Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa (2006:3) ”Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang yang professional. Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas
50

Makalah Seminar Bio

Nov 22, 2015

Download

Documents

andhyirfandy

tentang persiapan seminar biologi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa (2006:3) Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang yang professional.Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan, mengembangkan hubungan guru dengan siswa dan membuat aturan kelompok yang produktif.Di kelaslah segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan bagi, professional, dan harus terus-menerus.Djamaroh (2006:173) menyebutkan Masalah yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Aspek yang sering didiskusikan oleh penulis professional dan pengajar adalah juga pengelolaan kelas. Mengingat tugas utama dan paling sulit bagi pengajar adalah pengelolaan kelas, sedangkan tidak ada satu pendekatan yang dikatakan paling baik. Sebagian besar guru kurang mampu membedakan masalah pengajaran dan masalah pengelolaan. Masalah pengajaran harus diatasi dengan cara pengajaran dan masalah pengelolaan harus diatasi dengan cara pengelolaan.Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.B. RUMUSAN MASALAH1. Apakah pengertian dan tujuan manajemen kelas?2. Bagaimana pentingnya manajeman kelas?3. Apakah masalah utama yang dihadapi dalam memanajemen kelas?4. Bagaiamana permasalahan yang sering timbul di kelas serta bagaimana langkah-langkah cerdas untuk menanganinya?C. TUJUAN1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan manajemen kelas.2. Untuk mengetahui pentingnya manajeman kelas.3. Untuk mengetahui masalah utama yang dihadapi dalam memanajemen kelas.4. Untuk mengetahui permasalahan yang sering timbul di kelas serta bagaimana langkah-langkah cerdas untuk menanganinya.

