Seorang Anak Lelaki Berusia 2 Tahun dengan Diare yang Sudah Berlangsung Selama 2 Hari KELOMPOK 7 03007116 Indah Ramadhani 03007124 Janice Hastiani 03009116 I.G.A Sattwika Pramita 03009118 Ida Udhiah 03009122 Irina Aulianisa 03009123 Irmawati Marlia Rohim 03009124 Ita Indriani 03009128 Katherine Rinova 03009130 Khrisna Paramaartha 03009134 Lailil Indah Seftiani
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Seorang Anak Lelaki Berusia 2 Tahun dengan Diare yang Sudah
Berlangsung Selama 2 Hari
KELOMPOK 7
03007116 Indah Ramadhani
03007124 Janice Hastiani
03009116 I.G.A Sattwika Pramita
03009118 Ida Udhiah
03009122 Irina Aulianisa
03009123 Irmawati Marlia Rohim
03009124 Ita Indriani
03009128 Katherine Rinova
03009130 Khrisna Paramaartha
03009134 Lailil Indah Seftiani
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta, 16 Juni 2011
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di seluruh
dunia, yang menyebabkan satu billiun kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap tahunnya. Di
Amerika Serikat, 20-35 juta kejadian diare terjadi setiap tahun, pada 16,5 juta anak sebelum usia
5 tahun, menghasilkan 2,1-3,7 juta kunjungan dokter, 220.000 penginapan di rumah sakit,
924.000 hari rumah sakit, dan 400-500 kematian. Mekanisme penularan utama untuk patogen
diare adalah tinja-mulut, dengan makanan dan air yang merupakan penghantar untuk kebanyakan
kejadian. Enteropatogen yang terinfeksius pada pemasukan (inokulum) yang sedikit (Shigella,
virus enterik, Giardia lambia, Cryptosporidium, dan mungkin Eschericia coli) dapat ditularkan
dengan kontak dari orang ke orang. Faktor-faktor yang menambah kerentanan terhadap infeksi
dengan enteropatogen adalah umur muda, defisiensi imun, campak, malnutrisi, perjalanan ke
daerah endemik, kekurangan ASI, pemajanan terhadap keadaan sanitasi jelek, makan makanan
atau air yang terkontaminasi, tingkat pendidikan ibu, dan pengunjung pusat perawatan harian. 1
(nelson)
Diare karena alergi makanan dapat juga terjadi pada bayi, terutama disebabkan karena
intoleransi pada protein susu sapi, sering terjadi pada bayi saat disapih dari ASI. Beberapa
mekanisme imunologis mungkin ikut terlibat: hipersensitivitas anafilaktik cepat yang melibatkan
antibody IgE, hipersensitivitas sitotoksik bergantung-antibodi yang melibatkan IgM atau IgG,
hipersensitivitas imun kompleks, dan hipersensitivitas seluler. Manifestasi dapat menghilang
sempurna setelah pemberian susu sapi dihentikan.
Diare dapat menyebabkan dehidrasi. Kehilangan elektrolit melalui dehidrasi
mempengaruhi jumlah air dalam tubuh, aktivitas otot, dan fungsi-fungsi penting lainnya. Tanda-
tanda dehidrasi pada anak diantaranya mulut dan lidah kering, tidak ada air mata ketika menagis,
mata cekung, demam tinggi, dan gelisah. Dehidrasi sangat bahaya pada anak sehingga harus
segera ditangani untuk menghindari masalah kesehatan yang serius, seperti kerusakan organ atau
syok.
BAB II
LAPORAN KASUS
Seorang anak lelaki berusia 2 tahun dibawa ke puskesmas karena diare yang sudah berlangsung
selama 2 hari. Frekuensi diare setiap hari kira-kira 6-8x dengan tinja cair berlendir tanpa darah
dan setiap diare kira-kira ¼ gelas. Disamping diare disertai pula dengan muntah-mu ntah rata-
rata 3x/hari dan setiap muntah banyak. Disamping diare disertai pula batuk-pilek dan demam.
