MAKALAH SISTEM MENEJEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BIDANG KONSTRUKSI Oleh : FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA
MAKALAH
SISTEM MENEJEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
BIDANG KONSTRUKSI
Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
2013
BAB 1
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri konstruksi adalah keseluruhan atau
sebagian rangkaian kegiatan yang mendukung kegiatan
konstruksi dimulai dari penyediaan barang/material
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
keperluan pekerjaan konstruksi sejak pabrikan,
suplai/pasokan (delivery) hingga ke pelaksanaan
pekerjaan konstruksi yang mencakup kegiatan : sipil,
arsitektural, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan
masing- masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan
suatu bangunan atau bentuk fisik lainnya sesuai dengan
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
yang direncanakannya. Pekerjaan konstruksi adalah
keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan
dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup
pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal,
dan tata lingkungan masing masing beserta
kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
bentuk fisik lain. Kegiatan Konstruksi merupakan unsur
penting dalam pembangunan namun dalam kegiatan
konstruksi kecelakaan konstruksi relatif tinggi
dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Kegiatan
konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak
diinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
kerja dan lingkungan. Kegiatan proyek konstruksi
memiliki Karakteristik antara lain : bersifat sangat
kompleks, multi disiplin ilmu, melibatkan banyak unsur
tenaga kerja kasar dan berpendidikan relatif rendah,
masa kerja terbatas, intensitas kerja yang tinggi,
tempat. Kerja (terbuka, tertutup, lembab, kering, panas,
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
berdebu, kotor), menggunakan peralatan kerja beragam,
jenis, teknologi, kapasitas dan beragam berpotensi
bahaya, mobilisasi yang tinggi, peralatan, tenaga kerja,
material dll.
Semakin besar proyek konstruksi, tentunya akan
menimbulkan permasalahan yang semakin kompleks pula,Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
termasuk di dalamnya permasalahan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Pengelolaan proyek yang baik, akan
memperhatikan masalah K3 ini, sehingga akan
meminimalisir setiap potensi timbulnya kecelakaan kerja
yang melibatkan tenaga kerja. Keselamatan dan kesehatan
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
tenaga kerja proyek konstruksi menjadi prioritas yang
harus selalu diperhatikan.
1) Data kecelakaan : Sektor konstruksi (puncak kegiatan
konst - th 1990 an, Jumlah kasus 5.191 kasus, Kerugian
Rp. 6.4 milyar)
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
2) Kondisi : Kesadaran masyarakat thdp K3 masih rendah,
Kuantitas & kualitas Peg. Pengawas & Ahli K3 terbatas,
Juklak & Juknis operasional otada hrs memadai
3) Tantangan yang dihadapi : Tuntutan global semakin
mendesak, Tuntutan HAM semakin kritis, Resiko bahaya
semakin meningkatFakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
4) Kecelakaan Kerja Konstruksi, mencakup : Pekerja,
Peralatan Kerja, Bahan Baku Konstruksi, Proses
Konstruksi, Pengunjung, Masyarakat Sekitar
Efek kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek
konstruksi dapat menyebabkan rusaknya peralatan yang
digunakan, rusaknya lingkungan sekitar proyek, sertaFakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
hilangnya nyawa pekerja (fatality). Efek-efek tersebut akan
mempengaruhi schedule penyelesaian proyek (project delay) dan
pembengkakan biaya konstruksi secara keseluruhan.
Kecelakaan yang terjadi pada suatu pekerjaan konstruksi
kebanyakan disebabkan oleh tenaga kerja yang tidak
berpengalaman terhadap apa yang dia kerjakan, peralatan
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
yang sudah tidak layak untuk dipakai, kondisi lingkungan
kerja yang tidak aman, perilaku karyawan yang kurang
peduli tehadap safety, serta manajemen perusahaan yang
kurang peduli sepenuhnya terhadap safety, serta metode
kerja yang tidak aman. Kecelakaan kerja dapat terjadi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
bila bahaya yang timbul tidak dapat diantisipasi karena
kegagalan Sistem Pertahanan Keselamatan Kerja (SPKK).
1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi SMK3 dan konstruksi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
2. Memahami kegiatan atau tahapan kerja pada bidang
konstruksi
3. Mengetahui Perundangan yang mengatur SMK3 di bidang
konstruksi
4. Mengetahui jenis-jenis konstruksi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi SMK3 dan Konstruksi
2.1.1 SMK3
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem
manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efesien dan produktif.