BAB IIPEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN MANAJEMEN KELAS1. Pengertian Manajemen KelasSecara kebahasaan (etimologis), manajemen kelas atau pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan memiliki akar kata kelola yang kemudian ditambah dengan awalan pe- dan akhiran -an. Sementara, manajemen berasal dari bahasa Inggris, Management, ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan.Secara peristilahan, yang dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan terhadap semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan. Dalam pengertiannya yang bersifat umum, pengelolaan itu adalah pengaturan atau penataan terhadap suatu kegiatan.Sementara, yang dimaksud dengan kelas adalah suatu kelompok manusia yang melakukan kegiatan belajar bersama dengan mendapat pengajaran dari seorang guru. Sebagian pengamat yang lain mengartikan istilah kelas dalam dua pemaknaan. Pertama, kelas dalam arti sempit, yaitu berupa ruangan khusus, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar-mengajar. Kelas dalam hal ini mengandung sifat-sifat statis, karena sekadar menunjuk pada adanya pengelompokan siswa berdasarkan batas umur kronologis masing-masing. Kedua, kelas dalam arti luas, yaitu suatu masyarakat kecil yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara kreatif untuk mencapai suatu tujuan.Manajemen kelas adalah segala usaha yang dilakukan untuk mewujudkan terciptanya suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan, serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan mereka. Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain :a. Manajeman kelas adalah segala usaha yang dilakukan untuk mewujudkan terciptanya suasan belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan, serta dapat memotivasi siswa untuk dapat belajar dengan baik sesuai kemampuan mereka.b. Manajemen kelas merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengatur agar proses belajar mengajar secara sistematis.c. Manajemen kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat untuk mengatasi problem dan situasi kelas yang kurang efektif, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.d. Manajemen kelas merupakan upaya untuk mendayagunakan potensi kelas.e. Manajemen kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.f. Manajemen kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas dengan baik, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung baik dan cita-cita edukasi dapat tercapai.g. Manajemen kelas adalah kemampuan guru dalam mendayagunakan dalam potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personel untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah.h. Manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan kondisi optimal dalam kelas, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.2. Tujuan Manajemen KelasSecara umum, manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dengan demikian, proses tersebut akan dapat berjalan dengan efektif dan terarah, sehingga cita-cita pendidikan dapat tercapai demi terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas.Pertama-tama, guru harus mampu mewujudkan kelas yang ideal bagi proses belajar mengajar. Kelas disini biasa dipahami sebagai lingkungan belajar atau kelompok belajar, dimana orang-orang yang berada di dalamnya dapat mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin. Sangat sulit bagi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan potensinya dengan baik, apabila lingkungan dimana mereka belajar tidaklah mendukung. Siswa membutuhkan konsentrasi untuk dapat mencerna, memahami serta mengerjakan tugas-tugas belajarnya. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan kelas untuk memudahkan kegiatan belajar mereka.Dengan manajemen kelas yang baik, maka berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi atau proses belajar mengajar dapat diatasi dengan mudah. Seperti yang telah kita ketahui bahwa proses belajar mengajar tidak selamanya berjalan mulus sesuai yang diharapkan. Dalam perjalanan, kerap muncul beberapa persoalan, baik itu yang berasal dari guru, siswa, maupun perangkat-perangkat pendidikan lainnya. Selain itu, sebuah manajemen diperlukan guna untuk mengatasi berbagai hambatan itu.Dalam sebuah kelas yang ideal, harus sudah terdapat sarana dan prasarana atau fasilitas pendukung kegiatan belajar menagajar. Fasilitas itu sangat penting artinya bagi siswa guna mempermudah mereka dalam menguasai suatu materi. Tetapi, ada kalanya penggunaan fasilitas yang semrawut dapat menyebabkan suasana dalam kelas menjadi tidak kondusif. Oleh sebab itu, manajemen kelas diperlukan untuk