Top Banner
MAKALAH RAGAM PENELITIAN PENDIDIKAN Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Dosen Pengampu: Shanta Rezkita, M. Pd. Disusun oleh: Kelompok 2 1. Rizka Primi Nugroho (10015254) 2. Yuli Dwi Nugroho ( 10015252) 3. Meilina Rahmaninsih (2012015176) 4. Leny Kurniawati (2012015180) 5. Utari Widyardhi (2012015196) 6. Wira Adikurnia (2012015198) 7. An Nisa Nur Diana (2012015203) 8. Cayang Noor Riska S (2012015206) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
54

MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

Dec 26, 2015

Download

Documents

Makalah ini berisi mengenai berbagai macam strategi belajar mengajar di SD
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

MAKALAH RAGAM PENELITIAN PENDIDIKANMakalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar

Dosen Pengampu: Shanta Rezkita, M. Pd.

Disusun oleh:Kelompok 2

1. Rizka Primi Nugroho (10015254)2. Yuli Dwi Nugroho ( 10015252)3. Meilina Rahmaninsih (2012015176)4. Leny Kurniawati (2012015180)5. Utari Widyardhi (2012015196)6. Wira Adikurnia (2012015198)7. An Nisa Nur Diana (2012015203)8. Cayang Noor Riska S (2012015206)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan, yang banyak melibatkan

aktivitas siswa dan aktivitas guru.Mengajar bukan hanya menyampaikan bahan

pelajaran pada siswa, tetapi merupakan suatu proses upaya dalam membimbing dan

memfasilitasi siswa agar dapat belajar secara efektif dan efisien. Keberhasilan

pembelajaran sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dikembangkan oleh

guru. Oleh karena itu, guru dan juga calon guru harus memiliki kemampuan dalam

memilih, mengembangkan dan menerapkan berbagai pendekatan, metode dan teknik

pembelajaran sebagai penunjang dalam mencapai tujuan pembelajaran. Makalah ini

akan membahas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pendekatan, metode, dan

teknik pembelajaran, sehingga sehingga dapat menjadi sumber referensi kepada

pembaca untuk mengenal lebih jauh mengenai pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang akan dibahas serta menjadi rumusan masalah dalam makalah ini

sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran?

2. Apa sajakah kriteria-kriteria dalam pemilihan pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran?

3. Apa sajakah macam-macam pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran?

4. Bagaimanakah merencanakan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran di

Sekolah Dasar (SD) ?

C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. Menjelaskan pengertian atau maksud dari pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran.

Page 3: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

2. Menjelaskan kriteria-kriteria dalam pemilihan pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran.

3. Menjelaskan macam-macam pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

4. Menjelaskan bagaimana merencanakan pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran di Sekolah Dasar (SD).

BAB II

Page 4: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

PEMBAHASAN

A. Definisi Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran

Menurut Joni (via Sri Anitah, dkk., 2009: 1.23),

“Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek

kajian.”Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa pendekatan pembelajaran

adalah cara memandang terhadap pembelajaran.

Dalam proses pengajaran, intinya adalah kegiatan belajar para siswa. Tinggi

rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh pendekatan mengajar

yang digunakan guru. Killen (via Sri Anitah, dkk., 2009: 1.23) mengemukakan

bahwa ada dua pendekatan utama dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang

berorientasi pada aktivitas guru (teacher centered) dan pendekatan yang

berorientasi pada aktivitas siswa (students centered).

2. Metode Pembelajaran

Dalam bahasa Inggris, method berarti cara. Jika dikaitkan dengan dengan

pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan

siswa. Joni (via Sri Anitah, dkk., 2009: 24) mengemukakan bahwa metode adalah

berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan

tertentu. Karena metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode sering

digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar.

3. Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran adalah penerapan atau wujud konkret dari penggunaan

metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran. Dari langkah-langkah atau teknik

pembelajaran, kita dapat mengetahui metode, strategi dan pendekatan yang

digunakan dalam proses pembelajaran.

B. Kriteria dalam Pemilihan Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran

Berikut ini adalah kriteria-kriteria dalam pemilihan pendekatan, metode, dan

teknik pembelajaran.

1. Kesesuaian pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran dengan tujuan belajar.

Tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa merupakan faktor utama yang

harus dipertimbangkan dalam pemilihan pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran, karena komponen-komponen tersebut dipilih dan difungsikan untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Namun, tidak semua pendekatan, meode dan

Page 5: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

teknik pembelajaran cocok dengan tujuan yang ingin dicapai.Bloom

mengelompokkan tujuan pembelajaran ke dalam tiga ranah (Taxonomy Bloom),

yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.Misalnya tujuan yang ingin di

capai yaitu siswa dapat membuat prakarya (membatik). Metode ceramah tidak

akan cocok digunakan dalam rangka mencapai tujuan ini, mungkinalternatif

metode yang dapat digunakan adalah metode demonstrasi..Oleh karena itu, guru

harus pintar dalam memilih metode yang tepat dalam memilih metode ataupun

pendekatan serta teknik yang digunakan.

2. Kesesuaian Pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran dengan karakteristik

bahan pelajaran/ materi pelajaran.

Karakteristik bahan pelajaran juga perlu dipertimbangkan dalam memilih

memilih pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Sama halnya seperti tujuan

pembelajaran, tidak semua pendekatan, metode dan teknik pembelajaran akan

sesuai dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan. Mata pelajaran satu dengan

lainnya mempunyai karakteristik atau aspek yang berbeda sehingga pendekatan,

metode, dan teknik pembelajarannya pun juga berbeda.Berikut ini beberapa aspek

yang terdapat dalam materi pelajaran.

a. Aspek konsep (concept), yaitu substansi materi pelajaran yang

berhubungan dengan pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide dan

gagasan sesuatu.

b. Aspek fakta (fact), yaitu substansi materi pelajaran yang berhubungan

dengan peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data yang memiliki esensi

objek dan waktu, seperti nama dan tahun yang berhubungan dengan

peristiwa atau sejarah.

c. Aspek prinsip (principle), yaitu substansi materi pelajaran yang

berhubungan dengan dalil, hukum, ketentuan, dan prosedur yang harus

ditempuh.

d. Aspek proses (process), yaitu substansi materi pelajaran yang berhubungan

dengan rangkaian kegiatan, rangkaian peristiwa, dan rangkaian tindakan.

e. Aspek nilai (value), yaitu substansi materi pelajaran yang berhubungan

dengan aspek perilaku yang baik dan buruk, yang benar dan salah, yang

bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi banyak orang.

f. Aspek keterampilan intelektual (intellectual skills), yaitu substansi materi

pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan

Page 6: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

menyelesaikan persoalan atau permasalahan, berpikir sistematis, logis,

taktis, kritis, inovatif, dan ilmiah.

g. Aspek keterampilan psikomotor (psychomotor skills), yaitu substansi

materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan

fisik. (Sri Anitah, dkk., 2009: 5.8-5.9)

3. Ketersediaan waktu

Ketersediaan waktu juga menjadi salah satu pertimbangan seorang guru dalam

memilih pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang akan diterapkan.

Beberapa pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang membutuhkan

waktu lama dalam pelaksanaannya, namun juga ada yang membutuhkan waktu

yang relative singkat.