Pada anamnesis selanjutnya bayi tidak lagi diberi ASI dan diganti susu formula sejak beberapa
hari sebelum diare. Penderita tidak dirawat inap, hanya dirawat selama beberapa jam di ruangan
observasi (One day care center) dengan pemberian oralit secara ad libitum. Dua hari kemudian
dibawa lagi ke rumah sakit karena masih diare, kejang, dan tidak mau minum. Sejak satu hari
terakhir kencing sangat kurang, dan terlihat sangat gelisah. Pada pemeriksaan bayi sangat lemah
BB 6,5 kg, panjang badan 75 cm, suhu tubuh 39oC, pernapasan cepat dengan RR= 56x/menit,
nadi sangat lemah, denyut jantung 152x/menit. Pada pemeriksaan kepala, fonatanel mayor dan
mata kelihatan cekung, dan konjungtiva kelihatan kering. Abdomen kelihatan kembung dan
bising usus sulit di dengar.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
STATUS PASIEN
1. Identitas
Nama : -
Usia : 2 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : -
Alamat : -
Agama : -
Status Pernikahan : -
Nama orangtua : -
2. History taking (anamnesis)
A. Keluhan Utama :
1. Diare yang sudah berlangsung selama 2 hari, 6-8x/hari dengan tinja cair berlendir
tanpa darah, setiap diare kira-kira ¼ gelas.
2. Muntah rata-rata 3x/hari dan banyak.
3. Batuk-pilek, dan demam.
B. Keluhan Tambahan : -
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Bayi tidak lagi diberi ASI dan diganti susu formula sejak beberapa hari sebelum diare.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
E. Riwayat Penyakit Lain
F. Kondisi sosial, ekonomi, serta mata pencaharian
Perlu ditanyakan untuk mengantisipasi apabila gatal dan keputihan yang diderita ini
diberikan penatalaksanaan jangka panjang sehingga perlu diketahui apakah penderita
mampu untuk menjalankan penatalaksanaan yang diberikan atau tidak.
G. Riwayat Penyakit Keluarga
H. Riwayat Kebiasaan
I. Riwayat Pengobatan
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
- Keadaan umum: Baik
- Kesadaran : Compos mentis
- Tanda vital :
o TD : -
o RR : 56x/menit
o Suhu : 39oC
o HR : 152x/menit
- Antropometri :
o BB : 6,5 kg
o TB : 75 cm
o Status gizi : -
- Kulit : -
- Kepala : -
- Mata : -
- Telinga : -
- Hidung : -
- Mulut : -
- Leher
o JVP
o Massa
o Tiroid
o Limfonodi
- Kelenjar Getah Bening
- Thoraks
o Paru-paru : -
o Jantung : -
- Abdomen : -
- Ekstremitas
o Ekstremitas atas
o Ekstremitas bawah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
I. ANATOMI SISTEM PENCERNAAN
Secara anatomis, sistem pencernaan
terdiri atas saluran gastrointestinal dan organ-
organ pencernaan aksesoris. Organ dari
saluran gastrointestinal adalah rongga mulut,
pharynx, oesophagus, gaster/lambung,
intestinum tenue, dan intestinum crasum.
Organ aksesoris pencernaan adalah gigi, lidah,
kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan
pankreas.
Mulut
Mulut terbentang dari bibir sampai ke
isthmus faucium, yaitu peralihan dari mulut ke
pharynx. Mulut dibagi dalam vestibulum oris
(bagian antara bibir dan pipi disebelah luar dengan gusi dan gigi geligi di sebelah dalam) dan
cavitas propria (terletak di dalam arcus alveolaris, gusi, dan gigi geligi). 1 Didalam mulut ada
beberapa organ aksesori pencernaan, antara lain:
- Gigi geligi
- Lidah
Lidah adalah massa otot lurik yang ditutupi oleh membrana mucosa. Duapertiga bagian
anteriornya terdapat di dalam mulut, dan
sepertiga bagian poseriornya terletak di
pharynx.
- Kelenjar saliva
Kelanjar saliva merupakan kelenjar
pencernaan aksesoris yang menghasilkan saliva.