mengatur penggunaan fasilitas dengan baik, sehingga hal itu dapat mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan fasilitas yang ada. Karakter siswa di sebuah kelas sangat beragam. Keberagaman ini tentu dapat menimbulkan berbagai persoalan, jika guru tidak mampu mengelolanya dengan baik, sehingga pada akhirnya dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Oleh karena itu, manajemen kelas dibutuhkan guna membina dan membimbing siswa sesuai dengan berbagai latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.Manajemen kelas itu sendiri pada dasarnya dapat menjadi sebuah fasilitas bagi para siswa saat mereka belajar dalam kelas. Dengan manajemen yang baik, maka siswa dapat belajar sesuai dengan latar belakang sosial, emosional, dan intelektual mereka. Oleh karena itu, manajemen kelas bertujuan untuk membantu siswa belajar dan bekerja sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan suasana sosial yang baik di dalam kelas, sehingga kondisi itu dapat memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, sikap, serta apresiasi yang positif bagi para siswa. Dan yang tak kalah penting, manajemen kelas bertujuan untuk membantu para siswa agar dapat bekerja dengan tertib sehingga tujuan pengajaran secara efektif dan efisien dalam kelas dapat dicapai.Apabila tujuan dari manajemen kelas sudah tercapai, maka ada dua kemungkinan yang akan dialami siswa sebagai indikator keberhasilan dari proses manajemen tersebut. Pertama, sebuah manajemen kelas dapat dikatakan berhasil apabila sesudah itu setiap siswa mampu untuk terus belajar dan bekerja. Siswa tidak mudah menyerah dan pasif manakala mereka merasa tidak tau atau kurang memahami tugas yang harus dikerjakan. Setidaknya, siswa masih menunjukkan semangat dan gairahnya untuk terus mencoba dan belajar, meski mereka menghadapi hambatan dan problem yang sulit sekalipun.Kedua, sebuah manajemen kelas juga dapat dikatakan berhasil apabila setiap siswa mampu untuk terus melakukan pekerjaan tanpa membuang-buang waktu dengan percuma. Artinya setiap siswa akan bekerja secepatnya supaya ia segera dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini akan membuat siswa mampu menggunakan waktu belajarnya seefektif dan seefisien mungkin.B. PENTINGNYA MANAJEMEN KELASPatut kiranya diketahui oleh para guru bahwa hakikat mengajar adalah proses mengatur dan mengorganisasi lingkungan di sekitar siswa dengan baik. Semua komponen pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi harus mampu diperankan secara optimal oleh para guru guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Ada tiga alasan pentingnya manajemen kelas, yaitu:1. Manajemen kelas merupakan factor yang dapat menciptakan dan mempertahankan suasana serta kondisi kelas agar selalu tampak efektif, terciptanya suasana kelas yang efektif memiliki pengaruh besar terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif. Dengan manajemen kelas yang baik, tidak ada waktu yang terbuang percuma hanya karena situasi kelas yang terkendali. Jika situasi kelas kondusif, maka siswa dapat belajar dengan maksimal.2. Dengan manajemen kelas yang baik, maka interaksi antara guru dengan siswa dapat terjalin dengan baik. Kita tahu bahwa kelas merupakan sarana dimana guru dan siswa bertemu dan berproses bersama. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya, keduanya saling membaurmenjadi satu, sehingga terciptalah suatu dialektika di dalamnya. Guru itu sendiri sebenarnya merupakan figur yang kehadirannya tidak hanya dibutuhkan untuk menyampaikan materi pelajaran, tetapi yang lebih penting lagi adalah untuk menanamkan nilai-nilai keteladanan bagi para siswa. Jika guru mampu membangun interaksi dengan baik melalui pengelolaan yang baik, maka siswa dengan sendirinya akan dapat menilai kualitas kepribadian gurunya. Kualitas yang positif dalam diri seorang guru akan menjadi panutan dan menjadi bagian dari pengalaman yang akan turut mempengaruhi kepribadian siswa.3. Kelas juga menjadi tempat dimana kurikulum pendidikan dengan segala komponennya, materi dengan sumber pelajarannya, serta segala pokok bahasan mengenai materi itu diajarkan dan ditelaah ulang di dalam kelas. Bahkan, hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Jika kelas dapat dikelola dengan baik oleh guru, maka siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang disampaikan. Sebaliknya, apabila guru gagal dalam mengelola kelas maka siswa tidak akan dapat memahami mata pelajarannya dengan baik, sehingga proses belajar mengajar menjadi sia-sia. Oleh sebab itu, sudah selayaknya jika kelas dikelola dengan secara baik, professional, dan efektif efisien.