Contoh, metode inkuiri dianggap sebagai metode yang relatif

banyakmemerlukan waktu namun digunakan pada jam pelajaran yang alokasi

waktunya relative singkat, tentu tidak akan sesuai. Hal ini karena penguasaan

materi oleh siswa tidak akan optimal. Oleh karena itu, ketersediaan waktu perlu

menjadi perhatian guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.

4. Faktor siswa

Yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran tidak lain adalah

siswa sendiri, mengingat tujuan yang ingin dicapai dari proses tersebut ialah

perubahan perilaku siswa. Oleh karena itu, di dalam memilih pendekatan, metode,

dan teknik pembelajaran, faktor siswa tidak boleh diabaikan.

Kita tahu bahwa siswa sebagai individu mempunyai keunikan tersendiri yang

berbeda dengan individu lainnya. Keunikan-keunikan atau perbedaan-perbedaan

tersebut hendaknya menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih pendekatan,

metode dan teknik pembelajaran yang akan digunakan oleh seorang guru.

5. Ketersediaan fasilitas, media, dan sumber belajar

Ketersediaan fasilitas, media, dan sumber belajar juga tidak kalah penting

untuk diperhatikan oleh seorang guru. Fasilitas, media dan sumber belajar

merupakan penunjang dan pendukung dalam kegiatan belajar mengajar agar

pembelajaran berjalan dengan lancer dan hasilnya akan optimal. Jika guru sudah

menetapkan pendekatan, metode, dan teknik dalam pembelajarannya namun

fasilitas, media dan sumber belajar tidak tersedia di sekolah, maka guru harus

berupaya untuk mempersiapkannya terlebih dahulu agar kegiatan belajar mengajar

berjalan dengan lancar.

Page 7: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

C. Macam-macam Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran

Richard Anderson mengajukan dua pendekatan, yakni pendekatan yang

berorientasi pada guru atau disebut teacher centered dan pendekatan yang berorientasi

pada siswa atau disebut students centered. Pendapat lainnya dikemukakan oleh

Massialas yang mengajukan dua pendekatan, yaitu pendekatan ekspositori dan

pendekatan inkuiri. Sedangkan Bruce Joyce mengemukakan empat kategori, yaitu

model informasi, model personal, model interaksi sosial, dan model tingkah

laku.Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa pendekatan pembelajaran.

a. Pendekatan ekspositori atau model informasi

Pada pendekatan ini, tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol

dan ditentukan oleh guru/ pengajar. Guru dipandang sebagai sumber belajar paling

utama.

Hakikat mengajar menurut pendekatan ini adalah menyampaikan ilmu

pengetahuan kepada siswa. Siswa hanya dipandang sebagai objek yang menerima

apa pun yang diberikan oleh guru. Guru menyampaikan informasi atau bahan

pengajaran secara lisan atau dikenal dengan istilah ceramah.

` Komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan siswa adalah

komunikasi satu arah.Oleh karena itu, kegiatan belajar siswa kurang optimal

karena siswa pasif hanya mendengarkan “ceramah” dari gurunya saja.

b. Pendekatan Inquiry/ discovery

Pendekatan “inquiri” merupakan pendekatan mengajar yang berusaha

meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pada pendekatan ini,

siswa lebih banyak belajar sendiri.Siswa dapat mengeksplorasi kreatifitas yang

mereka miliki dalam memecahkan masalah yang mereka temui dalam belajar

ataupun masalah yang dikemukakan oleh guru. Guru disini berperan sebagai

pembimbing dan fasilitator belajar.

Pada pendekatan inquiri, siswa dipandang sebagai subjek dan objek dalam

belajar yang mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal

sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.Komunikasi yang digunakan guru

dalam interaksinya dengan siswa bukan komunikasi satu arah tetapi komunikasi

banyak arah.

Pendekatan inquiry dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

Page 8: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

1) Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada

kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/

problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa.

2) Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan

situasi belajar yang menyenangkan.

3) Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup.

4) Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, dan berdiskusi.

5) Partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar.

6) Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.

Ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pendekatan inquiry/

discovery, yaitu:

1) Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa.

2) Menetapkan jawaban sementara (hipotesis).

3) Siswa mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab

permasalahan/ hipotesis.

4) Mengaplikasikan kesimpulan/ generalisasi dalam situasi baru.

c. Pendekatan Interaksi Sosial

Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu/ siswa

yang satu dengan siswa yang lainnya sehingga dalam konteks yang lebih luas

terjadi hubungan sosial individu dengan masyarakat.Oleh karena itu, proses

pembelajaran hendaknya diarahkan untuk mengembangkan kemampuan siswa

dalam mengadakan hubungan dengan orang lain, mengembangkan sikap dan

perilaku yang demokratis, serta menumbuhkan produktivitas kegiatan belajar

siswa.

Langkah yang dapat ditempuh guru dalam melaksanakan pendekatan ini

adalah:

1) Guru melemparkan masalah dalam bentuk situasi social kepada para siswa.

2) Siswa dengan bimbingan guru menelusuri berbagai jawaban masalah yang

terdapat dalam situasi tersebut.

3) Siswa diberi tugas atau permasalahan untuk dipecahkan, dianalisis, dikerjakan

yang berkenaan dengan situasi tersebut.

4) Dalam memecahkan masalah tersebut siswa diminta untuk mendiskusikannya.

5) Siswa membuat kesimpulan dai hasil diskusinya.

6) Pembahasan kembali hasil-hasil kegiatannya.

Page 9: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

d. Pendekatan Tingkah Laku (Behavioral models)

Pendekatan ini menekankan pada teori tingkah laku sebagai aplikasi dari teori

belajar behaviorisme.Tingkah laku individu pada dasarnya dikontrol oleh stimulus

dan respon yang diberikan individu. Penguatan hubungan stimulus dengan respon

merupakan proses belajar yang menyebabkan perubahan tingkah laku. Paradigma

utama dalam proses belajar adalah stimulus-respon.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh guru dalam melaksanakan pendekatan

ini adalah sebagai berikut:

1) Guru menyajikan stimulus belajar kepada siswa.

2) Mengamati tingkah laku siswa dalam menanggapi stimulus yang diberikan

guru (respon siswa).

3) Menyediakan atau memberikan latihan-latihan kepada siswa dalam

memberikan respon terhadap stimulus.

4) Memperkuat respon siswa yang dipandang paling tepat sebagai jawaban

terhadap stimulus.

Aspek penting dari pendekatan ini adalah melatih siswa dan memperkuat

respon siswa yang paling tepat terhadap stimulus.

2. Metode Pembelajaran

a. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian

bahan ajaran cera lisan dari guru.Ceramah yang baik adalah ceramah

berfariasai artinya ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan alat dan

media serta adanya tambahan dialog interaktif atau diskusi sehingga proses

pembelajaran tidak menjenuhkan.dalam memberikan ceramah hendaknya

materi tersusun secara sistematis, dari sederhana, mudah, konkrit menuju pada

yang lebih kompleks, sukar dan abstrak.

1) Karakteristik Metode Ceramah

Metode ceramah digunakan apabila proses pembelajaran yang dilakukan

lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta atau konsep

sederhana.Proses pembelajaran dilakukan secara klasikal dengan jumlah

siswa yang relatif banyak . lebih bersifat monoton karena guru lebih

banyak berbicara.dalam prosesnya perlu adanya dukungan kondisi yang

efektif dari guru seperti suasana emosional yang dapat membangkitkan

motivasi dan perhatian dari siswa selama mendengarkan ceramah.