Terdapat 3 pasang kelenjar saliva di luar rongga
mulut yang memproduksi sebagian besar dari
saliva yang dialirkan ke rongga mulut melalui saluran tertentu. Kelenjar parotid merupakan
kelenjar saliva terbesar, yang berada di bagian depan-bawah dari daun telinga, di antara kulit dan
otot masseter. Saliva yang diproduksi kelenjar ini dialirkan melalui duktus parotid (Stensen’s)
yang keluar di rongga mulut berhadapan dengan gigi molar atas kedua. Kelenjar submandibular
berada di bawah mandibula, di sisi dalam dari rahang, ditutupi otot mylohioid. Saliva dari
kelenjar ini dialirkan melalui duktus submandibularis (Wharton’s), yang keluar di dasar mulut di
bagian lateral dari frenulum lingualis. Kelenjar sublingualis berada di bawah membran mukosa
dari bagian dasar mulut, dangan saliva yang dikeluarkan melalui duktus sublingual (Rivinus’
duct) yang keluar di dasar mulut pada area posterior dari papilla ductus submandibularis.
Pharynx
Pharynx terletak di belakang cavum nasi, mulut, dan larynx. Bentuknya miri corong dengan
bagian atasnya yang lebar terletak di bawah cranium dan bagian bawahnya yang sempit
dilanjutkan sebagai oespophagus setingi vertebra cervicalis enam. Pharynx dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu nasopharynx, oropharynx, dan laryngopharynx. 1
Oesophagus
Oesophagus merupakan sebuah tabung otot yan dapat kolaps, panjangnya sekitar 10 inchi
(25 cm), yang menghubungkan pharynx dengan gaster. Sebagian besar oesophagus terletak
didalam thorax. Oesophagus masuk ke abdomen melalui lubang yang terdapat pada crus dextrum
diaphragma. Setelah berjalan sekitar ½ inchi (1, 25 cm), oesophagus masuk ke dalam gaster
disebelah kanan garis tengah. Di anterior oesophagus berhubungan dengan facies posterior lobus
hepatis sisnister dan di posterior dengan crus sinistrum diaphragma. Nervus vagus sinistra dan
dextra masing-masing terletak pada permukaan anterior dan posterior oesophagus.
Secara anatomi tidak terdapat sphincter pada ujung bawah oesophagus. Namun, lapisan
sirkular otot polos pada daerah ini berperan secara fisiologis sebagai sbeuah sphincter. Sewaktu
makanan berjalan turun melalui oesophagus, terjadi relaksasi otot yang terdapat pada ujung
bawah oesophagus lebih dahulu dari gelombang peristaltic sehingga makanan masuk keg aster.
Kontraksi tonik sphincter ini mencegah isi lambung mengalami regurgitasi ke dalam
oesophagus.1
Gaster / lambung
Gaster terletak dibagian atas abdomen,
terbentang dari permukaan bawah arcus
costalis sinistra sampai regio epigastrica dan
umbilicalis. Sebagian besar agster terletak
dibawah costae bagian bawah.
Gaster relatif terfiksasi ada kedua ujungnya,
tetapi di antara ujung-ujung tersebut gaster
sangat mudah bergerak. Gaster dibagi
menjadi bagian-bagian berikut:
- Fundus gastricum, berbentuk kubah, menonjol ke atas dan terletak disebelah kiri ostium
cardiaca. Biasanya fundus berisi penuh
udara.
- Corpus gastricum, terbentang dari ostium cardiacum sampai incisura angularis, suatu
lekukan yang selalu ada pada bagianbawah curvatura minor.
- Anthrum pyloricum, terbentang dari incisura angularis sampai pylorus.
- Pylorus, merupakan bagian gaster yang berbentuk tubular. Dinding otot pylorus yang tebal
membentuk musculus sphincter pyloricum. Rongga pylorus dinamakan canalis pyloricus.
- Curvatura minor, membentuk pinggir kanan gaster dan terbentang dari ostium cardiacum
samapi pylorus. Curvatura minor digantung pada hepar oleh omentum minus.
