MAKALAH PERKEMBANGAN DETEKSI DIDNI Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Deteksi dan Tumbuh Kembang AUD Dosen : Yani Sobariah, Dra. M.Pd Disusun Oleh Kelompok III : 1. Dian Herawati 2. Iis Ismaryanti 3. Iim Widjaja Putri 4. Tati Listiana SEMESTER V 1
36
Embed
Makalah Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH
PERKEMBANGAN DETEKSI DIDNI
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Deteksi dan Tumbuh Kembang AUD
Dosen : Yani Sobariah, Dra. M.Pd
Disusun Oleh Kelompok III :
1. Dian Herawati
2. Iis Ismaryanti
3. Iim Widjaja Putri
4. Tati Listiana
SEMESTER V
JURUSAN PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
UNIVERSITAS SEBELAS APRIL (UNSAP)
TAHUN 2013
1
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya yang memberikan saya akal, budi, dan pikiran yang kemudian
berguna untuk kehidupan saya, khususnya dalam pembuatan makalah
“Perkembangan Deteksi Dini”. Sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Kedua orang tua saya
2. Dosen mata kuliah Deteksi dan Tumbuh Kembang AUD
3. Serta teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Deteksi
dan Tumbuh Kembang AUD dan juga diharapkan kelak kemudian dapat berguna
dan bermanfaat untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang
perkembangan deteksi dini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu
diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi dapat
menyempurnakan makalah ini.
Majalengka, September 2013
Penulis,
Kelompok III
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Masalah .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak ....................................... 3
B. Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak ....................... 6
C. Faktor Genetik Tumbuh Kembang Anak .................................... 9
D. Langkah-langkah Deteksi Dini ................................................... 9
E. Cara Anak Berkembang dan Belajar .......................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, mental, sosial,
emosional dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan pendidikan. Ini telah banyak
dibuktikan dalam berbagai penelitian, diantaranya penelitian longitudinal oleh
Bloom mengenai kecerdasan yang menunjukkan bahwa kurun waktu 4 tahun
pertama usia anak, perkembangan kognitifnya mencapai sekitar 50%, kurun
waktu 8 tahun mencapai 80%, dan mencapai 100% setelah anak berusia 18
tahun.
Penelitian lain mengenai kecerdasan otak menunjukkan fakta bahwa
untuk memaksimalkan kepandaian seorang anak, stimulasi harus dilakukan
sejak 3 tahun pertama dalam kehidupannya mengingat pada usia tersebut
jumlah sel otak yang dipunyai dua kali lebih banyak dari sel-sel otak orang
dewasa.
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang
(DDTK) yang telah dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk salah satu
program pokok Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan
terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang
tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader,
organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional.
Melalui kegiatan SDIDTK kondisi terparah dari penyimpangan pertumbuhan
anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam
kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat
terdeteksi melalui kegiatan SDIDTK. Selain mencegah terjadinya
4
penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK juga mencegah terjadinya
penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional.
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6
tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu
mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah
yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak,
anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga
masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat
menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang
menetap.
Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu
pada anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak
sesuai dengan umurnya. Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah
satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa kegunaan dari deteksi dini?
2. Bagaimana cara mendeteksi penyimpangan perkembangan dan
pertumbuhan anak ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kegunaan deteksi dini.
2. Untuk mengetahui cara mendeteksi pemyimpangan tumbuh kembang
anak.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
1. Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Yang dimaksud dengan deteksi dini adalah upaya penyaringan
yang dilaksanakan untuk menemukan penyimpangan kelainan tumbuh
kembang secara dini dan mengetahui serta mengenal faktor-faktor resiko
terjadinya kelainan tumbuh kembang tersebut.
Sedangkan intervensi dimaksudnya adalah suatu kegiatan
penanganan segera terhadap adanya penyimpangan tumbuh kembang
dengan cara yang sesuai dengan keadaan misalnya perbaikan gizi,
stimulasi perkembangan atau merujuk ke pelayanan kesehatan yang sesuai,
sehingga anak dapat mencapai kemampuan yang optimal sesuai dengan
umumya.
Tumbuh kembang optimal adalah tercapainya proses tumbuh
kembang yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan
mengetahui penyimpangan tumbuh kembang secara dini sehingga upaya-
upaya pencegahan, stimulasi dan penyembuhan serta pemulihannya dapat
dibenarkan dengan ini yang jelas sedini mungkin pada masa-masa peka
proses tumbuh kembang anak sehingga hasilnya dapat diharapkan akan
tercapai.