Page 10: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

2) Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Ceramah

Untuk menunjang efektifitas penggunanaan metode ceramah perlu

dipersiapkan kemampuan guru maupun kondisi siswa yang optimal.ada

beberapa kemampuan yang harus diperhatikan oleh guru untuk

mendukung keberhasilan metode ceramah dalam pembelajaran, yaitu:\

a) Menguasai tehnik-tehnik ceramah yang memungkinkan dapat

membangkitkan minat dan motivasi siswa.

b) Mampu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan pelajaran.

c) Menguasai materi pelajaran.

d) Menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistemik.

e) Menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas.

Sedangkan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ceramah

berkaitan dengan kondisi siswa adalah:

a) Siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yang

dijelaskan guru.

b) Kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materi

yang akan dipelaqjari.

c) Memiliki suasana emosional yang mendukung untuk memperhatikan

dan memiliki motivasi mengikuti pelajaran.

b. Metode diskusi

Metode ini sering digunakan dalam pembelajaran kelompok atau kerja

kelompok yang didalamnya melibatka beberapa orang siswa untyk

menyelesaikan pekerjaan atau tugas atau permasalahan.metode mengajar

diskusi merupakan cara mengajar yang dalam pembahasan dan penyajian

materinya melalui suatu problema atau pertanyaaqn yang harus diselesaikan

berdasarkan pendapat atau keputusan bersama.kegiatan diskusi dapat

dilaksanakan dalam kelompok kecil, sedang dan besar.kegiatan diskusi

dipimpin oleh seorang ketua atau moderator untuk mengatur pembicaraan cara

mencapai target.

1) Karakteristik

a) Bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topik permasalahan atau

persoalan yang akan menstimulus siswa menyelesaikan permasalah

atau persoalan tersebut.

Page 11: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

b) Perlu dibentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai

anggota didalam kelompok tersebut.

c) Kelancaran kegiatan diskusi sangat ditentukan oleh moderator agar

semua siswa sebagai anggota aktif berpendapat secara maksimal dan

seluruh pembicaraan mengarah pada kesimpulan bersama.

d) Guru berperan sebagai pembimbing,vasilitator atau motivator agar

interaksi dan aktifitas siswa dalam diskusi menjadi efektif.

c. Metode Simulasi

Metode simulasi merupakan salah satu metode mengajar yang dapat

digunakan dalam pembelajaran kelompok. Kegiatan simulasi dapat dilakukan

oleh siswa pada kelas tinggi disekolah dasar. Ada beberapa jenis model

simulasi diantaranya, yaitu:

a) Bermain peran atau role playing merupakan bagian dari metode simulasi,

dalam proses pembelajaranya metode ini mengutamakan pola permainan

dalam bentuk dramatisasi

b) Sosio drama meruoakan bagian dari simulasi dalam pembelajaran yang

dilakukan oleh kelompok untuk melakukan aktifitas belajar memecahkan

masalahan yang berhubungan dengan masalah individu sebagai makhluk

sosial.

c) Permainan simulasi merupakan bagian dari simulasi yang dalam

pembelajaranya siswa bermain peran sesuai dengan peran yang ditugaskan

sebagai belajar membuat suatu keputusan.

1) Karakteristik Metode Simulasi

Metode simulasi banyak digunakan pada pembelajaran IPS, PKn,

pendidikan agama dan pendidikan apresiasi. Pembinaan kemampuan

bekerja sama, komunikasi dan iteraksi merupakan bagian dari

keterampilan dihasilkan pembelajaran simulasi. Metode ini digunakan

dalam pembelajaran berbasis kontekstual, contoh bahan pembelajaran

dapat diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial atau permasalahn

sosial yang aktual. Permasalahan yang berkaitan tentang nilai kehidupan

sosial dapat membentuk sikap atau perilaku melalui pelajaran ini. Siswa

dapat menguasaikonsep dan keterampilan intelektual sosial dan motorik

dalam bidang yang dipelajari dan penyempurnaan yang berkelanjutan.

2) Prosedur

Page 12: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

Prosedur simulasi yang harus ditempuh dalam pembelajaran adalah

sebagai berikut:

a) Menetapkan topic simulasi yang diarahkan oleh guru.

b) Menetapkan kelompok dan topic-topik yang akan dibahas.

c) Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik

dan peran yang dimainkan.

d) Proses pengamatan terhadap proses, peran, teknik dan prosedur dapa

dilakukan dengan diskusi.

e) Kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi.

3) Persyaratan untuk mengoptimalkan Pembelajaran Simulasi.

Menujang efektivitas penggunaan metode simulasi perlu dipersiapkan

kemampuan guru maupun kondisi siswa yang optimal. Dijelaskan tentang

kemampuan guru dan kondisi siswa mendukung efektivitas metode

simulasi dalam pembelajaran. Kemampuan guru yang harus diperhatikan

untuk menujang metode simulasi bantara lain:

a) Mampu membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur dan

peran yang akan dilakukan dalam simulasi.

b) Mampu memberikan simulasi.

c) Mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam simulasi tersebut.

d) Mampu mengamati secara proses simulasi yang dilakukan oleh siswa.

Kemampuan kondisi siswa yang harus diperhatikan dalam penerapan

metode simulasi yaitu:

a) Kondisi, minat, perhatian dan motivasi siswa dalam bersimulasi.

b) Pemhaman terhadap pesan yang akan menstimuluskan. Kemampuan

dasar berkomunikasi dan berperan.

4) Keunggulan menggunakan metode simulasi diantaranya adalah

a) Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam

kelompoknya.

b) Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat

langsung dalam pembelajaran.

c) Dapat membiasakan siswa untuk memahami sosial, hal ini dapat

dikatakan sebagai implemasi pembelajaran yang berbasi kontekstual.

d) Melalui kegiatan kelompok dalam simulasi dapat membina hubungan

personal yang positif.

Page 13: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

e) Dapat membangkitkan imajinasi.

f) Membina hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam kelompok.

5) Kelemahan menggunakan metode simulasi diantaranya adalah

a) Relative memerlukan waktu yang cukup banyak.

b) Sangat bergantung pada aktivitas siswa.

c) Cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar.

d) Banyak siswa yang kurang menyaenangi simulasi sehingga simulasi

menjadi tidak efektif.

d. Metode Demonstrasi

Merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan

mempertujukan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga

dapat mempelajari secara proses. Demontrasi dapat digunakan semua mata

pelajaran disesuaikan dengan topic dan tujuan yang akan dicapai. Demontrasi

digunakan semata-mata hanya untuk; (1) mengkrongketkan suatu konsep atau

prosedur yang abstrak; (2) mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan

prosedur secara tepat; (3) meyakinkan bahwa alat dan prosedur tersebut bisa

digunakan; (4) membangkitkan minat menggunakan alat dan prosedur.

1) Karakteristik

Metode mengajar demontrasi hakikatnya pembelajaran menggunakan

penguasa proses objek tertentu. Metode demontrasi identik denganmetode

mengajar modeling. Pelaksanaan metode mengajar demonstrasi, selain

guru jadi model, mendatangkan narasumber yang akan mendemontrasikan

materi dengan syarat menguasai bahan materi yang didemokrasikan, bahan

yang digunakan objek yang sebenarnya.