- Curvatura mayor, jauh lebih panjang dibandingkan curvatura minor, dan terbentang dari
sisi kiri ostium cardiacum, melalui kubah fundus, dan sepanjang kiri gaster sampai ke
pylorus.
- Ostium cardiacum, merupakan tempat oesophagus masuk ke gaster.
- Ostium pyloricum, dibentuk oleh canalis pyloricus yang panjangnya sekitar 1 inci (2,5 cm)
Hubungan gaster ke anterior adalah dengan dinding abdomen, arcus costae sinistra,
pleura pulmi sinister, diaphragma, dan lobus hepatis sinister. Ke posterior berhubungan dengan
bursa omentalis, diaphragma, lien, glandula suprarenalis sinistra, bagian atas ren sinister, arteri
renalis, pancreas, mesocolon transversum, dan colon transversum. 1
Intestinum tenue (usus halus)
Intestinum tenue merupakan bagian terpanjang dari saluran pencernaan dan terbentang
dari pylorus pada gaster sampai junctura ileocaecalis. Intestinum tenue berada di bagian tengah
dan bawah dari rongga abdominal dan disokong oleh mesenterium, kecuali bagian awalnya.
Mesenterium tersebut berfungsi untuk memberikan kemampuan bagi usus untuk bergerak namun
mencegah usus menjadi terpilin atau bengkok. Di dalam mesenterium terdapat pembuluh darah,
saraf, dan pembuluh limfa. Intestinum tenue pada manusia hidup memiliki panjang kurang lebih
3m dengan diameter 2,4 cm, akan tetapi panjangnya akan menjadi dua kali lipat pada cadaver,
dimana muskularis externanya mengalami relaksasi.
Intestinum tenue merupakan organ pencernaan utama dan daerah utama penyerapan
nutrisi. Intestinum tenue dipersarafi oleh pleksus mesenteria superior, diperdarahi oleh arteri
mesenteria superior dan cabang-cabang dari arteri celiaca dan arteri mesenteria inferior, dan
memiliki sistem drainase melalui vena mesenterika superior. Intestinum tenue terbagi menjadi 3
bagian:
1. Duodenum
Berbentuk C, dengan ukuran 25 cm, dari sphincter pylorus sampai fleksura duodenojejunum.
Terkecuali sebagian kecil yang menempel dengan lambung, duodenum merupakan organ
retroperitoneal. Bagian konkafnya yang menghadap sinistra menerima sekresi empedu dari hati
dan kandung empedu melalui duktus choledochus dan sekresi pankreas melalui duktus
pancreaticus major. Dua saluran ini menyatu membentuk jalan masuk ke duodenum yang
disebut hepatopancreatic ampulla (ampulla Vaterii), yang menembus dinding duodenum, yang
keluar di duodenum pada papilla duodeni major. Di sanalah empedu dan enzim pankreas
masuk ke dalam usus halus. Papilla duodenal dapat dibuka-tutup oleh sphincter ampulla (Oddi).
2. Jejunum
Jejunum merupakan terusan duodenum ke ileum, memiliki panjang 1 m dengan lumen yang
lebih besar dan pelipatan internal yang lebih banyak dibandingkan ileum.
3. Ileum
Berukuran panjang 2 m, ujung terminal dari ileum mengarah ke bagian medial dari sekum
melalui katup ileocecal. Pada ileum juga banyak ditemui Peyer’s patch. Perbedaan lainnya
adalah mesenterium dari ileum memiliki vasa arcades yang lebih banyak dibanding jejunum
disertai dengan vasa recta yang pendek.
Intestinum crasum (usus besar)
Usus besar berukuran panjang 1,5 m dengan diameter 6,5
cm. Dibagi menjadi caecum, colon, rectum, dan anal canal.
1. Caecum. Merupakan bagian intestinum crasum yang
terletak diperbatasan ileum dan interstinum crasum.
Caecum merupakan kantong buntu yang terletak pada
fossa iliaca dextra.
2. Appendix vermiformis
Appendix vermiformis adalah organ sempit, berbentuk
tabung yang mempunyai otot dan mengandung banyak
jaringan limfoid. Panjang Appendix vermiformis bervariasi