This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH
STERILISASI DAN DISINFEKSI
( Dosen Pengampu: Ikit Netra Wirakhmi, S.ST)
Disusun oleh:
Kelompok 2 (DIII kebidanan 1B)
1. Fitriana laelatunni’mah (141540134300033)
2. Buntar handayani (141540134030006)
3. Deni farih utami (141540134050008)
4. Eti yuliana lestari (141540134210024)
5. Fitri lestari (141540134290032)
6. Rinigianti (141540134570060)
7. Suci yayu febriana ambarwati (141540134670070)
8. Umi ma’rifah khasanah (141540134720075)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
TAHUN AJARAN 2014 / 2015
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami berada dalam keadaan sehat wal’afiat, sehingga kami dapat
menyusun makalah ini sebagai tugas. Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi
semua pembaca terutama bagi keluarga besar STIKes HARAPAN BANGSA
Purwokerto. Makalah ini bertujuan untuk mendorong semangat belajar bagi
pembacanya dan mendorong semangat moril untuk memahami dan mendalami
hak asasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan.
Makalah ini diharapkan menjadi buku tambahan dan menjadi bacaan utama
dengan semua mahasiswa / mahasiswi kebidanan dan keperawatan serta menjadi
referensi bagi peminat lainnya.
Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan
penyusun akan sangat berterima kasih akan saran dan kritik untuk
menyempurnakan makalah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Purwokerto, 28 November 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PENDAHULUAN............................................................................... 3
A. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi.................................................... 3
B. Sterilisasi dengan Pemanasan............................................................... 18
C. Cara Kimia (Khemis)............................................................................ 20
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 25
A. Kesimpulan .......................................................................................... 25
B. Saran .................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik
pada pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan
mengenai bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk
membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari
ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada
ilmu mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan
mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik
diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa
dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan .
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang
besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat
berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah
atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep
steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan
lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan
yang membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi
dalam makalah ini.Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia
keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
2. Apa tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
3. Bagaimana macam-macam sterilisasi
4. Bagaimana macam-macam desinfeksi
5. Apa perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi
1
6. Bagaimana aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia
kesehatan dan keperawatan
C. Tujuan
Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka kami menyimpulkan beberapa tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah:
1. Bagaimana konsep steril dan desinfeksi digunakan.
2. Mempelajari pengertian, tujuan maupun macam-macam tekhnik sterilisasi
dan desinfeksi.
3. Mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang sterilisasi dan
desinfeksi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
1. Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu
(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak
diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau
bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari
semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk
mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk
mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-
obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh
miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga
penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang
terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom,
menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain
sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2),
dan radiasi ionnisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih
berfungsi.
b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label
yang jelas dengan menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal
pelaksanaan sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
3
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai.
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya,
bila terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.
2. Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme
patogen.Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat
digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.Antiseptik adalah zat yang
dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan
hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati.Desinfektan dapat
pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari
toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan
alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena
dapat menghambat proses disinfeksi.
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda
mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh
beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat
membunuh virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat
membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.Untuk
mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga
desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat
menengah" bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10
menit.
Kriteria desinfeksi yang ideal:
Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu
4
1. kamar
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan
3. kelembaban
4. Tidak toksik pada hewan dan manusia
5. Tidak bersifat korosif
6. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
7. Tidak berbau/ baunya disenangi
8. Bersifat biodegradable/ mudah diurai
9. Larutan stabil
10. Mudah digunakan dan ekonomis.
Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mencegah makanan menjadi rusak
3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam
melakukan biakan murni.
Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi:
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22
mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misal nya larutan enzim dan antibiotik
2. Sterilisasi secara fisik
Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
a. Pemanasan
1) Pemijaran (dengan api langsung)
5
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas
penggunaanya.
2) Panas kering:
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll.Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam.
Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan,
apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka
sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.
3) Uap air panas
Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah
air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini:
Clostridium perfingens dan Cl. Botulinum
4) Uap air panas bertekanan
Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan
tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi.
Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan
Bacillus stearothermophilus Bila media yang telah
distrerilkan.diinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7
hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media jernih maka otoklaf
baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam
autoklaf
b. Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi
susu Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus,
Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari
sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit
c. Penyinaran dengan sinar UV
6
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara
kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain
alkohol. Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:
1) Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
2) absorbsi as. Nukleat◊Daya kerja
3) Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
4) penetrasi lemah◊Kelemahan
d. Sinar ion bersifat hiperaktif
Sering digunakan pada◊Gamma Daya kerjanya sterilisasi bahan
makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau
penampilan Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan
dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga
“sterilisasi dingin”
3. Sterilisasi dengan Cara Kimia
a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
1) Rongga (space)
2) Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
3) Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
4) Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
5) Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya
bersifat sangat mudah menguap
6) Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah
berkontak dengan disinfekstan
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia
1) Jenis bahan yang digunakan
2) Konsentrasi bahan kimia
3) Sifat Kuman
4) pH
5) Suhu
7
c. Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi ‘
1) Alkohol
• Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran sel
rusak
• Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi & enzim tdk
aktif
2) Halogen
• Mengoksidasi protein kuman
3) Yodium
• Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit
• Efektif terhadap berbagai protozoa
4) Klorin
• Memiliki warna khas dan bau tajam
• Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
5) Fenol (as. Karbol)
• Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel
menurunkan tegangan permukaan
• Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu
desinfektan
6) Peroksida (H2O2)
• Efektif dan nontoksid
• Molekulnya tidak stabil
• Menginaktif enzim mikroba
7) Gas Etilen Oksida
• Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik
Macam-macam Desinfeksi
8
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan
terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan
yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini
dinamakan antiseptik.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada
benda mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau
sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat
tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat proses disinfeksi.
Macam-macam desinfektan yang digunakan :
1. Alkoho
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk
mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan
dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun
ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi
permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
2. Aldehida
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada
kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid
merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa
steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan
akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat
mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata
pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif
terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan
9
mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10
jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan
secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok
plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub
(Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan
sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2%
digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap
bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut
terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary
mucus.
4. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan
ion halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat
pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros,
Domestos, dan Betadine).
5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak
oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang
lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini,
banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak
digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri
dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
Desinfeksi permukaan
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda
mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa
10
kelompok mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh
virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus
polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
1. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik.Zat ini harus dilarutkan baru
setiap hari dengan akuades.Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap
efektif namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.