

menunjukkan bahwa 35% guru memilih model medis/klinik, 46%

guru memilih model perilaku (behaviour model), dan 19% guru

memilih model kesehatan mental (mental health) (Glickman,

1981).

Sebenarnya tidak ada satu pun orientasi perilaku

supervisi pengajaran yang efektif untuk semua guru. Hal ini

sangat ditentukan oleh karakteristik guru seperti tingkat

kemampuan, kebutuhan, minat, kematangan profesional, dan

karakteristik personal lainnya (Sergiovanni, 1987). Dan

daresh (1989). Sedangkan menurut Glicman (1981) ada dua

aspek yang harus dipertimbangkan oleh supervisor sebelum

menentukan orientasi, yaitu :

1. Tingkat Komitmen

19

Page 20: Makalah supervise klinis fix

Aspek pertama yang harus dipertimbangkan dalam

menentukan orientasi adalah tingkat komitmen guru.

Komitmen lebih luas daripada concern sebab komitmen itu

mencakup waktu dan usaha. Tingkat komitmen guru

terbentang dalam satu garis kontinum, bergerak dari yang

paling rendah ke paling tinggi. Seorang guru yang kurang

memiliki komitmen biasanya bekerja semata-mata memandang

dirinya sendiri, kurang mau mengembangkan diri. Ciri-ciri

guru yang rendah komitmennya cenderung sebagai berikut :

Sedikit sekali perhatiannya terhadap murid-murid

Waktu yang disediakan untuk mengembangkan kinerjanya

sangat sedikit,

Perhatiannya hanya memandang jabatannya.

Sedangkan guru yang komitmennya tinggi akan :

Perhatiannya tinggi terhadap murid-murid dan guru-

guru lainnya.

Waktu dan tenaga yang disediakan banyak sekali.

Perhatian utama adalah bekerja sebanyak mungkin bagi

kepentingan orang lain.

2. Tingkat Abstraksi

Pertimbangan kedua adalah tingkat abstraksi guru,

yaitu tingkat kemampuan guru dalam mengelola pengajaran,

mengklarifikasi masalah-masalah pengajarannya

(pengelolaan, disiplin, pengorganisasian, dam minat

murid), menentukan pemecahan masalah dan kemudian

merencanakan tindakan-tindakannya. Hasil penelitian

Harvey (1966), Hunt, dan Joyce (1967) menunjukkan bahwa

20

Page 21: Makalah supervise klinis fix

guru-guru dengan tingkat perkembangan kognitif yang

tinggi, dimana pemikiran abstrak sangat dominan mampu

berfungsi fleksibel dan kompleks di dalam kelas.

Menurut Glickman (1981) tingkat berpikir guru

terbentang dalam satu garis kontinum, mulai dari rendah,

menengah, sampai tinggi. Guru-guru yang memiliki

kemampuan abstraksi rendah tidak merasa bahwa mereka

memiliki nasalah-masalah pengajaran, apabila mereka

merasakannya akan sangat bingung tentang masalahnya.

Mereka tidak tahu apa yang bisa dikerjakan dan mereka

butuh petunjuk mengenai apa yang dikerjakan. Guru

memiliki kemampuan abstraksi menengah biasanya bisa

mendefinisikan masalah berdasarkan bagaimana mereka

melihatnya. Mereka bisa berfikir satu atau dua

kemungkinan tindakan, tetapi mereka mengalami kesulitan

dalam memikirkan rencana yang komprehensif. Sedangkan

guru yang memiliki kemampuan abstraksi tinggi bisa

memandang masalah-masalah pengajaran dari banyak

perspektif (diri sendiri, murid, orang tua,

administrator, dan alat pelajaran) serta mengumpulkan

banyak rencana alternatif untuk memilih rencana atau

memikirkan langkah-langkah pelaksanaannya.

21

Page 22: Makalah supervise klinis fix

Dengan menggunakan dua variabel perkembangan, yaitu tingkat

komitmen guru dan tingkat abstraksi guru, supervisor bisa

mengukur individu guru dengan menyilangkan kedua garis

kontinum, yaitu garis kontinum komitmen yang bergerak dari

yang rendah ke tinggi, dan garis kontinum abstrak yang juga

bergerak dari dari rendah ke tinggi, sebagaimana

divisualisasikan gambar di samping yang menunjukkan ada empat

kategori guru.