2) Prosedur

Prosedur metode demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran

adalah sebagai berikut :

a) Mempersiapkan alat bantu yang akan di demonstrasikan.

b) Memberikan penjelajahan tentang topic yang akan di demonstrasikan.

c) Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan

dari siswa.

d) Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan/atau latian) terhadap hasil

demonstrasi.

e) Kesimpulan.

Page 14: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

3) Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Demonstrasi

Kemampuan guru yang perlu di perhatikan dalam menunjang keberhasilan

demonstrasi, di antaranya adalah :

a) Mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau

topik yang di praktikkan.

b) Mampu mengelola kelas, dan menguasai siswa secara menyeluruh.

c) Mampu menggunakan alat bantu yang di gunakan.

d) Mampu melaksanakan penilaian proses.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus di perhatikan untuk menunjang

demonstrasi, di antaranya adalah :

a) Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang

akan di demotrasikan.

b) Memahami tentang tujuan/maksud yang akan didemonstrasikan.

c) Mampu mengamati proses yang didemonstrasikan.

d) Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang di gunakan dalam

demonstrasi.

4) Keunggulan

Keunggulan implementasi metode mengajar demontrasi dapat di capai

apabila kondisi pemblajaran diciptakan secara efektif, di antaranya

keunggulan tersebut adalah :

a) Siswa-siswa dapat memahami bahan plajaran sesuai dengan objek

yang sebenarnya.

b) Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa.

c) Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis.

d) Dapat mengetahui hubungan yang struktual atau urutan objek.

e) Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.

5) Kelemahan

Namun demikian, dalam metode demonstrasi pun masih tetep ada

kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan perlu di antisipasi

oleh guru jika akan menerapkan metode ini, di antaranya adalah :

a) Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja.

b) Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak di atur maka

demonstrasi tidak efektif.

c) Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya.

Page 15: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

d) Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan

praktik yang didemonstrasikan.

e. Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam penyajian

atau pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta

mengamati secara proses. Eksperimen sulit dipisahkan dengan demonstrasi

karena keduanya kemungkinan dapat di gunakan secara bersamaan.

Eksperimen dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba mengerjakan

sesuatu serta mengamati proses dan hasil pekerjaannya. Setelah eksperimen

selesai siswa ditugaskan untuk membandingkan dengan hasil eksperimen yang

lain, dan mendiskusikan bila ada perbedaan dan kekeliruan

(Winarno:1980:90).

Ekperimen dapat dilakukan secara kelompok maupun individu di dalam

laboraturium atau di kelas atau di luar kelas. Perlu di perhatiakn bahwa setiap

kegiatan eksperimen harus dilakukan secara sistemik dan sistematis, yaitu

harus dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan kajian hasil.

1) Karakteristik

Implementasi pembelajaran eksperimen selalu menuntut penggunaan alat

bantu yang sebenarnya karena esensi pembelajaran ini adalah mencobakan

sesuatu objek. Oleh karena itu, dalam prosesnya selalu mengutamakan

aktivitas siswa sehingga peran guru cenderung lebih banyak sebagai

pembimbing dan fasilitator. Untuk mendukung keberhasilan pembelajaran

eksperimen segala sesuatunya perlu dipersiapkan dan dikondisikan secara

maksimal. Di samping itu, untuk mendukung efektivitas dan efisiensi

pembelajaran eksperimen diperlukan adanya pedoman pembelajaran

untuk.

2) Prosedur

Prosedur metode eksperimen dpat dilaukan sebagai berikut:

a. Mempesiapkan alat bantu

b. Petunjuk dan inforasi tentng tugas-tuas yang harus dilaksanakan dalam

eksperimen.

Page 16: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

c. Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembaran

kerja/pedoman eksperimenyang disusun secara sismatis sehingga siswa

dalam pelaksanaannya tidak banyak mendapat kesulitas dan membuat

laporan.

d. Penguatan perolehan temuan-temun eksperimen dilkukan dengan

diskusi,tanya jawab ,daa tugas-tugas.

e. Kesimpulan.

3) Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaan eksperimen

a) mampu membimbing sistem dari meumuskan hipotesis sampai pada

pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan ekspiren dan

kesimpulan serta membuat laporan eksperimen.

b) menguasai konsep yang di eksperimenkan.

c) mampu mengelola kelas.

d) mampu menciptakan kondisi pembelajaran eksperimen secar efektif.

4) Keunggulan menggunakan metode eksperimen:

a) membangkitkan rasa ingin tahu ssiswa

b) membangkitkn sikap ilmiah siswa.

c) membuat pelajaran bersifat aktual

d) membia kbiasaan belaar kelompok maupun individu.

5) Kelemahan menggunakan metode eksperimen:

a) memerlukan alat dan biaya

b) memerlukan waktu yang rekatif lama

c) sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen.

d) guru dan siswa banyak yang belum terbiasamelakukan eksperimen.

f. Metode Karyawisata

Karyawisata kebih menitkberatkan pada perjalanan yang relatif jauh dari

kelas/sekolah untuk mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan

topikbahasan yang bersifat umum.

1) Karakteristik

Menemukan sumber bahan pelajaran sesuai dengan perkembangan

masyarakat, dilaksanakan di luar kelas/sekolah,memiliki perencanaan,

aktivitas siwa lebih muncul dari pada guru,aspek pembelajaran merupakan

salah satu implementasi dri pembelajaran berbasis kontekstual.

Page 17: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

2) Prasyarat untuk mengoptimalkan Metode Karya Wisata

Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar karya wisata

(outdoor)berhasil dengan baik di antaranya adalah :

a) Mampu mengidentifikasi objek karyawisata (outdoor) yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b) Mampu membuat perencanaan dan panduan siswa dalam melaksanakan karyawisata.

c) Mampu mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam karyawisata.

d) Mampu mengontrol, memfasilitasi, dan membimbing aktivitas siswa selama melaksanakankegiatan.

e) Mampu menilai kegiatan karyawisat.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang karya wisata maupun outdoor adalah :

a) Mampu memahami petunjuk pelaksanaan karyawisata.b) Mampu menyusun laporan hasil karyawisata.c) Mampu belajar secara mandiri maupun kelompok.d) Mampu menggunakan bahan dan alat dalam karyawisata.

3) Keunggulan menggunakan metode karyawisataKeunggulan yang dicapai dalam pembelajaran karyawisata adalah :a) Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengalaman

nyata, praktis, dan konkret.

b) Dapat menumbuhkan rasa senang, minat, dan motivasi terhadap obyek

tertentu.

c) Memberikan masukan terhadap program sekolah.

d) Mendekatkan siswa dengan lingkungan.

4) Kelemahan menggunakan metode karyawisata:

a) Memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak.

b) Memerlukan pengawasan dan bimbingan ekstra ketat terhadap

aktivitas siswa.

c) Akan banyak menggunakan biaya.

d) Harus ada pengontrolan ekstra dari guru.

g. Metode Pemecahan Masalah

Page 18: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

Metode ini merupakan metode mengajar yang banyak mengembangkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi. Metode pemecahan masalah sering juga

digunakan dalam implementasi pembelajaran terpadu maupun kontekstual

karena pembelajaran ini dikembangkan secara integritas antara kemampuan

siswa dengan topik bahasa maupun lingkungan. Dan metode ini cenderung

menggunakan pendekatan konstruktivisme.