C. MASALAH UTAMA DALAM MANAJEMEN KELAS1. Masalah individualMasalah individual merupakan hambatan tersendiri bagi guru dalam melakukan upaya pengelolaan terhadap kelas. Penanganan terhadap masalah individu yang dialami oleh masing-masing siswa juga memerlukan penanganan tersendiri, yang tentu saja berbeda dengan penanganan untuk mengatasi masalah-masalah kelompok.Berikut beberapa masalah individual yang sering terjadi.a. Perilaku suka mencari perhatian (attention getting behaviors)Masalah ini berkaitan dengan kecenderungan siswa yang selalu berusaha mencari perhatian dari gurunya, teman, maupun lawan jenisnya. Pola perilaku yang dilakukan siswa dalam rangka mencari perhatian ini biasanya diwujudkan dengan sikap-sikap overacting atau sikap yang berlebih-lebihan. Salah satu bentuknya adalah siswa selalu menunjukkan sikap reaktif, bahkan terhadap masalah kecil sekalipun.b. Perilaku sok berkuasa (power seeking behaviors)Perilaku lain yang biasa dilakukan oleh siswa di dalam kelas adalah kecenderungan untuk selalu menunjukkan kekuatan atau kelebihannya. Siswa seperti ini biasanya sangat sukar diperingatkan, bahkan sangat senang membantah melalui sikapnya yang arogan. Selain itu, siswa yang selalu berupaya menunjukkan kekuatan dan kelebihannya biasanya cenderung suka meremehkan teman-temannya yang lain. Bahkan, mereka sering sengaja mengganggu teman-temannya.c. Perilaku suka membalas dendam (revenge seeking behaviors) Salah satu kecenderungan siswa adalah selalu ingin membalas dendam kepada teman-teman yang teah melakukan kesalahn terhadap dirinya. Keinginan untuk membalas dendam tentu bisa menjadi pencetus timbulnya berbagai masalah dalam kelas. Siswa yang terobsesi untuk melakukan balas dendam akan senantiasa melakukan berbagai upaya untuk melampiaskan rasa dendamnya tanpa mengenal waktu.d. Perasaan tak berdaya (helplessness)Masalah terakhir yang merupakan tantangan terbesar bagi kita saat hendak melakukan pengelolaan (manajemen) kelas adalah kecenderungan siswa yang selalu merasa tidak mampu dan tidak berdaya. Perasaan ini mirip dengan sikap minder, dimana siswa selalu merasa kesulitan, atau lebih tepatnya selalu merasa kurang mampu, jika diminta untuk melakukan hal-hal tertentu.2. Masalah KelompokMasalah kedua yang merupakan hambatan dalam pengelolaan kelas adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah kelompok. Artinya, ketika berada di dalam kelas, siswa tidak bias melakukan tugas belajar yang bersifat kerja kelompok dengan berbagai alasan dan kecenderungan. Beberapa kecenderungan yang sering dijumpai, antara lain:a. Sentimen RasSiswa terkadang tidak dapat memanfaatkan tugas belajar kelompoknya dengan baik karena kondisi kelas yang kurang nyaman. Masalah ini biasanya dipengaruhi oleh alasan-alasan yang kurang rasional, seperti perbedaan jenis kelamin, suku, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Tidak jarang, kita mendengar kegaduhan antarkelompok siswa yang dipicu oleh adanya seorang siswa yang diolok-olok oleh siswa lainnya.b. Reaksi yang berlebihanMasalah lain yang juga sering muncul dalam kelompok adalah adanya reaksi yang berlebihan dari satu anggota kepada anggota lainnya. Reaksi yang berlebihan ini bias disebabkan oleh berbagai factor, seperti adanya rasa tidak senang, sentimen, dan semacamnya.D. BEBERAPA PERMASALAHAN YANG SERING TIMBUL DI KELAS SERTA LANGKAH-LANGKAH CERDAS UNTUK MENANGANINYASebuah kelas adalah sebuah dunia yang penuh warna. Di dalam kelas, kita akan menjumpai banyak hal yang berkenaan dengan kepribadian manusia. Dari sekian banyak manusia (siswa) yang berada di dalam kelas, kita akan mendapati betapa mereka itu sangat beragam, baik dari segi karakter, emosi, intelektual, perilaku, serta kecenderungan dan kebiasaan.Karena kelas merupakan tempat berhimpunnya siswa dengan sekian banyak karakter dan kepribadian yang beragam, tentu akan muncul beragam, tentu akan muncul bermacam persoalan kompleks yang meminta penanganan serius dari seorang guru. Jika persoalan itu dapat ditangani dengan benar, maka proses belajar mengajar akan dapat diselenggarakan dengan baik.sebaliknya, apabila persoalan tersebut dibiarkan, tidak ditangani secara serius, maka proses belajar pun akan menjadi kacau balau.Berikut akan dipaparkan beberapa problem siswa yang sering muncul dalam kelas, serta langkah-langkah cerdas untuk menanganinya:1. Siswa Selalu Membuat MasalahSebuah kelas terkadang menjadi kurang kondusif karena terdapat beberapa siswa yang sering menjadi biang masalah. Mereka sulit diatur meski berkali-kali telah diberi peringatan. Ada sja tingkah polah mereka yang berpotensi mengganggu situasi di dalam kelas., seperti usil terhadap teman, suka berbicara sendiri, berteriak-teriak, serta beberapa tingkah lain yang mengganggu ketenangan proses belajar mengajar.Ada beberapa cara untuk menangani siswa yang selalu membuat masalah dalam kelas, yaitu:a. Dekati dan Ajak BicaraJika ada siswa yang sering membuat masalah di dalam kelas, guru sebaiknya jangan memarahi, menhukum, atau member sanksi (mempermalukan) si anak di depan kelas. Akan lebih baik jika guru mampu melakukan pendekatan yang sifatnya personal dengan mengajaknya bicara baik-baik. Menghukum siswa di depan kelas merupakan cara yang kurang efektif. Selain dapat membuat siswa yang bersangkutan merasa dipermalukan, cara itu juga dapat mengganggu konsentrasi siswa yang sedang belajar, sehingga situasi dan kondisi dalam kelas pun terganggu.