C. Tujuan dan fungsi supervisi pembelajaran

Secara umum tujuan supervisi pengajaran adalah:

meningkatkan efektivitas dan efisiensi belajar-mengajar,

22

Page 23: Makalah supervise klinis fix

mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di

sekolah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan

yang telah ditetapkan,

menjamin agar kegiatan sekolalah berlangsung sesuai

dengan ketentuan yang berlaku sehingga segala sesuatunya

berjalan lancar dan diperoleh hasil yang optimal,

menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan

tugasnya,dan

memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki

kesalahan, kekurangan dan kekilafan serta membantu

memecahkan masalah yang dihadapi sekolah sehingga dapat

dicegah kesalahan dan penyimpangan yang lebih jauh

Untuk melaksanakan pembelajaran, guru perlu memiliki

banyak pengalaman serta pengembangan profesinya di bidang

pembelajaran. Guru senantiasa hendaknya terus belajar untuk

menambah pengalaman guna mengimbangi ilmu dan teknologi dalam

pertumbuhan masyarakat sebagai anggota unit kerja, guru tidak

dapat kerja sendiri, terpisah dari orang lain.

Tujuan umum supervisi pembelajaran adalah untuk

mengembangkan situasi pembelajaran yang lebih baik melalui

pembinaan dan peningkatan profesi mengajar, melalui supervisi

pembelajaran diharapkan kualitas pengajara yang dilakukan oleh

guru semangkin meningkat, baik dalam mengembangakan kemampuan

yang selain ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

keterampilan mengajar yang dimiliki oleh seorang guru, juga

pada peningkatan komitmen, kemauan, motivasi yang dimiliki

guru tersebut.

23

Page 24: Makalah supervise klinis fix

Sementara menurut Suhertian dan Matahe dalam saiful

sagala (2010) mengemukakan bahwa tujuan supervisi pembelajaran

adalah

1. Membantu para guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan

pendidikan

2. Membantu para guru para guru dalam membimbing pengalaman

belajar

3. Membantu para guru menggunakan sumber-sumber pengalaman

belajar

4. Membantu para guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid

5. Membantu para guru dalam menggunakan alat-alat metode dan

model mengajar

6. Membantu para guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan

hasil pekerjaan guru itu sendiri

7. Membantu para guru membina reaksi mental atau moral para

guru dalam rangka pertumbuhan pribadi jabatannya

8. Membantu para guru di sekolah sehingga mereka merasa

gembira dengan tugas yang diembannya

9. Membantu para guru agar lebih mudah mengadakan

penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan

sumber belajar dari masyarakat dan seterusnya

10. Membantu para guru agar waktu dan tenaga dicurahkan

sepenuhnya dalam membantu peserta didik belajar dan

membina sekolah.

Sedangkan menurut Ametembun fungsi supervisi merupakan

kesatuan yang kesatuan yang secara resiprokal dapat

digambarkan sebagai berikut:

24

Page 25: Makalah supervise klinis fix

1. penelitian

2. perbaikan

3. peningkatan

4. penilaian

D. Perbedaan Pokok Supervisi Tradisional dengan

Supervisi Klinis

Di atas telah dijelaskan bahwa supervisi memiliki

beberapa varian atau model seperti model supervisi yang

konvensional atau tradisional, model supervisi yang bersifat

ilmiah, model supervisi artistik, dan model supervisi klinis.

Adapun perbedaan antara supervisi tradisional dengan supervisi

klinis adalah sebagai berikut.

NoSupervisi Tradisional

(Preskriptif)

Supervisi Klinis

(Kolaboratif)

1 Supervisi bertindak sebagai

inspektur yang harus

mengamankan peraturan yang

berlaku.

Supervisor bertindak

sebagai mitra atau rekan

kerja guru.

2 Supervisor menganggap

dirinya sebagai seorang ahli

dan memiliki rasa super jika

dibanding dengan guru yang

disupervisi.

Supervisor dan guru yang

disupervisi mempunyai

derajat keahlian yang sama.