1) Prosedur metode pemecahan masalah dapat dikatakan sebagai berikut :

a. Merumuskan dan membatasi masalah.b. Merumuskan dugaan dan pertanyaan.c. Mengumpulkan data atau mengolah data.d. Membuktikan atau menjawab pertanyaan.e. Merumuskan kesimpulan.

2) Prasarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Pemecahan Masalah.

Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar pemecahan masalah

berhasil dengan baik diantaranya adalah :

a. Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan menecahan masalah.

b. Menguasai konsepyang diproblem solving-kan.c. Mampu mengelola kelas.d. Mampu menciptakan kondisi pembelajaran pemecahan masalah

secara efektif.e. Mampu memberikan penilaian secara proses.

3) Kondisi siswa yang perlu diperhatikan untuk menunjang pemecahan

masalah adalah :

a. Memiliki motivasi, perhatian, dan minat belajar melalui pemecahan masalah.

b. Memiliki kemampuan melaksanakan pemecahan masalah.c. Memiliki sikap yang tekun, teliti, dan kerja keras.d. Mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik.

4) Keunggulanya :

a. Mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, dan kritis.b. Mempelajari bahan pelajaran yang aktual dengan kebutuhan dan

perkembangan masyarakat.c. Jika dilaksanakan secara kelompok dapat mengembangkan

kemampuan sosial siswanya.d. Mengoptimalkan kemampuan siswanya.

Page 19: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

5) Kelemahaanya :

a. Waktu yang digunakan relatif lama. b. Bahan pelajaran tidak bersifat logis dan sistematis.c. Memerlukan bimbingan dari guru.

3. Teknik Pembelajaran

a. Teknik Diskusi

Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar oleh guru

sebagai proses interaksi antara dua orang atau lebih yang terlibat, saling tukar

menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga

semuanya aktif atau pasif sebagai pendengar. Mengajar teknik diskusi berarti,

(a) kelas dibagi menjadi kelompok, (b) dapat mempertinggi partisipasi siswa,

(c) dapat mempertinggi kegiatan kelas sebagai keseluruhan dan kesatuan, (d)

rasa sosial dapat dikembangkan, (e) mengemukakan pendapat, (f) pendekatan

demokratis, (g) memperluas pandangan.

Jenis- jenis teknik diskusi ada beberapa macam yaitu:

a. Whole-Group

Suatu diskusi yang memiliki anggota kelompok tidak lebih dari 15 orang.

b. Buzz-Group

Satu kelompok besar dibagi menjadi dua sampai delapan kelompok yang

lebih kecil. Diperlukan kelompok kecil untuk melaporkan hasil diskusi

kepada kelompok besar.

c. Panel

Satu kelompok kecil (antara 3-6 orang) mendiskusikan subyek tertentu,

mereka duduk melingkar menghadap kelompok besar. Yang duduk

sebagai panelis orang yang ahli dalam bidangnya. Tujuan menggunaka

teknik diskusi panel ialah memberikan rangsangan cara berfikir secara

massal dengan memberikan berbagai perspektif dari beberapa sudut

pandang dan siswa berani mengemumkakan pendapat yang logis.

d. Symposium

Teknik ini menyerupai panel, sifatnya lebih formal. Semua anggota

menyiapkan prasan menurut pandangan sendiri. Pendengar bisa

mengajukkan pertanyaan dan pandangan umum, setelah pembicara dan

penyelenggara selesai. Dalam teknik ini peran moderator tidak seaktif

Page 20: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

teknik panel, banyak mengkoordinasi pembicara. Tujuan teknik

symposium untuk merangsang daya pikir manusia dalam kelompok besar,

agar dapat berpartisipasi untuk memecahkan masalah dalam waktu yang

relative singkat.

e. Gaogolium

Teknik gaogolium cara berdiskusi dijalankan oleh satu atau beberapa

orang sumber, yang berpendapat, menjawab pertanyaan tidak dalam

bentuk pidato.

f. Informal-Debate

Diskusi ini dilaksanakan dengan membagi kelompok menjadi dua tim

sama kuat dan jumlahnya agar imbang. Kedua tim mendiskusikan subyek

yang cocok, tidak banyak menggunakan peraturan, jalanya perdebatan

lebih bebas. Yang diperdebatkan masalah nilai.

g. Fish Bowl

Diskusi ini terdiri dari seorang moderator dan satu/tiga orang sumber

pendapat, duduk dalam semi lingkar berderetan dengan tiga kursi kosong

menghadap kelompok. Peserta dari kelompok besar untuk menduduki

kursi yang kosong. Peserta mengajuhkan pertanyaan terhadap manusia

sumber, peserta lain ikut berpartisipasi.

b. Kerja Kelompok

Teknik ini suatu cara mengajar, dimana siswa didalam kelas dibagi

menjadi suatu kelompok atau beberapa kelompok. Kelopok dapat terdiri dari 5

atau 7 siswa, mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah atau

melaksanakan tugas dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang ditentuka

oleh guru.

Penggunaan teknik kerja kelompok untuk mengajar dengan tujuan agar

siswa mampu bejerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan

bersama. Adapun pengelompokan didasarkan pada:

a. Adanya alat pelajaran yang tidak mencakupi jumlahnya.

Agar lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu dijadikankelompok kecil.

Dengan pembagian kelompok mereka dapat memanfaatkan alat-alat

terbatas dengan sebaik mungkin, tanpa menunggu giliran.

b. Kemampuan belajar siswa.

Page 21: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

Membentuk kelompok dengan kemampuan belajar masing-masing siswa,

agar setiap siswa belajar sesuai dengan kemampuanya.

c. Minat khusus.

Setiap individu memiliki minat yang khusus yang harus dikembangkan,

tidak menutup kemungkinan ada yang minat khusunya sama untuk dibuat

kelompok untuk mengembangkan minat tersebut.

d. Memperbesar partisipasi siswa.

Disekolah biasanya dengan siswa jumlah banyak dan pelajaran dalam

waktu yang terbatas, tidak bisa mengikut sertakan semua siswa. Dibuatlah

kelompok diberi tugas yang sama, siswa dapat ikut serta melaksanakan

dan memecahkan.

e. Pembagian tugas atau pekerjaan.

Dikelas terdapat persoalan, perlu tugas untuk membahas persoalan tersebut

pada kelompok, dengan demikian kelompok harus membahas tugas yang

diberikan.

f. Kerja sama yang efektif.

Dalam kerja kelompok diharuskan siswa dapat bekerja sama, mampu

menyesuaikan diri, menyeimbangkan pendapat dan tenaga untuk

kepentingan bersama, sehingga mencapai tujuan bersama.

Keuntungan dan kelemahan menggnakan teknik kerja kelompok:

1. Keuntungan menggunakan teknik kerja kelompok:

a. Dapat memberikan kesempatan siswa menggunakan keterampilan

bertanya dan membahas masalah.

b. Memberikan kesempatan kepada siswa lebih intensif mengadakan

penyelidikan mengenai masalah.

c. Mengembngkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan

diskusi.

d. Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai

individu kebutuhanya belajar.

e. Siswa lebih aktif tergabaung dalam pelajaran dan berpartisipasi dalam

diskusi.

f. Menggajarkan siswa untuk menghargai pendapat oaring lain dan saling

membantu kelompok dalam usaha mencapai tujuan bersama.