Jadi deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang
dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan
tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko (fisik,
biomedik, psikososial) pada balita, yang disebut juga anak usia dini (Tim
Dirjen Pembinaan Kesmas , 1997)
6
2. Kegunaan Deteksi Dini
Kegunaan deteksi dini adalah untuk mengetahui penyimpangan
tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, upaya
stimulasi, dan upaya penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan
dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis proses
tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur
perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh
kembang yang optimal ((Tim Dirjen Pembinaan Kesmas , 1997).
3. Alat untuk Melakukan Deteksi Dini
Alat untuk deteksi dini berupa tes skrining yang telah
distandardisasi untuk menjaring anak yang mempunyai kelainan dari
mereka yang normal ((Tim Dirjen Pembinaan Kesmas , 1997). Tes
skrining yang peka, dapat meramalkan keadaan anak dikemudian hari.
Oleh sebab itu diperlukan kepekaan dari petugas yang melakukan deteksi
dini, dalam hal ini kader Posyandu.
Menurut Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita (Tim
Dirjen Pembinaan Kesmas , 1997) macam-macam tes skrining yang
digunakan adalah:
1) Pengukuran Berat Badan menurut Umur (BB/ U)
Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau
pertumbuhan dan keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan
dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat Balita (KMS Balita)
sehingga dapat dilihat grafik pertumbuhannya dan dilakukan
interefensi jika terjadi penyimpangan.
2) Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (PLKA)
PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui
perkembangan otak anak. Biasanya besar tengkorak mengikuti
perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada
perkembangan tengkorak maka perkembangan otak anak juga
7
terhambat. PLKA dapat dipakai sebagai salah satu alat pemantau
perkembangan kecerdasan anak.
3) Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
KPSP adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan
kepada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan
skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai
dengan 6 tahun. Untuk tiap golongan usia terdapat 10 pertanyaan
untuk orang tua atau pengasuh. KPSP dapat digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya hambatan dalam perkembangan anak.
Namun hasil yang negatif tidak selalu berarti bahwa perkembangan
anak tersebut tidak normal, tetapi hal ini menunjukkan bahwa anak
tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Untuk jumlah
jawaban “Ya” kurang atau sama dengan enam, maka anak tersebut
harus dirujuk ke ahli.
4) Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah (KPAP)
KPAP adalah sekumpulan kondisi-kondisi perilaku yang digunakan
sebagai alat untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan
perilaku anak prasekolah, sehingga dapat segera dilakukan tindakan
untuk mengantisipasinya. KPAP diberikan kepada anak usia
prasekolah atau 3-6 tahun. Dalam KPAP terdapat 30 perilaku yang
ditanyakan kepada orang tua atau pengasuh anak. Jika didapatkan
hasil nilai lebih atau sama dengan sebelas, maka anak perlu dirujuk.
5) Tes Daya Lihat (TDL) dan Tes Kesehatan Mata (TKM) bagi Anak
Prasekolah.
TDL dan TKM bagi anak prasekolah (3-6 tahun) adalah alat untuk
memeriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata pada golongan
usia tersebut. Dengan demikian dapat segera ditentukan interfensi
sehingga membuat anak lebih siap untuk masuk sekolah dan belajar
tanpa adanya gangguan kesehatan mata.
8
B. Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Setiap orang tua menginginkan mempunyai anak yang sehat, cerdas,
sholeh, berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa
menginginkan mempunyai generasi penerus yang mampu bersaing dan unggul
ditengah persaingan global yang sangat kompetitif, hal ini harus dianggap
sebagai suatu investasi untuk masa depan dan hal ini juga merupakan Hak
Anak, seperti yang tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945, pasal 28 B
ayat 2; “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
Salah satu upaya untuk mendapatkan anak yang seperti diinginkan
tersebut adalah dengan melakukan upaya pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan balita atau yang dikenal dengan nama Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).
Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak
prasekolah merupakan tindakan skrining atau deteksi secara dini (terutama
sebelum berumur 3 tahun) atas adanya penyimpangan termasuk tindak lanjut
terhadap keluhan orang tua terkait masalah pertumbuhan dan perkembangan
bayi, anak balita dan anak prasekolah, kemudian penemuan dini serta
intervensi dini terhadap penyimpangan kasus tumbuh kembang akan
memberikan hasil yang lebih baik.
Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak
prasekolah dilakukan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak yang menyeluruh dan terkoordinasi antar sektor dan
program. Tindakan koreksi dilakukan untuk mencegah masalah agar tidak
semakin berat dan apabila anak perlu dirujuk, maka rujukannya harus
dilakukan sedini mungkin sesuai dengan pedoman yang berlaku.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.