 

3 Pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan

preskriptif (membandingkan

Pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan inkuiri

(mencoba menenmukan dan

25

Page 26: Makalah supervise klinis fix

apa yang diobservasi dengan

apa yang dijadikan model).

yang memahami apa yang

dilakukan guru)

4 Supervisor lebih berkuasa

dari guru yang disupervisi

dalam kegiatan diskusi

sebelum dan sesudah

observasi

Diskusi dilaksanakan

sebagai tindak lanjut dari

pengamatan KBM yang

dilaksanakan. Diskusi

bersifat terbuka dan

objektif.

5 Supervisi bertujuan untuk

menjamin agar metode yang

ditetapkan diterapkan secara

benar

Supervisi bertujuan untuk

membantu mengembangkan

profesionalitas guru

melalui kegiatan-kegiatan

reflektif.

26

Page 27: Makalah supervise klinis fix

BAB III

Kesimpulan

Dari yang sudah kami kumpulkan kami dapat menyimpulkan

Supervisi klinis : suatu bantuan yang diberikan kepada

guru menuju guru yang profesional, yakni dengan melakukan

pembinaan kinerja guru dalam proses belajar mengajar

Supervise klinis adalah suatu proses bimbingan yang

membantu pengembangan profesional calon guru khusunya

dalam penampilan mengajar berdasarkan observasi dan

analisis data secara teliti dan obyektif sebagai pegangan

intuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut

27

Page 28: Makalah supervise klinis fix

Prosedur supervise klinis ada tiga yaitu : pertemuan

terencana, pengamatan mengajar, dan pertemuan balikan

yang semuanya saling berhubungan

Perbedaan supervise klinis dan supervise tradisional

N

o

Supervisi Tradisional

(Preskriptif)

Supervisi Klinis

(Kolaboratif)

1 Supervisi bertindak sebagai

inspektur yang harus

mengamankan peraturan yang

berlaku.

Supervisor bertindak

sebagai mitra atau

rekan kerja guru.

2 Supervisor menganggap

dirinya sebagai seorang

ahli dan memiliki rasa

super jika dibanding dengan

guru yang disupervisi.

Supervisor dan guru

yang disupervisi

mempunyai derajat

keahlian yang sama.

3 Pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan

preskriptif (membandingkan

apa yang diobservasi dengan

apa yang dijadikan model).

Pendekatan yang

digunakan adalah

pendekatan inkuiri

(mencoba menenmukan

dan yang memahami apa

yang dilakukan guru)

4 Supervisor lebih berkuasa

dari guru yang disupervisi

dalam kegiatan diskusi

sebelum dan sesudah

observasi

Diskusi dilaksanakan

sebagai tindak lanjut

dari pengamatan KBM

yang dilaksanakan.

Diskusi bersifat

terbuka dan objektif.

28

Page 29: Makalah supervise klinis fix

5 Supervisi bertujuan untuk

menjamin agar metode yang

ditetapkan diterapkan

secara benar

Supervisi bertujuan

untuk membantu

mengembangkan

profesionalitas guru

melalui kegiatan-

kegiatan reflektif.

29

Page 30: Makalah supervise klinis fix

Daftar Pustaka

http://dispendik.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/

2012/03/supervisi-klinis.pdf

Dewi, Anastyas Kusuma, dkk. 2013. Supervisi Klinis dalam

Supervisi Pendidikan. [online]. http:lismurtii270992.

wordpress.com.

Maryonis, Ali. 2011. Perbaikan Pengajaran dengan

Supervisi Klinis. [online].

http:supervisiklinis.blogspot.com.

Materi PPL 1 Universitas negeri Surabaya.

Siregar, Yusni. 2010. Upaya Meningkatkan Kinerja Guru

Melalui Supervisi Klinis di SMPN Kecamatan Medang Deras

Kabupaten Batu Bara. Medan : UNIMED Press.

Sudrajat, Akhmad. 2012. Tentang Pendidikan. [online].

http:akhmadsudrajat.wordpress.com.

Iim Waliman, dkk. 2001. Supervisi Klinis (Modul Manajemen

Berbasis Sekolah). Bandung : Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat

Agus Taufiq. 2007. Supervisi Bimbingan dan Konseling

(Bahan Pelatihan BK di Cikole). Bandung

30