b. Libatkan Orang TuaMelibatkan orang tua siswa yang sering membuat onar di kelas juga bisa dicoba. Cara ini dapat ditempuh jika guru menginginkan orang tua terlibat secara aktif dalam proses pendidikan anak-anaknya. Beberapa penelitian menemukan fakta bahwa siswa yang sering berbuat onar dalam kelas, biasanya memiliki suatau masalah yang berkaitan dengan keluarganya.Dalam hal ini, guru harus menjelaskan secara gamblang kelakuan si siswa kepada orang tua siswa yang bersangkutan, untuk kemudian diupayakan mencari solusi bersama. Ajak orang tua untuk berdiskusi dari hati ke hati mengenai masalah-masalah di rumah tangga yang mungkin turut memicu kenakalan si anak. Dengan melibatkan orang tua, maka akan muncul rasa saling pengertian dan keinginan untuk membantu antara guru, siswa dan orang tua. Sinergi diantara ketiga pihak inilah yang memungkinkan terwujudnya cita-cita pendidikan.c. Libatkan Guru BP (Bimbingan dan Konseling)Selama ini, guru BP lebih banyak dianggap sebagai sosok penegak kedisiplinan yang seram dan tegas. Tidak jarang, guru BP menjadi menjadi semacam momok tersendiri bagi sebagian besar siswa, karena siapa pun yang dipanggil ke ruang BP biasanya adalah siswa yang bermasalah. Hal inilah yang sering mengganggu kenyamanan belajar.Sebenarnya guru BP memiliki peran yang sangat penting. Keberadaan mereka sangat dibutuhkan dalam suatu lingkungan sekolah yang ideal. Alangkah lebih baiknya apabila guru BP tidak melulu dikaitkan dengan guru pemberi hukuman. Keberadaan mereka juga untuk mengontrol, membimbing, dan mengarahkan para siswa agar semua aktivitas di sekolah bias berjalan sesuai koridor yang telah ditentukan. Kaitannya dengan hal ini, guru BP juga harus mampu mengubah image seram yang melekat pada profesinya selama ini. Guru BP harus benar-benar mampu menunjukkan dirinya sebagai seorang pembimbing yang arif, bukan satpam yang galak.2. Siswa Sulit BerkonsentrasiMasalah lain yang sering dihadapi siswa dan berpotensi mengganggu kenyamanan suasana belajar di kelas adalah kesulitan untuk berkonsentrasi. Guru mungkin sering mendapati ada sebagian siswa yang tidak dapat mengikuti mata pelajaran dengan baik, karena mereka tidak bias mempertahankan konsentrasinya. Tanda-tanda siswa yang sulit berkonsentrasi diantaranya pandangan yang selalu mengarah keluar kelas, menutup buku, berbicara dengan teman sebangkunya, gelisah, dan selalu menoleh ke berbagai arah.Menangani siswa yang sulit berkonsentrasi memang bukan tugas yang gampang, namun bukannya mustahil. Seotang guru harus benar-benar mengetahui akar persoalan yang dihadapi siswa yang bersangkutan untuk bias menemukan langkah-langkah penanganan yang efektif. Mempertahankan konsentrasi siswa selama kegiatan belajar mengajar bukan tugas yang enteng, mengingat masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam hal belajar. Dibutuhkan kepiawaian dan kecerdasan dari guru untuk dapat membuat terobosan-terobosan baru sebagai solusi untuk menangani masalah ini. Terkait hal itu, berikut beberapa langkah yang mungkin dapat dilakukan oleh para guru untuk mengatasi masalah kesulitan berkonsentrasi ini.a. Memberi Teguran LangsungApabila guru menjumpai ada siswa yang menunjukkan sikap atau perilaku kurang berkonsentrasi dalam mengikuti materi pelajaran, cobalah member teguran secara langsung kepadanya. Teguran itu dapat berupa perintah agar siswa yang bersangkutan mau memperhatikan penjelasan yang kita berikan. Namun demikian, sampaikan tegurantersebut dengan sewajarnya, sehingga tidak muncul kesan bahwa guru sangat membenci siswa tersebut.Memberi teguran secara langsung dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menegur siswa yang bersangkutan atau memberikan teguran peringatan yang bersifat umum. Teguran langsung kepada siswa yang bersangkutan dapat dilakukan dengan menjelaskan apa saja akibat-akibat yang akan diterima siswa jika ia kurang berkonsentrasi. Guru juga tidak perlu menyinggung kualitas pribadi dari siswa yang bersangkutan, karena hal itu hanya akan menimbulkan perasaan minder dan malu dalam diri siswa.b. Memberikan Bimbingan secara PersonalAda banyak kemungkinan yang menyebabkan siswa tidak biasa atau sulit berkonsentrasi pada saatr mengikuti pelajaran di kelas. Beberapa diantaranya mungkin disebabkan oleh factor teman, pribadi, keluarga, bahkan mungkin faktor guru. Karena itu, ajaklah siswa yang bersangkutan untuk mengungkapkan hal-hal yang sekiranya menyebabkan siswa tersebut tidak bias berkonsentrasi di dalam kelas. Setelah itu yakinkan kepada mereka bahwa anda akan selalu ada dan siap membantu menemukan jalan keluar atas masalah-masalah tersebut.3. Siswa Kurang BersemangatMenurunnya semangat belajar siswa dapat dilihat dari seringnya siswa membolos, tidak mengerjakan tugas, lebih senang bermain ketika di kelas, terlihat suntuk dan mengantuk, serta menunjukkan sikap tidak betah di dalam kelas ketika pelajaran sedang berlangsung.Menurunnya semangat siswa tentu saja juga akan turut mempengaruhi kondisi dan suasana belajar di dalam kelas. Ekspresi dan perilaku dari siswa yang kurang semangat dalam belajar