2. Kekurangan menggunakan teknik kerja kelompok:

Page 22: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

a. Kerja kelompok sering melibatkan siswa yang mampu cakap

memimpin dan mengarahkan yang kurang.

b. Strategi kadang menuntut peraturan tempat duduk yang berbeda

dangaya mengajar yang berbeda.

c. Keberasilanstrategi kerja kelompok tergantung kemampuan siswa

memimpin kelompok uantuk bekerja sendiri.

3. Teknik PENEMUAN (DISCOVERY)

Menerut Sun discivery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip.

Teknik ini memiliki keunggulan sebagai berikut:

a. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan dan memperbanyak kesiapan b. Siswa memperleh pengetahuan yang bersifat sangat pribdi/individual.c. Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.d. Teknin ini mampu memberikan kesempata kepada siswa untuk berkembang da maju sesuai

dengan kemampuannya masing-masing.e. Mampu mengarahkan cara siswa belajar.f. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan

proses penemuan sendiri.g. Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru.

Kelemahan yang perlu diperhatikan:

a. Pada siswaq harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.b. Bila kelas terlalu besar pengguanaan teknik ini akan kurang berhasil.c. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional

mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.d. Ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian

asaja,kurang memperhatikan perkembangan.e. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berfikir sescara kreatif.

4. SIMULASI

Simulasi adalah tingkahlaku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimakud kan,dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat itu. Jadi siswa itu berlatih memegang peranan sebagai orang lain.

Teknik simulasi baik sekali digunankan karena:

a. Menyenangkan siswa.b. Menggalakkan guru untuk mengembangkan kretifitas siswa .c. Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sederhana.d. Mengurangi hal-hal yang verbalitas atau abstrak.

Page 23: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

e. Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.

Kelemahan teknik simulasi:

a. Efektivitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset.b. Terlalu mahal biayanya.c. Banyak orang meragukan hasilnya karena sering tidak diikutsertakan elemen-elemen yang

penting.d. Menghendaki pengelompokan yang fleksibel.e. Menghendaki banyak imajenasi dari guru maupun siswa.

MICRO TEACHING

Micro teaching berarti kecil,terbatas,sempit. Teaching berati mengajar.micro teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya dikecilkan atau disederhanakan.tujuan micro teaching secara umum adalaah mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar sepenuhnya dimuka kelas dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan sikap sebagai guru yang pfofesional.

Kebaikan micro teaching:

a. Mikro teaching merupakan pengalaman laboratoris.b. Micro teaching dapat menunjang pelaksanaan praktek keguruan.c. Mukro teaching memungkinkan ditingkatkannya pengawasan tang ketat dan evaluasi yang

mantap, teliti dan obyektif.d. Dengan micro teaching dihaharapkan mahasiswa mempunyai bekal yang lebuih kuat, luas

dan mendalam.e. Mahasiswa dilatih mempunyai sikap kritis, terbuka dan bersifat obyektif.

Kelemahan micro teaching:

a. Micro teaching dapat menimbulkan efek departementalisasi akan ketrampilan mengajar dan bila tidak diteruskan denagn prakte mengajar yang menyeluruh.

b. Pengeertian micro teaching yang disalah tafsirkan dapat hanya menitikbearatkan pada ketrampilan guru sebagai pengajar saja bukan sebagai guru dalam arti yang luas yaitu sebagai pendidik dan sebagi pengajar.

c. Micro teaching menuntut perencanaan , pengetahuan dan pelaksanaan yang cermat,mendetail,logis dan sistematis.

d. Micr0 teaching dimana menggunakan rekan sendiri sebagai murid ,merupakan sandiwara saja sehingga tidak mewujudkan situasi belajar yang sewajarnya.

SUMBANG SARAN (BRAIN-STORMING)

Brain storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas.ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau dengan komentar sehingga munkin masalah yersebut berkembang menjadi masalah baru,

Page 24: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

D. Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD)

Secara umum, prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti,

dan kegiatan akhir. Ketiga kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan

berurutan dalam membentuk kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh

karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran

dengan baik. Berikut penjelasan lebih lanjut.

1. Kegiatan pra dan awal pembelajaran

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menciptakan awal

pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa siap mengikuti proses

pembelajaran dengan baik. Keberhasilan dalam melaksanakan pendahuluan

pembelajaran dapat mendukung proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu,

guru diharapkan mampu merancang dan melaksanakan kegiatan awal

pembelajaran dengan baik.

Kegiatan untuk menyiapkan mental siswa mengikuti pelajaran ada yang

langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas dan ada jugayang tidak

berkaitan langsung. Kegiatan menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan

materi yang akan dibahas disebut Kegiatan Awal Pembelajaran. Sementara itu,

kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan materi atau kompetensi yang akan

dibahas disebut Kegiatan Pra-pembelajaran.

a. Kegiatan Pra Pembelajaran

Kegiatan pra-pembelajaran atau disebut juga kegiatan pra-instruksional

adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan

Page 25: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

siswa mengikuti pelajaran. Kegiatan pra-pembelajaran biasanya bersifat umum

dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan

dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.

Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap pra-pembelajaran

diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Menciptakan Sikap dan Suasan Kelas yang Menarik

Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru

harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak

merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti pembelajaran. Disamping

itu, guru juga perlu mempersiapkan dan menata alat-fasilitas kelas yang

memudahkan siswa beraktivitas belajar dalam kelas, misalnya menyiapkan

buku dan alat tulis yang akan digunakan siswa serta alat peraga yang akan

digunakan guru. Memberikan salam diawal pertemuan dan berdoa sebelum

pelajaran dimulai juga, merupakan kegiatan pra-pembelajaran yang dapat

menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

2) Memeriksa Kehadiran Siswa

Kegiatan yang biasa dilakukan guru pada jam pertama pembelajran

adalah mengecek kehadiran siswa. Dengan selalu mengecek kehadiran,

secara tidak langsung guru telah memberikan motivasi terhadap siswa,

berdisiplin dalam mengikuti pelajaran, dan membiasakan diri

memberitahukan ketidakhadirannya kepada guru baik secara langsung

maupun melalui temannya secara lisan maupun tulisan.

3) Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa

Kesiapan (readiness) belajar merupakan salah satu prinsip belajar yang

sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena

itu, guru perlu membantu mengembangkan kesiapan belajar dan

menumbuhkan semangat siswa dalam belajarnya.

Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan

kesiapan dan semangat siswa dalam belajar, diantaranya sebagai berikut.

a) Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/

sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar.

b) Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa

dalam belajar.

c) Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.

Page 26: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

d) Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal

sampai akhir pembelajaran.

e) Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan minat siswa.

f) Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat

melakukannya.

4) Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis

Untuk menciptakan suasan belajar yang demokratis guru harus

membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani

berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide, dan berani memperlihatkan

unjuk kerja (performance). Guru harus selalu memberikan kesempatan

pada siswa untuk melakukan kreativitas. Pemberian kesempatan seperti ini

akan memungkinkan guru untuk mengembangkan bakat dan keunggulan

yang dimiliki oleh siswa.

2. Kegiatan Awal Pembelajaran

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa

dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain tiu, kegiatan awal

dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam

mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas

tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menunjukkan hubungan antara

pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. Berikut ini adalah kegiatan-

kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran,

diantaranya:

a. Menimbulkan Motivasi dan Perhatian Siswa

Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan

yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran.