2.1.2 Konstruksi
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun
sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga
dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur
pada sebuah area atau pada beberapa area. Konstruksi
dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata
letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain
sebagainya). Walaupun kegiatan konstruksi dikenal
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya
konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri
dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda
2.2 Kegiatan atau tahapan kerja pada bidang konstruksi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Kegiatan atau tahapan kerja pada bidang konstruksi
meliputi :
1. Tahap Pra Konstruksi,
Suatu tahapan kegiatan sebelum kegiatan
pembangunan dilaksanakan. Pada tahap ini kegiatan
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
yang dilaksanakan meliputi kegiatan survey
pendahuluan dan kegiatan pembebasan lahan, apabila
belum tersedia lahan untuk kegiatan pembangunan.
Apabila di lokasi rencana pembangunan terdapat banyak
permukiman penduduk, maka perlu dilakukan kegiatan
resettlement atau pemindahan penduduk ke lokasi lain.
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Identifikasi dampak sosial pada tahap ini meliputi
keresahan sosial, perubahan mata pencahariaan,
pendapatan penduduk, sikap dan persepsi penduduk, dan
konflik sosial. Apabila terdapat kegiatan
resettlement, maka kajian dampak sosial menjadi lebih
luas meliputi perubahan mata pencahariaan, perubahan
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
pola kebiasaan masyarakat di lokasi baru, serta
konflik sosial.
2. Tahap Konstruksi,
Adalah suatu tahapan kegiatan pembangunan fisik
dari rencana proyek yang akan dilaksanakan. Pada
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
tahap ini kegiata pembangunan yang akan dilaksanakan
sangat tergantung pada rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan. Tahapan kegiatan konstruksi yang
dianalisa meliputi : pembukaan lahan, cut and fill,
pemasangan tiang pancang, dan kegiatan pembangunan.
Umumnya pada tahap konstruksi dampak sosial yang
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
dianalisa adalah sampai sejauh mana kegiatan
konstruksi dapat memberikan manfaat positif bagi
terciptanya peluang kerja dan usaha bagi masyarakat
lokal. Semakin besar dampak positif yang dapat
dirasakan, maka dampak kegiatan pembangunan semakin
positif. Dampak negatif yang biasa dianalisa terutama
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
terkait dengan terjadinya persaingan antara pekerja
lokal dan pekerja non lokal. Diidentifikasi
kemungkinan terjadinya kecemburuan sosial antara
tenaga kerja lokal dan non lokal dengan adanya
peluang kerja dan usaha.
3. Pasca konstruksiFakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Tahap ketika konstruksi telah selesai dilakukan
dan hasil konstruksi telah dimanfaatkan.
4Operasional
Tahap Operasi, adalah suatu tahapan
beroperasinya kegiatan pembangunan yang direncanakan.
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Pada tahap ini yang dianalisa terutama terkait dengan
kontribusi kegiatan pembangunan terhadap peluang
kerja dan usaha bagi masyarakat lokal. Tersedianya
peluang kerja dan usaha diharapkan dapat memberikan
manfaat lanjutan (multiplier effect) bagi perekonomian
daerah. Juga manfaat lain yang dapat dirasakan bagi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
peningkatan pendapatan asli daerah dengan adanya
pungutan retribusi, pajak penghasilan, PBB, dan lain-
lain.
5. Pembongkaran
Siklus kegiatan konstruksi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Pra konstruksi
Konstruksi
Pasca konstruksi
Operasional
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Pembongkaran
Unsur yang terlibat terkait dalam pelaksanaan
Proyek Konstruksi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
2.3 Undang-undang yang mengatur K3 bidang konstruksi
1. Program pengelolaan K3 dalam bidang konstruksi
diatur dalam Undang-undang dan Peraturan
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Pemerintah(PP) dengan dasar hukum Undang-Undang No.
1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja dan Undang –
Undang Jasa Konstruksi.
2. Dasar Pelaksanaan K3 Konstruksi berdasarkan
Peraturan Perundangan di Bidang Konstruksi Bangunan
: Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
1) UU No 18/1999 ttg jasa konstruksi
2) PP No. 28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi, dengan perubahannya
menjadi PP 04 Tahun 2010 dan PP 92 Tahun 2010
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
3) PP No. 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, dengan perubahannya, PP No. 59 Tahun
2010
4) PP 30 Tahun 2000 tentang Pembinaan
Penyelenggaraan jasa Konstruksi, Pasal 6 ayat
(4).3Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
5) KEPPRES No. 80 tahun 2003 :pasal 29 ayat (1).