dapat dengan mudah menular dan mempengaruhi siswa-siswa yang lain. Jika hal ini tidak segera ditangani, maka konsentrasi belajar para siswa bisa terganggu. Jika ada beberapa siswa yang konsentrasi belajar atau semangat belajarnya rendah, maka hal itu dengan mudah dapat menular dan mempengaruhi seisi kelas. Ada beberapa langkah sederhana yang dapat ditempuh oleh seorang guru untuk menghadapi siswa yang memiliki semangat belajar rendah, yaitu:a. Perhatikan Kerapian Perangkat Utama MengajarTerkadang, siswa biasa menjadi kurang bersemangat untuk belajar ketika perangkat yang digunakan dalam aktivitas belajar mengajar kurang memadai. Meja yang sudah rusak, lemari buku yang usang, dan beberapa perangkat lainnya yang tidak tertata dengan rapi akan sangat mengganggu konsentrasi siswa dan suasana belajar mengajar. Padahal, manajemen kelas yang berhasil juga mencakup kerapian dan kelengkapan perangkat belajar. Kondisi yang semrawut seperti itu tentu dapat memberikan pengaruh negatif bagi siswa, berupa menurunnya semangat belajar mereka.Tidak ada salahnya jika guru mempersiapkan dengan rapi semua perangkat-perangkat pembelajaran yang akan digunakan hari itu sebelum memulai pelajaran. Ajak juga siswa untuk merapikan perangkat-perangkat belajar di kelasnya masing-masing, sehingga mereka juga merasa memiliki kelas tersebut. Jika kelas sudah menjadi hak milik bersama, baik untuk guru maupun bagi para siswa, maka masing-masing akan merasa bertanggung jawab atas kelengkapan, kerapian, dan keamanan perangkat-perangkat tersebut.b. Berkreasi di Dalam KelasCobalah meminta siswa untuk membuat hasil kreasi mereka sendiri dengan bahan dan perangkat yang ada disekitarnya. Misalnya saja, minta siswa untuk membuat jadwal mata pelajaran dengan kreativitas mereka sendiri. Selain dapat merangsang kreativitas para siswa, cara ini juga dapat memacu mereka untuk lebih menghargai kelas mereka sendiri. Pada akhirnya, hal ini akan mendorong tumbuhnya rasa antusias dan semangat pada diri mereka.Dalam hal ini, guru tidak perlu terlalu banyak ikut campur dalam menentukan seperti apa bentuk, wujud, dan karakteristik dari produk-produk hasil kreativitas para siswa. Cukup berikan arahan atau ketentuan yang bersifat umum kepada para siswa, dan selebihnya biarkan mereka untuk berkreasi. Misalnya, minta siswa untuk membuat papan jadwal materi pelajaran yang seindah dan sebagus mungkin, lebih utama lagi, menarik dan rapi untuk dipandang. Cara ini dapat dipilih, alih-alih guru memaksakan kehendaknya kepada para siswa.c. Bernyanyi atau Mainkan Musik RinganJika sekolah tempat guru mengajar memiliki fasilitas yang cukup lengkap, seperti memiliki perangkat pemutar music atau tape recorder, maka alangkah baiknya jika sesekali waktu guru menggunakan alunan suara musik untuk mengiringi kegiatan belajar mengajar. Putarlah jenis musik yang dapat menggugah semangat, seperti musik instrumental atau jenis musik klasik yang nyaman didengar.Menurut penelitian, irama dan music adalah spesifikasi bidang kerja otak kanan. Bagian kanan ini, jika di aktifkan, akan mampu menghilangkan kejenuhan dalam diri seseorang, sehingga mereka dapat kembali bersemangat. Selain itu, bernyanyi juga dapat menjadi pilihan tersendiri untuk menggugah semangat para siswa untuk belajar. Ajaklah mereka menyanyikan lagu0-lagu tertentu, terutama lagu yang berisi pesan-pesan moral atau lagu-lagu riang penggugah semangat.d. Bermain Teka-TekiSebuah permainan juga dapat dipilih sebagai tekhnik untuk menjaga dan meningkatkan semangat belajar para siswa didalam kelas. Pilihlah jenis permainan yang menantang, seperti menjawab teka-teki silang secara bersama-sama atau permainan lainnya yang bersifat edukatif tetapi, harus diingat bahwa permainan tersebut digunakan sekedar selingan agar siswa lebih rilek dalam belajar. Artinya, permainan tidak boleh mendominasi proses pembelajaran, karena penyampaian materi tetaplah yang utama.e. Buatlah Motto, Foto dan Hiasan DindingFoto, kata-kata motto dan hiasan menarik yang ditempatkan didinding kelas juga merupakan upaya positif yang perlu dilakukan oleh para guru. Sebab, hal itu akan selalu menjadi peringatan yang akan selalu ia baca setiap saat. Akan lebih baik lagi apabila tulisan motto dan hiasan-hiasan itu siswa sendiri yang membuatnya.f. Buatlah Perpustakaan MiniGuru harus menyadari bahwa siswa sangat merindukan bacaan atau informasi baru yang dapat menambah wawasan mereka. Hal ini wajar mengingat setiap hari mereka hampir bselalu dihadapkan pada materi pelajaran yang mungkin akan terasa monoton dalam beberapa waktu. Oleh sebab itu, perkenalkan siswa dengan berbagai buku atau informasi terbaru agar semangat mereka tetap stabil dan karenanya mereka bisa mengikuti pelajaran dengan baik.g. Melakukan Percobaan KecilMelakukan percobaan-percobaan kecil atau membuat suatu karya kreasi bersama dengan para siswa juga dapat menjadi cara yang mengasikkan. Kegiatan ini selain dapat menimbulkan kegembiraan di antara para siswa, juga dapat memudahkan mereka untuk memahami materi pelajaran, terutama juga dapat memacu semangat mereka dalam belajar.