Khususnya pada tahap awal pembelajaran, siswa perlu difokuskan

perhatiannya pada materi yang akan dibahas. Untuk itu, guru hendaknya

melakukan kegiatan yang dapat menarik siswa. Misalnya dengan

menyampaikan cerita yang menimbulkn pertanyaan sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar siswa. Dengan tumbuhnya motivasi pada pada

siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.

b. Memberikan Acuan

Page 27: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

Dalam kaitannya dengan kegiatan awal pembelajaran, member acuan

diartikan sebagai upaya dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat

gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan

ditempuh selama pembelajaran berlangsung.

Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam member acuan diantaranya:

1) Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar

materi yang akan dipelajari. Dengan memberitahukan informasi tersebut,

siswa akan memperoleh gambaran yang jelas tentang kemampuan yang

dikuasai dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari sehingga

diharapkan siswa akan memusatkan perhatiannya untuk mencapai

kemampuan tersebut.

2) Menyampaikan altenatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.

Guru juga perlu menyampaikan pada siswa tentang kegiatan belajar

yang bagaimana yang harus ditempuh siswa untuk menguasai kemampuan

tersebut atau dalam mempelajari topic-topik yang akan dibahas.Dengan

menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran

berlangsung, siswa akan terarah usahanya untuk mencapai kemampuan

atau menguasai topik-topik tersebut. Selain itu, guru hendaknya

menyampaikan informasi tentang sumber-sumber belajar yang mendukung

dan dapat digunakan oleh siswa.

c. Membuat kaitan

Siswa tertarik terhadap pelajaran yang diberikan apabila mereka

melihat kaitan atau hubungan dengan apa yang telah dikenal atau sesuai

dengan pengalaman mereka terdahulu atau sesuai dengan minat dan kebutuhan

mereka.Berikut ini beberapa cara di antaranya yang dapat dilakukan guru

dalam membuat kaitan.

1) Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari

sebelumnya

Dengan menunjukkan hubungan antara apa yang dipelajari siswa

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, siswa akan memperoleh

gambaran yang utuh tentang materi dan siswa melihat bahwa materi yang

dipelajarinya tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan.

Page 28: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

2) Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari

Siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran apabila mereka

melihat manfaat yang akan diperoleh apabila mereka menguasai materi

tersebut. Untuk itu, pada kegiatan awal pembelajaran guru hendaknya

menunjukkan kaitan antara penguasaan kompetensi atau materi yang

dipelajari dengan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

3) Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi

yang akan dibahas

Untuk membangkitkan perhatian dan motivasi belajar siswa, pada

kegiatan awal pembelajaran guru dapat meminta siswa untuk

mengemukakan pengalamannya yang berkaitan dengan materi yang akan

dibahas.

d. Melaksanakan Tes Awal

Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui

sejauh mana siswa menguasai materi yang akan dibahas tersebut. Hal ini perlu

dilakukan karena guru bukan satu-satunya sumber belajar bagi siswa.

Kemudian, informasi ini akan digunakan oleh guru untuk menentukan dari

mana pembahasan materi baru akan dimulai.

3. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran

Kegiatan inti pembelajaran merupakan kegiatan yang utama dalam proses

pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning

experience) siswa. Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu

proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang

dilaksanaan dalam durasi waktu tertentu. Melalui kegiatan inti pembelajaran siswa

tidak hanya diharapkan memiliki kemampuan yang merupakan dampak

instruksional (langsng berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang diracang sesuai

kurikulum) tetapi juga memiliki sikap positif terhadap bahan pelajaran (sebagai

dampak pengiring dari kegiatan pembelajaran). Oleh karena itu, kegiatan inti

hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin, memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berbuat langsung, dan memenuhi kebutuhan siswa baik individual

maupun kelompok.

Kegiatan inti merupakan implementasi strategi dan pendekatn belajar yang

digunakan guru dalam proses mengajar. Kegiatan penyajian/pembahasan materi

Page 29: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

pembelajaran pada kegiatan inti dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pembelajaran

secara klasikal, secara kelompok, dan secara perseorangan.

a. Pembahasan materi dalam pembelajaran klasikal

Kegiatan pembelajaran ini cenderung digunakan apabila dalam proses

pembelajarannya guru lebih banyak menyajikan materi (eksploratif). Selain

itu, bentuk penyajian ini lebih menekankan pada kegiatan pemberian informasi

atau penjelasan mater yang belum dipahami siswa. Salah satu keunggulan dari

Pembelajaran klasikal adalah memberikan kemudahan bagi guru dalam

mengorganisasi materi pelajaran, karena bahan pelajaran tersebut seragam

diberikan kepada siswa.

Pembelajaran klasikal dapat digunakan apabila materi pelajaran

bersifat informatif atau fakta. Selain itu pembelajaran klasikal terutama

ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses

pembelajaran. Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran

klasikal adalah metode ceramah dan tanya jawab bervariasi.

Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran klasikal, guru harus

memiliki kemampuan mengelola pembelajaran klasikal yang dilandasi oleh

implementasi prinsip-prinsip pembelajaran klasikal.

1) Prinsip-prinsip pembelajaran klasikal

Berikut ini beberapa perinsip yang harus diterapkan dalam pembelajaran

klasikal.

a) Sistematis, bahan pelajaran harus disajikan secara berurutan dan selalu

berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.

b) Perhatian dan aktivitas

Dalam pembelajaran klasikal guru harus selalu memberikan

perhatian terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalam kelas.

Selain itu, guru harus mampu membangkitkan perhatian siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Perhatian siswa terhadap

pembelajaran dapat dikembangkan oleh guru melalui penampilan guru

diantaranya dengan variasi suara, gerak, gaya dan seni mengajar.

c) Media pembelajaran

Salah satu hal yang dapat dilakukan guru untuk lebih

mengoptimalkan efektivitas pembelajaran klasikal adalah penggunaan

media pembelajaran. Salah satu keunggulan media pembelajaran

Page 30: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

adalah mengurangi vrbalisme siswa terhadap informasi yang diberikan

oleh guru.

d) Latihan atau penugasan

Untuk memantapkan dan memperkuat terhadap penguasaan siswa

materi pelajaran, guru perlu memberikan latihan atau tugas-tugas,

namun pemberiannya jangan terlalu berlebihan karena akan

menjadikan beban bagi siswa.

2) Kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal

Berikut adalah tahapan kegiatan inti pmbelajaran klasikal, yaitu:

a) Menyajikan (preentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi.

b) Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan

pemahaman siswa terhadap baha pelajaran dengan cara

menghubungkan atau mengaitkan materi yang sedang dipelajari

dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain atau

dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.

b. Pembahasan materi pembelajaran dalam pembelajaran kelompok

Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang

didesain dalam bentuk kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6

orang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar. Dalam pembelajaran

kelompok sangat memungkinkan siswa untuk mengumpulkan informasi dan

membangun pengetahuan secara bekerja sama. Pembelajaran kelompok sering

disebut dengan pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Steven dan

Slavin (via Sri Anitah, dkk., 2009: 4.21) menyatakan bahwa siswa yang

belajar dengan mengikuti pembelajaran kelompok/kooperatif selama periode

dua tahun ajaran menunjukkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan

dengan dengan hasil belajar siswa yang diorganisasikan secara tradisional.