3. SURAT EDARAN MENTERI KIMPRASWIL NO. UM 03.05-Mn/426
TGL 24 AGUSTUS 2004 PERIHAL PENCEGAHAN KECELAKAAN
KERJA PADA PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI LINGKUP
PENERAPAN K3 KONSTRUKSI DIPENGARUHI FAKTOR-2 :
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
1) Skala Proyek ( jenis Pembangunan prasarana dan
sarana)
2) Teknologi yang digunakan
3) Lokasi Kerja dan lingkungannya
4) Penggunaan bahan-bahan/material konstruksi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
5) Penguasaan teknologi
6) Kompetensi sumber daya manusia dan jumlahnya
Hal utama untuk mencegah kecelakaan kerja di
konstruksi harus dimulai dengan membentuk SPKK
(Sistem Pertahanan Keselamatan Kerja) yang baik,
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
salah satunya dengan menerapkan sitem manajemen K3
(SMK3). Penerapan SMK3 meliputi metode kerja dan
fasilitas yang mendukung pekerjaan tersebut. Sistem
manajemen K3 pada dasarnya mencari dan mengungkapkan
kelemahan operasional yang memungkinkan terjadinya
kecelakaan. Fungsi ini dapat dilaksanakan dengan
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
mengungkapkan sebab suatu kecelakaan dan meneliti
apakah pengendalian keselamatan kerja secara cermat
dilaksanakan atau tidak.
Tiga faktor dalam penerpan SMK3 di proyek
konstruksi yaitu peran manajemen, kondisi dan
lingkungan kerja, serta kesadaran dan kualitasFakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
pekerja. Penerapan SMK3 yang baik akan memberikan
efek yang signifikan terhadap manfaat proyek, yang
dapat diukur dalam parameter efisiensi, nilai
efisiensi, peningkatan dari hasil kualitas kerja dan
juga peningkatan aktivitas pekerjaan. Pemerintah pun
sejak tahun 1980 telah mengeluarkan peraturan yang
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dalam bidang konstruksi. Tahun 1986 pemerintah
mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri
Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja
No.Kep.174/MEN/1986-104/KPTS/1986: Pedoman
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Konstruksi. Pedoman yang selanjutnya disingkat
sebagai ”Pedoman K3 Konstruksi
Prinsip-prinsip penerapan SMK3
1) Penetapan kebijakan K3;
2) Perencanaan K3;
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
3) Pelaksanaan rencana K3;
4) Pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan
5) Peninjauan ulang dan peningkatan kinerja SMK3..
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
PEDOMAN PENERAPAN SMK3
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Kebijakan K3, paling sedikit memuat :
1. Visi
2. Tujuan perusahaan
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
3. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan
4. Kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan
perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum
dan/atau operasional.
Rencana K3, paling sedikit memuat :
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
1. Tujuan dan sasaran;
2. Skala prioritas;
3. Upaya pengendalian bahaya;
4. Penetapan sumber daya;
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
5. Jangka waktu pelaksanaan;
6. Indikator pencapaian;
7. Sistem pertanggungjawaban.
Kegiatan dalam Pelaksanaan Rencana K3 paling sedikit
memuat :
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
1. Tindakan pengendalian
2. Perancangan dan Rekayasa
3. Prosedur dan Instruksi kerja
4. Penyerahan sebagian Pelaksanaan Pekerjaan
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
5. Pembelian/pengadaan barang dan jasa
6. Produk akhir
7. Upaya menghadapi Keadaan Darurat Kecelakaan dan
Bencana Industri
Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 Dilaksanakan
melalui kegiatan :
1. Pemeriksaan, Pengujian dan Pengukuran
2. Audit Internal SMK3
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Perbaikan dan peningkatan kinerja K3 dapat dilakukan
dalam hal, adanya:
1. Prubahan Peraturan Perundangan;
2. Tuntutan dari pihak terkait dan pasar;
3. Perubahan Produk dan kegitan Organisasi;
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
4. Perubahan Struktur Organisasi Perusahaan;
5. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi;
6. Rekomendasi Inspeksi K3;
7. Hasil Kajian Kecelakaan di Tempat Kerja;
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
8. Pelaporan dan Komunikasi;
9. Masukan dari karyawan.
3.4 Jenis-jenis konstruksi
Konstruksi adalah metode industri yang terdiri
dari perakitan atau membangun infrastruktur. Ini
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
memiliki banyak jenis seperti konstruksi berat atau
sipil, konstruksi bangunan dan konstruksi industri.
Pekerjaan konstruksi yang dikelola oleh manajer proyek
dan diawasi oleh insinyur konstruksi, manajer
konstruksi, arsitek proyek atau insinyur desain.
1. Apa Konstruksi beratFakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Konstruksi berat atau sipil adalah prosedur
penambahan infrastruktur untuk lingkungan bangunan.
Para pembangun biasanya instansi pemerintah baik di
tingkat lokal atau nasional. Ini juga memiliki
pertimbangan hukum dan keuangan. Proyek ini
terutama melayani kepentingan publik. Mereka
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
dilakukan dan diawasi oleh beberapa perusahaan
swasta besar seperti perusahaan listrik dan
siapapun mengawasi pembangunan bendungan akses,
jalan dan rel kereta api.