h. Seluruh Lingkungan Sekolah adalah Tempat BelajarDalam rangka menjaga dan meningkatkan semangat belajar siswa, kita perlu sesekali mengajak siswa belajar di luar kelas. Taman sekolah yang rindang atau tempat mana saja disekolah yang memungkinkan dijadikan sebagai tempat belajar hendaknya dimanfaatkan secara maksimal. Cara ini, selain dapat menimbulkan sensasi baru bagi siswa, juga dapat meningkatkan semangat mereka sehingga siswa bisa mengikuti pelajarannya dengan baik saat mereka kembali kedalam kelas.i. Perintahkan Siswa Membuat PertanyaanPada dasarnya, orang lebih suka membuat pertanyaan daripada harus memberikan jawaban. Jika guru dapat menyiasati fakta ini dengan baik, maka bertanya bisa menjadi satu cara yang efektif untuk menyemangati para siswa. Mintalah siswa untuk membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya karena dengan cara itu mereka akan terpacu untuk menemukan jawabannya.j. Menuliskan Ide-Ide KreatifMintalah kepada siswa untuk menuliskan apa saja ide kreatif mereka yang mungkin selama ini terpendam. Apabila diantara ide itu dapat diwujudkan secara bersama-sama, maka tidak ada salahnya guru mencoba merealisasikan ide tersebut. 4. Siswa EgoisSifat individualis jelas merupakan sifat yang kurang menguntungkan bagi siswa, yang setiap hari harus bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang di sekolah, terutama di kelas. Bahkan tidak menutup kemungkinan sifat ini dapat menyebabkan teman-temannya ikut menjauh, sehingga memberikan pengaruh negative bagi proses belajar mengajar.Ada beberapa langkah yang perlu ditempuh oleh para guru untuk menghadapi siswa yang egois dalam kelas seperti berikut:a. Hadapi dengan TenangSering kali, guru keburu merasa panik saat menjumpai ada siswa yang memiliki sifat egois diantara anak-anak didiknya. Kepanikan yang tidak terkendali ini biasanya mempengaruhi keputusan-keputusan yang akan diambil oleh guru tersebut. Sebuah keputusan yang diambil saat panic, tentu akan mengurangi nilai-nilai objektivitas guru. Sehingga sangat mungkin keputusan itu dapat menimbulkan reaksi-reaksi negative lainnya bagi siswa. Jika siswa sudah menunjukkan reaksi negative dalam kelas, maka suasana belajar dalam kelas pun akan menjadi ikut terganggu.b. Jangan Memarahi SiswaMarah merupakan salah satu bentuk reaksi guru saat mendapati ada siswanya yang bersifat egois. Namun, menghadapi orang egois dengan marah-marah saja tidak akan mengubah keadaan. Justru sebaliknya, orang egois yang dihadapi dengan kemarahan malah akan semakin menjadi-jadi sifat egoisnya. Mereka akan berupaya membenarkan sifat egoisnya, sehingga saran apapun tidak akan mampan.c. Hadapi dengan Lemah Lembut dan PengertianInilah sikap yang harus ditunjukkan oleh guru saat menghadapi siswa yang egois. Kelemahlembutan dan rasa pengertian merupakan strategi yang tepat untuk menyadarkan siswa yang egois. Berilah pemahaman mengenai akibat-akibat yang bakal diterima siswa jika mereka tetap bersikap egois. 5. Siswa yang Suka Merajuk Perlu disadari bahwa siswa perajuk belum tentu siswa yang keras kepala. Mereka biasanya hanya menginginkan perhatian dari orang lain di sekitarnya, namun belum mampu atau belum memahami bagaimana caranya.Bukan hanya guru yang merasa terganggu oleh kebiasaan merajuk ini, siswa yang lain juga akan mudah terpancing dan terganggu konsentrasi belajarnya ketika siswa perajuk ini mulai beruilah. Akibatnya suasana di dalam kelas akan kacau-balau. Untuk mengatasinya, berikut ada beberapa cara yang perlu dilakukan oleh guru dalam menghadapi siswa yang suka merajuk.a. Memberi BujukanJika ada siswa yang merajuk, cobalah untuk membujuknya. Bujukan itu harus disampaikan secara halus dengan menggunakan bahasa