Jaringan periodontal membentuk suatu struktur pendukung gigi. Komponen-komponen utama jaringan periodontal diperlihatkan pada gambar 1.1 : a. Gingiva (terdiri dari epitel dan jaringan ikat) b. Ligamen periodontal c. Sementum d. Tulang alveolar Gambar 1.1 Potongan Longitudinal bagian gigi yang menunjukkan jaringan periodontal sehat. 1. Gingiva
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Jaringan periodontal membentuk suatu struktur pendukung gigi. Komponen-
komponen utama jaringan periodontal diperlihatkan pada gambar 1.1 :
a. Gingiva (terdiri dari epitel dan jaringan ikat)
b. Ligamen periodontal
c. Sementum
d. Tulang alveolar
Gambar 1.1 Potongan Longitudinal bagian gigi yang menunjukkan
jaringan periodontal sehat.
1. Gingiva
Gingiva yang sehat berwarna merah muda dan terlihat seperti mata pisau
yang tegas mengelilingi gigi. Pada kelompok etnis tertentu, gingiva terkadang
berpigmen. Pada keadaan sehat, margin gingiva berada beberapa milmeter ke arah
koronal dari cemento-enamel junction. Sulkus gingiva merupakan suatu celah
dangkal kedalaman 0,5 mm sampai 3 mm pada gigi yang sudah erupsi sempurna.
Jaringan giginva merupakan jaringan berkeratin dan terlihat lebih pucat
dibantingkan jaringan epitel oral yang tidak berkeratin. Berdasarkan anatominya,
gingiva dibagi menjadi marginal gingiva, attached gingiva, dan gngiva
interdental.
Gambar 1.2. Anatomi Gingiva
1.1. Marginal Gingiva
Marginal gingiva atau gingiva bebas adalah pinggiran gingiva yang
mengelilingi gigi menyerupai kerah. Pada 50% kasus, marginal gingiva dan
attached gingiva dibatasi oleh suatu alur yang disebut dengan free gingival
groove. Marginal gingiva memiliki lebar sekitar 1 mm, membentuk dinding dari
sulkus gingiva dan dapat dipisahkan dari permukaan gigi dengan probe
periodontal.
1.2. Sulkus Gingiva
Sulkus gingiva adalah suatu celah sempit yang dibatasi oleh permukaan
gigi di satu sisi, dan dibatasi oleh epitel marginal gingiva pada sisi lainnya. Celah
ini berbentuk “V” dan merupakan tempat masuknya probe periodontal. Penentuan
kedalaman sulkus gingiva merupakan parameter diagnostik yang penting. Pada
keadaan normal yang absolut, kedalaman sulkus gingiva bisa mencapai 0 mm.
Keadaan ini bisa didapat pada eksperimen hewan coba yang bebas dari bakteri
serta dilakukan kontrol plak secara intesif.
Pada gingiva manusia yang sehat, biasanya kedalaman sulkus gingiva
secara histologis sekitar 1,8 mm dengan variasi dari 0 – 6 mm. Penlitian lain
melaporkan kedalaman sulkus gusi 1,5 mm dan 0,69 mm. Cara untuk mengukur
kedalaman sulkus gingiva adalah dengan menggunakan instrumen metal yang
disebut probe periodontal. Probe periodontal dimasukkan ke dalam sulkus gingiva
dan diperkirakan kedalaman penetrasi probe tersebut. kedalaman sulkus gingiva
secara hidtologis tidak selalu sama dengan kedalaman sulkus secara klinis yang
dihitung dengan menggunakan probe. Kedalaman sulkus gusi yang normal secara
klinis pada manusia adalah 2 – 3 mm.
1.3. Attached Gingiva
Attached gingiva atau gingiva cekat merupakan kelanjutan dari marginal
gingiva, memilki konsistesi yang kenyal dan tegas, melekat erat pada periosteum
tulang alveolar dibawahnya. Bagian facialnya meluas dan menyatu dengan
mukosa alveolar yang lebih longgar, keduanya dibatasi oleh muccogingival
junction.
Lebar dari attached gingiva merupakan parameter klinis yang penting.
Lebar attcahed gingiva diukur dari muccogingival junction sampai permukaan
eksternal dari bagian paling bawah sulkus gingiva atau poket periodontal. Lebar
dari attached gingiva tidak sama pada semua bagian di rongga mulut. bagian yang
paling lebar biasanya pada regio incisivus (3,5 – 4 mm pada maksila dan 3,3 – 3,9
mm pada mandibula), dan yang paling sempit biasanya pada regio molar pertama
(1,9 mm pada maksila dan 1,8 mm pada mandibula).
Muccogingival junction biasanya tidak akan berubah seumur hidup,
perubahan lebar attached gingiva biasanya disebabkan karena perubahan posisi di
bagian koronal. Lebar dari attached gingiva biasanya meningkat seiring dengan
bertambahnya usia dan pada gigi yang supraerupsi. Pada bagian lingual
mandibula, attached gingiva menyatu dengan mukosa alveolar lingual yang
berlanjut dengan mukosa dasar mulut. Bagian palatal atcahed gingiva menyatu
dengan mukosa palatal yang keras dan kenyal.
1.4. Gingiva Interdental
Gingiva interdental terletak pada embrasur gingiva, yaitu celah
interproksimal pada area kontak gigi. Gingiva interdental biasanya berbentuk
seperti piramid. Pada bagian depan, ujung papilla terletak tepat dibawah titik
kontak gigi, berlanjut ke belakang membentuk suatu kawah yang menggabungkan
papilla bagian depan dan belakang.
Bentuk dari gingiva interdental tergantung pada titik kontak antara kedua
gigi dan ada tidaknya resesi. Permukaan facial dan lingual mengerucut ke arah
interproksimal, sedangkan permukaan mesial dan distal sedikit konkaf. Batas
lateral dari gingiva interdental merupakan kelanjutan dari marginal gingiva gigi
sekitar. Jika terdapat diastema, gingiva akan melekat dengan kuat ke tulang
interdental dan mebentuk permukaan yang halus dan membulat tanpa gingiva
interdental.
Gambar 1.3. Potongan faciolingual gingiva inerdental
1.5. Bagian-bagian Gingiva
1.5.1 Epitel Gingiva
Meskipun terbentuk dari selapis epitel gepeng berlapis yang kontinyu,