2. Apa Konstruksi Industri
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Industri konstruksi membutuhkan keterampilan yang
sangat khusus dalam konstruksi, perencanaan dan
desain. Pemegang proyek ini biasanya industri,
untuk perusahaan keuntungan atau besar. Perusahaan
ini dapat ditemukan dalam industri seperti kimia,
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
obat-obatan, pembangkit listrik dan manufaktur
minyak bumi.
3. Apa yang membangun Konstruksi
Konstruksi bangunan adalah proses penambahan
struktur kecil atau besar untuk tanah atau properti
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
riil. Sebagian besar pekerjaan konstruksi bangunan
adalah rekonstruksi kecil seperti menambahkan kamar
mandi atau rekonstruksi ruang. Sering kali, juara
properti bertindak sebagai desainer, juru bayar dan
buruh untuk seluruh pekerjaan. Namun, semua
pekerjaan konstruksi bangunan meliputi beberapa
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
elemen dalam pertimbangan hukum, keuangan dan
desain yang biasa. Konstruksi bangunan yang dibeli
secara umum atau pribadi menggunakan metodologi
pengiriman yang berbeda seperti kontrak manajemen,
tawaran keras, manajemen konstruksi berisiko,
desain & membangun bridging, dan harga
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
dinegosiasikan.
Teknologi konstruksi perumahan, sumber daya dan
praktik harus sesuai dengan kode praktek dan
peraturan bangunan lokal otoritas. Bahan yang
digunakan secara luas dapat diakses di pasar. Bahan
yang umum digunakan adalah kayu, batu dan bata.
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Biaya konstruksi adalah atas dasar "per kaki
persegi". Hal ini karena rumah dapat bervariasi
secara signifikan pada pertimbangan situs lokal,
kondisi, dan skala ekonomi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
BAB 3
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan ;
Kecelakaan kerja konstruksi masih merupakan
masalah besar yang memerlukan perhatian lebih oleh
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
para partisipan proyek, karena angka kecelakaan yang
masih tinggi. Teori penyebab kecelakaan kerja
konstruksi telah berkembang, tidak hanya memandang
dari aspek pekerja (personal) saja, tetapi juga
memandang dari aspek manajemen dan organisasi. Yang
berperan dalam meminimalkan kecelakaan tidak hanya
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
dari pihak kontraktor saja, tetapi semua
pihak(partisipan) proyek harus ikut berperan.
Perencanaan keselamatan kerja konstruksi sebaiknya
dilakukan jauh sebelum tahap pelaksanaan, misalnya
pada tahap disain atau bahkan pada tahap konsepsi
Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
tidak diinginkan antara lain yang menyangkut aspek
keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan proyek
konstruksi memiliki. Karakteristik antara lain :
bersifat sangat kompleks, multi disiplin ilmu,
melibatkan banyak unsure tenaga kerja kasar dan
berpendidikan relatif rendah, masa kerja terbatas,
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
intensitas kerja yang tinggi, tempat Kerja (terbuka,
tertutup, lembab, kering, panas, berdebu, kotor),
menggunakan yang tinggi, peralatan, tenaga kerja,
material dll. Berbagai peristiwa kegagalan
konstruksi, salah satu penyebabnya adalah tidak
mengikuti prosedur teknis konstruksi secara benar.
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Selama proses pembuatan konstruksi, kegagalan
konstruksi dapat pula dikategorikan sebagai
kecelakaan kerja.
3.2 Saran
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Pengawasan harus dilakukan dengan ketat tidak
hanya oleh Departemen dan Dinas Tenaga Kerja
setempat, tapi juga oleh Departemen Pekerjaan Umum
selaku pihak yang memahami aspeknteknis konstruksi
proyek-proyek bangunan. Prosedur audit sistem
keselamatan, kalibrasi peralatan kerja, hingga
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
sertifikasi keselamatan dan kesehatan kerja
seharusnya dijalankan dengan jauh lebih tegas.
DAFTAR PUSTAKA
1.Juanda, Ipan. 2012. Aspek Keselamatan Kerja dan Permasalahannya di kegiatan Konstruksi. program studi
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013
Sistem menejemen keselamatan dan kesehatan kerja bidangkonstruksi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja : STIKES BINAWAN.
2.Wekipedia 3.Permenaker 05 Tahun 1996 tentang SMK3.2009
(www.indosafetydirectory.com No.1 Indonesia Directory for Occupational Health and Safety)
4.RfQ (http://rifkikasman.blogspot.com/2012/12/jenis-konstruksi.html)
Fakultas kesehatan masyarakatUniversitas sriwijaya2013