yang santun dan lemah lembut. Hindari memberikan ancaman pada siswa, karena hal itu akan membuat mereka merasa tidak disukai oleh guru.b. Buatlah Janji yang Mudah DitepatiJika siswa merajuk dengan meminta sesuatu, maka berjanjilah untuk memenuhi permintaannya kalau guru memang mampu mewujudkannya. Sebab, biasanya siswa merajuk karena mereka menginginkan sesuatu. Namun demikian, guru tidak boleh mengabaikan apa yang diminta oleh siswa sekalipun mereka sudah berhenti merajuk. Sebab, hal itu akan terus mereka ulangi kembali ketika ada kesempatan.c. Jelaskan tentang Kebiasaan BuruknyaGuru harus memberikan penjelasan kepada siswa yang bersangkutan bahwa sikap merajuk itu dapat membuatnya kurang dewasa. Selain itu, guru juga harus mampu memahami apa yang menyebabkan siswa memiliki kebiasaan merajuk seperti itu.Jika hal itu berhubungan dengan perlakuan orang tua atau keluarganya yang terlalu memanjakan dirinya, maka sebaiknya bicarakan masalah tersebut bersama orang tua mereka. Apapun alasannya, orang tua siswa harus tahu kalau kebiasaan merajuk anaknya di rumah itu juga turut terbawa ke sekolah. Sampaikan dengan tegas, apa saja pengaruh sifat perajuk itu bagi perkembangan karakternya dalam belajar.5. Siswa PemaluSiswa yang pemalu akan sulit untuk diketahui kemampuan atau potensinya diantara siswa-siswa yang lain. Jika mereka disuruh untuk mempresentasikan sesuatu, maka kebanyakan mereka memilih diam atau menghindar. Sikap ini tentu saja akan menimbulkan rasa jengkel dan gemas bagi guru maupun siswa yang lain, maka keadaan kelas akan berubah menjadi gaduh. Suasana ini tentu saja akan mempengaruhi konsentrasi bersama.Untuk mengatasi siswa yang sangat pemalu ini, guru dapat mencoba beberapa langkah di bawah ini:a. Memberi SemangatGuru tidak boleh merasa lelah untuk terus memberi semangat kepada siswa yang bersangkutan. Hal ini penting agar siswa tidak larut dan dikuasai oleh sifat pemalunya. Motivasi dan perhatian yang diberikan secara terus-menerus oleh guru, lama-kelamaan akan menimbulkan rasa percaya diri pada siswa yang bersangkutan, sehingga mereka akan memiliki keberanian dalam dirinya.b. Mengikutsertakan dalam Kegiatan SekolahBeberapa kegiatan sekolah, seperti olahraga, karate dan kegiatan fisik lainnya dapat dijadikan sebagai alternative untuk mengatasi siswa yang pemalu. Karena itu, guru haruis memiliki inisiatif dan turut membantu mengikutsertakan mereka dalam kegiatan-kegiatan tersebut, sekaligus memberikan bimbingan secara personal dan konsekuen.Jika siswa sudah memiliki rasa percaya diri dan keberanian dalam dirinya, maka tidak sulit bagi guru untuk melakukan beberapa eksperimen atau percobaan di dalam kelas, sehingga kondisi kelas akan selalu menyenangkan dan mengasyikkan bagi siswa.BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULANManagemen kelas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas karena situasi dan kondisi kelas memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemmapuan semamksimal mungkin.B. SARANDi masa yang akan datang, diharapkan system managemen kelas agar lebih ditingkatkan lagi. Perkembangan pembelajaran di dunia global semakin pesat, oleh Karena itu guru kelas diwajibkan untuk memiliki kompetensi khusus dalam mengelola kelas agar suasana belajar yang menyenangkan, efektif dan efisien dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://sekolah/dasar.blogspot.com/2009/02/pendekatan-dalam-pengelolaan-kelas.html.Rusydie, Salman. 2011. Prinsip-Prinsip Managemen Kelas. Jogjakarta: DIVA Press.

MAKALAH KELOMPOKSEMINAR BIOLOGI

PENTINGNYA MANAGEMEN KELAS

OLEH:

BIOLOGI 1ANDI ILFIYANTIANDI MARYAM MUNANDARHAMSINA NURSAM

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR2012