Kesempatan siswa untuk membina rasa tanggung jawab, rasa toleransi

peluangnya lebih besar akan dapat diperoleh melalui kegiatan belajar

kelompok. Oleh karena itu, kegiatan belajar secara kelompk perlu

dikembangkan dalam pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan social,

seperti kemampuan bekerja sama, berkomunikasi, bermusyawarah, dan

berinteraksi yang dibentuk melalui kelompoknya.

Page 31: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok, di

antaranya adalah diskusi, kerja kelompok, somulsi dan penelitian sederhana

(observasi).

1) Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok

Agar pembelajaran kelompok dapat mencapai tujuan pembelajaran

secara optimal, guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip

berikut.

a) Adanya topik dan permasalahan

Materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok diantaranya harus

mengandung permasalahan atau proyek yang harus dipecahkan

atau diselesaikan oleh siswa melalui kerja sama. Tugas guru di sini

adalah mengarahkan/mengkondisikan kegiatan belajar sehingga

siswa mampu bekerja sam dalam memecahkan masalah atau

mengkaji bahan yang diberikan oleh guru.

b) Pembentukan kelompok

Pembelajaran kelompok harus didsarkan pada pengelompokkan

siswa sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran.

Setelah pengelompokkan selesai dilakukan, kemudian siswa

diminta untuk menentukan ketua kelompok, sekertaris/ penulis, dan

anggota kelompok.

c) Kerja sama

Adanya kerja sama merupakan salah satu prasyarat utama yang

harus dipenuhi dalam pembelajaran kelompok.

d) Perhatian

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru harus

memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus memperhatikan

siswa sebagai individu dalam kelompok.

e) Motivasi

Untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok, guru

harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa secara

individu dalam kelompok.

f) Sumber belajar dan fasilitas

Page 32: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

Kelengkapan sumber belajar ,erupakan salah satu aspek yang

memberikan daya dukung yang kuat terhadap keberhasilan belajar

kelompok. Ketersediaan sumber belajar dan fasilitas yang

diperlukan akan menunjang keberhasilan pencapaian tujuan

pembelajaran secara optimal.

g) Latihan dan tugas

Untuk memperkuat hasil kerja kelompok, guru harus memberikan

tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara individu yang

diorganisasi secara efektif dalam belajar kelompok.

2) Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok.

Pada kegiatan pendahuluan guru dapat menyampaikan tujuan

yang diharapkan dicapai dan topik pembelajaran yang akan dibahas

dalam kegiatan kelompok. Langkah berikutnya guru mengelompokkan

siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan memberikan penjelasan

pada siswa tentang tahapan belajar. Setelah semua siswa memahami

tugas dan kegiatan yang harus dilakukan dalam kelompok, selanjutnya

siswa melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

a) Merumuskan masalah berdasarkan topic pembahasan dan

tujuan pembelajaran.

b) Mengidentifikasi masalah berdasarkan permasalahan yang telah

dirumuskan.

c) Analisis masalah berdasarkan sub-submasalah.

d) Menyususn laporan oleh masing-masing kelompok.

e) Presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok

kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang

langsung dibimbing oleh guru.

f) Pada akhir kegiatan, siswa dibawah bimbingan guru

menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan rumusan masalah dan

sub-submasalah.

c. Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran perseorangan

Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses

pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara

individu. Kegiatan pembelajaran perseorangan ditujukan untuk menampung

Page 33: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

kegiatan pengayaan dan perbaikan. Program pengayaan perlu diberikan pada

siswa yang memiliki prestasi atau kemampuan yang melebihi dari teman

sekelasnya, disesuaikan dengan kondisi siswa dan sekolah yang bersangkutan.

Sementara itu, perbaikan dilaksanakan untuk membantu siswa yang kurang

berhasil atau yang prestasi belajarnya di bawah rata-rata teman sekelasnya dan

juga bagi siswa yang ketinggalan pelajaran karena tidak masuk dengan alasan

izin/sakit.

Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan

dalam pemberian tugas dan atau latihan. Dalam pelaksanaannya, setelah

menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahantentang

tahapan atau teknik belajar yang harus ditempuh siswa, langkah selanjutnya

(kegiatan inti pembelajaran) yang dilakukan guru adalah sebagai berikut.

1) Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan ditugaskan

kepada siswa.

2) Memberikan lembaran kerja atau tugas. Guru memberi bimbingan atau

arahan yang sistematis secara lisan dan tertulis. Selain itu, guru hendaknya

member stimulus atau dorongan agar siswa dapat melakukan interaksi dan

asosiasi, sehingga tugas atau latihan tersebut dapat dilakukan secara

optimal.

3) Memantau dan menilai kegiatan siswa. Pada kesempatan ini, guru

berkeliling memantau kegiatan yang dilakukan siswa, dan memberikan

bantuan atau bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam

mengerjakan atau menyelesaikan tugas.

4) Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memeriksa dan menilai tugas atau

latihan yang telah dikerjakan oleh siswa serta membuat kesimpulan

bersama-sama siswa tentang materi pelajaran yang telah ditugaskan.

4. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran

Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran dilakukan untuk meyakinkan

guru terhadap penguasaan kompetensi oleh siswa dan upaya pemantapan

penguasaan kompetensi yang diharapkan.

a. Kegiatan Akhir Pembelajaran

Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir adalah

memberikan tes, baik lisan maupun tertulis. Selain itu, dengan melakukan

keguatan akhir pembelajaran, siswa dapat memperoleh gambaran yang utuh

Page 34: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

tentang pokok-pokok materi yang sudah dipelajarinya. Kegiatan tersebut

berupa kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa.

1) Meninjau kembali penguasaan siswa

Cara yang dapat digunakan guru untuk meninjau kembali penguasaan

siswa terhadap materi yang telah diajarkan, yaitu merangkum

(menyimpulkan) pokok materi atau membuat ringkasan materi pelajaran.

Dalam melaksanakan kegiatan membuat rangkuman/ kesimpulan/

ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria sebagai berikut.

a) Berorientasi pada acuan hasi belajar dan kompetensi dasar.

b) Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.

c) Kesimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topic yang telah

dibahas.

d) Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.

2) Melaksanakan penilaian

Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan

mutlak yang harus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran. Melalui

kegiatan penilaian akhir guru akan mengetahui tercapai tidaknya

kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena itu, guru perlu

memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa. Untuk

mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan, guru

dapat memberikan tes atau meminta siswa untuk membuat ringkasan atau

kesimpulan dari materi yang telah dibahas.

b. Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran

Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan

untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Berikut ini beberapa kegiatan

tindak lanjut yang dapat dilakukan guru.

1) Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan dirumah.

2) Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa. Ada

dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu

siswa menguasai kompetensi yang belum dikuasainya, yaitu membahas

kembali materi yang belum dikuasai pada saat itu juga, atau membahas

kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya apabila membutuhkan

waktu yang relatif lama.

Page 35: MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx

3) Membaca materi pelajaran tertentu. Ini dapat dilakukan dengan

memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku sumberl pelajaran

yang lain yang membahas topik yang sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan.

4) Memberikan motivasi atau bimbingan belajar

5) Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan

datang. Harapannya agar siswa dapat mempelajarinya terlebih dahulu

dirumah dan mencari informasi melalui media maupun sumber belajar

lainnya untuk dibahas dalam pertemuan tersebut.